Sistem klasifikasi pasien psikiatri
Transcript of Sistem klasifikasi pasien psikiatri
Sistem Klasifikasi pasien psikiatri
Stuart & Sundeen,1995
• Kategori I– Memerlukan pelayanan keperawatan 1 jam / 8
jam (1 shift), yaitu pasien dengan :• Mampu melaksanakan ADL dgn bantuan atau
pengawasan minimum atau tidak memrlukan bantuan• Aktif berpartisipasi dlm program pengobatan• Mengikuti aktifitas terjadwal yg sudah dikerjakan
secara mandiri• Tidur dengan tenang pada waktu malam
Kategori II– Memerlukan pelayanan keperawatan 3 jam/
8 jam (shift), pasien dengan : Memerlukan pengawasan dan bantuan
seperlunya dlm melaksanakan ADL Memrlukan pengawan ketika berada di luar
ruangan Bisa tidur dgn nyeyak, kadang tidak memerlukan
intervensi keperawatan Berpartisipasi dlm program pengobatan dgn
intervensi individu, pengarahan dan memerlukan orientasi
Kategori III
– Memerlukan pelayanan keperawatan 5 jam/ 8 jam (shift), pasien dgn :
Memerlukan intervensi keperawatan individu dan intervensi dlm menyelesaikan ADL
Memerlukan observassi penuh keperawatan setiap hari Tidak memahami atau menolak program pengobatan Menunjukan gangguan persepsi, kognitif, dan afektif Risiko mencederai diri sendiri atau orang lain Memerlukan pengarahan ulang, orientasi dan
pembatasan yg nyata Tidak dpt tidur nyenyak pada malam hari dan
memerlukan intervensi keperawatan
Kategori IV– Memerlukan pelayanan keperawatan 8 jam /
8 jam (shift), pasien dgn : Tergantung penuh dlm pelaksanaan AADL Memerlukan intervensi keperawatan satu persatu
sepanjang shift Tidak memahami atau menolak program
pengobatan Menunjukan ganguan persepsi, kognitif, afektif yg
konsisten dan berat Beresiko mencederai diri sendiri dan orang lain Memiliki gangguan tidur yg kronis
Kelemahan • Penetapan pasien pada kategori tertentu
tergantung kepada penilaian individu dalam melengkapi laporan
• Kriteria atau indikator yg berhubungan dgn setiap kategori dpt bervariasi secara luas dari satu orang dgn orang lain, unit satu dgn unit lain
• Memerlukan kriteria pengukuran yg lebih spesifik
Pengembangan sistem kategori pasien jiwa oleh intansari Nurjanah, Skp
• Empat tahap penanganan :– Peningkatan kesehatan (pasien kategori I dgn skore 0
– 30 pd sistem kategori pasien jiwa)– Pemeliharaan (pasien kategori II, dgn skore 31-59 pd
sistem kategori passien jiwa)– Akut (pasien kategori III, dgn skore 60 – 119, pd
sistem kategori pasien jiwa)– Krisis (pasien kategori IV dhn skore > 120 pd sistem
kategori pasien jiwa)
Tujuan perawatan pd tiap-tiap tahap penanganan
• Tahap krisis (kategori IV)– Stabilisasi
• Tahap akut (kategori III)– Remisi/meredakan penyakit/gejala klien
• Tahap pemeliharaan (kategori II)– Kembalinya ke kondisi passien/recovery
• Tahap peningkatan kesehatan (kategori I)– Kesejahteraan yg optimal/wellness
Prinsip intervensi keperawatan pd setiap tahap penanganan
• Tahap krisis– Memodifikasi lingkungan utk sediakan lingkungan yg
aman• Tahap akut– Perencanaan penanganan bersama dgn klien dan
memberikan contoh dan pengajaran mengenai respon yg adaptif
• Tahap pemeliharaan– Penguatan dan sokongan pada respon koping adaptif
klien dan advokasi• Tahap peningkatan kesehatan– Inspirasi ide dan validasi
Hasil yang diharapkan dari intervensi pd masing-masing tahap penanganan
• Tahap krisis– Tidak adanya bahaya pada klien dan orang
lain
• Tahap akut– Gejala hilang
• Tahap pemeliharaan– Meningkatkan fungsi dari klien
• Tahap peningkatan kesehatan– Kualitas hidup yg optimal