SISTEM INVENTORI.doc
-
Upload
wiedya-permata-putri-hamid -
Category
Documents
-
view
10 -
download
0
description
Transcript of SISTEM INVENTORI.doc
B. Latihan
Diasumsikan A = Rp. 500.000, dan H = Rp. 10.000/unit/minggu
Wagner – Within
Langkah 1 : Perhitungan Oen.
Langkah 2 : Menghitung nilai fn.
fN Rumus Hasil
f0 0
f1 Min (011+f0) 500000
f2 Min (O12+f0,O22+f1) 530000
f3
Min
(O13+f0,O23+f1,O33+f2) 1030000
f4 Min (014+f0,…..,044+f3) 1530000
f5 Min (O15+f0,…,055+f4) 1600000
f6 Min (O16+f0,…,066+f5) 1900000
f7 Min (O17+f0,…,077+f6) 2400000
f8 Min (O18+f0,…,088+f7) 2900000
f9 Min (O19+f0,…,099+f8) 3050000
f10 Min (O110+f0,…,01010+f9) 3050000
Dari hasil perhitungan diatas, maka didapatkan rekapitulassi nilai optimal
sebagai berikut:
Dari hasil diatas, dapat dilihat bahwa titik optimal f10 berada pada
kombinasi O810+f7.
Langkah 3: Penentuan Ukuran Lot.
Dari hasil diatas, maka ukuran lot yang ekonomis adalah sebagai berikut:
o F6 = O810+f7, berarti pemesanan sebesar 65 unit dilakukan pada
period ke 7 untuk memenuhi permintaan periode 8 hingga 10.
o F7 = O77 + f6, berarti pemesanan sebesar 80 unit dilakukan pada
period ke 6 untuk memenuhi permintaan period ke 7.
o F6 = O46 + f3, berarti pemesanan sebesar 122 unit dilakukan pada
period ke 3 untuk memenuhi permintaan di period 4 hingga 6
o F3 = O33 + f2, berarti pemesanan sebanyak 30 unit dilakukan pada
period ke 2 untuk memenuhi permintaan period ke 3
o F2 = O12 + f0, berarti pemesanan sebanyak 13 unit dilakukan pada
period ke 0 untuk memenuhi permnitaan period ke 1 dan 2.
Dengan demikian hasil perhitungan lot ekonomis sesuai dengan
perhitungan diatas adalah sebagai berikut:
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Permintaan 10 3 30 100 7 15 80 50 15 0Lot Pemesanan 13 30 122 80 65 POR 13 30 122 80 65
Silver –Meal
Dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus yang ada dibuku sistem
inventori sehingga dihasilkan sebagai berikut:
Dari tabel diatas, maka dapat terlihat bahwa pada iterasi pertama, ongkos
satuan per periode terkecil terjadi pada T = 2 yaitu sebesar Rp. 265000
dengan ukuran lot sebesar 13 unit. Kemudian dilakukan iterasi
selanjutnya sehingga didapat ongkos satuan per periode terkecil terjadi
pada saat T=4, yaitu sebesar Rp 522500 dengan ukuran lot 152. Total
ongkos yang terjadi untuk keseluruhan adalah :
Lot For Lot
Periode 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Permintaan 10 3 30 100 7 15 80 50 15 0Lot Pemesanan 10 3 30 100 7 15 80 50 15 0POR 10 3 30 100 7 15 80 50 15 0
Dengan metode ini, maka pemesanan dilakukan sebanyak 10 kali,
sehingga total ongkos selama 10 minggu adalah Rp 500.000 x 10 = Rp
5.000.000
LUC
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa ongkos satuan per unit minimum
dicapai bila ukuran lot pemesanan 43 unit mencakup period 1 hingga 3,
sehingga ukuran ini dipilih sebagai ukuran lot paling ekonomis pada
periode 1.Ukuran lot selanjutnya adalah sebanyak 107 unit mencakup
period 4 dan 5, dan kemudian 145 unit mencakup period 6 hingga 8 dan
terakhir 15 unit untuk 9 dan 10.
Dengan kebijakan ini, maka ongkos totalnya adalah :
LTC
Perioda Dt Periode Simpan
Ukuran LotOngkos Simpan Kumulatif
1 10 0 10 02 3 1 13 300003 30 2 43 6300004 100 4 143 36300004 100 0 100 05 7 1 107 700006 15 2 122 3700007 80 3 202 27700007 80 0 80 08 50 1 130 5000009 15 2 145 8000009 15 1 15 010 0 2 15 0
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ongkos simpan kumulatif yang
terdekat dengan ongkos pesan Rp 500.000 adalah sebesar Rp. 630000
yaitu pada ukuran lot sebesar 43 unit yang mencakup permintaan period
1 hingga 3. Lot akan dipesan pada period 0 dan datang di period 1.
Demikian juga untuk ukuran lot selanjutnya yaitu 122 unit yang
mencakup permintaan period 4 hingga 6, dan kemudian ukuran lot 130
untuk permintaan period 7 dan 8 dan terakhir 15 unit untuk permintaan
pada periode 9 dan 10.
Dengan kebijakan ini, maka ongkos totalnya adalah :
EPP
Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung nilai EPP
Nilai EPP ini dijadikan sebagai rujukan untuk menentukan lot barang
dengan melihat lot barang kumulatif yang paling mendekati EPP, yaitu
sebagai berikut:
Perioda Dt Ukuran LotPeriode Simpan
Unit Period
Unit Period
Kumulatif1 10 10 0 0 02 3 13 1 3 33 30 43 2 60 634 100 143 3 200 2634 100 100 0 0 05 7 107 1 7 76 15 122 2 30 377 80 202 3 160 1977 80 80 0 0 08 50 130 1 50 50
Perioda Dt Ukuran LotPeriode Simpan
Unit Period
Unit Period
Kumulatif9 15 145 2 30 809 15 15 0 0 010 0 15 1 0 0
Dengan kebijakan ini, maka ongkos totalnya adalah :
PPB
Metode ini menggunakan inputan data dari hasil EPP sebagai berikut:
Periode 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Permintaan 10 3 30 100 7 15 80 50 15 0Ukuran Lot 43 122 130 15
Pemesanan 1
1. Look Ahead
Look ahead gagal karena N Dn+1 > Dn+2. Maka dilakukan lookback
2. Look Back
Look back gagal, karena 86 < 107. Hal ini berarti ukuran lot tetap
tidak akan ada penambahan.
Pemesanan 2
1. Look Ahead
Look ahead gagal karena N Dn+1 > Dn+2. Maka dilakukan lookback
2. Look Back
Look back gagal, karena 30 < 130. Hal ini berarti ukuran lot tetap
tidak akan ada penambahan.
Pemesanan 3
1. Look Ahead
Look ahead berhasil, maka ukuran lot Dn+1 ditambahkan pada
pemesanan 3 menjadi 145 unit. Sehingga ukuran pemesanan
menjadi sebagai berikut:
Periode 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Permintaan 10 3 30 100 7 15 80 50 15 0Ukuran Lot 43 122 145
Dengan kebijakan ini, maka ongkos totalnya adalah :
POQ
Langkah menentukan kebijakan inventori dengan metode ini adalah
sebagai berikut:
1. Penghitungan EOQ
2. Penghitungan Frekuensi (f )
3. Penghitungan T
Dengan demikian, ukuran lot ditentukan sama dengan jumlah
permintaan tiap 2 periode kedepan, yaitu sebagai berikut:
Periode 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Permintaan 10 3 30 100 7 15 80 50 15 0Lot Pemesanan 13 130 22 130 15 POR 13 130 22 130 15
Dengan kebijakan ini, maka ongkos totalnya adalah :
Dari 8 metode diatas, didapatkan kebijakan invetori yang menghasilkan ongkos
total terkecil adanya metode PPB yaitu dengan ongkos total sebesar: