SISTEM HUKUM SISTEM HUKUM DI INDONESIA DI INDONESIA

SRI SANITUTI SRI SANITUTI HARIADIHARIADI

SISTEMSISTEM SUATU KESATUAN YANG TERDIRI DARI SUATU KESATUAN YANG TERDIRI DARI

BAGIAN-BAGIAN YANG SALING BAGIAN-BAGIAN YANG SALING BERHUBUNGAN SATU SAMA LAIN, SECARA BERHUBUNGAN SATU SAMA LAIN, SECARA FUNGSIONAL,FUNGSIONAL, SALING TERGANTUNGSALING TERGANTUNG

DIBATASI DALAM SUATU LINGKUNGANDIBATASI DALAM SUATU LINGKUNGAN

PERUBAHAN SUATU BAGIAN BERAKIBAT PERUBAHAN SUATU BAGIAN BERAKIBAT PADA BAGIAN YANAG LAINPADA BAGIAN YANAG LAIN

MEMBENTUK SUATU KESATUAN KERJAMEMBENTUK SUATU KESATUAN KERJA

UNTUK MENCAPAI TUJUANUNTUK MENCAPAI TUJUAN

SISTEM HUKUMSISTEM HUKUM(HAROLD J. BERMAN)(HAROLD J. BERMAN)

KESELURUHAN ATURAN DAN PROSEDUR KESELURUHAN ATURAN DAN PROSEDUR YANG SPESIFIK, YANG KARENA ITU DAPAT YANG SPESIFIK, YANG KARENA ITU DAPAT DIBEDAKAN CIRI-CIRINYA DARI KAEDAH-DIBEDAKAN CIRI-CIRINYA DARI KAEDAH-KAEDAH SOSIAL YANG LAINKAEDAH SOSIAL YANG LAIN

PADA UMUMNYA, DAN KEMUDIAN DARI PADA UMUMNYA, DAN KEMUDIAN DARI PADA ITU YANG SECARA RELATIF PADA ITU YANG SECARA RELATIF KONSISTEN DITERAPKAN OLEH SUATU KONSISTEN DITERAPKAN OLEH SUATU STRUKTUR OTORITAS YANG PROFESIONAL STRUKTUR OTORITAS YANG PROFESIONAL

GUNA MENGONTROL PROSES-PROSES GUNA MENGONTROL PROSES-PROSES SOSIAL YANG TERJADI DALAM MASYARAKATSOSIAL YANG TERJADI DALAM MASYARAKAT

LAWRENCE M. LAWRENCE M. FRIEDMANFRIEDMAN

SISTEM HUKUMSISTEM HUKUM3 BAGIAN/KOMPONEN3 BAGIAN/KOMPONEN

I.I. KOMPONEN STRUKTURALKOMPONEN STRUKTURAL

BERGERAK DI DALAM SUATU MEKANISMEBERGERAK DI DALAM SUATU MEKANISME LEMBAGA PEMBUAT UNDANG-UNDANGLEMBAGA PEMBUAT UNDANG-UNDANG PENGADILANPENGADILAN PENEGAK HUKUMPENEGAK HUKUM BADAN YANG BERWENANG MENERAPKAN BADAN YANG BERWENANG MENERAPKAN

HUKUMHUKUM

II. KOMPONEN II. KOMPONEN SUBSTANSISUBSTANSI

HASIL NYATA DARI SISTEM HASIL NYATA DARI SISTEM HUKUMHUKUM

HUKUM IN CONCRETO HUKUM IN CONCRETO (KAIDAH HUKUM (KAIDAH HUKUM INDIVIDUAL)INDIVIDUAL)KEPUTS. KEPUTS. KASUS ,YURISPRUDENSIKASUS ,YURISPRUDENSI

HUKUM IN HUKUM IN ABSTRACTO (KAIDAH ABSTRACTO (KAIDAH HUKUM UMUM)HUKUM UMUM)DASAR HK INDIVIDU BAGI DASAR HK INDIVIDU BAGI SIAPA SAJASIAPA SAJA

III. KOMPONEN BUDAYA HUKUMIII. KOMPONEN BUDAYA HUKUM

SIKAP PUBLIK /WARGA MASYARAKAT SIKAP PUBLIK /WARGA MASYARAKAT BESERTA NILAI-NILAI YANG DIPEGANGBESERTA NILAI-NILAI YANG DIPEGANG

HUKUM KELUARGAHUKUM KELUARGA HUKUM WARISHUKUM WARIS

YONATHAN H. YONATHAN H. TURNERTURNER

ELEMEN SISTEM HUKUMELEMEN SISTEM HUKUM

1.1. SEPERANGKAT KAEDAH/ ATURAN SEPERANGKAT KAEDAH/ ATURAN TINGKAH- LAKUTINGKAH- LAKU

2.2. TATA CARA PENERAPANTATA CARA PENERAPAN3.3. TATA CARA MENYELESAIKAN SENGKETATATA CARA MENYELESAIKAN SENGKETA4.4. TATA CARA UNTUK PEMBUATAN HUKUM TATA CARA UNTUK PEMBUATAN HUKUM

ATAU PERUBAHAN HUKUMATAU PERUBAHAN HUKUM

HANS KELSENHANS KELSEN SISTEM HUKUM MERUPAKAN SISTEM SISTEM HUKUM MERUPAKAN SISTEM

PERTANGGAAN KAEDAHPERTANGGAAN KAEDAH

SUATU HUKUM YANG TINGKATNYA LEBIH SUATU HUKUM YANG TINGKATNYA LEBIH RENDAH HARUS BERDASAR PADA HUKUM YANG RENDAH HARUS BERDASAR PADA HUKUM YANG LEBIH TINGGI SIFATNYALEBIH TINGGI SIFATNYA

BERSUMBER PADA NORMA DASAR YANG DISEBUT BERSUMBER PADA NORMA DASAR YANG DISEBUT GRUNDNORMGRUNDNORM

TEORI : STUFENBAUTEORI : STUFENBAU

FULLERFULLERUKURAN UNTUK SISTEM HUKUM UKURAN UNTUK SISTEM HUKUM 8 ASAS 8 ASAS PRINCIPLES OF LEGALITYPRINCIPLES OF LEGALITY

1.1. MENGANDUNG ATURAN-ATURANMENGANDUNG ATURAN-ATURAN2.2. PERATURAN HARUS DIUMUMKANPERATURAN HARUS DIUMUMKAN3.TIDAK BOLEH ADA PERATURAN YANG 3.TIDAK BOLEH ADA PERATURAN YANG

BERLAKU SURUTBERLAKU SURUT4. DISUSUN DALAM RUMUSAN YANG BISA 4. DISUSUN DALAM RUMUSAN YANG BISA

DIMENGERTIDIMENGERTI5. TIDAK BOLEH MENGANDUNG PERATURAN 5. TIDAK BOLEH MENGANDUNG PERATURAN

YANG BERTENTANGAN SATU SAMA LAINYANG BERTENTANGAN SATU SAMA LAIN

6.6. TIDAK BOLEH MENGANDUNG TUNTUTAN TIDAK BOLEH MENGANDUNG TUNTUTAN YANG MELEBIHI APA YANG DAPAT YANG MELEBIHI APA YANG DAPAT DILAKUKANDILAKUKAN

7.7. TIDAK BOLEH ADA KEBIASAAN UNTUK TIDAK BOLEH ADA KEBIASAAN UNTUK SERING MENGUBAH-UBAH PERATURAN SERING MENGUBAH-UBAH PERATURAN SEHINGGA MENYEBABKAN SEORANG SEHINGGA MENYEBABKAN SEORANG KEHILANGAN ORIENTASIKEHILANGAN ORIENTASI

8.8. HARUS ADA KECOCOKAN ANTARA HARUS ADA KECOCOKAN ANTARA PERATURAN YANG DIUNDANGKAN PERATURAN YANG DIUNDANGKAN DENGAN PELAKSANAANNYA SEHARI-HARIDENGAN PELAKSANAANNYA SEHARI-HARI

MACAM - MACAM MACAM - MACAM SISTEM HUKUMSISTEM HUKUM

1.1. SISTEM HUKUM EROPA SISTEM HUKUM EROPA KONTINENTALKONTINENTAL

BERKEMBANG DI NEGARA -NEGARA EROPA BERKEMBANG DI NEGARA -NEGARA EROPA DARATANDARATAN

SERING DISEBUT SEBAGAI "CIVIL LAW"SERING DISEBUT SEBAGAI "CIVIL LAW" BERASAL DARI KODIFIKASI HUKUM YANG BERASAL DARI KODIFIKASI HUKUM YANG

BERLAKU DI KEKAISARAN ROMAWI MASA BERLAKU DI KEKAISARAN ROMAWI MASA PEMERINTAHAN KAISAR YUSTINIANUS PEMERINTAHAN KAISAR YUSTINIANUS ABAD VI S.M.ABAD VI S.M.

KUMPULAN PERATURAN HUKUMNYA KUMPULAN PERATURAN HUKUMNYA DISEBUT "CORPUS JURIS CIVILIS"DISEBUT "CORPUS JURIS CIVILIS"

DIANUT, DIJADIKAN DASAR PERUMUSAN DIANUT, DIJADIKAN DASAR PERUMUSAN NEGARA- NEGARA : JERMAN, BELANDA, NEGARA- NEGARA : JERMAN, BELANDA, PERANCIS, ITALIA, AMERIKA LATIN, PERANCIS, ITALIA, AMERIKA LATIN, ASIA, INDONESIAASIA, INDONESIA

(DJAMALI,1996 : HAL 68-74)(DJAMALI,1996 : HAL 68-74)

PRINSIP DASAR SISTEM PRINSIP DASAR SISTEM HUKUM EROPA HUKUM EROPA KONTINENTALKONTINENTALHUKUM MEMPEROLEH KEKUATAN MENGIKAT, HUKUM MEMPEROLEH KEKUATAN MENGIKAT,

KARENA DIWUJUDKAN DALAM PERATURAN-KARENA DIWUJUDKAN DALAM PERATURAN-PERATURAN YANG BERBENTUK UNDANG-PERATURAN YANG BERBENTUK UNDANG-UNDANG DAN TERSUSUN SECARA SISTEMATIK DI UNDANG DAN TERSUSUN SECARA SISTEMATIK DI DALAM KODIFIKASI ATAU KOMPILASI TERTENTUDALAM KODIFIKASI ATAU KOMPILASI TERTENTU

TUJUAN HUKUM: KEPASTIAN HUKUM (NILAI TUJUAN HUKUM: KEPASTIAN HUKUM (NILAI UTAMA) HANYA DAPAT DIWUJUDKAN KALAU UTAMA) HANYA DAPAT DIWUJUDKAN KALAU TINDAKAN-TINDAKAN HUKUM MANUSIA DI TINDAKAN-TINDAKAN HUKUM MANUSIA DI DALAM PERGAULAN HIDUP DIATUR DENGAN DALAM PERGAULAN HIDUP DIATUR DENGAN PERATURAN HUKUM TERTULISPERATURAN HUKUM TERTULIS

HAKIM TIDAK DAPAT LELUASA HAKIM TIDAK DAPAT LELUASA MENCIPTAKAN HUKUM YANG MENCIPTAKAN HUKUM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN MENGIKATMEMPUNYAI KEKUATAN MENGIKAT

HAKIM BERFUNGSI MENETAPKAN DAN HAKIM BERFUNGSI MENETAPKAN DAN MENAFSIRKAN PERATURAN DALAM MENAFSIRKAN PERATURAN DALAM BATAS-BATAS WEWENANGNYABATAS-BATAS WEWENANGNYA

2. SISTEM HUKUM ANGLO-SAXON2. SISTEM HUKUM ANGLO-SAXON

SISTEM HUKUM ANGLO SAXON = SISTEM SISTEM HUKUM ANGLO SAXON = SISTEM HUKUM ANGLO AMERIKAHUKUM ANGLO AMERIKA

ASAL: DARI INGGRIS ABAD XI, SERING ASAL: DARI INGGRIS ABAD XI, SERING DISEBUT SEBAGAI SISTEM " COMMON LAW" DISEBUT SEBAGAI SISTEM " COMMON LAW" DAN SISTEM "UNWRITTEN LAW". TAPI TIDAK DAN SISTEM "UNWRITTEN LAW". TAPI TIDAK SEPENUHNYA BENAR, DIKENAL JUGA SEPENUHNYA BENAR, DIKENAL JUGA ADANYA SUMBER-SUMBER HUKUM TERTULIS ADANYA SUMBER-SUMBER HUKUM TERTULIS (STATUTES)(STATUTES)

MERUPAKAN SISTEM HUKUM POSITIF DI MERUPAKAN SISTEM HUKUM POSITIF DI AMERIKA UTARA, KANADA, BEBERAPA AMERIKA UTARA, KANADA, BEBERAPA NEGARA ASIA, INGGRIS, AUSTRALIA, NEGARA ASIA, INGGRIS, AUSTRALIA, AMERIKA SERIKAT AMERIKA SERIKAT

PRINSIP DASAR SISTEM PRINSIP DASAR SISTEM HUKUMHUKUM

ANGLO SAXON ANGLO SAXON SUMBER HUKUM : PUTUSAN-PUTUSAN HAKIM DAN SUMBER HUKUM : PUTUSAN-PUTUSAN HAKIM DAN

ATAU PENGADILAN, MEWUJUDKAN KEPASTIAN ATAU PENGADILAN, MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM.HUKUM.

PRINSIP- PRINSIP DAN KAEDAH HUKUM DIBENTUK PRINSIP- PRINSIP DAN KAEDAH HUKUM DIBENTUK DAN MENJADI KAEDAH YANG MENGIKAT UMUM.DAN MENJADI KAEDAH YANG MENGIKAT UMUM.

SUMBER-SUMBER HUKUM, SEPERTI PUTUSAN HAKIM, SUMBER-SUMBER HUKUM, SEPERTI PUTUSAN HAKIM, KEBIASAAN, PERATURAN TERTULIS, UNDANG-KEBIASAAN, PERATURAN TERTULIS, UNDANG-UNDANGUNDANG, , DAN PERATURAN ADMINISTRASI NEGARADAN PERATURAN ADMINISTRASI NEGARA TIDAK TERSUSUNTIDAK TERSUSUN SECARA SISTEMATIK DALAM SECARA SISTEMATIK DALAM HIERARKI TERTENTUHIERARKI TERTENTU

PERANAN HAKIM BERFUNGSI TIDAK HANYA SEBAGAI PERANAN HAKIM BERFUNGSI TIDAK HANYA SEBAGAI PIHAK YANG BERTUGAS MENETAPKAN DAN PIHAK YANG BERTUGAS MENETAPKAN DAN MENAFSIRKAN PERATURAN HUKUM SAJA, JUGA MENAFSIRKAN PERATURAN HUKUM SAJA, JUGA MEMBENTUK SELURUH TATA KEHIDUPAN MEMBENTUK SELURUH TATA KEHIDUPAN MASYARAKATMASYARAKAT

HAKIM MEMPUNYAI WEWENANG SANGAT LUAS HAKIM MEMPUNYAI WEWENANG SANGAT LUAS UNTUK MENAFSIRKAN PERATURAN HUKUM YANG UNTUK MENAFSIRKAN PERATURAN HUKUM YANG BERLAKU DAN MENCIPTAKAN PRINSIP-PRINSIP BERLAKU DAN MENCIPTAKAN PRINSIP-PRINSIP HUKUM BARUHUKUM BARU

HUKUM BARU AKAN MENJADI PEGANGAN BAGI HUKUM BARU AKAN MENJADI PEGANGAN BAGI HAKIM-HAKIM LAIN UNTUK MEMUTUSKAN PERKARA HAKIM-HAKIM LAIN UNTUK MEMUTUSKAN PERKARA SEJENISSEJENIS

DOKTRIN YANG DOKTRIN YANG DIANUT:DIANUT:

THE DOCTRINE OF PRECEDENT/THE DOCTRINE OF PRECEDENT/STARE DECISISSTARE DECISIS

HUKUM YANG SUDAH ADA DI DALAM HUKUM YANG SUDAH ADA DI DALAM PUTUSAN HAKIM LAIN DARI PERKARA PUTUSAN HAKIM LAIN DARI PERKARA SEJENIS SEBELUMNYA HAKIM HARUS SEJENIS SEBELUMNYA HAKIM HARUS MENDASARKAN PADA PRINSIP MENDASARKAN PADA PRINSIP SEBELUMNYA (PRESEDEN)SEBELUMNYA (PRESEDEN)

BILA BELUM ADA PUTUSAN TERDAHULU, BILA BELUM ADA PUTUSAN TERDAHULU, HAKIM DALAM MEMUTUSAKAN PERKARA HAKIM DALAM MEMUTUSAKAN PERKARA SESEORANG DAPAT MENETAPKAN PUTUSAN SESEORANG DAPAT MENETAPKAN PUTUSAN BARU BERDASAR KAN NILAI-NILAI BARU BERDASAR KAN NILAI-NILAI KEADILAN, KEBENARAN AKAL SEHATKEADILAN, KEBENARAN AKAL SEHAT

KARENA BERKEMBANG DARI PUTUSAN KARENA BERKEMBANG DARI PUTUSAN HAKIM UNTUK SUATU PERKARA ATAU HAKIM UNTUK SUATU PERKARA ATAU KASUS, MAKA SISTEM INI SERING DISEBUT KASUS, MAKA SISTEM INI SERING DISEBUT SEBAGAISEBAGAI CASE LAWCASE LAW

3.3. SISTEM HUKUM ADATSISTEM HUKUM ADAT

SISTEM HUKUM ADAT HANYA DALAM SISTEM HUKUM ADAT HANYA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL DI INDONESIAKEHIDUPAN SOSIAL DI INDONESIA

ISTILAHNYA BERASAL DARI BAHASA ISTILAHNYA BERASAL DARI BAHASA BELANDABELANDA "ADATRECHT", "ADATRECHT", OLEH OLEH SNOUCK HURGRONJESNOUCK HURGRONJE

PENGERTIAN HUKUM ADAT MENGANDUNG PENGERTIAN HUKUM ADAT MENGANDUNG MAKNA: HUKUM INDONESIA DAN MAKNA: HUKUM INDONESIA DAN KESUSILAAN MASYARA KAT MERUPAKAN KESUSILAAN MASYARA KAT MERUPAKAN HUKUM ADATHUKUM ADAT

BERSUMBER PADA PERATURAN-BERSUMBER PADA PERATURAN-PERATURAN HUKUM TIDAK TERTULIS YANG PERATURAN HUKUM TIDAK TERTULIS YANG TUMBUH BERKEMBANG DAN TUMBUH BERKEMBANG DAN DIPERTAHANKAN DNG KESADARAN HUKUM DIPERTAHANKAN DNG KESADARAN HUKUM MASYARAKATNYAMASYARAKATNYA

BERSIFAT TRADISIONAL DENGAN BERPANGKAL BERSIFAT TRADISIONAL DENGAN BERPANGKAL KEPADA KEHENDAK NENEK MOYANGKEPADA KEHENDAK NENEK MOYANG

DAPAT BERUBAH TERGANTUNG DARI DAPAT BERUBAH TERGANTUNG DARI PENGARUH KEJADIAN DAN KEADAAN HIDUP PENGARUH KEJADIAN DAN KEADAAN HIDUP YANG SILIH BERGANTIYANG SILIH BERGANTI

PEMUKA ADAT BERPERAN MELAKSANAKAN PEMUKA ADAT BERPERAN MELAKSANAKAN SISTEM HUKUM ADAT. PENGARUHNYA BESAR, SISTEM HUKUM ADAT. PENGARUHNYA BESAR, PEMIMPIN YANG DISEGANI, MENJAGA PEMIMPIN YANG DISEGANI, MENJAGA KEUTUHAN HIDUP SEJAHTERAKEUTUHAN HIDUP SEJAHTERA

PEMUKA ADAT DIANGGAP SBG ORANG YANG PEMUKA ADAT DIANGGAP SBG ORANG YANG PALING MAMPU MENJALANKAN DAN PALING MAMPU MENJALANKAN DAN MEMELIHARA PERATURAN, SELALU DITAATI MEMELIHARA PERATURAN, SELALU DITAATI MASYARAKATNYA BERDASARKAN MASYARAKATNYA BERDASARKAN KEPERCAYAAN PADA NENEK MOYANGKEPERCAYAAN PADA NENEK MOYANG

PERANAN INI DAPAT MENGUBAH HUKUM PERANAN INI DAPAT MENGUBAH HUKUM ADAT SESUAI KEBUTUHAN MASYARAKAT ADAT SESUAI KEBUTUHAN MASYARAKAT TANPA MENGHAPUS KEPERCAYAAN DAN TANPA MENGHAPUS KEPERCAYAAN DAN KEHENDAK SUCI NENEK MOYANGKEHENDAK SUCI NENEK MOYANG

4.4.SISTEM HUKUM ISLAMSISTEM HUKUM ISLAM

DIANUT OLEH MASYARAKAT ARAB, BERKEMBANG DI DIANUT OLEH MASYARAKAT ARAB, BERKEMBANG DI ASIA, AFRIKA, EROPA DAN AMERIKA SECARA ASIA, AFRIKA, EROPA DAN AMERIKA SECARA INDIVIDUAL/ KELOMPOKINDIVIDUAL/ KELOMPOK

BERSUMBER HUKUM PADA : QURAN, SUNAH NABI, BERSUMBER HUKUM PADA : QURAN, SUNAH NABI, IJMA DAN QIYASIJMA DAN QIYAS

DASAR HUKUM: MENGATUR SEGI PEMBANGUNAN, DASAR HUKUM: MENGATUR SEGI PEMBANGUNAN, POLITIK, SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYAPOLITIK, SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA

SISTEM HUKUM DALAM HUKUM FIKH TERDIRI SISTEM HUKUM DALAM HUKUM FIKH TERDIRI DARI DUA HUKUM POKOK YAITU HUKUM DARI DUA HUKUM POKOK YAITU HUKUM ROHANIAH DISEBUT IBADAT. HUKUM DUNIAWI ROHANIAH DISEBUT IBADAT. HUKUM DUNIAWI TERDIRI DARI TERDIRI DARI :: MUAMALATMUAMALAT TATA TERTIB HUKUM ANTAR TATA TERTIB HUKUM ANTAR MANUSIA (JUAL BELI, HK. TANAH, HAK MILIK MANUSIA (JUAL BELI, HK. TANAH, HAK MILIK DLL)DLL) NIKAHNIKAH YAITU MEMBENTUK KELUARGAYAITU MEMBENTUK KELUARGA JINAYATJINAYAT YAITU HUKUM PIDANA, ANCAMAN YAITU HUKUM PIDANA, ANCAMAN HUKUMAN TERHADAP HUKUM ALLAH DAN HUKUMAN TERHADAP HUKUM ALLAH DAN KEJAHATANKEJAHATAN

PENGERTIAN DASAR PENGERTIAN DASAR SISTEM HUKUMSISTEM HUKUM

1.1. SUBYEK HUKUMSUBYEK HUKUM SETIAP PIHAK YANG MENJADI SETIAP PIHAK YANG MENJADI

PENDUKUNGPENDUKUNG HAK DAN KEWAJIBANHAK DAN KEWAJIBAN

BERUPA:BERUPA:1.1. PRIBADI KODRATI1.1. PRIBADI KODRATI1.2. PRIBADI HUKUM1.2. PRIBADI HUKUM1.3. PEJABAT/TOKOH1.3. PEJABAT/TOKOH

2. HAK DAN KEWAJIBAN2. HAK DAN KEWAJIBANHAK :HAK :

SUATU KEBOLEHAN UNTUK MELAKUKAN SUATU KEBOLEHAN UNTUK MELAKUKAN SESUATU / TIDAK MELAKUKAN SESUATU.SESUATU / TIDAK MELAKUKAN SESUATU.

WEWENANG YANG DIBERIKAN OLEH WEWENANG YANG DIBERIKAN OLEH HUKUM PADA SUBYEK HUKUM.HUKUM PADA SUBYEK HUKUM.

KEWAJIBAN :KEWAJIBAN : TUGAS YANG DIBEBANKAN OLEH TUGAS YANG DIBEBANKAN OLEH HUKUM PADA SUBYEK HUKUM.HUKUM PADA SUBYEK HUKUM.

PALING PENTING KEWAJIBAN UNTUK TIDAK PALING PENTING KEWAJIBAN UNTUK TIDAK MENYALAH GUNAKAN HAK.MENYALAH GUNAKAN HAK.

ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN TERDAPAT ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN TERDAPAT HUBUNGAN KORELATIFHUBUNGAN KORELATIF

HAK DIBATASI KEWAJIBANHAK DIBATASI KEWAJIBAN

KEWAJIBAN : TUGAS YANG DIBEBANKAN OLEH KEWAJIBAN : TUGAS YANG DIBEBANKAN OLEH HUKUM PADA SUBYEK HUKUMHUKUM PADA SUBYEK HUKUM

3.3. PERISTIWA HUKUMPERISTIWA HUKUM

PERISTIWA YANG MEMBAWA AKIBAT HUKUMPERISTIWA YANG MEMBAWA AKIBAT HUKUM

KEJADIAN YANG MENIMBULKAN/ KEJADIAN YANG MENIMBULKAN/ MENGHAPUSKAN HAK/KEWAJIBANMENGHAPUSKAN HAK/KEWAJIBAN

PERISTIWA SOSIAL BERSEGI HUKUMPERISTIWA SOSIAL BERSEGI HUKUM

1.1. PERILAKU DALAM HUKUM: SIKAP TINDAK PERILAKU DALAM HUKUM: SIKAP TINDAK YANG MEMPUNYAI AKIBAT HUKUMYANG MEMPUNYAI AKIBAT HUKUM1. PERILAKU MENURUT HUKUM1. PERILAKU MENURUT HUKUM

1.1. SEPIHAK1.1. SEPIHAK1.2. JAMAK PIHAK1.2. JAMAK PIHAK1.3. SEREMPAK1.3. SEREMPAK

2. PERILAKU YANG BERTENTANGAN DENGAN 2. PERILAKU YANG BERTENTANGAN DENGAN MELANGGAR HUKUMMELANGGAR HUKUM

3. ZAAKWARNEMING3. ZAAKWARNEMING

PERISTIWA HUKUM DAPAT BERUPA :

2.2. KEJADIAN KEJADIAN MISALNYA : KELAHIRANMISALNYA : KELAHIRAN3.3. KEADAANKEADAAN, YANG TIDAK DAPAT , YANG TIDAK DAPAT

DIPERTANGGUNG-JAWABKANDIPERTANGGUNG-JAWABKAN

4.4. HUBUNGAN HUKUMHUBUNGAN HUKUMMERUPAKAN HUBUNGAN-HUBUNGAN MERUPAKAN HUBUNGAN-HUBUNGAN DALAM HUKUM, SEBAGAI IKATAN HAK DAN DALAM HUKUM, SEBAGAI IKATAN HAK DAN KEWAJIBAN ANTAR SUBYEK HUKUMKEWAJIBAN ANTAR SUBYEK HUKUM

5.5. OBYEK HUKUMOBYEK HUKUMYAITU SEGALA SESUATU MENJADI OBYEK DARI YAITU SEGALA SESUATU MENJADI OBYEK DARI

HUBUNGAN HUKUM. ADAKALANYA OBYEK HUBUNGAN HUKUM. ADAKALANYA OBYEK HUKUM DINAMAKAN BENDA, YANG HUKUM DINAMAKAN BENDA, YANG DIBEDAKAN DIBEDAKAN ::A.A. BENDA YG BERWUJUD DAN YG TIDAK BENDA YG BERWUJUD DAN YG TIDAK BERWUJUDBERWUJUDB.B. BENDA YG BERGERAK DAN BENDA TDK BENDA YG BERGERAK DAN BENDA TDK BERGERAKBERGERAK

REFERENSIREFERENSI YUDHO, WINARNO DAN AGUS YUDHO, WINARNO DAN AGUS

BROTOSUSILO, 1986. BROTOSUSILO, 1986. MATERI POKOK MATERI POKOK SISTEM HUKUM INDONESIA. SISTEM HUKUM INDONESIA. PAJA 3131, PAJA 3131, MODUL 1-6. JAKARTA : KARUNIKA DAN MODUL 1-6. JAKARTA : KARUNIKA DAN UNIV TERBUKAUNIV TERBUKA

DJAMALI, R. ABDOEL, 1993. DJAMALI, R. ABDOEL, 1993. PENGANTAR PENGANTAR HUKUM INDONESIAHUKUM INDONESIA. ED.2., CET 3. JAKARTA: . ED.2., CET 3. JAKARTA: RAJA GRAFINDO PERSADA.RAJA GRAFINDO PERSADA.