Sintesis Eter Metil Histidin Sebagai Inhibitor Korosi Pada Baja Karbon Dalam Larutan NaCl 1%
description
Transcript of Sintesis Eter Metil Histidin Sebagai Inhibitor Korosi Pada Baja Karbon Dalam Larutan NaCl 1%
Sintesis Eter Metil Histidin Sebagai Inhibitor Korosi Pada Baja Karbon Dalam Larutan NaCl 1%
Oleh : Adia Putra Wirman20505009
Pembimbing :Dr. Sadijah Achmad, DEA
Deana Wahyu Ningrum, S.Si, M.Si
AGENDA
Pendahuluan Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Hasil dan Pembahasan Kesimpulan
PENDAHULUAN
Latar Belakang Korosi atau pengkaratan merupakan
fenomena kimia pada bahan-bahan logam di berbagai macam kondisi lingkungan. Jadi dilihat dari sudut pandang kimia, korosi pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair, asam dan oksigen.
Pendahuluan…
Milyaran Dolas AS telah dibelanjakan setiap tahunnya untuk mengatasi masalah korosi ini umumnya berkisar antara 1,5-5,0 % dari GNP.
Korosi juga banyak terjadi pada pipa baja karbon penyulingan minyak bumi, sehingga merusak kualitas dari minyak bumi tersebut.
Perlu suatu senyawa yang dapat menghambat laju korosi tersebut, yang efektif dan ramah lingkungan
Pendahuluan…
Senyawa inhibitor korosi organik lebih ramah lingkungan, serta lebih luas penggunaannya dibandingkan dengan inhibitor korosi anorganik.
Contoh garam kromat dan garam titan yang susah terdegradasi sert tidak ramah terhadap lingkungan.
Turunan imidazol (imidazoline oleat) merupakan salah satu kelompok senyawa yang dilaporkan mempunyai daya inhibisi korosi.
N N
R
NH2
Ekor hidrokarbon
cincinrantai jangkar
Histidin merupakan salah satu asam amino yang mengandung gugus fungsi imidazol, amina dan asam karboksilat, sehingga histidin dapat digunakan sebagai inhibisi korosi dengan mekanisme sebagai berikut :
Pendahuluan…Mekanisme inhibisi korosi dari histidin
Permukaaan logam
Pendahuluan…
Masalah : mencari senyawa turunan histidin yang mempunyai daya inhibisi korosi yang tinggi.
Hipotesis : apakah perubahan gugus fungsi asam karboksilat menjadi alkohol dan eter mempunyai korelasi dengan daya inhibisi korosi.
Tujuan : Pada penelitian dilakukan sintesis dengan memodifikasi rantai samping asam karboksilat histidin menjadi gugus alkohol dan eter.
TINJAUAN PUSTAKA
Histidin : esensial asam amino Rumus molekul : C6H9N3O2
BM :155
HN
NNH2
O
OH
Tinjauan Pustaka…Reaksi Esterifikasi Reaksi Esterifikasi : reaksi esterifikasi asam
amino dengan menggunakan reagen SOCl2 dan Metanol (www.alsnotebook.org )
HN
NNH2
O
OH
S
O
ClCl
MeOH
HN
NNH2
O
OCH3
Tinjauan Pustaka…Reaksi Reduksi Ester Metil Histidin Pereaksi umum yang dipakai dalam reaksi
reduksi adalah AlLiH4 dan NaBH4.
NaBH4 lebih mild dibandingkan AlLiH4
Mekanisme reaksi yang disarankan :
HN
NNH2
O
OCH3NaBH4
MeOH
HN
NNH2
OH/EtOH
Tinjauan Pustaka…Reaksi Eterifikasi Reaksi pembutan eter yang umum digunakan
adalah reaksi sintesis Williamson : menggunakan reagen alkil halida dan suatu alkoksida atau fenoksida.
Mekanisme reaksi yang disarankan :
HN
NNH2
OH3C Cl
HN
NNH2
OCH3
Pendahuluan…Karakterisasi Senyawa Hasil Sintesis Spektroskopi infra merah dan Titik leleh Uji inhibisi korosi dengan metoda Tafel.
Daya inhibisi diukur % inhibisi = {(b-a)/b} x 100% Dimana : a = base line b = keadaan dimana R menjadi konstan untuk
terakhir kali
Iapp = Icor{exp[2.3(E-Ecor)/a-exp[-2.3(E-Ecor)/c} + D(dE/dt)
METODOLOGI PENELITIAN
Alat-alat yang digunakan Satu set peralatan destilasi Rotary evaporator Corong penyaring Pengaduk magnetic Pemanas elektrik (Hot plate) Thermometer Corong buchner Pengisap vakum Peralatan gelas standar yang digunakan dalam laboratorium voltalab Karakterisasi Spektrofotometer infra merah Melting Block
Metodologi Penelitian…
Bahan-bahan yang digunakan
L-Histidin.HCl, SOCl2, NaBH4, NaCl, H2SO4,, Ninhidrin.
Metanol , etanol, Aseton, DMF Kloroform, etil asetat, Dimetil eter. Plat KLT KBr(s)
Skema percobaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Senyawa ester metil histidin berupa kristal putih dengan titik leleh 188-190oC
Puncak serapan infra merah ada pada bilangan gelombang 1748 cm-1(ulur C=O ester)
Serapan lain pada 1227,7-1086,6 cm-1 (ulur C-O eter)
Daya inhibisi 13,66%
Hasil dan pembahasan
Histidinol berupa kristal putih dengan titik leleh 251-253 oC.
Spektrum infra merah : terbentuknya histidinol ditandai dengan hilangnya serapan pada bilangan gelombang 1748 cm-1(ulur C=O ester) dan munculnya puncak 3360,3 cm-1 (ulur O-H)
Daya inhibisi korosi 67,43 %
Hasil dan pembahasan
Eter metil histidin berupa kristal putih dengan titik leleh diatas 300oC
Spektroskopi infra merah : ditandai dengan hilangnya ulur O-H pada bilangan gelombang 3360,6 cm-1, serta munculnya serapan metil pada 1404,1 dan ulur C-O pada 1106,1 cm-1.
Daya inhibisi korosi sebesar 16,50 %.
Hasil dan pembahasan…
Senyawa hasil sintesis
Titik leleh Gugus fungsi yang berperan Daya inhibisi
L-histidin.HCl 287 oC Imidazol, amina dan asam karboksilat
10,20 %
Ester Metil
Histidin 188-190 oC Imidazol, amina dan ester 13,67%
Histidinol 251-253 oC Imidazol, amina dan hidroksil alkohol
67,43%
Eter Metil Histidin
Imidazol, amina dan eter 16,50 %
Keterangan:noktah putih = H; noktah merah = O;noktah abu-abu = karbon; noktah biru = N;noktah merah muda = pasangan elektron bebas
= permukaan logam (Fe)
Ester Metil Histidin
Histidinol
Eter Metil Histidin
Kesimpulan…
Terdapat korelasi antara Gugus fungsi pada histidin terhadap daya inhibisi korosi.
Makin banyak jenis gugus fungsi yang tidak bersifat asam akan meningkatkan daya inhibisi korosi.
Halangan sterik mempengaruhi daya inhibisi korosi.
Ucapan terimakasih kepada :
Ibu Dr. Sadijah Achmad, DEA dan Ibu Deana Wahyuningrum, S.Si, M.Si yang telah membimbing peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini. Serta rekan-rekan lab. Kimia organik sintesis/bioorganik untuk kerjasamanya.