Simulasi pengetahuan 3M

77
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Gambaran Umum Desa 1.1.1 Gambaran Umum Desa Secara Geografis Desa Tanjung Pasir memiliki luas 564,25 Hektar (Ha) dengan luas wilayah desa terdiri dari sawah seluas 79 Hektar, daratan seluas 108,185 Hektar dan empang seluas 377,065 hektar. Pada daratan terdiri dari 2 Hektar pemakaman umum. (Profil Puskesmas Tegal Angus, 2012) Jarak dari Ibukota Kabupaten Tangerang ke Desa Tanjung Pasir ± 47 Kilometer (km) atau ± 25 km dari pintu keluar M-1 (west gate) Bandara Soekarno-Hatta melalui jalan Marsekal Surya Darma (Jalan Selapanjang). Desa ini terletak di Utara dari Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yang merupakan daerah pesisir pantai (daerah dataran rendah) dengan ketinggian 1-2 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan suhu udara berkisar antara 30°-37°C. Topografi Kecamatan Teluk Naga meliputi daerah sawah, daerah pantai, daratan rendah dengan ketinggian antara 1-2 mdpl, dan daerah tambak. (Profil Puskesmas Tegal Angus, 2012) Prasarana perhubungan dan pengairan di Kecamatan Teluk Naga dihubungkan oleh jalan. Panjang jalan yang ada di wilayah Kecamatan Teluk Naga sepanjang 108 km, dengan klasifikasi sebagai berikut : 1. Berdasarkan status a. Jalan Propinsi : 9,5 km b. Jalan Kabupaten : 5 km c. Jalan Desa : 93,5 km 1

description

3m

Transcript of Simulasi pengetahuan 3M

Page 1: Simulasi pengetahuan 3M

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Gambaran Umum Desa

1.1.1 Gambaran Umum Desa Secara Geografis

Desa Tanjung Pasir memiliki luas 564,25 Hektar (Ha) dengan luas wilayah desa terdiri dari

sawah seluas 79 Hektar, daratan seluas 108,185 Hektar dan empang seluas 377,065 hektar.

Pada daratan terdiri dari 2 Hektar pemakaman umum. (Profil Puskesmas Tegal Angus, 2012)

Jarak dari Ibukota Kabupaten Tangerang ke Desa Tanjung Pasir ± 47 Kilometer (km) atau ±

25 km dari pintu keluar M-1 (west gate) Bandara Soekarno-Hatta melalui jalan Marsekal Surya

Darma (Jalan Selapanjang). Desa ini terletak di Utara dari Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten yang merupakan daerah pesisir pantai (daerah dataran rendah)

dengan ketinggian 1-2 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan suhu udara berkisar antara 30°-

37°C. Topografi Kecamatan Teluk Naga meliputi daerah sawah, daerah pantai, daratan rendah

dengan ketinggian antara 1-2 mdpl, dan daerah tambak. (Profil Puskesmas Tegal Angus, 2012)

Prasarana perhubungan dan pengairan di Kecamatan Teluk Naga dihubungkan oleh jalan.

Panjang jalan yang ada di wilayah Kecamatan Teluk Naga sepanjang 108 km, dengan

klasifikasi sebagai berikut :

1. Berdasarkan status

a. Jalan Propinsi : 9,5 km

b. Jalan Kabupaten : 5 km

c. Jalan Desa : 93,5 km

2. Berdasarkan kondisi fisik

a. Jalan Hotmik : 17,5 km

b. Jalan Aspal : 67 km

c. Jalan Tanah : 14,5 km

d. Jembatan

Jembatan Besi : 1 km

Jembatan Beton : 7 km

e. Sungai/Kali

Sungai/Kali yang mengalir di wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah Sungai Cisadane

dengan panjang saluran sejauh 12 km.

f. Irigasi/Pengairan

Irigasi/Pengairan dapat mengairi sawah seluas 20.593.649 Ha.

g. Bendungan air/Dam

1

Page 2: Simulasi pengetahuan 3M

Bendungan/Dam dapat digunakan Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM) yang menjadi

salah satu sumber air bersih yangdimanfaatkan masyarakat.

Batas-batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar adalah sebagai

berikut (Profil Puskesmas Tegal Angus, 2012) :

1. Utara : Laut Jawa

2. Barat : Desa Tanjung Burung

3. Timur : Desa Muara

4. Selatan : Desa Tegal Angus, Lemo dan Pangkalan

Gambar 1.1 Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir

Sumber : Profil Puskesmas Tegal Angus, 2012

Transportasi untuk mencapai wilayah Desa Tanjung Pasir sebagian besar dapat

ditempuh dengan angkutan umum, baik sepeda motor maupun mobil. Namun demikian,

sebagian kecil wilayah hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Jarak tempuh dari pusat

pemerintahan Desa Tanjung Pasir dalam melaksanakan hubungan dan komunikasi kerja dengan

pemerintah diatasnya secara berjenjang sebagai berikut (Profil Puskesmas Tegal Angus, 2012):

a. Dengan Kantor Kecamatan berjarak : 12 km

b. Dengan Ibukota Kabupaten berjarak : 54 km

c. Dengan Ibukota Provinsi berjarak : 72 km

Sebelum memasuki Desa Tanjung Pasir akan melewati daerah Kampung Melayu

Teluk Naga, setelah pasar maju sekitar 200 meter mengambil arah kanan. Setelah itu akan

melewati Desa Tegal Angus sebelum sampai ke Desa Tanjung Pasir. Kondisi fisik jalan menuju

Desa Tanjung pasir dari arah Bandara Soekarno-Hatta maupun ke arah Tanjung Burung sudah

2

Page 3: Simulasi pengetahuan 3M

menggunakan aspal. (Profil Puskesmas Tegal Angus, 2012)

Pada tahun 2010 Desa Tanjung Pasir terdiri dari 6 Kepala Dusun, 18 Rukun Warga

(RW) dan 31 Rukun Tetangga (RT). Jumlah penduduk Desa Tanjung sekitar ± 9100 penduduk

dengan jumlah rumah tangga 2473 dan yang memenuhi syarat rumah sehat sebanyak 218.

Mayoritas masyarakat Tanjung Pasir bersuku bangsa Betawi dan beragama Islam. Mata

pencaharian utama penduduk Desa Tanjung Pasir adalah Nelayan, Kuli Bangunan,

danWiraswasta. Kepadatan jumlah penduduk desa Tanjung Pasir ± 1,625 penduduk/km2, yang

rata-rata penduduk tinggal didaerah pesisir pantai. Jumlah penduduk miskin masih cukup besar

menunjukan kondisi ekonomi di wilayah Desa Tanjung Pasir masih rendah. Tingkat pendidikan

masyarakat desa Tanjung Pasir juga masih sangat rendah sehingga kesadaran perilaku hidup

bersih dan sehat pada masyarakat masih kurang. (Profil Puskesmas Tegal Angus, 2012)

Di Desa Tanjung Pasir terdapat beberapaPelayanan Kesehatan seperti Posyandu,

Poskesdes, beberapa Bidan dan Puskesmas yang terletak di desa Tegal Angus. Posyandu di

Tanjung Pasir berjumlah 9 dengan jadwal kegiatan sebulan sekali, 1 Poskesdes terletak di

dalam area TNI Angkatan Laut dengan jadwal kegiatan 2 kali dalam seminggu. Masyarakat

Tanjung Pasir juga memiliki Pelayanan Kesehatan berupa Puskesmas di wilayah Tegal Angus

yang berjarak sekitar 7 km yang dapat ditempuh dengan kendaraan motor maupun mobil. Di

Puskesmas terdapat 2 dokter umum, 1 dokter gigi dan 17 bidan desa.Desa Tanjung Pasir

memiliki tiga musim yaitu musim penghujan, kemarau dan angin. Musim yang mempengaruhi

Desa Tanjung Pasir pada kurun waktu satu tahun ini adalah musim angin. Angin bertiup dari

arah barat atau barat daya dengan kecepatan 15 km/jam dengan curah hujan rata-rata 26,4

mm/tahun. (Profil Puskesmas Tegal Angus, 2012)

Puskesmas Tegal Angus terdapat di:

a) Desa Tegal Angus

b) Jalan Raya Tanjung Pasir

c) Kode Pos 15510

d) Status Kepemilikan Tanah : Tanah Pemerintah Kabupaten (Pemkab)

Terdapat 6 Desa Binaan Puskesmas :

1) Desa Lemo,

2) Desa Tanjung Pasir,

3) Desa Tanjung Burung,

4) Desa Pangkalan,

5) Desa Tegal Angus,

3

Page 4: Simulasi pengetahuan 3M

5) Desa Muara.

1.1.2 Gambaran Umum Secara Demografi

1.1.2.1 Jumlah Penduduk

Kepadatan penduduk rata-rata 1,625 jiwa/km2. Dengan jumlah rumah tangga 1.485 dan

rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga adalah 3,7 jiwa.

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 jumlah penduduk di

wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus adalah 53.831 jiwa yang tersebar di 6 desa seperti yang

tercantum di tabel 1.1 dibawah ini :

Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga Dan

Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Tanjung Pasir Tahun 2012

No Desa/Kel

Luas

Wilayah

(km2)

Jumlah

Rat

a-R

ata

Ji

wa/

Rum

ah

Kep

adat

anPe

ndud

uk

(km

2 )

Pend

uduk

(Jiw

a)

Pend

uduk

M

iski

n

(Jiw

a)

RT

RW

KK

Rum

ah

1 Lemo 3,61 6,682 734 32 15 1,408 1408 10.31 1850.9

7

2 Muara 5,14 3,566 490 22 6 793 793 7.19 693.77

3 Pangkalan 7,54 16,888 1,495 35 11 3,229 3229 4.08 2239.7

9

4 Tanjung

Burung

5,24 7,699 740 16 8 1,484 1572 3.10 1463.5

5

5 Tanjung

Pasir

5,64 9,513 1,348 31 18 1,936 2319 5.32 1686.7

0

6 Tegal

Angus

2,83 9,513 1,081 23 7 1,895 1895 3.30 3361.4

8

Jumlah 30,02 53,831 5,889 13

9

45 10,74

5

10,74

5

4.33 1794

Sumber : Data BPS Kecamatan Teluk Naga Tahun 2012

Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskemas Tegal 4

Page 5: Simulasi pengetahuan 3M

Angus dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini :

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Puskesmas Tegal

Angus Tahun 2012

NO

.

KELOMPOK

UMUR

(TAHUN)

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-

LAKI

PEREMPUANLAKI-LAKI +

PEREMPUAN

1 2 3 4 5

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

0-4

5-9

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60-64

65-69

70-74

75+

2,702

2,657

2,896

2,980

2,910

2,877

2,336

1,994

1,704

1,401

1,135

741

546

337

252

203

2,505

2,511

2,563

2,895

2,960

2,790

2,153

1,888

1,613

1,262

925

656

533

318

281

307

5,207

5,168

5,459

5,875

5,870

5,667

4,489

3,882

3,317

2,663

2,060

1,397

1,079

655

533

510

JUMLAH 27,671 26,160 53,831

Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang Tahun 2012

1.1.2.2 Lapangan Pekerjaan Penduduk

Lapangan pekerjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus cukup

beragam, hal ini berhubungan dengan letak geografis kecamatan Teluk Naga dimana

terdapat persawahan dan berbatasan dengan laut serta daerah kota Tangerang dan akses ke

daerah Jakarta.

1.1.2.3 Tingkat Pendidikan5

Page 6: Simulasi pengetahuan 3M

Aspek pendidikan merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi kualitas

kehidupan penduduk di wilayah Kecamatan Teluk Naga, khususnya daerah wilayah kerja

Puskesmas Tegal Angus seperti yang dapat dilihat pada grafik berikut :

Diagram 1.1 Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Jenjang Pendidikan di Wilayah Kerja

Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

Sumber : Profil Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

1.1.2.4 Sarana dan Prasarana

1. Gedung Puskesmas yang terdiri dari :

a. Ruang Kepala Puskesmasn : 1 Ruang

b. Ruang TU : 1 Ruang

c. Ruang Dokter : 1 Ruang

d. Ruang Aula : 1 Ruang

e. Ruang Imunisasi : 1 Ruang

f. Ruang Loket : 1 Ruang

g. Ruang Apotik : 1 Ruang

h. Ruang BP umum : 1 Ruang

i. Ruang BP Anak : 1 Ruang

j. Ruang BP Gigi : 1 Ruang

k. Ruang KIA dan KB : 1 Ruang

l. Ruang Gizi : 1 Ruang

m.Ruang Gudang Obat : 1 Ruang

n. Ruang TB : 1 Ruang

o. Ruang Lansia : 1 Ruang

p. Ruang Kesling : 1 Ruang

6

SD/MI43,37%

Tidak/belum tamat SD34,72%

SLTP/MTS11,19%

SLTA/MA9,92%

AK/Diploma0,44% Universitas

0,36%

Page 7: Simulasi pengetahuan 3M

q. Ruang Perpustakaan : 1 Ruang

r. Ruang Mushola : 1 Ruang

s. Ruang Bidan : 1 Ruang

t. Dapur : 1 Ruang

u. Ruang Gudang Perkakas : 1 Ruang

v. WC : 9 Ruang

2. Bidan di Desa : 6 orang

3. Posyandu 45 buah, terdiri dari :

a. Tegal Angus : 7 Posyandu

b. Pangkalan : 10 Posyandu

c. Tanjung Burung : 7 Posyandu

d. Tanjung Pasir : 9 Posyandu

e. Lemo : 6 Posyandu

f. Muara : 6 Posyandu

4. Pembinaan UKBM ( Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat ) :

a. Jumlah Posyandu : 45 buah

b. Jumlah Kader Posyandu dibina : 225 orang

c. Jumlah kader dasa wisma dibina : 34 orang

d. Jumlah TOMA (Tokoh Masyarakat) dibina : 60 orang

5. Sarana Sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus.

Tabel 1.3 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus

No NAMA DESA

JUMLAH SEKOLAH

PAUDT

KRA

S

DMI SMP

MT

SSMA SMK MA

1 Pangkalan 1 2 0 5 1 2 1 0 1 0

2Tanjung

Burung1 0 0 2 1 0 0 0 0 0

3 Tegal Angus 0 1 0 2 2 2 1 1 0 0

4 Tanjung Pasir 0 2 0 2 1 0 1 0 0 0

5 Muara 0 0 0 3 0 0 0 0 0 07

Page 8: Simulasi pengetahuan 3M

6 Lemo 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0

PUSKESMAS 1 3 01

24 2 2 1 0 0

Sumber : Program UKS, Puskesmas Tegal Angus, 2012

Sarana pelayanan kesehatan wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 1.4 Sarana Pelayanan Kesehatan Kecamatan Teluk Naga Tahun 2012

No Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah

1 Apotik 0

2 Balai Pengobatan Swasta 2

Gudang Farmasi 0

Laboratorium Klinik Swasta 0

Optikal 0

Pos UKK 0

3 Polindes 0

4 Posbindu 1

5 Poskesdes 1

6 Posyandu 45

Praktek Bidan Swasta 8

7 Praktek dokter (perorangan)

Dokter umum 5

Dokter gigi 0

Dokter spesialis 0

8 Puskesmas 1

10 Puskesmas pembantu (pustu) 1

11 Rumah Sakit Bersalin 0

13 Rumah Sakit Pemerintah 0

14 Rumah Sakit Swasta 0

15 Toko obat 2

Sumber : Puskesmas Tegal Angus

1.1.2.5 Kesehatan Dasar

8

Page 9: Simulasi pengetahuan 3M

A. Pelayanan Kesehatan Dasar

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir untuk menurunkan angka kematian ibu dengan

instansi terkait, dalam hal ini puskesmas untuk pelayanan kesehatan masyarakat,

antara lain :

a. Kunjungan Ibu Hamil K1.

Kunjungan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal sesuai standar yang

pertama kali pada masa kehamilan. Cakupan K1 di puskesmas Tegal Angus tahun

2012 adalah 96,4% dengan cakupan pemberian Fe1 sebesar 96,4%.

b. Kunjungan Ibu Hamil K4.

Kunjungan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal sesuai standar paling

sedikit empat kali selama masa kehamilan, minimal satu kali pada triwulan pertama,

satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada triwulan ketiga kehamilan dan

mendapat 90 tablet Fe. Cakupan kunjungan K4 di puskesmas Tegal Angus tahun

2012 adalah 90% dengan cakupan pemberian Fe3 90%.

c. Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan.

Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi kebidanan. Persalinan oleh tenaga kesehatan di puskesmas Tegal

Angus tahun 2012 adalah 90,5%.

d. Penanganan Bumil dan Neonatal Risiko Tinggi.

Deteksi dini kelompok bumil dan neonatal risti. Jika ditemukan lebih awal dapat

dilakukan intervensi untuk menangani risiko tersebut. Penemuan bumil risti dan

neonatal risti di puskesmas Tegal Angus pada tahun 2012 yaitu 173 bumil risti dari 215

sasaran bumil resti (80,5%) dan 113 neonatal risti dari 165 sasaran neonatal risti

(68,4%).

e. Pelayanan Neonatal.

Pelayanan kesehatan neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali umur 0-7 hari

dan satu kali pada umur 8-28 hari.dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas

kesehatan selain melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling

perawatan bayi kepada ibu.

2. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pemeriksaan kesehatan anak sekolah.

Puskesmas Tegal Angus melakukan deteksi tumbuh kembang balita dan pemeriksaan

kesehatan siswa SD/MI. Upaya yang dilakukan antara lain penyuluhan di posyandu dan

9

Page 10: Simulasi pengetahuan 3M

pembentukan kelas ibu balita.

3. Keluarga berencana.

a. Peserta KB Baru.

Puskesmas Tegal Angus melakukan edukasi melalui penyuluhan terus menerus.

b. Peserta KB Aktif.

4. Imunisasi

a. Desa UCI

Desa binaan di wilayah Puskesmas Tegal Angus ada 6 desa. Upaya yang dilakukan

sweeping imunisasi.

b. Drop Out imunisasi Campak-Polio.

Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi lengkap pada balita, sweeping imunisasi

campak dan meningkatkan cakupan imunisasi di posyandu.

5. Gizi

a. Penanganan balita BGM dan gizi buruk

Penanganan balita gizi buruk dengan diberikan PMT pemulihan di klinik gizi dan

MP-ASI untuk perawatan dirumah dan kegiatan kunjungan rumah untuk

pemantauan pemberian PMT serta rujukan untuk balita gizi buruk.

b. ASI Eksklusif

ASI merupakan makanan penting untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif adalah

pemberian makanan hanya ASI sampai bayi berumur 6 bulan. Zat gizi yang

terkandung dalam ASI cukup memenuhi kebutuhan nutrisi untuk bayi sampai

berumur 6 bulan. Keuntungan dari ASI adalah ASI mengandung zat kekebalan

tubuh, mengandung protein yang mudah diserap oleh tubuh bayi, mudah dan

murah diberikan untuk bayi serta membangun ikatan kasih sayang antara ibu dan

anak. Jumlah bayi yang diberikan ASI eksklusif di puskesmas tegal angus pada

tahun 2012 ini adalah 719 bayi dari 976 bayi (73,7%), meningkat dari tahun lalu

yang hanya sebesar 44, 53%.

c. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)

Program penanggulangan kekurangan vitamin telah dimulai sejak tahun 1970an

namun sampai saat ini masalah KV masih menjadi salah satu masalah gizi utama di

Indonesia. KVA tingkat berat (Xeroptalmia) yang dapat menyebabkan kebutaan

sudah jarang ditemui, tetapi KVA tingkat sub - klinis yaitu KVA yang belum

menampakkan gejala nyata masih diderita oleh sekitar 50% di Indonesia.

10

Page 11: Simulasi pengetahuan 3M

B. Pelayanan Kesehatan Pengembangan

Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

Pelayanan kesehatan salah satunya ditujukan terhadap kelompok usia lanjut, dimana

pada kelompok ini biasanya banyak mengalami gangguan kesehatan degeneratif dan

fungsi tubuh lainnya. Dalam upaya meningkatkan status kesehatan usia lanjut telah

dilaksanakan program pelayanan kesehatan usia lanjut.

1.1.2.6 Perilaku Masyarakat

Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Puskesmas dilakukan melalui

program promosi kesehatan yaitu penyebarluasan informasi kesehatan untuk meningkatkan

derajat kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat dapat menggambarkan

derajat kesehatan wilayah tersebut, hal ini dapat disajikan dengan indikator PHBS, adapun

dari hasil kajian PHBS di wilayah Puskesmas Tegal Angus pada Tahun 2012 dapat

digambarkan sebagai berikut :

1. Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan ( 90,5% )

2. Rumah yang bebas jentik ( 72,83% )

3. Penimbangan bayi dan balita ( 100% )

4. Memberikan ASI ekslusif ( 73,67% )

5. Menggunakan air bersih ( 99,39% )

6. Menggunakan jamban sehat ( 15,74% )

7. Olahraga atau melakukan aktifitas fisik setiap hari ( 10,09% )

8. Mengkonsumsi makanan seimbang ( 23,5% )

9. Tidak merokok dalam rumah ( 23,5%)

10. Penduduk miskin yang dicakup JPKM ( 96,85% )

1.1.2.7 Kesehatan Lingkungan

Kesehatan Lingkungan merupakan aspek yang penting dibidang kesehatan, upaya

peningkatan kualitas lingkungan merupakan langkah yang tepat dalam meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat dan keluarga yang lebih baik. Berikut ini upaya-upaya

peningkatan kualitas lingkungan bagi kesehatan yang dilakukan di puskesmas Tegal Angus :

a) Penyehatan Perumahan

Rumah merupakan tempat berkumpul/ beristirahat bagi semua anggota keluarga dan

untuk menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan

11

Page 12: Simulasi pengetahuan 3M

dapat berperan sebagai media penularan penyakit diantara anggota keluarga atau

tetangga sekitarnya. Rumah sehat adalah rumah tinggal yang memenuhi syarat

kesehatan, hasil pemantauan selama tahun 2012 menunjukkan dari 12.421 rumah yang

diperiksa sebanyak 11,2 % yang memenuhi syarat kesehatan.

b) Pemenuhan Kebutuhan Sarana Sanitasi Dasar

Pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar di wilayah Puskesmas Tegal Angus

sangat kurang sekali seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.5 Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar di Wilayah Puskesmas Tegal Angus

Tahun TEMPAH

SAMPAH

SPAL SAB

2010 532 188 2245

2011 3579 578 3877

2012 608 608 650

Sumber : Data Program Kesling PKM Tegal Angus tahun 2012

Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahwa dari jumlah rumah yang diperiksa

mengalami penurunan, hal ini dikarenakan tidak adanya sanitarian di Puskesmas Tegal

Angus sehingga kurang tenaga untuk memeriksa sanitasi dasar. Berdasarkan jumlah

rumah yang diperiksa, rumah yang memiliki tempat sampah sehat hanya 15,7 % dan

jamban sehat hanya 5,3 %. Berbagai faktor seperti tingkat pengetahuan, pendidikan,

ekonomi, sosial dan kesadaran penduduk yang lebih rendah menyebabkan sulitnya

meningkatkan kesehatan sanitasi masyarakat.

c) Penyehatan Tempat Tempat Umum (TTU)

Pengawasan terhadap TTU dilakukan untuk meminimalkan faktor risiko sumber

penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU, Bentuk kegiatan yang dilakukan

antara lain meliputi pengawasan lingkungan TTU secara berkala, bimbingan, penyuluhan

dan sarana perbaikan. Tidak adanya tenaga sanitarian dan kurangnya tenaga di

Puskesmas Tegal Angus menyebabkan pembinaan di TTU tidak dapat dilakukan.

d) Penyehatan Makanan dan Minuman

Makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia dan sumber utama

kehidupan bagi umat manusia, maka dengan itu makanan yang tidak dikelola dengan 12

Page 13: Simulasi pengetahuan 3M

baik justru akan menjadi sumber media yang sangat efektif di dalam penularan penyakit

saluran pencernaan.

Upaya Puskesmas Tegal Angus adalah pemeriksaan tempat pengelolaan air bersih,

pengawasan terhadap kualitas penyehatan tempat–tempat umum pengelolaan makanan.

Tidak hanya tenaga sanitarian melainkan kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal Angus

menyebabkan pembinaan penyehatan makanan dan minuman tidak dapat dilakukan.

e) Ketersediaan Pekarangan

Pada saat ini, desa Tanjung Pasir dijadikan sebagai percontohan dan

pembelajaran agar budi daya sayuran dapat dilakukan juga di tingkat rumah tangga

untuk mengurangi pengeluaran akan kebutuhan pangan serta meningkatkan pendapatan

keluarga.

Tabel 1.6 Laporan Cakupan Rumah Sehat Triwulan IV Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

N

O PUSKESMAS DESA

RUMAH

JUMLAH

SELURUHNYA

JUMLAH

DIPERIKSA

%

DIPERIKS

A

JUMLAH

DIPERIKSA

%

SEHAT

1

TEGAL

ANGUS

TANJUNG

BURUNG 2473 22 0,89 19 86,36

PANGKALAN 4132 28 0,68 22 78,57

TEGAL

ANGUS 2879 21 0,73 17 80,95

TANJUNG

PASIR 1787 15 0,84 15 100,00

MUARA 496 10 2,02 10 100,00

LEMO 648 13 2,01 12 92,31

JUMLAH 12415 13 2,01 12 92,31

Sumber : Data puskesmas Tegal Angus 2012

1.1.2.8 Situasi Derajat Kesehatan

Presentase tentang angka yang menderita ISPA, dan diare sesuai dari data Tegal

Angus tahun 2012 dan data 10 angka penyakit tersering pada tahun 2012 dapat di lihat pada

tabel berikut :

13

Page 14: Simulasi pengetahuan 3M

Tabel 1.7 Angka Kejadian 10 Besar Penyakit tahun 2012

No. Penyakit Jumlah Kejadian Presentase

1 ISPA 3113 33,1 %

2 Lain-lain 1391 14,8 %

3 Dermatitis 1016 10,8 %

4 Batuk 657 6,9 %

5 Obs febris 648 6,8 %

6 Hipertensi Esensial 594 6,3 %

7 Gastritis 585 6,2 %

8 Sakit kepala 556 5,9 %

9 Diare 427 4,5 %

10 TBC 411 4,3 %

Grafik 1.1 Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

ISPA

DERMATITIS DAN LAIN-LAIN

DEMAM YANG TIDAK DIKETAHUI PENYEBABNYA

DIABETES MELITUS YTT

HIPERTENSI ESSENSIAL

BATUK

SAKIT KEPALA

GASTRITIS

MYALGIA

TUBERKULOSIS PARU KLINIS ( SIMPLEK)

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

JUMLAH 10 PENYAKIT TERBAYAK PUSKESMAS TEGAL ANGUS BULAN JANUARI 2014

Sumber : Data Gambaran 10 penyakit terbanyak rawat jalan dan rawat inap Peserta Jamkesmas di Puskesmas Tegal Angus tahun 2012

1.1.2.9 Situasi Sumber Daya Kesehatan

Upaya pembangunan kesehatan membutuhkan sumber daya kesehatan yang

memadai untuk mencapai target yang ingin dicapai. Bab ini akan menguraikan situasi

sumber daya kesehatan yang ada di Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2012.

14

Page 15: Simulasi pengetahuan 3M

1.1.2.10 Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan

pembangunan kesehatan karena merupakan penggerak dari program-program kesehatan.

Jumlah tenaga kesehatan di puskesmas tegal angus berjumlah 27 orang yang terdiri dari

dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, dan tenaga gizi seperti yang tergambar dalam

tabel dibawah ini.

Tabel 1.8 Kategori Tenaga di Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

No Kategori Tenaga

Status

JumlahPNS PTT/TKK

Lain-

Lain

1 AKBID 1 6 0 7

2 AKPER 1 0 0 1

3 Bidan 9 0 0 9

4 D3 Gizi 1 0 0 1

5 D3 Kesling 1 0 0 1

6 Dokter Gigi 1 0 0 1

7 Dokter Umum 2 0 0 2

8 Honor 0 0 4 4

9 Pekarya 1 0 0 1

10 Perawat 2 1 0 2

JUMLAH 21 3 4 29

Sumber : Ketatausahaan Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

1.1.2.11 Pembiayaan Kesehatan

Salah satu faktor utama di dalam peningkatan pelayanan kesehatan adalah adanya

faktor pembiayaan yang mana dapat digunakan untuk transportasi, jasa kegiatan program

maupun belanja barang. Pembiayaan kesehatan dapat bersumber dari pemerintah pusat dari

APBN seperti dana jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat miskin) dan jampersal

(jaminan persalinan) serta BOK (Bantuan Operasional Kesehatan), sementara dana dari

pemerintah daerah dari APBD berupa dana operasional puskesmas dan jamkesda (jaminan

kesehatan daerah).

Jaminan Kesehatan Prabayar

Sebagai bagian dari amanat UUD 1945, negara harus mengurus masyarakat miskin.

15

Page 16: Simulasi pengetahuan 3M

Oleh karena itu pemerintah meluncurkan program jaminan kesehatan masyarakat miskin

(jamkesmas/askeskin).

Hampir 50% penduduk di wilayah tegal angus merupakan masyarakat miskin dan

tidak semua tercakup dalam program jamkesmas. Hal ini disebabkan pendataan yang

kurang akurat, kendala di lapangan adalah data kependudukan yang tidak lengkap, kriteria

miskin yang berbeda dan pemberian kartu jamkesmas yang tidak tepat.

Masyarakat miskin yang tidak mendapat jaminan melalui program jamkesmas, akan

dipenuhi biaya kesehatannya oleh pemerintah daerah melalui jaminan kesehatan daerah

(Jamkesda). Pemerintah daerah juga membiayai operasional puskesmas melalui dana

operasional puskesmas.

Tabel 1.9 Pembiayaan Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

No Sumber BiayaAlokasi Anggaran Kesehatan

(Rp)

1 BOK 70.347.000,-

2 Jamkesmas dan Jampersal 90.001.835,-

3 Operasional Puskesmas 69.891.259,-

TOTAL ANGGARAN 230.240.094,-

Sumber : Data TU Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

16

Page 17: Simulasi pengetahuan 3M

Gambar 1.2 Demah Keluarga Binaan Kampung Gaga RT 08/RW 03, Desa Tanjung Pasir,

Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang

17

Page 18: Simulasi pengetahuan 3M

Denah di atas adalah denah lingkungan keluarga binaan kelompok 7 dan Puskesmas Tegal

Angus. Keluarga binaan kelompok 7 terletak di kampung Gaga Rt 08 Rw 03 di Desa Tanjung Pasir

Kabupaten Tanggerang Provinsi Banten. Kampung Gaga terletak sekitar 5 km dari Puskesmas Tegal

Angus. Sebelum menuju lingkungan keluarga binaan harus melewati gang kecil sebelah kiri

sebelum lewat masjid dengan jarak kira – kira 1 km setelah itu letak kampung Gaga berada. Jalan

gang hanya cukup untuk satu mobil. Wilayah sekitar kampung Gaga merupakan daerah

pemancingan ikan dan tambak ikan.

Rumah binaan kelompok 7 berada di ujung kampung Gaga. Saling berhimpitan kecuali

rumah 5 dan 6 yang tidak berhimpitan dengan rumah 1,2,3 dan 4. Jamban umum teletak di belakang

rumah keluarga binaan dengan hanya satu jamban umum. Jamban terletak di atas sebuah empang

yang berisikan ikan dan banyak sampah keluarga. Dari rumah 1,2,3, dan 4 ke jamban kira-kira

berjarak 5 meter, dari rumah 5 kira-kira jarak dari rumah ke jamban sekitar 3 meter dan dari rumah

6 jarak dari rumah ke jamban cukup jauh yaitu sekitar 7 meter.

1.2 Gambaran Keluarga Binaan

1.2.1 Keluarga Tn. Karning

Tabel. 1.10 Profil Keluarga Tn.Karning,Kampung Gaga RT 08/RW 03, Desa Tanjung Pasir,

Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Juni Tahun 2014

No Nama Status

Keluarga

Jenis

Kelamin

Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

1 Tn.

Karning

Suami Laki – laki 40 thn SD Tambak Ikan Rp 1,8 juta /

bulan

2 Ny. Asni Istri Perempuan 33 thn SD Ibu Rumah

Tangga

-

3 Tn.

Hasan

Anak Laki-laki 24 thn SMK Penjahit Rp 1 juta / bulan

4 Ny. Een Menantu Perempuan 19 thn SMP Ibu Rumah

Tangga

-

5 By.

Nayla

Cucu Perempuan 5 bln - - -

Keluarga Tn. Karning tinggal di Kampung Gaga RT 08/RW 03, Kelurahan Tanjung Pasir,

Kecamata Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Keluarga ini terdiri dari sepasang

suami istri, dan dua orang anak, salah satu orang anak tinggal serumah dengan membawa istri dan

18

Page 19: Simulasi pengetahuan 3M

anaknya yang masih bayi, dan satu orang anak lagi tinggal disebelah rumah Tn. Karning. Tn.

Karning sebagai kepala keluarga berusia 40 tahun dengan latar belakang pendidikan terakhir

sekolah dasar. Ny. Asni sebagai istri berusia 33 tahun dengan latar pendidikan sekolah dasar. Tn.

Karning dan Ny. Asni memiliki dua orang anak, satu laki-laki dan satu perempuan. Anak pertama

laki-laki bernama Hasan berusia 24 tahun dan sudah menikah dengan pekerjaan sebagai penjahit,

memiliki istri bernama Ny. Een berusia 19 tahun sebagai ibu rumah tangga, mereka memiliki anak

bernama Nayla yang berusia 5 bulan.

Tn. Karning berprofesi sebagai penjaga tambak ikan dengan pendapatan Rp 1.800.000,- tiap

bulan. Ny. Asni hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Keluarga Tn. Karning tinggal disebuah rumah bangunan semi permanen diatas tanah seluas

10 x 13 m2. Dinding rumah terbuat dari semen dan batu bata, lantai menggunakan keramik. Atap

rumah menggunakan genteng dan terdapat plafon. Rumah Tn. Karning terdiri dari dua kamar tidur,

satu ruang keluarga, satu dapur, dan satu kamar mandi. Ruang keluarga, dimana terdapat TV dan

merupakan tempat biasanya keluarga berkumpul, diruangan tersebut terdapat jendela yang dapat

dilewati cahaya matahari pada sisi rumah Tn. Karning terdapat adanya ventilasi udara.

Di rumah Tn. Karning tidak terdapat WC (jamban) dan hanya terdapar dapur dan kamar

mandi. Untuk buang air besar (BAB) mereka melakukannya di empang yang berjarak 100 meter

dari belakang rumahnya. Dengan kondisi dimana jamban tersebut disekitarnya dikelilingi oleh

sampah-sampah plastik maupun botol yang dibuang oleh keluarga Tn. Karning dan keluarga

sekitarnya. Jamban yang digunakan oleh keluarga Tn. Karning digunakan juga oleh beberapa

keluarga disekitar rumahnya. Air yang mereka pakai untuk membersihkan bokong setelah BAB

diambil dari air empang yang berada dibawah dari jamban tersebut. Tn. Karning dan keluarga

merasa kebiasaan dari membuang air besar di jamban tersebut mengganggu, tetapi karena

terbatasnya penghasilan yang didapatkan oleh Tn. Karning tidak cukup untuk membuat jamban

yang lebih layak. Dapur Tn. Karning menggunakan kompor gas. Sumber air bersih didapatkan dari

pompa air yang menyedot air dari PAM yang dibeli dengan harga Rp. 100.000/ bulan. Air bersih

tersebut di gunakan untuk mandi, masak, dan minum.

Keluarga Tn. Karning biasa melakukan cuci tangan sebelum makan, tetapi hanya sesekali

saja menggunakan sabun, kemudian apabila selesai makan, keluarga Tn. Karning terbiasa mencuci

tangan menggunakan air cuci tangan yang di taruh didalam mangkuk setelah selesai makan.

Rumah keluarga Tn. Karning terletak di daerah yang padat penduduk dengan jarak antar

rumah 0,5 meter disebelah kanan dan kiri dan di depan terdapat empang yang berjarak 100 meter

dari rumahnya. Keluarga Tn. Karning memiliki kebiasaan membuang sampah di tempat sampah,

lalu dibakar di belakang rumah.

Keluarga Tn. Karning memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari. Biasanya menu

19

Page 20: Simulasi pengetahuan 3M

yang biasa dimakan adalah sayur bayam, tahu, tempe, telur dan ikan asin. Tn. Karning memiliki

kebiasaan merokok namun tidak didalam rumah, biasanya merokok diluar rumah. Keluarga Tn.

Karning mengaku mencuci tangan sebelum dan sesudah makan tetapi tidak mengggunakan sabun.

Tn. Karning dan Ny. Asni mengaku jarang melakukan olahraga. Tn. Karning dan Ny. Asni tidak

memiliki masalah kesehatan dalam sebulan terakhir ini, penyakit yang sering dialami oleh Tn.

Karning, Ny. Asni adalah mual dan sakit perut. Biasanya apabila sakit mereka berobat dengan obat

dari warung dan apabila sakit tambah parah mereka berobat ke dokter puskesmas.

Gambar 1.2 Denah Rumah Keluarga Tn. Karning, Kampung Gaga RT 08/RW 03, Desa

Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Juni 2014

Tabel 1.11 Faktor Internal Keluarga Tn. Karning

No Faktor Internal Permasalahan

1 Kebiasaan Merokok Tn. Karning merokok sekitar setengah bungkus

dalam satu hari, biasanya kebiasaan merokok ini

dilakukan diluar rumah jauh dari anak dan

cucunya.

2 Olah raga Tn. Karning tidak memiliki kebiasaan

berolahraga.

3 Pola Makan Tn. Karning makan 3x/hari. Ny. Asni makan

2x/hari, selalu memasak sendiri setiap jam 7 20

Page 21: Simulasi pengetahuan 3M

pagi dan 2 sore dengan komposisi makanan nasi,

sayur, tahu/tempe, telor/ikan. Mengkonsumsi

daging ayam jarang, 3x/bulan. Makan buah-

buahan 3x/minggu, paling sering jeruk dan

pepaya. Ibu mengaku tidak pernah jajan

makanan.

4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka selalu pergi ke puskesmas.

5 Menabung Tn. Karning mengaku selalu menabung

100.000/bulan.

6 Mencuci tangan Tn. Karning, Ny. Asni selalu mencuci tangan

sebelum dan sesudah makan menggunakan air

bersih yang tidak mengalir dan memakai sabun

7 Aktivitas sehari-hari 1. Bapak bekerja sebagai penjaga tambak

ikan yang berangkat kerja dari jam 7

sampai jam 3 sore, sepulang kerja selalu

langsung istirahat, mempunyai kebiasaan

merokok setengah bungkus per hari.

2. Ibu bertindak sebagai ibu rumah tangga,

memasak 2x perhari

3. Anak pertama merupakan penjahit

dengan istri sebagai ibu rumah tangga

dan mempunyai anak bayi

Tabel 1.12 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Karning

No Kriteria Permasalahan

1. Luas Bangunan Luas rumah 10 x 13 m2

2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat dua kamar tidur, satu

ruang keluarga, satu gudang, satu dapur, dan satu

kamar mandi.

3. Ventilasi Terdapat ventilasi pada sisi rumah

4. Pencahayaan a. Terdapat jendela pada ruang tamu dan kamar

tidur selalu dalam keadaan terbuka dan tidak

21

Page 22: Simulasi pengetahuan 3M

ditutupi dengan kain.

b. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, 3

berwarna putih. Lampu terdapat di ruang

keluarga, kamar tidur dan ruang tamu.

5. MCK Terdapat tempat untuk mandi dan cuci piring, air

dikumpulkan di beberapa ember dan terdapat

jentik nyamuk, tidak terdapat tempat untuk

buang air besar.

6. Sumber Air Dalam kesehariannya Tn. Karning

menggunakan air PAM yang dibelinya dari

tukang air keliling di daerah tempat tinggalnya.

7. Saluran pembuangan limbah Air Limbah rumah tangga di buang ke parit

buatan sendiri yang di alirkan ke kolam empang

di belakang rumah

8. Tempat pembuangan sampah Sampah rumah tangga di kumpulkan dibelakang

rumah. Sampah ditumpuk terlebih dahulu

hingga cukup banyak lalu dibakar.

9. Lingkungan sekitar rumah Di samping kanan dan kiri rumah terdapat

rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah

keluarga Tn. Karning masih banyak sampah

botol dan kaleng bekas dengan air yang

menggenang dikarenakan penduduk sekitar

kurang peduli dengan lingkungannya.

Penentuan Area Masalah

Masalah Non Medis

o Tidak terdapat jamban di dalam rumah.

o Terdapat jentik nyamuk pada sumber air.

o Kurangnya kesadaran lingkungan sekitar.

o Kurangnya ketersediaan air bersih.

o Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga.

o Kurangnya kebiasaan mencuci tangan sebelum makan.

o Kebiasaan membakar sampah.

Masalah Medis

22

Page 23: Simulasi pengetahuan 3M

o Riwayat penyakit gastrointestinal : diare

1.2.2 Keluarga Tn. Sulaiman

Tabel. 1.13 Profil Keluarga Tn. Sulaiman, Kampung Gaga RT 08/RW 03, Desa

Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan JuniTahun 2014

No Nama Status

Keluarga

Jenis

Kelamin

Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

1 Tn.

Sulaiman

Suami Laki –

laki

24 Sekolah

Menengah

Pertama

Buruh Ikan Rp. 1.000.000 –

Rp.

1.200.000/bulan

2 Ny.

Nurjanah

Istri Perempua

n

24 Sekolah

Menengah

Pertama

Buruh pabrik Rp. 900.000 - Rp.

1.000.000/bulan

3 Nurkifti Anak Laki-laki 6 Sekolah

Dasar

Pelajar -

Keluarga Tn. Sulaiman tinggal di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga. Keluarga ini

terdiri dari sepasang suami istri, dan seorang anak yang tinggal serumah. Tn. Sulaiman sebagai

kepala keluarga berusia 24 tahun dengan latar belakang pendidikan terakhir sekolah menengah

pertama. Tn. Sulaiman putus sekolah sejak duduk dibangku kelas 1 SMP karena keterbatasan biaya,

semenjak putus sekolah Tn. Sulaiman bekerja untuk membantu perekonomian keluargnya. Tn.

Sulaiman berprofesi sebagai buruh ikan dengan pendapatan tidak menentu, dengan penghasilan

kira-kira berkisar antara Rp. 1.000.000 hingga Rp. 1.200.000 per hari nya. Tn. Sulaiman biasanya

berangkat kerja pukul 06.00 WIB dan pulang ke rumah pukul 16.00 WIB.

Tn. Sulaiman memiliki seorang istri yang bernama Ny. Nurjanah berusia 24 tahun dengan

latar pendidikan terakhir sekolah menengah pertama. Ny. Nurjanah bekerja sebagai buruh pabrik

demi membantu perekonomian keluarganya yang masih dirasakan sangat kurang. Kesehariannya

mengurus rumah seperti memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah, mengurus anak dan

sore hari nya berangkat kerja. Ny. Nurjanah berangkat kerja pukul 17.30 WIB dari rumah dan

pulang ke rumah pukul 00.30 WIB. Saat berangkat kerja, anak Ny. Nurjanah tinggal bersama ayah

nya yang pada malam hari ada di rumah karena sore hari nya sudah pulang kerja.

Anak pertama Tn. Sulaiman, bernama Nurkifti, sekarang berusia 6 tahun, lahir di rumah

dengan bantuan bidan setempat, secara normal, dengan berat badan 2900 gram. Ny. Nurjanah

mengaku anak pertamanya mendapatkan imunisasi lengkap dan mengaku rajin memeriksakan 23

Page 24: Simulasi pengetahuan 3M

kehamilan ketika masih mengandung. Nurkifti sekarang bersekolah duduk di bangku kelas 1 SD.

Bersekolah setiap hari senin – jumat, berangkat sekolah pukul 06.30 WIB dan pulang sekolah pukul

12.00 WIB.

Keluarga Tn. Sulaiman tinggal disebuah rumah bangunan permanen diatas tanah seluas 12 x

5 m2. Dinding rumah terbuat dari semen dan batu bata, sebagian berlantaikan keramik dan sebagian

berlantaikan tanah. Atap rumah menggunakan genteng dan dibuat plafon. Rumah Tn. Sulaiman

terdiri dari sebuah ruang tamu yang sekaligus dijadikan ruang keluarga, 1 buah kamar tidur, 1 ruang

dapur yang digabung dengan kamar mandi disebelahnya tanpa disertai sekat pembatas ruangan.

Ruang tamu berukuran 5 x 4 m2 beralaskan keramik dan dipergunakan untuk menerima tamu,

nonton televisi, dan berkumpul bersama keluarga. Diruangan tersebut terdapat 2 jendela dan

memiliki pintu dengan jenis pintu yang dapat dilewati cahaya matahari. Untuk sore hingga malam

hari keluarga Tn. Sulaiman menggunakan lampu sebagai penerangan.

Di rumah Tn. Sulaiman tidak terdapat WC ( jamban ) dan hanya terdapat dapur dan kamar

mandi yang bersebelahan. Untuk buang air besar (BAB) mereka melakukannya di empang yang

berjarak 150 meter dari belakang rumahnya. Jamban yang digunakan tidak memiliki sistem saluran

pembuangan yang memadai karna pembuangan di empang dan empang tersebut tidak mengalir.

Sedangkan untuk membasuh setelah BAB, Tn. Sulaiman dan keluarga biasanya menggunakan air

empang. Selama menggunakan jamban di empang, keluarga Tn. Sulaiman memiliki riwayat

masalah kesehatan seperti diare berulang dan anak nya pernah mengalami cacingan. Bak mandi

yang ada dirumah dikuras setiap 1 bulan 1 kali. Sumber air bersih didapatkan dari PAM yang dibeli

dengan harga Rp. 500/derigen. Air bersih tersebut digunakan untuk mandi, masak dan minum.

Dapur Tn. Sulaiman hanya terdapat kompor yang menggunakan kompor minyak.

Rumah keluarga Tn. Sulaiman terletak di daerah yang padat penduduk dengan jarak antar

rumah 0,5 meter disebelah kanan dan kiri dan 5 meter dengan rumah depan. Keluarga Tn. Sulaiman

memiliki kebiasaan membuang sampah di lahan kosong belakang rumah yang berjarak 10 meter

dari rumah. Biasanya sampah tersebut di bakar setelah terkumpul banyak.

Keluarga Tn. Sulaiman memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari (pagi – siang –

sore/malam). Biasanya menu yang biasa dimakan adalah nasi, ikan asin, tahu, tempe dan kadang-

kadang makan ayam goreng. Keluarga Tn. Sulaiman jarang mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-

buahan.

Tn. Sulaiman memiliki kebiasaan merokok, biasanya Tn. Sulaiman menghabiskan setengah

bungkus rokok perhari, dan mengaku sering merokok di luar rumah dan saat bekerja karena ada

anak kecil didalam rumah.

Tn. Sulaiman dan Ny. Nurjanah mengaku jarang mencuci tangan sebelum atau sesudah

melakukan aktivitas. Biasanya Tn. Sulaiman dan Ny. Nurjanah mencuci tangan dengan air dari

24

Page 25: Simulasi pengetahuan 3M

gayung yang berasal dari bak mandi, dan jarang menggunakan sabun, sabun yang digunakan juga

bukan sabun khusus cuci tangan. Tangan yang dibasuh hanya bagian telapak tangan dan punggung

tangan. Setelah mencuci tangan Tn. Sulaiman dan Ny. Nurjanah mengeringkan tangannya dengan

mengelapnya ke pakaian yang sedang digunakan.

Tn. Sulaiman mengaku jarang melakukan olahraga, Tn. Sulaiman merasa tidak bersemangat

untuk berolahraga karena pagi hari harus berangkat kerja. Sedangkan Ny. Nurjanah tidak sempat

berolahraga karena sibuk untuk mengurus rumah dan anak nya serta malam hari nya harus

berangkat kerja.

Dalam segi kesehatan, Tn. Sulaiman, istri beserta anaknya mengaku memiliki masalah

kesehatan seperti diare yang kadang berulang serta cacingan. Biasanya apabila sakit mereka berobat

dengan obat warung terlebih dahulu, apabila sakit tidak sembuh mereka berobat ke Puskesmas atau

klinik terdekat. Jarak puskesmas dari rumah Tn. Sulaiman tidak terlalu jauh. Transportasi yang

biasa digunakan Tn Sulaiman dan keluarganya menggunakan kendaraan umum.

Gambar. 1.3 Denah Rumah Keluarga Tn. Sulaiman, Kampung Gaga RT 08/RW 03, Desa

Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Juni 2014

Tabel 1.14. Faktor Internal Keluarga Tn. Sulaiman

No Faktor Internal Permasalahan

25

Page 26: Simulasi pengetahuan 3M

1 Kebiasaan Merokok Tn. Sulaiman memiliki kebiasaan merokok ini

dilakukan diluar rumah atau saat sedang bekerja.

2 Olah raga Keluarga Tn. Sulaiman tidak ada yang memiliki

kebiasaan berolahraga.

3 Pola Makan Ny. Nurjanah memasak sendiri untuk makan

keluarga, menu makanan yang sering dimakan

adalah nasi, tahu, tempe, dan ikan asin. Terkadang

makan ayam goreng. Ny. Nurjanah dan seorang

anaknya makan 3x sehari di rumah (pagi - siang –

malam), tapi Tn. Sulaiman makan pada pagi dan

malam hari dirumah karena Tn. Sulaiman di siang

hari bekerja dan baru balik saat sore hari.

4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka membeli obat warung.

Apabila tidak sembuh, mereka baru berobat ke

Puskesmas atau klinik dokter umum terdekat.

5 Menabung Keluarga Tn. Sulaiman tidak memiliki kebiasaan

menabung, dikarenakan penghasilan yang

dihasilkan perharinya terkadang masih tidak cukup

untuk kebutuhan sehari-hari.

6 Kebiasaan Mencuci Tangan a. Tn. Sulaiman dan Ny. Nurjanah tidak selalu

mencuci tangan setiap memulai dan

mengakhiri aktivitas, mereka juga jarang men-

cuci tangan sebelum dan sesudah makan.

b. Mencuci tangan hanya punggung dan telapak

tangan.

c. Mencuci tangan tidak dengan menggunakan

sabun.

d. Mencuci tangan dengan airdari gayung yang

diambil dari bak mandi.

7 Aktivitas sehari-hari a. Tn. Sulaiman bekerja sebagai buruh ikan. Ia

berangkat kerja dari rumah pukul 06.00 WIB

dan pulang pada pukul 16.00 WIB

b. Ny. Nurjanah bekerja sebagai buruh pabrik,

dan sehari-hari mengurus rumah, anak dan

26

Page 27: Simulasi pengetahuan 3M

sore hari nya pukul 17.30 berangkat kerja dan

pulang ke rumah pukul 00.30

c. Anak sekolah dari pukul 07.00 – 12.00

Tabel 1.15 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Sulaiman

No Kriteria Permasalahan

1. Luas Bangunan Luas rumah ±12 x 5 m2

2. Ruangan dalam

rumah

Dalam rumah terdapat ruang tamu yang sekaligus dijadikan ruang kumpul

keluarga dengan ukuran ± 5x4 m2, satu kamar tidur, dengan ukuran 5x3m2,

dan satu dapur yang digabung dengan kamar mandi disebelahnya, dengan

ukuran ±5 x 3m2

3. Ventilasi Terdapat 2 buah jendela berukuran 50x100 cm

4. Pencahayaan a. Terdapat dua jendela pada ruang tamu.

b. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, dengan lampu berwarna kuning.

Lampu terdapat di ruang tamu, kamar tidur, dan dapur.

5. MCK a. Terdapat sarana MCK yang tidak lengkap dikarenakan tidak adanya la-

han dan biaya untuk membuat jamban sendiri dirumah, berlantai semen.

b. Terdapat 2 ember besar untuk menampung air

c. Tempat cuci baju dan piring bersamaan dengan tempat mandi

d. Terdapat jentik nyamuk di bak mandi

6. Sumber Air a. Membeli air bersih yang berasal dari PAM, sebanyak 6 jerigen setiap hari.

b. Air ini digunakan untuk air minum, mencuci, mandi dan buang air kecil.

c. Air berwarna kuning keruh, tidak berbau dan rasa asin.

7. Saluran

pembuangan

limbah

Air Limbah rumah tangga di buang ke kolam empang di belakang rumah.

Aliran limbah tidak lancar.

8. Tempat

pembuangan

sampah

Sampah rumah tangga dibuang ke lahan kosong belakang rumah. Sampah

ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup banyak lalu dibakar.

27

Page 28: Simulasi pengetahuan 3M

9. Lingkungan

sekitar rumah

Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga. Di lingkungan

sekitar rumah keluarga Tn. Sulaiman masih banyak sampah yang

berserakan dikarenakan penduduk sekitar kurang peduli dengan

lingkungannya. Dibelakang pekarangan rumah terdapat empang yang

sangat kotor penuh dengan sampah.

Penentuan Area Masalah Keluarga Tn. Sulaiman

a) Non-Medis

- Kebiasaan membuang dan membakar sampah di halaman rumah.

- Terdapat jentik nyamuk pada penampungan air.

- Pada lingkungan keluarga Tn. Sulaiman tidak terdapat jamban sehat.

- Tidak tersedianya sumber air bersih di lingkungan rumah.

b) Medis

- Riwayat menderita demam.

1.2.3 Keluarga Tn. Yatmin

Tabel. 1.16 Profil Keluarga Tn. Yatmin, Kampung Gaga RT 08/RW 03, Desa Tanjung

Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan JuniTahun 2014

No Nama Status

Keluarga

Jenis

Kelamin

Usia Pendidik

an

Pekerja

an

Penghasilan

1 Tn. Yatmin Suami Laki-laki 50th Tidak

Sekolah

Buruh

tambak

Rp.1.200.000/

bulan

2 Ny. Acoh Istri Perempua

n

35th Tamat SD Pedagan

g

Rp.500.000/

Bulan

3 Nn. Santi Anak Perempua

n

18th Tamat

SMA

Buruh

pabrik

Rp.1.500.000/

Bulan

4 An. Sinta Anak Perempua

n

12th SD Pelajar -

28

Page 29: Simulasi pengetahuan 3M

Keluarga binaan ini beralamat di Kampung Telaga Sukamana Desa Tanjung Pasir,

Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Keluarga ini terdiri dari seorang suami, seorang istri

dan dua orang anak. Seorang kepala keluarga yang bernama Tn. Yatmin, 50 tahun, bekerja sebagai

burah tambak ikan di empang daerah Tanjung Pasir dengan rata-rata pendapatan Rp.1.200.000 per

bulan. Tn. Yatmin berangkat ke tempat kerja pukul 06.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Tn. Yatmin

terkadang tidak berangkat ke tempat kerja dikarenakan tidak ada ikannya. Tn. Yatmin memiliki

kebiasaan merokok satu bungkus per hari dan sering merokok di dalam rumah dan di luar rumah.

Ny. Acoh adalah istri dari Tn. Yatmin berusia 35 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga

dengan usaha membuka warung di depan rumahnya. Ny Acoh mempunyai pedapatan rata-rata Rp

500.000 per bulan.

Nn. Sinta adalah anak pertama dari Tn Yatmin dan Ny Acoh yang berusia 18 tahun dengan

pendidikan terakhir sekolah menengah atas. Nn. Sinta bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik di

daerah Tanjung Pasir dengan pendapatan rata-rata Rp. 1.500.000 per bulan. Nn. Sinta berangkat ke

tempat kerja tergantung dengan pembagian waktu kerja. Jika dapat waktu kerja pagi Nn Sinta

berangkat dari rumah sekitar pukul 06.30 WIB dan sampai rumah pukul 14.30 WIB, jika dapat

waktu kerja siang Nn. Sinta berangkat pukul 13.30 sampai rumah pukul 20.30 WIB, dan jika waktu

kerja malam Nn. Sinta berangkat pukul 19.30 sampai rumah pukul 07.00 WIB.

An. Sinta adalah anak kedua dari Tn. Yatmin dan Ny. Acoh yang berusia 12 tahun yang

sedang menempuh pendidikan tingkat sekolah dasar. Nn Sinta berangkat ke sekolah sekitar pukul

07.30 WIB dan sampai di rumah pukul 12.15 WIB.

Keluarga Tn. Yatmin tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah ±6x5 m. Rumah terdiri

dari satu buah ruang tamu, dua kamar tidur, dan satu dapur yang dan satu kamar mandi tanpa

adanya jamban. Lantai rumah sebagian terbuat dari semen dan sebagian lagi dari keramik. Dinding

rumah terbuat dari tembok. Untuk atap rumah terbuat dari genting tanpa plafon.

Pada bagian belakang rumah terdapat tanah kosong. Tanah kosong tersebut biasa digunakan

untuk kandang ayam dan menimbun sampah kemudian dibakar selama 1 minggu sekali.

Rumah keluarga Tn.Yatmin terdapat kamar mandi namun tidak disertai jamban. Kamar

mandi tersebut hanya digunakan untuk mandi, buang air kecil, mencuci baju dan piring. Kamar

mandi hanya dilengkapi oleh bak besar, kamar mandi tersebut seluas 1 x 3 m. Sehingga untuk

buang air besar mereka harus ke jamban umum yang berada di pinggir empang dengan jarak sekitar

2 meter dari rumah Tn. Yatmin. Jamban umum yang digunakan Tn. Yatmin dan keluarga merupakan

tipe jamban cemplung. Keluarga Tn. Yatmin menggunakan air bersih yang di bawanya dari rumah

untuk membersihkan setelah buang air besar. Jamban umum yang tidak sehat dan letaknya jauh dari

rumah merupakan masalah untuk Tn. Yatmin dan keluarga.

Kegiatan mencuci piring keluarga Tn.Yatmin dilakukan di kamar mandi yang juga

29

Page 30: Simulasi pengetahuan 3M

digunakan untuk buang air kecil. Piring – piring kotor ditumpuk di lantai kamar mandi tersebut,

tanpa alas apapun. Piring – piring yang telah dibersihkan, dikeringkan di rak piring yang berada di

dapur yang terletak tidak jauh dari kamar mandi. Kegiatan mencuci tangan di tiap anggota keluarga

sedikit kurang baik. Masing-masing keluarga memiliki kebiasaan mencuci tangan tetapi tidak

menggunakan sabun. Kebiasaan ini juga biasa dilakukan hanya ketika mereka setelah makan.

Gambar 1.3 Denah Rumah Keluarga Tn. Yatmin, Kampung Gaga, Desa Tanjung Pasir,

Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Juni 2014

Tabel 1.17 Faktor Internal Keluarga Tn. Yatmin

No Faktor Internal Permasalahan

1 Kebiasaan Merokok Tn. Yatmin merokok sekitar setengah bungkus

dalam satu hari, biasanya kebiasaan merokok ini

dilakukan didalam dan diluar rumah jauh dari

anaknya.

2 Olah raga Tn. Yatmin memiliki kebiasaan berolahraga di

tempat kerjanya selama 30 menit 3x/minggu.

30

Page 31: Simulasi pengetahuan 3M

3 Pola Makan Tn. Yatmin makan 1x/hari karena ia mengaku lelah

setelah pulang bekerja. Ny.Acoh makan 2x/hari,

selalu memasak sendiri setiap jam 7 pagi dan 2

sore dengan komposisi makanan nasi, tahu/tempe,

terkadang ikan atau daging Mengkonsumsi daging

ayam jarang, 3x/bulan. Makan buah-buahan tidak

menentu. Ibu mengaku tidak pernah jajan

makanan. Nn. Santi dan An. Sinta makan 2x/hari.

4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka membeli obat warung lalu

setelah beberapa hari tidak kunjung sembuh ke

puskesmas.

5 Menabung Tn. Yatmin mengaku selalu menabung

600.000/bulan.

6 Mencuci tangan Tn. Yatmin, Ny. Acoh, Nn. Santi dan An. Sinta

selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

menggunakan air bersih yang tidak mengalir dan

memakai sabun, masih belum tahu cara mencuci

tangan yang baik.

7 Aktivitas sehari-hari a. Bapak bekerja sebagai buruh tambak ikan

yang berangkat pukul 06.00 WIB kemudian

saat pulang selalu langsung istirahat, mem-

punyai kebiasaan merokok setengah

bungkus per hari.

b. Ibu bertindak sebagai ibu rumah tangga,

memasak 2x sehari

c. Anak pertama sebagai buruh pabrik yang

berangkat tergantung jadwal jaga dengan

durasi kerja 8 jam/hari

d. Anak kedua merupakan pelajar SD

Tabel 1.18 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Yatmin

No Kriteria Permasalahan31

Page 32: Simulasi pengetahuan 3M

1. Luas Bangunan Luas rumah ± 6x 5 m dengan lantai keramik

2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang keluarga berukuran4

x 2,5 m, dua kamar tidur yang masing-masing

berukuran 3 x 3 m. Juga terdapat dapur yang

berukuran 2,5 x 1,5 m mencakup tempat mandi,

mencuci dan buang air kecil.

3. Ventilasi Terdapat lima buah ventilasi di ruang tamu

berukuran 15 x 30 cm yang selalu terbuka, dua

buah ventilasi di dalam kamar tidur berukuran 30 x

40 cm. 1 jendela di ruang keluarga yang tidak bisa

dibuka berukuran 40 x 70 cm. 2 jendela di dalam

kamar tidur yang masing-masing berukuran 40 x

70 cm yang selalu dibuka ketika pagi dan siang

hari. Hal ini sesuai dengan luas lantai rumah.(luas

ventilasi lebih dari 10% dari lantai rumah).

4. Pencahayaan a. Terdapat tiga buah jendela berukuran 40 x

70 cm yang berada di ruang keluarga dan

ruang kamar.

b. Hanya terdapat 1 buah lampu di luar dan

dalam rumah. Sehingga pencahayaan

rumah kurang baik.

5. MCK a. Tidak memiliki jamban, jika ingin buang

air besar Tn Yatmin pergi ke jamban umum

yang berada di pinggir empang berjarak 3

m dari rumahnya.

b. Tempat cuci piring dan baju bersamaan

dengan tempat mandi, bak, dan memasak.

c. Tersedia air pam yang dibeli dari warung.

d. Terdapat jentik nyamuk pada beberapa em-

ber untuk penampungan air

6. Sumber Air a. Tidak memiliki sumber air di rumahnya, se-

32

Page 33: Simulasi pengetahuan 3M

hingga harus membeli air pam di warung.

7. Saluran pembuangan limbah Limbah rumah tangga cair di buang ke empang

yang berjarak 3 m dari rumahnya.

8. Tempat pembuangan sampah Sampah dibuang di dekat empang, sampah ini

ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian dibakar

oleh siapapun warga sekitar sekitar 1minggu

sekali.

9. Lingkungan sekitar rumah Depan rumah dan belakang rumah Tn. Darman

merupakan tanah yang dimiliki oleh tetangganya.

Sebelah kanan rumah langsung menempel dengan

rumah lain yang merupakan rumah saudaranya.

Sebelah kiri rumah adalah rumah warga lain.

Sekitar 3 m sebelah kanan dari rumah Tn. Yatmin

terdapat empang untuk membuang limbah, bab dan

terdapat sampah.

Penentuan Area Masalah Tn. Yatmin

a. Non-Medis

- Keluarga Tn. Yatmin mempunyai kebiasaan membakar sampah.

- Rendahnya penghasilan per bulan di keluarga yang belum bisa mencukupi ke-

butuhan sehari-hari.

- Keluarga Tn. Yatmin tidak mempunyai jamban di dalam rumah, mereka

menggunakan jamban yang terdapat di luar rumah yaitu di empang belakang

rumah dan jamban tersebut tidak termasuk jamban sehat.

- Kurangnya ketersediaan air bersih di lingkungan keluarga Tn. Yatmin.

- Terdapat jentik nyamuk pada penampungan air.

- Pencahayaan yang kurang pada rumah keluarga Tn. Yatmin

- Buruknya ventilasi dan sirkulasi udara dalam rumah Tn. Yatmin

b. Medis

- Keluarga Tn. Yatmin tidak pernah berobat ke Puskesmas karena terdapat

pemikiran bahwa jika berobat ke Puskesmas akan disuntik, sehingga hanya

membeli obat ke warung.

- Riwayat penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) : Batuk, pilek.

33

Page 34: Simulasi pengetahuan 3M

1.2.4 Keluarga Tn. Darhi

Tabel 1.19 Profil Keluarga Tn. Darhi, Kampung Gaga RT 08/RW 03, Desa Tanjung

Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan JuniTahun 2014

N

o

Nama Status

Keluarg

a

JenisKelami

n

Usia Pendidika

n

Pekerjaa

n

Penghasila

n

1 Tn. Darhi Suami Laki-laki 35th Tamat SD Penjaga

empang

Rp.800.000/

Bulan

2 Ny. Ati Istri Perempuan 32th Tamat SD Ibu rumah

tangga

-

3 An.Marjay

a

Anak

pertama

Perempuan 12th Pelajar

SMP

Pelajar -

4 An.Nuraini Anak

kedua

Perempuan 4th Belum

sekolah

- -

Keluarga binaan ini beralamat di Kampung Gaga DesaTanjung Pasir, KecamatanTeluk Naga

RT 08/RW 03.Keluarga ini terdiri dari seorang ayah, ibu yang tinggal bersama 2 orang anak.

Seorang kepala keluarga yang bernama Tn. Darhi, 35 tahun. Ia berprofesi sebagai penjaga empang

dengan rata-rata pendapatan Rp.800.000 tiap bulan. Ia bekerja sebagai penjaga empang didekat

rumahnya. Ia berangkat ketempat kerja pukul 9 pagi hingga pukul 5 sore. Ia memiliki kebiasaan

merokok satu bungkus per hari. Ia sering merokok di dalam rumah dan di luar rumah.

Ny. Ati berusia 32 tahun. Dahulu sebelum menikah dengan Tn.Darhi, Ny.Ati sempat bekerja

di sebuah pabrik di Kampung Melayu, Tanggerang . Namun sekarang sejak menikah dengan

Tn.Darhi Ny.Ati hanya lah seorang ibu rumah tanggadan mengurusi kedua orang anaknya.

An. Marjaya berusia 12 tahun, ia merupakan anak pertama. Jaya lahir secara normal di

rumahnya ditolong oleh bidan desa . Jaya diberikan ASI sejak lahir sampai usia 1,5 tahun lalu

dilanjutkan dengan susu formula.Sejak kehamilan Jaya, Ny.Ati rutin memeriksakan kandungannya

ke puskesmas dan posyandu terdekat. Sejak lahir Jayabaru mendapatkan 5x imunisasi yakni,

BCG, Hep.B, Polio, dan DPT . Sejak lahir Jaya belum pernah mengalami sakit yang berat kecuali

diare saat usianya 5 tahun .

An.Nuraini berusia 4 tahun, ia merupakan anak kedua . Nurainilahirsecara normal di

puskesmas terdekat. Nuraini diberikan ASI sejak lahir hingga usianya 6 bulan, lalu dilanjutkan

dengan susu formula serta sari buah . Sejak 2 bulan belakangan. Ny.Ati mengeluhkan bahwa 34

Page 35: Simulasi pengetahuan 3M

Nuraini mengalami BAB berdarah. Darah berwarna merah segar, dan terdapat benjolan yang masih

bisa masuk jikadimasukan dari lubang anus . Ny.Ati sudah membawa Nuraini berobat ke puskesmas

terdekat dan diberikan obat, sejak itu dirasakan benjolan semakin lama semakin mengecil dan

menghilang namun sekarang ada lagi. Ny.Ati mengatakan bahwa Nuraini tidak menyukai sayur-

sayuran dan lebih suka jajan di warung dekat rumahnya.Nuraini belum sekolah karena belum cukup

umur untuk memasuki SD.

Keluarga Tn. Darhi tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah ±6x5 m. Rumah terdiri

dari satu buah ruang tamu, dua buah kamar tidur, dan satu dapur yang bersatu dengan kamar mandi.

Lantai rumah sebagian terbuat dari semen dan sebagian lagi beralaskan tanah. Dinding rumah

terbuat dari sebagian bilik bamboo dan sebagian semen yang belum di cat.Untuk atap rumah terbuat

dari bilik bambu dan tidak mempunyai plafon.

Pada bagian depan rumah terdapat kandang ayam dan tumpukan bamboo serta tumpukan

sampah. Bagian depan rumah juga berbatas pagar semen yang langsung terhubung dengan empang .

Rumah keluarga Tn.Darhi terdapat kamar mandi namun tidak disertai jamban. Kamar mandi

tersebut hanya digunakan untuk mandi, buang air kecil, mencuci baju dan piring. Kamar mandi

hanyadilengkapi oleh ember besar, kamar mandi tersebut seluas 1 x 3 m. Sehingga untuk buang air

besar mereka harus ke jamban umum yang berada di pinggir empang. Jamban umum yang

digunakan Tn. Darhi dan keluarga merupakan tipe jamban cemplung. Tn.Darhi merasa kesulitan

dengan jamban umum dan letaknya yang jauh, tetapiTn.Darhi mengatakan mengalami kesulitan

secara ekonomi jika mereka harus membangun jamban sendiri .

Kegiatan mencuci piring keluargaTn.Darhi dilakukan di kamar mandi yang jugadigunakan

untuk buang air kecil. Piring – piring kotor ditumpuk di lantai kamar mandi tersebut, tanpa alas

apapun. Piring – piring yang telah dibersihkan, dikeringkan di rak piring yang berada di dapur yang

terletak tidak jauh dari kamar mandi. Kegiatan mencuci tangan di tiap anggota keluarga sedikit

kurang baik. Masing-masing keluarga memiliki kebiasaan mencuci tangan tetapi tidak

menggunakan sabun. Kebiasaan ini juga biasa dilakukan hanya ketika merekasetelah makan.

35

Page 36: Simulasi pengetahuan 3M

Gambar 1.5. Denah Rumah Keluarga Tn. Darhi, Kampung Gaga, Desa Tanjung Pasir,

Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Juni 2014

Tabel 1.20 Faktor Internal Keluarga Tn. Darhi

No. Faktor Internal Permasalahan

1 KebiasaanMerokok Tn. Darhi merokok sekitar satu bungkus dalamsatuhari,

biasanya kebiasaan merokok ini dilakukan didalam rumah

dan di luar rumah.

2 Olah raga Keluarga Tn. Darhi tidak ada yang memiliki kebiasaan

berolahraga

3 PolaMakan Ny.Ati terkadang memasak sendiri dengan komposisi

makanan nasi, tahu, tempe, ikan, sayur. Jarang sekali

makan daging sapi atau ayam dan buah-buahan. Keluarga

ini jarang beli makanan di luar.

4 PolaPencarianPeng

obatan

Apabila sakit, mereka pergi kebidan dan dokter klinik

terdekat dan membeli obat di apotek dan terkadang

membeli di warung. Mereka juga sering untuk berobat ke

puskesmas.

5 Menabung Ny. Ati tidak menabung. Uang dari anak-anaknya dijdikan

36

Page 37: Simulasi pengetahuan 3M

untuk biaya Marjaya dan untuk kebutuhan sehari-hari.

6 Aktivitassehari-hari a. Tn. Darhi bekerja sebagai penjaga empang, bekerja dari

pk 09.00 sampai pk17.00

b. Ny.Ati tidak bekerja, hanya seorang ibu rumah tangga

dan mengurusi kedua orang anaknya

c. Marjaya adalah seorang pelajar SMP, ia merupakan

anak pertama dari dua bersaudara .

Tabel 1.21 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Darhi

No Kriteria Permasalahan

1. Luas Bangunan Luas rumah ± 6x5 m dengan lantai semen

dantanah

2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran3x2

m, duakamar tidur yang masing-masing berukuran

2x2m. Juga terdapat dapur disertai kamar mandi

yang berukuran3x2m dan ruangan ini tidak disertai

dengan adanya tempat pembuangan sampah.

3. Ventilasi Tidak terdapat ventilasi sama sekali yang

seharusnya luas ventilasi kurang dari 10% dari

lantai rumah.

4. Pencahayaan a. Tidak terdapat jendela pada ruang tamu rumah

b. Tidak terdapat jendela di kedua kamar

c. Hanya terdapat 3 buah lampu di dalam rumah

yang berwarna kuning untuk ruang tengah,

dapur dan kamar mandi.

5. MCK a. Tidak memiliki jamban, jika ingin buang air

besar mereka pergi ke jamban umum yang

berada di pinggir empang.

b. Kamar mandi beralaskan semen dengan ukuran

1x1m terletak di dalam rumah yang digunakan

untuk cucipiring

c. Tersedia air yang cukup untuk buang air kecil

di dalam ember.

6. Sumber Air a. Sumber Air berasaldari PAM yang dijual di 37

Page 38: Simulasi pengetahuan 3M

warungtetangga.

b. Anggota keluarga memiliki kebiasaan mencuci

tangan tetapi tidak menggunakan sabun.

Kebiasaan ini juga biasa dilakukan hanya ketika

mereka setelah makan.

7. Saluranpembuanganlimbah Limbah rumah tanggacair di buang keempang

yang berjarak 1 meter dari rumah dan limbah padat

di buang di pekarangan belakang rumah. Aliran

limbah ini tidak lancar.

8. Tempat pembuangan sampah Sampah dibuang di pekarangan belakang rumah,

sampah ini ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian

dibakar oleh keluarga sehingga banyak lalat yang

menghinggapi tumpukan sampah tersebut, dan

menimbulkan bau. Keluarga biasa membakar 1

minggu sekali.

9. Lingkungan sekitar rumah Depan rumah Tn. Darhi berbataskan pagar semen

yang langsung terhubung dengan empang.

Samping kanan rumah terdapat kandang ayam dan

tumpukan bamboo serta sampah. Tn.Darhi tidak

memiliki bagian belakang rumah. Empang di

depan rumah Tn.Darhi tampak kotor dan banyak

sampah yang menumpuk. Sehingga banyak lalat

yang menghinggap di empang tersebut.

Penentuan Area Masalah :

Medis :

Saat ini anak kedua dari pasangan Tn.Dahir dan Ny. Ati sedang menderita

hemorrhoid dikarenakan kurangnya konsumsi sayuran.

Riwayat memiliki penyakit ISPA, pada Ny.Ati

Non - Medis :

Keluarga TnDahir dan warga sekitar mempunyai kebiasaan menumpuk sampah

dan bila sudah penuh lalu dibuang keempang yang berada di belakang kediaman

TnDahir

38

Page 39: Simulasi pengetahuan 3M

Keluarga ini memiliki hewan peliharaan tetapi keadaan kandang yang kotor dan

tidak terawat. Menurut pengakuan keluarga ini, ia jarang sekali membersihkan

kandang ayam tersebut dan membiarkannya kotor.

Pada keluarga ini tidak terdapat jamban.

Vantilasi dan sirkulasi rumah yang buruk

Kebiasaan merokok di dalam rumah

1.3 Penentuan Area Masalah Kesehatan

1.3.1 Alasan Pemilihan Area Masalah

Sebagai pendekatan awal untuk mengetahui area masalah yaitu dengan menganalisis laporan

tahunan Puskesmas mengenai data-data penderita 10 penyakit terbesar yang ada di wilayah

Puskesmas Tegal Angus.

Kemudian informasi tersebut dibandingkan dengan laporan kader desa setempat. Setelah

mengamati, mewawancarai, dan melakukan observasi masing-masing keluarga binaan di Kampung

Gaga, Desa Tegal Angus terdapat berbagai area permasalahan pada keluarga binaan tersebut, yaitu:

1. Perilaku BAB yang tidak baik pada keluarga binaan

2. Kurangnya pengetahuan tentang pencegahan DBD

3. Banyaknya kasus DBD pada semua umur

4. Perilaku membuang sampah di sekitar rumah

5. Perilaku merokok di sekitar rumah

6. Kurang nya ventilasi pada rumah keluarga binaan

7. Banyaknya angka kejadian ISPA pada keluarga binaan

8. Perilaku mencuci tangan tidak memakai sabun

9. Kurangnya pencahayaan dalam rumah keluarga binaan

10. Perilaku melakukan pengobatan dengan tenaga non medis

Dari sekian masalah yang ada pada keluarga tersebut, diputuskan untuk mengangkat

permasalahan “PENGETAHUAN TENTANG 3M PADA KELUARGA BINAAN KAMPUNG

GAGA RT 08 / RW 03, DESA TANJUNG PASIR”. Pemilihan area masalah kesehatan ini

didasarkan atas berbagai pertimbangan, yaitu:

- Selama melakukan kunjungan beberapa kali ke rumah keluarga binaan, terlihat keenam

keluarga binaan memiliki kebiasaan yang sama, yaitu kebiasaan membuang sampah di

sekitar rumah dan dibiarkan begitu saja.

- Terdapat jentik nyamuk pada tempat penampungan air di rumah keluarga binaan.

- Masih tingginya kasus DBD

39

Page 40: Simulasi pengetahuan 3M

Kurangnya pengetahuan tentang 3Mt berhubungan dengan penyakit demam berdarah dengue. Dari

data sekunder yang di dapat kan terdapat 10 penyakit besar padatahun 2012 di Puskesmas Tegal

Angus.

Sumber : Data Surveillance Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

40

Page 41: Simulasi pengetahuan 3M

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diagnosis dan intervensi komunitas

Diagnosis dan intervensi komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan adanya suatu

masalah kesehatan di komunitas atau masyarakat dengan cara pengumpulan data di lapangan

dan kemudian melakukan intervensi sesuai dengan permasalahan yang ada. Diagnosis dan

intervensi komunitas merupakan suatu prosedur atau keterampilan dari ilmu kedokteran

komunitas. Dalam melaksanakan kegiatan diagnosis dan intervensi komunitas perlu disadari

bahwa yang menjadi sasaran adalah komunitas atau sekelompok orang sehingga dalam

melaksanakan diagnosis komunitas sangat ditunjang oleh pengetahuan ilmu kesehatan

masyarakat (epidemiologi, biostatistik, metode penelitian, manajemen kesehatan, promosi

kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan gizi).

2.2 Teori Pengetahuan

2.2.1 Definisi Pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu subyek tertentu.Pengindraan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran penciuman, rasa, dan raba.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat berperan untuk terbentuknya suatu

tindakan seseorang.

2.2.2 Tingkat Pengetahuan

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall).

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “Tahu” ini adalah merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang

apa yang telah dipelajari antara lain : menyabutkan, menguraikan, mendefinisikan,

41

Page 42: Simulasi pengetahuan 3M

menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar mengenai

obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan meteri tersebut secara benar.Orang

yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan,

contoh menyimpulkan, merencanakan, dan sebagainya terhadap obyek yang telah

dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan

aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam

konteks dan situasi yang lain. Dalam menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan

masalah (problem solving cycle) didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang

diberikan.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke

dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih

ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-

kata kerja.Dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokan, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk kesluruhan yang baru. Dengan kata

lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemapuan untuk melaksanakan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau obyek.Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu

kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan yang telah dimilki seseorang dipengaruhi oleh

faktor-faktor sebagai berikut:

1. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon yang datang

42

Page 43: Simulasi pengetahuan 3M

dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang rasional terhadap

informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan

mereka peroleh dari gagasan tersebut. Ibu hamil yang berpendidikan, tentu akan banyak

memberi perubahan terhadap apa yang mereka lakukan dimasa lalu.

2. Paparan media masa

Melalui berbagai media baik cetak maupun elektrolik, berbagai informasi dapat

diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang lebih sering mendengar atau melihat

media massa (TV, radio, majalah, pamflet,dan lain-lain) akan memperoleh informasi

yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah mendapat informasi

media. Ini berarti informasi media masa mempengaruhi tingkat pengetahuan yang

dimiliki oleh seseorang.

3. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder, keluarga dalam

status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi

rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang termasuk

kebutuhan sekunder.

4. Lingkungan sosial ekonomi

Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan saling berinteraksi antara

satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih

besar terpapar informasi. Sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi

kemampuan individu sebagai komunikasikan untuk menerima pesan menurut model

komunikasi media.

5. Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman baik dari pengalaman pribadi maupun

dari pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran suatu pengetahuan.

6. Akses layanan kesehatan atau fasilitas kesehatan

Mudah atau sulitnya dalam mengakses layanan kesehatan tentunya akan berpengaruh

terhadap pengetahuan khususnya dalam hal kesehatan.

2.3 Teori Pencegahan Demam Berdarah

2.3.1. Morfologi dan lingkaran hidup vektor DBD

2.2.6.1 Morfologi

1. Nyamuk dewasa

43

Page 44: Simulasi pengetahuan 3M

Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata nyamuk lain dan

mempunyai warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian badan dan kaki.

3. Jentik (larva)

Ada 4 tingkat (instar) jentik sesuai dengan pertumbuhan larva

tersebut, yaitu:

Instar I : berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm

Instar II : 2,5-3,8 mm

Instar III : lebih besar sedikit dari larva instar II

Instar IV : berukuran paling besar 5mm

4. Telur

Telur berwarna hitam dengan ukuran ±0,08 mm, berbentuk oval yang mengapung satu persatu

pada permukaan air yang jernih, atau menempel pada dinding tempat penampung air.

2.3.2. Lingkaran hidup

Nyamuk Aedes aegypti seperti juga nyamuk lainnya mengalami metamorfosis sempurna,

yaitu: telur menjadi jentik kemudian kepompong dan fase yang terakir adalah nyamuk. Stadium

telur, jentik dan kepompong hidup di dalam air. Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik

dalam waktu ±2 hari setelah telur terendam dalam air.

Stadium jentik biasanya berlangsung 6-8 hari dan stadium kepompong berlangsung antara 2-

4 hari. Pertumbuhan dari telur menjadi nyamuk dewasa selama 9-10 hari. Umur nyamuk betina

dapat mencapai umur rata-rata antara 2-3 bulan.

2.3.3. Pemberantasan Vektor DBD

Pemberantasan nyamuk dewasa dilakukan dengan cara penyemprotan dengan insektisida.

Mengingat kebiasaan nyamuk senang hinggap pada benda-benda bergantungan, maka

penyemprotan tidak dilakukan di dinding rumah seperti pada pemberantasan nyamuk menular

malaria. Alat yang digunakan adalah mesin fog (pengasapan) dan penyemprotan dengan cara

pengasapan tidak mempunyai efek residu.

44

Page 45: Simulasi pengetahuan 3M

Untuk membasmi penularan virus dengue penyemprotan dilakukan dua siklus dengan

inetrval 1 minggu. Pada penyemprotan siklus pertama, semua nyamuk yang mengandung virus

dengue dan nyamuk-nyamuk lainnya akan mati. Tetapi akan segara muncul nyamuk-nyamuk baru

yang diantaranya akan menghisap darah pada penderita viremia (pasien yang positif terinfaksi

DBD) yang masih ada yang dapat menimbulkan terjadinya penularan kembali. Oleh karena itu perlu

dilakukan penyemprotan yang pertama agar nyamuk baru yang infektif tersebut akan terbasmi

sebelum sempat menularkan pada orang lain.

Tindakan penyemprotan dapat membasmi penularan, akan tetapi tindakan ini harus diikuti

dengan pemberantasan terhadap jentiknya agar populasi nyamuk penular dapat tetap ditekan

serendah-rendahnya.

2.3.4. Pemberantasan Jentik

Menurut (Depkes RI, 2005) dalam memberantasan jentik nyamuk Aedes aegypty yang dikenal

dengan PSN DBD dilakukan dengan cara:

1. Fisik

Pemberantasan dengan cara ini dikenal sebagai kegiatan 3 M yaitu menguras dan menyikat

bak mandi, bak WC, menutup tempat penampungan air, mengubur, menyingkirkan atau

memusnahkan barang-barang bekas. Pengurasan tempat-tempat penampungan air perlu

dilakukan secara teratur sekurang-kurangnya satu minggu sekali agar nyamuk tidak dapat

berkembang biak di tempat itu. Pada saat ini telah dikenal pula dengan istilah 3M PLUS yaitu,

kegiatan 3M yang diperluas. Bila PSN-DBD dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, maka

populasi nyamuk Aedes aegypti dapat ditekan serendah-rendahnya, sehingga DBD tidak menular

lagi. Untuk itu upaya penyuluhan dan motivasi kapada masyarakat harus dilakukan secar terus-

menerus dan berkesinambungan, oleh karena keberadaan jentik nyamuk berkaitan erat dengan

perilaku masyarakat. Pada saat ini telah dikenal pula dengan istilah 3M PLUS yaitu, kegiatan 3M

yang diperluas. Bila PSN-DBD dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, maka populasi nyamuk

45

Page 46: Simulasi pengetahuan 3M

Aedes aegypti dapat ditekan serendah-rendahnya, sehingga DBD tidak menular lagi. Untuk itu

upaya penyuluhan dan motivasi kapada masyarakat harus dilakukan secar terus-menerus dan

berkesinambungan, oleh karena keberadaan jentik nyamuk berkaitan erat dengan perilaku

masyarakat.

Upaya pemberantasan DBD yang dilakukan adalah pencegahan yaitu dengan Pemberantasan

Sarang Nyamuk yang (DBD) dilaksanakan melalui program Menguras, Menutup dan Mengubur

(3M). Melalui program ini diharapkan jentik Aedes aegypti tidak berubah menjadi nyamuk

dewasa sehingga tidak dapat menularkan Demam Berdarah Dengue. (Ditjen PPM dan PL, 2001)

Upaya lain untuk penanggulangan Demam Berdarah Dengue adalah dengan melakukan

penemuan, pertolongan dan pelaporan. Keluarga diharapkan dapat melakukan pertolongan

pertama kepada penderita Demam Berdarah Dengue misalnya dengan rehidrasi. Petugas

kesehatan diharapkan dapat melakukan pemeriksaan dan pengobatan kepada penderita yang

dicurigai terkena Demam Berdarah Dengue. Peran puskesmas juga dibutuhkan dengan

melakukan penelitian epidemiologi apabila ditemukan kasus Demam Berdarah Dengue (Ditjen

PPM dan PL, 2001)

Langkah – langkah pemberantasan penyakit menular antara lain pemgumpulan dan analisa

data tentang penyakit, melaporkan adanya penyakit menular, penyelidikan lapangan, tindakan

pertama untuk membatasi penyebaran penyakit, pengobatan penderita, pengebalan (imunisasi),

pemberantasan vektor, penyuluhan kesehatan (buku biru). Berbagai upaya penanggulangan

vektor DBD telah dilaksanakan, antara lain pengasapan, larvasidasi dan penggerakan peran serta

masyarakat, penyuluhan 3M PLUS, POKJANAL, belum berhasil menurunkan kasus. (SUB

DINAS P2P & Penyehatan Lingkungan DINKES PROP JATIM, 2006).

Program 3M di Indonesia pertama kali dilaksanakan pada tahun 1992 dengan berdasar pada

Keputusan Menkes No. 581/Menkes/SK/VII/92. Program 3M pada dasarnya adalah

pengembangan dari program PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) yang memfokuskan ke arah

perbaikan fisik (Andajani, 2006).

Upaya pemberantasan demam berdarah terdiri dari tiga hal yaitu peningkatan kegiatan

surveilans penyakit dan surveilans vektor, diagnosis dini dan pengobatan dini, dan peningkatan

upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD. Program yang dilakukan adalah gerakan

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara massal dan nasional. PSN dilakukan dengan

menerapkan 3M (Menutup wadah-wadah tampungan air, Mengubur atau membakar barang-

barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk, dan Menguras atau mengganti air di tempat

46

Page 47: Simulasi pengetahuan 3M

tampungan air). Tujuan dari program 3M adalah untuk memutus mata rantai penularan DBD

dengan cara memutus rantai kehidupan nyamuk Aedes aegypti (Suroso, 2003).

Kegiatan 3M dihimbau untuk dilakukan oleh masyarakat satu minggu sekali. Gerakan ini

dicanangkan oleh Pemerintah setiap tahunnya pada saat musim penghujan di mana wabah

Demam Berdarah Dengue biasa terjadi. Pada program pembangunan 2004-2005, pencanangan

Gerakan PSN dimulai sejak November 2004 dan ditegaskan kembali oleh Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono pada tanggal 11 Februari 2005 (Suroso, 2003).

Kegiatan 3M yang pertama yaitu menguras adalah kegiatan menguras tempat – tempat

penampungan air seperti bak air untuk mandi, tandon air, drum yang berisi air. Kegiatan

menguras dilakukan minimal satu kali dalam seminggu untuk mencegah perkembangan nyamuk

menjadi nyamuk dewasa. Hal ini karena siklus metamorfosis nyamuk memakan waktu minimal

seminggu (Suroso, 2003).

Kegiatan 3M yang berikutnya adalah menutup tempat – tempat penampungan air.

Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah nyamuk Aedes aegypti meletakkan telurnya di tempat

penampungan air tersebut. Kegiatan menutup tempat penampungan air dilakukan minimal untuk

tempat penampungan air yang susah untuk dikuras ataupun dikubur tetapi akan lebih baik lagi

apabila kegiatan menutup ini dilakukan untuk semua tempat penampungan air yang mungkin

untuk ditutup (Suroso, 2003).

Kegiatan 3M yang terakhir adalah mengubur barang – barang bekas ataupun tempat yang

dapat menjadi penampungan air saat hujan. Kegiatan mengubur ini tidak terbatas hanya untuk

barang – barang bekas seperti kaleng tetapi juga untuk lobang di tanah yang bias menampung

air. Kegiatan mengubur ini lebih bagus apabila minimal seminggu sekali karena berpatokan dari

siklus nyamuk (Suroso, 2003).

Pengembangan program 3M sampai saat ini sudah banyak dilakukan seperti yang terbaru

adalah 3M plus, yaitu 3M diatas ditambah dengan memakai repellent, tidak tidur pada jam – jam

dimana nyamuk Demam Berdarah Dengue berkeliaran, memakai kelambu saat tidur, memelihara

ikan pemakan jentik di tempat – tempat yang susah untuk dikuras, dan lain sebagainya. Semua

kegiatan baru ini juga bertujuan untuk mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue mengenai

masyarakat (Suroso, 2003).

2. Kimia

Pemberantasan jentik Aedes aegypti dengan mengunakan insektisida pembasmi jentik yang

dikenal dengan istilah larvasidasi.

3. Biologi

Pemberantasan cara ini menggunakan ikan pemakan jentik (ikan kepala timah, ikan gupi, ikan 47

Page 48: Simulasi pengetahuan 3M

cupang). Dapat juga menggunakan Bacillus thuringiensis var Israeliensis (Bti).

2.5 Kerangka Teori

Gambar 2.8 Kerangka Teori Menurut Notoadmojo (2007)

2.6 Kerangka Konsep

Berdasarkan teori sebelumnya, dapat dibuat suatu kerangka konsep yang berhubungan

dengan area permasalahan yang terjadi pada keluarga binaan RT 08/RW 03 Kampung Gaga,

Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Kerangka

konsep ini terdiri dari variabel independen dari kerangka teori yang dihubungkan dengan area

permasalahan.

48

Pengetahuan tentang 3M

Pengalaman

Pendidikan

Ekonomi Lingkungan Sosial Ekonomi

Paparan Media Massa atau Informasi

Akses Layanan Kesehatan

atau Fasilitas Kesehatan

Page 49: Simulasi pengetahuan 3M

Gambar 2.9 Modifikasi Kerangka Konsep Menurut Notoadmojo (2007)

2.7 Definisi Operasional

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti,

variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional. Definisi operasional adalah definisi

yang didasarkan atas sifat-sifat variabel yang diamati. Definisi operasional mencakup hal-hal

penting dalam penelitian yang memerlukan penjelasan. Definisi operasional bersifat spesifik,

rinci, tegas dan pasti yang menggambarkan karakteristik variabel-variabel penelitian dan hal-hal

yang dianggap penting. Definisi operasional juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada

pengukuran atau pengamanan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta

mengembangkan instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo, 2006). Adapun definisi operasional

dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 2.1 Definisi Operasional tiap variabel penelitian

NO VARIABEL DEFINISI ALAT CARA HASIL SKALA

1 Pengetahuan Informasi atau segala

sesuatu yang harus

diketahui responden

Kuesioner Wawancara Baik : 16 -

11

Cukup : 6-

Nominal

49

Pengetahuan tentang 3M

Pengalaman

Pendidikan

Ekonomi Lingkungan Sosial Ekonomi

Paparan Media Massa atau Informasi

Akses Layanan Kesehatan

atau Fasilitas Kesehatan

Page 50: Simulasi pengetahuan 3M

mengenai pencegahan

DBD khususnya 3M,

yaitu menguras dan

menyikat bak mandi/bak

WC, menutup tempat

penampungan air,

mengubur,

menyingkirkan atau

memusnahkan barang-

barang bekas.

Pengurasan tempat-

tempat penampungan air

perlu dilakukan secara

teratur sekurang-

kurangnya satu minggu

sekali agar nyamuk tidak

dapat berkembang biak

di tempat itu.

10

Kurang :

0-5

2 Pengalaman Segala sesuatu baik yang

dilihat,dilakukan ataupun

yang didengar mengenai

3M

Kuesioner Wawancara Baik : 5-6

Cukup : 3-

4

Kurang: 0-

2

Nominal

3 Pendidikan Jenjang pendidikan

formal terakhir yang

dijalani oleh keluarga

binaan.

Kuesioner Wawancara Tinggi =

Perguruan

Tinggi

Menengah

= SMP -

SMA

Rendah =

Tidak

Sekolah –

SD

Ordinal

4 Ekonomi Kemampuan

menyediakan biaya untuk

Kuisioner Wawancara Baik : ≥

Rp.

Nominal

50

Page 51: Simulasi pengetahuan 3M

pencegahan DBD

diantaranya dengan 3M

dilihat dari penghasilan

rata-rata responden

berdasarkan Upah

Minimum Regional Kota

Tangerang .

2

.400.000,-

Cukup :

Rp.

2

.400.000,-

Kurang :

<2.400.00

0

5 Lingkungan

Sosial

Ekonomi

Ada tidaknya komunikasi

dan kerjasama keluarga

binaan dengan tetangga

dan tokoh masyarakat

untuk mencegah demam

berdarah dengan 3M

Kuesioner Wawancara Baik : 5-6

Cukup : 3-

4

Kurang :

0-2

Nominal

6 Paparan

Media Massa

atau

Informasi

Ada tidaknya sarana

yang digunakan untuk

medapatkan informasi

tentang 3M di keluarga

binaan baik dari media

cetak, elektronik atau

penyuluhan dari tenaga

kesehatan.

Kuesioner Wawancara Ada

Tidak Ada

Nominal

7 Akses

Layanan

Kesehatan

atau Fasilitas

Kesehatan

Peran dan pemerintah

dan atau tenaga kerja di

bidang kesehatan yang

bertugas meninjau dan

memberikan informasi

kepada masyarakat

tentang 3M

Kuesioner Wawancara Ada

Tidak Ada

Nominal

BAB III

METODE

51

Page 52: Simulasi pengetahuan 3M

3.1. Penentuan Instrumen Pengumpulan Data

Kuisioner1. Apaa yang anda ketahui tentang demam berdarah?

2. Apakah anda / orang yang anda kenal pernah menderita demam berdarah?

- Jika ya, darimana anda tahu jika itu penyakit demam berdarah?

3. Apakah anda tahu tentang sumber penyakit demam berdarah?

4. Apakah anda tahu apa itu 3M?

5. Pernahkah anda mendapatkan penyuluhan tentang 3M?

6. Apakah anda pernah mendengan atau mendapatkan penyuluhan tetnag 3M plus?

- Jika pernah, sudahkan anda menerapkan 3M atau 3M plus?

52