simak-unwiku.ac.idsimak-unwiku.ac.id/files/Anggaran Komprehensif dan... · Web viewfleksibel dapat...

108
ANGGARAN KOMPREHENSIP DAN ANGGARAN PARSIAL Anggaran Komprehensif Komprehensif artinya menyeluruh atau secara keseluruhan. Dalam menyusun anggaran, perusahaan dapat melakukannya dengan dua cara, yakni secara sebagian demi sebagian (partial) dan secara keseluruhan (comprehensive). Karena itu dikenal Comprehensive Budget. Comprehensive budget (Anggaran komprehensif) yakni penyusunan rencana perusahaan (Business budget) secara keseluruhan. Anggaran komprehensip merupakan anggaran dengan ruang lingkup yang menyeluruh. Aktivitas yang tercakup dalam anggaran komprehensip mencakup seluruh aktivitas perusahaan baik dalam bidang pemasaran, produksi, keuangan dan administrasi. Penyusunan anggaran komprehensif akan mendatangkan manfaat berupa adanya pendekatan secara sistematis terhadap kebijaksanaan manajemen, serta memper¬mudah diadakannya evaluasi tujuan akhir perusahaan secara kuantitatif. Dengan menyusun anggaran komprehensif juga membantu fungsi pengawasan yang lebih dinamis terhadap pelaksanaan kebijaksanaan- kebijaksanaan manajemen. Secara lebih tegas istilah "Comprehensive" dalam penganggaran dapat di¬artikan sebagai: Pemakaian secara lebih luas konsep-konsep penganggaran dalam setiap kegiatan perusahaan. Pemakaian total sistem approach dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Ada beberapa pedoman umum yang perlu diperhatikan dalam penyusunan ang¬garan komprehensif, yaitu: 1. Mengadakan spesifikasi terhadap tujuan yang luas daripada perusahaan. 2. Mempersiapkan rencana-rencana pendahuluan secara keseluruhan. 3. Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek.

Transcript of simak-unwiku.ac.idsimak-unwiku.ac.id/files/Anggaran Komprehensif dan... · Web viewfleksibel dapat...

ANGGARAN KOMPREHENSIP DAN ANGGARAN PARSIAL

Anggaran Komprehensif        Komprehensif artinya menyeluruh atau secara keseluruhan. Dalam menyusun anggaran,

perusahaan dapat melakukannya dengan dua cara, yakni secara sebagian demi sebagian (partial)

dan secara keseluruhan (comprehensive). Karena itu dikenal Comprehensive Budget.

Comprehensive budget (Anggaran komprehensif) yakni penyusunan rencana perusahaan (Business

budget) secara keseluruhan.

        Anggaran komprehensip merupakan anggaran dengan ruang lingkup yang menyeluruh. Aktivitas

yang tercakup dalam anggaran komprehensip mencakup seluruh aktivitas perusahaan baik dalam

bidang pemasaran, produksi, keuangan dan administrasi.

        Penyusunan anggaran komprehensif akan mendatangkan manfaat berupa adanya pendekatan

secara sistematis terhadap kebijaksanaan manajemen, serta memper¬mudah diadakannya evaluasi

tujuan akhir perusahaan secara kuantitatif. Dengan menyusun anggaran komprehensif juga

membantu fungsi pengawasan yang lebih dinamis terhadap pelaksanaan kebijaksanaan-

kebijaksanaan manajemen. Secara lebih tegas istilah "Comprehensive" dalam penganggaran dapat

di¬artikan sebagai:

Pemakaian secara lebih luas konsep-konsep penganggaran dalam setiap kegiatan perusahaan.

Pemakaian total sistem approach dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari.

Ada beberapa pedoman umum yang perlu diperhatikan dalam penyusunan ang¬garan komprehensif,

yaitu:

1. Mengadakan spesifikasi terhadap tujuan yang luas daripada perusahaan.

2. Mempersiapkan rencana-rencana pendahuluan secara keseluruhan.

3. Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek.

Dengan berdasarkan pedoman di atas, anggaran komprehensif dapat diuraikan menjadi komponen:

A. Substantive Plan:Substantive Plan merupakan rencana yang mencerminkan tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu

perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, strategi yang dipakai serta

asumsikannya. Substantive Plan sedapat mungkin disusun dalam bentuk yang formal sehingga dapat

dijadikan pedoman yang sungguh-sungguh bagi perusahaan.

B. Financial Plan:Financial Plan merupakan penjabaran segala hal yang direncanakan tersebut menjadi suatu

anggaran yang memiliki perspektive financial. Dengan kata lain, financial plan merupakan usaha

untuk mengkuantitaskan segala tujuan, rencana dan kebijaksanaan perusahaan. Secara lebih jauh

financial plan merupakan penyajian secara lebih terperinci semua tujuan, rencana dan strategi

tersebut untuk periode-periode waktu tertentu. Sehingga dengan berdasarkan pada jangka waktunya

maka financial plan dikelompokkan menjadi:

1. Anggaran jangka panjang (Strategic Plan)Anggaran jangka panjang merupakan suatu perencanaan perusahaan untuk jangka waktu yang lama,

yakni lebih dari satu tahun atau bahkan lebih dari lima atau sepuluh tahun. Penyusunan anggaran ini

dilakukan sesuai dengan pola tujuan yang telah disusun pada saat perusahaan didirikan. Perusahaan

didi.rikan tidak hanya untuk jangka waktu satu atau dua tahun saja. Karena itu perusahaan perlu

menyusun perencanaan yang menyeluruh tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukannya dalam

jangka panjang.

    Rencana jangka panjang merupakan suatu kesatuan yang utuh darl rencana-rencana yang

disusun untuk kegiatan-kegiatan setiap tahun. Kadang-kadang perusahaan yang tidak menyusun

perencanaan jangka panjang akan mengalami kesulitan dalam menyusun anggaran tahunan.

2.    Anggaran tahunan (Tactical Plan). Anggaran Tahunan merupakan perencanaan kegiatan-kegiatan tahunan suatu perusahaan.

Anggaran tahunan dikelompokkan menjadi:

a.    Anggaran OperasionalAnggaran operasional merupakan rencana seluruh kegiatan-kegiatan perusahaan untuk mencapai

tujuannya. Umumnya tujuan perusahaan adalah mendapatkan keuntungan. Anggaran operasional ini

dibagi menjadi 2 bagian yakni:

Anggaran Proyeksi Rugi/Laba. Dalam anggaran ini dihitung atau ditaksir besarnya laba, baik

menurut bagian, menurut jenis produk maupun laba yang merupakan keseluruhan.

Anggaran pembantu laporan Rugi/Laba (Income Statement Sup¬porting Budget). Anggaran ini

meliputi seluruh anggaran kegi¬atan-kegiatan yang menyokong penyusunan suatu laporan Rugi/

Laba (Income Statement), yakni:

AnggaranPenjualan Pada pokoknya anggaran ini akhirnya akan meng¬gambarkan berapa revenue yang diterima sebagai

akibat dilakukannya penjualan-penjnalan pada periode yang akan datang.<

Anggaran penjualan ini meliputi data:

Jenis produk yang dijual

Volume produk yang dijual

Harga produk per satuan

Wilayah pemasaran.

Anggaran penjualan akan menjadi dasar untuk penyu¬sunan anggaran-anggaran lainnya. Atau

dengan kata lain anggaran-anggaran lainnya disusun dengan terlebih dahulu memperhatikan rencana

kegiatan penjualan. Perusahaan tidak boleh begitu saja menyusun rencana produksinya. Apabila

tidak diperhitungkan, maka kemungkinan seba¬gian (sebagian besar) produk tidak dapat terjual.

Dalam pelaksanaannya, penyusunan anggaran pen¬jualan ini agak sulit dilakukan, karena harus

mempertimbangkan beberapa faktor pembatas, seperti kemampuan menjual yang dimiliki

perusahaan. Akibatnya penyusunan anggaran penjualan memerlukan teknik forecasting (peramalan)

yang tepat, yang membuat esdmasi kegiatan masa depan dengan mendasarkan diri pada

pengalaman-¬pengalaman masa lalu. Tentu saja perlu dieprhatikan pula kemungkinan terjadinya

perubahan-perubahan di masa yang akan datang seperti:

Perubahan selera konsumen

Perubahan tingkat harga

Penemuan-penemuan baru (kemajuan teknologi). Kesalahan penyusunan anggaran

penjualan akan berakibat anggaran-anggaran lain juga ikut mengalami kesa¬lahan-

kesalahan, yang akhimya merugikan perusahaan.

Anggaran Produksi Anggaran ini disusun dengan memperhatikan segala kegiatan produksi, yang diperlukan untuk

menunjang anggaran penjualan yang telah disusun. Anggaran produksi ini terdiri dari beberapa sub-

anggaran (sub-budget) yakni:

1.    Anggaran jumlah yang harus diproduksiRencana tentang jumlah produk yang harus diha¬silkan dengan memperhatikan terlebih dahulu

ang¬garan penjualan, Persediaan awal dan persediaan akhir tahun.

Contoh:

Rencanapenjualan                         1.000 unit

Persediaan akhir                                100 unit (+)

Barang yang harus tersedia         1.100 unit

persediaan awal                                200 unit  (-)

Jumlah yang harus diproduksi      900 unit

2.    Anggaran Bahan Mentah,

yang terdiri dari:

Anggaran kebutuhan bahan mentah (dalam unit).

Anggaran pembelian bahan mentah (dalam unit dan harga).

Anggaran biaya bahan mentah yang habis digunakan dalam produksi (dalam harga).

3.     Anggaran Tenaga Kerja Langsung.

4.    Anggaran Biaya Overhead Pabrik

yakni anggaran semua jenis biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk, selain biaya materi

dan biaya tenaga kerja langsung.

Anggaran Biaya DistribusiAnggaran ini mencakup semua biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam

hubungannya dengan kegiatan memasarkan produk.

Termasuk ke dalamnya antara lain:

Biaya untuk para salesman, supervisor dan tenaga-tenaga penjualan lainnya.

Ongkos pengangkutan.

Biaya-biaya perjalanan seperti: <

Biaya transport

Biaya penginapan

Biaya makan.

Biaya-biaya advertensi dan promosi.

Depresiasi (peralatan distribusi)

Biaya-biaya administrasi penjualan.

Biaya asuransi dan lain-lain.

Anggaran Biaya Umum dan AdministrasiAnggaran biaya umum adalah anggaran yang berisi semua biaya-biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan untuk direksi dan stafnya, bagian keuangan dan bagian administrasi. Anggaran

administrasi yaitu anggaran yang berisi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk

kegiatan-kegiatan yang menunjang usaha perusahaan di luar kegiatan pabrik. Bersama-sama dengan

anggaran distribusi, maka anggaran biaya umum dan administrasi ini akan membentuk anggaran

biaya operasional (Operating Expenses Budget).

Anggaran Type Appropriasi.Anggaran ini merupakan anggaran biaya yang tidak dapat dikategorikan sebagai bagian dari

anggaran-anggaran sebelumnya.

Umpamanya:

Anggaran Pemeliharaan Anggaran Penelitian.

b. Anggaran Keuangan

Anggaran keuangan ini disusun sebagai akibat terjadinya per¬ubahan kekayaan, utang dan piutang

perusahaan. Perubahan tersebut diakibatkan oleh kegiatan yang dilakukan perusahaan.

Anggaran keuangan meliputi:

Anggaran Proyeksi Neraca Anggaran Proyeksi Neraca mencerminkan perkiraan semua aktiva dan pasiva yang akan dimiliki oleh

perusahan pada akhir suatu periode produksi.

Aktiva:-    Aktiva tetap

-    Akdva lancar

Pasiva:- Utang jangka pendek

- Utang jangka panjang

-  Modal sendiri.

Anggaran Pembantu Proyeksi Neraca.Anggaran ini memerinci masing-masing pos yang ada dalam neraca, terutama pos-pos yang

berhubungan dengan ma¬salah likuiditas perusahaan.

Pos-pos tersebut antara lain:

Anggaran Kas yang terdiri dari:

-    Aliran kas masuk

-    Aliran kas keluar

Aliran kas masuk dapat berasal dari:

-    penjualan produk secara tunai

-    penagihan piutang-piutang dari penjualan kredit.

-    penerimaan-penerimaan lain (bunga, dividen dan lain¬-lain)

-    penjualan aktiva.

-    pinjaman-pinjaman.

Sedangkan aliran kas keluar dapat berasal dari:<

pembelian bahan mentah untuk keperluan produksi. pembayaran upah tenaga kerja (buruh). macam-macam biaya yang dikeluarkan (biaya sewa, listrik, telepon, alat-alat tulis dan lain-

lain). pengeluaran-pengeluaran untuk kepentingan expansi (pembelian mesin-mesin baru,

perluasan bangunan pabrik dan lain-lain).

Anggaran Penambahan ModalAnggaran penambahan modal pada dasarnya disusun untuk jangka Panjang.

Anggaran Penyusutan Aktiva

Anggaran depresiasi perlu disusun secara khusus oleh perusahaan, karena aktiva tetap yang dimiliki

perusahaan lebih dari satu (banyak), usia masing-masing akdva tetap berlainan dan metode

penghitungan penyusutan masing¬-masing aktiva tetap berlainan pula.

        Anggaran operasional (operation budget) dan anggaran finansial (financial budget) adalah

bagian dari Planning atau Forecasting Budget. Selain anggaran Forecasting, maka selanjutnya dalam

anggaran Comprehensive anggaran dikenal pula:

1. Anggaran Variabel untuk berbagai biaya/pengeluaran (Variable Expenses Budget).

2. Data Siatistik Pembantu (Supplementary Statistics).

3. Laporan anggaran kepada manajemen tentang pelaksanaan anggaran (Internal Report).

Komponen-Komponen Anggaran Komprehensif        Komponen-komponen anggaran komprehensif secara lengkap adalah sebagai berikut:

I.     Substantive Plan

-    Tujuan-tujuan umum perusahaan.

-    Tujuan khusus pensahaan.

-    Strategi-strategi perusahaan.

-    Penentuan berbagai asumsi dasar yang akan dipakai perusahaan seterusnya.

II.     Financial Plan

A.     Anggaran Jangka Panjang:

1.    Penjualan, biaya dan laba.

2.    Penentuan besarnya modal.

3.    Penentuan tambahan modal.

4.    Perkiraan arus dana.

5.    Perkiraan kebutuhan tenaga kerja.

B.    Anggaran Tahunan:

1.        Anggaran operasional.

a.    Anggaran proyeksi Rugi/Laba.

b.    Anggaran pembantu laporan Rugi/Laba.

i.    Anggaran penjualan.   

ii    Anggaran produksi.

iii    Anggaran biaya distribusi.

iv    Anggaran biaya umum dan administrasi.

v    Anggaran type appropriasi

-    Anggaran iklan dan promosi.

-    Anggaran penelitian.

-    Anggaran pemeliharaan dan lain-lain.

2.    Anggaran finansial.

a. Anggaran neraca.

b.    Anggaran pembantu neraca.

-    Anggaran kas.   

-    Anggaran piutang.

-    Anggaran utang.

-    Anggaran penambahan modal

-    Anggaran penyusutan aktiva

-    Anggaran persediaan

-    Anggaran Biaya Finansial<

Berikut skema anggaran komprehensif. Dari skema tersebut dapat dilihat kaitan antara anggaran

bidang tertentu dengan yang lain, sekaligus juga menunjukkan bagaimana proses penyusunan

anggaran pada sebuah perusahaan.

Anggaran Parsial         Anggaran Parsial. Anggran parsial merupakan anggaran yang disusun dengan ruang lingkup

yang terbatas atau dalam ruang lingkup yang sempit. Misalnya perusahaan hanya menyususn

anggaran produksi saja, penjulan atau keuangan saja. Dalam anggaran parsial masing-masing

bagian menyusun anggaran secara sendiri-sendiri, sehingga rencana tersebut disusun tidak terpadu,

dibandingkan dengan anggaran komprehensip anggaran parsial lebih mudah disusun karena belum

begitu kompleks. Ada bebenpa alasan yang menyebabkan perusahaan menyusun anggaran secara

partial.

1. Perusahaan tidak mempunyai kemampuan untuk membuat anggaran secara keseluruhan

karena tidak adanya skill sehingga anggaran dibuat sebagian yang diperlukan saja.

2. Tidak tersedianya data yang lengkap tentang keseluruhan bagian dalam perusahaan.

Penyusunan anggaran mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tersedia atau

tidaknya data serta ketepatan data.

3. Kekurangan biaya untuk membuat anggaran yang lengkap sehingga disusun anggaran yang

perlu saja.

Proses Penyusunan Anggaran Perusahaan

Berikut ini adalah tahapan proses penyusunan Anggaran Perusahaan

1.    Identifikasi dan Evaluasi Variabel Eksternal (trendwatching)       Trendwatcing merupakan pengamatan terhadap trend perubahan lingkungan makro dan

lingkungan industri untuk mengidentifikasi peluang yang dapat diraih dan ancaman yang harus

dihadapi perusahaan dalam setiap lingkungan tersebut. Ada 2 (dua) jenis lingkungan yang

berpengaruh besar pada perusahaan, yaitu:

a.    Lingkungan makro

Lingkungan makro terdiri dari empat kekuatan pokok antara lain politik dan hukum, ekonomi,

teknologi, dan sosial.

b.    Lingkungan industri

Selain analisis lingkungan makro, perusahaan perlu melakukan analisis trend perubahan yang terjadi

dalam industri. Variabel ini tidak dapat dikendalikan perusahaan namun dapat dipengaruhi oleh

perusahaan. Terdapat 5 (lima) kekuatan yang mempengaruhi industri, antara lain:

1)    Ancaman organisasi baru yang memasuki industri;

2)    Kekuatan pemasok;

3)    Kekuatan pembeli;

4)    Dampak produk subsitusi;

5)    Persaingan dalam industri.

        Identifikasi variabel eksternal ini mencakup suatu pertimbangan umtuk memilih variabel yang

dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan., sehingga manajemen dapat mengambil

manfaat dari akibat yang menguntungkan dan meminimalkan akibat yang merugikan bagi

perusahaan.

        Tahap penting dalam analisis ini adalah evaluasi dari kekuatan dan kelemahan perusahaan saat

ini (analisis SWOT). Analisis SWOT dilakukan dalam dua tahap, yaitu:

a.    Analisis ekstern<

Bertujuan untuk mempertimbangkan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan.

b.    Analisis intern

Bertujuan untuk mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan intern perusahaan.

        Pendakatan anggaran yang komprehensif didasarkan pada ekpektasi dimana aspek operasi

yang penting akan dianalisis secara kritis dan dievaluasi setiap periode dengan cara yang benar

sehingga bantuan dari pihak yang independen sangat penting bagi penilaian ini.

2.    Pengembangan Tujuan Umum Perusahaan         Suatu perusahaan harus merumuskan tujuan umum yang ingin dicapai oleh perusahaan

sebelum merumuskan strategi. Tujuan umum ini berisi tentang:

Misi berfungsi sebagai pemfokus dan pemberi makna terhadap kehidupan kerja seluruh anggita

organisasi. Misi harus menetapkan bisnis perusahaan terpisah dari bisnis pesaing.

b.    Visi

Visi harus menjelaskan kondisi masa depan dari organisasi yang hendak diwujudkan.

c.    Keyakinan dasar

Merupakan keyakinan tentang kebenaran misi, visi dan langkah yang ditempuh untuk mewujudkan

visi.  Keyakinan dasar ini merupakan pemicu semangat seluruh anggota organisasi untuk mencapai

tujuan.

d.    Nilai dasar

Merupakan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh seluruh anggota organisasi dan mampu memandu

mereka untuk memilih berbagai alternatif yang diperlukan untuk menuju masa depan. Nilai dasar ini

berfungsi sebagai pembatas pengambilan keputusan oleh para anggota dalam rangka mewujudkan

visi demi tercapainya tujuan perusahaan.

        Visi menjadi dasar perumusan tujuan perusahaan, karena tujuan merupakan penjabaran dari visi

perusahaan. Tujuan umum perusahaan menggambarkan fondasi dasar tempat mengembangkan dan

memperkuat kebanggaan pada perusahaan bagi manajer, karyawan lain, pemilik, pelanggan, dan

perusahaan lain yang berhubungan secara komersial.

3.    Pengembangan Sasaran Khusus Bagi Perusahaan        Tujuan dari tahap sasaran dalam proses anggaran ini adalah untuk mengarahkan pernyataan

tujuan umum ke fokus yang lebih tajam dan untuk mentransformasikan informasi umum kepada

informasi perencanaan yang lebih spesifik. Manajemen eksekutif harus melaksanakan kepemimpinan

pada tahap perencanaan ini sehingga ada kerangka kerja yang nyata, jelas dan realistis dalam

operasi yang akan dilaksanakan untuk pencapaian sasaran yang bersifat khusus. Hal ini akan

memberikan suatu dasar bagi pengukuran kinerja.

4.    Pengembangan dan Evaluasi Strategi Perusahaan

        Strategi perusahaan adalah sasaran dasar, cara dan taktik yang akan digunakan untuk

mencapai tujuan dan sasaran yang direncanakan. Tujuan dari pengembangan dan penyebaran

strategi adalah menemukan alaternatif terbaik untuk mencapai tujuan umum yang direncanakan dan

sasaran spesifik. Strategi memberikan garis besar rencana tindakan bagi perusahaan. Manajemen

eksekutif harus kreatif dan langsung terlibat dalam pengembangan dan penyesuaian strategi baru

yang sedang dilaksanakan sesuai dengan variabel relavan yang harus dikuasai manajemen.

        Selain formulasi strategi, penilaian kembali strategi secara periodik juga penting untuk

menganalisis secara teliti semua variabel yang relevan dan akibat yang mungkin terjadi atas

perusahaan dimasa yang akan datang. Setiap alternatif strategi harus dievaluasi secara mendalam

dengan cara mengidentifikasi manfaat dan kelemahan utama setiap strategi tersebut, termasuk

asumsi yang mendasari. Berikut kriteria untuk mengevaluasi strategi:

Konsistensi intern, yaitu rencana tindakan yang mendukung satu dengan yang lain;

Realistik, yaitu rencana tindakan yang dipilih dapat dicapai meskipun berisi tantangan;

Berfokus ke pencarian peluang dan penyelesaian masalah, yaitu rencana yang dipilih akan

dapat mewujudkan peluang dan menyelesaikan masalah utama dan mengarah ke isu strategi

utama;

Berkemampuan menyelasaikan sub problem, yaitu bahwa smua gejala juga diselesaikan;

Bermanfaat bagi customer, yang berarti rencana harus meng-improve value yang dihasilkan

bagi customer.

5.    Instruksi Perencanaan Manajemen Eksekutif            Instruksi perencanaan eksekutif yang dikeluarkan manajemen tingkat atas, mengkomunikasikan

materi perencanaan yang diperlukan semua tingkatan manajemen untuk berpartisipasi dalam

pengembangan perencanaan laba strategis dan taktis untuk tahun anggaran mendatang. Tahap ini

merupakan tahap komunikasi dari rencana substantif kepada manajemen tingkat menengah dan

tingkat bawah. Tahap ini juga menjelaskan tujuan umum, sasaran spesifik, strategi perusahaan dan

segala macam instruksi manajemen eksekutif yang dibutuhkan untuk mengembangkan rencana laba

yang strategis dan taktis.

        Perusahaan memerlukan suatu alat yang dikenal dengan cascading, yaitu alat untuk

mengkomunikasikan sasaran dan strategi ke jenjang organisasi yang lebih rendah. Cascading pada

dasarnya adalah proses pengubahan misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar dan strategi anggota

organisasi melalui perilaku operasional. Cascading menjadi suatu proses sistematik

penginternalisasian misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar dan strategi organisasi ke dalam diri setiap

personel perusahaan sehingga menjadi share mission, share vision, share beliefs, share value dan

share strategies.

6.    Persiapan dan Evaluasi Perencanaan Proyek        Konsep anggaran yang komprehensif mencakup suatu pendekatan yang sistematis dan

terintegrasi untuk membuat perencanan proyek, perencanaan taktis dan perencanan strategik. Setiap

manajemen perlu mengembangkan tabel/grafik berdimensi waktu untuk keperluan pengambilan

keputusan dan perencanaan pada sub unitnya. Dalam tabel/grafik berdimensi waktu, biasanya

terdapat dua rencana, yaitu:

a.    Rencana proyek

Rencana ini meliputi horizon waktu yang berbeda-beda kerana setiap proyek mempunyai dimensi

waktu yang unik, misalny: rencana untuk memperbaiki produk yang ada, fasilitas fisik yang baru.

b.    Rencana periodik

Merupakan kebutuhan manajemen untuk merencanakan, mengevaluasi dan mengendalikan operasi

dalam jangka waktu yang relatif singkat dan konsisten secara interim.

7.    Pengembangan dan Persetujuan Rencana Laba Strategis dan Taktis

        Setelah manajer dari berbagai pusat tanggung jawab menerima instruksi perencanaan

manajemen eksekutif dan rencana proyek, maka manajer dari berbagai pusat tanggung jawab dapat

memulai aktivitas intensifnya untuk mengembangkan rencana laba secara strategis maupun taktis

yang disusun secara bersamaan.

        Rencana laba strategik jangka panjang merupakan perencanaan perusahaan untuk jangka

waktu yang relatif lama, yakni lebih dari satu tahun atau bahkan lebih dari lima tahun. Rencana laba

strategik jangka panjang dibuat sesuai dengan tujuan umum perusahaan, sasaran strategik, dan

strategi jangka panjang yang telah ditentukan sebelumnya. Bagian formal dari rencana ini meliputi:

laporan laba/rugi, neraca, proyeksi arus kas, rencana belanja modal, tuntutan karyawan, rencana

penelitian dan rencana penetrasi pasar jangka panjang. Rencana jangka panjang meliputi semua

bidang aktivitas utama yang diantisipasi:

a.    Penjualan, harga pokok dan laba;

b.    Proyek besar dan penambahan investasi modal;

c.    Arus kas dan pembiayaan;

d.    Kebutuhan dan persyaratan personel;

e.    Pengembalian investasi;

f.    Penelitian dan pengembangan;

g.    Informasi tentang persaingan dipasar dan analisis pangsa pasar.

         Rencana laba taktis merupakan perencanaan kegiatan-kegiatan tahunan perusahaan. Manajer,

pemilik perusahaan dan pihak lain yang berkepentingan biasanya memerlukan jadwal, hasil dari

rencana laba secara periodik, laporan kinerja dan evaluasi mengenai progress perusahaan. Laporan

rencana dan progress biasanya dibuat bulanan, tiga bulanan atau tahunan.

        Bila kedua rencana laba tersebut selesai dibuat, proses persetujuan dimulai. Proses ini meliputi

persetujuan, ketidaksetujuan atau saran perbaikan. Setelah proses persetujuan partisipasif selesai

untuk setiap pusat tanggung jawab dan smua perbedaan yang relevan diselesaikan, berbagai

rencana dan program dari pusat tanggung jawab utama digabungkan ke dalam semua rencana laba

strategis dan taktis bagi perusahaan dalam satu kesatuan.

8.    Pelaksanaan Rencana Laba        Pelaksanaan rencana manajemen yang telah dikembangkan dan disetujui dalam proses

perencanaan melibatkan fungsi manajemen yaitu pengarahan bawahan dalam mencapai tujuan dan

sasaran perusahaan. Manajemen yang efektif di semua tingkat mengharuskan tujuan, sasaran,

strategi dan kebijakan perusahaan dikomunikasikan dan dimengerti oleh bawahannya. Perencanaan

laba yang luas dan program pengendalian dapat membantu melaksanakan fungsi ini. Rencana,

strategi, dan kebijakan yang dibuat melalui partisipasi yang besar menetapkan dasar bagi komunikasi

yang efektif.

9.    Penggunaan Laporan Kinerja Periodik        Setelah rencana laba diimplementasikan selama periode tertentu, maka diperlukan laporan

kinerja periodik yang dibuat berdasarkan laporan bulanan. Laporan kinerja ini mencakup:

a.    Laporan kinerja aktual periodik ;

b.    Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang direncanakan;

c.    Memperlihatkan setiap perbedaan sebagai varians kinerja yang menguntungkan atau tidak

menguntungkan.

         Perbedaan yang jelas harus dibuat antara laporan keuangan ekternal dan internal. Laporan

internal dapat diklasifikasikan menjadi:

a. Laporan statistik yang memberikan statistik kuantitatif internal dasar mengenai operasi

perusahaan;

b. Laporan manajerial yang khusus mengenai masalah yang tidak berulang dan masalah

khusus;

c. Laporan kinerja periodik.

 Laporan kinerja jangka pendek penting untuk pengendalian yang efektif.

10.    Penggunaan Anggaran Biaya Fleksibel        Konsep anggaran fleksibel (anggaran variabel) hanya digunakan pada biaya yang terpisah dari

rencana laba, sehingga anggaran variabel hanya bersifat tambahan. Anggaran fleksibel memberikan

informasi yang realistik mengenai biaya yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah anggaran

untuk berbagai macam volume output atau tingkat aktivitas dari setiap pusat tanggung jawab.

        Anggaran fleksibel menyediakan rumus untuk setiap biaya dalam pusat tanggung jawab. Rumus

tersebut menunjukkan hubungan dari biaya terhadap output (volume kerja). Rumus anggaran

fleksibel dapat diterapkan dalam laporan pengendalian kinerja dan untuk mengembangkan jumlah

biaya dalam rencana laba taktis. Jika rumus ini dikembangkan bersamaan rencana laba strategis dan

taktis, maka dapat digunakan untuk menghitung jumlah biaya yang dianggarkan dalam rencana laba

taktis. Perhitungan dilakukan dengan mengalikan output atau aktivitas yang direncanakan dari setiap

pusat tanggung jawab dengan tarif biaya variabel yang berhubungan untuk setiap pusat tanggung

jawab dan kemudian ditambah dengan  biaya tetap untuk pusat tersebut (Y = a + bX).

11.    Penerapan Tindak Lanjut        Dalam hal ini perlu pemisahan yang jelas antara sebab dan akibat. Variasi kinerja adalah

sebuah akibat (hasil), manajemen harus dapat menentukan sebab yang mendasarinya. Identifikasi

sebab adalah tanggung jawab manajemen lini. Analisis untuk menentukan sebab akibat ini harus

diprioritaskan untuk menentukan variasi kinerja yang menguntungkan dan tidak menguntungkan.

Pada kasus yang tidak menguntungkan maka setelah berhasil mengidentifikasi sebab yang

mendasari, maka suatu alternatif tindakan perbaikan perlu dipilih dan kemudian diterapkan.

         Dalam kasus varians yang menguntungkan, sebab yang mendasari juga harus diidentifikasi.

Penyebab yang mendasari dapat menjadi informasi yang bernilai bagi peningkatan efisiensi dan bagi

pengembangan dukungan yang positif pada operasi dan bagi karyawan yang kurang berhasil.

Kelebihan dan Kelemahan Anggaran Perusahaan

Kelebihan Anggaran        Berdasarkan ulasan yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa

keuntungan yang dapat diperoleh bila perusahaan menerapkan penyusunan anggaran yang baik.

Beberapa keuntungan tersebut adalah :

1. Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu dapat diproyeksikan sebelum rencana

tersebut dilaksanakan. Bagi manajemen, hasil proyeksi ini menciptakan peluang untuk

memilih rencana yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan.

2. Dalam menyusun anggaran , diperlukan analisis yang sangat teliti terhadap setiap tindakan

yang dilakukan. Analisis ini sangat bermanfaat bagi manajemen sekalipun ada pilihan untuk

tidak melanjutkan keputusan tersebut.

3. Anggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat dijadikan patokan untuk menilai

baik buruknya suatu hasil yang diperoleh.

4. Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga setiap manajer

mengetahui kekuasaan, kewenangan, dan kewajibannya. Anggaran sekaligus berfungsi

sebagai alat pengendalian pola kerja karyawan dalam melakukan suatu kegiatan.

5. Mengingat setiap manajer/penyelia dilibatkan dalam penyusunan anggaran, maka

memungkinkan terciptanya perasaan ikut berperan serta.

Kelemahan Anggaran Perusahaan

Di samping beberapa keunggulan tersebut di atas, terdapat pula beberapa kelemahan antara

lain :

1. Dalam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu tepat dengan

keadaan yang sebenarnya.

2. Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami

perkembangan yang jauh berbeda daripada yang direncanakan. Hal ini berarti

diperlukan pemikiran untuk penyesuaian. Kemungkinan ini menghendaki agar

anggaran disesuaikan secara berkesinambungan dengan kondisi yang berubah-ubah

agar data dan informasi yang diperoleh akurat.

3. Karena penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial dapat

menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja yang dapat menghambat proses

pelaksanaan anggaran.

4. Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subyektif pembuat kebijakan

terutama pada saat data dan informasi tidak lengkap /cukup.

Konsep Peramalan Penjualan

Ada beberapa pengertian mengenai peramalan penjualan diantaranya:

Peramalan penjualan adalah perkiraan atau proyeksi secara teknis permintaan

konsumen potensial untuk suatu waktu tertentu dengan berbagai asumsi.

Peramalan penjualan adalah perkiraan mengenai sesuatu yang belum terjadi .

Peramalan penjualan adalah Budget yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-

kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang,serta berisi

taksiran-taksiran tentang keadaan atau posisi financial perusahaan pada suatu saat

yang akan datang.

        Intinya Peramalan penjualan (sales forecasting) ialah teknik proyeksi  permintaan

langganan yang potensial untuk suatu waktu tertentu dengan berbagai asumsi. Jae K Shim

berpendapat, “In business, forecast are the basis for capacity planning, production and

inventory planning, manpower planning, planning for sales and market share, and financial

planning and budgeting”. Dengan demikian, peramalan sangat penting di lakukan oleh si

“pengusaha” untuk menjalankan semua perencanaan di dalam perusahaannya.

        Hasil dari suatu peramalan penjualan lebih merupakan pernyataan atau penilaian yang

dikuantifisir terhadap kondisi masa depan mengenai penjualan sebagai proyeksi teknis dari

permintaan konsumen potensial untuk jangka waktu tertentu.Meskipun demikian hasil

perkiraan yang diperoleh mungkin saja tidak sama dengan rencana.

Pada umumnya hasil dari suatu peramalan penjualan akan dikonversikan menjadi rencana

penjualan dengan memperhitungkan berbagai hal berikut :

    a.Pendapat manajemen

    b.Strategi-strategi yang direncanakan

    c.Keterkaitan dengan sumber daya

    d.Ketetapan manajemen dalam usaha mencapai sasaran penjualan

   Dengan adanya peramalan penjualan produk di suatu perusahaan,maka manajemen

perusahaan tersebut akan dapat melangkah kedepan dengan lebih pasti.Atas dasar peramalan

penjualan yang disusun ini manajemen perusahaan akan dapat memperoleh gambaran tentang

keadaan masa depan perusahaan. Gambaran keadaan penjualan pada waktu yang akan datang

ini sangat penting bagi manajemen perusahaan, karena kebijakan perusahaan akan sangat

dipengaruhi oleh besarnya penjualan produk perusahaan tersebut.

Dalam menjalankan usahanya perusahaan biasanya melakukan 2 pendekatan, yakni

1. Speculative Approach (pendekatan spekulasi ). Di mana perusahaan tidak

memperhitungkan resiko yang diakibatkan oleh ketidak-pastian faktor-faktor intern dan

ekstern.

2. Calculated Risk Approach ( pendekatan penghitungan risiko ) .Di mana perusahaan

secara aktif melakukan estimasi terhadap resiko yang diakibatkan oleh ketidak-pastian

faktor-faktor ekstern dan intern.

    Faktor internal (faktor yang dapat di kuasai), seperti misalnya:

  Kualitas dan kegunaan produk yang terdiri dari :

1.    Bagaimana produk di pakai,

2.    mengapa orang membeli produk tersebut,

3.    penggunaan potensial produk,

4.    perubahan yang dapat menaikan kegunaan produk.

Ongkos produksi dan distribusi produk.

1.    Proses pembentukan produk,

2.    Teknologi yang di pakai,

3.    Bahan mentah yang di pakai,

4.    Kapasitas produksi.

Kecakapan manajemen (management skill)  yang terdiri atas :

1.    Penghayatan persoalan yang di hadapi,

2.    kemampuan melihat reaksi pesaing.

3.    Kemampuan Melakukan Forecast

Faktor eksternal (faktor yang tidak dapat di kuasai). Seperti misalnya:

1. Kecakapan management pesaing.

2. Volume kegiatan perekonomian yang di tentukan oleh : Konsumen, manager lain

(produsen lain) spekulator, peraturan hukum, keadaan politik kondisi lingkungan,

kehidupan organisasi ekonomi.

3. Barang substitusi

4. Selera masyarakat

5. Faktor lain  seperti : konflik politik, iklim dan perubahan pemakaian produk, banyak

perusahaan yang keluar masuk dalam produk

        Peramalan penjualan merupakan pendekatan yang berbasis dengan memperhitungkan

risiko yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan datang. Peramalan penjualan merupakan

pusat dari seluruh perencanaan perusahaan yang menggambarkan potensi penjualan serta luas

pasar yang akan dikuasai di masa yang akan datang

.

Hubungan Peramalan dengan Rencana

        Peramalan bukan merupakan rencana. Peramalan adalah tentang apa yang akan terjadi

pada waktu yang akan datang sedang rencana merupakan penentuan apa yang akan dilakukan

pada waktu yang akan datang. Peramalan penjualan menjadi suatu alat yang dapat

mempengaruhi manajer dalam membuat perencanaan penjualan.Dalam rencana

penjualan,perusahaan memasukkan keputusan manajemen berdasar hasil ramalan,masukkan

lain dan kebijakan manajemen tentang hal-hal yang berkaitan (contoh volume penjualan,

harga,usaha penjualan,produksi,dan biaya-biaya)

Pengaruh Kebenaran Asumsi

        Asumsi mempunyai pengaruh terhadap ketepatan peramalan yang dibuat.Jika asumsi

yang dibuat tepat atau mendekati kenyataan,maka forecast yang dihasilkan juga akan

mendekati kebenaran,sebaliknya jika asumsinya tidak tepat akan menyebabkan forecast yang

dihasilkan akan mengalami penyimpangan

Metode Peramalan Penjualan (Sales Forcasting)a. Ada banyak metode peramalan yang bisa digunakan. Pemilihan metode forecasting dan

"nilai" dari hasil peramalan sangat bergantung pada kendala-kendala yang ada dalam sistem

forecasting. Kendala-kendala tersebut antara lain:

a. Waktu yang diperlukan untuk melakukan persiapan melakukan peramalan.

b. Kurangnya data yang relevan, baik dari sumber internal maupun eksternal.

c. Kualitas data-data yang tersedia

d. Fasilitas pengolahan data dan tenaga ahli

    Jenis kendala yang disebut pertama, kedua dan ketiga akan berpengaruh pada kualitas data,

sedang kendala yang disebut terakhir lebih banyak bergantung pada kebijakan pengalokasian dana

untuk kepentingan forecasting.

Efektivitas Peramalan        Efektivitas sistem peramalan dalam membantu organisasi dapat dievaluasi berdasarkan empat

kriteria berikut:

Accuracy. Ini merupakan aspek terpenting dari forecast, karena perbedaan antara aktual dan

forecast berarti biaya. Lebih jauh, forecast error dapat menjadi sumber terjadinya kesulitan-

kesulitan yang serius, misalnya bila forecast lebih besar dari aktual maka akan terjadi kapasitas

menganggur dan surplus persediaan, dan bila forecast lebih kecil dari aktual maka dapat terjadi

stockout atau opportunity loss.

Stability vs Responsiveness. Artinya forecast harus mampu mengkover kompleksitas dan

ketidakpastian lingkungan baik yang disebabkan oleh long term growth trend maupun seasonal

influences

Objectivity. Kadang-kadang kondisi yang diramalkan tidak dapat atau tidak ada kaitannya

dengan data historis yang digunakan dalam forecasting. Bila demikian maka pertama, data

tetap diolah secara obyektif apa adanya, kedua baru kemudian hasil forecasting pada

pengolahan data secara obyektif disesuaikan dengan memperhitungkan perkembangan

terakhir situasi dan kondisi.

Timing. Agar sistem forecasting dapat efektif, maka forecast harus tersedia tepat waktu.

Benefit to Cost Ratio. Merupakan perbandingan antara manfaat yang berupa perbaikan kualitas

keputusan sehubungan dengan adanya sistem peramalan yang diukur dengan cost saving dan

biaya untuk membangun dan memelihara sistem peramalan. Rasio yang dapat dijadikan

sebagai kriteria tunggal bagi perlu tidaknya sistem forecasting dalam perusahaan.

Metode PeramalanBerikut beberapa metode peramalan yang dapat digunakan untuk kepentingan peramalan penjualan:

1.    Metode Peramalan Kualitatif

Forecast berdasarkan pendapat ( judgement method ). Di gunakan untuk menyusun forecast

penjualan maupun forecast kondisi bisnis pada umumnya. Pendapat-pendapat yang di pakai sebagai

dasar melakukan forecast adalah :

a.    Pendapat Salesman

Salesman di minta untuk mengukur apakah ada kemajuan atau kemunduran segala hal yang

berhubungan dengan tingkat penjualan pada daerahnya masing-masing.

b.    Pendapat Sales Manajer

Pada umumnya estimasi kepala bagian penjualan dapat lebih obyektif karena mempertimbangkan

banyak faktor. Ini juga di sebabkan pendidikannya yang relatif lebih tinggi dan pengalamannya yang

lebih luas di bidang penjualan.

c.    Pendapat Para Ahli

Kadang-kadang estimasi yang di lakukan oleh para salesman dan sales manager ada

pertentangannya. Sehingga perusahaan perlu memperkerjakan para konsultan di dalam

perusahaannya

d.    Survey Konsumen

Dan jika pendapat dari ketiga bagian di atas itu sangat kurang maka perusahaan perlu meminta

pendapat dari konsumen. Dengan cara melakukan survei atau penelitian kepada konsumen.

2.    Model Kuantitatif (statistik/Statistic Method)

Peramalan menghendaki perpaduan antara analisis ilmiah kuantitatif dengan menggunakan statistik

sebagai alat primer dalam membuat peramalan. Berikut ini beberapa metode peramalan dengan

menggunakan pendekatan statistik:

a. Trend bebas

b. Trend setengah rata-rata

c. Trend Matematis

Metode moment Metode Least Square Metode Regresi

3. Model Khusus

Metode khusus ini adalah cara khusus untuk meramalkan penjualan dengan menggunakan analisis

market share, analisis product line, dan analisis pengguna akhir      

        Model kuantitatif (statistik) dalam realita penggunaan secara keseluruhan masih kurang dapat di

percaya hasilnya, sebab banyak hal yang tidak dapat di ukur secara kuantitatif seperti :

    Perkembangan politik

    Struktur masyarakat

    Perubahan secara konsumen

Pemilihan Metode Peramalan        Pemilihan metoda yang dipakai untuk pembuatan forecast penjualan perlu mempertimbangkan

hal-hal berikut:

1. Sifat produk

2. Metoda distribusi (langsung/ tak langsung)

3. Besarnya perusahaan dibanding pesaing

4. Tingkat persaingan

5. Data historis yang tersedia

6. Akurasi metoda

7. SDM yang dimiliki untuk melakukan forecasting

8. Horison waktu perencanaan

9. Waktu yang tersedia

10. Ketersediaan dana

Peramalan Penjualan dengan Metode Trend Bebas (free hand) Dapat dikatakan bahwa penerapan garis trend secara bebas merupakan suatu cara penerapan garis

trend tanpa menggunkan rumus matematika.Meskipun demikian bukan berarti bahwa garis trend

dapat ditarik begitu saja tanpa menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu.Penggambaran

garis trend dengan cara ini sangat subyektif dan kurang memenuhi syarat ilmiah,sehingga jarang

digunakan.

        Pada dasarnya semua metode trend menggunakan prinsip yang sama yaitu berusaha

mengganti atau mengubah garis patah-patah dalam grafik yang dibentuk oleh data historis ,menjadi

garis yang lebih teratur bentuknya,missal bentuk garis lurus,bentuk garis lekung,dll.Dengan

pengubahan atu penggantian menjadi garis yang lebih teraturbentuknya ini,maka akan dapat

diketahui kelanjutan garis tersebut pada waktu-waktu yang akan datang,yaitu dengan cara

melanjutkan atau memperpanjang garis yang bersangkutan sesuai dengan irama keteraturan

itu.Dengan demikian taksiran untuk waktu-waktu yang akan datang dapat diketahui.

Contoh penerapan garis trend secara bebas:

        Sebuah perusahaan  membuat peramalan penjualan  untuk beberapa tahun mendatang  dengan

menggambarkan garis trend. Data penjualan tahun-tahun terakhir dan grafik tersaji pada gbr di bawah

ini::

Berikut data penjualan PT "X".

        Selanjutnya diminta untuk meramalkan penjualan tahun 2007 dengan menggunakan metode

peramalan Trend Bebas. Untuk itu, langkah pertama adalah memplotkan seluruh data ke grafik

sumbu kartesius dimana sumbu vertikal mewakili penjualan dan sumbu horisontal mewakili tahun.

        Setelah data diplotkan ke grafik sumbu kartesius, kemudian dibuat garis trend bebas yang

sekiranya mewakili keseluruan titik-titik hasil plotting data sebgaimana terlihat pada gambar di bawah

ini.

Dari metode Trend Bebas diapat diperkirakan bahwa penjualan th 2007 adalah sebesar 175 unit.

Peramalan Penjualan dengan Metode  MomentMetode trend moment merupakan analisis yang dapat digunakan untuk keperluan peramalan dengan

membentuk persamaan Y=a+b(X) sebagaimana telah diulas pada metode trend semi average. Dalam

penerapannya metode ini tidak mensyaratkan jumlah data harus genap. Perbedaan dengan metode

trend semi average terletak pada pemberian skor X. Pada metode Moment skor X dimulai dari dimulai

dari 0,1,2, dst.

Fungsi Dasar Metode Moment        Bentuik fungsi dasar Metode Moment adalah sebagai berikut:

Contoh Penggunaan Metode Moment

dengan menggunakan data berikut ini, diminta membuat peramalan penjualan th 2007

dengan metode Moment.

11.

Data-data tersebut dianalisis dengan metode Moment. Caranya sebagai berikut:

12.

Dari perhitungan di atas didapatkan dua persamaan, yakni

13.

Kemudian, dari dua persamaan tersebut, dicari nilai a dan b dengan cara eleminasi utuk

mendapatkan fungsi persamaan trend. Nilai a, b dan fungsi persamaan trend yang dihasilkan

adalah sebagai berikut:

14.

Dengan persamaan tersebut di atas, diramalkan penjualan th 2007 yang memiliki angka

tahun X=4. sehingga penjualan th 2007 diramalkan akan sebesar  180 unit yang dihitung

dengan cara sbb:

15.

Peramalan Penjualan dengan Metode Least Square

        Metode ini sedikit berbeda dengan metoda moment. Bagaimana perbedaan tersebut akan lebih

jelas pada pemecahan masalah yang diberikan pada bagian contoh.

Fungsi Dasar Metode Least Square        Fungsi dasar metode Least Square adalah sebagai berikut:

Contoh Penggunaan Metode Least Square        Diminta membuat peramalan penjualan untuk tahun 2007 dengan menggunakan metode Least

Square berdasarkan data-data berikut ini:

Data-data tersebut selanjutnya dianalasis dengan cara berikut:

Dari perhitungan di atas, dicari nilai a dan b untuk mendapatkan fungsi persamaan peramalan metode

Least Square sebagai berikut:

Setelah mendapatkan fungsi persamaan trend, maka dapat ditentukan ramalan penjualan tahun

2007  yang memiliki angka tahun X=5, yakni sebesar 180 unit yang dihitung dengan cara sebagai

berikut

Peramalan Penjualan dengan Metode Regresi

        Penggunaan metode ini didasarkan kepada variabel yang ada dan yang akan mempengaruhi

hasil peramalan. Hal- hal yang perlu diketahu sebelum melakukan peramalan dengan metode regresi

adalah mengetahui terlebih dahulu mengetahui kondisi- kondisi seperti :

Adanya informasi masa lalu

Informasi yang ada dapat dibuatkan dalam bentuk data (dikuantifikasikan)

Diasumsikan bahwa pola data yang ada dari data masa lalu akan berkelanjutan dimasa yang

akan datang.

Adapun data- data yang ada dilapangan adalah :

a.    Musiman (Seasonal)

b.    Horizontal (Stationary)

c.    Siklus (Cylikal)

d.    Trend

Ada dua pendekatan untuk melakukan peramalan dengan menggunakan analisis deret waktu dengan

metode regresi sederhana yaitu :

1.    Analisis deret waktu untuk regresi sederhana linier

2.    Analisis deret untuk regresi sederhana yang non linier

Pada kesempatan ini hanya dibahas tentang Analisis deret waktu untuk regresi sederhana.

Fungsi Dasar Metode Regresi        Bentuk fungsi dasar metode Regresi adalah sebagai berikut:

Contoh Penggunaan Metode RegresiDiminta untuk membuat peramalan penjualan tahun 2007 bla tingkat kelahiran =12 dengan

menggunakan metode Regresi berdasarklan data-data berikut:

Data-data di atas selanjutnya dianalisis dengan cara sebagai berikut:

Setelah mendapatkan persamaan trendnya, dapatlah diramalkan penjualan tahun 2007 pada saat

tingkat kelahiran =12. Besarnya penjualan diramalkan akan sebesar 222. unit. Perhitungannya adalah

sebagai berikut:

Peramalan Penjualan dengan Model Khusus

Berikut ini adalah beberapa model khusus yang biasanya digunakan untuk membuat peramalan

penjualan:

Analisis IndustriAdalah analisis yang mengkaitkan potensi penjualan perusahaan dengan industri

Langkah-langkah dalam analsis industri adalah

1. Membuat proyeksi permintaan industri

2. Menilai posisi perusahaan dengan menghitung market share

3. Proyeksi market share perusahaan atau memperkirakan expected market share

Analisis Product Line Bila perusahaan. Menghasilkan lebih dari satu jenis produk yang berbeda (minuman dan pakaian),

maka masing-masing produk harus dibuat forecast secara terpisah.

Analisis Pengguna Akhir Analisis ini biasanya dipaki oleh perusahaan yang memproduksi barang-barang yang tidak langsung

dapat dikonsumsi (mis: benang tenun)

Menghitung konsumsi dilakukan dengan formula sbb:

Peramalan Penjualan dengan Metode Trend Semi Average (Setengah Rata-Rata)

        Menurut metode ini garis lurus yang dibuat sebagai pengganti garis patah-patah yang dibentuk

dari data-data historis tersebut diperoleh dengan perhitungan-perhitungan statistika dan matematika

tertentu, sehingga unsur subyektifitas dapat dihilangkan

        Metode trend semi average dapat digunakan untuk keperluan peramalan dengan membentuk

suatu persamaan seperti analisis regresi. Metode ini dapat digunakan dengan jumlah data genap

ataupun ganjil. Dalam analisis trend ini unsur subyektifitas mulai dihapuskan karena teknik

peramalannya sudah menggunakan perhitungan-perhitungan

Langkah Menggunakan Metode Trend Semi Average

Berikut langkah-langkah dalam mengaplikasikan metode Trend semi Average untuk peramalan::

1. Mengelompokkan data menjadi 2 kelompok

Bila jumlah data genap langsung dibagi dua

Bila jumlah data gasal maka disesuaikan dengan salah satu cara berikut

a) Mengeleminasi data tahun paling awal atau

b) Menambah data tahun tengah

2. Menetukan  periode dasar dapat dilakukan dengan dua cara:

Tahun tengah data  kelompok I

Tahun tengah data  kelompok II

3. Menentukan angka tahun berdasarkan periode dasar

4. Menetukan nilai Semi Total yakni Jumlah total penjualan masing-masing kelompok

5. Menentukan Semi average tiap Kelompok data dengan cara

Nilai Semi Total dibagi jumlah data dalam kelompok

6. Menetukan nilai a dengan cara

Bila tahun dasar menggunakan tahun tengah kelompok I maka nilai a adalah nilai Semi

Average kelompok I

Bila tahun dasar menggunakan tahun tengah kelompok II, maka nilai a adalah nilai Semi

Average kelompok II

7. Menetukan nilai b  Nilai b dengan cara

Bila jumlah data kelompok adalah ganjil, maka nilai b ditentukan dengan cara membagi

selisih antara nilai Semi Average kelompok II dan I dengan jarak tahun antara tahun tengah

kelompok I dan II

Bila Jumlah data kelompok adalah genap maka nilai b ditentukan dengan cara

Menghitung Nilai Antara dengan membagi selisih antara nilai Semi Average kelompok II dan I

dengan jumlah data dalam kelompok

Nilai b ditentukan dengan membagi Nilai Antara dengan Nilai Tahunnya (selisih antar angka

tahun)

8.. Membuat fungsi Trend

9. Meramalkan Penjualan Tahun tertentu dimana nilai X ditentukan berdasarkan

     angka tahun untuk tahun yang hendak diramalkan.

Contoh Metode Semi Average Data Ganjil-Ganjil (Banyaknya Keseluruhan Data Berjumlah Ganjil dan Banyaknya Data Dalam Kelompok Juga Ganjil)

        Berikut ini contoh metode Semi Average Data Ganjil-Ganjil (Banyaknya Keseluruhan Data

Berjumlah Ganjil dan Banyaknya Data Dalam Kelompok Juga Ganjil). Data penjulan PT "S". Dengan

menggunakan data tersebut diminta untuk membuat peramalan penjualan untuk tahun 2008 dengan

menggunakan metode Semi Average.

        Jumlah seluruh data di atas adalah 5 data (Ganjil ). Oleh karena itu analisis data dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

Mengelompokkan data menjadi 2 kelompok. Karena jumlah seluruh data adalah Ganjil,

maaka sebelum membagi menjadi dua kelompok harus disesuaikan dulu. Penyesuaian dapat

dilakukan dang salah satu dari dua cara yang ada. Misalnya diasumsikan disesuaikan

dengan menduplikasi data yang terletak di tengah yaitu data tahun 2004, sehingga seluruh

data menjadi berjumlah 6 data (Genap). Selanjutnya baru dibagi menjadi dua kelompok yang

masing-masing kelompok terdiri dari 3 data (Ganjil)

Menentukan  periode dasar. Misalnya diasumsikan periode dasar menggunakan tahun

tengah data tahun kelompok I, sehingga periode dasarnya adalah tahun 2003

Menentukan Angka Tahun. Karena periode dasar 2003 berangka tahun x = 0, maka angka

tahun untuk tahun 2002 adalah -1 dan angka tahun untuk 2004, 2004', 2005, 2006 berturut-

turut adalah 1, 2, 3, 4 dst.

Menentukan nilai Semi Total yakni Jumlah total penjualan masing-masing kelompok. Untuk

kelompok I, Nilai Semi Totalnya adalah 120 + 110 + 128 = 358. Dengan cara yang sama

dihitung Nilai Semi Total untuk Kelompok II.

Menentukan Semi average tiap Kelompok data. Semi Average untuk kelompok I adalah (semi

total kelompok I dibagi jumlah data kelompok I sehingga nilainya adalah 358/3=119,33.

Dengan cara yang sama juga dihitung Semi Average untuk Kelompok II.

Ringkasan Perhitungan disajikan pada tabel berikut:

        Dari perhitungan tersebut di atas, ditentukanlah nilai a dan b sehingga diperoleh fungsi

persamaan untuk peramalan dengan cara sebagai berikut::

Nilai a ditentukan berdasarkan nilai Semi Average untuk kelompok yang tahun tengahnya

digunakan sebagai periode dasar. Pada kasus ini periode dasar menggunakan tahun tengah

kelompok I, sehingga nilai a adalah sebesar nilai Semi Average kelompok I yakni 119,33

Menentukan nilai b  Karena Jumlah data dalam kelompok adalah ganjil maka untuk

menentukan nilai b dapat langsung dengan cara membagi selisih antara nilai Semi Average

kelompok II dan I dengan jumlah data dalam kelompok sehingga hasilnya (142,67 - 119,33) /

3 = 7,78

Menentukan Fungsi Peramalan. Karena nilai a=142, 67 dan nilai b= 10,89, maka fungsi

peramalannya adalah Y= 119,33+ 7,78X

Perhitungan selengkapnya adalah sebagai berikut:

        Dengan menggunakan fungsi peramalan yang diperoleh dengan metode Semi Average tersebut

selanjutnya dilakukan peramalan penjualan tahun 2008 dimana angka tahun 2008 adalah 6 (X = 6).

Diramalkan penjualan tahun 2008 sebesar 166 unit.

Contoh Metode Trend Semi Average Data Genap-Ganjil (Banyaknya Keseluruhan Data Berjumlah Genap dan Banyaknya Data Dalam Kelompok Berjumlah Ganjil)

        Berikut ini contoh metode Trend Semi Average Data Genap-Ganjil (Banyaknya Keseluruhan

Data Berjumlah Genap dan Banyaknya Data Dalam Kelompok Berjumlah Ganjil). Data penjualan PT

"Y". Dengan menggunakan data tersebut diminta untuk membuat peramalan penjualan untuk tahun

2008 dengan menggunakan metode Semi Average.

        Jumlah seluruh data di atas  yakni 6 data (Genap). Oleh karena itu analisis data dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

Mengelompokkan data menjadi 2 kelompok. Karena jumlah data genap langsung dibagi dua

yang masing-masing kelompok terdiri dari 3 data (Ganjil).

Menentukan  periode dasar. Misalnya diasumsikan periode dasar menggunakan tahun

tengah data tahun kelompok II, sehingga periode dasarnya adalah tahun 2005

Menentukan Angka Tahun. Karena periode dasar tahun 2005 berangka tahun x = 0, maka

angka tahun untuk tahun 2004, 2003, 2002, 2001 adalah -1, -2, -3, -4 dan angka tahun untuk

2006, adalah 1 ...,  dst.

Menentukan nilai Semi Total yakni Jumlah total penjualan masing-masing kelompok. Untuk

kelompok I, Nilai Semi Totalnya adalah 100 + 120 + 110 = 330. Dengan cara yang sama

dihitung Nilai Semi Total untuk Kelompok II.

Menentukan Semi average tiap Kelompok data. Semi Average untuk kelompok I adalah (semi

total kelompok I dibagi jumlah data kelompok I sehingga nilainya adalah 330/3=110. Dengan

cara yang sama juga dihitung Semi Average untuk Kelompok II.

Ringkasan Perhitungan disajikan pada tabel berikut:

        Dari perhitungan tersebut di atas, ditentukanlah nilai a dan b sehingga diperoleh fungsi

persamaan untuk peramalan dengan cara sebagai berikut::

Nilai a ditentukan berdasarkan nilai Semi Average untuk kelompok yang tahun tengahnya

digunakan sebagai periode dasar. Pada kasus ini periode dasar menggunakan tahun tengah

kelompok II, sehingga nilai a adalah sebesar nilai Semi Average kelompok I yakni 142,67

Menentukan nilai b  Karena Jumlah data dalam kelompok adalah ganjil maka untuk

menentukan nilai b dapat langsung dengan cara membagi selisih antara nilai Semi Average

kelompok II dan I dengan jumlah data dalam kelompok sehingga hasilnya (142,67 - 110) / 3 =

10,89

Menentukan Fungsi Peramalan. Karena nilai a=142, 67 dan nilai b= 10,89, maka fungsi

peramalannya adalah Y= 142,67 + 10,89X

Perhitungan selengkapnya adalah sebagai berikut:

        Dengan menggunakan fungsi peramalan yang diperoleh dengan metode Semi Average tersebut

selanjutnya dilakukan peramalan penjualan tahun 2008 dimana angka tahun 2008 adalah 3 (X = 3).

Diramalkan penjualan tahun 2008 sebesar 175, 33 unit.

Contoh Metode Trend Semi Average Data Genap-Genap (Banyaknya Data Keseluruhan dan Banyaknya Data Dalam Kelompok Berjumlah Genap)

        Berikut contoh metode Trend Semi Average Data Genap-Genap (Banyaknya Data Keseluruhan

dan Banyaknya Data Dalam Kelompok Berjumlah Genap). Dengan menggunakan data penjualan di

bawah ini diminta untuk membuat peramalan penjualan untuk tahun 2007 dengan menggunakan

metode Semi Average.

        Jumlah seluruh data di atas  yakni 4 data (Genap). Oleh karena itu analisis data dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

Mengelompokkan data menjadi 2 kelompok. Karena jumlah data genap langsung dibagi dua

yang masing-masing kelompok terdiri dari 2 data (Genap).

Menentukan  periode dasar. Misalnya diasumsikan periode dasar menggunakan tahun

tengah data tahun kelompok I  sehingga periode dasar terletak antara tahun 2003 dan tahun

2004.

Menentukan Angka Tahun. Karena periode dasar berangka tahun x = 0 dan terletak antara

tahun 2003 dan 2004, maka angka tahun untuk tahun 2003 adalah -1/2 dan angka tahun

untuk 2004, 2005, 2006 berturut-turut adalah 1/2, 3/2, 5/2 dst. Untuk memudahkan

perhitungan maka dikonversi ke bilangan bulat dengan mengalikan dengan angka 2,

sehingga angka tahun untuk 2003 menjadi -1 dan angka tahun 2004, 2005, 2006 dst brturut-

turut menjadi 1, 3, 5 dst.

Menentukan nilai Semi Total yakni Jumlah total penjualan masing-masing kelompok. Untuk

kelompok I, Nilai Semi Totalnya adalah 145 + 150 = 295. Dengan cara yang sama dihitung

Nilai Semi Total untuk Kelompok II.

Menentukan Semi average tiap Kelompok data. Semi Average untuk kelompok I adalah (semi

total kelompok I dibagi jumlah data kelompok I sehingga nilainya adalah 295/2=147,5.

Dengan cara yang sama juga dihitung Semi Average untuk Kelompok II.

Ringkasan Perhitungan disajikan pada tabel berikut:

        Dari perhitungan tersebut di atas, ditentukanlah nilai a dan b sehingga diperoleh fungsi

persamaan untuk peramalan dengan cara sebagai berikut::

Nilai a ditentukan berdasarkan nilai Semi Average untuk kelompok yang tahun tengahnya

digunakan sebagai periode dasar. Pada kasus ini periode dasar menggunakan tahun tengah

kelompok I, sehingga nilai a adalah sebesar nilai Semi Average kelompok I yakni 147,5.

Menentukan nilai b  Karena Jumlah data dalam kelompok adalah genap maka untuk

menentukan nilai b terlebih dulu menghitung Nilai Antara dengan cara membagi selisih antara

nilai Semi Average kelompok II dan I dengan jumlah data dalam kelompok sehingga hasilnya

(167,5 - 147,5) / 2 = 10. Selanjutnya Nilai b ditentukan dengan membagi Nilai Antara dengan

selisih antar angka tahun, sehingga diperoleh nilai b sebesar (10/2) = 5

Menentukan Fungsi Peramalan. Karena nilai a=147,5 dan nilai b= 5, maka fungsi

peramalannya adalah Y= 147,5 + 5X

Perhitungan selengkapnya adalah sebagai berikut:

        Jadi dengan menggunakan metode Setengah Rata-Rata, penjualan th 2007 diramalkan sebesar

182,5 unit dengan perhitungan sbb:

Definisi Anggaran Penjualan

        Pada umumnya kemampuan yang dimiliki oleh suatu perusahaan untuk menjual hasil

produksinya adalah terbatas. Dengan demikian tidak ada perlunya membeli material, menghasilkan

barang / jasa, mencari modal atau membeli mesin – mesin yang lebih besar daari kemampuan

menjual. Sehingga dapat dikatakan bahwa anggaran penjualan merupakan dasar dilakukannya

aktivitas – aktivitas yang lain, dan pada umumnya anggaran penjualan disusun paling dahulu dari

anggaran – anggaran lainnya.

   

        Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh keuntungan. Keuntungan akan diperoleh apabila

perusahaan menjual barang / jasa dengan harga yang lebih tinggi dari harga pokoknya. Masalah –

masalah utama yang dihadapi pada saat akan menjual suatu barang / jasa pada umumnya adalah :

Barang / jasa apa yang akan dijual.

Biaya – biaya yang perlu dikeluarkan agar barang / jasa tersebut dapat terjual.

Berapa harga barang / jasa tersebut agar mendapatkan keuntungan bagi perusahaan tetapi

terjangkau oleh pembeli.

        Masalah itu timbul karena perubahan faktor – faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh yang

besar kepada perusahaan. Sebagai contoh sebuah perusahaan menjual suatu barang dengan

tingkay harga dan metode penjualan tertentu. Beberapa waktu yang lalu tingkat harga dan metode

penjualan tersebut dapat mendatangkan keuntungan yang cukup besar bagi perusahaan. Akhir –

akhir ini dirasakan bahwa tingkat keuntungan semakin lama semakin menurun.

        Seorang manager penjualan yang sensitif tidak akan membiarkan hal ini berlarut – larut. Ia akan

berusaha mencari sebab – sebabnya, menganalisa dan kemudian menyusun rencana baru untuk

periode berikutnya. Mungkin pada periode yang akan datang dirubah tingkat harganya saja, tetapi

mungkin pula dirubah cara – cara penjualan yang dilakukan selama ini. Pada masa dahulu menjual

dilakukan tanpa mempertimbangkan fakta – fakta yang ada. Perusahaan umumnya terlalu antusias

dalam menentukan target yang harus dicapainya. Pertimbangan – pertimbangan tentang dimana,

apa, kapan, bagaimana dan kepada siapa seolah – olah diabaikan begitu saja. Pada masa sekarang

keadaannya sudah berbeda. Seorang manajer penjualan yang modern selalu mengusahakan

keseimbangan antara antusiasme dengan logika.

Definisi Anggaran Penjualan        Ada beberapa definisi dari anggaran penjualan, diantaranya yaitu    :

1. Anggaran yang menerangkan secara terperinci dan teliti tentang penjualan perusahaan dimasa

datang dimana didalamnya ada rencana tentang jenis barang, jumlah, harga, waktu serta

tempat penjualan barang.

2. Anggaran jualan berarti anggaran hasil penjualan atau anggaran hasil proses menjual. Menjual

(sell) berarti  menyerahkan sesuatu kepada pembeli dengan harga tertentu dan pada saat

tertentu. Penjualan (selling) berarti proses kegiatan menjual, yaitu dari kegiatan penetapan

harga jual sampai produk didistribusikan ke tangan konsumen (pembeli). Jualan (sales) adalah

hasil penjualan atau hasil proses menjual. Jadi, penjualan memiliki arti yang berbeda dengan

jualan. Anggaran jualan disusun oleh fungsi penjualan (manajer pemasaran). Anggaran jualan

merupakan rencana tertulis yang dinyatakan dalam angka dari produk yang akan dijual

perusahaan pada periode tertentu. Jualan merupakan unsur dapatan (revenues) yang disebut

dapatan jualan (sales revenues). Jualan terdiri atas jualan kotor dan jualan bersih. Jualan

bersih diperoleh setelah dikurang dengan potongan dan retur jualan.

3. Anggaran penjualan yaitu biaya-biaya yang diperlukan untuk menjual (komisi penjualan, gaji

staff penjualan, pengiklanan, dan promosi penjualan) dan untuk mendistribusikan barang

kepada konsumen (biaya pemrosesan pesanan, penanganan, penyimpanan, dan pengiriman)

Tujuan Dan Fungsi Anggaran Penjualan

        Rencana anggaran penjualan dapat dipergunakan untuk menyusun pembuatan bagian-bagian

dari anggaran-anggaran lainnya. Tujuan utama dari anggaran penjualan adalah :

a.    Mengurangi ketidakpastian dimasa depan

b.    Memasukkan pertimbangan / keputusan manajemen dalam proses perencanaan

c.    Memberikan informasi dalam profit planing control

d.    Untuk mempermudah pengendalian penjualan

Fungsi Anggaran Penjualan

        Secara umum, semua anggaran termasuk anggaran penjualan, mempunyai tiga kegunaan

pokok, yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja, dan sebagai alat

pengawasan kerja yang membantu manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan

        Secara khusus, anggaran penjualan berguna sebagai dasar penyusunan semua anggaran

dalam perusahaan, sebab bagi perusahaan yang menghadapi pasar yang bersaing, anggaran

penjualan harus disusun paling awal dari semua anggaran yang lain.

        Fungsi dari anggaran penjualan dalam suatu perusahaan dapat disimpulkan sebagai berikut    :

1. Anggaran penjualan adalah dasar perencanaan atas kegiatan perusahaan pada umumnya.

Anggaran penjualan terlebih dulu disusun baru kemudian komponen-komponen anggaran

lainnya, sehingga dapat menggambarkan suatu rencana anggaran komprehensip. Kemudian

tahap berikutnya segara dapat menyusun anggaran produksi untuk memenuhi jumlah barang

jadi yang harus segera diproduksikan untuk memenuhi target penjualan

2. Anggaran penjualan sebagai alat koordinasi dan mengarahkan setiap pelaksanaan divisi

Pemasaran. Anggaran penjualan sebagai alat koordinasi adalah untuk memantau tugas

terhadap divisi produksi supaya jangan kehabisan persediaan barang jadi dan sebaliknya

anggaran produksi memantau ke bagian pembelian, sehingga terdapat keserasian dalam

membentuk anggaran komprehensip.

3. Anggaran penjualan sebagai alat pengorganisasian. Anggaran penjualan berarti penetapan

target-target penjualan atas setiap anatomi organisasi pemasaran yang dilakukan oleh para

penjual, pengawas penjual, dan manajer-manajer pemasaran. Pihak-pihak yang disebutkan

tadi perlu diorganisasikan sesuai dengan daerah-daerah pemasaran guna mencapai target

penjualan yang tertera pada anggaran penjualan.

4. Anggaran penjualan sebagai alat pengawasan bagi manajemen. Keberhasilan suatu

anggaran komprehensif dalam suatu perusahaan tergantung pada keberhasilan anggaran

penjualan. Sebaliknya dengan tersusunnya anggaran penjualan secara terperinci

memungkinkan manajemen lebih mudah untuk menyusun anggaran lainnya adalah

berpedoman pada anggaran penjualan.

Pertimbangan Dalam Menyusun Konsep Anggaran Penjualan

        Dengan pengertian bahwa forecasting dan control atas penjualan dapat dilakukan, maka semua

kegiatan tersebut disusun rencananya secara terperinci. Dasar-dasar penyusunan budget digunakan

sebagai pegangan pokok. Penyusunan budget penjualan harus sesuai dengan tujuan umum

perusahaan dan strategi perusahaan. Dengan mengunakan berbagai pendekatan, pendekatan

mempunyai konsekuensi yang berbeda- beda, dalam melakukannya perlu dipertimbangkan beberapa

faktor, sebagai berikut :

Faktor Eksternal

yakni pengaruh yang datangnya dari luar perusahaan. Pengaruh ini tidak dapat diabaikan, bahkan

perusahaan harus berusaha mengambil segi – segi positif dari pengaruh ini dan memanfaatkannya.

Pengaruh yang datang dari luar, meliputi Karakteristik pasar yag dihadapi perusahaan, seperti:

a.    Luasnya:

-    Apakah besifat lokal

-    Apakah bersifat regional

-    Apakah bersifat nasional

b.    Keadaan persaingan :

-    Apakah bersifat monopoli

-    Apakah bersifat persaingan bebas

c.    Kemampuan pasar untuk menyerap barang

d.    Keadaan / sifat konsumen:

-    Apakah konsumen akhir

-    Apakah konsumen industri

Faktor Internal

yakni faktor atau kekuatan yang datangnya dari dalam perusahaan sendiri, misalnya :

1. Kemampuan finansial

-    Kemampuan membiayai penelitian pasar yang dilakukan.

-    Kemampuan membiayai usaha-usaha untuk mencapai target penjualan.

-    Kemampuan membeli bahan mentah untuk dapat memenuhi target

      penjualan.

2. Keadaan personalia

        -    Apakah jumlah buruh yang tersedia cukup, kurang atau berlebihan.

        -     Apakah tenaga yang tersediamampu untuk melakukan tugas-tugas agar

               target yg di tentukan tercapai.

 3. Dimensi waktu

Faktor Kehendak

Yakni kehendak dari pimpinan perusahaan tentang posisi yang ingin dimiliki perusahaan di masa

mendatang.

        Hal ini perlu diperhatikan sebab apabila membuat rencana terlalu awal, kemungkinan akan

terjadi perubahan keadaan, juga perlu dipertimbangkan sampai seberapa lama rencana yang di

susun tersebut masih reliable.

        Forecast penjualan, dapat dikatakan sebagai suatu teknik untuk memproyeksikan tingkat

permintaan konsumen potensial pada suatu tahun tertentu, dengan berbagai asumsi yang tertentu

pula. Forecast penjualan akan berubah fungsinya menjadi salesplan, apabila manajemen

memasukkan unsur pertimbangan – pertimbangan subyektif, rencana, strategi dan lain – lain.

Forecast penjualan merupakan sesuatu yang dapat dipelajari. Sehingga perusahaan dapat mendidik

para stafnya untuk memperdalam masalah ini.

        Perusahaan dapat melatih stafnya di bidang teknis, seperti penggunaan trend penjualan, analisa

korelasi, model – model matematika, dan teknik – teknik operation research. Forecast penjualan

merupakan suatu alat yang penting, yang dapat mempengaruhi manajer dalam membuat

perencanaan penjualan.

        Perencanaan  penjualan adalah juga meliputi perencanaan advertensi dan promosi,

perencanaan biaya – biaya penjualan dan rencana pemasaran. Rencana pemasaran inilah yang

kemudian sering dianggap sama dengan rencana penjualan, yakni mengkuantifisir penjualan dalam

rupiah dan unit untuk periode waktu yang tertentu.

Penyusunan  Konsep Anggaran Penjualan

        Penyusunan konsep anggaran penjualan dapat di katakan mencakup segala kegiatan di bidang

penjualan. Komponen – komponen konsep anggaran penjualan adalah :

a.    Dasar – dasar penyusunan anggaran :

        -    Menyusun tujuan perusahaan

        -    Menyusun strategi perusahaan

        -    Menyusun forecast penjualan

b.    Menyusun anggaran penjualan  dan anggaran lain yang terkait dengan penjualan yakni

        -    Anggaran promosi dan advertensi

        -    Anggaran biaya-biaya penjualan

        -    Rencana pemasaran

Tahapan Penyusunan Rencana Penjualan

    Dalam menyusun anggaran penjualan, langkah yang perlu dilakukan, meliputi :

1.    Penentuan dasar-dasar anggaran

a.    Penentuan relevant variabel yang mempengaruhi penjualan.

b.    Penentuan tujuan umum dan khusus yang diinginkan.

c.    Penentuan strategi pemasaran yang dipakai.

2.    Penyusunan rencana penjualan

a.    Analisa ekonomi,

dengan mengadakan proyeksi terhadap aspek- aspek makro, seperti:

-    Moneter

-    Kependudukan

-    Kebijaksanaan- kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi

-    Teknologi dan  menilai akibatnya terhadap permintaan industri.

b.    Melakukan analisa industri :

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan masyarakat menyerap produk sejenis yang

dihasilkan oleh industri.

c.    Melakukan analisa prestasi penjualan yang lalu

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan masyarakat menerap produk sejenis yang

dihasilkan oleh industri.

d.    Analisa penentuan prestasi penjualan yang akan datang

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan mencapai target penjualan di

masa depan, dengan memperhatikan faktor- faktor produksi, seperti :

-    Bahan mentah

-    Tanaga kerja

-    Kapasitas produksi

-    Keadaan pemodalan

e.    Menyusun forecast penjualan,

yaitu meramalkan jumlah penjualan yang diharapkan dengan anggapan segala sesuatu

berjalan seperti masa yang lalu (forecasted sales).

f.    Menentukan jumlah penjualan yang di anggarkan (budgeted sales)

g.    Menghitung rugi/ laba yang mungkin di peroleh (budgeted profit)

h.    Mengkomunikasikan rencana penjualan yang telah di setujui pada pihak        lain yang berkepentingan.

3.    Penyusunan Rencana

a.     Penyusunan Tentative Sales Budget

b.    Penyusunan Projected Income Statement

c.    Komunikasi antar departemen, untuk menyesuaikan masing – masing anggaran.

Pedoman Teknis Praktis Membuat Anggaran Penjualan        

Anggaran penjualan yang lengkap sebaiknya menunjukkan gambaran sebagai berikut :

a.    Penjualan dirinci menurut bulan/ kwartalan/ semester dan tahunan.

b.    Penjualan dirinci menurut jenis-jenis produk

c.    Penjualan dilakukan menurut daerah pemasaran

Langkah-langkah umum

1. Menentukan periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar penyusunan anggaran penjualan.

2. Membuat perkiraan penjualan/ target penjualan untuk tiap periode.

3. Perkiraan penjualan disusun dengan mempertimbangkan hasil analisis perkiraan kondisi

ekonomi makro, analisis industri dan persaingan, juga analisis prestasi penjualan tahun-tahun

lalu.

4. Perkiraan penjualan selanjutnya dilakukan dengan menggunakan metoda perkiraan/ peramalan

yang dapat dipertanggungjawabkan.

5. Menyajikan jumlah penjualan yang dianggarkan

6. Jumlah penjualan yang dianggarkan disajikan dalam bentuk tabel yang dalam bentuk paling

sederhana setidaknya memuat informasi waktu, jumlah penjualan yang dianggarkan dalam

unit, harga dan jumlah penjualan dalam satuan unit moneter.

Contoh Format Tabel Penyajian Anggaran Penjualan Untuk Satu Jenis Produk

Berikut ini diberikan contoh format penyajian anggaran penjualan untuk satu jenis produk

dalam format tabel:

Contoh Format Tabel Penyajian Anggaran Penjualan Untuk Dua Jenis Produk

Berikut ini diberikan contoh format penyajian anggaran penjualan untuk dua jenis produk dalam

bentuk tabel

Contoh Format Tabel Penyajian Anggaran PenjualanUntuk Satu Jenis Produk Dua Daerah Pemasaran

Berikut ini diberikan contoh format penyajian anggaran penjualan untuk satu jenis produk yang dipasarkan ke dua wilayah pemasaran.

Contoh Kasus Membuat Anggaran Penjualan

Perusahaan Sepatu memproduksi 2 merek sepatu yakni merek Joss dan Bross. Masing – masing

merek dipasarkan di dua daerah, yakni Jawa dan Bali. . Data yang tersedia adalah sebagai berikut :

Hasil peramalan terhadap Harga jual masing – masing merek pada setiap sektor untuk tahun

2012 adalah sbb:

Pengertian Anggaran Produksi

       Anggaran Produksi adalah alat perencanaan, koordinasi dan pengendalian yang penting.

Anggaran produksi sendiri merupakan penjabaran rencana pemasaran ke dalam kegiatan produksi

yang konsisten dengan kebijakan manajerial dan sesuai batasan yang berlaku. Anggaran produksi

dalam arti sempit juga disebut Anggaran Jumlah Yang Harus Diproduksi, yaitu suatu perencanaan

tingkat atau volume barang yang harus diproduksi oleh perusahaan agar sesuai dengan volume atau

tingkat penjualan yang telah direncanakan.

        Namun, kegiatan produksi bukan merupakan aktivitas yang berdiri sendiri melainkan aktivitas

penunjang dari rencana penjualan. Karena itu jelas bahwa rencana produksi yang demikian meliputi

perencanaan tentang jumlah produksi, kebutuhan persediaan, material, tenaga kerja dan kapasitas

produksi.

Kaitan Antara Anggaran Produksi Dengan Anggaran Bahan Mentah, Tenaga Kerja Langsung dan BOP

        Anggaran produksi yang telah dihasilkan oleh perusahaan akan selalu terkait dengan anggaran

bahan mentah, tenaga kerja langsung dan BOP. Biasanya dalam anggaran produksi terdapat 2

macam anggaran bahan mentah, yaitu Bahan mentah langsung (Direct Material) dan Bahan mentah

tak langsung (Indirect Material). Bahan mentah langsung adalah bahan mentah yang membentuk dan

merupakan bagian produk jadi yang biayanya dengan mudah ditelusuri dari biaya produk tersebut.

Pada umumnya, bahan baku ini bersifat variabel, yaitu berubah secara proporsional dengan

perubahan output. Contohnya kulit. Kulit adalah bahan mentah langsung industri sepatu, dan kayu

adalah bahan mentah langsung industri mebel kayu.

        Bahan mentah tak langsung adalah bahan mentah yang dipakai dalam proses produksi, tetapi

biayanya sulit ditelusuri dari biaya produk tersebut. Contohnya paku. Paku adalah bahan mentah

tidak langsung bagi industri sepatu mebel dan kayu. Anggaran bahan mentah hanya akan

merencanakan kebutuhan dan penggunaan bahan mentah langsung. Sedangkan bahan mentah tak

langsung akan direncanakan dalam anggaran biaya overhead pabrik (Manufacturing Expenses

Budget). Pada estimasi jumlah kebutuhan bahan mentah nantinya, anggaran produksi akan sangat

berpengaruh sebagai informasi data yang akan mempengaruhi proses estimasi tersebut, selain

tingkat penggunaan standar atau SUR (standard usage rate).

        Selain anggara bahan mentah, anggaran tenaga kerja langsung juga memiliki hubungan dengan

anggaran produksi. Tenaga kerja langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada

biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan. Biasanya kesalahan yang terjadi pada pemilihan

tenaga kerja akan mengakibatkan pengaruh terhadap harga barang yang dihasilkan, sehingga

berpengaruh pula terhadap posisi perusahaan dalam persaingan. Jika harga barang yang dihasilkan

menjadi lebih tinggi atau lebih rendah anggaran produksi akan menjadi sangat tidak efektif. Maka dari

itu tiap faktor-faktor dalam perusahaan mempunyai peranan yang sama pentingnya untuk menunjang

keberhasilan perusahaan itu sendiri.

Tujuan Penyusunan Anggaran Produksi

        Seperti yang telah kita ketahui bahwa anggaran produksi adalah anggaran yang disusun oleh

perusahaan untuk menentukan jumlah barang jadi yang harus diproduksi oleh perusahaan. Anggaran

ini harus dibuat oleh perusahaan setelah anggaran penjualan disusun, karena perusahaan harus

menentukan jumlah barang jadi yang harus diproduksi dalam rangka mendukung target penjualan

yang ada di anggaran penjualan. Dalam penyusunannya sendiri anggaran produksi mempunyai

tujuan, yaitu :

1. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga barang dapat disediakan sesuai dengan yang telah

direncanakan.

2. Menjaga tingkat persediaan yang memadai, dalam artian bahwa tingkat persediaan yang

tidak terlalu besar atau tidak pula terlalu kecil. Karena tingkat persediaan yang terlalu besar

biasanya mengakibatkan meningkatnya biaya-biaya dan resiko-resiko yang dapat

membebani perusahaan. Sebaliknya jika tingkat persediaan terlalu kecil maka akan

mengakibatkan banyaknya gangguan, kekurangan persediaan bahan mentah yang bisa

menimbulkan gangguan dalam proses produksi yang pada akhirnya mengakibatkan

banyaknya langganan yang kecewa.

3. Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga biaya-biaya produksi yang ditanggung akan

seminimal mungkin.

Fungsi Dan Manfaat Anggaran Produksi

Fungsi Anggaran Produksi        Anggaran produksi berfungsi sebagai alat perencanaan, pengkoordinasian dan pengawasan.

Anggaran produksi disusun dengan berdasarkan pada anggran penjualan yang telah disusun

sebelumnya. Hal ini menunjukan bahwa semua hal yang berhubungan dengan produksi, seperti

kebutuhan bahan mentah, kebutuhan tenaga kerja, kapasitas mesin-mesin, penambahan modal dan

kebijaksanaan persediaan, diselaraskan dengan kemampuan menjual. Jelaslah bahwa anggran

produksi mempunyai fungsi sebagai alat perencanan. Apabila anggran produksi disusun dengan baik,

maka anggaran inipun akan berfungsi sebagai alat pengkoordinasian. Anggaran produksi

mengkoordinasikan berapa jumlah yang akan diproduksi dengan keadaan finansial, keadaan

permodalan, perkembangan produk dan tingkat penjualan.

        Sebetulnya antara bagian penjualan dan bagian produksi harus selalu ada hubungan timbal

balik. Kepala bagian penjualan harus mengetahui banyak keadaan bagian produksi sebelum

membuat anggaran penjualan. Selanjutnya anggaran produksi dapat juga dipakai sebagai alat

pengawasan. Pengawasan produksi meliputi pengawasan kualitas, kuantitas, dan tentu saja

pengawasan biaya. Dalam hubungannya dengan fungsi pengawasan, hal-hal utama yang perlu

diperhatikan adalah: pengawasan bahan mentah, penganalisaan proses produksi, penentuan routing

dan scheduling, pemberian perintah kerja dan akhirnya sampai kepada follow-up.

        Untuk keperluaan pengawasan terhadap tingkat produksi dan tingkat persediaan barang jadi,

baik harian maupun mingguan disusunlah laporan pelaksanaan (performance report). Dalam

Performance Report dilakukan perbandingan antar rencana dengan realisasinya, sehingga akan

segera tampak apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan.

Manfaat Anggaran Produksi Anggaran produksi berguna untuk pedoman kerja, koordinasi kerja, dan pengendalian kerja divisi

produksi. Semua level manajer di divisi produksi harus bekerja berdasar anggaran produksi. Di

samping itu anggaran produksi berguna untuk: (1) menunjang kegiatan penjualan, (2) menjaga tingkat

persediaan barang jadi yang sewaktu-waktu di minta oleh konsumen, (3) mengendalikan kegiatan

produksi agar dapat meneipta harga pokok produksi yang serendah - rendahnya

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Angaran Produksi

        Anggaran produksi seperti dihitung berdasarkan anggaran penjualan seperti disajikan di atas,

yaitu sebanyak 3.250 unit menentukan anggaran penggunaan bahan, anggaran pembelian bahan,

anggaran biaya upah buruh atau anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya

ovehead pabrik. Oleh sebab itu faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran produksi

antara lain adalah:

1. anggaran penjualan,

2. kapasitas pabrik dan peralatan pabrik yang tersedia termasuk teknologi yang digunakan,

3. tenaga buruh termasuk rekruitmen, pelatihan, penempatan, penggpahan, dan pemutusan

hubungan kerja,

4. bahan baku termasuk teknik transportasi dan pergudangan, dan

5. modal kerja untuk menjalankan proses produksi.Anb 3-Anggaran Produksi

      Langkah Praktis Menyusun Anggaran Produksi

Formulasi Menyusun Anggaran Produksi        Secara garis besar anggaran produksi disusun dengan menggunakan rumus umum sebagai

berikut:

Tingkat penjualan (dari anggaran penjualan).........................XX

Tingkat persediaan akhir ................................................. ..XX   +

Jumlah………………………………………….........................XX

Tingkat persediaan awal ................................................. ...XX   -        

Tingkat produksi ............................................................. ..XX

        Anggaran produksi  merupakan dasar (bisnis) untuk penyusunan anggaran-anggaran lain seperti

anggaran bahan mentah , anggaran tenaga kerja langsung  dan anggaran biaya overhead pabrik.

Sehinngga hubungan antara tingkat penjualan,tingkat dan tingkat persediaan dapat digambarkan

secara diagramatis seperti berikut ini:

       

Langkah Praktis Menyusun Anggaran Produksi                                             Langkah-langkah umum penyusunan anggaran produksi:

1. Menentukan periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar dalam penyusunan anggaran

produksi yang selaras dengan periode yang digunakan dalam penyusunan anggaran

penjualan.

2. Menentukan satuan fisik dari barang yang akan dihasilkan

3. Menentukan standar penggunaan sumber daya (bahan baku, tenaga kerja langsung dan

penggunaan fasilitas.

4. Menentukan kebijakan pola produksi dan kebijakan persediaan.

5. Menyajikan Anggaran produksi dalam sebuah tabel. Penyajian dalam bentuk sederhana

setidaknya memuat informasi tentang waktu dan jumlah produksi. Jumlah produksi dihitung

dengan mempertimbangkan persediaan awal dan persediaan akhir barang jadi. Produksi =

Penjualan+ pewrsediaan akhir – persediaan awal.

6. Untuk kasus-kasus yang lebih kompleks penyajian dapat disesuaikan dengan prinsip jelas

dan informatif

Langkah-Langkah Pelaksanaan Anggaran Produksi        Di samping itu dapat pula disusun langkah-langkah utama yang dilakukan dalam rangka

menyusun anggaran produksi pelaksanaanya:

a.    Tahap perencanaan

1. Menentukan periode waktu yang akan dipake sebagai dasar dalam penyusunan bagian produksi.

2. Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang harus dihasilkan.

b.    Tahap pelaksanaan

1. Menentukan kapan barang diprodusir.

2. Menentukan dimana barang akan diprodusir

3. Menentukan urut-urutan prose produksi 

4. Menetukan standar penggunaan fasilitas-fasilitas produksi untuk mencapai efisiensi

5. Menyusun progam tentang penggunaan bahan mentah ,buruh, service dan peralatan.

6. Menyusun standar produksi 

7. Membuat perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan.

        Dalam tahap perencanaan diatas, dikatakan bahwa penentuan jumlah satuan fisik barang yang

harus diprodusir disesuaikan dengan rencana penjualan. Pada umumnya rencana penjualan disajikan

dalam unit fisik,sehingga menghitung jumlah barang yang harus diprodusir adalah mudah.

Contoh:        Diharapkan bahwa 60 unit barang A akan berada ditangan perrusahaan pada awal periode

nanti. Penjualan selama satu periode direncanakan 100 unit. Sedangkan persediaan akhir

diperkirakan 40 unit.

Sehingga perusahaan harus memprodusir barang A sebanyak 80 unit, dengan perhitungan sebagai

berikut:

Penjualan                                         100     unit

Persediaan akhir                                                                 40         unit +

Kebutuhan                                         140     unit

Persediaan awal                                                                   60       unit -

Produksi                                              80     unit

        Kemudian, pada tahap pelaksanaan terdapat langkah yang menentukan kapan barang akan

diprodusir oleh perusahaan. Dalam menentukan kapan suatu barang akan diprodusir , terlebih

diperkirakan:

Lamanya proses produksi,yakni jangka waktu yang diperlukan untuk memproses barang mentah

menjadi barang jadi.

Jumlah barang yang akan dihasilkan selama satu periode,dengan melihat kembali anggaran

penjualan.

        Bagi perusahaan yang telah berkali-kali menghasilkan barang yang sama,lamanya proes

produksi dapat diketahui dengan mengingat pengalaman-pengalaman di masa lalu. Sedangkan bagi

perusahaan yang belum pernah menghasilkan barang tertentu sehingga tidak mempunyai data

historis tentang barang tersebut, dapat melakukan penelitian dengan cara sederhana berupa

pembuatan proto type Barang yang akan dihasilkan.

        Dalam menentukan atau memperkirakan jangka waktu produksi dan jumlah barang yang akan

dihasilkan,beberapa faktor harus dipertimbangkan. Faktor –faktor tersebut berupa :

a.    Fasilitas pabrik

Progam-progam produksi harus selalu dikaitkan dengan fasilitas tersedia dalam pabrik serta selalu

selalu mempertimbangkan efisiensi penggunaan fasilitas tersebut.

b.    Fasilitas pergudangan

Beberapa jenis barang membutuhkan system penyimpanan secara khusus karna sifat-sifatnya yang

khusus pula.  Produksi yang terlalu jauh melebihi kemampuan gudang untuk menyimpannya akan

mengakibatkan resiko-resiko,yang tentu saja menimbulkan biaya bagi perusahaan.

c.    Stabilitas tenaga kerja

Beberapa jenis barang mempunyai sifat permintaan yang musiman. Dengan berdasarkan pada

anggaran penjualan,pada bulan-bulan tertentu dimana volume penjualan diperkirakan tinggi mungkin

perusahaan harus memaksakan diri dalam berproduksi. Dalam hal ini perusahaan dapat menambah

buruhnya atau menambah jam kerja buruh setiap harinya. Apabila buruh yang diperlukan sebagai

tambahan mudah didapat maka tidak ada masalah yang dapat mempengaruhi kelancaran prose

produksi. Tetapi bila buruh tidak mudah di dapat, berarti stabilitas kerja  diperusahaan itu terganggu.

Ini dapat dihindarkan dengan membuat perencanaan produksi secara hati-hati dan membuat

kebijaksanaan dalam hal persediaan dengan lebih teratur.

d.    Stabilitas bahan mentah Apabila bahan mentah yang dipakai tidak selalu tersedia dipasar hal itu dapat membahayakan kelancaran proses produksi. Karna itu kebijaksanaan dalam pembelian barang mentah sangat perlu diperhatikan.e.    Model yang digunakanBesar kecilnya modal kerja yang tersedia akan mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya volume produksi dan kebijaksanaan persediaan. Dengan kata lain kebijaksanaan produksi harus diseimbangkan dengan kemampuan financial.Contoh Format Sederhana Penyajian Tabel Anggaran ProduksiOleh Hendra Poerwanto

Beberapa contoh format penyajian anggaran produksi dalam bentuk tabel tersaji berikut ini:

Contoh 1 Format Sederhana Penyajian Tabel Anggaran Produksi Untuk Satu Produk

Contoh 2 Format Sederhana Penyajian Tabel Anggaran Produksi Untuk Dua Produk

Pendekatan Dalam Menyusun Anggaran ProduksiOleh Hendra Poerwanto

        Pada umumnya terdapat tiga pendekatan dalam menyusun anggaran produksi yaitu: (1) stabilitas produksi, (2) stabilitas persediaan, dan (3) kombinasi stabilitas produksi dengan stabilitas persediaan. Contoh masing-masing pendekatan adalah sebagai berikut.

1. Pendekatan Stabilitas Produksi        Kebijakan Stabilisasi Produksi adalah kebijakan untuk berproduksi pada tingkat produksi yang sama setiap bulannya dalam 1 tahun. Konsekuensi dari kebijakan ini adalah tingkat persediaan dibiarkan berfluktuasi (mengambang) untuk menyama-ratakan besarnya produksi dan menyesuaikan pola penjualan musiman. Pertimbangan untuk kebijakan ini adalah :

Perusahaan ingin memperoleh biaya produksi yang sama untuk setiap    bulannya. Jumlah pegawai pabrik cenderung tetap setiap bulannya, maka jumlah produksi tiap bulan

yang stabil akan lebih tepat digunakan. Mesin akan berproduksi lebih efisien jika tingkat produksi barang stabil setiap bulannya.

Disamping pertimbangan diatas, kebijakan ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu :

penggunaan fasilitas pabrik yang lebih baik cenderung mengurangi kapasitas yang diperlukan untuk musim permintaan pasar meningkat dan menghindari kapasitas yang menganggur pada saat permintaan menurun.

Stabilitas tenaga kerja dapat memperbaiki moral dan meningkatkan efisiensi tenaga kerja, mengurangi perputaran tenaga kerja, menarik tenaga kerja yang terampil, dan mengurangi biaya latihan bagi tenaga kerja yang baru.

Pembelian bahan baku yang ekonomis merupakan akibat dari tersedianya bahan baku, potongan pembelian, masalah penyimpanan yang sederhana, kebutuhan dana yang lebih kecil, dan mengurangi risiko persediaan.

Contoh        Rencana penjualan satu tahun 2.000 unit terbagai dalam triwulan, yaitu penjualan triwulan 1,2,3, dan 4 adalah 515 unit, 500 unit, 500 unit, dan 485 unit. Persediaan swat 60 unit dan persediaan akhir 40 unit. Anggaran produksi dapat disusun sebagai berikut.

Dalam menyusun anggaran produksi dengan pendekatan stabilitas produksi, seperti contoh di atas, maka produksi setiap triwulan sebesar 1.980 unit dibagi 4 sama dengan 495 unit; jadi tiap-tiap triwulan divisi pabrik harus memproduksi 495 unit. Sedangkan persediaan awal dan akhir barangjadi mengikuti kebijakan produksi yang stabil tersebut. Jika manajemen produksi menetapkan kebijakan stabilitas produksi, maka unit persediaan awal dan akhir dibiarkan berfluktuasi menurut penjualan yang telah ditetapkan secara stabil

Kebijakan stabilisasi produksi ini dapat dilakukan dengan cara :

Mengorbankan fluktuasi persediaan seperlunya. Memproduksi produk baru yang dapat disimpan pada saat produk lama mulai menunjukkan

kecenderungan permintaan menurun. Memproduksi produk lain yang dapat dijual (laku) pada saat permintaan produk utama

menurun.

2. Pendekatan Stabilitas Persediaan        Jika manajemen produksi menetapkan kebijakan stabilitas persediaan, maka unit diproduksi dibiarkan berfluktuasi menurut persediaan yang telah ditetapkan secara stabil. Teknik membuat persediaan stabil adalah dengan cara:  terlebih dahulu harus kita ketahui atau kita tentukan tingkat persediaan awal tahun dan tingkat persediaan akhir tahun. Bila diketahui antar keduanya tidak sama, maka tingkat persediaan bulanan disesuaikan secara bertahap ke arah tingkat persediaan yang diinginkan.

        Kebijakan Stabilisasi Tingkat Persediaan berbeda dengan kebijakan stabilisasi produksi. Jika dalam kebijakan stabilisasi produksi yang diperhitungkan adalah hasil tingkat produksi barang jadi yang sama tiap periodenya, kebijakan ini lebih cocok diterapkan pada perusahaan yang tidak menginginkan tingkat persediaan berfluktuasi secara berlebihan setiap periode yang terdapat dalam anggaran.

        Tujuan dari kebijakan Tingkat Persediaan sendiri yakni, untuk merencanakan tingkat optimal investasi persediaan dan mempertahankan tingkat optimal tersebut melalui pengendalian. Tingkat persediaan harus dipertahankan antara dua perbedaan besar, tingkat yang berlebihan akan menyebabkan biaya penyimpanan, risiko dan investasi yang berlebihan, dan di sisi lain tingkat yang tidak memadai untuk memenuhi permintaan penjualan dan produksi dengan cepat (muncul biaya kehabisan persediaan yang tinggi).

        Di dalam kebijakan stabilisasi tingkat persediaan, terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan besarnya tingkat persediaan barang itu sendiri, yakni :

    1. Daya tahan produk yang akan disimpan.Untuk produk yang mudah rusak, tidak tahan untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama, besarnya persediaan harus dipertimbangkan dengan cermat.    2. Sifat persaingan yang dihadapi perusahaan. Jika tingkat persaingan yang dihadapi perusahaan relatif ketat, maka persaingan untuk memberikan pelayanan untuk memenuhi pesanan menjadi prioritas. Dengan demikian diperlukan persediaan barang jadi yang relatif besar.    3. Biaya-biaya yang muncul karena kebijakan persediaan seperti :•    Biaya sewa gedung•    Biaya pemeliharaan•    Biaya asuransi•    Biaya pemesanan mendadak (Extra Carrying Cost)•    Biaya kehabisan persediaan (Stockout Cost)    4. Besarnya modal kerja yang tersedia.    5. Pola permintaan akan produk permintaan.    6. Resiko-resiko yang dihadapi perusahaan.

    Resiko ini mencakup :

Resiko yang berasal dari manusia yang umumnya timbul karena kecerobohan manusia, seperti cara pengangkatan, memindahkan, dan meletakkan barang jadi yang tidak mengikuti prosedur yang ada.

Resiko yang berasal dari alam, terjadi di luar kekuasaan manusia (bencana alam). Resiko yang disebabkan karena sifat barang yang mudah rusak.

        Setelah mengetahui faktor-faktor di atas, kita juga harus tahu bagaimana penentuan besarnya persediaan. Untuk menentukan persediaan barang atau bahan mentah setiap bulannya, dilakukan perhitungan dengan cara-cara sebagai berikut :

1. Disesuaikan dengan kebutuhan bulanan

Apabila kebutuhan akan bahan/barang setiap bulan sama maka digunakan rata-rata bulanan atau rata-rata sederhana. Formula yang digunakan :

Tingkat Persediaan = Kebutuhan barang setahun ÷ 12 bulan

Contoh :  kebutuhan barang dalam setahun 60.000 unit. Maka, besarnya persediaan dihitung dengan cara :    Kebutuhan per bulan = (60.000 ÷ 12) × 1 unit = 5.000 unit

Apabila kebutuhan akan bahan/barang setiap bulan tidak sama (berfluktuasi) maka digunakan rata-rata bulanan bergerak.

Contoh : kebutuhan bulananperiode            Kebutuhan BarangJanuari                    4000 unitFebruari                  2000 unitMaret                     3000 unitApril                       4000 unitMei                         5000 unit

Kebutuhan bulanan dihitung dengan metode rata-rata bergerak :Februari     :  (4.000 + 2.000 + 3.000) ÷ 3 = 3.000 unitMaret        :  (2.000 + 3.000 + 4.000) ÷ 3 = 3.000 unitApril          :  (3.000 + 4.000 + 5.000) ÷ 3 = 4.000 unit

Apabila perusahaan menentukan dua bulan kebutuhan, maka besarnya persediaan :

Februari    : 3.000 x 2 = 6.000 unitMaret        : 3.000 x 2 = 6.000 unitApril          : 4.000 x 2 = 8.000 unit

2. Batas maksimum dan minimumBesarnya tingkat persediaan ditentukan dengan cara menetapkan batas tertinggi (maksimum) yang diperbolehkan untuk memiliki (menyimpan) sejumlah persediaan, dan batas rendah (minimum) nya. Penentuan ini dapat dilakukan dengan mendasarkan pengalaman sebelumnya tentang besarnya persediaan maksimum dan minimum yang harus dipertahankan.

3. Tingkat PerputaranBanyak perusahaan yang menggunakan tingkat perputaran persediaan sebagai dasar menentukan tingkat persediaan. Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan berputar selama satu tahun dan menandakan efektivitas manajemen persediaan. Sebaliknya, perputaran persediaan yang rendah menandakan tanda-tanda mis-manajemen seperti kurangnya pengendalian persediaan yang efektif.

Perputaran persediaan dapat dihitung dengan formula ini :Tingkat Perputaran Persediaan = Rencana Penjualan Setahun ÷ Persediaan Rata-rata

Persediaan Rata-rata = (Persediaan awal + Persediaan akhir) ÷ 2

        Kebijakan stabilisasi tingkat persediaan ini juga menjamin bahwa kenaikan atau penurunan persediaan terjadi secara bertahap dalam setiap periode. Perusahaan yang memiliki ruang penyimpanan persediaan yang terbatas atau menghadapi biaya sewa gedung yang tinggi cocok untuk menerapkan kebijakan ini.

        Dalam pendekatan atau penyusunan dengan kebijakan ini, terlebih dahulu ditentukan tingkat persediaan awal tahun dan tingkat persediaan akhir tahun. Bila di antara keduanya tidak sama, tingkat persediaan bulanan disesuaikan secara bertahap ke arah tingkat persediaan yang diinginkan.

3. Pendekatan Kebijakan Kombinasi        Kebijakan kombinasi artinya mengkombinasi dua kebijakan yaitu kebijakan persediaan stabil dan kebijakan produksi stabil. Dalam membuat kombinasi kebijakan, hares menggunakan asumsi bahwa hares ado keseimbangan optimum antara tingkat penjualan, persediaan, dan produksi. Kebijakan kombinasi antara lain adalah: (1) tingkat produksi tidak boleh berfluktuasi lebih 10% dari rata-rata produksi, (2) tingkat persediaan triwulan 1 dart 2 boleh berflutuasi 8 unit dan triwulana 3 dan 4 boleh berfluktuasi 6 unit.

Memilih Pendekatan Dalam Menyusun Anggaran Produksi        Dari ketiga pendekatan penyusunan angaran produksi yang telah dijelaskan di atas, persoalannya adalah pendekatan yang mana yang sebaiknya dipilih? Jawaban dari persoalan tersebut bergantung dari hasil analisis dengan menggunakan metode incremental cost terhadap pola produksi. Mana dari ketiga pola produksi yakni Pola Produksi Konstan, Pola Produksi Bergelombang, dan Pola Produksi Moderat yang memberikan incremental cost yang paling rendah. Pola Produksi yang berdampak incremental cost terendah lah yang dipilih dan digunakan sebagai pijakan untuk menentukan pendekatan dalam menyusun anggaran produksi.

catatan:bahasan tentang pola produksi dapat dicari di Google dengan menggunakan kata kunci "pola produksi oleh hendra"

Contoh Pendekatan Stabilitas Persediaan Dalam Penyusunan Anggaran ProduksiOleh Hendra Poerwanto

        PT GSM berencana membuat Anggaran Produksi untuk tahun 20XY. Data Informasi yang sudah ada adalah sebagai berikut

Rencana Penjualan yang dicuplik dari Anggaran Penjualan tahun 20XY

Kebijakan Persediaan 20XY adalah sebagai berikut

Tingkat persediaan akhir tahun direncanakan = 1.500 unitTingkat persediaan awal tahun direncanakan = 2.000 unit

Berdasarkan data tersebut PT GSM membuat Anggaran Produksi tahun 20XY yang mengutamakan stabilitas persediaan.

Langkah-langkah:

Langkah 1: Menentukan tingkat produksi setahun untuk tahun 20XY

Langkah 2 Menentukan perkiraan besarnya persediaan awal dan akhir tahunMenghitung selisih Lebih/Kurang Persd Awal dan Persd Akhir dan membaginya dengan jumlah satuan waktu yang digunakan.Selisih = 2.000 – 1.500 = 500 unit

Langkah 3 Mengalokasikan tingkat persediaan dari waktu ke waktu. Ada dua cara yang sama seperti pada Stabilitas Produksi yakni:1. Membagi selisih persediaan awal dan akhir dengan jumlah satuan waktu      yang dipakai2. Membagi selisih persediaan awal dan akhir dengan suatu bilangan tertentu      sehingga diperoleh bilangan yang bulatMengingat kelemahan pada cara pertama maka dipilih cara kedua yakni Menghitung rata-rata selisih persatuan waktu yang sekiranya dapat diperoleh angka yang BULAT dan MUDAHMenghitung rata-rata selisih persatuan waktu  yang BULAT dan MUDAHSupaya diperoleh angka BULAT dan MUDAH dipilih hanya 5 bulan dengan pertimbangan jumlah bulan yang penjualannya tinggi ada 5 bulan, sehingga= 500/5 = 100Selisih tersebut dialokasikan ke bulan Januari s/d Mei.

Langkah 4. Menyajikan Anggaran Produksi dalam Format Tabel

Membuat Tabel Anggaran Produksi yang disesuaikan dengan infromasi yang akan disajikan:

Mengisi Tabel Anggaran Produksi dengan data-data yang sudah ada

Melengkapi Tabel pada baris Persediaan Akhir

Pengisian dimulai dari bulan Desember. Karena hasil perhitungan selisih pada Langkah 2 adalah selisih positif  dan dialokasikan pada 5 bulan Januari sd Mei, maka mulai bulan Mei persediaan akhir meningkat 100 hingga bulan Januari

Melengkapi Tabel pada baris Persediaan Awal bulan Januari s/d Desember

Melengkapi Tabel Pada Baris Jumlah untuk Bulan Januari

Melengkapi tabel pada Baris Tingkat Produksi pada bulan Januari

Melengkapi Tabel baris  Jumlah dan Tingkat Produksi untuk bulan Februari sampai Desember, sehingga hasil selengkapnya sbb:

Contoh Pendekatan Stabilitas Produksi Dalam Penyusunan Anggaran ProduksiOleh Hendra Poerwanto

PT GM akan membuat Anggaran Produksi untuk tahun 20XY. Berikut Data dan informasi yang dimiliki untuk dijadikan dasar menyusun Anggaran produksi.

Rencana Penjualan yang dicuplik dari Anggaran Penjualan PT GM tahun 20XY

Kebijakan Tingkat Persediaan th 20XY adalah sebagai berikut:

Persediaan awal tahun = 2.000 unitPersediaan akhir tahun = 1.500 unit

Berdasarkan Data dan Informasi Tersebut di atas PT GM hendak membuat Anggaran Produksi yang mengutamakan Stabilitas Produksi

Berikut langkah-langkah membuat Anggaran Produksi yang mengutamakan Stabilitas Produksi adalah sbb:

Langkah 1. Menghitung Tingkat Produksi satu tahun untuk tahun 20XY

Langkah 2 Melakukan Alokasi produksi ke satuan waktu yang diinginkan (Dalam kasus ini satuan waktunya adalah bulanan)    Pengalokasian tingkat produksi setiap bulan dapat dilakukan dengan salah satu cara dari dua cara berikut:1. Membagi tingkat produksi per tahun dengan jumlah satuan waktu (bulanan =12, mingguan 54, triwulan=4, catur wulan =3), dimana hasil bagi tersebut langsung dipakai sebagai tingkat produksi per satuan waktu        Produksi selama 1 tahun = 13.700 unit        Produksi rata-rata selama 1 bulan = 13.700/12 = 1.141.67 unit

Kelemahan cara pertama ini adalah sering diperoleh angka produksi rata-rata yang tidak bulat sehingga sukar diiplementasikan. Oleh karena itu, langkah 2 berikut ini menjadi alternatif untuk mengatasi kesulitan yang timbul sehubungan dengan penggunaan  cara pertama

2. Membagi tingkat produksi per tahun sedemikian rupa sehingga dihasilkan bilangan-bilangan bulat dan mudah untuk dilaksanakan secara tepat. Kelebihan hasil pembagian dialokasikan ke bulan-bulan dimana tingkat penjualannya tinggi.Produksi rata-rata per bulan = 1.141,67 unit. Bilangan bulat yang paling mudah untuk digunakan adalah 1.100 unit. Apabila produksi per bulan 1.400 unit, maka kekurangannya adalah 13.700 – (12 x 1.100) = 100 unit.

Selanjutnya, kekurangan 100 unit dialokasikan kepada bulan-bulan dimana tingkat penjualannya tertinggi,yakni :-Januari dengan tingkat penjualan 1.500 unit-Februari dengan tingkat penjualan 1.600unit-Maret dengan tingkat penjualan 1.600 unit-April dengan tingkat penjualan 1.400 unit-Desember dengan tingkat penjualan 1.400 unit

Sehingga kelima bulan tersebut masing-masing akan mendapatkan tambahan sebanyak 100/5 x 1 unit = 100 unit.

Dengan demikian secara keseluruhan adalah :-5 bulan (Januari, Februari, Maret, April, Desember) masing-masing                        5 x (1.100 + 100 )=5 x 1.200 unit    =6.000 unit-7 bulan (Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November) masing-masing                         7 x 1.400 unit                                =7.700 unit(+)                                        JUMLAH             = 13.700 unit

Langkah 3 Menyajikan Anggaran Produksi dalam format TabelCara pembuatannya adalah sebagai berikut:

Membuat Format Tabel yang disesuaikan dengan  Informasi yang Perlu Ditampilkan

Mengisi Tabel dengan informasi yang telah tersedia yakni: Penjualan, Persediaan awal tahun, Persediaan akhir tahun, dan Tingkat produksi bulanan

Melengkapi tabel yang perhitungannya dimulai dari bulan Desember.

Menghitung Tingkat Kebutuhan

Tingkat Kebutuhan = Rencana Penjualan + Persediaan Akhir = 1.400 + 1.500 = 2.900

Menghitung Persediaan Awal

Persediaan Awal = Tingkat Kebutuhan - Rencana Produksi = 2.900 - 1.200 = 1.700

Selanjutnya Persedian Awal bulan Desember merupakan Persediaan Akhir bulan November sehingga Persediaan Akhir bulan Novemer sebesar 1.700. Dengan cara yang sama seluruh isian tabel dilengkapi.

Tabel selengkapnya Anggaran Produksi PT GSM adalah sebagai berikut:

#

Pengertian Anggaran Bahan Baku,  Tujuan Anggaran Bahan Baku dan Komponen  Anggaran Bahan BakuOleh Hendra Poerwanto

        Untuk menghindari tidak tepatnya persediaan bahan baku, maka diperlukan suatu perencanaan sebagai alat untuk mengendalikan bahan baku agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Salah satu cara pengendalian tersebut adalah dengan penyusunan budget (anggaran). Anggaran  bahan baku adalah anggaran yang berhubungan dan merencanakan secara sistematis serta lebih terperinci tentang penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode tertentu yang akan datang. Posisi angaran bahan baku terhadap anggaran produksi dapat dilihat pada skema berikut:

Tujuan Anggaran Bahan Baku. Tujuan anggaran bahan baku antara lain adalah:

1. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku.2. Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku yang diperlukan.3. Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk melaksanakan

pembelian bahan baku.4. Sebagai dasar penyusunan produk costing yakni memperkirakan komponen harga pokok

pabrik karena penggunaan bahan baku dalam proses produksi.5. Sebagai dasar untuk melaksanakan fungsi pengawasan dalam bahan baku.

Komponen Anggaran Bahan Baku.Anggaran bahan mentah terdiri dari 4 komponen :

1. Anggaran  kebutuhan bahan baku (direct materials used budget).2. Anggaran pembelian bahan baku (direct materials purchases budget).3. Anggaran persediaan bahan baku (cost of direct materials budget).4. Anggaran biaya bahan baku yang habis digunakan dalam produksi.

***

Pengertian Anggaran Kebutuhan Bahan BakuOleh Hendra Poerwanto

        Anggaran Kebutuhan Bahan Baku adalah perencanaan kuantitas bahan baku yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode mendatang. Kebutuhan bahan baku diperinci berdasarkan:

a.    Jenis bahan baku.b.    Menurut macam barang jadi yang akan dihasilkan.c.    Menurut bagian-bagian dalam pabrik yang mengunakan bahan baku tersebut.

Fungsi Anggaran Kebutuhan Bahan Baku        Ada 2 fungsi penting anggaran bahan baku, yaitu :

1. Sebagai dasar untuk menyusun budget pembelian bahan mentah, jumlah satuan bahan mentah yang dibeli ditentukan oleh beberapa banyak satuan bahan mentah yang dibutuhkan oleh berapa banyak satuan bahan mentah dibutuhkan dalam proses produksi.

2. Sebagai dasar untuk menyusun anggran biaya bahan mentah besarnya biaya bahan mentah ditentukan oleh berapa banyak satuan bahan mentah tersebut dibutuhkan untuk proses produksi.

3. Sebagai Data dan informasi untuk menyusun anggaran kebutuhan bahan mentah

Manfaat Anggaran Kebutuhan Bahan Baku        Anggaran bahan baku mempunyai 3 kegunaan pokok yaitu :

a.    Sebagai pedoman kerja.b.    Sebagai alat untuk menciptakan koordinasi kerja.c.    Sebagai alat untuk melakukan pengawasan kerja.

Data dan Informasi Untuk Menyusun Anggaran Kebutuhan Bahan Baku        Data dan informasi digunakan untuk menyusun anggaran kebutuhan bahan baku adalah:

1. Rencana produksi yang tertuang dalam anggaran yang akan diproduksi. Khususnya tentang jumlah dari masing-masing jenis barang yang akan diproduksi dari waktu ke waktu selama periode tertentu.

2. Berbagai standar pemakaian bahan baku dari masing-masing bahan baku untuk proses produksi, yang ditetapkan dan berlaku di perusahaan. Standar pemakaian bahan baku diperlukan untuk mengendalikan efisiensi pemakaian bahan baku (controlling).

Ada 2 metode yang menetapkan standar data dan informasi dalam perusahaan, yaitu:

Data historis atau data pengalaman diwaktu-waktu yang telah lalu.

Caranya adalah dengan melihat jumlah unit yang dihasilkan di suatu waktu yang lalu dan kemudian membandingkan dalam satuan jumlah satuan unit bahan mentah yang habis terpakai untuk waktu produksi pada bulan tersebut, maka dari hasil itu dapat diketahui penggunaan bahan mentah rata-rata untuk unit produk.

Data penelitian khusus. Pada data penelitian khusus dengan mengabaikan data pengalaman di waktu-waktu yang telah lalu. Cara ini misalnya dapat dilakukan dengan :

1. Mengukur secara fisik barang jadi yang telah selesai diproduksi, agar dapat diketahui jumlah satuan unit bahan baku yang dipakai untuk menghasilkan produk tersebut. Misalnya PT. Charisma yang bergerak dalam produksi mebel akan  menghasilkan meja dan kursi. Maka, hal yang dilakukan adalah mengukur meja dan kursi yang telah selesai diproduksi, hal ini dimaksudkan  untuk mengetahui kebutuhan bahan baku berupa kayu yang dipakai.

2. Melakukan penelitian dan pengukuran secara laboratories terhadap produk yang dihasilkannya. Hal ini biasanya dipakai pada barang atau produk yang tidak mudah diukur penggunaan bahan baku secara visual, tanpa bantuan alat khusus, Misal obat-obatan, minuman, kosmetik, dll.

3. Mengadakan percobaan-percobaan proses produksi secara efisien, sambil diukur pemakaian bahan mentahnya. 

***Bentuk Format Anggaran Kebutuhan Bahan BakuOleh Hendra Poerwanto

        Anggaran Kebutuhan Bahan Baku disusun sebagai perencanaan jumlah bahan mentah yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode mendatang. Penyajian dalam tabel diperinci menurut jenis bahan mentah, macam barang jadi yang dihasilkan dan menurut bagian-bagian dalam pabrik yang menggunakan bahan mentah tersebut dan memuat informasi:

1. Jenis barang yang dihasilkan2. Jenis bahan mentah yang digunakan3. Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi4. Standar penggunaan bahan mentah5. Waktu penggunaan bahan mentah

        Anggaran kebutuhan bahan mentah tidak ada standar khusus yang harus dipergunakan. Hal ini berarti perusahaan mempunyai kebebasan untuk menentukan sendiri bentuk format. Berikut contoh-contoh bentuk format Anggaran Kebutuhan Bahan Baku dalam berbagai situasi:

Contoh 1: Format Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Bulanan untuk satu jenis produk dengan 2 jenis bahan baku.

Contoh 2: Format Anggaran Kebutuhan Bahan Baku tiga bulanan untuk satu jenis produk dengan 2 jenis bahan baku.

Contoh 3: Format Anggaran Kebutuhan Bahan Baku bulanan untuk 2 jenis produk dengan 2 jenis bahan baku.

Contoh 4.:Format Anggaran Kebutuhan Bahan Baku bulanan untuk 2 jenis produk dengan 2 jenis bahan baku yang diproses melalui 2 departemen produksi

***Contoh Anggaran Kebutuhan Bahan BakuOleh Hendra Poerwanto

        PT GM memproduksi satu jenis produk yakni produk A. Untuk membuat produk A diperlukan bahan B dan bahan C. berikut data-data selengkapnya:

Rencana produksi untuk tahun 20XY yang diambil dari Anggaran Produksi

JAWAB:berdasarkan data-data yang ada maka Anggaran Kebutuhan Bahan Baku untuk 20XY adalah sbb:

#Pengertian Anggaran Pembelian Bahan Baku (Direct Materials Purchases Budget)Oleh Hendra Poerwanto

        Anggaran Pembelian Bahan Baku adalah Anggaran yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang kuantitas pembelian bahan baku guna memenuhi kebutuhan untuk produksi dari waktu kewaktu selama periode tertentu. Anggaran bahan baku berisi rencana kuantitas bahan baku yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Hal ini harus dilakukan dengan hati-hati dalam hal :

Jumlah pembelian Waktu pembelian

Apabila bahan baku yang dibeli terlalu besar akan mengakibatkan :

-    Bertumpuknya bahan baku di gudang, yang mengakibatkan penurunan kualitas.-    Terlalu lama bahan baku “menunggu” giliran diproses.-    Biaya penyimpanan terlalu besar.

Apabila jumlah bahan baku yang dibeli terlalu kecil juga mendatangkan resiko:

-    Terhambatnya kelancaran proses produksi akibat kebiasaan bahan baku.-    Timbulnya biaya tambahan untuk mencari bahan baku pengganti secepatnya.

Fungsi Anggaran Pembelian Bahan Baku :        Fungsi Anggaran pembelian bahan baku antara lain:

1. Sebagian dasar untuk menyusun anggaran biaya bahan baku, karena besarnya nilai biaya bahan baku ditentukan oleh harga beli dari bahan baku yang bersangkutan. Sedangkan harga beli tersebut terdalam anggaran pembelian bahan baku.

2. Sebagai dasar untuk menyusun anggaran kas, karena pembelian tunai bahan baku akan mengakibatkan pengeluaran kas.

3. Sebagai dasar untuk menyusun anggaran utang, karena pembelian kredit akan mengakibatkan bertambahnya utang perusahaan.

Kegunaan anggaran pembelian bahan baku        Ada 3 kegunaan pokok anggaran pembelian bahan baku, yakni:

a.    Sebagai pedoman kerja.b.    Sebagai alat manajemen untuk menciptakan koordinasi kerja.c.    Sebagai alat manajemen untuk melakukan evaluasi atau pengawasan kerja.

Data Dan Informasi untuk Menyusun Anggaran Pembelian Bahan Baku        Data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun anggaran pembelian bahan baku adalah :

1. Rencana tentang kebutuhan barang baku untuk menjalankan proses produksi dari waktu ke waktu yang tertuang dalam anggaran kebutuhan bahan baku, khususnya tentang jenis, dan jumlah dari barang baku yang dibutuhkan. Misalkan semakin banyak jumlah satuan yang dibutuhkan, akan semakin banyak pula satuan bahan baku yang dibeli. Sebaliknya bila semakin

sedikit jumlah satuan yang dibutuhkan, akan semakin sedikit pula satuan bahan baku yang dibeli

2. Biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan pada setiap kali melakukan pembelian bahan baku (set up cost). Misalkan setiap kali perusahaan harus menaggung biaya yang besar, maka akan mendorong perusahaan untuk tidak sering melakukan transaksi pembelian. Hal ini mengakibatkan setiap kali pembelian maka perusahaan membeli dalam jumlah yang besar agar tidak menaggung kerugian. Sebaliknya bila setiap kali perusahaan menanggung biaya yang kecil, maka akan mendorong perusahaan untuk  sering melakukan transaksi pembelian. Hal ini mengakibatkan setiap kali pembelian maka perusahaan membeli dalam jumlah yang kecil.

3. Resiko yang ditanggung oleh perusahaan yang berhubungan dengan penyimpanan bahan baku di gudang (carrying cost). Misalkan resiko simpanan tersebut besar, maka akan mendorong perusahaan untuk tidak selalu menyimpan bahan baku di gudang. Akibatnya pada setiap melakukan pembelian akan dibeli bahan baku dalam jumlah sedikit. Sebaliknya bila resiko simpanan tersebut kecil, maka akan mendorong perusahaan untuk selalu menyimpan bahan baku yang banyak di gudang. Akibatnya pada setiap melakukan pembelian akan dibeli bahan baku dalam jumlah banyak.

4. Fluktuasi harga beli bahan baku di waktu-waktu yang akan datang. Misalkan ada kecenderungan bahwa harga beli bahan baku terus naik, maka akan mendorong perusahaan untuk segera melakukan pembelian bahan baku dalam jumlah yang banyak selagi harga belum naik teralu tinggi. Sebaliknya bilamana ada kecenderungan harga beli bahan baku akan terus turun maka perusahaan akan melakukan pembelian dalam jumlah yang sedikit demi sedikit. 

5. Tersedia bahan baku di pasar. Misalkan bahan baku tidak selalu tersedia di pasar pada sepanjang tahun maka akan mendorong perusahaan untuk segera melakukan pembelian bahan baku dalam jumlah banyak, selagi masih banyak tersedia di pasar. Begitu pun dengan sebaliknya.

6. Tersedianya modal kerja. Misalkan perusahaan memiliki modal kerja yang cukup, maka akan meberikan kemungkinan untuk melakukan pembelian bahan baku dalam jumlah banyak. Sebaliknya bila modal kerja yang tersedia terbatas, maka perusahaan hanya akan melakukan pembelian bahan baku dalam jumlah yang sedikit.

7. Kebijakan perusahaan di bidang persediaan bahan baku (inventory policy). Kebijakan ini pada dasarnya bahan baku yang dibeli akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan proses produksi dan untuk cadangan persediaan yang disimpan dalam gudang. Misalkan perusahaan menetapkan  persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak maka akan mendorong melakukan pembelian dalam jumlah yang banyak pula. Sebaliknya bila persediaan bahan baku dalam jumlah yang sedikit maka akan mendorong melakukan pembelian dalam jumlah yang sedikit.

Kebijakan yang mempengaruhi bahan baku adalah :

1. Fluktuasi produksi dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang yang tertuang dalam budget unit yang akan diproduksi. Untuk menghadapi jumlah produksi yang meningkat, diperlukan persediaan bahan baku dalam produksi yang banyak. Sedangkan bila menghadapi jumlah produksi yang akan menurun, hanya akan diperlukan persediaan bahan baku dalam jumlah yang sedikit.

2. Fasilitas penyimpanan yang tersedia. Bila fasilitas penyimpan yang tersedia cukup banyak, maka akan menggunakan penetapan kebijakan persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak pula. Sebaliknya bila fasilitas yang tersedia terbatas maka persediaan bahan baku ditetapkan dalam jumlah yang sedikit.

3. Modal kerja yang tersedia. Bila modal kerja yang tersedia cukup banyak, maka akan memungkinkan penetapan persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak pula. Sebaliknya bila modal kerja yang tersedia terbatas, maka persediaan bahan baku ditetapkan dalam jumlah yang sedikit.

4. Biaya simpan bahan baku (carrying cost) yaitu biaya-biaya yang harus ditanggung  oleh perusahaan karena menyimpan bahan baku, seperti sewa gedung, biaya perawatan barang yang disimpan, biaya modal yang tertanam dalam barang yang disimpan. Misalkan biaya simpan murah. maka akan memungkinkan penetapan kebijakan persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak. Sebaliknya bila biaya simpan mahal, maka persediaan bahan baku ditetapkan dalam jumlah sedikit.

5. Resiko simpan bahan baku, yaitu kerugian yang timbul dan harus ditanggung oleh perusahan karena menyimpan bahan baku seperti rusak, kualitas turun,barang ketinggalan jaman, dll.

6. Tingkat perputaran bahan baku (inventory turn over) diwaktu-waktu  yang lalu. Misalnya: di waktu-waktu yang lalu tingkat perputaran persediaan bahan baku rendah, maka akan mendorong penetapan persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak. Sebaliknya, bilamana tingkat perputaran persediaan bahan baku tinggi, maka akan mendorong penetapan persediaan bahan baku  dalam jumlah yang sedikit.

7. Lamanya tenggang waktu antara bahan menah dipesan (dibeli) dengan bahan baku tersebut benar-benar telah dikirim dan tiba di gudang perusahaan (lead time). Bila tenggang waktunya lama, maka ditetapkan persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak. Sebaliknya tenggang waktunya singkat, maka akan ditetapkan persediaan bahan baku dalam jumlah sedikit.

Menentukan Jumlah pembelian         Hal yang perlu selalu dipikirkan oleh perusahaan selain besarnya kebutuhan juga besarnya (jumlah) bahan baku setiap kali dilakukan pembelian, yang menimbulkan biaya paling rendah tetapi tidak mengakibatkan kekurangan bahan baku. Ada banyak metode untuk menentukan jumlah pembelian antara lain

LOL yaitu Lot for Lot. Jumlah pembelian sebesar jumlah kebutuhan bersih

Perhitungan bahan baku untuk satu periode ditentukan dengan :

Persediaan bahan akhir                                 xxxxkebutuhan bahan baku untuk produksi            xxxx (+)jumlah kebutuhan                                        =xxxxpersediaan awal                                            xxxx (-)pembelian bahan baku                                = xxxx

EOQ yaitu jumlah pembelian sebesar jumlah yang meminimumkan biaya persediaan.

Pertimbangan Pembelian Bahan Baku        Dalam pembelian bahan baku  perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:1.    Jenis bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.2.    Jumalah yang harus dibeli.3.    Harga per-satuan bahan baku.

Bentuk Format Anggaran Pembelian Bahan BakuOleh Hendra Poerwanto

        Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan mentah yang harus dibeli pada periode mendatang. Pembelian dilakukan dengan mempertimbangkan faktor kebijakan persediaan bahan mentah dan kebutuhan bahan mentah. Penentuan jumlah pembelian bahan mentah dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan EOQ.Penyajian anggaran ini terperinci yang memuat setidaknya informasi tentang:

1. Jenis bahan mentah yang digunakan2. Jumlah yang harus dibeli3. Harga per satuan bahan mentah

Secara umum tidak ada format standard Anggaran Pembelian Bahan Baku, segala sesuatunya disesuaikan dengan keinginan dan kondisi masing-masing perusahaan.

Contoh Format Anggaran Pembelian Bahan Baku

#Contoh Anggaran Pembelian Bahan BakuOleh Hendra Poerwanto

        Dengan melanjutkan  kasus PT GM pada contoh Anggaran Kebutuhan Bahan Baku, maka setelah membuat Anggaran Kebutuhan Bahan Baku, dapatlah disusun Anggaran Pembelian Bahan Baku sebagai berikut:

#

Pengertian Anggaran Persediaan Bahan BakuOleh Hendra Poerwanto

        Anggaran Persediaan Bahan Baku merupakan suatu perencanaan yang terperinci atas kuantitas bahan baku yang disimpan sebagai persediaan.

    Pada penyusunan anggaran kebutuhan bahan baku dan anggaran pembelian bahan baku, tampak bahwa masalah nilai persediaan awal dan persediaan akhir bahan baku selalu diperhitungkan. Setiap perusahaan dapat mempunyai kebijaksanaan dalam menilai persediaan yang berbeda. Tetapi pada dasarnya kebijaksanaan tentang penilaian persediaan dapat dikelompokkan menjadi:

1.    Kebijaksanaan FIFO (First In First Out).        Kebijaksanaan  FIFO, bahan baku yang lebih dahulu digunakan untuk produksi adalah bahan baku yang lebih dahulu masuk di gudang, sehingga sering pula diterjemahkan ”pertama masuk pertama keluar”. Dengan kata lain, penilaian bahan baku di gudang nilainya diurutkan menurut urutan waktu pembeliannya.    2.    Kebijaksanaan LIFO (Last In First Out).         Kebijaksanaan  LIFO adalah harga bahan baku yang masuk ke gudang lebih akhir justru dipakai untuk menentukan nilai bahan baku yang digunakan dalam produksi, meskipun pemakaian fisik tetap diurutkan menurut urutan pemasukannya.        Besarnya bahan baku yang harus tersedia untuk kelancaran proses produksi tergantung :

1. Volume produksi selama satu periode waktu tertentu. ( dapat dilihat pada anggaran biaya produksi).

2. Volume bahan baku minimal , yang disebut safety stock ( persediaan besi).3. Besarnya pembelian yang ekonomis (economical order quantity).4. Estimasi tentang naik turunya harga bahan baku pada waktu mendatang.5. Biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku.6. Tingkat kecepatan bahan baku menjadi rusak.

Persediaan Besi (safety stock)        Persediaan Besi (safety stock) adalah persediaan minimal bahan baku yang harus dipertahankan untuk menjamin kelangsungan proses produksi. Persediaan besi ditentukan oleh :

1. Kebiasaan leveransir menyerahkan bahan baku yang dipesan apakah selalu tepat waktu atau tidak. Bila leveransir selalu tepat menyerahkan pesanan kita maka resiko kehabisan bahan baku relative kecil, sehingga persediaan besi tidak perlu terlalu besar. Sebaliknya biaya bahan baku yang dipesan, maka resiko kehabisan bahan baku relative besar, sehingga perlu persediaan besi yang cukup besar pula.

2. Jumlah bahan baku yang dibeli setiap kali pemesanan.  Jumlah bahan baku yang dibeli besar berarti persediaan rata rata di atas safety stock besar pula, sehingga resiko kehabisan bahan baku relative kecil.

3. Dapat diperkirakan atau tidak kebutuhan bahan baku secara tepat. Bagi perusahaan yang dapat memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku secara tepat, maka resiko kehabisan bahan baku kecil (karena bahan baku yang dibutuhkan sudah disediakan sepenuhnya).

4. Perbandingan antara biaya penyimpanan bahan baku dan biaya extra karena kehabisan bahan baku. Biaya penyimpanan tampak besar daripada biaya extra akibat kehabisan bahan baku maka tidak perlu adanya persediaan besi yang terlalu besar.

Bentuk Format Dasar Anggaran Persediaan Bahan BakuOleh Hendra Poerwanto

        Anggaran Persediaan Bahan Baku disusun untuk merencanakan persediaan di masa yang akan datang. Faktor persediaan ini menjadi pertimbangan dalam pembelian bahan mentah. Pembelian bahan mentah bisa saja tidak sama dengan jumlah bahan mentah yang diperlukan karena adanya faktor persediaan.

        Dalam Anggaran Persediaan Bahan Baku perlu diperinci hal-hal sebagai berikut:

1.    Jenis bahan baku yang digunakan.2.    Jumlah masing-masing jenis bahan baku yang tersisa sebagai persediaan.3.    Harga per unit masing masing jenis bahan baku. 4.    Nilai bahan baku yang disimpan sebagai persediaan.

Pada prinsipnya tidak ada bentuk format standar Anggaran Persediaan Bahan Baku, yang penting adalah bahwa Anggaran Persediaan Bahan Baku memuat informasi tentang jenis, jumlah, harga dan nilai bahan baku yang menjadi persediaan. Selebihnya disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi perusahaan. Berikut ini diberikan satu contoh bentuk/ format Anggaran Persediaan Bahan Baku:

Contoh Anggaran Persediaan Bahan BakuOleh Hendra Poerwanto

        Dengan menggunakan kasus yang sama pada contoh Anggaran Kebutuhan Bahan Baku yakni PT GM, lebih jauh  diminta untuk membuat Anggaran Persediaan Bahan Baku.

Berdasarkan data-data pada contoh soal Anggaran Kebutuhan Bahan Baku, maka dapat dibuat Anggaran Persediaan Bahan Baku sebagai berikut:

        Sebagaimana dalam keterangan, angka-angka untuk persediaan awal dan persediaan akhir tahun diperoleh dari angka-angka yang ada pada Anggaran Pembelian Bahan Baku pada kolom Persediaan Awal dan Persediaan Akhir. Sedang informasi harga diperoleh dari informasi yang ada di soal.

Pengertian Anggaran Biaya Bahan Baku yang Habis digunakanOleh Hendra Poerwanto

        Anggaran Biaya Bahan Baku Yang Habis Digunakan merupakan anggaran yang merencanakan nilai bahan baku yang digunakan dalam satuan uang. Tidak semua bahan baku yang tersedia akan habis digunakan untuk produksi. Hal ini disebabkan oleh 2 hal, yakni:

1. Perlu adanya persediaan akhir, yang akan menjadi persediaan awal periode berikutnya.2.  Perlu adanya persediaan besi (Safety Stock) agar kelangsungan produksi tidak terganggu

akibat kehabisan bahan baku.

        Bahan baku yang telah habis digunakan dalam proses produksi harus dihitung nilainya. Rencana besarnya nilai bahan maentah yang telah habis digunakan dalam proses produksi dituangkan dalam suatu budget tersendiri yang disebut Budget Biaya Bahan Baku yang Habis digunakan.

Manfaat Anggaran Biaya Bahan Baku Yang Habis Digunakan        Manfaat disusunnya Budget Biaya Bahan Baku yang Habis digunakan antara lain:

1. Untuk keperluan Product Costing, yakni perhitungan harga pokok barang yang dihasilkan perusahaan.

2. Untuk keperluan pengawasan penggunaan bahan baku.

Bentuk Format Anggaran Biaya Bahan Baku Yang Habis DigunakanOleh Hendra Poerwanto

        Bentuk dasar budget biaya bahan baku yang habis digunakan, dalam budget ini Standard Usage Rate masih diperhatikan, tetapi tidak dicantumkan lagi karena sudah dicantumkan pada budget kebutuhan bahan baku. Budget biaya bahan baku yang habis digunakan perlu memperinci hal-hal sebagai berikut:

1.    Jenis bahan dan waktu penggunaan bahan baku..2.    Jumlah masing-masing jenis bahan baku yang habis digunakan untuk produksi.3.    Harga per unit masing-masing jenis bahan baku.4.    Nilai masing-masing bahan baku yang habis digunakan untuk produksi.5.    Jenis barang yang dihasilkan dan menggunakan bahan baku.

Berikut ini satu contoh bentuk format Anggaran Biaya Bahan Baku Yang Habis Digunakan:

Contoh Anggaran Biaya Bahan Baku Yang Habis DigunakanOleh Hendra Poerwanto

        Masih menggunakan kasus yang sama dengan kasus yang digunakan dalam contoh Anggaran Kebutuhan Bahan Baku, selanjutnya diminta untuk membuat Anggaran Biaya Bahan Baku Yang Habis Digunakan.

Berdasarkan data-data yang ada pada contoh soal Anggaran Kebutuhan Bahan Baku, maka dapat disusun Anggaran Biaya Bahan Baku Yang Habis Digunakan sebagai berikut:

Sebagaimana pada keterangan, untuk data pada kolom Kebutuhan Bahan diperoleh dari Anggaran Kebutuhan Bahan Baku yang telah dibuat sebelumnya.

Pengertian Anggaran Tenaga Kerja LangsungOleh Hendra Poerwanto

        Pada setiap perushaan tentu saja ada biaya yang dikeluarkan untuk keperluan tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang utama dan yang selalu ada dalam perusahaan, meskipun pada perusahaan tersebut sudah digunakan mesin-mesin. Mesin yang bekerja dalam perusahaan tentu saja perlu ditangani oleh tenaga manusia, meskipun mesin-mesin jaman sekarang sudah banyak yang bersifat otomatis.

        Anggaran tenaga kerja seperti halnya anggaran bahan mentah, hanya merencanakan unsur tenaga kerja langsung. Dan seperti halnya anggaran bahan mentah, anggaran tenaga kerja selalu dikaitkan dengan anggaran produksi yang telah disusun sebelumnya. Berikut skema yang menunjukkan posisi anggaran tenaga kerja langsung terhadap anggaran produksi

Penyusunan anggaran tenaga kerja langsung adalah bagian dari perencanaan tenaga kerja. Sebagaimana diketahui bersama, perencanaan tenaga kerja meliputi aspek yang luas sekali, sehingga perlu diperhitungkan secara matang oleh pemimpin perusahaan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tenaga kerja antara lain adalah:

1.    Kebutuhan tenaga kerja2.    Pencarian atau penarikan tenaga kerja3.    Latihan bagi tenaga kerja baru4.    Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi tenaga kerja5.    Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kerja6.    Pengawasan tenaga kerja

        Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan untuk mencari dan mendapatkan tenaga kerja yang baik dan terampil, yang cocok untuk bidang pekerjaannya. Tenaga kerja yang tidak memiliki keterampilan khusus umumnya mudah dicari di Indonesia ini. tetapi unutk mencari tenaga kerja yang baik di salah satu bidang khusus, seperti tenaga teknis dan manajerial harus diperoleh secara khusus pula. Untuk mereka, perusahaan tidak segan-segan menyediaka perangsang berupa gaji yang besar dan fasilitas yang lengkap. Beberapa perusahaan besar bahkan mendapatkannya dengan melalui kaderisasi, umpamanya dengan penawaran beasiswa yangh mengikat. Karena itu biaya tenaga kerja, sebetulnya tidak hanya timbul pada saat tenaga kerja iti digunaka, akan tetapi ada sebelum tenaga kerja itu siap.

        Seleksi tenaga kerja dilakukan denga berbagai cara. Selain diadakan uji tertulis dan lisan, juga diadakan psychotest, untuk mengetahui secara pasti siapa yang paling cocok untuk bidabg pekerjaan yang tersedia. Tujuan seleksi tenaga kerja khususnya adalah untuk mencari orang-orang yang cocok dan mempunyai potensi untuk berkembang. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman selain mahal “harga”-nya juga ada kemungkina bahwa pengalaman yang dimiliki justru tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada. Pelatihan atau training biasanya diberikan pada tenaga kerja baru. Pelatihan ini dapat diverikan oleh internal perusahaan atau bisa juga oleh lembaga khusus yang memberikan secara bersama-samadengan para tenaga kerja baru di perusahaan lain. Pelatihan bisa dilakukan di lingkunga kantor/perusahaan, atau di luar perusahaan. Sesudah selesai masa latihan, maka tenaga kerja siap untuk ditempatkan. Potensi masing-masing tenaga kerja dan jabatan yang tersedia bermacam-macam sehingga perlu adanya evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi mereka. Semua aspek di atas tidak hanya berlaku pada satu tingkatan saja, tetapi pada semua tingkatan jabatan dalam perusahaan. Sehingga jelaslah bahwa biaya tenaga kerja merupakan komponen yang cukup besar bagi harga produk barang yang dihasilkan.

Fungsi Perencanaan Dan Pengendalian Anggaran Tenaga Kerja LangsungOleh Hendra Poerwanto

        Penyusunan anggaran kerja langsung yang baik, dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, yaitu sebagai berikut:1.    Penggunaan tenaga kerja lebih efisien.2.    Biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur lebih efisien.3.    Penghitungan harga pokok barang dapat dihitung secara tepat.4.    Alat pengendalian tenaga kerja langsung

Laporan pelaksanaan tenaga kerja langsung merupakan kelanjutan pelaksanaan untuk bahan mentah.

Contoh :

Data anggaran sebagai berikut :Produksi bulan Februari = 16.000 unit, dengan standar pemakaian tenaga kerja langsung = 2,5 jam per unit barang, tariff upah = Rp 100,00/jam.

Data realisasi sebagai berikut :Produksi bulan Februari = 15.000 unit yang menghabiskan 37.000 jam tenaga kerja langsung dan upah yang dibayarkan Rp 4.070.000,00.

Berdasarkan data tersebut dapat disusun tabel berikut:

Rencana * Disesuaikan Realisasi*   Penyimpangan   %Produksi   16.000     15.000 15.000     Standar 2,5 DLH 2,5 DLH   2,467 DLH 0,033 DLH  1%

Pemakaian TKJumlah DLH 40.000 DLH   37.500 DLH 37.000 DLH   +500 DLH  2%Upah / DLH Rp.100,00  Rp100,00 Rp110,00 (Rp 10,00)  10%Jumlah Upah Rp 

4000.000,00Rp 3.750.000,00 

Rp4.070.000,00 (Rp320.000,00) 8%

*) Data soal        

Laporan pelaksanaan dan analisa variansi untuk data di atas adalah sebagai berikut:Analisa variansi:

Penyimpangan efisiensi = (JTKL standar – JTKL actual) x tarif standar                                    = (37.500 – 37.000) x Rp 100,00 = Rp 50.000,00

Penyimpangan upah   = (tarif standar – tarif aktual) x JTKL aktual                                 = Rp 100,00 – Rp 110,00) x 37.000                                = (Rp 370.000,00)

Total variansi = Rp 50.000,00 +(Rp 370.000,00)                   = (Rp 320.000)

Jenis-Jenis Tenaga KerjaOleh Hendra Poerwanto

        Untuk kepentingan penyusuna anggaran dan perhitunga harga produk, maka biasanya tenaga kerja dibedakan menjadi:

1.    Tenaga kerja langsungTenaga kerja langsung pengertiannya terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang secara langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan. Sedangkan tenaga kerja tidak langsung pengertiannya terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang tidak terlibat secara langsung pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya overhead pabrik. Tenaga kerja langsung memiliki sifat :

Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi.

Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya variabel. Umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja jenis ini merupakan tenaga kerja yang

kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk akhir (terutama dalam penentuan harga pokok).

Yang dikategorikan sebagai tenaga kerja langsung antara lain adalah para buruh pabrik yang ikut serta dalam kegiatan proses produksi darii bahan mentah sampai berbentuk barang jadi.

2.    Tenaga kerja tidak langsungSedangkan tenaga kerja tidak langsung mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini tidak berhubungkan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi.

Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya yang semi variabel. Artinya biaya-biaya yang mengalami perubahan tapi tidak secara sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan produksi.

Tempat bekerja dari tenaga kerja jenis ini tidak harus selalu dalam pabrik, tetapi dapat di luar pabrik.

Apabila tenaga kerja jenis ini bekerja dalam lingkungan pabrik maka biaya yang dikeluarkan untuk mereka dikelompokkan dalam penganggaran biaya pabrik (manufacturing expense budget).

Sistem Upah Dan Perencanaan Tingkat Upah Oleh Hendra Poerwanto

        Ada tiga sistem pembayaran upah, yaitu: 1. Sistem upah menurut waktu, yang menentukan bahwa besar kecilnya upah yang akan dibayarkan kepada masing-masing tenaga kerja, tergantung pad banyak sedikitnya waktu kerja mereka.Keuntungan sistem upah menurut waktu yaitu:

Para tenaga kerja tidak perlu terburu-buru di dalam menjalan kan pekerjaan, karena banyak-sedikitnya unit yang mampu mereka selesaikan tidak terpengaruh pada besar-kecilnya upah yang mereka terima. Dengan demikian kualitas barang yang diproduksi akan dapat terjaga.

Bagi para tenaga kerja yang kurang terampil, sistem upah ini dapat member ketengan dalam bekerja, karena walaupun mereka kurang bisa menyelesaikan unit yang banyak, mereka akan tetap memperoleh upah yang sama dengan yang diterima oleh tenaga kerja lain.

Kerugian sistem upah menurut waktu yaitu:

Para tenaga kerja yang terampil akan mengalami kekecewaan, karena kelebihan mereka tidak dapat dimanfaatkan untuk memperoleh upah yang lebih besar dibandingkan para tenag kerja yang kurang terampil, sehingga tenaga kerja yang terampil kurang bersemangat dalam bekerja.

Adanya kecenderungan para pekerja untuk bekerja lamban, karena besar-kecilnya unit yang dihasilkan tidak berpengaruh pada besar-kecilnya upah yang mereka terima.

2. Sistem upah menurut unit hasil, yang menentukan besar-kecilnya upah yang diterima tenaga kerja , tergantung pada banyaknya unit yang dihasilkan. Semakin banyak unit yang dihasilkan , semakin banyak upah yang diterima.Keuntungan sistem upah menurut unit hasil yaitu:

Para tenaga kerja yang terampil akan mempunyai semangat kerja yang tinggi, dan akan menunjukkan kelebihan keterampilannya, karena besar-kecilnya unit yang dihasilkan akan menetukan besar-kecilnya upah yang akan mereka terima. Akibatnya produktivitas perusahaan meningkat.

Adanya kecenderungan pekerja untuk bekerja labih semangat, agar memperoleh upah yang lebih besar.

Kerugian sistem upah menurut unit hasil yaitu:

Para pekerja akan bekerja terburu-buru, sehingga kualitas barang kurang terjaga. Para pekerja yang kurang terampil akan selalu memperoleh upah yang rendah,

akibatnya mereka kurang mempunyai semangat kerja.

3. Sistem upah dengan insentif,

yang menentukan besar-kecilnya upah yang akan dibayarkan kepada masing-masing tenaga kerja tergantung pada waktu lamanya bekerja, jumlah unit yang dihasilkan ditambah dengan insentif (tambahan upah) yang besar-kecilnya didasarkan pada prestasi dan keterampilan kerja pegawai. Sistem upah dengan insentif sering dianggap sebagai gabungan antara sistem upah menurut waktu dengan sistem upah menurut unit hasil. Sistem ini diharapkan akan memperoleh keuntungan dari kedua sistem tersebut. Namun sistem ini juga memilki kerugian, yaitu sistem ini memerlukan sistem administrasi yang rumit, sehingga memerlukan tambahan pegawai di bagian administrasi.

 Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menentukan tarif upah, yaitu dengan:

Rata-rata tingkat upah. Penentuan tarif upah dalam suatu departemen atau pusat biaya dapat dilakukan dengan membuat estimasi jumlah pekerja dan tingkat upah, kemudian di hitung rata-rata upah.

Rasio historis. Rasio historis antara jumlah upah yang dibayar dengan jumlah jam kerja langsung dalam suatu departemen dapat berubah bila kondisi berubah.

Standar akuntansi. Penetapan tarif upah dapat sama dengan standar akuntansi biaya. Hal ini hanya dapat diterapkan jika perusahaan telah memakai sistem akuntansi biaya standar untuk upah, sehingga tidak perlu dibedakan antara standar dengan yang dianggarkan

Penentuan Standar Jam Tenaga Kerja LangsungOleh Hendra Poerwanto

        Kondisi internal akan menentukan apakah perencanaan jam kerja langsung layak dikaitkan dengan rencana produksi. Begitu pula dengan pendekatan yang akan digunakan dalam perencanaan jumlah jam kerja langsung. Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam menentukan jam kerja standar adalah :

1. Studi gerak dan waktu. Studi ini biasa dilakukan oleh bagian teknik dengan membuat analisis pekerjaan apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu produk. Kemudian dengan observasi (biasanya dengan alat bantu stopwatch) yang dilakuakan berulang-ulang akan dapat ditentukan standar waktu setiap jenis pekerjaan.

2. Biaya standar. Jika sistem biaya standar telah diterapkan di dalam perusahaan, biasanya telah dihitung pula jumlah kebutuhan jam kerja langsung untuk setiap unit produk. Dengan demikian, standar jam kerja langsung tersebut dapat digunakan dalam pembuatan anggaran jam kerja langsung ( dengan cara mengalikannya dengan rencana produksi).

3. Estimasi langsung oleh supervisor. Cara ini dilakukan dengan menanyakan langsung kepada setiap supervisor departemen produksi, berapa perkiraan jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk membuat rencana produksi. Dalam membuat estimasi tersebut, supervisor harus berdasarkan pada pendapat pribadi, pengalaman masa lalu, bantuan tingkat manajemen berikutnya, dan bantuan dari staf teknis.

4. Estimsi dengan statistik. Catatan akuntansi biasanya sangat membantu dalam menetukan jumlah jamkerja langsung. Rasio  antara jam kerja langsung dengan jumlah output dihitung dan kemudian disesuaikan dengan rencana perubahan dalam departemen yang bersangkutan. Metode ini sangat tergantung pada ketepatan pencatatan dan kesamaan proses produksi dari periode ke periode. Metode ini mempunyai kelemahan, yaitu bahwa inefisiensi yang terjadi pada masa lalu akan terbawa ke masa yang akan datang.

Jenis Anggaran Tenaga Kerja Langsung Dan Persiapan Penyusunan Anggaran Tenaga KerjaOleh Hendra Poerwanto

        Apabila memungkinkan, anggaran tenaga kerja dapat dibuat secara terpisah, yakni anggaran jam kerja langsung dan anggaran biaya tenaga kerja langasung.

1.    Anggaran jam tenaga kerja langsung

Anggaran ini harus mencantumkan data-data sebagai berikut:

a)    Jenis barang yang dihasilkan perusahaanb)    Bagian-bagian yang terlibat slam proses produksic)    Jumlah JTKL yang diperlukan untuk memproduksi tiap jenis barang d)    Waktu produksi barang

2.    Anggaran biaya tenaga kerja langsungAnggaran ini memuat hal-hal sebagai berikut:

a)    Jumlah barang yang diproduksib)    JTKL yang diperlukan untuk mengerjakan 1 unit barangc)    Tingkat upah rata-rata per JTKLd)    Jenis barang yang dihasilkan perusahaane)    Waktu produksi barang

        Sebelum menyususn anggraan tenaga kerja perlu ditentukan lebih dahulu satuan utama yang digunaka untuk menghitungnya. Yang paling sering digunakan adalah perhitunga atas dasar jam brurh langsung dan biaya buruh langusng. Dalam penyusunan anggraan ini terlebih dahulu membuat Manning Table.Manning Table merupakan daftar kebutuhan tenaga kerja yang menjelaskan:

•    Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan•    Jumlah masing-masing tenaga kerja tersebut pada berbagai tingkat kegiatan•    Bagian-bagian yang membutuhkannya

Bentuk Format Anggaran Tenaga Kerja LangsungOleh Hendra Poerwanto

        Berikut ini disajikan pedoman langkah-langkah umum penyusunan anggaran tenaga kerja. Langkah-langkah ini hanya pedoman umum dan bukan suatu pedoman standard karena bagaimanapun penyusunan anggaran tenaga kerja harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang ada pada perusahaan. Selengkapnya langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menentukan satuan dasar yang digunakan untuk menyusuna anggaran tenaga kerja langsung. Pada umumnya menggunakan Jam buruh langsung (DLH) atau Biaya buruh langsung (DLC)

2. Menyusun manning table yang merupakan daftar kebutuhan tenaga kerja menyangkut jenis dan kualifikasi, jumlah masing-masing kualifikasi dan bagian-bagian yang membutuhkan

3. Menentukan waktu standar4. Menentukan standar upah5. Menyajikan dalam bentuk tabel

Bentuk Format Penyajian Anggaran Tenaga Kerja Langsung        Anggaran Tenaga Kerja LAngsung setidaknya memuat informasi

Waktu produksi Jenis barang yang dihasilkan Jumlah barang yang diproduksi Standar waktu Jumlah waktu Standar upah Jumlah Upah Bagian-bagian yang membutuhkan tenaga kerja Jumlah total

Bentuk Format Penyajian juga dapat dilakukan dengan membagi menjadi dua sub yakni:1. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Yang memuat sebagaimana pada poin 5

Contoh Format Penyajian Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

2. Anggaran jam buruh langsung yang diperinci dengan memuat hal-hal sbb:

Jenis barang yang dihasilkan Bagian-bagian yang ada dalam proses produksi Jumlah DLH yang diperlukan setiap jenis barang Waktu produksi barang

Contoh Format Penyajian Anggaran Jam Tenaga Kerja Langsung

Contoh Anggaran Tenaga Kerja Langsung<Oleh Hendra Poerwanto

        Untuk mengilustrasikan bagaimana menyusun Anggaran tenaga Kerja Langsung, berikut diberikan satu contoh kasus. Dimisalkan PT.GM memproduksi dua jenis produk yakni A dan B.

Produk A diproduksi melalui tiga bagian yakni bagian 1, bagian 2 dan bagian 3, sedangkan produk B diproses hanya melalui bagian 1 dan bagian 3 saja. Berikut Data dan informasi lain:

Rencana Produksi yang dicuplik dari Anggaran Produksi

Standar Jam Tenaga Kerja Langsung/ Direct Labor Hours (JTKL/DLH)

Standar Upah per DLH

Berdasarkan data dan informasi PT GM di atas, diminta:

1. membuat Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

2. membuat Anggaran Jam Tenaga Kerja Langsung

JAWAB:

1. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Pertama menyiapkan format Tabel Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung yang sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya mengisi setiap kolom.

Kolom a dan f diisi dengan menggunakan data Rencana Produksi yang dicuplik dari Anggaran Produksi

Kolom b  dan g diisi dengan data Standar DLH per unit produk Kolom d dan i diisi dengan menggunakan data Standar Upah per DLH Kolom-kolom lain diisi dengan perhitungan yang sesuai.

Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung selengkapnya adalah sebagai berikut:

2. Anggaran Jam Tenaga Kerja Langsung

Langkah pertama membuat format tabel Anggaran Jam Tenaga Kerja Langsung yang sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya mengisi kolom-kolom:

Kolom Produk A Bagian I diisi dengan jumlah DLH yang diperlukan untuk membuat produk A di Bagian I. Data Jumlah DLH yang diperlukan untuk memproses produk A di Bagian Idicuplik dari Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung yang sudah dibuat untuk menjawab no.1

Kolom Produk B Bagian I diisi dengan cara yang sama dengan mengisi Kolom Produk A Bagian I. Data Jumlah DLH yang diperlukan untuk memproses produk B di Bagian I dicuplik dari Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung sebagaimana pada jawaban no.1

Anggaran Jam Tenaga Kerja Langsung selengkapnya sbb:

***

***

#

***

***