Sikap asertif

8
Sikap Asertif Oleh : Miftia Yunanda Putri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap dari kita memiliki hak untuk menjadi dan mengekspresikan diri sendiri, serta merasa nyaman ketika melakukannya, selama kita tidak melukai perasaan orang lain dalam prosesnya. Mempromosikan kesetaraan dalam hubungan manusia, yang memungkinkan kita untuk bertindak menurut kepentingan kita sendiri, untuk membela diri sendiri tanpa kecemasan yang tidak semestinya, untuk mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman, untuk menerapkan hak-hak pribadi kita tanpa menyangkali hak-hak orang lain”. (Robert Alberti & Micheal Emmons dalam bukunya Your Perfect Right) Asertif berasal dari kata asing to assert yang berarti menyatakan dengan tegas. Istilah Asertif dewasa ini sudah sangat populer “mengiang” ditelinga kita, terlebih-lebih istilah itu sering digunakan sebagai materi Assertiveness and social Skills training bagi para karyawan perusahaan untuk meningkatkan profesionalisme kerja. Banyak Pakar memberikan definisi yang berbeda tapi sama (satu makna) tentang asertif.

description

contoh: Keterampilan dalam Menangani sebuah pekerjaanYakinkan...anda mampu memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang terjadiGigihlah...tanamkanlah benih dan siramilahBersabarlah dalam berbagai hal, penuh pertimbangan jangan terburu-buruPerbanyak Komunikasi Kondusif dengan siapa saja tanpa pandang buluTingkatkan manajamen waktu, dengan lebih mengendalikan diri sendiri dan jadwal anda

Transcript of Sikap asertif

Page 1: Sikap asertif

Sikap AsertifOleh : Miftia Yunanda Putri

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap dari kita memiliki hak untuk menjadi dan mengekspresikan diri sendiri,

serta merasa nyaman ketika melakukannya, selama kita tidak melukai perasaan orang

lain dalam prosesnya. Mempromosikan kesetaraan dalam hubungan manusia, yang

memungkinkan kita untuk bertindak menurut kepentingan kita sendiri, untuk membela

diri sendiri tanpa kecemasan yang tidak semestinya, untuk mengekspresikan perasaan

dengan jujur dan nyaman, untuk menerapkan hak-hak pribadi kita tanpa menyangkali

hak-hak orang lain”. (Robert Alberti & Micheal Emmons dalam bukunya Your Perfect

Right)

Asertif berasal dari kata asing to assert yang berarti menyatakan dengan tegas.

Istilah Asertif dewasa ini sudah sangat populer “mengiang” ditelinga kita, terlebih-lebih

istilah itu sering digunakan sebagai materi Assertiveness and social Skills training bagi

para karyawan perusahaan untuk meningkatkan profesionalisme kerja. Banyak Pakar

memberikan definisi yang berbeda tapi sama (satu makna) tentang asertif.

1.2 Tujuan Penulisan

Page 2: Sikap asertif

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Asertif

Menurut Suterlinah Sukaji (1983), perilaku asertif adalah perilaku seseorang

dalam hubungan antar pribadi yang menyangkut ekspresi emosi yang tepat,

jujur, relative terus terang, dan tanpa perasaan cemas terhadap orang lain.

Menurut Lange dan Jukubowski (1976), seperti yang dikutip oleh Calhoun

(1990), perilaku asertif merupakan perilaku sesorang dalam mempertahankan

hak pribadi serta mampu mengekspresikan pikiran, perasaan, dan keyakinan

secara langsung dan jujur dengan cara yang tepat.

Menurut Rimm da Masters (1979), seperti yang dikutip Hargie (1990)

mendefinisikan perilaku asertif sebagai perilaku antar pribadi yang bersifat jujur

dan terus terang dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan

mempertimbangkan pikiran dan kesejahteraan orang lain.

Taubman (1976) yang dikutip oleh Kelley (1979) yang memberikan batasan

assertiveness sebagai ekspresi dari perasaan-perasaan, keinginan-keinginan dan

kebutuhan-kebutuhan, belajar bertindak atas dasar perasaan, keinginan dan

kebutuhan orang disekitarnya.

Rathus (1981) memberi batasan asertifitas sebagai kemampuan

mengekspresikan perasaan, membela hak secara sah dan menolak permintaan

yang dianggap tidak layak serta tidak menghina atu meremehkan orang lain.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku asertif adalah

perilaku sesesorang dalam hubungan antar pribadi yang menyangkut, emosi, perasaan,

pikiran serta keinginan dan kebutuhan secara terbuka, tegas dan jujur tanpa perasaan

cemas atau tegang terhadap orang lain, tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain.

Page 3: Sikap asertif

2.2 Ciri-Ciri Asertif dan Sikap Assertivitas

Fensterheim dan Baer, (1980) berpendapat sesorang dikatakan mempunyai sikap asertif

apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Bebas mengemukakan pikiran dan pendapat, baik melalui kata-kata maupun tindakan.

2. Dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka.

3. Mampu memulai, melanjutkan dan mengakhiri suatu pembicaraan dengan baik.

4. Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat orang lain,

atau segala sesuatu yang tidak beralasan dan cenderung bersifat negatif.

5. Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika

membutuhkan.

6. Mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak

menyenangkan dengan cara yang tepat.

7. Memiliki sikap dan pandangan yang aktif terhadap kehidupan.

8. Menerima keterbatasan yang ada di dalam dirinya dengan tetap berusaha untuk

mencapai apa yang diinginkannya sebaik mungkin, sehingga baik berhasil maupun

gagal ia akan tetap memiliki harga diri (self esteem) dan kepercayaan diri (self

confidence).

Kedelepan pandangan Fensterheim dan Baer (1980) tentang ciri-ciri individu

asertif ini menjadi sebuah penegasan dalam memposisikan kita (secara individu)

sebagai manusia merdeka yang mempunyai hak, kewajiban dan martabat yang sama

dengan yang lainnya dalam menentukan sikap, bersuara/berpendapat, mengapresiasikan

bakat, minat dan kemampuannya. Selain itu, seseorang yang asertif dengan ikhlas dapat

menerima dengan lapang dada berbagai kritikan dan saran yang dapat meningkatkan

kualitas diri atas berbagai kekurangan dan kesalahan yang pernah/sedang dilakukan

tanpa memandang siapa (orang tua / Senior yunior / atasan / bawahan) yang

menggugah kita untuk segera terbangun dari keterpurukan.

Page 4: Sikap asertif

2.3 Cara Membangun Assertivitas

Setidaknya ada Formula 3 A sebagai sebuah pendekatan yang dapat dilakukan

dalam mewujudkan sikap Assertivitas diri, yang terangkai dalam tiga kata yaitu

Appreciation, Acceptance, Accommodating:

1. Appreciation.

Dengan cepat dan tanggap memberikan penghargaan dan rasa hormat terhadap

kehadiran orang lain sampai pada batas-batas tertentu atas apa yang terjadi pada diri

mereka tanpa menunggu mereka untuk lebih dahulu memperhatikan, memahami,

menghormati dan menghargai kita.

2. Acceptance

adalah perasaan mau menerima, memberikan arti sangat positif terhadap

perkembangan kepribadian seseorang, yaitu menjadi pribadi yang terbuka dan dapat

menerima orang lain sebagaimana keberadaan diri mereka masing-masing. Dalam hal

ini, kita tidak memiliki tuntutan berlebihan terhadap perubahan sikap atau perilaku

orang lain (kecuali yang negatif) agar ia mau berhubungan dengan mereka. Tidak

memilih-milih orang dalam berhubungan, dengan tidak membatasi diri hanya pada

keselarasan tingkat pendidikan, status sosial, suku, agama, keturunan, dan latar

belakang lainnya.

3. Accomodating

Menunjukkan sikap ramah kepada semua orang, tanpa terkecuali, merupakan

perilaku yang sangat positif. Keramahan senantiasa memberikan kesan positif dan

menyenangkan kepada semua orang yang kita jumpai. Keramahan membuat hati kita

senantiasa terbuka, yang dapat mengarahkan kita untuk bersikap akomodatif terhadap

situasi dan kondisi yang kita hadapi, tanpa meninggalkan kepribadian kita sendiri.

Formula diatas dapat dijadikan sebagai pedoman berinteraksi sosial dalam membina

hubungan baik dengan banyak orang, dengan asumsi bahwa orang lain pun mempunyai

Page 5: Sikap asertif

hak dan kesempatan yang sama seperti kita. Oleh karena itu, kita dapat mengemukakan

hak pribadi, namun janganlah kita melupakan untuk memperhatikan hak orang lain

pula.

2.4 Bersikap Asertif di Institusi Kerja

Banyak dari kita ragu-ragu, takut, bahkan resisten terhadap sikap Asertif ditempat

kerja, mereka berpendapat sikap tersebut akan mendapatkan balasan, perlawanan,

teguran, peringatan dan banyak lagi resistensi-resistensi negatif lain yang terus

menghantui pikiran kita untuk tidak bersikap asertif dikarenakan dapat mengancam

keberlangsungan (posisi) kerja kita. Namun yakin dan percayalah bahwa Asertif

bukanlah perilaku agresif, pasif, submisif atau destruktif. Asertif dalam istilah saya

adalah sikap ”Aktif, Reformatif, Objektif, Gentlman, Attractive, Normatif, Selektif dan

Inovatif yang dimiliki setiap karyawan dalam melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya mengemban amanah institusi kerja.

Diakui memang tidak mudah dalam mengimplementasikan sikap asertif ini,

siapapun dan dimanapun situasi dan kondisi kerjanya menuntut kita untuk mempunyai

semangat, motivasi dan keberanian dalam mengapresiasikan ide, konsep dan gagasan

baik yang berkenaan dengan hak dan kewajiban individu (karyawan) maupun hak dan

kewajiban institusi kerja. Jadi garis bawahilah bahwa Sikap Asertif adalah sikap/energi

positif yang dapat membangun keharmonisan komunitas kerja dan meningkatkan

keberlanjutan organisasi kerja.

Banyak contoh sikap asertif yang sederhana, mudah dan tak beresiko besar namun

dapat bermanfaat bagi kita dan organisasi, misalnya :

Selesaikan Pekerjaan yang semestinya (bukan apa adanya)

Kerjakan Sekarang !!!!!!! Jangan ditunda-tunda

Tingkatkan kemampuan dalam mengkomunikasian berbagai hal

Tingkatkan Keterampilan dalam Menangani sebuah pekerjaan

Yakinkan...anda mampu memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang terjadi

Gigihlah...tanamkanlah benih dan siramilah

Page 6: Sikap asertif

Bersabarlah dalam berbagai hal, penuh pertimbangan jangan terburu-buru

Perbanyak Komunikasi Kondusif dengan siapa saja tanpa pandang bulu

Tingkatkan manajamen waktu, dengan lebih mengendalikan diri sendiri dan jadwal

anda

Contoh sederhana sikap asertif diatas, secara perlahan tapi pasti akan menempatkan

anda pada situasi dan kondisi yang sangat menyenangkan, mempunyai rasa aman,

nyaman, dihormati dan dihargai bukan karena jabatan dan kekuasaan yang anda miliki

saat ini tapi lebih kepada karena sikap positif (perangai baik) yang anda lakukan

terhadap komunitas kerja dan institusi kerja. Sekaranglah waktunya kita menunjukan

sikap asertif ini, tak ada teori yang menyebutkan ada konsekuensi logis yang dapat

merugikan sikap ini. *Akademisi