BAB III METODE PENELITIAN -...

14
1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala psikologis, istrumen skala psikologis ini berjumlah tiga skala. Subyek penelitian adalah mahasiswa S 1 (strata satu) angkatan 2012 Fakultas Psikologi di UKSW. Seleksi aitem menggunakan korelasi product moment, analisis data dan analisis varians (anova) serta seluruh pengolahan data menggunakan program SPSS versi 17. 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas Emotional Intellegence (X1) dan Self- Concept (X2) sebagai variablel bebas dan perilaku asertif sebagai variabel terikat (Y). 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian Pada penelitian ini dirumuskan batasan operasional untuk masing-masing variabel. Hal ini bertujuan untuk memperoleh pengertian yang jelas mengenai variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian ini serta menghindari salah pengertian dan penafsiran. Adapun rumusan batasan operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut :

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN -...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9023/3/T2_832012013_BAB III...angket perilaku asertif, aspek-aspek dalam perilaku asertif menurut

1

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan menggunakan skala psikologis, istrumen skala psikologis ini

berjumlah tiga skala. Subyek penelitian adalah mahasiswa S 1

(strata satu) angkatan 2012 Fakultas Psikologi di UKSW. Seleksi

aitem menggunakan korelasi product moment, analisis data dan

analisis varians (anova) serta seluruh pengolahan data

menggunakan program SPSS versi 17.

3.1 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri atas Emotional Intellegence (X1) dan Self-

Concept (X2) sebagai variablel bebas dan perilaku asertif

sebagai variabel terikat (Y).

3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Pada penelitian ini dirumuskan batasan operasional untuk

masing-masing variabel. Hal ini bertujuan untuk memperoleh

pengertian yang jelas mengenai variabel-variabel yang dipakai

dalam penelitian ini serta menghindari salah pengertian dan

penafsiran. Adapun rumusan batasan operasional untuk

masing-masing variabel adalah sebagai berikut :

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9023/3/T2_832012013_BAB III...angket perilaku asertif, aspek-aspek dalam perilaku asertif menurut

2

3.2.1 Perilaku Asertif

Perilaku asertif dalam penelitian ini diukur dengan

angket perilaku asertif, aspek-aspek dalam perilaku asertif

menurut Rakos (1991) yaitu ; content (isi), paralinguistic,

perilaku non verbal, dan kemampuan berinteraksi yang baik

dengan lingkungan.

Menurut Rakos (1991) aspek-aspek perilaku asertif dapat

dibagi dalam 4 kategori yaitu:

a. Isi (Content),

b. Paralinguistic,

c. Perilaku non verbal,

d. Kemampuan berinteraksi yang baik dengan

lingkungan.

Penulis menggunakan aspek-aspek perilaku asertif

menurut Rakos (1991), yaitu: isi (content), paralinguistic,

perilaku non verbal, kemampuan berinteraksi yang baik

dengan lingkungan.

3.2.2 Emotional Intellegence

Komponen-komponen kecerdasan emosional menurut

Tsaosis, (2008) yaitu;

a. Mengenali emosi diri (use of emotion for facilitating

thinking)

b. Mengelola emosi (control of emotions)

c. Memotivasi diri sendiri (expression & recognition of

emotions)

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9023/3/T2_832012013_BAB III...angket perilaku asertif, aspek-aspek dalam perilaku asertif menurut

3

d. Mengenali emosi orang lain atau empati (caring &

empathy)

Penulis menggunakan aspek-aspek dari emosional

intellegence menurut Tsaosis, (2008): mengenali emosi diri,

mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi

orang lain atau empati. Sedangkan, indikator dan

questionnaire diadaptasi dari Greek Emotional Intelligence

Scale (GEIS) yang digunakan dalam pengambilan data

penelitian yaitu yang peneliti lakukan.

3.2.3 Self- Concept

Penulis menggunakan aspek-aspek dari konsep diri menurut

Ishak., dkk (2010) yaitu:

a. Aspek fisik (physical self-concept).

b. Aspek akademik (academic self-concept).

c. Aspek sosial (social self-concept).

Penulis menggunakan aspek-aspek dari Ishak., dkk

(2010) yaitu; aspek fisik,akademik dan sosial. Sedangkan,

indikator dan questionnaire diadaptasi dari various self-

concept scales and CoPs (Cognitive Psycho-social profile of

the Malaysian Instruments) yang digunakan dalam

pengambilan data penelitian yaitu yang peneliti lakukan.

3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian

Populasi adalah suatu kelompok yang terdiri dari objek

atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9023/3/T2_832012013_BAB III...angket perilaku asertif, aspek-aspek dalam perilaku asertif menurut

4

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas

Psikologi Angkatan 2013 di Universitas Kristen Satya

Wacana Salatiga yang yang terbagi dalam 4 kelas paralel

mata kuliah statistika lanjutan (II) semester antara 2013-

2014 berjumlah 177 orang (Populasi; 57 laki-laki dan 120

perempuan) dan terbagi

Sampel yang digunakan menggunakan Cluster

Sampling. Menurut Zainal, (2012) cluster sampling adalah

cara pengambilan sampel berdasarkan sekelompok individu

atau perseorangan. Jika populasi terdiri dari cluster - cluster

maka pemilihan sampel penelitian di dasarkan atas cluster -

cluster yang disebut cluster sampling. Oleh karena itu,

sampel penelitiannya diambil dari 2 kelas paralel mata

kuliah statistika lanjutan (II) semester antara 2013-2014

berjumlah 55 orang (sampel; 19 laki-laki dan 36

perempuan).

3.4 Instrumen Pengumpulan Data

Ada tiga macam skala yang akan digunakan dalam

penelitian ini yaitu Skala Perilaku Asertif, kecerdasan emosi

(emotional intellegence) dan Skala Konsep Diri (Self- Concept).

3.4.1 Perilaku Asertif

Perilaku asertif dalam penelitian ini diukur dengan

angket Perilaku Asertif di Lingkungan Akademis. Aspek-

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9023/3/T2_832012013_BAB III...angket perilaku asertif, aspek-aspek dalam perilaku asertif menurut

5

aspek dalam perilaku asertif menurut Rakos (1991) yaitu ;

content (isi), paralinguistic, perilaku non verbal, dan

kemampuan berinteraksi yang baik dengan lingkungan.

Alasan pemilihan karena hasil pengukuran skala Rakos

(1991): rit antara 0,312 – 0,629 dan reliabilitas α =0,918.

Skala Perilaku Asertif ini memiliki empat alternatif

jawaban yaitu, Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai

(TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Kriteria penilaian untuk

aitem favorabel adalah untuk jawaban Sangat Sesuai (SS)

akan mendapat skor 4. Sesuai (S) mendapat skor 3, Tidak

Sesuai (TS) mendapat skor 2, dan untuk jawaban Sangat

Tidak Sesuai (STS) akan mendapat skor 1. Kriteria penilaian

untuk aitem unfavorabel adalah untuk jawaban Sangat

Sesuai (SS) akan mendapat skor 1, jawaban Sesuai (S) akan

mendapat skor 2. Tidak Sesuai (TS) mendapat skor 3, dan

Sangat Tidak Sesuai (STS) akan mendapat skor 4.

Tabel 3.1

Blue Print Skala Perilaku Asertif

No Aspek Jumlah Item

Total Favorabel Unfavorabel

1 content (isi) 4 3 7

2 Paralinguistic 4 3 7

3 perilaku non verbal 4 3 7

4 kemampuan berinteraksi yang

baik dengan lingkungan.

4 3 7

TOTAL 16 12 28

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9023/3/T2_832012013_BAB III...angket perilaku asertif, aspek-aspek dalam perilaku asertif menurut

6

Tabel 3.2

Indikator skala Perilaku Asertif

Aspek Item

Isi 1. Saya bertanya kepada dosen dengan penuh hormat (f)

2. Saya akan berkata “tidak” jika teman-teman meminta saya

melakukan hal-hal yang tidak penting di kelas (f)

3. Saya memberikan pujian kepada teman-teman yang sukses

memberikan presentasi dengan menarik (f)

4. Saya meminta maaf jika melakukan kesalahan pada

teman-teman (f)

5. berbicara jelas terhadap teman-teman tidak saya lakukan

di kelas (u)

6. saya mudah berkomentar negatif kepada dosen di kelas (u)

7. saya menyampaikan kritik-kritik tentang persentasi dosen,

tanpa peduli dengan dosen (u)

Paralinguist

ic

1. saya memakai tata krama yang sopan jika bertemu dengan

teman-teman baru saya kenal pada awal masuk kelas (f)

2. saya bicara dengan jelas kepada teman dalam kelompok

tugas (f)

3. saya berbicara dengan tenang kepada dosen bila ada yang

belum jelas dalam pelajaran (f)

4. saya selalu sopan ketika bicara dengan teman – teman (f)

5. saya mengkritik dengan nada yang tinggi terhadap teman-

teman jika mereka bersalah dalam kelompok walaupun

menyakiti hati mereka (u)

6. saya hanya berbicara dengan singkat (ya atau tidak), tampa

peduli apakah teman-teman mengerti atau tidak bila saya

bicara dengan singkat dalam diskusi dengan mereka (u)

7. saya berbicara dengan suara yang kasar pada teman –

teman dalam diskusi ilmiah (u)

perilaku non

verbal

1. saya merupakan orang yang percaya diri dalam

menghadapi teman-teman dalam berdiskusi dengan

mereka (f)

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9023/3/T2_832012013_BAB III...angket perilaku asertif, aspek-aspek dalam perilaku asertif menurut

7

2. saya berkomunikasi dengan ekspresi wajah yang senang

terhadap semua teman-teman di kampus (f)

3. saya memiliki sikap yang sopan dalam menyanggah dosen

di kelas (f)

4. saya melihat mata teman-teman ketika sedang berdiskusi

ilmiah (f)

5. saya menunduk ketika sedang berbicara dengan dosen di

kelas (u)

6. saya suka cemberut ketika mengkritik dosen tentang

kesalahan mereka (u)

7. teman-teman tidak mengerti bahasa isyarat yang saya

pakai dalam kelas (u)

kemampuan

berinteraksi

yang baik

dengan

lingkungan.

1. saya mudah untuk berhubungan baik dengan teman-teman

yang baru saya kenal di dalam kelompok ilmiah (f)

2. saya dapat memberikan respon satu dua kata yang efektif

sesuai dengan situasi pada saat saya berinteraksi dengan

teman-teman di kampus (f)

3. saya memiliki kemampuan mengontrol tindakan saya

sendiri terhadap teman maupun dosen di lingkungan

perkuliahan (f)

4. Saya dapat membaur dengan teman-teman yang baru saya

kenal di kelas (f)

5. saya tidak percaya diri jika bertanya kepada teman-teman

yang baru saya temui di kelas (u)

6. sering kali saya tidak dapat mengontrol tindakan yang saya

lakukan kepada teman-teman di kampus (u)

7. saya hanya mau berbicara dengan teman-teman kuliah

yang sudah dikenal saja (u)

3.4.2 Emotional Intellegence

Penulis menggunakan aspek-aspek dari emosional

intellegence menurut Tsaosis, (2008: 217): mengenali emosi

diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9023/3/T2_832012013_BAB III...angket perilaku asertif, aspek-aspek dalam perilaku asertif menurut

8

emosi orang lain atau empati, keterampilan sosial.

Sementara itu, indikator dan questionnaire diadaptasi dari

Greek Emotional Intelligence Scale (GEIS) yang digunakan

dalam pengambilan data penelitian yaitu yang peneliti

lakukan. Alasan pemilihan karena hasil pengukuran skala

Greek Emotional Intelligence Scale GEIS ; untuk skala ER α

= 0.80, skala CE α = 0.83, skala UF α = 0.92, dan skala

CEmp α = 0.83. Sedangkan total reliabilitas GEIS: tinggi

(0.90).

Tabel 3.3

Indikator Skala Emotional Intellegence

Scale Items

Memotivasi

diri sendiri

1. Saya beranggapan kebanyakan orang merasa sulit memahami

apa yang benar-benar saya rasakan

2. Saya merasa sulit untuk mengungkapkan perasaan saya

3. Saya jarang menganalisis perasaan saya (f)

4. Saya cenderung mengabaikan perasaan saya (f)

5. Orang biasanya dapat memahami perasaan saya hanya dengan

melihat wajah saya (f)

Mengelola

emosi

1. Saya marah dengan mudah tapi tidak berlangsung lama.(f)

2. Saya biasanya dapat mengendalikan amarah (f)

3. Ketika saya dalam situasi darurat, saya biasanya kehilangan

kontrol diri

4. Ketika saya mengalami emosi yang tidak menyenangkan, saya

biasanya bereaksi secara intensif

5. Sebelum peristiwa penting, saya biasanya merasa tegang

Mengenali

emosi diri

1. Sangat sulit bagi saya untuk bersikap optimis

2. Saya cenderung untuk fokus pada sisi negatif dari sebuah

situasi

3. Saya dengan mudah menemukan alternatif ketika hal-hal yang

buruk terjadi (f)

4. Sebagian besar waktu masalah saya tidak mempengaruhi

kinerja saya (f)

5. Saya merasa percaya diri bahkan sebelum peristiwa penting

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9023/3/T2_832012013_BAB III...angket perilaku asertif, aspek-aspek dalam perilaku asertif menurut

9

tentang kehidupan terjadi (f)

Mengenali

emosi orang

lain atau

empati

1. Saya percaya bahwa saya orang yang peduli dengan orang

lain (f)

2. Saya ingin berbicara dengan orang lain atas masalah mereka (f)

3. Saya menghormati perasaan orang lain (f)

4. Saya tidak peduli tentang masalah orang lain

5. Saya tertarik pada motivasi orang lain (f)

3.4.3 Self- Concept

Penulis menggunakan aspek-aspek dari konsep diri

menurut Ishak., dkk (2010;787): physical self-concept,

academic self-concept, social self-concept. Sementara itu,

indikator dan questionnaire diadaptasi dari various self-

concept scales and CoPs (Cognitive Psycho-social profile of

the Malaysian Instruments) yang digunakan dalam

pengambilan data penelitian yaitu yang peneliti lakukan.

Alasan pemilihan karena hasil pengukuran skala CoPs

(Cognitive Psycho-social profile of the Malaysian

Instruments): skala academic self-concept 0.598 to 0.747

dan reliabilitas α= 0.807. Physical self-concept 0.548 to

0.704 dan reliabilitas α = 0.750. Social self-concept 0.685 to

0.862 dan reliabilitas α = 0.789.

Tabel 3.4

Indikator Skala Self-Concept

Scale Items

Konsep diri

fisik

1. Saya orang yang menarik

2. Saya orang yang pintar

3. Saya dapat merawat penampilan fisik saya

4. Saya memiliki penampilan fisik yang menarik

5. Saya ingin dilihat sebagai rapih sepanjang waktu

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9023/3/T2_832012013_BAB III...angket perilaku asertif, aspek-aspek dalam perilaku asertif menurut

10

6. Saya suka diri sendiri apa adanya

Konsep diri

akademik

1. Saya yakin prestasi akademis saya

2. Saya termasuk siswa terbaik dalam prestasi akademis

3. Prestasi akademik saya setara dengan orang lain

4. Saya yakin untuk unggul dalam seluruh ujian

5. Saya suka belajar pengetahuan baru tentang akademik di

sekolah

6. Saya senang berada di sekitar lingkungan akademik sekolah

saya

7. Saya suka membeli buku-buku yang berkaitan dengan

akademik

Konsep diri

sosial

1. Saya dapat dengan mudah bersosialisasi dengan orang lain

2. Saya dapat dengan mudah bersosialisasi dengan teman-teman

yang berbeda jenis kelamin

3. Saya dapat dengan mudah berbicara dengan orang lain

meskipun saya tidak pernah bertemu sebelumnya dengan

mereka

4. Saya dapat dengan mudah bersosialisasi dengan orang lain

meskipun saya belum pernah bertemu sebelumnya dengan

mereka

3.5 Analisa Data

3.5.1 Validitas Aitem

Pada suatu kesempatan, Azwar (2012; 95) menjelaskan

bahwa item-item yang memiliki item total correlation kurang

dari 0,3 dianggap kurang valid sehingga harus dikeluarkan

atau gugur, sementara item-item yang memiliki item total

correlation yang lebih besar dari 0,3 dianggap valid atau

sebagai aitem yang validitasnya memuaskan.

Analisa koefisien korelasi aitem total dalam penelitian

ini dicari dengan criteria internal yaitu mengkorelasikan skor

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9023/3/T2_832012013_BAB III...angket perilaku asertif, aspek-aspek dalam perilaku asertif menurut

11

masing-masing dengan skor totalnya. Cara yang digunakan

untuk menghitung korelasi skor masing-masing item dengan

skor totalnya adalah dengan program SPSS versi 17 memakai

teknik korelasi product moment. Dalam penelitian ini,

validitas masih terbatas pada vaiditas isi dan bukan validitas

alat ukur. Analisis korelasi product moment merupakan

analisis untuk menguji validitas instrumen yang dicapai

apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai

dengan data penelitian yang dimaksud (Azwar, 2012; 81). Uji

asumsi dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product

moment dari Pearson.

3.5.2 Reliabilitas

Alat ukur dikatakan reliabel bila mampu menunjukkan

sejauh mana alat ukur tersebut memberikan hasil yang relatif

tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap

subyek yang sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan metode

“internal consistency” yang merupakan salah satu cara yang

dapat dilakukan untuk menguji sampai sejauh mana

pengukuran memberikan hasil yang relatif tidak beda bila

dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama,

salah satu formulanya yang popular adalah formula koefisien

alpha ( ) yang diperoleh melalui sekali penyajian data pada

sekelompok responden, (Azwar, 2012: 115). Dalam penelitian

ini, perhitungan reliabilitas menggunakan SPSS versi 17.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9023/3/T2_832012013_BAB III...angket perilaku asertif, aspek-aspek dalam perilaku asertif menurut

12

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Uji Normalitas

Dalam penelitian ini pengujian normalitas dilakukan

dengan melihat grafik P-P Plot. Normalitas dideteksi dengan

melihat titik-titik yang mendekati garis linear yang bergerak

dari kiri ke bawah ke kanan atas. Bila titik-titik tersebut

mengikuti garis linear, berarti data terdistribusi secara normal

dan analisa dapat dilanjutkan oleh (Santoso, 2000). Uji

normalitas diperlukan untuk menjawab pertanyaan apakah

syarat sampel yang representative terpenuhi atau tidak,

sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi pada populasi

oleh (Yulius, 2010: 142). Data akan dikatakan normal jika

nilai p > 0,05. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan

tehnik One Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test dengan

menggunakan aplikasi SPSS 17 oleh (Yulius, 2010: 127).

3.6.2 Uji Linieritas

Pengujian linieritas dimaksudkan untuk mengetahui

linieritas hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikat, selain itu uji linieritas ini juga diharapkan dapat

mengetahui taraf signifikansi penyimpangan dari linieritas

hubungan tersebut. Apabila penyimpangan yang ditemukan

tidak signifikan, maka hubungan antara variabel bebas

dengan variabel tergantung adalah linier (Hadi, 2000).

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9023/3/T2_832012013_BAB III...angket perilaku asertif, aspek-aspek dalam perilaku asertif menurut

13

3.6.3 Uji Korelasi

Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang

positif dan signifikan antara variabel kecerdasan emosi (X1),

Konsep diri (X2) dan perilaku asertif (Y). Maka, penelitian

ini menggunakan analisis korelasi ganda (multiple

correlation). Korelasi ganda merupakan angka yang

menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua

variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan

satu variabel dependen, jika (r > 0.05) semakin mendekati 1

maka korelasi semakin kuat, oleh Sugiono (2010: 231-232).

3.6.4 Uji –t 2 Sampel Bebas

Hubungan variabel independen secara parsial dengan

variabel dependen, akan diuji dengan uji t dengan

membandingkan ttabel dengan thitung, oleh Sugiyono (2010 :

250).

Setelah dilakukan uji hipotesis (uji t) maka kriteria yang

ditetapkan, yaitu dengan membandingkan nilai t hitung

dengan nilai t tabel yang diperoleh berdasarkan tingkat

signifikansi ( ) tertentu dan derajat kebebasan (df) = n-k

Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah

sebagai berikut :

Ho diterima jika thitung ttabel

Ho ditolak jika thitung > ttabel

Apabila Ho diterima, maka hal ini menunjukkan bahwa

variabel independen tidak mempunyai hubungan yang

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9023/3/T2_832012013_BAB III...angket perilaku asertif, aspek-aspek dalam perilaku asertif menurut

14

signifikan dengan variabel dependen dan sebaliknya Apabila

Ho ditolak, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel

independen mempunyai hubunhan yang signifikan dengan

variabel dependen. Dalam memudahkan dan mempercepat

proses pengolahan data, penulis mengunakan komputerisasi

dengan menggunakan program software SPSS versi 17.

3.7 Analisis Varians (Anova)

Analisis varians dalam penelitian ini menggunakan

anova 2 arah. Anova dua arah ini digunakan untuk

mengetahui pengauh utama (main effect) dan pengaruh

interaksi (interaction effect) dari variabel independen

kategorial terhadap variabel dependen. Pengaruh utama

adalah pengaruh langsung variabel independen terhadap

variabel dependen. Sedangkan pengaruh interaksi adalah

pengaruh bersama (joint effect) dua atau lebih variabel

independen terhadap dependen dan pengaruh interaksi nilai

signifikan < 0.05 (Ghozali, 2011). Penulis mengunakan

komputerisasi dengan menggunakan program software

SPSS versi 17.