Sig Penginderaan Jauh Rizaldy Saputra
description
Transcript of Sig Penginderaan Jauh Rizaldy Saputra
![Page 1: Sig Penginderaan Jauh Rizaldy Saputra](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071710/55cf92d8550346f57b9a0725/html5/thumbnails/1.jpg)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
TUGAS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
OLEH
NAMA : RIZALDY SAPUTRA
STAMBUK : D61113002
GOWA
2014
![Page 2: Sig Penginderaan Jauh Rizaldy Saputra](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071710/55cf92d8550346f57b9a0725/html5/thumbnails/2.jpg)
A. PENGINDERAAN JAUH
Sabins (1996) dalam Kerle, et al. (2004) menjelaskan bahwa penginderaan
jauh adalah ilmu untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasi citra yang
telah direkam yang berasal dari interaksi antara gelombang elektromagnetik
dengan sutau objek. Sedangkan menurut Lillesand and Kiefer (1993),
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang
suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan
suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji.
Data penginderaan jauh diperoleh dari suatu satelit, pesawat udara balon
udara atau wahana lainnya. Data-data tersebut berasal rekaman sensor yang
memiliki karakteristik berbeda-beda pada masing-masing tingkat ketinggian yang
akhirnya menentukan perbedaan dari data penginderaan jauh yang di hasilkan
(Richards and Jia, 2006).
Pengumpulan data penginderaan jauh dapat dilakukan dalam berbagai
bentuk sesuai dengan tenaga yang digunakan. Tenaga yang digunakan dapat
berupa variasi distribusi daya, distribusi gelombang bunyi atau distribusi energi
elektromagnetik (Purwadhi, 2001).
Penginderaan jauh dapat didefinisikan sebagai teknik atau ilmu pengetahuan
yang menjelaskan tentang sesuatu obyek tanpa menyentuhnya (Campell, 1996).
Teknologi ini dapat pula diartikan sebagai kegiatan perolehan informasi tentang
permukaan bumi dengan menggunakan citra yang diperoleh dari dirgantara
menggunakan energi elektromagnetik pada satu atau beberapa bagian spektrum
elektromagnetik yang dipantulkan maupun dipancarkan dari permukaan bumi
(Campell, 1996, dalam Sigit,2008). Penginderaan jauh terdiri dari komponen-
komponen yang membentuk suatu sistem: energi elektromagnetik, atmosfer,
obyek permukaan bumi, dan sensor (Curran,1985). Kemajuan teknologi
penginderaan jauh sistem satelit mampu menyediakan citra.
![Page 3: Sig Penginderaan Jauh Rizaldy Saputra](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071710/55cf92d8550346f57b9a0725/html5/thumbnails/3.jpg)
Skema Umum Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh sangat tergantung dari energi gelombang
elektromagnetik. Gelomabng elektromagnetik dapat berasal dari banyak hal, akan
tetapi gelombang elektromagnetik yang terpenting pada penginderaan jauh adalah
sinar matahari. Banyak sensor menggunakan energi pantulan sinar matahari
sebagai sumber gelombang elektromagnetik, akan tetapi ada beberapa sensor
penginderaan jauh yang menggunakan energi yang dipancarkan oleh bumi dan
yang dipancarkan oleh sensor itu sendiri. Sensor yang memanfaatkan energi dari
pantulan cahaya matahari atau energi bumi dinamakan sensor pasif, sedangkan
yang memanfaatkan energi dari sensor itu sendiri dinamakan sensor aktif
(Kerle, et al., 2004)
Analisa data penginderaan jauh memerlukan data rujukan seperti peta
tematik, data statistik dan data lapangan. Hasil nalisa yang diperoleh berupa
informasi mengenai bentang lahan, jenis penutup lahan, kondisi lokasi dan kondisi
sumberdaya lokasi. Informasi tersebut bagi para pengguna dapat dimanfaatkan
untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan dalam mengembangkan
daerah tersebut. Keseluruhan proses pmulai dari pengambilan data, analisis data
hingga penggunaan data tersebut disebut Sistem Penginderaan Jauh (Purwadhi,
2001)
Manfaat penginderaan jauh di bidang geofisika, geologi, dan geodesi
adalah sebagai berikut.
a. Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat
terbang dan menggunakan aplikasi GIS.
b. Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
c. Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitas
gunung berapi, dan pemantauan persebaran debu vulkanik
d. Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi,
macam, kepadatan, dan perusakan), bahan tambang (uranium, emas, minyak
bumi, dan batu bara).
e. Melakukan pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
![Page 4: Sig Penginderaan Jauh Rizaldy Saputra](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071710/55cf92d8550346f57b9a0725/html5/thumbnails/4.jpg)
f. Melakukan pemantauan pencemaran udara dan pencemaran laut. (Dra. Sri
Hartati Soenarmo MSP, 1993)
BIDANG HIDROLOGI (LANDSAT/ERS, SPOT)
Manfaat penginderaan jauh di bidang hidrologi adalah sebagai berikut.
a. Pemantauan daerah aliran sungai dan konservasi sungai.
b. Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
c. Pemantauan luas daerah intensitas banjir.
BIDANG METEOROLOGI (METEOSAT, TIROS, DAN NOAA)
Manfaat penginderaan jauh di bidang meteorologi adalah sebagai berikut.
a. Mengamati iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat perawanan dan
kandungan air dalam udara.
b. Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi dengan cara menentukan
daerah tekanan tinggi dan tekanan rendah serta daerah hujan badai dan siklon dan
mengamati sistem/pola angin permukaan.
d. Melakukan pemodelan meteorologi dan set data klimatologi.
BIDANG OSEANOGRAFI (SEASAT)
Manfaat penginderaan jauh di bidang oseanografi (kelautan) adalah
sebagai berikut.
a. Mengamati sifat fisis laut, seperti suhu permukaan, arus permukaan, dan
salinitas sinar tampak (0-200 m).
b. Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan frekwensi).
c. Mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan.
d. Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi (LANDSAT dan
SPOT).
![Page 5: Sig Penginderaan Jauh Rizaldy Saputra](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071710/55cf92d8550346f57b9a0725/html5/thumbnails/5.jpg)
B. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Definisi SIG kemungkinan besar masih berkembang, bertambah, dan sedikit bervariasi. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang telah beredar di berbagai sumber pustaka. Berikut adalaha beberapa definisi SIG yang telah beredar :
a. Marbel et al (1983), SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.
b. Burrough (1986), SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.
c. Berry (1988), SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.
SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang diolah pada SIG adalah data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi,kondisi, tren, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya.
Menurut John E. Harmon, Steven J. Anderson, 2003, secara rinci SIG dapat beroperasi dengan komponen- komponen sebagai berikut :
a. Orang yang menjalankan sistem meliputi orang yang mengoperasikan, mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Kategori orang yang menjadi bagian dari SIG beragam, misalnya operator, analis, programmer, database administrator bahkan stakeholder.
b. Aplikasi merupakan prosedur yang digunakan untuk mengolah data menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi geometri, query, overlay, buffer, jointable, dsb.
c. Data yang digunakan dalam SIG dapat berupa data grafis dan data atribut.
Data posisi/koordinat/grafis/ruang/spasial, merupakan data yang merupakan representasi fenomena permukaan bumi/keruangan yang memiliki referensi
![Page 6: Sig Penginderaan Jauh Rizaldy Saputra](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071710/55cf92d8550346f57b9a0725/html5/thumbnails/6.jpg)
(koordinat) lazim berupa peta, foto udara, citra satelit dan sebagainya atau hasil dari interpretasi data-data tersebut.
Data atribut/non-spasial, data yang merepresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya. Misalnya data sensus penduduk, catatan survei, data statistik lainnya.
d. Software adalah perangkat lunak SIG berupa program aplikasi yang memiliki kemampuan pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan penayangan data spasial (contoh : ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dll)
e. Hardware, perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem berupa perangkat komputer, printer, scanner, digitizer, plotter dan perangkat pendukung lainnya.
Berdasarkan desain awalnya tugas utama SIG adalah untuk melakukan analisis data spasial. Dilihat dari sudut pemrosesan data geografik, SIG bukanlah penemuan baru. Pemrosesan data geografik sudah lama dilakukan oleh berbagai macam bidang ilmu, yang membedakannya dengan pemrosesan lama hanyalah digunakannya data digital. adapun tugas utama dalam SIG adalah sebagai berikut [4]:
a. Input Data, sebelum data geografis digunakan dalam SIG, data tersebut harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam bentuk digital. Proses konversi data dari peta kertas atau foto ke dalam bentuk digital disebut dengan digitizing. SIG modern bisa melakukan proses ini secara otomatis menggunakan teknologi scanning.
b. Pembuatan peta, proses pembuatan peta dalam SIG lebih fleksibel dibandingkan dengan cara manual atau pendekatan kartografi otomatis. Prosesnya diawali dengan pembuatan database. Peta kertas dapat didigitalkan dan informasi digital tersebut dapat diterjemahkan ke dalam SIG. Peta yang dihasilkan dapat dibuat dengan berbagai skala dan dapat menunjukkan informasi yang dipilih sesuai dengan karakteristik tertentu.
c. Manipulasi data, data dalam SIG akan membutuhkan transformasi atau manipulasi untuk membuat data-data tersebut kompatibel dengan sistem. Teknologi SIG menyediakan berbagai macam alat bantu untuk memanipulasi data yang ada dan menghilangkan data-data yang tidak dibutuhkan.
d. Manajemen file, ketika volume data yang ada semakin besar dan jumlah data user semakin banyak, maka hal terbaik yang harus dilakukan adalah menggunakan
![Page 7: Sig Penginderaan Jauh Rizaldy Saputra](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071710/55cf92d8550346f57b9a0725/html5/thumbnails/7.jpg)
database management system (DBMS) untuk membantu menyimpan, mengatur, dan mengelola data
e. Analisis query, SIG menyediakan kapabilitas untuk menampilkan query dan alat bantu untuk menganalisis informasi yang ada. Teknologi SIG digunakan untuk menganalisis data geografis untuk melihat pola dan tren.
f. Memvisualisasikan hasil, untuk berbagai macam tipe operasi geografis, hasil akhirnya divisualisasikan dalam bentuk peta atau graf. Peta sangat efisien untuk menyimpan dan mengkomunikasikan informasi geografis. Namun saat ini SIG juga sudah mengintegrasikan tampilan peta dengan menambahkan laporan, tampilan tiga dimensi, dan multimedia.
Beberapa alasan penggunaan SIG, antara lain:
a. SIG sangat efektif dalam membantu proses-proses pembentukan, pengembangan, atau perbaikan peta mental yang telah dimiliki oleh setiap orang yang selalu berdampingan dengan lingkungan dunia nyata.
b. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang effektif, menarik, dan menantang dalam usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman, pengertian, dan pendidikan mengenai ide atau konsep lokasi, ruang (spasial), kependudukan dan unsur-unsur geografis yang terdapat dipermukaan bumi berikut data atribut terkait yang menyertainya.
c. SIG dapat memberikan gambaran yang lengkap dan komprehensif terhadap suatu masalah nyata yang terkait spasial permukaan bumi. Semua entitas yang dilibatkan dapat divisualkan untuk memberikan informasi baik yang tersirat (implisit) maupun yang tersurat (eksplisit).
d. SIG menggunakan baik data spasial maupun atribut secara terintegrasi hingga sistemnya dapat menjawab baik pertanyaan spasial maupun non-spasial, memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
e. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualkan data spasial berikut atribut-atributnya. Modifikasi warna, bentuk dan ukuran simbol yang diperlukan untuk merepresentasikan unsur-unsur permukaan bumi dapat dilakukan dengan mudah.
f. SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat di permukaan bumi ke dalam bentuk layer, tematik, atau coverage data spasial. Dengan layer ini permukaan bumi dapat ‘’direkonstruksi’’ kembali atau
![Page 8: Sig Penginderaan Jauh Rizaldy Saputra](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071710/55cf92d8550346f57b9a0725/html5/thumbnails/8.jpg)
dimodelkan ke dalam bentuk nyata (real world tiga dimensi) dengan menggunakan data ketinggian berikut layer tematik yang diperlukan.
g. SIG dapat menurunkan informasi secara otomatis tanpa keharusan untuk selalu melakukan interpretasi secara manual. Dengan demikian, SIG dengan mudah dapat menghasilkan data spasial tematik yang merupakan (hasil) turuan dari data spasial yang lain (primer) dengan hanya memanipulasi atribut-atributnya.