Sifat Siklus Investasi Dan Pembiayaan

15
AUDIT SIKLUS INVESTASI DAN PEMBIAYAAN A. SIFAT SIKLUS INVESTASI DAN PEMBIAYAAN Aktivitas investasi (investing activities) adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan, peralatan serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Di samping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Suatu entitas mengakuisisi aktiva- aktiva ini karena aktiva itu diperlukan untuk mendukung operasi dan proses intinya. Langkah pertama dalam mengaudit aktivitas investasi meliputi pemahaman atas aktiva yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas bersangkutan (misalnya mesin, peralatan, fasilitas, tanah atau sumber daya alam) dan tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan akan dicapai dari aktiva yang mendasarinya. Langkah kedua dalam mengaudit investasi meliputi penentuan aktiva apa yang diakuisisi selama periode berjalan. Biasanya pertumbuhan aktiva tetap harus memperlihatkan hubungan yang konsisten dengan pertumbuhan pendapatan. Aktiva jangka panjang biasanya cukup stabil bagi kebanyakan entitas. Dengan kata lain, sebagian besar aktiva tetap yang ada pada akhir tahun juga ada pada awal tahun. Karenanya, auditor sering memusatkan strategi audit pada audit perubahan aktiva jangka panjang, bukan pada keseluruhan populasi aktiva jangka panjang. 1

description

Sifat Siklus Investasi Dan Pembiayaan

Transcript of Sifat Siklus Investasi Dan Pembiayaan

Page 1: Sifat Siklus Investasi Dan Pembiayaan

AUDIT SIKLUS INVESTASI DAN PEMBIAYAAN

A. SIFAT SIKLUS INVESTASI DAN PEMBIAYAAN

Aktivitas investasi (investing activities) adalah pembelian dan penjualan tanah,

bangunan, peralatan serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali.

Di samping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrumen

keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Suatu entitas mengakuisisi

aktiva-aktiva ini karena aktiva itu diperlukan untuk mendukung operasi dan proses

intinya.

Langkah pertama dalam mengaudit aktivitas investasi meliputi pemahaman atas

aktiva yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas bersangkutan (misalnya mesin,

peralatan, fasilitas, tanah atau sumber daya alam) dan tingkat pengembalian yang

diharapkan perusahaan akan dicapai dari aktiva yang mendasarinya. Langkah kedua

dalam mengaudit investasi meliputi penentuan aktiva apa yang diakuisisi selama periode

berjalan. Biasanya pertumbuhan aktiva tetap harus memperlihatkan hubungan yang

konsisten dengan pertumbuhan pendapatan. Aktiva jangka panjang biasanya cukup stabil

bagi kebanyakan entitas. Dengan kata lain, sebagian besar aktiva tetap yang ada pada

akhir tahun juga ada pada awal tahun. Karenanya, auditor sering memusatkan strategi

audit pada audit perubahan aktiva jangka panjang, bukan pada keseluruhan populasi

aktiva jangka panjang.

Aktivitas Pembiayaan (financing activities) mencakup transaksi dan peristiwa

dimana kas diperoleh dari atau dibayarkan kembali kepada kreditor (pembiayaan dengan

utang) atau pemilik (pembiayaan dengan ekuitas). Aktivitas pembiayaan dapat meliputi,

misalnya, mendapatkan pinjaman, lease modal, menerbitkan obligasi, atau menerbitkan

saham preferen atau saham biasa. Aktivitas pembiayaan juga akan mencakup

pembayaran untuk melunasi utang, mengakuisisi kembali saham (treasury stock), dan

membayar dividen.

B.   SIKLUS INVESTASI

1. Tujuan Audit

Masing-masing tujuan itu diuraikan dalam asersi implisit atau eksplisit

manajemen tentang transaksi siklus investasi seperti hal itu berkaitan dengan aktiva

1

Page 2: Sifat Siklus Investasi Dan Pembiayaan

jangka panjang. Tujuan-tujuan ini merupakan hal yang utama bagi siklus ini dalam

kebanyakan audit.

2. Pertimbangan Perencanaan Audit

a) Materialitas

Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas ini adalah

penentuan besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan seorang

pemakai laporan keuangan yang layak. Pertimbangan kedua adalah hubungannya

dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan.

b) Risiko Inheren

Risiko inheren (inherent risk) yang berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan

seringkali rendah Karena aktiva tetap tidak mudah dicuri. Risiko inheren akan

keberadaan dapat meningkat sampai ke tingkat sedang atau tinggi karena potensi

bahwa aktiva dibesituakan atau tidak digunakan lagi, mungkin tidak dihapuskan.

Asersi kelengkapan dapat mencapai tingkat sedang sampai tinggi dalam kasus

aktiva-aktiva konstruksi, atau lease modal yang mungkin dicatat sebagai lease

operasi Karena kerumitan akuntansi untuk lease. Tergantung pada industri dan

tingkat kesulitan yang berkaitan dengan estimasi umur manfaat dan nilai sisa

serta kerumitan metode penyusutan, risiko inheren yang menyangkut asersi

penilaian mungkin dinilai sedang atau tinggi berkaitan dengan estimasi akuntansi

dalam hubungannya dengan estimasi beban penyusutan.

c) Risiko Prosedur Analitis

Prosedur analitis bersifat efektif dari segi biaya dan hal itu dapat membantu

auditor dalam  mengevaluasi kelayakan laporan keuangan. Aktiva tetap secara

relative harus stabil, dan akibatnya, prosedur analitis dapat memberikan

keyakinan tentang kewajaran penyajian laporan keuangan.

d) Risiko Pengendalian

Transaksi yang secara individu bersifat material, seperti akuisisi tanah atau

bangunan, atau pengeluaran modal yang besar, biasanya merupakan pokok dari

pengendalian terpisah yang mencakup anggaran modal dan otorisasi oleh dewan

komisaris. Akibatnya, risiko pengendalian mungkin rendah untuk asersi

keberadaan atau keterjadian. Pengendalian yang berkaitan dengan asersi penilaian

mencakup pengendalian atas estimasi akuntansi menyangkut beban penyusutan.

2

Page 3: Sifat Siklus Investasi Dan Pembiayaan

C.   PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO AKTIVA TETAP

1. Menentukan Risiko Deteksi

Pengujian substantif yang dilakukan oleh auditor akan jauh lebih ekstensif

dalam audit pertama atas seorang klien dibandingkan dengan penugasan yang

berulang. Dalam audit pertama, harus diperoleh bukti tentang ketepatan saldo awal

akun dan kepemilikan aktiva bersangkutan. Seringkali risiko terbesar yang berkaitan

dengan penugasan pertama meliputi informasi audit tentang saldo-saldo awal, yang

mungkin memerlukan transaksi audit yang banyak terjadi dalam tahun-tahun

sebelumnya. Dalam penugasan yang berulang, auditor akan memusatkan perhatian

pada transaksi tahun berjalan.

Ketika menentukan risiko deteksi, auditor harus mempertimbangkan sejauh

mana klien mempunyai aktiva konstruksi, lease modal yang signifikan, dan

penambahan serta penarikan yang signifikan dari aktiva-aktiva itu. Auditor juga

perlu mengevaluasi asumsi-asumsi kunci yang bertalian dengan estimasi akuntansi

atas beban penyusutan. Akhirnya risiko deteksi dalam penugasan yang berulang

seringkali tergantung pada pengendalian internal siklus pengeluaran.

2. Merancang Pengujian Substantif

Pengujian substantif yang mungkin untuk asersi aktiva tetap yaitu :

a) Prosedur Awal

Suatu prosedur awal yang penting termasuk memperoleh pemahaman tentang

bisnis dan industri bersangkutan. Prosedur ini memberikan sarana untuk

mengevaluasi kelayakan bukti yan diperoleh pada tahap audit berikutnya.

Auditor menentukan bahwa saldo buku besar umum awal untuk akun-akun

aktiva tetap telah sesuai dengan kertas kerja periode sebelumnya. Berikutnya,

auditor harus menguji ketepatan matematis dari skedul penambahan dan

pelepasan yang disiapkan klien serta merekonsiliasi totalnya dengan perubahan

saldo buku besar umum terkait untuk aktiva tetap selama periode berjalan.

Selain itu, auditor yang harus menguji skedul-skedul itu dengan memvouching

pos-pos pada skedul tersebut ke ayat jurnal dalam buku besar, dan menelusuri

ayat jurnal buku besar ke skedul bersangkutan untuk menentukan bahwa

penyajian yang akurat atas catatan akuntansi yang disiapkan dari buku tersebut

telah dilakukan.

3

Page 4: Sifat Siklus Investasi Dan Pembiayaan

b) Prosedur Analitis

Suatu bagian yang penting dari siklus investasi adalah menentukan bahwa

informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan ekspektasi auditor.

Ketika melaksanakan prosedur analitis, auditor harus mempertahankan tingkat

skeptisme profesional yang layak dan menyelidiki hasil-hasil yang tidak normal.

Jika hasil prosedur analitis konsisten dengan ekspektasi auditor, maka strategi

audit dapat dimodifikasi untuk mengurangi luas pengujian rincian transaksi dan

saldo.

c) Pengujian Rincian Transaksi

Pengujian  substantive ini mencakup tiga jenis transaksi yang berkaitan dengan

aktiva tetap: (1) penambahan, (2) pelepasan, dan (3) reparasi serta pemeliharaan.

Memvouching Penambahan Aktiva Tetap

Semua penambahan yang normal harus didukung oleh dokumentasi berupa

otorisasi dalam notulen rapat, voucher, faktur, kontrak dan cek-cek yang

dibatalkan. Jumlah yang dicatat harus divouching untuk mendukung

dokumentasi (EO1). Vouching atas penambahan memberikan bukti tentang

asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian (existence and occurrence-

EO1), hak dan kewajiban (rights and obligations – RO1) dan penilaian atau

alokasi (valuation or allocation – VA2).

Memvouching Pelepasan Aktiva Tetap

Bukti-bukti tentang penjualan, penarikan, dan tukar-tambah harus tersedia

bagi auditor dalam bentuk nota pembayaran kas, otorisasi tertulis, dan

perjanjian penjualan. Dokumentasi tersebut harus ditelaah secara seksama

untuk menentukan ketepatan dan kelayakan catatan akuntansi, termasuk

pengakuan keuntungan atau kerugian, jika ada.

Mereview Ayat Jurnal Beban Reparasi dan Pemeliharaan

Tujuan auditor dalam melaksanakan pengujian ini adalah untuk menentukan

kelayakan dan konsistensi pembebanan ke beban reparasi. Kelayakan

meliputi pertimbangan mengenai apakah klien telah melakukan pembebanan

yang tepat antara pengeluaran modal dan pendapatan. Untuk pos-pos ini,

auditor harus memeriksa dokumentasi pendukung, seperti faktur penjual,

pesanan kerja perusahaan, dan otorisasi manajemen guna menentukan

kelayakan beban atau kebutuhan akan ayat jurnal penyesuaian (EO3).

4

Page 5: Sifat Siklus Investasi Dan Pembiayaan

d) Pengujian Rincian Saldo

Tiga prosedur dalam kategori pengujian substantif ini adalah: (1) menginspeksi

aktiva tetap, dan (2) memeriksa dokumen dan kontrak hak kepemilikan.

Menginspeksi Aktiva Tetap

Inspeksi aktiva tetap akan memungkinkan auditor untuk mendapatkan

pengetahuan pribadi yang langsung mengenai eksistensinya (EO4). Dalam

penugasan yang berulang, inspeksi yang terinci dapat dibatasi pada pos-pos

yang tercantum pada skedul penambahan aktiva tetap.

Memeriksa Dokumen dan Kontrak Hak Kepemilikan

Kepemilikan atas kendaraan dapat ditetapkan dengan memeriksa sertifikat

hak (BPKB), sertifikat pendaftaran (STNK), dan polis asuransi. Untuk

peralatan, perabotan, dan furniture, faktur yang telah dibayar mungkin

merupakan bukti terbaik mengenai kepemilikan (RO1). Bukti tentang

kepemilikan dalam industri real estate apartemen dapat ditemukan dalam

akte pembelian, polis asuransi pemilikan, tagihan pajak property, tanda

terima pembayaran hipotek dan polis asuransi kebakaran.

e) Pengujian Rincian Saldo: Estimasi Akuntansi

Dua pengujian yang penting atas estimasi akuntansi adalah pengujian substantif

untuk :

Review Penyisihan untuk Penyusutan

Dalam pengujian ini, auditor mencari bukti tentang kelayakan, konsistensi,

dan ketepatan beban penyusutan. Penentuan kelayakan penyisihan

penyusutan meliputi pertimbangan atas factor-faktor seperti (1) sejarah masa

lalu klien dalam mengestimasi umur manfaat dan (2) umur manfaat yang

tersisa atas aktiva yang ada.

Penurunan Nilai Aktiva Tetap

Auditor harus mengevaluasi apakah klien telah memperhitungkan secara

layak penurunan nilai (impairment) aktiva tetap apabila terjadi perubahan

yang material  bagaimana suatu aktiva digunakan, atau apabila terjadi

perubahan yang material dalam lingkungan bisnis.

f) Perbandingan Penyajian Laporan Dengan Gaap

Persyaratan penyajian laporan aktiva tetap dalam keuangan bersifat ekstensif

(PD1,2,3). Properti yang digadaikan sebagai jaminan atas pinjaman harus

diungkapkan. Kelayakan pengungkapan klien yang berkaitan dengan aktiva

5

Page 6: Sifat Siklus Investasi Dan Pembiayaan

menurut lease dapat ditentukan dengan melihat kembali ke pengumuman

akuntansi otoritatif dan perjanjian lease yang berkaitan.

D.   SIKLUS PEMBIAYAAN

Siklus pembiayaan (financing cycle) mencakup dua kelompok transaksi utama

sebagai berikut:

1. Transaksi utang jangka panjang mencakup peminjaman dari obligasi, hipotek,

wesel, dan utang, serta pembayaran pokok dan bunga yang berkaitan.

2. Transaksi ekuitas pemegang saham mencakup penerbitan dan penarikan saham

preferen serta saham biasa, transaksi saham treasuri atau treasury stock, dan

pembayaran dividen.

E.   PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG JANGKA PANJANG

Dari sudut pandang auditing, wesel bayar, hutang hipotek, dan hutang obligasi

mempunyai karakteristik yang serupa. Pada umumnya, bentuk hutang ini (1) melibatkan

perjanjian kontraktual berbunga, (2) memerlukan persetujuan dari dewan direksi, dan (3)

dapat dijamin dengan penggadaian atau agunan. Untuk akun-akun ini, terdapat masalah

yang relatif sedikit dalam mencapai tujuan audit.

Transaksi hutang jangka panjang ini jarang menimbulkan pisah batas akhir tahun.

Jadi, pengujian substantif atas saldo hutang jangka panjang dapat dilaksanakan baik

sebelum maupun sesudah tanggal neraca.

1. Menentukan Risiko Deteksi

Karena sifat dan jarang terjadinya sebagian besar jenis transaksi hutang

jangka panjang, maka risiko inheren seringkali rendah untuk semua asersi saldo

akun yang berkaitan kecuali kelengkapan dan penilaian atau alokasi. Risiko inheren

untuk asersi ini mungkin berada pada tingkat sedang atau tinggi karena kerumitan

yang terlibat dalam menghitung amortisasi diskonto atau premi obligasi.

Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor ini dan setiap penilaian risiko pengendalian

yang relevan, tingkat risiko deteksi yang tepat dapat ditentukan untuk setiap asersi

signifikan yang berkaitan dengan saldo hutang jangka panjang.

2. Merancang Pengujian Substantif

Dari pengujian yang mungkin dilakukan ini, auditor merancang program

audit untuk memenuhi tingkat risiko deteksi yang dapat diterima atas setiap asersi.

Auditor mengandalkan terutama pada (1) komunikasi langsung dengan sumber

6

Page 7: Sifat Siklus Investasi Dan Pembiayaan

independen dari luar, (2) penelaahan dokumentasi, dan (3) perhitungan kembali

untuk mendapatkan bukti kompeten yang mencakupi mengenai asersi yang

bersangkutan dengan saldo hutang jangka panjang.

a) Prosedur Awal

Di sini penting untuk mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industrinya,

menentukan kebutuhan entitas akan pembiayaan eksternal, dan kemampuan

untuk melunasi hutang. Karena pembiayaan begitu jelas berkaitan dengan

aktivitas investasi, maka auditor dapat melaksanakan prosedur-prosedur tersebut

secara serentak. Karena ada kemungkinan pengujian substantif dapat dilakukan

atas masing-masing daftar yang dibuat sebelumnya, maka prosedur ini berkaitan

dengan komponen ketepatan matematis dan klerikal dari asersi penilaian atau

alokasi, serta dilaksanakan dengan menggunakan skedul hutang jangka panjang

sebagai dasar untuk pengujian substantif tambahan.

b) Prosedur Analitis

Suatu bagian penting dari audit atas hutang jangka panjang adalah menentukan

bahwa informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan harapan auditor.

Auditor juga harus mengevaluasi pengungkapan mengenai jatuh tempo hutang

dan perjanjian utang. Sebagai bagian dari tanggung jawab auditor atas evaluasi

mengenai apakah suatu entitas dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya,

auditor akan mengevaluasi kemampuan entitas itu untuk menghasilkan arus kas

yang mencukupi guna memenuhi komitmen yang berkaitan dengan beban bunga

(termasuk bunga yang dikapitalisasi), jatuh tempo hutang, dan perjanjian

hutang. Ketika melaksanakan prosedur analitis, auditor harus mempertahankan

tingkat skeptisisme profesional yang tepat dan menyelidiki hasil-hasil yang

abnormal.

c) Pengujian Rincian Transaksi

Untuk obligasi, auditor harus mendapatkan bukti tentang nilai nominal dan hasil

bersih obligasi itu pada tanggal penerbitan. Penerbitan instrumen hutang ini

harus ditelusuri ke penerimaan kas sebagaimana yang dibuktikan oleh surat

kiriman uang dari pialang. Pembayaran pokok hutang jangka panjang dapat

diverifikasi dengan memeriksa voucher dan cek-cek yang dibatalkan; sementara

pembayaran penuh dapat divalidasi dengan memeriksa wesel yang dibatalkan

atau sertifikat obligasi. Bukti-bukti tentang transaksi semacam itu dapat tersedia

7

Page 8: Sifat Siklus Investasi Dan Pembiayaan

dalam bentuk sertifikat obligasi yang dibatalkan dan penerbitan sertifikat saham

yang berkaitan.

d) Pengujian Rincian Saldo

Ada tiga pengujian substantif dalam kategori ini: (1) menilai otorisasi dan

kontrak atas hutang jangka panjang, (2) mengkonfirmasi hutang dengan pemberi

pinjaman dan perwalian obligasi, serta (3) menghitung kembali beban bunga.

e) Perbandingan Penyajian Laporan Dengan Gaap

Pengujian terdahulu yang memeriksa kontrak utang dan mengkonfirmasi hutang

memberikan data tentang klien untuk digunakan dalam perbandingan. Pengujian

ini berkaitan dengan asersi penyajian dan pengungkapan.

F. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO EKUITAS PEMEGANG SAHAM

Seperti dalam kasus hutang jangka panjang, pengujian atas saldo ekuitas

pemegang saham dapat dilakukan sebelum atau sesudah tanggal neraca. Untuk saldo-

saldo ini, asersi penilaian atau alokasi dan penyajian ataupengungkapan adalah

mempertahankan perbedaan antara modal disetor dan laba ditahan.

1. Menentukan Risiko Deteksi

Penilaian risiko inheren untuk asersi-asersi yang berkenaan dengan saldo

ekuitas pemegang saham tergantung pada sifat dan frekuensi transaksi yang

mempengaruhi akun-akun bersangkutan. Transaksi saham yang bersifat rutin dalam

perusahaan terbuka sering ditangani oleh register dan agen transfer. Dalam kasus

tersebut, baik penilaian risiko inheren maupun pengendalian untuk asersi saldo akun

yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut mungkin rendah. Penilaian risiko inheren

dan pengendalian mungkin lebih tingg jika ada transaksi nonrutin yang melibatkan

penerbitan saham dalam akuisisi, sekuritas konvertibel, atau opsi saham.

2. Merancang Pengujian Substantif

Suatu daftar pengujian substantif yang mungkin dilakukan atas saldo ekuitas

pemegang saham dan tujuan audit spesifik yang berkaitan dengan setiap pengujian.

3. Prosedur Awal

Auditor harus mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri serta

menentukan (1) kebutuhan entitas akan pembiayaan eksternal dan (2) manfaat

menggunakan pembiayaan dengan ekuitas guna mendukung pertumbuhan entitas itu.

Pembiayaan dengan ekuitas dapat digunakan baik untuk mendukung aktivitas

investasi, atau pun untuk mendukung investasi yang diperlukan dalam modal kerja

8

Page 9: Sifat Siklus Investasi Dan Pembiayaan

(yakni, pertumbuhan persediaan dan piutang yang diperlukan untuk

mengembangkan entitas itu).

4. Prosedur Analitis

Hubungan keuangan yang dinyatakan dalam rasio-rasio ini dapat bermanfaat

untuk mengevaluasi kelayakan saldo-saldo ekuitas pemegang saham. Bukti yang

diperoleh dari prosedur analitis ini berkaitan dengan asersi keberadaan atau

keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.

5. Pengujian Rincian Transaksi

Kategori pengujian ini mencakup vouching ayat jurnal dalam akun modal

disetor dan laba ditahan: (1) vouching ayat jurnal ke akun modal disetor, dan (2)

vouching ayat juranl ke laba ditahan.

6. Pengujian Rincian Saldo

Pengujian substantif dalam kategori ini akan dijelaskan dalam lima bagian,

yaitu: (1) review akte pendirian dan anggaran rumah tangga, (2) review otorisasi dan

persyaratan penerbitan saham, (3) konfirmasi saham yang beredar dengan registrar

dan agen transfer, (4) memeriksa buku sertifikat saham, (5) memeriksa sertifikat

saham yang ditahan sebagai treasury stock.

7. Perbandingan Penyajian Laporan Dengan Gaap

APB Opinion No. 12 menetapkan bahwa pengungkapan atas perubahan

dalam akun-akun terpisah yang terdiri dari ekuitas pemegang saham disyaratkan

untuk membuat laporan keuangan yang cukup informatif. Pengungkapan tersebut

dapat dibuka pada laporan dasar dan catatan yang menyertainya atau disajikan dalam

laporan terpisah.

G.  JASA BERNILAI TAMBAH DALAM SIKLUS INVESTASI DAN PEMBIAYAAN

Setelah menyelesaikan audit atas aktivitas investasi, auditor dapat mengevaluasi

investasi entitas dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Auditor

juga dapat memberikan dua jasa bernilai tambah yang penting. Pertama, auditor dapat

mengevaluasi seberapa efektif entitas telah memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan

penjualan, laba, dan arus kas, serta mencapai tujuan entitas itu. Kedua, auditor kemudian

dapat memberikan jasa independen dengan mengevaluasi aktiva investasi yang

direncanakan dapat menjadi pendukung yang penting untuk mencapai sasarannya.

9