SIFAT KIMIA

6
SIFAT KIMIA Sifat kimia umumnya merujuk pada sifat suatu materi pada kondisi ambien atau sekitar, yaitu pada suhu kamar, tekanan atmosfer, dan atmosfer beroksigen). Sifat ini terutama timbul pada reaksi kimia dan hanya dapat diamati dengan mengubah identitas kimiawi suatu zat. Sifat kimia dapat digunakan untuk menyusun klasifikasi kimia. Sifat kimia biasanya digunakan untuk menyatakan, antara lain: * elektronegativitas * potensial ionisasi * jenis ikatan kimia yang dibentuk, antara lain logam, ion, dan kovalen. Sifat-sifat fisik suatu benda dapat langsung diamati tanpa adanya reaksi kimia, sedangkan sifat-sifat kimia hanya dapat diamati dengan melangsungkan reaksi kimia pada bahan yang bersangkutan. Suatu reaksi kimia dapat diamati dengan terjadinya perubahan warna, perubahan suhu, pembentukan endapan, atau pembentukan gas. PERUBAHAN SIFAT BETON Perubahan sifat-sifat beton mutu tinggi dengan agregat halus campuran copper slag pasca kebakaran, telah diteliti. Copper slag sebagai campuran agregat halus ditentukan 40% dari total agregat halus. Fa/s ditentukan 0,3 dengan tambahan silika fume dan superplastisizer. Pembakaran dilakukan sesuai ASTM El 19-88, dengan suhu puncak 200, 400, 600, 800, 1000°C. Pada suhu 1000°C dilakukan tiga variasi lama penahanan yaitu: 0, 30 dan 60 menit. Penurunan kekuatan tekan dan modulus elastisitas yang terjadi pada beton copper slag dan beton tanpa copper slagpada suhu 200- 600°C hampir sama yaitu 3-5% untuk kuat tekannya dan 2-4% untuk modulus elastisitasnya. Pada suhu 800°C keatas perbedaannya cukup besar. Pada suhu 1000°C dengan lama penahanan 60 menit kuat tekannya tinggal 64% dan 76%, modulus elastisitasnya tirtggal 76% dan 81% masing-masing berturut-turut untuk beton dengan copper

description

beton

Transcript of SIFAT KIMIA

Page 1: SIFAT KIMIA

SIFAT KIMIA

Sifat kimia umumnya merujuk pada sifat suatu materi pada kondisi ambien atau sekitar, yaitu pada suhu kamar, tekanan atmosfer, dan atmosfer beroksigen). Sifat ini terutama timbul pada reaksi kimia dan hanya dapat diamati dengan mengubah identitas kimiawi suatu zat. Sifat kimia dapat digunakan untuk menyusun klasifikasi kimia.

Sifat kimia biasanya digunakan untuk menyatakan, antara lain:

* elektronegativitas * potensial ionisasi * jenis ikatan kimia yang dibentuk, antara lain logam, ion, dan kovalen.

Sifat-sifat fisik suatu benda dapat langsung diamati tanpa adanya reaksi kimia, sedangkan sifat-sifat kimia hanya dapat diamati dengan melangsungkan reaksi kimia pada bahan yang bersangkutan. Suatu reaksi kimia dapat diamati dengan terjadinya perubahan warna, perubahan suhu, pembentukan endapan, atau pembentukan gas.

PERUBAHAN SIFAT BETON

Perubahan sifat-sifat beton mutu tinggi dengan agregat halus campuran copper slag pasca kebakaran, telah diteliti. Copper slag sebagai campuran agregat halus ditentukan 40% dari total agregat halus. Fa/s ditentukan 0,3 dengan tambahan silika fume dan superplastisizer. Pembakaran dilakukan sesuai ASTM El 19-88, dengan suhu puncak 200, 400, 600, 800, 1000°C. Pada suhu 1000°C dilakukan tiga variasi lama penahanan yaitu: 0, 30 dan 60 menit. Penurunan kekuatan tekan dan modulus elastisitas yang terjadi pada beton copper slag dan beton tanpa copper slagpada suhu 200-600°C hampir sama yaitu 3-5% untuk kuat tekannya dan 2-4% untuk modulus elastisitasnya. Pada suhu 800°C keatas perbedaannya cukup besar. Pada suhu 1000°C dengan lama penahanan 60 menit kuat tekannya tinggal 64% dan 76%, modulus elastisitasnya tirtggal 76% dan 81% masing-masing berturut-turut untuk beton dengan copper slag dan beton tanpa copper slag. Densitasnya tinggal 95% dan 98%, porositasnya meningkat 136% dan 158%, permeabilitasnya meningkat 72 kali dan 35 kali masing-masing berturut-turut untuk beton dengan copper slag dan tanpa copper slag. Pada penelitian ini juga dilakukan X-RD untuk mengetahui hubungan antara tingkat kerusakan pasta semen dan beton dengan kandungan CSH dan CHnya. Khususnya untuk contoh uji pasta semen didapatkan hubungan yang lebih jelas. Pada suhu 1000°C kandungan CSHtinggal 53%, CH tinggal 46%.

Page 2: SIFAT KIMIA

Sifat Fisik Agregat Kasar Yang Baik Untuk Beton

Agregat nerupakan salah satu material yang dijadikan sebagai bahan penyusun beton. Umumnya, agregat dibagi dua. Yaitu agregat kasar (kerikil) dan agregat halus (pasir). Fungsi agregat kasar adalah komponen utama yang paling banyak memberikan sumbangan kekuatan kepada calon beton nantinya. Secara umum, kekuatan beton tergantung pada kekuatan agregat kasarnya.

Dan kualitas agregat kasar dan halus juga berpengaruh terhadap kekuatannya. Sedangkan fungsi agregat halus pada beton adalah sebagai bahan pengisi (filler) yang akan mengurangi bahkan menutupi rongga-rongga udara atau rongga kosong diantara agregat kasar dan mortar. Semakin padat struktur beton maka semakin tinggi kuat tekan yang dihasilkan. Hal inilah yang membuat pemilihan agregat kasar yang baik menjadi faktor yang penting dalam pembuatan atau perencanaan beton.

Ilmu teknologi bahan mengklasifikasikan agregat kasar dan halus berdasarkan ukuran butirnya. Untuk agregat kasar (selanjutnya disebut ‘agregat’ saja) ukuran butirnya diatas 4,75 mm sedangkan agregat halus dibawah nilai tersebut. Fisik agregat yang baik untuk beton dapat dibagi menjadi beberapa kriteria.

1. Berbentuk Kebulatan atau Hampir BulatAgregat dengan butir-butir bulat umumnya lebih baik daripada agregat dengan butir-butir yang berbentuk pipih atau panjang. Hal ini dikarenakan butir-butir bulat menghasilkan tumpukan butir yang yang erat jika dikonsolidasikan, sehingga hanya membutuhkan pasta semen yang sedikit dengan kemudahan pengerjaan yang sama.

2. Tekstur Permukaan KasarTekstur yang kasar mungkin akan mengurangi derajat kemudahan pengerjaan. Namun, tekstur kasar pada agregat dapat meningkatkan rekatan agregat-semen sampai 1,75 kali dan meningkatkan kuat tekan beton hingga 20 persen.

3. Berat Jenis RinganAgregat dengan berat jenis yang rendah biasa disebut dengan agregat ringan. Agregat ringan mempunyai berat jenis dibawah 2,0. biasanya dipakai untuk beton non-struktural. Akan tetapi agregat ini juga bisa digunakan sebagai beton struktural dengan beberapa perlakuan khusus. Struktur yang menggunakan agregat ringan akan mengurangi berat struktur tersebut sehingga membutuhkan dimensi fondasi yang lebih kecil.

4. Ukuran Butir MaksimalAdukan beton dengan kemudahan pengerjaan dan rencana kekuatan yang sama, akan membutuhkan jumlah semen yang lebih sedikit dengan ukuran butir agregat yang besar-besar. Semakin sedikit semen, maka beton akan semakin hemat dan dapat mengurangi dampak panas hidrasi yang menyebabkan beton menjadi retak akibat kembang susutnya. Namun, tetap penggunaan agregat terdapat batasan ukuran butir maksimal. Hal ini dapat dilihat di berbagai referensi.

Page 3: SIFAT KIMIA

BETON, SIFAT DAN KARAKTERISTIKNYA

Beton pada dasarnya merupakan campuran antara semen, kerikil, pasir, dan air dengan perbandingan campuran yang tertentu. Kadang-kadang beberapa bahan tambahan juga ikut digunakan dalam campuran beton ini untuk membuat beton yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan, misalnya fly ash (abu terbang) atau material kimia lainnya. Air dan semen akan bereaksi menjadi pasta semen yang bertugas untuk mengikat kerikil dan pasir sehingga terbentuk struktur yang kaku dan memiliki kekuatan tertentu.

Mutu / kekuatan beton sangat dipengaruhi oleh :

* Kualitas pasta semen, yaitu campuran antara semen dan air * Kualitas agregat, yaitu kerikil dan pasir * Kekuatan lekatan antara pasta semen dengan agregat

Pasta Semen

Pasta semen adalah campuran antara semen dengan air. Kualitas pasta semen ditentukan oleh :

* mutu semen -> kandungan unsur kimia di dalam semen * porositas -> tergantung dari jumlah air, proses perawatan beton basah (curing), dan bahan aditif

Agregat

Agregat digunakan dalam beton terdiri dari kerikil dan pasir. Kualitas agregat ditentukan oleh :

* kekerasan fisik * gradasi / distribusi ukuran * porositas * sifat alkali reaktif -> mudah bereaksi dengan alkali. Ini harus dihindari

Lekatan Pasta Semen dengan Agregat

Kekuatan lekatan antar pasta semen dengan agregat ditentukan oleh :

* kebersihan agregat dari zat-zat organik * bentuk agregat, apakah bersudut (batu pecah) atau bulat (batu alam) * kandungan kimia di dalam semen (khususnya CaO)

Page 4: SIFAT KIMIA

ASPAL

Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan lentur. Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton} atau aspal minyak (aspal yang berasal dari minyak bumi}. Berdasarkan konsistensinya, aspal dapat diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan aspal cair.

karena sifat kimia aspal dengan air itu bertolak belakang. aspal tidak bisa larut dalam air, hal ini karena aspal yang merupakan rantai karbon panjang bersifat non-polar sedangkan air bersifat polar. sehingga jika dilakukan pengaspalan kemudian aspal tersebut terkena air, maka ikatan antar aspal tidak akan kuat. hal ini yang menyebabkan kekuatan jalan aspal tidak optimal sehingga mempercepat rusaknya jalan.

hal lain lagi adalah karena sifat air yang merupakan fluida inkompresibel (incompressibel fluid). jika air masuk diantara celah - celah aspal dan air tersebut mendapat tekanan (karena terinjak ban2 mobil, motor, dll), maka air tersebut tidak dapat berkerut atau volemunya mengecil. tetapi volume air tersebut adalah tetap walaupun terinjak ban kendaraan, akibatnya air yang berada di celah - celah aspal tersebut akan menekan ikatan antar aspal bahkan hingga aspal pun rusak.hal ini sering kita temui jika di jalan berlubang terdapat genangan air, maka beberapa minggu kemudian lubang tersebut semakin besar.