Shahabi Yah

9
Orang-orang terdahulu yang telah masyhur kekuatan iman dan taqwanya kepada Allah, yang dengan kekuatan iman dan taqwa tersebut mampu mengobarkan semangat perjuangan dan pengorbanan untuk menegakkan kalimat Allah. Sehingga Allah tetapkan mereka sebagai orang-orang yang dijamin masuk syurga, subahanalloh… Selanjutnya mari kita simak, siapa saja para sahabat yang memiliki kabar gembira yang tiada tara, kaki-kaki mereka masih manapak bumi, namun nama-nama mereka telah masyhur dikenal para malaikat karena telah dijamin Allah masuk ke dalam syurgaNya. Para shahabiyah tersebut ialah : 1. Ummul mukminin Khadijah binti Khuwalid Rhodhiyaallahu `anhaa 2. Fathimah binti Asad Rhodhiyaallahu `anhaa 3. Ummu Harom binti Milhan Rhodhiyaallahu `anhaa 4. Ummu Ammaroh (Nasibah binti Ka`ab Rhodhiyaallahu `anhaa) 5. Ummu Ruman binti Amir Rhodhiyaallahu `anhaa 6. Rubayyi` binti Mu`awwidz Rhodhiyaallahu `anhaa 7. Sumayyah binti Khubbath Rhodhiyaallahu `anhaa 8. Kabsyah binti Rafi` Rhodhiyaallahu `anhaa 9. Ummul mukminin Zainab binti Jahsy Rhodhiyaallahu `anhaa 10. Ummul mukminin Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq Rhodhiyaallahu `anhaa 11. Fathimah binti Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam 12. Furai`ah binti Malik Rhodhiyaallahu `anhaa 13. Ummul Mundzir (Salma binti Qais Al-Anshariyah) Rhodhiyaallahu `anhaa 14. Asma` binti Abu Bakar Rhodhiyaallahu `anhaa 15. Ummu Waraqah Al-Anshariyah Rhodhiyaallahu `anhaa 16. Ummul mukminin Hafshah binti Umar Rhodhiyaallahu `anhaa Semoga Allah `azza wa jalla menjadikan karya ini tulus untuk mencari ridhaNya. Dan kita diberi kemudahan kelapangan hati untuk meneladani para shahabiyah yang mulia. Amiin Ummu Waraqah, Syahidah di Dalam Rumahnya Shahabiyah satu ini, telah menjadikan rumahnya sebagai masjid. Menghiasinya dengan ibadah. Seluruh waktunya diisi dengan sangat amanah. Tiada waktu dilalui tanpa Kitabullah. Seorang mukminah shalihah, Ummu Waraqah binti Al Harits Al Anshariyah. Termasuk golongan pertama masuk Islam

Transcript of Shahabi Yah

Page 1: Shahabi Yah

Orang-orang terdahulu yang telah masyhur kekuatan iman dan taqwanya kepada Allah, yang dengan kekuatan iman dan taqwa tersebut mampu mengobarkan semangat perjuangan dan pengorbanan untuk menegakkan kalimat Allah. Sehingga Allah tetapkan mereka sebagai orang-orang yang dijamin masuk syurga, subahanalloh…

Selanjutnya mari kita simak, siapa saja para sahabat yang memiliki kabar gembira yang tiada tara, kaki-kaki mereka masih manapak bumi, namun nama-nama mereka telah masyhur dikenal para malaikat karena telah dijamin Allah masuk ke dalam syurgaNya.Para shahabiyah tersebut ialah :

1. Ummul mukminin Khadijah binti Khuwalid Rhodhiyaallahu `anhaa2. Fathimah binti Asad Rhodhiyaallahu `anhaa3. Ummu Harom binti Milhan Rhodhiyaallahu `anhaa4. Ummu Ammaroh (Nasibah binti Ka`ab Rhodhiyaallahu `anhaa)5. Ummu Ruman binti Amir Rhodhiyaallahu `anhaa6. Rubayyi` binti Mu`awwidz Rhodhiyaallahu `anhaa7. Sumayyah binti Khubbath Rhodhiyaallahu `anhaa8. Kabsyah binti Rafi` Rhodhiyaallahu `anhaa9. Ummul mukminin Zainab binti Jahsy Rhodhiyaallahu `anhaa10. Ummul mukminin Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq Rhodhiyaallahu `anhaa11. Fathimah binti Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam12. Furai`ah binti Malik Rhodhiyaallahu `anhaa13. Ummul Mundzir (Salma binti Qais Al-Anshariyah) Rhodhiyaallahu `anhaa14. Asma` binti Abu Bakar Rhodhiyaallahu `anhaa15. Ummu Waraqah Al-Anshariyah Rhodhiyaallahu `anhaa16. Ummul mukminin Hafshah binti Umar Rhodhiyaallahu `anhaaSemoga Allah `azza wa jalla menjadikan karya ini tulus untuk mencari ridhaNya. Dan kita diberi kemudahan kelapangan hati untuk meneladani para shahabiyah yang mulia. Amiin

Ummu Waraqah, Syahidah di Dalam RumahnyaShahabiyah satu ini, telah menjadikan rumahnya sebagai  masjid. Menghiasinya dengan ibadah. Seluruh waktunya diisi dengan sangat amanah. Tiada waktu dilalui tanpa Kitabullah. Seorang mukminah shalihah, Ummu Waraqah binti Al Harits Al Anshariyah.Termasuk golongan pertama masuk IslamKetika intimidasi kepada sahabat-sahabat Rasulullah SAW  semakin menjadi-jadi di Mekah, atas perintah Allah SWT,  Rasulullah SAW mengizinkan mereka hijrah ke Madinah. Dan beliaupun segera menyusul kesana. Kehadiran beliau SAW yang membawa risalah agung tersebut, sudah dinanti-nanti oleh  masyarakat  Madinah yang berhati bersih dan ikhlas. Salah satu di antaranya adalah Waraqah binti Al Harits.  Ia masuk Islam sejak pertama kali mendengarnya dan banyak meriwayatkan hadits-hadits. Maka layak masuk dalam kafilah assabiquunal  awwaluun, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an surah At Taubah : 100,“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) diantara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Alloh ridho kepada mereka dan merekapun ridho kepada Alloh dan Alloh menjadikan bagi mereka syurga-syurga yang mengalir sungai-sungai didalamnya. Mereka kekal didalamnya selama-selamanya. Itulah kemenangan yang besar.”

Page 2: Shahabi Yah

Syukur dan takbir sambut kedatangan Nabi Muhammad SAWImam Ibnul Qayyim berkata, “Gema syukur dan takbir terdengar nyaring di seluruh pelosok kampung Bani ‘Amr bin ‘Auf. Takbir bergema di mana-mana, sebagai ungkapan rasa syukur. Penduduk Yatsrib serempak keluar dari rumah masing-masing  untuk menyambut kedatangan Rasulullah SAW dan mengucapkan shalawat sebagaimana yang diajarkan beliau SAW.Mereka berdiri berjajar mengitari beliau, sementara beliau SAW tampak sangat tenang, dan wahyupun turun kepadanya," . . . Maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.“ ( QS.At Tahrim: 4)Hari itu merupakan hari yang paling meriah yang dialami warga Madinah sepanjang sejarah.Setelah sholat  Jum’at  Rasulullah SAW masuk ke kota Yatsrib, yang sejak hari itu dirubah namanya menjadi kota Madinah.Ummu Waraqah  termasuk salah seorang penduduk kota Madinah yang sangat bersyukur  dan  berbahagia dengan kehadiran Nabi Muhammad SAW. Kebahagian itu merasuk kerelung-relung hatinya. Karena kepribadian beliau SAW sudah lama didengar, dan risalahnya telah lama diimani.

Mukminah ahli ibadahHidayah Allah Ta'ala menembus relung hatinya yang terdalam. Imanpun menghujam kokoh dalam batinnya. Ummu Waraqah berbai’ah kepada Rasulullah SAW. Sejak saat tu, ia mulai menekuni ayat-ayat Allah ‘Azza wa Jalla dengan sungguh-sungguh. Waraqah tidak hanya pandai membacanya, melainkan juga memahami dan  menghafalnya dengan baik.Lebih dari  itu, Ummu Waraqah pun berusaha menghimpun dan menuliskannya pada tulang, kulit, pelepah kurma dan lain-lain. Ia berhasil menghimpun ayat-ayat Allah 'Azza wa Jalla yang turun di rumahnya waktu itu. Setelah Rasulullah SAW wafat, dan Abu Bakar ra berencana menghimpun Al Qur’an, Ummu  Waraqah ditunjuk Khalifah untuk menjadi salah seorang rujukan penting bagi Zaid bin Tsabit sebagai pelaksana proyek.

Ummu Waraqah binti Al Harits di mata Rasulullah SAWRasulullah SAW sangat menghormati Ummu Waraqah. Beliau kerap berkunjung ke rumahnya sebagai bentuk penghormatan. Beliau SAW juga mengangkat  seorang muazin yang sudah lanjut usia khusus untuknya. Atas saran Rasulullah SAW yang sangat memahami kebersihan dan kejernihan hatinya, Ummu Waraqah menjadikan rumahnya sebagai masjid. Dan ia sebagai imam khusus bagi kaum muslimah.

Allah SWT menjadikan Ummu Waraqah syahidah di rumahnyaRasulullah SAW bersabda,“Siapa yang memohon mati syahid dengan tulus, maka Allah akan memberi balasannya seperti balasan yang diberikan kepada para syuhada’. Walaupun ia mati di atas tempat tidur.“ (HR Muslim).“Siapa yang memohon mati syahid dengan tulus, maka Allah akan memberi balasannya seperti balasan yang diberikan kepada para syuhada’, walaupun ia mati di atas tempat tidur.“ (HR Muslim).

Page 3: Shahabi Yah

Ummu Waraqah binti al-Harits bukan hanya seorang ahli ‘ibadah. Ia pun seorang mukminah yang mencintai jihad dan merindukan syahid di jalan Allah. Ketika ia mengetahui bahwa Rasulullah SAW menganjurkan sahabatnya untuk ikut perang Badar maka ia pun menjumpai Rasulullah SAW dan berkata, ”Wahai Rasulullah, izinkanlah aku ikut perang bersamamu untuk merawat tentara yang terluka dan sakit. Mudah-mudahan Allah memberiku mati syahid dengan cara itu.”Rasulullah SAW bersabda, ”Tinggallah di rumahmu, karena sesungguhnya Allah SWT  akan memberimu anugerah sebagai orang yang mati syahid.” ( HR Abu Dawud )Mukminah ahli ibadah itu pulang mentaati saran Rasulullah SAW. Dengan sebuah pengharapan besar yang membuncah di dada, yaitu menjemput syahid di rumahnya sendiri.Ketika Rasulullah SAW meninggal dunia, ummu Waraqah sangat kehilangan dan merasa terpukul. Namun ia tetap istiqomah. Semasa Rasulullah SAW hidup ia termasuk mukminah yang diridlainya. Maka kini tinggal menanti syahid itu datang.Rasulullah SAW bersabda, ”Tinggallah di rumahmu, karena sesungguhnya Allah SWT  akan memberimu anugerah sebagai orang yang mati syahid.” ( HR Abu Dawud )

Menjemput syahidAkhirnya kerinduan dan pengharapan panjang itu pun datang,  Ummu Waraqah menerima penghargaan tertinggi tersebut. Dalam Riwayat Abu Dawud dikisahkan sebagai berikut ,"Ummu Waraqah memiliki seorang budak laki-laki dan budak perempuan. Kedua budak itulah yang membunuhnya dengan menutup wajah Ummu Waraqah dengan kain hingga meninggal. Kemudian mereka melarikan diri. Keesokkan harinya Umar mengumumkan kasus tersebut seraya berkata, ”Siapa yang mengetahui keberadaan budak tersebut, atau pernah melihatnya, maka tangkap dan bawalah kepadaku.” Akhirnya kedua budak itupun tertangkap, lalu dibunuh dan diikat ditiang. Inilah kasus pertama di kota Madinah orang yang dihukum dengan cara dibunuh dan diikat di tiang. “Seluruh penduduk Madinah dicekam duka yang dalam, atas meninggalnya Ummu Waraqah mukminah mulia, yang zuhud, ahli ibadah, dan perindu syahid di dadanya.Semoga Allah SWT meridhoi  Ummu Waraqah binti Al Harits Al Anshariyah.Bagaimana dengan kita wahai ikhwah? Apakah kita akan merasa cukup dengan menjadi seorang ahli ibadah ???Semoga kita dapat mengambil ibroh dari tekad, semangat dan azam seorang Ummu Waraqah.* Sumber:  Kitab 35 Sirah Shahabiyah (Shahabiyyat Haular Rasuul SAW), Mahmud Al Mishri.

Zainab binti Jahsy: Muslimah Patriotik, Berjiwa Besar dan DermawanZainab binti Jahsy bin Riab bin Ya’mar Al-Asadiyah, dari Bani Asad bin Khuzaimah Al-Mudhari. Ibunya bernama Umayyah binti Abdul Muthalib bin Hasyim, dan paman-pamannya adalah Hamzah dan Al-Abbas, keduanya adalah anak Abdul Muthalib.Zainab termasuk wanita yang taat dalam beragama, wara’, dermawan, dan baik. Selain itu, dia juga dikenal mulia dan cantik, serta termasuk wanita terpandang di Makkah. Nama aslinya adalah Barrah, namun Nabi Muhammad SAW menyebutnya Zainab. Dinyatakan dalam hadits Al-Bukhari dan Muslim, dari Zainab binti Abu Salamah, dia berkata, “Namaku adalah Barrah, akan tetapi Rasulullah kemudian memberiku nama Zainab.” (HR. Muslim dalam Al-Adab, 14/140).

Page 4: Shahabi Yah

Zainab memeluk Islam di Makkah dan sempat mengalami siksaan dari orang-orang kafir Quraisy. Namun dia tetap bersabar dan mengharapkan ridha Allah, hingga akhirnya dia ikut berhijrah ke Habasyah (Ethiopia). Bersama kaum muslimin lainnya, Zainab kembali ke Makkah, hingga akhirnya Allah mengizinkannya untuk berhijrah ke Madinah Al-Munawwarah. Zainab termasuk wanita yang pertama kali berhijrah dan memiliki sikap  patriot yang diabadikan dalam buku-buku sejarah. Zainab memiliki sikap  patriot yang diabadikan dalam buku-buku sejarah.

Ketaatannya kepada AllahZaid adalah salah seorang hamba sahaya milik Khadijah binti Khuwailid. Ketika Rasulullah menikahi Khadijah, dia memberikan Zaid binti Haritsah kepada beliau. Dan itu terjadi sebelum masa kenabian Muhammad. Zaid kemudian tinggal di rumah Nabi Muhammad. Kemudian keluarga Zaid mencarinya ke Makkah, dan ingin menebusnya. Mereka datang kepada Nabi untuk memintanya dari beliau. Kemudian beliau memberi pilihan kepadanya antara tetap tinggal bersama beliau atau ikut keluarganya. Zaid lebih memilih untuk bersama Nabi daripada harus bersama keluarganya.6’

Rasulullah lantas keluar ke tempat Hajar Aswad, dan bersabda, “Wahai hadiri sekalian, saksikanlah bahwa Zaid adalah anakku, dia mewarisiku dan aku mewarisinya.” Beliau memanggilnya dengan Zaid bin Muhammad, hingga turunlah firman Allah:“Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu” (Al-Ahzab 5).Nabi Muhammad sangat menyayangi Zaid. Ketika Zaid telah memasuki usia menikah, beliau memilihkan Umamah (Zainab), anak perempuan dari bibinya. Namun Zainab dan saudaranya, Abdullah, tidak menyetujui pernikahan itu. Zainab berkata kepada Rasulullah, “Aku tidak rela akan diriku, sedangkan aku adalah gadis Quraisy.” Namun Nabi menghendaki agar Zainab dan Abdullah mau menerima pernikahan itu. Ketaatan, keridhaan, dan keikhlasan Zainab merefleksikan kekuatan iman dan relasinya yang baik dengan Allah

Nabi berkata kepada Zainab, “Nikahilah dia, sesungguhnya aku telah meridhainya untukmu.” Sebelum Zainab ragu tentang pernikahan ini, Allah menurunkan firman-Nya:“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata” (Al-Ahzab 36).Setelah ayat tersebut diturunkan, Zainab dan saudaranya berkata, “Kami menyetujui, wahai Rasulullah.” Zainab berkata, “Aku telah menyetujui untuk dinikahkan, wahai Rasulullah.” Beliau kemudian bersabda, “Aku Telah merestuimu.” Zainab kembali berkata, “Jadi, aku tidak berbuat maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, karena engkau telah menikahkannya denganku.”Dengan sikapnya ini, Zainab telah memberikan contoh yang terbaik bagi kita dalam melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Demikian, seharusnya sikap yang wajib dilakukan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Menolak ketetapan dan hukum yang ditentukan Allah dan Rasul-Nya merupakan perilaku yang buruk, keras hati, serta tidak sesuai dengan sikap yang diajarkan Islam. Ketaatan, keridhaan, dan keikhlasan Zainab merefleksikan kekuatan iman dan relasinya yang baik dengan Allah. Zainab telah memberikan teladan terbaik dalam melaksanakan perintah

Page 5: Shahabi Yah

Allah dan Rasul-Nya. Demikian, seharusnya sikap yang wajib dilakukan terhadap Allah dan Rasul-Nya.

Menjaga Lisan dari KesalahanSetelah berpisah dengan Zaid, Zainab kemudian dinikahi oleh Rasulullah. Dengan demikian, dia menempati kedudukan mulia, karena menjadi bagian dari Ummahatul Mukminin. Bahkan, Aisyah pernah berkata, “Tidak ada seorang pun dari istri-istri Nabi yang kedudukannya menyamaiku di sisi beliau selain Zainab.”Sekalipun tampak ada persaingan antara Zainab dan Aisyah dalam mendapatkan kasih sayang Rasulullah, namun Zainab tetap membela Aisyah pada peristiwa tuduhan kebohongan (haditsul-ifki). Aisyah berkata, “Tidak ada seorang pun dari istri-istri Nabi yang kedudukannya menyamaiku di sisi beliau selain Zainab. Zainab telah dilindungi Allah dalam agama, sehingga dia tidak mengatakan kecuali yang baik.Dalam suatu riwayat dari Aisyah, dia berkata, “Rasulullah bertanya kepada Zainab binti Jahsy tentang masalahku, dan beliau berkata kepada Zainab, “Apa yang engkau ketahui atau bagaimana pendapatmu?” Dia menjawab, “Wahai Rasulullah, aku melindungi pendengaranku dan penglihatanku. Demi Allah, aku tidak mengetahui kecuali yang baik.” Aisyah berkata, “Dialah yang menyamaiku dari istri-istri Nabi, maka Allah melindunginya dengan sikap wara’.”Memang Allah telah melindunginya dan menjaga lisannya dari berkomentar  buruk tentang Aisyah. Sikap ini merupakan sikap patriotik yang sungguh luar biasa. Kendati antara Aisyah dan Zainab seakan-akan terselip persaingan dalam mendapatkan kasih sayang Rasulullah, namun Zainab dengan besar hati membela madunya. Dia tidak menggunakan kesempatan itu untuk berkomentar tentang kehormatan Aisyah, dan tidak pula ada keinginan untuk menjelek-jelekkannya. Hendaknya muslimah belajar darinya bagaimana seharusnya menjalin hubungan dengan sesamanya. Zainab tidak memiliki kedengkian. Hendaknya muslimah belajar darinya bagaimana seharusnya menjalin hubungan dengan sesamanya..Zainab tidak memiliki kedengkian kepada Aisyah. Islam telah mengajarkan kepada kita untuk toleran. Dengan kata lain, hubungan dengan sesama harus dibangun di atas dasar cinta, hormat, kasih sayang, dan keikhlasan. Dengan demikian, kehidupan akan berjalan sesuai dengan yang diridhai Allah dan Rasulullah.

Berinfak di Jalan AllahSetelah Rasulullah wafat, Zainab konsisten untuk tetap tinggal di rumahnya untuk beribadah kepada Allah. Dia mengalami masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Khalifah Umar bin Al-Khatthab., Umar kerap memberikan tunjangan hidup kepada setiap istri Rasulullah sebanyak dua belas ribu Dirham.Ketika Ummul Mukminin Zainab menerima tunjangan itu dari Umar, dia tidak menyisakan satu Dirham pun untuk dirinya. Dia menginfakkannya secara keseluruhan kepada kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Suatu ketika Umar bin Al-Khatthab mengirimkan kepadanya harta dalam jumlah banyak. Zainab lalu berkata, “Semoga Allah mengampuni Umar. Ummahatul Mukminin selain aku, lebih dermawan dalam membagi-bagikan harta ini.” Dikatakan kepadanya, “Semua harta ini untukmu.”Zainab kemudian berkata, “Mahasuci Allah Yang Mahaagung.” Dia lalu menutupi harta itu dengan sebuah kain. Dia berkata, “Bungkuslah dengan kain.” Dia lalu menyuruh Barzah binti

Page 6: Shahabi Yah

Rafi’, sembari berkata, “Wahai Barzah, masukkan tanganmu, lalu ambillah segenggam darinya dan bawalah kepada Fulan, kemudian kepada Bani Fulan.Zainab kemudian menyebutkan orang-orang dari kerabatnya, anak-anak yatim yang dikenalnya, dan orang-orang miskin. Barzah binti Rafi’ berkata, “Semoga Allah mengampuni dosamu, wahai Ummul Mukminin. Demi Allah sesungguhnya kita memiliki hak dalam dirham-dirham itu.” Zainab berkata, “Apa yang ada di bawah kain itu adalah milik kalian.”Barzah berkata, “Kami lalu menghitung harta itu dan kami mendapatkannya sejumlah 1285 Dirham.” Zainab kemudian mengangkat tangannya ke langit dan berkata, “Ya Allah, semoga aku tidak lagi mendapatkan pemberian Umar setelah tahun ini.” Allah mengabulkan doa kezuhudannya, dan dia pun wafat pada tahun itu. Zainab dikenal sebagai wanita yang mulia, dermawan, dan selalu berlomba-lomba dalam kebaikan. Keagungan sikapnya mengindikasikan kekuatan iman dan hubungannya dengan Allah

Demikianlah, kita menyaksikan sosok Zainab yang melihat harta sebagai fitnah. Dia dikenal sebagai wanita yang mulia, dermawan, dan selalu berlomba-lomba dalam kebaikan. Dia juga menjalin hubungan baik dengan para kerabat dan sanak keluarganya. Alangkah agung sikapnya dalam kehidupan. Hal itu mengindikasikan kekuatan iman dan hubungannya dengan Allah. [ganna pryadha/voa-islam.com]