10 ublicService - · PDF filedarah, dan rasa kebersamaan yang tinggi di tengah perbedaan yang...

1
Pemimpin Umum: Seno Subardi Pemimpin Redaksi: Yon Daryono Redaktur Pelaksana: Zunianto Subekti Koordinator Liputan: Angga Saputra Redaktur: Maula Asadilah, Sri Juliati, Bayu Nur Sasongko, Redaktur Foto: Nurul Iman, Redaktur Bahasa: Kholil Rokhman, Reporter Banyumas: Agus Setiyanto, Dedy Afrengki, Renny Tania, Fitri Nurhayati, Hanie Maria, Ade Yulia N, Purbalingga: Yuspita Anjar Palupi, Banjarnegara: Rudal Afghani, Cilacap: Agung Lindu Nagara, Ajibarang-Bumiayu: Eka Dilla Fotografer: Idhad Zakaria, Sekretaris Redaksi: Riyanti Widyastuti, Desain Grafis: Budi Haryanto, Satrio Hapsoro, Desain Iklan: Almumin, Kobahoro, Layouter: Anhar Guruh S, Jack Rastam, Anas Masruri, Iyus Saputra,Rizqi Ramdani IT: Galih Yoga Priyambodo, Aris Riyanto Wartawan SatelitPost selalu dibekali tanda pengenal dan dilarang menerima, meminta, baik uang atau barang yang dapat mempengaruhi isi pemberitaan Direktur Utama: Seno Subardi Direktur: Jessica Noviani Pemimpin Perusahaan: Jessica Noviani Koordinator Iklan: Angga Saputra Koordinator Sirkulasi: Sindu Dwi Hartanto Iklan Penglaris (Baris): Harga Rp 3.500 per baris (per baris 39 karakter) maksimal 6 baris Baris Spektakuler: Cukup Rp 5.000 per hari (datang langsung ke kantor) Iklan Foto Sepeda Motor: Ukuran 40 x 37 mm. Harga Rp. 15.000 per terbit Kantor Redaksi: Jl. Dr. Angka No. 79 Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Telepon: 0281 623099, Faximile: 0281 623388 Penerbit: PT. Satria Media Grafika Email: [email protected] www.satelitnews.co Facebook: Harian Pagi SatelitPost KAMIS KLIWON, 31 MEI 2012 10 Service Public R EDAKSI SatelitPost menerima kiriman opini dari pembaca. Panjang opini berisi dua halaman spasi 1,5 . Naskah dikirim via email dan hendaknya dilengkapi dengan foto terbaru berikut nomor telepon yang dapat dihubungi. SatelitPost tidak mengembalikan opini yang diterima. Kolom ini juga terbuka untuk guru. email: [email protected] Sorot Redaksi Sorot Redaksi P EMBACA setia SatelitPost, silakan sampaikan keluhan, saran, kritik, dan pertanyaan Anda terhadap public service atau masalah pem bangunan di sekitar kita, secara singkat, cerdas, dan santun melalui fanpage Harian Pagi SatelitPost atau melalui sms ke nomor 081 327 751 303. Kami dengan senang hati akan menyampaikan keluhan atau pertanyaan Anda pada pihak yang bersangkutan sehingga bisa langsung dijawab. - Kamis, 31 Mei Warung makan Iga Bakar komplek GOR Satria Prwokerto Iga Bakar Mas Giri 10.00 – Selesai Bank Dananmon Purwokerto 09.30 – Selesai - Setiap hari Unit Donor Darah (UDD) PMI Kab. Banyumas Jl. Raya Pekaja Desa Sokaraja Tengah Kantor UDD PMI Kab.Banyumas 24 Jam Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia Jl. Raya Pekaja No. 37 Sokaraja Telp : (0281) 6441014 e-mail: [email protected] Jadwal Kegiatan Donor Darah BOODIEGRAFRIS SATELITPOST DI antara berbagai isu nasional yang menggelayuti langit kebangsaan pa- ruh awal 2012 ini, satu hal yang kembali hangat diperbincangkan masyarakat adalah wacana pembu- baran organisasi kemasyarakatan (ormas) yang dinilai anarkis. Kendati bukan pertama kalinya disuarakan, penolakan masyarakat Kalimantan Tengah Februari silam ketika sebuah ormas hendak meresmikan cabang- nya, mendorong gugatan akan kebe- radaan ormas yang dinilai anarkis kembali muncul ke permukaan. Diakselerasi dengan konsolidasi aspirasi melalui berbagai jejaring sosial di dunia maya, sekelompok masya- rakat berhimpun dalam gerakan yang menginginkan bebasnya Indonesia dari ormas tertentu. Yaitu ormas yang kerap mengedepankan cara-cara keke- rasan dan memaksakan kehendak pada anggota masyarakat lain. Tuntutan pembubaran ormas yang dinilai anarkis ini semakin menge- muka, menyusul pembubaran mau- pun pembatalan diskusi buku yang akan menghadirkan Irshad Manji, penulis buku Allah, Liberty, and Love di Jakarta dan Yogyakarta belum lama ini. Sebenarnya paska pembakaran gereja di Temanggung dan kerusuhan di Cikeusik pada Februari 2011 lalu, Mendagri bahkan Presiden SBY sen- diri telah mengisyaratkan dapat dibu- barkannya suatu ormas jika aktivi- tasnya melawan hukum. Namun dalam realitasnya pemerintah ternyata lebih memilih posisi mengambang. Selain itu, aspirasi pembubaran juga ditentang oleh sebagian kalangan dengan argumentasi kegiatan ormas untuk mewakili suara rakyat dan penikmatan hak konstitusional. Tulisan ini mengajak pembaca memandang kontestasi wacana pembubaran suatu organisasi ke- masyarakatan dalam diskursus hak asasi manusia. Pertama-tama haruslah dite- gaskan, bahwa benar jika ber- kumpul dalam suatu organisasi adalah bagian dari penikmatan kebebasan dasar manusia. Ke- bebasan untuk berserikat ini di- jamin dalam Deklarasi HAM PBB 1948 dan The Internal Cov- enant on Civil and Political Rights (ICCPR) 1966. Namun, sebagaimana hak asasi manusia pada umumnya, berorganisasi adalah hak yang dalam pelaksa- naannya dimungkinkan untuk dibatasi oleh hukum. Pasal 22 ayat (2) ICCPR, pada garis besarnya menyatakan bahwa pemba- tasan yang dilakukan dapat melalui hukum dan diperlukan dalam masya- Ormas Anarkis VS HAM Oleh: MANUNGGAL K WARDAYA Dosen Fakultas Hukum UNSOED, PhD Researcher pada Radboud Universiteit Nijmegen, The Netherlands rakat yang demokratis, guna ke- amanan nasional atau keselamatan publik. Terutama untuk melindungi hak dan kebebasan orang lain. Lebih jauh, ketika suatu negara tengah dalam keadaan darurat, kebebasan ini bah- kan dapat dikurangi penikmatannya. Sebagai bagian dari hak yang dapat ditunda pemenuhannya ( derogable rights) menurut Pasal 4 ICCPR. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah apa yang dimaksud dengan pembatasan dengan hukum itu? Ber- dasarkan Siracusa Principles 1984, dapat disimpulkan bahwa jika kebe- radaan suatu organisasi kemasya- rakatan dan pembubarannya hendak diatur, pembubaran itu tidaklah cukup dengan kuasa yang dimiliki pejabat negara. Alih-alih begitu, harus ada aturan hukum umum yang demokra- tis yang menjadi dasar alasannya. Artinya, pembubaran itu bukan semata-mata berdasarkan citarasa penguasa politik. Namun yang men- jadi dasar adalah kepentingan na- sional, keselamatan publik, serta hak dan kebebasan orang lain yang ter- ancam oleh tindakan suatu organisasi. Regulasi hukum tek- nis dan prosedur pembuba- ran antar negara bisa ber- be- da. Namun, pada dasarnya memiliki esensi yang sama, yaitu pembatasan bahkan represi terhadap suatu hak maupun kebebasan menemu- kan pembenarannya, jika penikmatan hak dan kebebasan itu mencederai hak dan kebebasan pihak lain. Dalam level domestik, falsafah hukum yang sama juga dijumpai di dalam konstitusi. Pasal 28 dan 28 E ayat (3) UUD 1945, pada pokoknya mengakui dan menjamin hak setiap orang untuk berserikat dan berkum- pul. Sembari secara terang pula mem- berikan pembatasannya pada Pasal 28 J. Pada pokoknya, dalam menjalankan hak dan kebebasan setiap orang tunduk pada pembatasan yang dite- tapkan dengan undang-undang. De- ngan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta peng- hormatan atas hak dan kebebasan or- ang lain. Keamanan dan ketertiban umum menjadi kata kunci penting, diambilnya tindakan pembatasan tersebut. Lebih lanjut, Indonesia memiliki UU No 8 Tahun 1985 yang memberi peluang untuk pembubaran ormas, kendati prosedur yang harus dipenuhi cukup panjang. Oleh karena itu, jika orga- nisasi kemasyarakatan digunakan untuk mengkonsolidasi tindakan yang merusak ketertiban umum serta me- ngakibatkan terganggunya penik- matan hak dan kebebasan orang lain, maka pembubarannya dari sudut pandang hukum dapat dibenarkan (justified). Serta tak dapat dibilang sebagai pelanggaran HAM. Norma ini berlaku umum, oleh karenanya tidak harus dipandang diskriminatif dan hanya berlaku terhadap satu ormas tertentu saja. Terlepas dari itu semua, harus pula diingat bahwa ketika memasuki ranah hukum, persoalannya bisa menjadi pelik terkait formalitas yang harus dipenuhi untuk dapat menentukan mana ormas uang sudah meresahkan dan mengganggu. Namun sebagai- mana dijelaskan di atas, pem- bubaran ormas adalah su- atu hal yang mungkin saja dilakukan secara lawful (sah), tanpa harus dise- but sebagai suatu pe- langgaran HAM. Lebih jauh, hal yang harus sungguh-sung- guh dipikirkan adalah apakah ada jaminan manakala organisasi itu dibubarkan, maka ke- kerasan yang dipercaya melekat padanya pula akan turut terhenti? Ka- laupun ormas yang ber- sangkutan dibubarkan, namun elit ormas tersebut masih memungkinkan untuk membentuk organisasi lain, dengan nama yang lain yang akti- vitasnya kurang lebih sama. Oleh karena itu, pendekatan lain di luar hukum untuk mengurai dan me- ngidentifikasi akar permasalahan yang menjadi penyebab kekerasan, serta merumuskan strategi penyelesaiannya merupakan hal yang mendesak untuk dilakukan.(*) KHOLIL ROKHMAN Redaktur Bahasa SatelitPost T EPATNYA 22 Juni 1945. Di masa sebelum proklamasi itu, muncullah usul tujuh kata yang kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Mereka, para pengusul itu, menginginkan agar ada kata “Kewajiban menjalan- kan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya” dimasukkan da- lam Pancasila. Sontak ada nada minor muncul dari Indonesia bagian timur. Jika kata-kata tersebut dimunculkan, mereka akan keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Indonesia dibangun dengan peluh keringat, cucuran darah, dan rasa kebersamaan yang tinggi di tengah perbedaan yang menggunung. Maka, beberapa orang menginginkan agar usulan tujuh kata itu ditanggalkan. Satu di antara para pengusul agar Piagam Jakarta dibatalkan adalah Mohammad Hatta. Dia bukan pria yang bisa disebut “abangan” dalam terminologi Clifford Geertz. Tapi orang yang kemudian akan menjadi nomor dua di Indonesia itu adalah manusia yang taat dalam menjalankan syariat Is- lam. Hanya saja, Hatta tak ingin kesetiaan menjalankan syariat Islam diformalkan dan menggerus rasa pemeluk agama yang lain. Bagi Hatta menjalankan syariat bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tanpa harus dijadikan aturan oleh negara. Karena penolakan ide Piagam Jakarta, Hatta bersama beberapa tokoh Islam lain terus melobi agar tujuh kata itu tak jadi digunakan. Benar saja, akhirnya ide Piagam Jakarta ditolak. Hatta tak memonopoli penolakan syariat Islam dalam konstitusi. Organisasi masyarakat seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah pun sudah sepakah dengan NKRI. Artinya, banyak komponen Islam yang ingin agar NKRI tetap ada. Lalu, 14 November 1946, kita dihadapkan pada sejarah yang bernama Perundingan Linggarjati, di Kuningan, Jawa Barat. Rasa nasionalisme yang tinggi membuat beberapa adegan membuat kita mengerutkan dahi. Dikutip dari buku BUNG KARNO & Kemeja Arrow karya Asvi Warman Adam, disebutkan delegasi Indonesia menolak jika kapal delegasi Belanda merapat ke pantai Cirebon. Alasannya, karena Cirebon adalah daerah teritorial Indonesia. Akhirnya, para delegasi Negeri Bunga Tulip itu merapat dengan sekoci milik Indonesia. Masih banyak lagi, kisah kepahlawanan dan perjuangan yang mengedepankan NKRI dan nasionalisme. Maka, aneh kiranya jika hal itu dikhianati dengan upaya-upaya memisahkan diri. Negara Islam Indonesia (NII) misalnya. Sampai di Kota Purwokerto pun bisa bergerak lancar menghilangkan calon pemimpin bangsa untuk ikut dengannya. Mereka seperti menghilangkan rantai sejarah dan ingin hidup dengan pemberontakan. Ketika berbicara nasionalisme dan NKRI kita layak protes dengan upaya pemisahan diri. Kita juga layak jengkel ketika NKRI direndahkan oleh bangsa serumpun. Karena panji NKRI dibangun dengan pemikiran serta menghabiskan harta dan benda. Maka, kita layak mendukung pemerintah ketika bicara pemisahan diri dan perendahan martabat oleh bangsa lain. Namun, kadang merenung sebentar dan kembali bertanya, apakah dukungan pada pemerintah telah diimbangi dengan cara pemerintah menegakkan NKRI? Pertanyaan itu muncul karena kita dihadapkan pada kemiskinan, peluang kerja minim, intoleransi yang dibiarkan, pendidikan yang mahal, penggelapan uang negara, kemewahan pejabat negara, penghabisan uang untuk kunjungan kerja, ketidakmerataan pembangunan, dan masih banyak lagi. Lalu, kita bertanya, sebenarnya pada sisi mana NKRI ditegakkan? (kholil_rokhman@- yahoo.com) NKRI Kecewa dengan Telkomsel Saya kecewa dengan pelayanan akses data dari provider Telkomsel. Saya sudah laporan resmi melalui Call Center Telkomsel 155 perihal lemahnya sinyal (khusus akses data email dan social media) di ponsel. Untuk diketahui, saya berlangganan paket Unlimited sebesar Rp 99 ribu per bulan, untuk layanan akses data pada smartphone. Operator provider tersebut menjawab, tidak ada ma- salah dengan nomor saya. Bahkan sudah me-refresh data di server milik mereka. Tapi, kenapa sampai seka- rang bahkan sudah hampir satu bu- lan ini, akses data ke smartphone ma- sih bermasalah. Meskipun sim card sudah dipakaikan ke perangkat lain. Operator pun menyarankan datang langsung ke kantor graPARI di Jalan S Parman, Purwokerto dan sudah dibuatkan surat pengaduan resmi terkait keluhan ini. Sinyal bahkan hilang sama sekali bila saya berada di wilayah GOR Satria, Mangunjaya, dr Angka, BAI dan sekitarnya. Tetapi di luar wila- yah tersebut, akses data pun kem- bali normal. Kerusakan ini terjadi setiap hari mulai pukul 16.00 hing- ga tengah malam. Pihak graPARI menjanjikan akan meneruskan pe- ngaduan ini ke bagian terkait di kantornya untuk membenahi jari- ngan di wilayah kami. Sayangnya, sampai sekarang permasalahan ini masih terjadi. Sebagai pengguna Telkomsel yang setia, saya berharap, Telkomsel se- gera memerbaiki. Salam. Dedy Afrengki, 081 234 501 401 Cek Kandungan Obat Salam hangat SatelitPost, aku merasa prihatin dengan anak-anak remaja sekarang. Tolong pada yang berwe- nang khususnya BPOM yang mena- ngani jenis obat tolong dicek ada kandungan apa di dalam obat yang bernama Code 15 Dextromethorpan HBr. Yang jadi masalah kenapa se- tiap anak dari SMP, SMA, hingga perguruan tinggi doyan banget buat ngefly atau mabok. Sekali makan bisa 25 hingga 40 buah dan hampir setiap hari. MUSTOFA, 081 328 438 XXX Tanggapan : Jenis itu adalah obat batuk dengan dosis ringan. Jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, akan menimbulkan rasa ngantuk. Namun tidak menimbulkan ketagi- han. Memang obat tersebut dijual secara bebas di apotek, namun seharusnya dijual dalam dosis yang kecil. Oleh karena itu, seharusnya pihak apotek yang mengontrol penjualan, sehingga pembeli tidak bisa mengkonsumsi dalam dosis besar. dr WIDAYANTO MKes, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Penambahan Lampu Jalan Pak bupati sing terhormat tolong dalan Karangsalam ngetan disogi lampu. Nek ming Kotayasa peteng, dalane bodol maning. Tulung banget didandani. NN, 085 747 310 XXX Tanggapan : Setiap tahun akan ada penambahan lampu penerangan jalan. Nantinya akan kami laksana- kan secara bertahap mulai dari kota, ibukota kecamatan, dan batas kabu- paten untuk penambahan tersebut. Termasuk daerah yang Anda keluh- kan, akan kami lakukan penamba- han secara bertahap. Terima kasih. SAPTONO PURWO PRANGGO- RO, SP MT, Kabid Migas Listrik dan Pemanfaatan Energi Dinas ESDM Kabupaten Banyumas. Kasus NII Menanggapi berita tentang NII, saya merasa bersyukur ada orang yang berani membuka sedikit tabir. Bagi pihak yang berwajib, terus sema- ngat usut kasus itu, karena memus- nahkan NII adalah bagian dari jihad. Kepada redaksi, jangan berhenti memublikasikan beritanya, karena masih banyak korban lain yang belum berani membuka diri. Terima kasih. GOGOK SANDI, Grasi untuk Corby Akibat kebijakan yang salah oleh Presiden RI yaitu memberi grasi kepada Corby, maka ke depan bakal makin gencar penyelundupan narkoba oleh orang asing ke Nar- koba. Karena bila tertangkap dan dihukum, mereka berharap menda- patkan grasi seperti Corby. Narkoba masuk ke negara kita ini diyakini sebagai alat perang untuk melemah- kan Indonesia dengan cara mati pelan-pelan. Dengan pemberian grasi ini, maka pemerintah setengah hati dalam upaya pemberantasan narkoba. NN, 083 812 682 XXX

Transcript of 10 ublicService - · PDF filedarah, dan rasa kebersamaan yang tinggi di tengah perbedaan yang...

Page 1: 10 ublicService -  · PDF filedarah, dan rasa kebersamaan yang tinggi di tengah perbedaan yang menggunung. Maka, beberapa orang ... Tetapi di luar wila-yah

Pemimpin Umum: Seno SubardiPemimpin Redaksi: Yon DaryonoRedaktur Pelaksana: Zunianto SubektiKoordinator Liputan: Angga SaputraRedaktur: Maula Asadilah, Sri Juliati, Bayu Nur Sasongko, Redaktur Foto: Nurul Iman, Redaktur Bahasa: Kholil Rokhman,Reporter Banyumas: Agus Setiyanto, Dedy Afrengki, Renny Tania, Fitri Nurhayati, Hanie Maria, Ade Yulia N, Purbalingga: Yuspita Anjar Palupi, Banjarnegara: Rudal Afghani, Cilacap: Agung Lindu Nagara, Ajibarang-Bumiayu: Eka Dilla Fotografer: Idhad Zakaria, Sekretaris Redaksi: Riyanti Widyastuti, Desain Grafi s: Budi Haryanto, Satrio Hapsoro, Desain Iklan: Almumin, Kobahoro, Layouter: Anhar Guruh S, Jack Rastam, Anas Masruri, Iyus Saputra,Rizqi Ramdani IT: Galih Yoga Priyambodo, Aris Riyanto

Wartawan SatelitPost selalu dibekali tanda pengenal dan dilarang menerima, meminta, baik uang atau barang yang dapat mempengaruhi isi pemberitaan

Direktur Utama: Seno SubardiDirektur: Jessica Noviani

Pemimpin Perusahaan: Jessica NovianiKoordinator Iklan: Angga Saputra

Koordinator Sirkulasi: Sindu Dwi Hartanto

Iklan Penglaris (Baris):Harga Rp 3.500 per baris (per baris 39 karakter) maksimal 6 baris

Baris Spektakuler:Cukup Rp 5.000 per hari (datang langsung ke kantor)

Iklan Foto Sepeda Motor:Ukuran 40 x 37 mm. Harga Rp. 15.000 per terbit

Kantor Redaksi: Jl. Dr. Angka No. 79 Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Telepon: 0281 623099, Faximile: 0281 623388Penerbit: PT. Satria Media Grafi kaEmail: [email protected]

www.satelitnews.coFacebook: Harian Pagi SatelitPost

KAMIS KLIWON,31 MEI 201210 ServicePublic

REDAKSI SatelitPost menerima kiriman opini dari pembaca. Panjang opini berisi dua halaman spasi 1,5 . Naskah dikirim via email dan hendaknya dilengkapidengan foto terbaru berikut nomor telepon yang dapat dihubungi. SatelitPost tidak mengembalikan opini yang diterima. Kolom ini juga terbuka untuk guru.

email: [email protected]

Sorot Redaksi Sorot Redaksi

PEMBACA setia SatelitPost, silakan sampaikan keluhan, saran, kritik,dan pertanyaan Anda terhadap public service atau masalah pembangunan di sekitar kita, secara singkat, cerdas, dan santun melalui

fanpage Harian Pagi SatelitPost atau melalui sms ke nomor 081 327 751303. Kami dengan senang hati akan menyampaikan keluhan ataupertanyaan Anda pada pihak yang bersangkutan sehingga bisa langsungdijawab.

- Kamis, 31 MeiWarung makan Iga Bakarkomplek GOR Satria Prwokerto Iga Bakar Mas Giri 10.00 –SelesaiBank Dananmon Purwokerto 09.30 – Selesai

- Setiap hariUnit Donor Darah (UDD) PMI Kab. BanyumasJl. Raya Pekaja Desa Sokaraja Tengah Kantor UDD PMIKab.Banyumas 24 Jam

Unit Donor Darah Palang Merah IndonesiaJl. Raya Pekaja No. 37 Sokaraja Telp : (0281)

6441014 e-mail: [email protected]

Jadwal Kegiatan Donor Darah

BOODIEGRAFRIS SATELITPOST

DI antara berbagai isu nasional yangmenggelayuti langit kebangsaan pa-ruh awal 2012 ini, satu hal yangkembali hangat diperbincangkanmasyarakat adalah wacana pembu-baran organisasi kemasyarakatan(ormas) yang dinilai anarkis. Kendatibukan pertama kalinya disuarakan,penolakan masyarakat KalimantanTengah Februari silam ketika sebuahormas hendak meresmikan cabang-nya, mendorong gugatan akan kebe-radaan ormas yang dinilai anarkiskembali muncul ke permukaan.

Diakselerasi dengan konsolidasiaspirasi melalui berbagai jejaring sosialdi dunia maya, sekelompok masya-rakat berhimpun dalam gerakan yangmenginginkan bebasnya Indonesiadari ormas tertentu. Yaitu ormas yangkerap mengedepankan cara-cara keke-rasan dan memaksakan kehendakpada anggota masyarakat lain.

Tuntutan pembubaran ormas yangdinilai anarkis ini semakin menge-muka, menyusul pembubaran mau-pun pembatalan diskusi buku yangakan menghadirkan Irshad Manji,penulis buku Allah, Liberty, and Love diJakarta dan Yogyakarta belum lamaini.

Sebenarnya paska pembakarangereja di Temanggung dan kerusuhandi Cikeusik pada Februari 2011 lalu,Mendagri bahkan Presiden SBY sen-diri telah mengisyaratkan dapat dibu-barkannya suatu ormas jika aktivi-tasnya melawan hukum. Namundalam realitasnya pemerintah ternyatalebih memilih posisi mengambang.Selain itu, aspirasi pembubaran jugaditentang oleh sebagian kalangandengan argumentasi kegiatan ormasuntuk mewakili suara rakyat danpenikmatan hak konstitusional.

Tulisan ini mengajak pembacamemandang kontestasi wacanapembubaran suatu organisasi ke-masyarakatan dalam diskursushak asasi manusia.

Pertama-tama haruslah dite-gaskan, bahwa benar jika ber-kumpul dalam suatu organisasiadalah bagian dari penikmatankebebasan dasar manusia. Ke-bebasan untuk berserikat ini di-jamin dalam Deklarasi HAMPBB 1948 dan The Internal Cov-enant on Civil and PoliticalRights (ICCPR) 1966. Namun,sebagaimana hak asasi manusiapada umumnya, berorganisasiadalah hak yang dalam pelaksa-naannya dimungkinkan untukdibatasi oleh hukum.

Pasal 22 ayat (2) ICCPR, pada garisbesarnya menyatakan bahwa pemba-tasan yang dilakukan dapat melaluihukum dan diperlukan dalam masya-

Ormas Anarkis VS HAMOleh: MANUNGGAL K WARDAYA

Dosen Fakultas Hukum UNSOED, PhD Researcher pada Radboud Universiteit Nijmegen, The Netherlands

rakat yang demokratis, guna ke-amanan nasional atau keselamatanpublik. Terutama untuk melindungihak dan kebebasan orang lain. Lebihjauh, ketika suatu negara tengah dalamkeadaan darurat, kebebasan ini bah-kan dapat dikurangi penikmatannya.Sebagai bagian dari hak yang dapatditunda pemenuhannya (derogablerights) menurut Pasal 4 ICCPR.

Kemudian yang menjadi pertanyaanadalah apa yang dimaksud denganpembatasan dengan hukum itu? Ber-dasarkan Siracusa Principles 1984,dapat disimpulkan bahwa jika kebe-radaan suatu organisasi kemasya-rakatan dan pembubarannya hendakdiatur, pembubaran itu tidaklah cukupdengan kuasa yang dimiliki pejabatnegara. Alih-alih begitu, harus adaaturan hukum umum yang demokra-tis yang menjadi dasar alasannya.

Artinya, pembubaran itu bukansemata-mata berdasarkan citarasapenguasa politik. Namun yang men-jadi dasar adalah kepentingan na-sional, keselamatan publik, serta hakdan kebebasan orang lain yang ter-ancam oleh tindakan suatu organisasi.

Regulasi hukum tek-nis dan prosedurpembuba-ran antarnegarab i s aber-be-

da. Namun, pada dasarnya memilikiesensi yang sama, yaitu pembatasanbahkan represi terhadap suatu

hak maupun kebebasan menemu-kan pembenarannya, jika penikmatanhak dan kebebasan itu mencederai hakdan kebebasan pihak lain.

Dalam level domestik, falsafahhukum yang sama juga dijumpai didalam konstitusi. Pasal 28 dan 28 Eayat (3) UUD 1945, pada pokoknyamengakui dan menjamin hak setiaporang untuk berserikat dan berkum-pul. Sembari secara terang pula mem-berikan pembatasannya pada Pasal 28J. Pada pokoknya, dalam menjalankanhak dan kebebasan setiap orangtunduk pada pembatasan yang dite-tapkan dengan undang-undang. De-ngan maksud semata-mata untukmenjamin pengakuan serta peng-hormatan atas hak dan kebebasan or-ang lain. Keamanan dan ketertibanumum menjadi kata kunci penting,diambilnya tindakan pembatasantersebut. Lebih lanjut, Indonesiamemiliki UU No 8 Tahun 1985 yangmemberi peluang untuk pembubaranormas, kendati prosedur yang harus

dipenuhi cukup panjang.Oleh karena itu,

jika orga-

nisasi kemasyarakatan digunakanuntuk mengkonsolidasi tindakan yangmerusak ketertiban umum serta me-ngakibatkan terganggunya penik-matan hak dan kebebasan orang lain,maka pembubarannya dari sudutpandang hukum dapat dibenarkan(justified). Serta tak dapat dibilangsebagai pelanggaran HAM. Norma iniberlaku umum, oleh karenanya tidakharus dipandang diskriminatif danhanya berlaku terhadap satu ormastertentu saja.

Terlepas dari itu semua, harus puladiingat bahwa ketika memasuki ranahhukum, persoalannya bisa menjadipelik terkait formalitas yang harusdipenuhi untuk dapat menentukan

mana ormas uang sudah meresahkandan mengganggu. Namun sebagai-

mana dijelaskan di atas, pem-bubaran ormas adalah su-

atu hal yang mungkin sajadilakukan secara lawful(sah), tanpa harus dise-but sebagai suatu pe-langgaran HAM.

Lebih jauh, hal yangharus sungguh-sung-guh dipikirkan adalahapakah ada jaminanmanakala organisasi itudibubarkan, maka ke-kerasan yang dipercayamelekat padanya pula

akan turut terhenti? Ka-laupun ormas yang ber-

sangkutan dibubarkan,namun elit ormas tersebut

masih memungkinkan untukmembentuk organisasi lain,

dengan nama yang lain yang akti-vitasnya kurang lebih sama. Oleh

karena itu, pendekatan lain di luarhukum untuk mengurai dan me-ngidentifikasi akar permasalahan yangmenjadi penyebab kekerasan, sertamerumuskan strategi penyelesaiannyamerupakan hal yang mendesak untukdilakukan.(*)

KHOLIL ROKHMANRedaktur Bahasa SatelitPost

TEPATNYA 2 2 J u n i1 9 4 5 . D i m a s asebelum proklamasi itu,

muncullah usul tujuh kata yangkemudian dikenal dengan namaPiagam Jakarta. Mereka, parapengusul itu, menginginkan agarada kata “Kewajiban menjalan-kan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dimasukkan da-lam Pancasila. Sontak ada nadaminor muncul dari Indonesia bagian timur. Jika kata-katatersebut dimunculkan, mereka akan keluar dari NegaraKesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Indonesia dibangun dengan peluh keringat, cucurandarah, dan rasa kebersamaan yang tinggi di tengahperbedaan yang menggunung. Maka, beberapa orangmenginginkan agar usulan tujuh kata itu ditanggalkan. Satudi antara para pengusul agar Piagam Jakarta dibatalkanadalah Mohammad Hatta. Dia bukan pria yang bisa disebut“abangan” dalam terminologi Clifford Geertz. Tapi orangyang kemudian akan menjadi nomor dua di Indonesia ituadalah manusia yang taat dalam menjalankan syariat Is-lam.

Hanya saja, Hatta tak ingin kesetiaan menjalankan syariatIslam diformalkan dan menggerus rasa pemeluk agamayang lain. Bagi Hatta menjalankan syariat bisa dilakukandalam kehidupan sehari-hari tanpa harus dijadikan aturanoleh negara. Karena penolakan ide Piagam Jakarta, Hattabersama beberapa tokoh Islam lain terus melobi agar tujuhkata itu tak jadi digunakan. Benar saja, akhirnya ide PiagamJakarta ditolak.

Hatta tak memonopoli penolakan syariat Islam dalamkonstitusi. Organisasi masyarakat seperti Nahdlatul Ulamadan Muhammadiyah pun sudah sepakah dengan NKRI.Artinya, banyak komponen Islam yang ingin agar NKRItetap ada.

Lalu, 14 November 1946, kita dihadapkan pada sejarahyang bernama Perundingan Linggarjati, di Kuningan, JawaBarat. Rasa nasionalisme yang tinggi membuat beberapaadegan membuat kita mengerutkan dahi. Dikutip dari bukuBUNG KARNO & Kemeja Arrow karya Asvi Warman Adam,disebutkan delegasi Indonesia menolak jika kapal delegasiBelanda merapat ke pantai Cirebon. Alasannya, karenaCirebon adalah daerah teritorial Indonesia. Akhirnya, paradelegasi Negeri Bunga Tulip itu merapat dengan sekocimilik Indonesia.

Masih banyak lagi, kisah kepahlawanan dan perjuanganyang mengedepankan NKRI dan nasionalisme. Maka,aneh kiranya jika hal itu dikhianati dengan upaya-upayamemisahkan diri. Negara Islam Indonesia (NII) misalnya.Sampai di Kota Purwokerto pun bisa bergerak lancarmenghilangkan calon pemimpin bangsa untuk ikutdengannya. Mereka seperti menghilangkan rantai sejarahdan ingin hidup dengan pemberontakan. Ketika berbicaranasionalisme dan NKRI kita layak protes dengan upayapemisahan diri.

Kita juga layak jengkel ketika NKRI direndahkan olehbangsa serumpun. Karena panji NKRI dibangun denganpemikiran serta menghabiskan harta dan benda. Maka,kita layak mendukung pemerintah ketika bicara pemisahandiri dan perendahan martabat oleh bangsa lain. Namun,kadang merenung sebentar dan kembali bertanya, apakahdukungan pada pemerintah telah diimbangi dengan carapemerintah menegakkan NKRI?

Pertanyaan itu muncul karena kita dihadapkan padakemiskinan, peluang kerja minim, intoleransi yangdibiarkan, pendidikan yang mahal, penggelapan uangnegara, kemewahan pejabat negara, penghabisan uanguntuk kunjungan kerja, ketidakmerataan pembangunan,dan masih banyak lagi. Lalu, kita bertanya, sebenarnyapada sisi mana NKRI ditegakkan? ([email protected])

NKRI

Kecewa dengan TelkomselSaya kecewa dengan pelayananakses data dari provider Telkomsel.Saya sudah laporan resmi melaluiCall Center Telkomsel 155 perihallemahnya sinyal (khusus akses dataemail dan social media) di ponsel.Untuk diketahui, saya berlanggananpaket Unlimited sebesar Rp 99 ribuper bulan, untuk layanan akses datapada smartphone. Operator providertersebut menjawab, tidak ada ma-salah dengan nomor saya. Bahkansudah me-refresh data di server milikmereka. Tapi, kenapa sampai seka-rang bahkan sudah hampir satu bu-lan ini, akses data ke smartphone ma-sih bermasalah. Meskipun sim cardsudah dipakaikan ke perangkat lain.Operator pun menyarankan datanglangsung ke kantor graPARI di JalanS Parman, Purwokerto dan sudahdibuatkan surat pengaduan resmiterkait keluhan ini.Sinyal bahkan hilang sama sekalibila saya berada di wilayah GORSatria, Mangunjaya, dr Angka, BAIdan sekitarnya. Tetapi di luar wila-

yah tersebut, akses data pun kem-bali normal. Kerusakan ini terjadisetiap hari mulai pukul 16.00 hing-ga tengah malam. Pihak graPARImenjanjikan akan meneruskan pe-ngaduan ini ke bagian terkait dikantornya untuk membenahi jari-ngan di wilayah kami. Sayangnya,sampai sekarang permasalahan inimasih terjadi.Sebagai pengguna Telkomsel yangsetia, saya berharap, Telkomsel se-gera memerbaiki. Salam.Dedy Afrengki, 081 234 501 401

Cek Kandungan ObatSalam hangat SatelitPost, aku merasaprihatin dengan anak-anak remajasekarang. Tolong pada yang berwe-nang khususnya BPOM yang mena-ngani jenis obat tolong dicek adakandungan apa di dalam obat yangbernama Code 15 DextromethorpanHBr. Yang jadi masalah kenapa se-tiap anak dari SMP, SMA, hinggaperguruan tinggi doyan banget buatngefly atau mabok. Sekali makanbisa 25 hingga 40 buah dan hampir

setiap hari.MUSTOFA, 081 328 438 XXXTanggapan : Jenis itu adalah obatbatuk dengan dosis ringan. Jikadikonsumsi dalam jumlah banyak,akan menimbulkan rasa ngantuk.Namun tidak menimbulkan ketagi-han. Memang obat tersebut dijualsecara bebas di apotek, namunseharusnya dijual dalam dosis yangkecil. Oleh karena itu, seharusnyapihak apotek yang mengontrolpenjualan, sehingga pembeli tidakbisa mengkonsumsi dalam dosisbesar.dr WIDAYANTO MKes, KepalaDinas Kesehatan Kabupaten Banyumas

Penambahan Lampu JalanPak bupati sing terhormat tolongdalan Karangsalam ngetan disogilampu. Nek ming Kotayasa peteng,dalane bodol maning. Tulung bangetdidandani.NN, 085 747 310 XXXTanggapan : Setiap tahun akan adapenambahan lampu peneranganjalan. Nantinya akan kami laksana-kan secara bertahap mulai dari kota,ibukota kecamatan, dan batas kabu-paten untuk penambahan tersebut.Termasuk daerah yang Anda keluh-kan, akan kami lakukan penamba-han secara bertahap.Terima kasih.

SAPTONO PURWO PRANGGO-RO, SP MT, Kabid Migas Listrik danPemanfaatan Energi Dinas ESDMKabupaten Banyumas.

Kasus NIIMenanggapi berita tentang NII, sayamerasa bersyukur ada orang yangberani membuka sedikit tabir. Bagipihak yang berwajib, terus sema-ngat usut kasus itu, karena memus-nahkan NII adalah bagian dari jihad.Kepada redaksi, jangan berhentimemublikasikan beritanya, karenamasih banyak korban lain yangbelum berani membuka diri. Terimakasih.GOGOK SANDI,

Grasi untuk CorbyAkibat kebijakan yang salah olehPresiden RI yaitu memberi grasikepada Corby, maka ke depan bakalmakin gencar penyelundupannarkoba oleh orang asing ke Nar-koba. Karena bila tertangkap dandihukum, mereka berharap menda-patkan grasi seperti Corby. Narkobamasuk ke negara kita ini diyakinisebagai alat perang untuk melemah-kan Indonesia dengan cara matipelan-pelan. Dengan pemberiangrasi ini, maka pemerintah setengahhati dalam upaya pemberantasannarkoba.NN, 083 812 682 XXX