Mardian s Yah

65
HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI DI DESA SURUHKALANG KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana S-1 Diajukan oleh : MARDIANSYAH J500 070 045 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2011

Transcript of Mardian s Yah

Page 1: Mardian s Yah

HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DENGAN PERILAKU MEROKOK

PADA REMAJA LAKI-LAKI DI DESA SURUHKALANG

KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

PROVINSI JAWA TENGAH

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Mencapai Gelar Sarjana S-1

Diajukan oleh :

MARDIANSYAH

J500 070 045

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2011

Page 2: Mardian s Yah

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DENGAN PERILAKU MEROKOK

PADA REMAJA LAKI-LAKI DI DESA SURUHKALANG

KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

PROVINSI JAWA TENGAH

Yang diajukan oleh:

MARDIANSYAH

J 500 070 045

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Senin, tanggal 31 Januari 2011

Penguji Nama : dr. Rh. Budi Muljanto, Sp.KJ

NIP : 19510527197810 1 001 (……………………..)

Pembimbing Utama

Nama : Prof. Dr. M. Fanani, dr. Sp.KJ(K)

NIP : 19510711198003 1 001 (……………………..)

Pembimbing Pendamping Nama : dr. Endang Widhiyastuti

NIK : 1236 (……………………..)

Dekan FK UMS

Prof. Dr. Bambang Subagyo, dr. Sp. A (K)

NIK. 300.1243

ii

Page 3: Mardian s Yah

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,

sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali dalam naskah ini dan disebutkan

dalam pustaka.

Surakarta, Januari 2011

Mardiansyah

iii

Page 4: Mardian s Yah

MOTTO

بسن هللا الز حوي الزحين

سبى هي علق اقزأوربك الكزم اقزأببسن ربك الذي خلق خلق ال

سبى هب لن يعلن علن ال الذي علن ببلقلن

Bacalah demi Tuhan-mu yang menciptakan (segala sesuatu).

Dia telah menciptakan manusia dari ‘alaq.

Bacalah dan Tuhanmulah (yang bersifat) Maha pemurah.

Yang mengajar manusia dengan qalam.

Mengajar manusia apa yang tidak diketahui(nya).

(QS Al’-Alaq [96]: 1-5)

iv

Page 5: Mardian s Yah

SKRIPSI INI KU PERSEMBAHAN KEPADA:

Alhamdulillah…I Just Wanna Say Thanks…Allah SWT. Sang pemilik segalanya.

Karena Allah lebih tahu apa yang kubutuhkan bukan sekedar yang ku inginkan.

Dijejakinya bayang-bayang pagi, ditelusurinya bilamana malam

menjelang setiap detik-detik kehidupannya, dia selalu hadir di celah kebahagian,

setiap tetes peluh mu yang tak dapat ku hapus keluh lelahnya, demi anak mu

menuntut ilmu…Bunda engkaulah muara kasih dan sayang semuanya kau

lakukan buat anak mu yang kau sayang, walaupun ku jauh dari jangkaun mu

tetapi do’a mu selalu kau sertakan setiap langka ku, maafkan diri ku bunda

kadang sengaja dan tak sengaja ku pernah membuat relung hati mu terluka, akan

tetapi…ku ingin kau tahu bunda ku mencintai mu, So Thanks Ibunda Hj. Yurpina.

Ayah…Dalam rangkain malam kuingat, sebuah nyayian kecil tentang

kasih dan sayang, diwaktu terlelap dalam pangkuan Ayah, yang mendendangkan

tembang cinta yang syahdu, tapi…Dimana engkau kini Ayah???? Yang hilang

ditelan badai kehidupan, ketika itu ku rasa kau telah jauh, dan ku tersadar kau

tak dapat ku peluk untuk melepaskan kebahagianku, tapi…ku tahu Ayah

merasakan kebahagianku sekarang, do’a dan cintaku untuk engkau muara kasih

dan sayang…Ayahanda Almarhum H. Ruslan. J.

Sebuah kehangatan cinta ku rasakan, cinta itu surga tapi terkadang bisa

jadi neraka, surgaku adalah keluarga ku dan neraka ku bila ku tak bersama

mereka… kak Eli - bang Suhar, kak Ervi - bang Aan, bang Boboy - kak Lini,

bang Nande - kak Dewi, bang Tomi dan Adinda ku Desi, ponakan-ponakanku

Zikri, Zaldi, Zamel, Zezi, Viona, Juan, Cheno, Paiz dan seluruh keluarga besar

yang selalu mendukung ku.

v

Page 6: Mardian s Yah

Ku lihat bening-bening dari seluk matamu engkau goreskan luka dan

kedukaan yang tak kau wujudkan kepada kami anak didikmu, biarlah luka dan

kedukaanmu kami rawat hingga tumbuh dan berkembang sebagai rasa terima

kasih atas pengorbananmu selama ini Guru-guru ku dan Dosen-dosen yang

pernah mengajar kami di bangku perkuliahan terutama Prof. Dr. M. Fanani, dr.

Sp.KJ(K), dr. Endang Widhiyastuti, dr. Rh. Budi Muljanto, Sp.KJ yang telah

membimbing saya selama ini.

Selama ini kita melewati hari-hari yang selalu mengukir baik itu suka maupun

duka namun kebersamaan kita selalu terjaga hingga saat ini, walaupun ku jauh

darimu, ku harap kau bisa selalu menjaga hatimu untuk ku. Kau mengajarkan ku

untuk dapat berperilaku yang lebih positif, kau mengajarkan ku bagaimana arti

hidup ini sebenarnya, kau selalu membuat ku tersenyum dan membuat hidup ku

lebih berarti. Ku selalu merasakan kerinduan untuk dapat selalu dekat dengan

mu, setiap detik ku mengingat mu, setiap detik ku memikirkan bagaimana

keadaan mu. Ku tak mau kehilangan mu, karna kau yang bisa mengerti

bagaimana keadaan ku selama ini dan ku harap kebersamaan kita selalu terjaga

hingga ajal menjemput kita...I love you Eka Permata Putri.

Setelah hari-hari kita lalui bersama, waktu demi waktu kita jalani

bersama, entah itu suka yang terukir atau duka yang tergores, kadang ku rindu

akan hari dan waktu yang telah berlalu, perpisahan tak dapat kita halangi, tapi

ini bukan akhir segalanya, tetaplah maju sahabat-sahabatku……thanks because

always my best friend…to special my nest friend: Elyos, Tomo, dodi, doni dan

teman-teman seperjuangan yang sejawat.

vi

Page 7: Mardian s Yah

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang

berjudul: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DENGAN PERILAKU

MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI DI DESA SURUHKALANG

KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA

TENGAH.

Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam

menyelesaikan studi pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Rasa hormat dan terimakasih penulis ucapkan kepada:

1. Prof. Dr. Bambang Subagyo, dr. Sp.A (K), selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan

izin penelitian ini.

2. Prof. Dr. M. Fanani, dr. Sp.KJ(K), selaku pembimbing utama yang banyak

memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk.

3. dr. Endang Widhiyastuti, selaku pembimbing pendamping yang banyak

memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk pula.

4. dr. Rh. Budi Muljanto, Sp.KJ, selaku penguji yang telah meluangkan

waktunya untuk menguji hasil penelitian ini.

5. Ibunda Hj. Yurpina dan Kakanda Elli Zalita, Ervi Indriani, Bobi Asmara,

Chandrika Saputra, Tomi Oktapriadi serta Adinda Desi Purwanda Sari, yang

selalu memberikan dukungan, kasih sayang, semangat dan do‟a, serta

Almarhum Ayahanda tercinta H. Ruslan. J, sang motivator dalam mencapai

cita-cita.

6. Eka Permata Putri (mBam), yang selalu memberikan motivasi dan perhatian

dan do‟a dalam menggapai cita-cita dan harapan.

7. Teman-teman terbaikku, Ulul Albab angkatan 2006; Syah Sembung Wasiso,

Denta Aditya Episana, Asliawati, Sefta Derina, Endang Setyorini, Novindiah

Kurniawati, Lystiana Masyta Dewi, Lalena Fara Nasita, Erla Yona

vii

Page 8: Mardian s Yah

Wahyuningsih dan Nency Irma Indriana Sylvia, yang juga turut memberikan

dukungan, bantuan, semangat dan do‟a.

8. Tim Medical United dan Tim Tambusai FC yang telah memberi dukungan.

9. Seluruh teman sejawat angkatan 2006, yang telah berjuang bersama menuntut

ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

10. Mas Catur, Wahid (pak ketu), Sri Warsiti, Okta Indah Mayasari dan Farida

Kumalasari, yang telah membantu kelancaran dalam menyelesaikan skripsi

ini.

11. Teman-teman dari Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Riau Surakarta

(IKPMRS), yang telah memberikan dukungan dan motivasi.

12. Keluarga, sahabat dan teman-teman yang tidak sempat disebutkan satu

persatu, yang telah membantu penulis selama menyusun skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi penulis

sendiri maupun terhadap mereka yang berminat. Penulis menyadari bahwa dalam

penyusunan skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dimasa

mendatang untuk peningkatan karya tulis ini. Dan tak lupa penulis haturkan

mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak.

Surakarta, Januari 2011

Mardiansyah

viii

Page 9: Mardian s Yah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii

PERNYATAAN ............................................................................................ iii

MOTTO.......................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ........................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

ABSTRAK ..................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Depresi .................................................................................... 5

1. Definisi ............................................................................... 5

2. Epidemiologi ........................................................................ 5

3. Faktor yang Mempengaruhi Depresi .................................... 6

4. Bentuk Gangguan Depresi ................................................... 6

5. Derajat Depresi ................................................................... 8

B. Merokok ................................................................................. 10

1. Pengertian Perilaku Merokok .............................................. 10

2. Tipe Perilaku Merokok ........................................................ 11

3. Faktor yang Mempenaruhi Merokok .................................... 13

C. Remaja ..................................................................................... 17

Page 10: Mardian s Yah

D. Hubungan Antara Depresi dengan Merokok ........................... 18

E. Kerangka Pemikiran ................................................................ 21

F. Hipotesis ................................................................................. 22

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ...................................................................... 23

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 23

C. Populasi dan Sampel ................................................................ 23

D. Kriteria Restriksi ...................................................................... 24

E. Variabel Penelitian ................................................................... 25

F. Definisi Operasional .................................................................. 25

G. Instrumen Penelitian .................................................................. 25

H. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 26

I. Analisis Data ............................................................................ 27

J. Skema Penelitian ..................................................................... 27

K. Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ....................................................................... 29

1. Data Umum ......................................................................... 29

2. Analisa Univariat ................................................................. 29

3. Analisa Bivariat ................................................................... 32

B. Pembahasan ............................................................................. 33

1. Depresi ................................................................................. 33

2. Perilaku Merokok ................................................................. 35

3. Hubungan Antara Depresi dengan Perilaku Merokok ........... 36

C. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 37

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 38

B. Saran ......................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 39

LAMPIRAN

ix

x

Page 11: Mardian s Yah

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ........................................ 29

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Skor (BDI) ............................... 29

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Batang Rokok

Tiap Hari ......................................................................................... 30

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Selang Waktu (Frekuensi) ........ 30

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Merokok ......................... 31

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Merokok ..................... 32

Tabel 4.7 Cross Tabulation (Tabulasi Silang) ................................................. 32

xi

Page 12: Mardian s Yah

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 21

Gambar 2. Skema Penelitian .......................................................................... 27

xii

Page 13: Mardian s Yah

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat ijin penelitian

Lampiran 2. Lembar Persetujuan

Lampiran 3. LMMPI

Lampiran 4. Kuesioner Status Perokok

Lampiran 5. Kuesioner Beck Depression Inventori (BDI)

Lampiran 6. Data Hasil Penelitian

Lampiran 7. Hasil Analisis Data Korelasi rank-Spearman dengan Menggunakan

Program SPSS

xiii

Page 14: Mardian s Yah

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DENGAN PERILAKU MEROKOK

PADA REMAJA LAKI-LAKI DI DESA SURUHKALANG

KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

PROVINSI JAWA TENGAH

Mardiansyah, M. Fanani, Endang Widhiyastuti

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Gangguan depresi adalah salah satu jenis gangguan jiwa yang paling

sering terjadi. Gangguan depresi mengenai sekitar 20% wanita dan 12% laki-laki

pada suatu waktu dalam kehidupan. Depresi merupakan gangguan jiwa yang

banyak dialami orang antara umur 15-44 tahun. Semenjak 20 tahun terakhir ini

banyak penelitian tentang depresi pada masa remaja, karena gejala depresi sering

terjadi pada masa remaja akhir, yaitu berupa Anhedonia Pervasive (tidak

merasakan kesenangan atau kepuasan). Perubahan yang terjadi pada remaja

terdapat kemungkinan-kemungkinan perilaku yang bisa terjadi pada masa ini.

Diantaranya adalah perilaku yang mengundang risiko dan berdampak negatif pada

remaja. Perilaku yang mengundang risiko pada masa remaja misalnya seperti

penggunaan alkohol, tembakau (merokok) dan zat lainnya. Tujuan dari penelitian

ini adalah mengetahui ada hubungan antara depresi dengan perilaku merokok

pada remaja laki-laki di Desa Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten

Karanganyar. Desain penelitian menggunakan metode penelitian observasional

analitik dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel dengan jumlah 101

responden, teknik sampling dengan simple random sampling. Analisis dengan

menggunakan korelasi Spearman rank pada taraf signifikan 95%. Hasil penelitian

ρ sebesar 0.227, dan p < 0.05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan:

Ada korelasi positif antara antara depresi dengan perilaku merokok pada remaja

laki-laki di Desa Suruhkalang, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar.

Kata Kunci: depresi, perilaku merokok, remaja

xiv

Page 15: Mardian s Yah

ABSTRACT

THE CORRELATION DEPRESSION WITH CIGARETTE

BEHAVIORALLY AT ADOLESCENT MEN IN SURUHKALANG

VILLAGE JATEN SUB DISTRICT KARANGANYAR DISTRICT

CENTRAL JAVA PROVINCE

Mardiansyah, M. Fanani, Endang Widhiyastuti

Medical Faculty Muhammadiyah University of Surakarta

Depressive disorders is one of type trouble of most soul often happened.

Depressive disorders hit about 20% woman and 12% men at one time in life.

Depression represent trouble of soul which is a lot of experienced of people

between age 15-44 year. After 20 last year a lot of research about depression at

teen-age, because symptom of depression often became of the final teen-age, that

is in the form of Anhedonia Pervasive. Change that happened at adolescent there

are possibilities of behavior which can be became a period to this. Behavior

inviting risk and affect negativity at adolescent. Behavior inviting risk at teen-age

for example like alcohol use, cigarette. This research to know the correlation

depression with cigarette behaviorally at adolescent men in Suruhkalang Village

Jaten Sub District Karanganyar District. Desain of Research use method research

of analytic observational with cross sectional approach. Sample size with amount

101 responder, technique sampling using simple random sampling. Analyze using

Spearman rank correlation at level signifikan 95%. Research result: Spearman

rank correlation is 0.227, and p < 0.05 so that Ho refused and Ha accepted.

Conclusion: There is positive correlation depression with cigarette behaviorally at

adolescent men in Suruhkalang Village Jaten Sub District Karanganyar District.

Key Word: Depression, cigarette behaviorally, adolescent

xv

Page 16: Mardian s Yah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengertian depresi sudah ada sejak zaman Hipocrates (460-377 SM).

Waktu itu disebut melancholy, yang digambarkan sebagai pengurungan atau

kesedihan. Baru pada tahun 1905 istilah melancholy diganti dengan depresi oleh

Meyer dengan alasan etiologi yang lebih luas. Depresi adalah kata Indonesia

untuk depression, sadness, low spirit (Soetjiningsih, 2007).

Gangguan depresi adalah salah satu jenis gangguan jiwa yang paling

sering terjadi. World Health Organization (WHO) tahun 2001 menyatakan bahwa

gangguan depresi berada pada urutan keempat penyakit di dunia. Gangguan

depresi mengenai sekitar 20% wanita dan 12% laki-laki pada suatu waktu dalam

kehidupan. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penderita gangguan depresi

semakin meningkat dan akan menempati urutan kedua penyakit di dunia (Depkes,

2007).

Depresi merupakan gangguan jiwa yang banyak dialami orang antara

umur 15-44 tahun. Diperkirakan pada wanita yang mengalami depresi antara

10%-15% dan pada pria antara 5%-12% (Hawari, 2005). Semenjak 20 tahun

terakhir ini banyak penelitian tentang depresi pada masa remaja, karena gejala

depresi sering terjadi pada masa remaja akhir yaitu berupa Anhedonia Pervasive

(tidak merasakan kesenangan atau kepuasan) (Soetjiningsih, 2007). Dari

perubahan yang terjadi pada remaja terdapat kemungkinan-kemungkinan perilaku

yang bisa terjadi pada masa ini. Diantaranya adalah perilaku yang mengundang

risiko dan berdampak negatif pada remaja. Perilaku yang mengundang risiko pada

masa remaja misalnya seperti penggunaan alkohol, tembakau (merokok) dan zat

lainnya (Widianti, 2007).

Jika dilihat dari data-data mengenai keterlibatan remaja dalam berbagai

perilaku negatif, maka kita akan menemukan angka-angka yang mengejutkan dan

mengkhawatirkan. Kelompok Smoking And Health mempekirakan sekitar 6.000

remaja mencoba rokok pertamanya setiap hari dan 3.000 diantaranya menjadi

1

Page 17: Mardian s Yah

perokok rutin. Perilaku merokok pada remaja umumnya semakin lama akan

semakin meningkat sesuai dengan tahap perkembangannya yang ditandai dengan

meningkatnya frekuensi dan intensitas merokok, dan sering mengakibatkan

mereka mengalami ketergantungan nikotin (Nasution, 2007).

Pada remaja pertama kali merokok pada umumnya berkisar antara umur

11-13 tahun dan pada umumnya individu pada usia tersebut merokok sebelum

usia 18 tahun. Data WHO juga semakin mempertegas bahwa jumlah perokok di

dunia sebanyak 30% adalah usia remaja (Nasution, 2007). Pada tahun 2008

perilaku merokok telah menurun di Amerika Serikat dari sekitar 42% penduduk

pada tahun 1965 menjadi sekitar 21%. Diperkirakan bahwa sekitar 46 juta orang

saat ini merokok. Sekitar 23% laki-laki dan 18% perempuan adalah perokok di

tahun 2008 (American Cancer Society, 2009). Di Indonesia diperkirakan 50-59%

laki-laki adalah perokok dan pada perempuan mencapai 10%. Di kalangan remaja

kebiasaan merokok sudah demikian mengkhawatirkan, 3-60% remaja (30%

remaja laki-laki dan mencapai 10% remaja perempuan) mengkonsumsi rokok

(Ekawati dkk, 2009).

Secara umum merokok dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi,

menekan rasa lapar, menekan kecemasan, dan depresi. Dalam beberapa penelitian

nikotin terbukti efektif untuk pengobatan depresi. Pada dasarnya nikotin

memberikan peluang yang menjanjikan untuk digunakan sebagai obat psikoaktif.

Namun nikotin memiliki terapeutic index yang sangat sempit, sehingga rentang

antara dosis yang tepat untuk terapi dan dosis yang bersifat toksis sangatlah

sempit (Djenkgot, 2010).

Allah SWT berfirman dalam Alqur‟an Surat Al-Kahfi Ayat 103-104, yang

berbunyi:

قل هل بئكن ببلخسزيي أعوبلا

يب وهن يحسبىى أهن يحس عاب الذيي ضل سعيهن في الحيبة الد ىى ص

Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang

yang paling merugi perbuatannya?"(103)

2

Page 18: Mardian s Yah

"Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini,

sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya"(104)

(Q.S. Al Kahfi).

Semenjak 20 tahun terakhir ini banyak penelitian tantang depresi pada

masa remaja berupa ketidaksenangan atau kepuasan, karena depresi merupakan

masalah kesehatan jiwa yang utama saat ini. Dari perubahan yang terjadi terdapat

kemungkinan perilaku yang mengundang resiko dan berdampak negatif salah

satunya adalah perilaku merokok. Dari survey penelitian di Desa Suruhkalang

Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar terdapat sebagian remaja laki-laki

memiliki perilaku merokok.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui hubungan

antara depresi dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa

Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini

perumusan masalah yang dikemukakan sebagai berikut: Apakah ada hubungan

antara depresi dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa

Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar?

C. Tujuan Penelitian

1. Umum

Untuk mengetahui hubungan antara depresi dengan perilaku merokok pada

remaja laki-laki di Desa Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten

Karanganyar.

2. Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat depresi pada remaja di Desa Suruhkalang

Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.

b. Untuk mengetahui prevalensi perilaku merokok pada remaja di Desa

Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.

3

Page 19: Mardian s Yah

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang hubungan

antara depresi dengan perilaku merokok pada remaja.

b. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

Sebagai masukan bagi remaja untuk menentukan perlu atau tidaknya

intervensi psikiatri dalam mengatasi perilaku merokok pada remaja.

4

Page 20: Mardian s Yah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Depresi

1. Definisi

Depresi adalah suatu penyakit jiwa dengan gejala utama sedih, yang

disertai gejala-gejala psikologik lainnya, gangguan somatik maupun gangguan

psikomotor dalam kurun waktu tertentu dan digolongkan ke dalam gangguan

afektif (Soetjiningsih, 2007).

Depresi merupakan suatu gangguan perasaan dengan komponen

psikologik, misalnya rasa sedih, susah, rasa tak berguna, gagal, kehilangan,

tak ada harapan, putus asa, penyesalan yang patologis dan komponen somatik,

misalnya: anorexia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan

nadi menurun sedikit (Maramis, 2005).

Perasaan depresi mempunyai ciri negatif, misalnya selalu murung,

muram, susah, melihat dunia luar dengan kegelapan, kejadian-kejadian di luar

yang menggembirakan tidak membawa perubahan apa-apa pada perasaannya.

Perasaan depresi kerap kali bersumber pada perasaan takut dan tidak tahu

jalan keluarnya (Ahmadi dan Umar, 1992).

2. Epidemiologi

Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama dewasa ini.

Banyak anggota masyarakat di negara kita yang mengalami depresi hingga

kini semakin banyak jumlahnya. World Health Organization (WHO) tahun

1974 menyatakan 17% pasien-pasien yang berobat ke dokter adalah pasien

dengan gejala depresi, diperkirakan prevalensi depresi pada populasi

masyarakat dunia adalah 3% (Hawari, 2008).

Kejadian gangguan depresi pada remaja bervariasi tergantung dari

kelompok umur. Kejadian depresi makin meningkat dengan bertambahnya

umur anak. Di Amerika didapatkan gejala depresi pada remaja umur 11-13

tahun (remaja awal) lebih ringan secara bermakna dibandingkan dengan gejala

5

Page 21: Mardian s Yah

depresi pada umur 14-16 tahun (remaja menengah) dan umur 17-18 tahun

(remaja akhir). Prevalensi gangguan depresi pada remaja dengan depresi berat

0,4-6,4%, gangguan distimik 1,6-8% dan gangguan bipolar 1%. Sekitar 40-

70% komorbiditas dengan gangguan jiwa lain (penyimpangan perilaku,

penyalah gunaan obat, penyimpangan seksual, gangguan pemutusan perhatian

dan hiperaktif, anxietas, anoreksi nervosa, masalah sekolah) (Soetjiningsih,

2007).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Depresi

Penyebab depresi yang sesungguhnya tidak diketahui, namun telah

ditemukan sejumlah faktor lain yang mungkin mempengaruhinya (Wilkinson,

1995). Ada beberapa faktor yang berperan terhadap terjadinya depresi antara

lain fakor genetik, lingkungan dan neurobiologi (Wibisono, 2006).

Depresi dapat dipicu oleh kemalangan atau musibah atau kejadian

stres, namun kerentanan depresi ini berbeda-beda. Umumnya ada diatese

familial (diatesis keluarga) terhadap sebagian besar penyakit depresi, namun

terutama bagi gangguan afektif unipolar (Lumbantobing, 2004).

Rebecca (2010) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat

menyebabkan atau memperburuk depresi yang secara umum dibagi menjadi

dua kelompok, antara lain:

a. Faktor biologis

1) Diturunkan dari orang tua.

2) Berkurangnya kadar Neurotransmiter dalam otak.

b. Faktor lingkungan

1) Pengalaman hidup trauma.

2) Terbiasa berpikir negatif lewat hubungan dengan orang tua, guru

dan teman.

3) Penyalahgunaan obat atau alkohol.

4) Perubahan hormon.

6

Page 22: Mardian s Yah

4. Bentuk Gangguan Depresi

Depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan

yang ditandai dengan kemurungan, kesedihan, kelesuan, kehilangan gairah

hidup, tidak ada semangat dan merasa tidak berdaya, perasaan bersalah atau

berdosa, tidak berguna dan putus asa (Yosep, 2010).

Gejala depresi berbeda-beda tergantung pada yang bersangkutan.

Kebanyakan dokter mencurigai depresi bila pasien melaporkan bahwa dia

merasa sedih atau kehilangan gairah untuk kegiatan sehari-hari (Murni, 2009).

Menurut Soetjiningsih depresi yang nyata mempunyai trias gejala

yaitu:

a. Tertekannya perasaan

Tertekannya perasaan dapat dirasakan oleh penderita,

dilaporkan secara verbal, dapat pula diekspresikan dalam roman

muka yang sedih tidak mengindahkan dirinya, mudah menangis

dan sebagainya.

b. Kesulitan berpikir

Kesulitan berpikir nampak dalam reaksi verbalnya yang

lambat, sedikit sekali bicara dan penderita menyatakan dengan

tegas bahwa proses berpikirnya menjadi sangat lambat.

c. Kelambatan psikomotor

Kelambatan psikomotor merupakan gejala yang dapat

dinilai secara obyektif oleh pengamat dan juga dirasakan oleh

penderita (Soetjiningsih, 2007).

Menurut Diagnostik Statistical Manual (DSM-IV-TR) (Susilowati,

2008), ada beberapa gejala depresi pada remaja, yaitu:

a. Kehilangan minat dan kegembiraan pada hampir semua aktivitas

dan hal ini hampir terjadi setiap hari.

b. Berat badan mengalami penurunan drastis, padahal tidak sedang

melalukan diet. Atau justru mengalami peningkatan berat badan

lebih dari 5% dalam satu bulan. Atau mengalami penurunan atau

justru peningkatan nafsu makan hampir setiap hari.

7

Page 23: Mardian s Yah

c. Mengalami insomnia (kesulitan tidur) atau hipersomnia (suka tidur

atau lebih banyak tidur) hampir setiap hari.

d. Mengalami penurunan minat dalam melakukan aktivitas yang

terjadi hampir setiap hari dan kehilangan energi hampir setiap hari.

e. Merasa dirinya tidak berharga atau merasa bersalah yang

berlebihan.

f. Kehilangan kemampuan untuk berpikir dan berkonsentrasi.

g. Munculnya perasaan sedih hampir setiap hari.

h. Munculnya pikiran-pikiran tentang kematian, ide bunuh diri yang

berulang tanpa rencana, atau adanya usaha percobaan bunuh diri,

atau adanya rencana spesifik untuk bunuh diri.

Berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di

Indonesia edisi III (PPDGJ III), gejala depresi terdiri dari:

a. Gejala utama:

1) Suasana perasaan yang depresi/sedih atau murung

2) Kehilangan minat dan kegembiraan

3) Berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya

keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktivitas.

b. Gejala tambahan:

1) Konsentrasi dan perhatian berkurang

2) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

3) Gagasan tentang perasaan bersalah dan tak berguna

4) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistik

5) Gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh

diri

6) Gangguan tidur

7) Nafsu makan berkurang.

5. Derajat Depresi

Dilaporkan kejadian gangguan depresi pada remaja bervariasi

tergantung dari kelompok umur dalam suatu penelitian. Makin meningkat

8

Page 24: Mardian s Yah

angka kejadian depresi dengan bertambahnya umur anak. Contoh, insiden

depresi rendah pada umur 10 sampai 14 tahun dan tinggi pada umur 18 sampai

umur 24 tahun (Soetjiningsih, 2007).

Berdasarkan PPDGJ III dapat dikategorikan derajat depresi dengan

pedoman diagnostik sebagai berikut:

a. Depresi ringan

1) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi.

2) Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lain.

3) Tidak boleh ada gejala berat diantaranya.

4) Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya

sekitar 2 minggu.

5) Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial

yang biasa dilakukan.

b. Depresi sedang

1) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi

seperti pada episode depresi ringan.

2) Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala

lain.

3) Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2

minggu.

4) Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial,

pekerjaan dan urusan rumah tangga.

c. Depresi berat tanpa gejala psikotik

1) semua 3 gejala utama depresi harus ada.

2) Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan

beberapa diantaranya harus berorientasi berat.

3) Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi

psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau

atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejala secara rinci.

4) Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap

episode depresi berat dapat dibenarkan.

9

Page 25: Mardian s Yah

5) Episode depresi berat biasanya harus berlangsung sekurang-

kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan

beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk

menegakkan diagnosis dalam waktu kurang dari 2 minggu.

6) Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan

kegiatan sosial, pekerjaan ataupun urusan rumah tangga,

kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

d. Depresi berat dengan gejala psikotik.

1) episode depresi berat tanpa gejala psikotik yang memenuhi

kriteria.

2) Disertai waham, halusinasi atau stupor depresi. Waham

biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau

malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa tanggung

jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfatorik biasanya

berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran

atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat

menuju pada stupor.

3) Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan

sebagai serasi atau tidak serasi dengan efek (mood-congruent)

(Maslim, 2001).

Depresi berat dapat menyulitkan untuk melakukan komunikasi karena

mereka cenderung menarik diri, tidak mampu berkonsentrasi, kurang

perhatian dan sulit untuk mengingat sesuatu (Saifuddin, 2002).

B. Merokok

1. Pengertian Perilaku Merokok

Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar kedalam

tubuh dan menghembuskan kembali keluar (Nasution, 2007). Pecandu rokok

adalah merokok 40 batang sehari dan telah menunjukan kebiasaan rutin, dan

dikatakan perokok tetap jika dalam sehari merokok 1 sampai 40 batang

rokok (Target, 1995). Sedangkan menurut Soetjiningsih, 2007 merokok

10

Page 26: Mardian s Yah

merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi si

perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi si

perokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya.

Seseorang yang mempunyai perilaku merokok sedikitnya satu batang

setiap hari selama sekurang-kurangnya satu tahun (Prasetya, 1999).

Sedangkan Menurut Mu‟tadin (Ellizabet, 2010), jika ditinjau dari banyaknya

jumlah rokok yang diisap setiap hari antara lain:

a. Perokok sangat berat adalah perokok yang menghabiskan lebih dari

31 batang rokok tiap hari dengan selang waktu merokok lima menit

setelah bangun tidur pada pagi hari.

b. Perokok berat adalah perokok yang menghabiskan 21 sampai 30

batang rokok setiap hari dengan selang waktu merokok berkisar 6-

30 menit setelah bangun tidur pada pagi hari.

c. Perokok sedang adalah perokok yang menghabiskan 11 sampai 20

batang rokok setiap hari dengan selang waktu merokok 31-60

menit setelah bangun tidur pada pagi hari.

d. Perokok ringan adalah perokok yang menghabiskan sekitar 10

batang rokok setiap hari dengan selang waktu merokok lebih dari

60 menit setelah bangun tidur pada pagi hari.

2. Tipe Perilaku Merokok

Menurut Silvan (Ellizabet, 2010), ada 4 tipe perilaku merokok

berdasarkan Management of affect theory, keempat tipe tersebut adalah:

a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan

merokok seseorang mengalami peningkatan rasa yang positif.

Terdapat 3 sub tipe ini yaitu:

1) Pleasure relaxation. Perilaku merokok hanya untuk menambah

atau meningkatkan kenikmatan yang sudah diperoleh, misalnya

merokok setelah minum kopi atau makan.

2) Stimulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan

sekedar untuk menyenangkan perasaan.

11

Page 27: Mardian s Yah

3) Pleasure of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh

dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa.

Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa

dengan tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya

dibutuhkan waktu beberapa menit saja atau perokok lebih

senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-

jarinya sebelum ia menyalakan dengan api.

b. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak

orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan

negatif, misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap

sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan

tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih

tidak enak.

c. Perilaku merokok yang adiktif. Mereka yang sudah adiksi akan

menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek

dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan

pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun,

karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia

menginginkannya.

d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka

menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk

mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah

menjadi kebiasaan rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini

merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis,

seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan

api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis.

Tempat merokok juga mencerminkan pola perilaku perokok.

Berdasarkan tempat-tempat dimana seseorang menghisap rokok, maka dapat

digolongkan atas (Ellizabet, 2010):

12

Page 28: Mardian s Yah

a. Merokok di tempat-tempat umum/ruang publik:

1) Kelompok homogen (sama-sama perokok), secara bergerombol

mereka menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih

menghargai orang lain, karena itu mereka menempatkan diri di

smoking area.

2) Kelompok yang heterogen (Merokok ditengah orang-orang lain

yang tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dll).

Mereka yang berani merokok ditempat tersebut, tergolong

sebagai orang yang tidak berperasaan, kurang etis dan tidak

mempunyai tata krama. Bertindak kurang terpuji dan kurang

sopan, dan secara tersamar mereka tega menyebar "racun"

kepada orang lain yang tidak bersalah.

b. Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi:

1) Di kantor atau di kamar tidur pribadi. Mereka yang memilih

tempat-tempat seperti ini sebagai tempat merokok digolongkan

kepada individu yang kurang menjaga kebersihan diri, penuh

dengan rasa gelisah yang mencekam.

2) Di toilet. Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang

yang suka berfantasi.

3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok

Seperti pengguna zat (substances) lainnya, terdapat beberapa faktor

risiko bagi remaja sehingga mereka menjadi perokok. Faktor-faktor tersebut

antara lain faktor psikologik, faktor biologik, dan faktor lingkungan serta

regulasi atau peraturan penjualan rokok (Soetjiningsih, 2007):

a. Faktor Psikologik

Merokok dapat menjadi sebuah cara bagi remaja agar mereka

tampak bebas dan dewasa saat mereka menyesuaikan diri dengan

teman-teman sebayanya yang merokok. Istirahat atau santai dan

kesenangan, tekanan-tekanan teman sebaya, penampilan diri, sifat

ingin tahu, stres, kebosanan, ingin kelihatan gagah, dan sifat suka

13

Page 29: Mardian s Yah

menentang, merupakan hal-hal yang dapat mengkontribusi

mulainya merokok. Sedangkan faktor risiko lainnya adalah rasa

rendah diri, hubungan satu sama lain yang kurang baik, kurang

mampu mengatasi stres, putus sekolah, sosial ekonomi yang

rendah, tingkat pendidikan orang tua yang rendah, serta tahun-

tahun transisi antara sekolah dasar dan sekolah menengah (usia 11-

16 tahun).

b. Faktor Biologik

Faktor lain yang mungkin mengkontribusi perkembangan

kecanduan nikotin adalah merasakan adanya efek bermanfaat dari

nikotin. Sebagai contoh, beberapa orang dewasa perokok

melaporkan bahwa merokok dapat memperbaiki konsentrasi. Telah

dibuktikan bahwa deprivasi nikotin mengganggu perhatian dan

kemampuan kognitif, tetapi hal ini akan berkurang bila mereka

diberi nikotin atau rokok. Studi-studi yang dilakukan dengan

dewasa perokok dan bukan perokok memperlihatkan bahwa

nikotin dapat meningkatkan finger-tapping rate, respon motorik

dalam tes fokus perhatian, perhatian terus-menerus dan pengenalan

memori. Pada remaja efek nikotin dalam meningkatkan

penampilan tidak diketahui, dengan demikian tidak jelas apakah

nikotin memegang peranan penting dalam memulai atau

mempertahankan merokok pada remaja.

c. Faktor Lingkungan

Faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan

tembakau antara lain orang tua, saudara kandung maupun teman

sebaya yang merokok, terpapar reklame tembakau, artis pada

reklame tembakau di media. Orang tua memegang peranan

terpenting. Dari remaja yang merokok, didapatkan 75% salah satu

atau kedua orang tuanya merokok.

14

Page 30: Mardian s Yah

d. Faktor Regulasi

Peningkatan harga jual atau diberlakukan cukai yang tinggi, akan

menurunkan pembelian dan konsumsi. Pembatasan fasilitas untuk

merokok, dengan menetapkan ruang atau daerah bebas rokok,

diharapkan mengurangi konsumsi. Tetapi kenyataannya terdapat

peningkatan kejadian memulai merokok pada remaja, walaupun

telah dilakukan usaha-usaha untuk mencegahnya.

Pada dasarnya dalam Agama Islam mengenal 5 hukum yang berlaku,

yaitu: wajib, sunah, mubah, makruh dan haram. Wajib artinya suatu perkara

yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan mendapat

dosa. Sunah artinya suatu perkara yang apabila dikerjakan mendapat pahala

dan apabila ditinggalkan tidak berdosa. Mubah artinya suatu perkara yang

apabila dikerjakan tidak mendapat pahala dan tidak berdosa. Makruh artinya

suatu perkara yang apabila dikerjakan tidak berdosa dan apabila ditinggalkan

mendapat pahala, seperti makan petai, bawang mentah dan sebagainya. Haram

artinya suatu perkara yang apabila ditinggalkan mendapat pahala dan jika

dikerjakan mendapat dosa (Rifa‟i, 2008).

Di dalam Q.S Al-Baqarah Ayat 195, di jelaskan yang artinya berbunyi:

“Dan janganlah kamu menjerumuskan dirimu dalam kebinasaan.”

Merokok adalah menyengajakan menghisap asap rokok, padahal asap

rokok tersebut mengandung nikotin dan tar yang bersifat membahayakan

kesehatan. Jika dikaitkan dengan ayat ini, maka orang yang menghisap rokok

termasuk menjerumuskan dirinya dalam kebinasaan (Istiqomah, 2003).

Sedangkan di dalam Q.S An-Nisa Ayat 29, di jelaskan yang artinya

berbunyi: “Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya

Allah Maha Penyayang kepadamu.”

Hasil penelitian medis, merokok sangat merugikan kesehatan, bahkan

bisa menyebabkan kematian. Menghisap rokok secara teratur atau rutin, sama

artinya dengan menumpuk-numpuk nikotin dan tar yang dapat merusak

kesehatan. Jika dikaitkan dengan ayat ini, maka merokok termasuk bunuh diri

secara berlahan-lahan (Istiqomah, 2003).

15

Page 31: Mardian s Yah

Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku merokok antara lain

(Mu‟tadin, 2002):

a. Pengaruh Orang Tua

Menurut Baer dan Corado, remaja perokok adalah yang berasal

dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak

begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman

fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding

anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang

bahagia. Remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang

menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan

tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat dengan

rokok/tembakau/obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang

permisif dengan penekanan dan yang paling kuat pengaruhnya

adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu sebagai

perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk

mencontohnya.

b. Pengaruh teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja

merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya

adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut

ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi

terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja

tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya

mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat

87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang

perokok begitu pula dengan remaja non perokok.

c. Faktor Kepribadian.

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin

melepaskan diri dari rasa gangguan fisik atau jiwa, membebaskan

diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat

16

Page 32: Mardian s Yah

prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah

konformitas sosial.

d. Pengaruh Iklan.

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan

gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau

glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti

perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.

C. Remaja

Masa remaja atau masa Adolesensi adalah suatu fase perkembangan yang

dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi

dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan

fisik, mental, emosional dan berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan

(Narendra, 2002).

Di dalam data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi

yang besar dari penduduk dunia. Menurut WHO sekitar seperlima dari penduduk

dunia adalah remaja yang berumur 10-19 tahun. Di Amerika Serikat (1990)

menunjukkan jumlah remaja berumur 10-19 tahun sekitar 15% populasi. Di Asia

Pasifik dimana penduduknya merupakan 60% dari penduduk dunia seperlimanya

merupakan remaja umur 10-19 tahun. Sedangkan di Indonesia menurut Biro Pusat

Statistik (BPS) 1999 kelompok umur 10-19 tahun adalah sekitar 22%, yang terdiri

dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan (Soetjiningsih, 2007).

Masa remaja dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Masa remaja awal (Early Adolescence) dengan batas umur 10-14

tahun.

2. Masa remaja pertengahan (Middle Adolescence) dengan batasan umur

15-16 tahun.

3. Masa remaja lanjut (Late Adolescence) dengan batasan umur 17-20

tahun (Narendra, 2002).

Sesuai perkembangannya, seorang remaja normal mempunyai

kecendrungan untuk depresi, maka penelitian-penelitian semenjak 20 tahun

17

Page 33: Mardian s Yah

terakhir ini banyak meneliti tentang depresi pada masa remaja, karena gejala

depresi yang sering terjadi pada masa remaja akhir yaitu berupa anhedonia

pervasive (tidak merasakan kesenangan atau kepuasan) (Soetjiningsih, 2007). Dari

perubahan yang terjadi pada remaja terdapat kemungkinan-kemungkinan perilaku

yang bisa terjadi pada masa ini. Diantaranya adalah perilaku yang mengundang

risiko dan berdampak negatif pada remaja. Perilaku yang mengundang risiko pada

masa remaja misalnya seperti penggunaan alkohol, tembakau (merokok) dan zat

lainnya (Widianti, 2007).

Perilaku merokok banyak dilakukan pada usia remaja. Masa remaja adalah

masa peralihan dari usia kanak-kanak ke usia dewasa. Menurur Erikson (Amelia,

2009) mengatakan bahwa remaja mengalami krisis aspek psikososial pada masa

perkembangannya yaitu masa ketika mereka mencari jati dirinya. Jika diuraikan

menurut umur, prevalensi perokok laki-laki paling tinggi pada umur 15-19 tahun.

Jadi remaja merupakan anak tanggung karena remaja sudah tidak lagi

anak-anak tetapi juga belum bisa disebut sebagai orang dewasa. Pada usia ini

remaja mengalami peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Remaja juga

disebut sebagai generasi muda penerus bangsa. Potensi remaja sangat penting bagi

kelangsungan hidup suatu bangsa. Remaja adalah calon pemimpin, penerus dan

pengelola bangsa. Jika remaja sudah tidak peduli dengan masa depannya maka

negara bisa hancur.

D. Hubungan antara Depresi dengan Perilaku Merokok

Kelompok Smoking And Health mempekirakan sekitar 6.000 remaja

mencoba rokok pertamanya setiap hari dan 3.000 diantaranya menjadi perokok

rutin. Perilaku merokok pada remaja umumnya semakin lama akan semakin

meningkat sesuai dengan tahap perkembangannya yang ditandai dengan

meningkatnya frekuensi dan intensitas merokok, dan sering mengakibatkan

mereka mengalami ketergantungan nikotin (Nasution, 2007).

Tingginya angka konsumsi rokok dan kecenderungan yang akan terus

meningkat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kesulitan perokok untuk

lepas dari kebiasaan merokok, sebagian orang mengatakan bahwa merokok

18

Page 34: Mardian s Yah

dianggap sebagai suatu kebiasaan, namun kenyataannya merokok bukan sekedar

kebiasaan, sebab rokok mengandung unsur-unsur seperti nikotin yang dapat

membuat orang kecanduan dan ingin merokok lebih banyak lagi.

Nikotin itu di terima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian

membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok

akan merasakan rasa nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya perokok

akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan

rasa lapar. Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem

adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin.

Meningkatnya serotonin menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus

keinginan mencari rokok lagi. inilah yang menyebabkan perokok sangat sulit

meninggalkan rokok, karena sudah ketergantungan pada nikotin. Ketika ia

berhenti merokok rasa nikmat yang diperolehnya akan berkurang (Mu‟tadin,

2002).

Pada orang dewasa maupun remaja, merokok secara statistik berhubungan

dengan depresi. Anak-anak umur belasan dengan gangguan ini secara bermakna

lebih mungkin memulai merokok daripada teman sebayanya tanpa gangguan ini.

(Soetjiningsih, 2007).

Merokok berkaitan erat dengan disabilitas dan penurunan kualitas hidup.

Dalam sebuah penelitian di Jerman sejak tahun 1997-1999 yang melibatkan 4.181

responden, disimpulkan bahwa responden yang memiliki ketergantungan nikotin

memiliki kualitas hidup yang lebih buruk, dan hampir 50% dari responden

perokok memiliki setidaknya satu jenis gangguan kejiwaan. Selain itu diketahui

pula bahwa pasien gangguan jiwa cenderung lebih sering menjadi perokok, yaitu

pada 50% penderita gangguan jiwa, 70% pasien maniakal (gila) yang berobat

rawat jalan dan 90% dari pasien-pasien skizofrenia yang berobat jalan. Banyak

penelitian yang membuktikan bahwa merokok dan depresi merupakan suatu

hubungan, yaitu depresi menyebabkan seseorang merokok (Djenkgot, 2010).

Studi epidemiologi pada dewasa mendapatkan asosiasi antara merokok

dengan gangguan psikiatrik seperti depresi dan penyalahgunaan zat-zat tertentu.

Pada remaja didapatkan asosiasi antara merokok dengan depresi. Gejala depresi

19

Page 35: Mardian s Yah

lebih sering pada remaja perokok daripada bukan perokok. Merokok berhubungan

dengan meningkatnya kejadian depresi mayor dan penyalahgunaan zat-zat

tertentu. Remaja yang memperlihatkan gejala depresi mempunyai risiko yang

lebih tinggi untuk memulai merokok daripada remaja yang asimtomatik.

(Soetjiningsih, 2007).

20

Page 36: Mardian s Yah

E. Kerangka Pemikiran

21

Remaja

Ciri-ciri masa remaja:

1. Masa remaja sebagai periode perubahan/peralihan.

2. Masa remaja sebagai masa mencari jati diri.

3. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.

Faktor yang mempengaruhi depresi:

1. Genetik

2. Lingkungan

3. Neurologi

4. Ekonomi

5. Tujuan yang tidak tercapai

Faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku

merokok:

1. Psikologis

2. Biologis

3. Lingkungan

4. Regulasi

5. Pengaruh orang tua

6. Pengaruh teman

7. Kepribadian

8. Iklan

Depresi

Merokok

Tidak merokok

Sikap teguh terhadap akibat

dari rokok

Page 37: Mardian s Yah

F. Hipotesis

Ada hubungan antara depresi dengan perilaku merokok pada remaja laki-

laki di Desa Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.

22

Page 38: Mardian s Yah

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan

metode penelitian observasional analitik yaitu suatu metode penelitian yang

dilakukan dengan tujuan utama untuk mencari hubungan antara dua variabel.

Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data,

klasifikasi, pengolahan atau analisis data, membuat kesimpulan dan laporan

(Notoatmodjo, 2005: 138).

Metode pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode cross sectional yaitu suatu penelitian di mana variabel-variabel yang

termasuk faktor risiko dan variabel-variabel efek diobservasi sekaligus pada

waktu yang sama (Notoatmodjo, 2005: 148).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Penelitian dilakukan di Desa Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten

Karanganyar.

2. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 6 Januari 2011.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,

2007). Populasi dalam penelitian ini adalah remaja laki-laki yang tinggal di

Desa Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar pada Desember

2010 sebanyak 259 jiwa.

23

Page 39: Mardian s Yah

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila

seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada didalam wilayah penelitian,

maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2006).

Jumlah sampel dihitung berdasarkan jumlah populasi, untuk populasi

kecil (≤ 100) dianjurkan untuk diambil semua, sedangkan untuk populasi <

1000 sampel dengan rumus sebagai berikut (Nursalam, 2003):

15765.1

259

(0.05) 5921

259

N(e)1

Nn

22

Keterangan:

n : ukuran sampel

N : jumlah populasi

e : tingkat ketepatan (presisi) 5% (0.05)

Jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 157

responden.

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple

random sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan melakukan

pengacakan secara sederhana.

D. Kriteria Restriksi

1. Kriteria Inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili sampel

penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Kriteria Inklusi

dari penelitian ini adalah:

a. Jenis kelamin laki-laki.

b. Remaja usia 15-20 tahun (Narendra, 2002).

c. Perokok.

2. Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat

mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Tidak bersedia menjadi responden.

24

Page 40: Mardian s Yah

b. Tidak bisa membaca dan menulis.

c. Hasil skor L-MMPI>10.

E. Variabel Penelitian

Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati.

Variabel independen disebut juga variabel bebas, yaitu variabel yang menjadi

sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat). Variabel dependen

(variabel terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas. Variabel independen dalam penelitian ini adalah

depresi, dan variabel dependen adalah perilaku merokok.

F. Definisi Operasional

1. Depresi

Tingkat depresi diukur dengan kuesioner Beck Depression Inventori

(BDI). Skala pengukurannya berupa skala nominal.

2. Perokok

Seseorang yang mempunyai perilaku merokok sedikitnya satu batang

tiap hari selama sekurang-kurangnya satu tahun (Prasetya, 1999).

Berdasarkan banyaknya jumlah rokok yang diisap setiap hari maka diukur

dengan kuesioner status prokok. Skala pengukurannya berupa skala ordinal.

G. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner yang berisi pertanyaan

yang harus diisi oleh responden.

1. Kuesioner Status perokok

Kuesioner ini berisi pertanyaan data responden tentang

merokok yaitu apakah responden merokok, berapa jumlah batang

rokok yang dihabiskan dalam sehari, sudah berapa lama merokok dan

selang waktu merokok setelah bangun tidur pagi hari. Kuesioner ini

bertujuan untuk mengetahui status responden apakah perokok ringan,

sedang, berat, sangat berat, atau non perokok (Surveymonkey, 2010).

25

Page 41: Mardian s Yah

2. Lie Minnesota Multhiphasic Personality Inventory (LMMPI)

Skala L-MMPI merupakan skala untuk menilai kejujuran dalam

menjawab instrument yang diberikan. Berisi 15 butir pernyataan. Bila

jawaban “tidak” lebih dari atau sama dengan 10 pernyataan maka

responden dinyatakan invalid dan dikeluarkan dari sampel penelitian

(Iskandar, 1984).

3. Beck Depression Inventori (BDI)

Pada pengukuran tingkat depresi remaja, peneliti menggunakan

kuesioner untuk menganalisa data-data tentang tingkat depresi remaja

yaitu dengan Beck Depression Inventori (BDI). BDI sebagai alat ukur

tingkat depresi.

Pengisian BDI membutuhkan waktu 10 sampai 15 menit, diisi

sendiri oleh responden (Tomb, 2003). Jika responden memilih lebih

dari satu pertanyaan dalam kelompok apapun, nilai yang lebih tinggi

yang dicatat; jika perasaannya terletak diantara dua alternatif, salah

satu yang terdekat yang dinilai. Nilai yang kurang dari 10

mengindikasikan tidak adanya atau minimalnya depresi, 10-18

mengindikasikan depresi ringan sampai sedang, 19-29

mengindikasikan depresi sedang sampai berat, dan nilai diatas 30

menunjukkan depresi yang berat (Beck, 1996).

H. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data dengan

menggunakan kuesioner. Alat atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

berupa kuesioner yang disebarkan langsung pada responden tanpa diwakilkan.

Pengambilan data dilakukan dengan cara menemui langsung responden

sambil mengedarkan kuesioner status perokok, L-MMPI, BDI. Data yang

diperoleh nantinya diseleksi berdasarkan L-MMPI, yaitu bila responden

menjawab tidak dalam skala L-MMPI lebih dari 10 dianggap gugur, sehingga

tidak diikutkan dalam analisa data lebih lanjut. Kemudian dengan bantuan

kuesioner BDI untuk menentukan tingkat depresi.

26

Page 42: Mardian s Yah

I. Analisis Data

Analisis data adalah kegiatan pengolahan data setelah data terkumpul yang

selanjutnya disajikan dalam bentuk laporan. Analisis data dilakukan untuk tujuan

menjawab hipotesis penelitian. Maka digunakan uji statistik yang sesuai dengan

variabel penelitian.

Setelah dilakukan pencuplikan dengan metode simple random sampling,

dengan cara penyebaran kuesioner maka akan diperoleh data yang akan

dilanjutkan dengan uji Korelasi rank-Spearman. Seluruh data yang diperoleh

diolah dengan menggunakan program SPSS 15.

J. Skema Penelitian

Skema 2. Skema Penelitian.

BDI

Analisis Data

(rank-Spearman)

Populasi

L-MMPI

Kuesioner status perokok

Skor >10 Skor ≤ 10

Non Perokok Perokok

27

Page 43: Mardian s Yah

K. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan Jul„10 Ags„10 Sept‟10 Okt‟10 Nov‟10 Des‟10 Jan‟11

Penyusunan Proposal

Ujian Proposal

Perbaikan Proposal

Pengumpulan Data

Analisis Data

Penyusunan Skripsi

Ujian Skripsi

Perbaikan Skripsi

28

Page 44: Mardian s Yah

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap 157 responden yang telah sesuai dengan

kriteria inklusi yang telah ditetapkan sampel penelitian sebanyak 101, karena dari

157 responden 20 responden tidak jujur dalam menjawab pertanyaan berdasarkan

skor test Lie Minnesota Multhiphasic Personality Inventory (LMMPI) dan 36

responden menyatakan tidak merokok. Adapun hasil penelitian sebagai berikut:

1. Data Umum

a. Umur

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur

No. Umur Frekuensi Persen (%)

1. 15 tahun 0 0

2. 16 tahun 4 4.0

3. 17 tahun 11 10.9

4. 18 tahun 18 17.8

5. 19 tahun 43 42.6

6. 20 tahun 25 24.8

Total 101 100

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan responden kebanyakan

dengan umur 19 tahun, yaitu sebanyak 43 (42.6%).

2. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mengetahui distribusi

frekuensi dari tiap variabel yang diteliti, yaitu meliputi derajat depresi

dan perilaku merokok.

a. Depresi

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Skor Beck

Depression Inventori (BDI)

No Skor Kategori Persen (%)

1. Tidak depresi (minimal depresi) 76 75.2

2. Depresi ringan sampai sedang 25 24.8

Total 101 100

29

Page 45: Mardian s Yah

Berdasarkan tabel 4.2 tersebut dapat diketahui bahwa

sebagian besar responden tidak mengalami depresi atau depresi

minimal, yaitu sebanyak 76 responden (75.2%).

b. Perilaku Merokok

1) Jumlah Rokok yang Dihabiskan Per Hari

Distribusi responden berdasarkan jumlah rokok yang

dihabiskan setiap hari sebagai berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah

Batang Rokok Tiap Hari

No. Jumlah Frekuensi Persen (%)

1. ≤ 10 batang 34 33.7

2. 11- 20 batang 64 63.4

3. 21-30 batang 3 3.0

4. > 31 batang 0 0

Total 101 100

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan responden

kebanyakan dalam 1 hari menghabiskan rokok sebanyak 11-20

batang, yaitu sebanyak 64 responden (63.4%).

2) Selang Waktu Merokok

Distribusi responden berdasarkan selang waktu

merokok setiap hari sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Selang

Waktu (frekuensi)

No. Selang waktu Frekuensi Persen (%)

1. > 60 menit 34 33.7

2. 31-60 menit 64 63.4

3. 6-30 menit 3 3.0

4. 5 menit 0 0

Total 101 100

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan responden

kebanyakan dalam 1 hari menghabiskan merokok dengan

selang waktu 31-60 menit, yaitu sebanyak 64 responden

(63.4%).

30

Page 46: Mardian s Yah

3) Lama Merokok

Distibusi responden berdasarkan lama waktu merokok

dihitung sejak pertamakali merokok sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama

Merokok

No. Lama (tahun) Frekuensi Persen (%)

1. < 1 tahun 46 45.5

2. 1-2 tahun 42 41.6

3. 2-3 tahun 13 12.9

4. > 3 tahun 0 0

Total 101 100

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan kebanyakan

responden telah merokok dengan lama rata-rata < 1 tahun,

yaitu sebanyak 46 responden (45.5%).

4) Perilaku Merokok

Perilaku merokok berdasarkan pada jumlah dan selang

waktu merokok, dengan kategori sebagai berikut: perokok

sangat berat adalah perokok yang menghabiskan lebih dari 31

batang rokok tiap hari dengan selang waktu merokok vlima

menit setelah bangun tidur pada pagi hari. Perokok berat

adalah perokok yang menghabiskan 21 sampai 30 batang

rokok setiap hari dengan selang waktu merokok berkisar 6-30

menit setelah bangun tidur pada pagi hari. Perokok sedang

adalah perokok yang menghabiskan 11 sampai 20 batang

rokok setiap hari dengan selang waktu merokok 31-60 menit

setelah bangun tidur pada pagi hari. Perokok ringan adalah

perokok yang menghabiskan sekitar 10 batang rokok setiap

hari dengan selang waktu merokok lebih dari 60 menit setelah

bangun tidur pada pagi hari:

31

Page 47: Mardian s Yah

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku

Merokok

No. Perilaku Merokok Frekuensi Persen (%)

1. Perokok ringan 34 33.7

2. Perokok sedang 64 63.4

3. Perokok Berat 3 3.0

4. Perokok Sangat Berat 0 0

Total 101 100

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan responden

kebanyakan adalah perokok sedang, yaitu sebanyak

64 responden (63.4%).

3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara

depresi dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa

Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar:

Tabel 4.7 Cross Tabulation (Tabulasi Silang) Hubungan antara

Depresi dengan Perilaku Merokok pada Remaja Laki-Laki

Di Desa Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten

Karanganyar.

Perilaku

Depresi

Perokok

ringan

Perokok

sedang

Perokok

berat Total

Frek % Frek % Ferk % Frek %

Tidak depresi 29 28.7 47 46.5 0 0 76 75.2

Depresi ringan 5 5.0 17 16.8 3 3.0 25 24.8

Jumlah 34 33.7 64 63.4 3 3.0 101 100

Berdasarkan Tabel 4.7 tersebut dapat diketahui hubungan antara

depresi dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa

Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar:

a. Responden dengan yang tidak mengalami depresi (depresi

minimal) sebanyak 76 responden, dengan 29 perokok ringan dan 47

perokok sedang.

32

Page 48: Mardian s Yah

b. Responden dengan yang mengalami depresi ringan sebanyak

25 responden, dengan 5 perokok ringan, 17 perokok sedang, dan 3

responden perokok berat.

Uji hipotesis menggunakan Spearman rank ( ) dengan hasil ρ

sebesar 0.227 dengan p sebesar 0.022, karena p (0.022) < 0.05, maka

dapat diambil kesimpulan Ho ditolak dan Ha diterima, dengan kata lain

ada hubungan antara depresi dengan perilaku merokok pada remaja

laki-laki di Desa Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten

Karanganyar. Adapun kekuatan hubungan antara variabel tersebut

adalah rendah.

B. Pembahasan

1. Depresi

Hasil penelitian pada tabel 4.2 menunjukkan 76 responden

(75.2%) tidak mengalami depresi atau depresi minimal dan 25

responden (24.8%) mengalami depresi ringan. Depresi merupakan

gangguan jiwa yang banyak dialami orang antara umur 15-44 tahun.

Diperkirakan pada wanita yang mengalami depresi antara 10%-15%

dan pada pria antara 5%-12% (Hawari, 2005). World Health

Organization (WHO) tahun 2001menyatakan bahwa gangguan depresi

berada pada urutan keempat penyakit di dunia. Gangguan depresi

mengenai sekitar 20% wanita dan 12% laki-laki pada suatu waktu

dalam kehidupan. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penderita

gangguan depresi semakin meningkat dan akan menempati urutan

kedua penyakit di dunia. Menurut Depkes (2007), pada dasarnya inti

dari gangguan depresi adalah kehilangan obyek cinta misalnya

kematian anggota keluarga atau orang yang sangat dicintai, kehilangan

pekerjaan, kesulitan keuangan, terkucil dari pergaulan sosial, kondisi

fisik yang tidak sempurna.

Menurut Susilowati (2008), penyebab depresi pada remaja

kebanyakan disebabkan oleh keluarga yang tidak harmonis, perceraian

33

Page 49: Mardian s Yah

keluarga, faktor dari anak misalnya permasalahan cinta, sekolah,

pengaruh lingkungan, dan sebagainya.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata remaja tidak mengalami

depresi, hanya sebagian kecil yang mengalami depresi, itupun hanya

depresi ringan. Daerah wilayah penelitian merupakan daerah pedesaan

sehingga permasalahan-permasalahan sosial seperti kejahatan dan

kenakalan remaja prosentasenya masih sedikit dan adanya organisasi-

organisasi pemuda.

Menurut Arjdana (2004), di pedesaan kemungkinan depresi

disebabkan salah asuh di rumah. Anak yang mendapat perlakukan tidak

mengenakan dari orangtua cenderung mudah marah dan tidak puas.

Tapi anak tidak tahu cara pelampiasannya sehingga mereka

melampiaskan ke dirinya sendiri. Penyebab selanjutnya adalah

permasalahan di sekolah maupun lingkungan pergaulan lainnya, anak-

anak juga bisa mengalami berbagai kekecewaan misalnya anak sebaya

dia umumnya sudah bisa melakukan sesuatu. Kalau ternyata anak tidak

bisa, maka ia akan diejek oleh teman-temannya. Hal ini akan membuat

dia kesal dengan dirinya sendiri. Dia akan bertanya-tanya kenapa tidak

bisa melakukan seperti yang orang lain lakukan. Akibatnya si anak

menjadi tidak percaya diri dan akhirnya depresi.

Menurut Susilowati (2008), depresi dapat mengakibatkan

dampak yang merugikan bagi si penderita seperti terganggunya fungsi

sosial, fungsi pekerjaan, mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi,

mengalami ketidakberdayaan yang dipelajari, bahkan hingga tindakan

bunuh diri yang menyebabkan kematian. Remaja hanya mengurung diri

di kamar, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya semangat hidup,

hilangnya kreativitas, antusiasme dan optimisme. Dia tidak mau bicara

dengan orang-orang, tidak berani berjumpa dengan orang-orang,

berpikir yang negatif tentang diri sendiri dan tentang orang lain, hingga

hidup terasa sangat berat dan melihat masalah lebih besar dari dirinya.

Remaja jadi pesimis memandang hidupnya, seakan hilang harapan,

34

Page 50: Mardian s Yah

tidak ada yang bisa memahami dirinya, dan sebagainya. Remaja bisa

berperilaku negatif seperti merokok, minum-minuman keras

(beralkohol), dan kenakalan remaja lainnya.

2. Perilaku Merokok

Hasil penelitian pada tabel 4.3 menunjukkan responden

kebanyakan dalam 1 hari menghabiskan rokok sebanyak 11-20 batang,

yaitu sebanyak 64 responden (63.4%) dengan rentang waktu merokok

rata-rata 31-60 menit tiap hari setelah bangun tidur pada pagi hari. Hasil

ini menunjukkan responden kebanyakan adalah perokok sedang, yaitu

sebanyak 64 responden (63.4%).

Perilaku merokok pada remaja menurut Widianti (2007)

disebabkan oleh beberapa motivasi antara lain: mendapat pengakuan

(anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan (relieving

beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma

(permissive beliefs/ fasilitative). Hal ini sejalan dengan kegiatan

merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan

orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka

sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain

terikat dengan kelompoknya. Hasil serupa juga diungkapkan penelitian

Dewa Alit, dkk (2008) menyatakan bahwa kebanyakan remaja merokok

disebabkan karena ingin mendapatkan pengakuan dan hanya sedikit

yang menyatakan untuk menghilangkan kekecewaan (depresi).

Sedangkan Ellizabet (2010) menyatakan bahwa banyak orang yang

menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila

ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka

menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar

dari perasaan yang lebih tidak enak.

35

Page 51: Mardian s Yah

3. Hubungan antara Depresi dengan Perilaku Merokok pada Remaja

Hasil penelitian pada tabel 4.7 menunjukkan responden dengan

yang tidak mengalami depresi (depresi minimal) sebanyak 76

responden, dengan 29 perokok ringan dan 47 perokok sedang.

Sedangkan responden dengan yang mengalami depresi ringan sebanyak

25 responden, dengan 5 perokok ringan, 17 perokok sedang, dan 3

perokok berat. Hasil menunjukkan bahwa remaja yang mengalami

depresi lebih berpeluang untuk menjadi perokok dengan kategori

semakin berat, dibandingkan dengan remaja yang tidak mengalami

depresi atau depresi minimal. Menurut Soetjiningsih (2007) hasil

penelitian di Amerika Serikat depresi pada remaja dapat menyebabkan

penyimpangan perilaku seperti penyalahgunaan obat, penyimpangan

seksual, merokok, dan sebagainya. Kebanyakan hal ini terjadi karena

mereka butuh media untuk menghilangkan kekecewaan (relieving

beliefs).

Menurut Widianti (2007), orang mencoba untuk merokok

karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa gangguan

fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat

kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan

(termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor

tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi

pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang

rendah.

Hasil uji statistik menunjukkan adanya korelasi antara depresi

dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa Suruhkalang

Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar yang ditunjukkan dari hasil

korelasi Spearman rank dengan p < 0.05. Hasil uji statistik

menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang rendah antara kedua

variabel. Korelasi yang rendah pada penelitian ini kemungkinan di

sebabkan karena tidak seluruh responden yang depresi akan

mengalihkan pelarian ke rokok, namun ke hal-hal lain seperti minum

36

Page 52: Mardian s Yah

alkohol, kenakalan remaja dan sebagainya, hal ini diperkuat oleh

Soetjiningsih (2007). Hal ini juga dikuatkan oleh hasil penelitian

Amelia (2009) yang menyebutkan salah satu penyebab merokok pada

remaja adalah depresi yang disebabkan kurangnya perhatian orang tua,

perceraian, perlakukan kasar, serta masalah-masalah sosial lainnya.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dalam penelitian ini

masih ada keterbatasan-keterbatasan yang penulis sadari, antara lain: faktor-faktor

lain yang berpengaruh depresi dan perilaku merokok yang tidak semuanya bisa

diteliti dalam penelitian.

Keterbatasan lainnya adalah wilayah lokasi penelitian yang belum

menggambarkan gambaran tiap-tiap karakteristik wilayah, yaitu wilayah desa,

wilayah transisi perkotaan dan pedesaan, dan wilayah perkotaan.

37

Page 53: Mardian s Yah

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasar hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan ada korelasi

(hubungan) antara depresi dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di

Desa Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.

2. Ada korelasi (hubungan) positif antara depresi dengan perilaku merokok, hal

ini ditunjukkan pada remaja dengan depresi ringan sampai sedang

menunjukkan kecenderungan menjadi perokok berat.

B. Saran

1. Depresi dapat mengakibatkan remaja berperilaku negatif, seperti:

mengoksumsi zat addictive (termasuk merokok), salah satu cara mengatasinya

adalah bimbingan atau perhatian dari keluarga, serta penyadaran melalui

lembaga-lembaga yang terkait (sekolah, dinas kesehatan, lembaga sosial

masyarakat dan sebagainya).

2. Bagi peneliti-peneliti selanjutnya, dari hasil penelitian ini dapat sebagai

gambaran awal untuk penelitian dengan tema yang sama, hendaknya

mempertimbangkan dengan seksama variabel-variabel lain yang

mempengaruhi depresi dan kebiasaan merokok. Sehingga hasil penelitian

selanjutnya diharapkan lebih dapat menjelaskan faktor pengaruhnya atau

kontribusinya paling kuat terhadap depresi dan kebiasaan merokok pada

remaja.

38

Page 54: Mardian s Yah

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu & Umar., 1992. Psikologi Umum. Surabaya: Bina Ilmu. Hal: 68.

Al-Quran, Surat Al-Kahfi Ayat 103-104.

American Cancer Society. 2005. Prevention and Early Detection.

http://www.cancer.org/docroot/ped/content/ped_10_2x_questions_about_s

moking_tobacco_and_health.asp (19 Juni 2010).

Ardjana, I Gusti AE. 2004. Depresi pada Remaja dalam Tumbuh Kembang

Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineke Cipta.

Beck, A. T, Steer, R. A., Ranieri, W. 1996. “Comparison of Beck Depression

Inventories-IA and –II in Psychiatrics Outpatients”, Journal of Personality

Asessment 67 (3); 588-97.

Depkes. 2007. Pharmaceutical Care Untuk Penderita Gangguan Depresif.

http://tunggulpharmacist.files.wordpress.com/2010/03/pharmaceutical-

care-untuk-pasien-depresi.pdf. (29 Mei 2010).

Djenkgot. 2010. Bikin Hidup Lebih Hidup. http://isi.stiki.ac.id/index.php?option=

com_content&task=view&id=302&Itemid=61 (08 Juli 2010).

Ekawati, dkk. 2009. Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Terhadap

Rokok. http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/ekawati080102009.pdf (24 April

2010).

Ellizabet, L. 2010. Stop Merokok. Yogyakarta: Garailmu.

Hawari,D. 2005. Dimensi Realigi Dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi. Jakarta:

FK UI. Hal: 122.

. 2008. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI

Iskandar, Yul. 1984. Stres, Anxietas dan Penampilan. Ed 1. Jakarta: Yayasan

Dharma Graha.

Istiqomah, Umi. 2003. Upaya Menuju Generasi Tanpa Merokok. Yogyakarta:

Seti-Aji. Hal: 42-46.

Lumbantobing, SM. 2004, Neurogeriatri. Jakarta: FKUI. Hal: 167.

39

Page 55: Mardian s Yah

Maramis, F.W. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa (Cetakan 9). Surabaya:

Airlangga University Press.

Maslim, Rusdi. 2001. Diagnosa Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III.

Jakarta: FK Uika Atma Jaya. Hal: 60-63.

Murni, Suzana. 2009. Depresi. http://spiritia.or.id/li/pdf/LI558.pdf . Hal: 558 (16

Juni 2010).

Murti, Bhisma. 1996. Penerapan Metode Statistik Non-Parametrik dalam Ilmu-

ilmu Kesehatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mu‟tadin. 2002. Rokok dan Remaja. http://www.e-psikologi.com/remaja.050602.

htm (08 Juli 2010).

Narendra, M.B, dkk. 2002. Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Jakarta: Sagung

Seto. Hal: 138.

Nasution, IK. 2007. Perilaku Merokok pada Remaja. http://library.usu.ac.

id/download/fk/132316815.pdf (16 Juni 2010).

Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika. Hal: 78

Prasetya, HA. 1999. Korelasi Antara Derajat Beratnya Merokok Di Antara Ko

Asisten Fakultas Kedokteran UNS Surakarta. Skripsi (Tidak diterbitkan).

Fakultas Kedokteran: Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Rebecca & Young, A. 2010. Mengenali, Mengatasi dan mengantisipasi Depresi.

Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Hal: 21-22.

Rifa‟i, M., 2008. Risalah tuntunan shalat lengkap. Semarang: Karya Toha Putra.

Hal: 9-10.

Saifuddin, Bari Abdul. 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Jakarta: JNPKKR-POGI, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Hal: 330.

Soetjiningsih., 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta:

Sagung Seto.

Susilowati, Pudji. 2008. Waspadai Depresi pada Remaja. http://www.e-psikologi.

com/epsi/asp?id=481 (08 Juli 2010).

40

Page 56: Mardian s Yah

Sugiyono, DR. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Surveymonkey. 2010. Smoking Behavior Questionnaire. https://www.

surveymonkey.com/s.aspx?sm=PQfzLfBvcf7nIO3pl9gh%2fg%3d%3d (20

November 2010).

Target, G. 1995. Cara Berhenti Merokok. Jakarta: Arcan.

Wibisono, Sasanto. 2006, Dexa Media Jurnal Kedokteran dan Farmasi.

http://www.dexa-medica.com/images/publication_upload07041697739

50011 76746090DM_Juli-Sept2006.pdf (16 juni 2010).

Widianti, Efri. 2007. Remaja dan Permasalahannya: Bahaya Merokok,

Penyimpangan Seks pada Remaja dan bahaya penyalahgunaan Minuman

Keras atau Narkoba. http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads

publikasi dosen/1A%20makalah.remaja&masalahnya.pdf (24 April 2010).

Wilkinson, Greg. 1995. Depression. Jakarta: Arcan.

Yosep, Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung: Rafika Aditama.

41

Page 57: Mardian s Yah

Lembar Persetujuan

Sehubungan dengan penilitian yang sedang kami laksanakan dengan judul

“Hubungan Antara Depresi Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki Di

Desa Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa

Tengah”. Maka dengan segala kerendahan hati, kami mohon kesediaan anda

untuk mengisi kuesioner yang kami sampaikan.

Penilitian ini bersifat ilmiah, data-data Anda InsyaAllah akan kami jaga

kerahasiaan dan akan kami pergunakan secara bertanggung jawab. Sebelum dan

sesudahnya kami ucapkan terima kasih.

1. Nama : ………………………..

2. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan*

3. Usia : ………………………..

4. Agama : ………………………..

5. Tanggal Pengambilan Data : ………………………..

Catatan: * Coret yang tidak perlu

Dengan ini menyatakan bahwa kesediaan menjadi subyek dalam penilitian

tersebut diatas tanpa suatu paksaan dari pihak manapun dan bersedia menjawab

pernyataan dengan sejujurnya.

Surakarta, 2010

( ……………………. )

Lampiran 2. Lembar Persetujuan

Page 58: Mardian s Yah

Lie Minessota Multiphasic Personality Inventory

(LMMPI)

Berilah tanda (X) pada kolom “ya” bila pertanyaan dibawah ini sesuai dengan

perasaan/keadaaan anda, berilah tanda (X) pada kolom “tidak” bila pernyataan

tidak sesuai dengan yang anda rasakan.

No Pernyataan Ya Tidak

1 Sekali-kali saya berfikir tentang hal-hal yang buruk untuk

diutarakan

2 Kadang-kadang saya ingin mengumpat/ mencaci maki

3 Saya tidak selalu mengutarakan hal yang benar

4 Saya tidak membaca tajuk rencana setiap surat kabar

5 Saya kadang-kadang marah

6 Apa yang dapat saya kerjakan hari ini, kadang-kadang saya

tunda sampai besok

7 Bila saya tidak enak badan, kadang saya mudah tersinggung

8 Sopan santun saya di rumah tidak sebaik jika bersama orang

lain

9 Bila saya yakin tidak seorangpun melihatnya, mungkin

sekali saya akan menyelundup nonton tanpa karcis

10 Saya lebih sering menang daripada kalah dalam suatu

permainan

11 Saya ingin mengenal orang-orang penting, karena dengan

demikian saya merasa menjadi orang penting

12 Saya tidak selalu menyukai setiap orang yang saya kenal

13 Kadang-kadang saya menggunjingkan orang lain

14 Kadang-kadang saya memilih yang tidak saya kenal dalam

suatu pemilihan

15 Sekali-kali saya tertawa jika mendengar lelucon porno

Lampiran 3. LMMPI

Page 59: Mardian s Yah

Kuesioner Status Perokok

Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan saudara yang

sebenarnya. Jawablah dengan memberi tanda silang ( X ) pada tempat yang telah

disediakan.

1. Jenis kelamin saudara?

( ) laki-laki ( ) perempuan

2. Berapa umur saudara?

( ………. ) tahun

3. Pernahkah saudara merokok?

( ) ya ( ) tidak

4. Apakah saudara masih merokok sampai sekarang?

( ) ya ( ) tidak

5. Berapa lama selang waktu saudara untuk mulai merokok setelah bangun tidur

pada pagi hari?

( ) Setelah 60 menit

( ) 31-60 menit

( ) 6-30 menit

( ) 5 menit

6. Berapa jumlah batang rokok saudara habiskan dalam sehari?

( ) <10 batang

( ) 11-20 batang

( ) 21-30 batang

( ) >31 batang

7. Jika di hitung mulai pertama saudara merokok, berapa lamakah saudara

merokok hingga saat ini?

( ) < 1 tahun

( ) 1-2 tahun

( ) 2-3 tahun

( ) > 3 tahun

Lampiran 4. Status Perokok

Page 60: Mardian s Yah

Beck Depression Inventory (BDI)

Pilihlah dalam setiap lingkaran keadaan yang paling sesuai dengan keadaan anda

saat ini. Kemudian berilah tanda (X) pada lingkaran yang tersedia pada pilihan

yang saudara pilih. Isilah dengan sejujur-jujurnya sesuai keadaan saudara.

1. Bagaimana perasaan anda sekarang ?

o Saya tidak merasa sedih

o Saya merasa sedih

o Sepanjang waktu saya sedih dan tidak bisa menghilangkan perasaan itu

o Saya demikian sedih atau tidak bahagia sehingga saya tidak tahan lagi

rasanya

2. Bagaimana pandangan anda tentang masa depan anda ?

o Saya tidak terlalu berkecil hati tentang masa depan

o Saya merasa kecil hati mengenai masa depan

o Saya merasa bahwa tidak ada suatupun yang dapat saya harapkan

o Saya merasa bahwa masa depan saya tanpa harapan dan semuanya tidak

akan dapat membaik

3. Apakah anda merasa gagal dalam hidup anda ?

o Saya tidak menganggap diri saya sebagai orang yang gagal

o Saya merasa bahwa saya telah gagal lebih daripada kebanyakan orang

o Saat saya menengok masa lalu, maka terlihat oleh saya hanyalah

kegagalan

o Saya merasa bahwa saya adalah seorang yang gagal total

4. Bagaimana anda mendapatkan kepuasan anda ?

o Saya memperoleh banyak kepuasan dari hal-hal yang saya lakukan, sama

seperti sebelumnya

o Saya tidak lagi menikmati berbagai hal, seperti yang pernah saya rasakan

dulu

o Saya tidak memperoleh kepuasan sejati dari apapun lagi

Lampiran 5. BDI

Page 61: Mardian s Yah

o Saya tidak puas atau bosan dengan segalanya

5. Apakah anda merasa selalu bersalah ?

o Saya tidak terlalu merasa bersalah

o Saya merasa bersalah dihampir seluruh waktu

o Saya agak merasa bersalah dihampir sebagian besar waktu

o Saya merasa bersalah disepanjang waktu

6. Bagaimana perasaan anda ? apakah anda merasa sedang mendapat hukuman ?

o Saya tidak merasa seolah saya sedang dihukum

o Saya merasa mungkin saya sedang dihukum

o Saya pikir saya akan dihukum

o Saya merasa bahwa saya sedang dihukum

7. Kecewakah anda terhadap diri anda ?

o Saya tidak merasa kecewa terhadap diri saya sendiri

o Saya kecewa dengan diri saya sendiri

o Saya muak terhadap diri saya sendiri

o Saya membenci diri saya sendiri

8. Bagaimana anda menilai diri anda ?

o Saya merasa tidak lebih buruk dari orang lain

o Saya cela diri saya sendiri karena kelemahan-kelemahan atau kesalahan

saya

o Saya menyalahkan diri saya sepanjang waktu karena kesalahan-kesalahan

saya

o Saya menyalahkan diri saya untuk semua hal buruk yang terjadi

9. Pernahkah anda berpikir untuk bunuh diri ?

o Saya tidak punya sedikitpun pikiran untuk bunuh diri

o Saya mempunyai pikiran-pikiran untuk bunuh diri, namun saya tidak akan

melakukannya

o Saya ingin bunuh diri

Lampiran 5. BDI

Page 62: Mardian s Yah

o Saya akan bunuh diri jika saja ada kesempatan

10. Apakah anda lebih sering menangis saat ini ?

o Saya tidak lebih banyak menangis dari pada biasanya

o Sekarang saya lebih banyak menangis dari sebelumnya

o Sekarang saya menangis sepanjang waktu

o Biasanya saya mampu menangis, namun kini saya tidak lagi dapat

menangis walaupun saya menginginkannya

11. Apakah anda lebih mudah tersinggung ?

o Saya tidak lebih terganggu oleh berbagai hal dibandingkan biasanya

o Kini saya sedikit lebih pemarah daripada biasanya

o Saya agak jengkel atau terganggu disebagian besar waktu saya

o Kini saya merasa jengkel disepanjang waktu

12. Pandangan anda terhadap orang lain ?

o Saya tidak kehilangan minat saya terhadap orang lain

o Saya agak kurang berminat terhadap orang lain dibandingkan biasanya

o Saya kehilangan hampir seluruh minat pada orang lain

o Saya telah kehilangan seluruh minat saya pada orang lain

13. Bagaimana anda mengambil keputusan sekarang ?

o Saya mengambil keputusan-keputusan hampir sama baiknya dengan yang

biasa saya lakukan

o Saya menunda mengambil keputusan-keputusan lebih sering dari yang

biasa saya lakukan

o Saya mengalami kesulitan lebih besar dalam mengambil keputusan-

keputusan dari pada sebelumnya

o Saya sama sekali tidak dapat mengambil keputusan-keputusan lagi

14. Bagaimana anda menilai diri anda ?

o Saya tidak merasa bahwa keadaan saya tampak lebih buruk dari biasanya

Lampiran 5. BDI

Page 63: Mardian s Yah

o Saya khawatir saya tampak tua atau tidak menarik

o Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam

penampilan

o Saya yakin bahwa saya tampak jelek

15. Bagaimana pekerjaan anda sekarang ?

o Saya dapat bekerja sama baiknya dengan waktu-waktu sebelumnya

o Saya membutuhkan suatu usaha ekstra untuk mulai melakukan sesuatu

o Saya harus memaksa diri sekuat tenaga untuk melakukan sesuatu

o Saya tidak mampu mengerjakan apapun lagi

16. Bagaimana dengan tidur anda sekarang ?

o Saya dapat tidur seperti biasanya

o Tidur saya tidak senyenyak biasanya

o Saya bangun 1-2 jam lebih awal dari biasanya dan merasa sukar sekali

untuk bisa tidur kembali

o Saya bangun beberapa jam lebih awal daripada biasanya serta tidak dapat

tidur kembali

17. Apakah anda merasa lelah ?

o Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya

o Saya merasa lebih lelah dari biasanya

o Saya merasa lelah setelah melakukan apa saja

o Saya terlalu lelah untuk melakukan apapun

18. Bagaimana dengan nafsu makan anda ?

o Nafsu makan saya tidak lebih buruk dari biasanya

o Nafsu makan saya tidak sebaik biasanya

o Nafsu makan saya kini jauh lebih buruk

o Saya tak memiliki nafsu makan lagi

Lampiran 5. BDI

Page 64: Mardian s Yah

19. Keadaan berat badan saya sekarang ?

o Berat badan saya tidak turun banyak atau bahkan tetap, akhir-akhir ini

o Berat badan saya turun lebih dari lima pon

o Berat badan saya turun lebih dari sepuluh pon

o Berat badan saya turun lebih dari lima belas pon

20. Bagaimana dengan kesehatan anda ?

o Saya tidak lebih cemas mengenai kesehatan saya daripada biasanya

o Saya cemas mengenai masalah-masalah fisik seperti rasa sakit dan tidak

enak badan atau perut mual atau sembelit

o Saya sangat cemas mengenai masalah-masalah fisik dan sukar untuk

memikirkan banyak hal lainnya

o Saya begitu cemas mengenai masalah-masalah fisik saya sehingga tidak

dapat berpikir tentang hal lainnya

21. Bagaimana pandangan anda terhadap seks ?

o Saya tidak melihat adanya perubahan dalam minat saya terhadap seks

o Saya kurang berminat dibidang seks dibandingkan biasanya

o Kini saya sangat kurang berminat terhadap seks

o Saya telah kehilangan minat terhadap seks sama sekali

Lampiran 5. BDI

Page 65: Mardian s Yah

Korelasi Spearman

Case Processing Summary

101 100.0% 0 .0% 101 100.0%Depresi * Perokok

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Depresi * Perokok Crosstabulation

29 47 0 76

28.7% 46.5% .0% 75.2%

5 17 3 25

5.0% 16.8% 3.0% 24.8%

34 64 3 101

33.7% 63.4% 3.0% 100.0%

Count

% of Total

Count

% of Total

Count

% of Total

Tidak depresi

(minimal depresi)

Depresi ringan

sampai sedang

Depresi

Total

Ringan Sedang Berat

Perokok

Total

Symmetric Measures

.249 .097 2.564 .012c

.227 .095 2.323 .022c

101

Pearson's RInterv al by Interval

Spearman CorrelationOrdinal by Ordinal

N of Valid Cases

Value

Asy mp.

Std. Errora

Approx. Tb

Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis.a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.

Based on normal approximation.c.

Lampiran 7. Analisis Perhitungan Statistik