Sh Uji Daya Bakteriostatik Dan Uji Kapasitas Disinfektan Fiks
-
Upload
faisal-yusuf-ananda -
Category
Documents
-
view
235 -
download
25
Transcript of Sh Uji Daya Bakteriostatik Dan Uji Kapasitas Disinfektan Fiks
Laporan Praktikum Hari/Tanggal: Kamis, 22 November 2013Sanitasi dan Higiene Pj Dosen : C.C Nurwitri, DAA
: Mrr Lukie T, STP : Neny Maryani, STP : Made Gayatri, STPAsisten : Rizky Abdilah, A.Md.
UJI KAPASITAS DISINFEKTAN/ANTISEPTIK DAN UJI DAYA BAKTERIOSTATIK SELEKTIF LARUTAN KRISTAL
VIOLET
Kelompok 7/ AP1
Inten Nibras J J3E112054
Faisal Yusuf Ananda J3E112035
Nurul Agustianingsih J3E112104
Sitra Wulandari J3E112015
SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Pada praktikum uji kapasitas disinfektan / antiseptik ini bertujuan untuk
apakah suatu disinfektan masih tetap dapat digunakan tanpa kehilangan
efektifitasnya. Selain itu bertujuan untuk mengetahui daya bakteriostatik selektif
larutan kristal violet terhadap bakteri.
BAB IIMETODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Alat Uji kapasitas Uji daya bakteriostatik
- Cawan petri steril 48 buah 48 buah - Tabung 40 buah 8 buah- Bunsen 8 buah 8 buah- Hot plate 1 buah 1 buah- Tips pipet 1 kotak 1 kotak- Pipet volumetrik 1 selongsong 1 selongsong- Erlenmeyer 8 buah 8 buah
Bahan
- Aquadest- Larutan kristal violet - Suspensi Staphylococcus aureus- Suspensi Escherichia coli- Larutan pengencer- Media NA- Media NB- Formaldehid 2%- Iodium 4%- Wipol 2%- So klin 2%
Kebutuhan NA untuk uji kapasitas disinfektan/antiseptik
- Total volume NA = 5 x 8 x 15= 600ml + 50ml (cadangan)
- Gram NA = 28g/ 1000ml x 650ml = 18,2 g
- Vol. Aquades = 650ml-18,2 g = 631,8 ml
Kebutuhan NB kapasitas disinfektan/antiseptik
- Total volume NB = 5 x 8 x 9= 360ml + 40ml (cadangan)
- Gram NB = 25g/1000ml x 400ml= 10 g
- Vol. Aquades = 400ml-10 g= 390 ml
2.2 Prosedur kerja
1. Uji kapasitas disinfektan/antiseptik
Kontrol Masing-masing kelompok
0,1ml kultur 1ml NB 1ml kultur dari B ~ CE.coli / S.aureus 1ml kultur dari B ~ D
C
D
12 ml 1ml 0,1ml Disinfektan 40’
60’
Inkubasi T= 300C, 2 hari
Amati ( Hitung )
Inkubasi T= 300C, 2 hari
Amati ( Hitung )
2. Uji daya bakteriostatik selektif larutan kristal violet
2ml
PA
A
9ml Larfis
1ml1mlB
1ml1ml
Stlh 20’
NA
NB
Suspensi E.coli atau S.aureus
Media NA
10-3 10-4 10-5
Biarkan dingin
Lakukan goresan langsung
9 ml 9ml
1 ml 1 ml
Inkubasi T=37oc t= 2 hari
Amati secara kualitatif
Kristal violet 0.1 %
BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kontrol pengamatan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
Tabel 3. Hasil pengamatan kontrol bakteri S.aureus dan E.colliPengamatan S. aureus E. colli
uji daya bakteriostatik ++++ ++++
uji kapasitas disinfektan1 ml 0.1 ml 1 ml 0.1 ml
TBUD 581 8 18
Keterangan :
+ Pertumbuhan sedikit++ Pertumbuhan agak banyak/agak keruh+++ Pertumbuhan banyak/keruh++++ Pertumbuhan sangat banyak / sangat keruh
2. Uji daya bakteriostatik
Tabel 2. Hasil pengamatan uji daya bakteriostatik
KelompokS. aureus E. colli
10-3 10-4 10-5 10-3 10-4 10-5
1 + ++ +++ + ++ +++2 + ++ +++ + ++ +++3 + ++ +++ + ++ +++4 + ++ +++ + ++ +++5 + ++ +++ + +++ ++6 - ++ +++ ++ ++ +++7 - ++ +++ - ++ +++8 + ++ +++ + ++ +++
3. Uji Kapasitas Disinfektan / antiseptik
Tabel 3. Hasil pengamatan uji kapasitas disinfektan
KelompokMedia NA Media NB
0’ 20’ 40’ 60’ 0’ 20’ 40’ 60’1
Formaldehid 2 %12 16 9 23 +++
+++ ++ +++
2Formaldehid 2 %
413 28 242 252 ++++
++ +++ +++
3Iodium 4%
523 244 1 5 ++++
+++
+ ++
4Iodium 4%
590 0 1 420 ++++
++ ++ ++
5 1436 676 732 398 ++ ++ +++ +++
Wipol 2% + +6
Wipol 2%1500 12 227 241 +++ ++ +++
+++
7So klin
24 194 110 596 ++++
+++
++ +
8So klin
408 12 638 809 ++++
++ +++ +
3.2 Pembahasan
Antimikroba adalah suatu senyawa kimia khas yang dihasilkan oleh
organisme hidup termasuk struktur analoginya yang dibuat secara sintetik dalam
konsentrasi rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupansatu
spesies atau lebih mikroorganisme (Siswandono 1995 dalam Hakim J). Senyawa
antimikroba adalah senyawa kimia atau biologis yang dapat menghambat
pertumbuhan dan aktivitasmikroba (Pelczar dan Chan 1986 dalam Hakim J).
Berbagai faktor yang mempengaruhi penghambatan mikroorganisme
mencakup kepadatan populasi mikroorganisme, kepekaan terhadap bahan
antimikrobial, volume bahan yang disterilkan, lamanya bahan antimikrobial
diaplikasikan pada mikroorganisme, konsentrasi bahan antimikroba, suhu, dan
kandungan bahan organik. Protein akan mengurangi daya kerja desinfektan
sedangkan panas mempercepat daya kerjanya. Berdasarkan sifatnya bahan kimia
yang mematikan pertumbuhan disebut bakterisidal, sedangkan bahan kimia yang
menghambat pertumbuhan bakteri disebut bakteriostatik (Lay 1994 dalam Hakim
J).
Bahan antimikrobial dapat bersifat bakteriotstatik pada konsentrasi rendah,
namun bersifat baktersidal pada konstetrasi tinggi. Zat perwarna tertentu untuk
pewarnaan bakteri mempunyai daya bakteriostatis. Daya kerja ini biasanya
selektif terhadap bakteri gram positif, walaupun beberapa khamir dan jamur telah
dihambat atau dimatikan, bergantung pada konsentrasi zat pewarna tersebut.
Diperkirakan zat pewarna itu berkombinasi dengan protein atau mengganggu
mekanisme reproduksi sel.
3.2.1 Uji daya bakteriostatik selektif larutan Kristal violet
Pada prakaktikum uji daya bakteriostatik goresan langsung terlihat bahwa
media yang menggunakan kristal violet 10-3 terlihat pertumbuhan bakteri sangat
sedikit. Pada kristal violet tingkat pengenceran 10-4 terlihat pertumbuhan bakteri
agak banyak, sedangkan kristal violet tingkat pengenceran 10-5 pertumbuhan
bakteri sangat banyak. Koloni yang terbentuk pada media NA dengan Kristal
violet berukuran kecil. Berbeda dengan pembiakan bakteri pada media NA yang
umumnya berukuran agak besar dan menyebar. Hal ini dikarenakan sifat dasar
Kristal violet sebagai bakteriostatik yaitu penghambat pertumbuhan bakteri tanpa
mematikannya.
Kristal violet merupakan campuran pewarna pararosaniline alkohol. Pewarna
ini memiliki kelarutan yang tinggi terhadap alkohol sedangkan pada air
keluratannya sangat rendah. Kristal violet sering digunakan sebagai pewarnaan
gram dan memberikan warna biru ungu terhadap bakteri gram positif.
Berdasarkan hasil pengamatan kristal violet lebih mudah menghambat
Escherichia coli (bakteri gram negatif) dibandingkan bakteri Staphylococcus
aureus (gram positif). Hal ini dikarenakan kandungan dinding sel bakteri gram
negatif memilik lapisan peptidoglikan yang relatif tipis dan memiliki pori-pori
yang lebih lebar, sehingga Kristal violet lebih mudah menghambat Escherichia
coli.
Sedangkan dinding sel bakteri gram positif memiliki lapisan peptidoglikan
relatif tebal karena dikelilingi lapisan teichoic acid dan pada beberapa spesies
mempunyai lapisan polisakarida. Namun, bakteri gram positif memiliki struktur
yang lebih sederhana dibandingkan gram negatif relatif yang lebih komplek.
Mekanisme kerja kristal violet sebagai bakteriostatik adalah dengan merusak
dinding sel mikroba dan menghambat sintesis enzim atau inaktivasi enzim.
Sehingga menyebabkan hilangnya viabilitas. Dinding sel bakteri menentukan
bentuk karakteristik, apabila terjadi perubahan tekanan osmotik dan kondisi
lingkungan lainnya maka sel bakteri akan mengalami lisis.
Umumnya sel mikroba dalam memelihara kelangsungan hidup perlu
mensintesis protein yang berlangsung di dalam ribosom bekerja sama dengan
mRNA dan tRNA. Bahan antimikroba seperti bakteriostatik mengganggu sintesis
protein dan asam nukleat mikroba sehingga akan menghambat pertumbuhan sel
mikroba. Asam nukleat merupakan bagian yang sangat vital bagi
perkembangbiakan sel. Pertumbuhan sel kebanyakan tergantung pada sintesis
DNA sedangkan RNA diperlukan untuk transkripsi dan menentukan informasi
sintesis protein dan enzim. Maka dari itu Kristal violet sebagai bakteriostatik
menghambat pertumbuhan bakteri dengan merusak dinding sel terutama pada
bagian protein yang mengandung DNA dan RNA untuk mengganggu sistemnya.
3.2.2 Uji kapasitas disinfektan / antiseptik
Uji kapasitas disinfektan merupakan salah satu metode uji yang mengukur
seberapa besar efektifitas suatu bahan disinfektan sebagai bakteriostatik Tedja
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang
digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti
bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah
mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya.Misalnya di rumah sakit, etanol dan
detergen kation dapat dipakai untuk dekontaminasi lantai, meja, bangku dan
dinding Sedangkan antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat
menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur
danlain-lain pada jaringan hidup. Misalnya untuk cuci tangan dan obat luka.
(Sunatmo Tedja I,2012).
Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi
sebagai bahan dalam proses sterilisasi. Dalam proses desinfeksi sebenarnya
dikenal dua cara, cara fisik (pemanasan) dan cara kimia (penambahan bahan
kimia). Banyak jenis bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan, tetapi
umumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan pereduksi,
yaitu bahan kimia yang mengandung gugus -COH; golongan alkohol, yaitu
senyawa kimia yang mengandung gugus -OH; golongan halogen atau senyawa
terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen atau yang mengandung
gugus -X; golongan fenol dan fenol terhalogenasi, golongan garam amonium
kuarterner, golongan pengoksidasi, dan golongan biguanida.
Pada uji ini, digunakan media NA dan NB untuk mengetahui penghambatan
pertumbuhan bakteri. Suspensi ditambahkan pada interval waktu 0, 20, 40, dan
60 menit serta sampel pada menit ke-0 digunakan sebagai kontrol. Sampel
diinkubasi pada suhu 30°C selama 2 hari. Kemudian dihitung secara kuantitatif
jumlah koloni pada cawan petri dan diamati tingkat kekeruhan pada tabung reaksi.
Suspensi diberi perlakuan dengan disinfektan diantaranya: formaldehid 2 %,
iodin 4 %, komersial 2%, komersial 0,4%. Jumlah koloni pada uji kontrol dengan
suspensi E.coli 1 ml lebih sedikit daripada 0,1 ml. Hal itu terjadi karena praktikan
tidak memasukkan suspense sesuai dengan ketentuan atau bakteri yang telah mati
akibat keadaan panas pada lingkungan.
Berdasarkan uji kuantitatif dengan media NA, umumnya terjadi penurunan
jumlah koloni antara menit ke-0 dengan menit ke-20, akibat dari penambahan
disinfektan pada menit ke-20. Namun percobaan pada kelompok 7 tidak sesuai
dengan literatur, hal itu terjadi karena kesalahan prosedur yang diterapkan.
Setelah menit ke-20 hingga menit ke-60 umumnya jumlah koloni akan bertambah
karena penambahan suspensi setiap 20 menit dan kemampuan disinfektan yang
semakin berkurang. Hasil uji terhadap berbagai jenis disinfektan menunjukkan
kemampuan formaldehid 2% melebihi disinfektan lain. Hal itu karena
kemampuannya dalam mereduksi jumlah bakteri dan mempertahankan keadaan
walaupun ditambahkan suspensi pada interval waktu tertentu.
Berdasarkan uji kualitatif dengan media NB, umumnya terjadi penurunan
tingkat kekeruhan pada interval 20 menit pertama, karena penambahan dan daya
kerja disinfektan. Namun tingkat kekeruhan pada sampel kelompok 5 sama antara
menit ke-0 dan menit ke-20, hal itu diakibatkan karena penyiapan disinfektan
yang tidak sesuai dengan prosedur. Sama halnya dengan uji kuantitatif, terjadi
kenaikan tingkat kekeruhan mulai dari menit ke-20 hingga menit ke-60. Akan
tetapi, hasil kelompok 7 tidak sesuai dengan literatur. Hal itu terjadi karena
penambahan suspensi yang tidak sesuai dengan prosedur.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uji daya bakteriostatik dapat disimpulkan bahwa Kristal violet dapat dengan mudah menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif yaitu Escherichia coli dibandingkan bakteri gram positif. Selain itu pada tingkat pengenceran rendah atau konsentrasi Kristal violet tinggi sifat bakteriostatik tersebut akan bekerja maksimal.
Disinfektan dapat menghambat membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme. zat aktif yang ada dalam disinfektan sangat menentukan efektivitas dan fungsi serta target mikroorganime yang akan dimatikan.
4.2 Saran
Sebaiknya praktikan dapat menjaga setiap kerja yang dilakukan secara aseptik agar hasil yang didapatkan semakin akurat dan sesuai dengan literature.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, J. 2008. Tanah Dan Sabun Tanah Sebagai Bahan Antimikroba Terhadap
Air Liur Anjing. Bogor : Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian
Bogor. Diakses melalui :
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/ 2017/A08jha.pdf.
Anonim. 2010. Laporan praktikum uji sensitifitas. http://www.hasilbudaya.com [21
November 2013]
Anonim. 2013. Crystal Violet. Diakses melalui :
http://en.wikipedia.org/wiki/Gentian_violet. [22 November 2013]
Sunatmo Tedja Imas. 2009. Mikrobiologi Esensial 1. Jakarta (ID): Penerbit Ardy Agency
LAMPIRAN
1. Uji daya bakteriostatik selektif larutan Kristal violet terhadap bakteri
Staphylococcus aureus Escherichia coliTingkat pengenceran 10-3 Tingkat pengenceran 10-3
Tingkat pengenceran 10-4 Tingkat pengenceran 10-4
Tingkat pengenceran 10-5 Tingkat pengenceran 10-5
2. Uji kapasitas disinfektan / antiseptik
Disinfektan 0 menit Disinfektan 20 menit
Disinfektan 40 menit Disinfektan 60 menit
Disinfektan dengan media NB