Sertifikasi GURU
-
Upload
novia-nur-fadhila -
Category
Documents
-
view
322 -
download
5
Transcript of Sertifikasi GURU
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program sertifikasi yang dicanangkan oleh pemerintah pada dasarnyamerupakan sebuah
program yang lebih mengarah pada upaya peningkatanhasil proses pembelajaran dengan
mengkondisikan guru-gurunya sebagaitenaga-tenaga pendidik yang berkompeten terhadap
bidangnya. Kompeten dalam hal ini diartikan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya
sebagaiguru secara profesional dengan langkah-langkah yang strategis. Guru yang layak
bersertifikat adalah guru-guru yang mempunyai kemampuan khususnyayang dapat menunjang
ketuntasan proses pembelajaran. Oleh karena itulah,maka sangat diharapkan adanya guru-guru
yang kreatif dalam menjalankantugasnya sehingga jelas-jelas terlihat kelayakannya dalam
melaksanakan tugaspembelajarannya.
Pada dasarnya setiap guru mempunyai kemampuan sedemikian rupasehingga dapat
memberikan proses pembelajaran sebaik-baiknya untuk anakdidiknya. Kemampuan ini
selanjutnya menjadi ciri khas yang dimiliki olehguru dalam pandangan anak didik. Guru yang
satu dengan guru yang lainnya tentunya sangat berbeda sehingga hasil prosesnya juga berbeda-
beda. Tetapi ini tidak menjadi permasaalahan sebab dengan demikian, maka terciptalah sebuah
keberagaman kemampuan anak didik dan selanjutnya hal tersebut menjadikannya ketuntasan
pembelajaran secara menyeluruh pada anak didik. Sertifikat pendidikan tersebut hanya dapat
diperoleh melalui program sertifikasi. Secara khusus sertifikat pendidik adalah bukti formal dari
pemenuhan dua syarat, yaitu kualifikasi akademik minimum dengan penguasaan kompetensi
minimal sebagai guru. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa sertifikat pendidik adalah
surat keterangan yang diberikan suatu lembaga pengadaantenaga kependidikan yang terakreditasi
sebagai bukti formal kelayakan profesiguru, yaitu memenuhi kualifikasi pendidikan minimum
sebagai agen pembelajaran.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sertifikasi?
2. Apa tujuan sertifikasi guru?
3. Apakah manfaat dari sertifikasi?
4. Apa saja dasar hukum pelaksanaan sertifikasi guru?
5. Bagaimana mengetahui kriteria dan persyaratan sertifikasi guru?
6. Apa saja macam – macam pelaksanaan sertifikasi guru?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sertifikasi
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru sertifikat pendidik
diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru.
Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik
pendidikan yang berkuasa. Sedangkan Sertifikat pendidik adalah sebuah sertifikat yang
ditandatangani oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi sebagai bukti formal pengakuan
profesionalitas guru yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. Sertifikasi
merupakan sarana atau instrumen untuk mencapai suatu tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Perlu
ada kesadaran dan pemahaman dari semua fihak bahwa sertifikasi adalah sarana untuk menuju
kualitas.
Kesadaran dan pemahaman ini akan melahirkan aktivitas yang benar, bahwa apapun yang
dilakukan adalah untuk mencapai kualitas. Kalau seorang guru kembali masuk kampus untuk
meningkatkan kualifikasinya, maka belajar kembali ini bertujuan untuk mendapatkan tambahan
ilmu pengetahuan dan ketrampilan, sehingga mendapatkan ijazah S-1. Ijazah S-1 bukan tujuan
yang harus dicapai dengan segala cara, termasuk cara yang tidak benar melainkan konsekuensi
dari telah belajar dan telah mendapatkan tambahan ilmu dan ketrampilan baru.
Demikian pula kalau guru mengikuti sertifikasi, tujuan utama bukan untuk mendapatkan
tunjangan profesi, melainkan untuk dapat menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah memiliki
kompetensi sebagaimana disyaratkan dalam standar kompetensi guru. Tunjangan profesi adalah
konsekuensi logis yang menyertai adanya kemampuan yang dimaksud.
Dengan menyadari hal ini maka guru tidak akan mencari jalan lain guna memperoleh
sertifikat profesi kecuali mempersiapkan diri dengan belajar yang benar untuk menghadapi
sertifikasi. Berdasarkan hal tersebut, maka sertifikasi akan membawa dampak positif, yaitu
meningkatnya kualitas guru.
3
B. Tujuan sertifikasi guru
Dalam hal ini seritifasi bertujuan :
1. Menentukan kelayakan guru sebagai agen pembelajaran. Sebagai agen pembelajaran
berarti guru menjadi pelaku dalam proses pembelajaran. Guru yang sudah menerima
sertifikat pendidik dapat diartikan sudah layak menjadi agen pembelajaran.
2. Meningkatkan proses dan mutu pendidikan. Mutu pendidikan antara lain dapat dilihat
dari mutu siswa sebagai basil proses pembelajaran. Mutu siswa ini di antaranya
ditentukan dari kecerdasan, minat, dan usaha siswa yang bersangkutan. Guru yang
bermutu dalam arti berkualitas dan profesional menentukan mutu siswa.
3. Meningkatkan martabat guru. Dari bekal pendidikan formal dan juga berbagai kegiatan
guru yang antara lain ditunjukkan dari dokumentasi data yang dikumpulkan dalam proses
sertifikasi maka guru akan mentransfer lebih banyak ilmu yang dimiliki kepada siswanya.
Secara psikologis kondisi tersebut akan meningkatkan martabat guru yang bersangkutan.
4. Meningkatkan profesionalisme Guru yang profesional antara lain dapat ditentukan dari
pendidikan, pelatihan, pengembangan diri, dan berbagai aktivitas lainnya yang terkait
dengan profesinya. langkah awal untuk menjadi professional dapat ditempuh dengan
mengikuti sertifikasi guru.
5. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan.
6. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga merusak citra
pendidik dan tenaga kependidikan. Guru yang mempunyai sertifikat pendidik harus dapat
menerapkan proses pembelajaran di kelas sesuai dengan teori dan praktik yang telah
teruji.
7. Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan menyediakn
rambu-rambu dan intrumen untuk melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten.
8. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan.
4
C. Manfaat Sertifikasi
Adapun manfaat dari sertifikasi guru adalah sebagai berikut :
1) Pengawasan mutu, lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan menentukan
seperangkat kompetensi yang bersifat unik, peningkatan profesionalisme melalui mekanisme
seleksi, baik pada waktu awal masuk organisasi profesi maupun pengembangan karir
selanjutnya, untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan para praktisi untuk
mengembangkan tingkat kompetisinya secara berkelanjutan, profesi syang lebih baik,
program pelatihan yang lebih bermutu, maupun usaha belajar secara mandiri untuk mencapai
peningkatan profesionalisme.
2) Penjaminan mutu, adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap
kinerja praktisi akan menimbulkan persepsi masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik
terhadap organisasi profesi beserta anggotanya. Dengan demikian pihak-pihak
berkepentingan, khususnya para pelanggan atau pengguna akan makin menghargai organisasi
profesi dan sebaliknya organisasi profesi dapat memberikan jaminan atau melindungi para
pelanggan/pengguna. Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi para
pelanggan/pengguna yang ingin memperkerjakan orang dalam bidang keahlian dan
keterampilan tertentu.
Proses sertifikasi menuju profesinalisasi pelaksanaan tugas dan fungsinya harus di barengi
dengan kenaikan kesejahteraan guru, sistem rekrukmen guru, pembinaan dan peningkatan karir
guru.
a. Kesejahteraan guru dapat di ukur dari gaji dan insentif yang di perloleh
b. Tujangan fungsional yang merupakan insentif bagi guru sebaiknya di berikan
dengan mempertimbangkan :
Kesulitan tempat bertugas
Kemampuan, keterampilan dan kreatifitas
Fungsi, tugas, dan peranan guru sekolah
5
Prestasi guru dalam mengajar, menyiapkan bahan ajar dll. Dalam hal ini guru
perlu di berikan kesempatan bersaing untuk memperoleh penghargssn
berbentuk insentif.
c. Sistem rekrutmen dan penempatanya memerlukan kebijakan yang tepat
mengingat calon guru yang sering memilih tugas di tempat yang di inginkannya
d. Pendidikan dan pembinaan tenaga guru dapat di tempuh melalui tiga cara yaitu :
Prajabatan
Pendidikan dalam jabatan
Pendidikan akta mengajar (bagi calon guru non kependidikan)
D. Dasar Hukum Pelaksanaan Sertifikasi Guru
Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan
adalah sebagai berikut. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2008 Tentang Guru Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi bagi Guru
dalam Jabatan. Keputusan Mendiknas Nomor 022/P/2009 tentang Penetapan Perguruan Tinggi
Penyelenggara Sertifikasi Guru Dalam Jabatan.
Sertifikasi merupakan sarana atau instrumen untuk mencapai suatu tujuan, bukan tujuan
itu sendiri. Perlu ada kesadaran dan pemahaman dari semua pihak bahwa sertifikasi adalah
sarana untuk menuju kualitas. Kesadaran dan pemahaman ini akan melahirkan aktivitas yang
benar, bahwa apapun yang dilakukan adalah untuk mencapai kualitas. Kalau seorang guru
kembali masuk kampus untuk meningkatkan kualifikasinya,maka belajar kembali ini bertujuan
untuk mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan dan ketrampilan, sehingga mendapatkan ijazah
S-1. Ijazah S-1 bukan tujuan yang harus dicapai dengan segala cara, termasuk cara yang tidak
benar melainkan konsekuensi dari telah belajar dan telah mendapatkan tambahan ilmu dan
ketrampilan baru.
6
Demikian pula kalau guru mengikuti sertifikasi, tujuan utama bukan untuk mendapatkan
tunjangan profesi, melainkan untuk dapat menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah memiliki
kompetensi sebagaimana disyaratkan dalam standar kompetensi guru. Tunjangan profesi adalah
konsekuensi logis yang menyertai adanya kemampuan yang dimaksud. Dengan menyadari hal ini
maka guru tidak akan mencari jalan lain guna memperoleh sertifikat profesi kecuali
mempersiapkan diri dengan belajar yang benar untuk menghadapi sertifikasi. Berdasarkan hal
tersebut, maka sertifikasi akan membawa dampak positif, yaitu meningkatnya kualitas guru.
E. Kriteria Dan Persyaratan
Guru yang dapat mengikuti sertifikasi adalah guru yang telah memenuhi persyaratan
utama yaitu memiliki ijasah akademik atau kualifikasi akademik minimal S-1 atau D4.
Sertifikasi bagi guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidang keahliannya dapat memilih
proses sertifikasi berbasis pada ijazah S1/D4 yang dimiliki, atau memilih proses sertifikasi
berbasis bidang studi yang diajarkan. Jalur sertifikasi mana yang akan dipilih oleh guru,
sepenuhnya diserahkan guru yang bersangkutan dengan segala konsekuensinya.
Bagi guru yang belum memiliki ijasah S1/D4 wajib menyelesaikan dahulu kuliah S1/D4
sampai yang bersangkutan memperoleh ijasah S1/D4. Program studi yang diambil harus sesuai
dengan mata pelajaran yang diampu atau sesuai dengan program studi yang dimiliki sebelumnya.
Sambil menyelesaikan studinya, guru dapat mengumpulkan portofolio.
Bagi guru yang sudah S1/D4 mempersiapkan diri dengan mengumpulkan portofolio yang
merekam jejak profesionalitas guru selama mengabdikan diri sebagai guru.Disamping itu, sambil
menunggu kesempatan mengikuti sertifikasi, guru meningkatkan profesionalitasnya dengan
melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dan melakukan inovasi-inovasi pembelajaran
di sekolah.
Guru calon peserta sertifikasi yang memenuhi kriteria kualifikasi bisa mendaftarkan diri
ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk dimasukkan dalam daftar calon peserta sertifikasi.
Dinas Kabupaten/Kota menyusun daftar prioritas guru berdasarkan urutan kriteria yang telah
ditetapkan. Guru mencari informasi ke Dinas Kabupaten/ Kota.
7
F. Macam – Macam Pelaksanaan Sertifikasi Guru
Ada dua macam pelaksanaan sertifikasi guru, yaitu:
a. Melalui penilaian portofolio bagi guru dalam jabatan
Sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui penilaian portofolio. Penilaian
portofolio tersebut merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk
penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan:
a. kualifikasi akademik
b. pendidikan dan pelatihan
c. pengalaman mengajar
d. perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
e. penilaian dari atasan dan pengawas
f. prestasi akademik
g. karya pengembangan profesi
h. keikutsertaan dalam forum ilmiah
i. pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosia, dan
j. penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
Guru yang memiliki nilai portofolio di atas batas minimal dinyatakan lulus penilaian
portofolio dan berhak menerima sertifikat pendidik.Namun, guru yang hasil penilaian
portofolionya memperoleh nilai kurang sedikit dari batas minimal diberi kesempatan untuk
melengkapi portofolio. Setelah lengkap guru dinyatakan lulus dan berhak menerima sertifikat
pendidik.
Bagi guru yang memperoleh nilai jauh di bawah batas minimal lulus wajib mengikuti
pendidikan dan pelatihan (diklat) profesi guru yang akan dilaksanakan oleh perguruan tinggi
yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional. Pada akhir diklat profesi guru, dilakukan
ujian dengan materi uji mencakup 4 kompetensi guru. Bagi guru yang lulus ujian berhak
menerima sertifikat pendidik, dan guru yang belum lulus diberi kesempatan untuk mengulang
materi diklat yang belum lulus sebanyak 2 kali kesempatan.
8
Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman
berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval
waktu tertentu. Jadi portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam
bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan rekam jejak profesionalitas
guru selama mengajar yang mencakup 10 jenis sebagai berikut:
Sertifikasi pendidik atau guru dalam jabatan akan dilaksanakan dalam bentuk penilaian
portofolio. Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam
bentuk kumpulan dokumen yang mendeskripsikan:
1. Kualifikasi akademik;
2. Pendidikan dan pelatihan;
3. Pengalaman mengajar;
4. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran;
5. Penilaian dari atasan dan pengawas;
6. Prestasi akademik;
7. Karya pengembangan profesi;
8. Keikutsertaan dalam forum ilmiah;
9. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial; dan
10. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
Portofolio yang sudah didokumentasikan guru dirangkum dalam suatu format Instrumen
portofolio. Instrumen tersebut sudah disiapkan dan akan didistribusikan kepada guru melalui
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Instrumen portofolio diisi guru dengan sejujur-jujurnya
sesuai dengan perjalanan profesionalitas guru dan dilampiri dengan bukti fisik yang telah
disahkan keasliannya. Dokumen portofolio disahkan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah
tempat guru mengajar. Untuk Kepala Sekolah berkas portofolio disahkan oleh Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota atau pejabat lain yang ditunjuk, karena penilaian portofolio
berdasarkan dokumen yang diterima, maka harus ada bukti yang dilampirkan. Apabila dokumen
tersebut hilang, maka guru harus mencari bukti lain dari sumber yang mengeluarkan dokumen
tersebut.
9
Dokumen yang rusak dapat difotokopi dan disahkan oleh lembaga yang mengeluarkan
dokumen tersebut atau pejabat yang ditunjuk.
b. melalui pendidikan profesi bagi calon guru
Ada hal-hal yang sama, ada juga yang berbeda seperti skala penilaian dan bobot untuk
masing-masing komponen berbeda dengan penilaian angka kredit jabatan. Seorang guru yang
profesional harus memenuhi seluruh komponen yang disebutkan di point (Prosedur dan
Mekanisme Sertifikasi Guru) di atas. Komponen kualifikasi akademik; pendidikan dan pelatihan;
pengalaman mengajar; perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran; dan penilaian dari atasan dan
pengawas merupakan komponen yang utama dalam sertifikasi. Jadi semua komponen harus
dipenuhi.
Pendidikan dan pelatihan profesi guru (Diklat Profesi Guru/DPG) merupakan program
pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki otoritas
untuk melaksanakan sertifikasi guru bagi peserta sertifikasi yang belum lulus penilaian
portofolio. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan profesi guru diakhiri dengan ujian yang
mencakup kompetensi guru dibidang pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi:
a. Pemahaman terhadap peserta didik, dengan indikator esensial: memahami peserta didik
dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif dan kepribadian dan
mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik
b. Perancangan pembelajaran, dengan indikator esensial: memahami landasan
kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi
pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan
materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih
c. Pelaksanaan pembelajaran dengan indikator esensial: menata latar (setting)
pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
10
d. Perancangan dan pelaksanaan evaluasi hasil belajar, dengan indikator esensial:
merancang dan melaksanakan evaluasi (assesment) proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil
belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning); dan
memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program
pembelajaran secara umum
e. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya, dengan indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan
berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan
berbagai potensi nonakademik.
2) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas
dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah
dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan
metodologi keilmuannya. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang
studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum
sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren
dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; dan
menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai
langkah-langkah pene-litian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi
bidang studi. Banyak ahli pendidikan yang memberikan koreksi seharusnya lebih cocok
digunakan istilah kompetensi akademik. Kompetensi professional adalah untuk keempat
kompetensi guru tersebut di atas.
3) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan
peserta didik. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik
11
dan tenaga kependidikan. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang
tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
4) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan
bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai
dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai
guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian
dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang
didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta
menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang
berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak
sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan
memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya program sertifikasi guru diharapkan kinerja guru akan meningkat
sehingga mutu pendidikan di Indonesia juga akan meningkat ke arah yang lebih baik.Setelah
sertifikasi diharapkan guru dapat memenuhi empat komponen seperti yang tertuang dalam
Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 10 dan Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 28, kompetensi guru meliputi empat komponen yaitu kompetensi pedagogik,
kepribadian, professional, dan social.Namun dalam prakteknya,banyak guru yang tidak dapat
memenuhi keempat komponen tersebut dan dari beberapa penelitian juga menunjukan bahwa
kinerja guru tidak meningkat setelah adanya sertifikasi dan cenderung masih sama sebelum
adanya sertifikasi.
Untuk menjaga mutu guru yang sudah lolos sertifikasi seharusnya ada pola pembinaan
dan pengawasan yang terpadu dan berkelanjutan bagi para guru.Program sertifikasi yang
dicanangkan oleh pemerintah pada dasarnyamerupakan sebuah program yang lebih mengarah
pada upaya peningkatanhasil proses pembelajaran dengan mengkondisikan guru-gurunya
sebagaitenaga-tenaga pendidik yang berkompeten terhadap bidangnya. Kompeten dalam hal ini
diartikan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaiguru secara profesional dengan
langkah-langkah yang strategis. Guru yang layak bersertifikat adalah guru-guru yang mempunyai
kemampuan khususnya yang dapat menunjang ketuntasan proses pembelajaran.
13