Sertifikasi GURU

20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program sertifikasi yang dicanangkan oleh pemerintah pada dasarnyamerupakan sebuah program yang lebih mengarah pada upaya peningkatanhasil proses pembelajaran dengan mengkondisikan guru- gurunya sebagaitenaga-tenaga pendidik yang berkompeten terhadap bidangnya. Kompeten dalam hal ini diartikan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaiguru secara profesional dengan langkah-langkah yang strategis. Guru yang layak bersertifikat adalah guru-guru yang mempunyai kemampuan khususnyayang dapat menunjang ketuntasan proses pembelajaran. Oleh karena itulah,maka sangat diharapkan adanya guru-guru yang kreatif dalam menjalankantugasnya sehingga jelas-jelas terlihat kelayakannya dalam melaksanakan tugaspembelajarannya. Pada dasarnya setiap guru mempunyai kemampuan sedemikian rupasehingga dapat memberikan proses pembelajaran sebaik-baiknya untuk anakdidiknya. Kemampuan ini selanjutnya menjadi ciri khas yang dimiliki olehguru dalam pandangan anak didik. Guru yang satu dengan guru yang lainnya tentunya sangat berbeda sehingga hasil prosesnya juga berbeda-beda. Tetapi ini tidak menjadi permasaalahan sebab dengan demikian, maka terciptalah sebuah keberagaman kemampuan anak didik dan selanjutnya hal tersebut menjadikannya ketuntasan pembelajaran secara menyeluruh pada anak 1

Transcript of Sertifikasi GURU

Page 1: Sertifikasi GURU

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program sertifikasi yang dicanangkan oleh pemerintah pada dasarnyamerupakan sebuah

program yang lebih mengarah pada upaya peningkatanhasil proses pembelajaran dengan

mengkondisikan guru-gurunya sebagaitenaga-tenaga pendidik yang berkompeten terhadap

bidangnya. Kompeten dalam hal ini diartikan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya

sebagaiguru secara profesional dengan langkah-langkah yang strategis. Guru yang layak

bersertifikat adalah guru-guru yang mempunyai kemampuan khususnyayang dapat menunjang

ketuntasan proses pembelajaran. Oleh karena itulah,maka sangat diharapkan adanya guru-guru

yang kreatif dalam menjalankantugasnya sehingga jelas-jelas terlihat kelayakannya dalam

melaksanakan tugaspembelajarannya.

Pada dasarnya setiap guru mempunyai kemampuan sedemikian rupasehingga dapat

memberikan proses pembelajaran sebaik-baiknya untuk anakdidiknya. Kemampuan ini

selanjutnya menjadi ciri khas yang dimiliki olehguru dalam pandangan anak didik. Guru yang

satu dengan guru yang lainnya tentunya sangat berbeda sehingga hasil prosesnya juga berbeda-

beda. Tetapi ini tidak menjadi permasaalahan sebab dengan demikian, maka terciptalah sebuah

keberagaman kemampuan anak didik dan selanjutnya hal tersebut menjadikannya ketuntasan

pembelajaran secara menyeluruh pada anak didik. Sertifikat pendidikan tersebut hanya dapat

diperoleh melalui program sertifikasi. Secara khusus sertifikat pendidik adalah bukti formal dari

pemenuhan dua syarat, yaitu kualifikasi akademik minimum dengan penguasaan kompetensi

minimal sebagai guru. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa sertifikat pendidik adalah

surat keterangan yang diberikan suatu lembaga pengadaantenaga kependidikan yang terakreditasi

sebagai bukti formal kelayakan profesiguru, yaitu memenuhi kualifikasi pendidikan minimum

sebagai agen pembelajaran.

1

Page 2: Sertifikasi GURU

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari sertifikasi?

2. Apa tujuan sertifikasi guru?

3. Apakah manfaat dari sertifikasi?

4. Apa saja dasar hukum pelaksanaan sertifikasi guru?

5. Bagaimana mengetahui kriteria dan persyaratan sertifikasi guru?

6. Apa saja macam – macam pelaksanaan sertifikasi guru?

2

Page 3: Sertifikasi GURU

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sertifikasi

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru sertifikat pendidik

diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru.

Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik

pendidikan yang berkuasa. Sedangkan Sertifikat pendidik adalah sebuah sertifikat yang

ditandatangani oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi sebagai bukti formal pengakuan

profesionalitas guru yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. Sertifikasi

merupakan sarana atau instrumen untuk mencapai suatu tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Perlu

ada kesadaran dan pemahaman dari semua fihak bahwa sertifikasi adalah sarana untuk menuju

kualitas.

Kesadaran dan pemahaman ini akan melahirkan aktivitas yang benar, bahwa apapun yang

dilakukan adalah untuk mencapai kualitas. Kalau seorang guru kembali masuk kampus untuk

meningkatkan kualifikasinya, maka belajar kembali ini bertujuan untuk mendapatkan tambahan

ilmu pengetahuan dan ketrampilan, sehingga mendapatkan ijazah S-1. Ijazah S-1 bukan tujuan

yang harus dicapai dengan segala cara, termasuk cara yang tidak benar melainkan konsekuensi

dari telah belajar dan telah mendapatkan tambahan ilmu dan ketrampilan baru.

Demikian pula kalau guru mengikuti sertifikasi, tujuan utama bukan untuk mendapatkan

tunjangan profesi, melainkan untuk dapat menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah memiliki

kompetensi sebagaimana disyaratkan dalam standar kompetensi guru. Tunjangan profesi adalah

konsekuensi logis yang menyertai adanya kemampuan yang dimaksud.

Dengan menyadari hal ini maka guru tidak akan mencari jalan lain guna memperoleh

sertifikat profesi kecuali mempersiapkan diri dengan belajar yang benar untuk menghadapi

sertifikasi. Berdasarkan hal tersebut, maka sertifikasi akan membawa dampak positif, yaitu

meningkatnya kualitas guru.

3

Page 4: Sertifikasi GURU

B. Tujuan sertifikasi guru

Dalam hal ini seritifasi bertujuan :

1. Menentukan kelayakan guru sebagai agen pembelajaran. Sebagai agen pembelajaran

berarti guru menjadi pelaku dalam proses pembelajaran. Guru yang sudah menerima

sertifikat pendidik dapat diartikan sudah layak menjadi agen pembelajaran.

2. Meningkatkan proses dan mutu pendidikan. Mutu pendidikan antara lain dapat dilihat

dari mutu siswa sebagai basil proses pembelajaran. Mutu siswa ini di antaranya

ditentukan dari kecerdasan, minat, dan usaha siswa yang bersangkutan. Guru yang

bermutu dalam arti berkualitas dan profesional menentukan mutu siswa.

3. Meningkatkan martabat guru. Dari bekal pendidikan formal dan juga berbagai kegiatan

guru yang antara lain ditunjukkan dari dokumentasi data yang dikumpulkan dalam proses

sertifikasi maka guru akan mentransfer lebih banyak ilmu yang dimiliki kepada siswanya.

Secara psikologis kondisi tersebut akan meningkatkan martabat guru yang bersangkutan.

4. Meningkatkan profesionalisme Guru yang profesional antara lain dapat ditentukan dari

pendidikan, pelatihan, pengembangan diri, dan berbagai aktivitas lainnya yang terkait

dengan profesinya. langkah awal untuk menjadi professional dapat ditempuh dengan

mengikuti sertifikasi guru.

5. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan.

6. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga merusak citra

pendidik dan tenaga kependidikan. Guru yang mempunyai sertifikat pendidik harus dapat

menerapkan proses pembelajaran di kelas sesuai dengan teori dan praktik yang telah

teruji.

7. Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan menyediakn

rambu-rambu dan intrumen untuk melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten.

8. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan.

4

Page 5: Sertifikasi GURU

C. Manfaat Sertifikasi

Adapun manfaat dari sertifikasi guru adalah sebagai berikut :

1) Pengawasan mutu, lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan menentukan

seperangkat kompetensi yang bersifat unik, peningkatan profesionalisme melalui mekanisme

seleksi, baik pada waktu awal masuk organisasi profesi maupun pengembangan karir

selanjutnya, untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan para praktisi untuk

mengembangkan tingkat kompetisinya secara berkelanjutan, profesi syang lebih baik,

program pelatihan yang lebih bermutu, maupun usaha belajar secara mandiri untuk mencapai

peningkatan profesionalisme.

2) Penjaminan mutu, adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap

kinerja praktisi akan menimbulkan persepsi masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik

terhadap organisasi profesi beserta anggotanya. Dengan demikian pihak-pihak

berkepentingan, khususnya para pelanggan atau pengguna akan makin menghargai organisasi

profesi dan sebaliknya organisasi profesi dapat memberikan jaminan atau melindungi para

pelanggan/pengguna. Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi para

pelanggan/pengguna yang ingin memperkerjakan orang dalam bidang keahlian dan

keterampilan tertentu.

Proses sertifikasi menuju profesinalisasi pelaksanaan tugas dan fungsinya harus di barengi

dengan kenaikan kesejahteraan guru, sistem rekrukmen guru, pembinaan dan peningkatan karir

guru.

a. Kesejahteraan guru dapat di ukur dari gaji dan insentif yang di perloleh

b. Tujangan fungsional yang merupakan insentif bagi guru sebaiknya di berikan

dengan mempertimbangkan :

Kesulitan tempat bertugas

Kemampuan, keterampilan dan kreatifitas

Fungsi, tugas, dan peranan guru sekolah

5

Page 6: Sertifikasi GURU

Prestasi guru dalam mengajar, menyiapkan bahan ajar dll. Dalam hal ini guru

perlu di berikan kesempatan bersaing untuk memperoleh penghargssn

berbentuk insentif.

c. Sistem rekrutmen dan penempatanya memerlukan kebijakan yang tepat

mengingat calon guru yang sering memilih tugas di tempat yang di inginkannya

d. Pendidikan dan pembinaan tenaga guru dapat di tempuh melalui tiga cara yaitu :

Prajabatan

Pendidikan dalam jabatan

Pendidikan akta mengajar (bagi calon guru non kependidikan)

D. Dasar Hukum Pelaksanaan Sertifikasi Guru

Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

adalah sebagai berikut. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Peraturan Pemerintah

Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 74

Tahun 2008 Tentang Guru Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi bagi Guru

dalam Jabatan. Keputusan Mendiknas Nomor 022/P/2009 tentang Penetapan Perguruan Tinggi

Penyelenggara Sertifikasi Guru Dalam Jabatan.

Sertifikasi merupakan sarana atau instrumen untuk mencapai suatu tujuan, bukan tujuan

itu sendiri. Perlu ada kesadaran dan pemahaman dari semua pihak bahwa sertifikasi adalah

sarana untuk menuju kualitas. Kesadaran dan pemahaman ini akan melahirkan aktivitas yang

benar, bahwa apapun yang dilakukan adalah untuk mencapai kualitas. Kalau seorang guru

kembali masuk kampus untuk meningkatkan kualifikasinya,maka belajar kembali ini bertujuan

untuk mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan dan ketrampilan, sehingga mendapatkan ijazah

S-1. Ijazah S-1 bukan tujuan yang harus dicapai dengan segala cara, termasuk cara yang tidak

benar melainkan konsekuensi dari telah belajar dan telah mendapatkan tambahan ilmu dan

ketrampilan baru.

6

Page 7: Sertifikasi GURU

Demikian pula kalau guru mengikuti sertifikasi, tujuan utama bukan untuk mendapatkan

tunjangan profesi, melainkan untuk dapat menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah memiliki

kompetensi sebagaimana disyaratkan dalam standar kompetensi guru. Tunjangan profesi adalah

konsekuensi logis yang menyertai adanya kemampuan yang dimaksud. Dengan menyadari hal ini

maka guru tidak akan mencari jalan lain guna memperoleh sertifikat profesi kecuali

mempersiapkan diri dengan belajar yang benar untuk menghadapi sertifikasi. Berdasarkan hal

tersebut, maka sertifikasi akan membawa dampak positif, yaitu meningkatnya kualitas guru.

E. Kriteria Dan Persyaratan

Guru yang dapat mengikuti sertifikasi adalah guru yang telah memenuhi persyaratan

utama yaitu memiliki ijasah akademik atau kualifikasi akademik minimal S-1 atau D4.

Sertifikasi bagi guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidang keahliannya dapat memilih

proses sertifikasi berbasis pada ijazah S1/D4 yang dimiliki, atau memilih proses sertifikasi

berbasis bidang studi yang diajarkan. Jalur sertifikasi mana yang akan dipilih oleh guru,

sepenuhnya diserahkan guru yang bersangkutan dengan segala konsekuensinya.

Bagi guru yang belum memiliki ijasah S1/D4 wajib menyelesaikan dahulu kuliah S1/D4

sampai yang bersangkutan memperoleh ijasah S1/D4. Program studi yang diambil harus sesuai

dengan mata pelajaran yang diampu atau sesuai dengan program studi yang dimiliki sebelumnya.

Sambil menyelesaikan studinya, guru dapat mengumpulkan portofolio.

Bagi guru yang sudah S1/D4 mempersiapkan diri dengan mengumpulkan portofolio yang

merekam jejak profesionalitas guru selama mengabdikan diri sebagai guru.Disamping itu, sambil

menunggu kesempatan mengikuti sertifikasi, guru meningkatkan profesionalitasnya dengan

melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dan melakukan inovasi-inovasi pembelajaran

di sekolah.

Guru calon peserta sertifikasi yang memenuhi kriteria kualifikasi bisa mendaftarkan diri

ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk dimasukkan dalam daftar calon peserta sertifikasi.

Dinas Kabupaten/Kota menyusun daftar prioritas guru berdasarkan urutan kriteria yang telah

ditetapkan. Guru mencari informasi ke Dinas Kabupaten/ Kota.

7

Page 8: Sertifikasi GURU

F. Macam – Macam Pelaksanaan Sertifikasi Guru

Ada dua macam pelaksanaan sertifikasi guru, yaitu:

a. Melalui penilaian portofolio bagi guru dalam jabatan

Sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui penilaian portofolio. Penilaian

portofolio tersebut merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk

penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan:

a. kualifikasi akademik

b. pendidikan dan pelatihan

c. pengalaman mengajar

d. perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

e. penilaian dari atasan dan pengawas

f. prestasi akademik

g. karya pengembangan profesi

h. keikutsertaan dalam forum ilmiah

i. pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosia, dan

j. penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

Guru yang memiliki nilai portofolio di atas batas minimal dinyatakan lulus penilaian

portofolio dan berhak menerima sertifikat pendidik.Namun, guru yang hasil penilaian

portofolionya memperoleh nilai kurang sedikit dari batas minimal diberi kesempatan untuk

melengkapi portofolio. Setelah lengkap guru dinyatakan lulus dan berhak menerima sertifikat

pendidik.

Bagi guru yang memperoleh nilai jauh di bawah batas minimal lulus wajib mengikuti

pendidikan dan pelatihan (diklat) profesi guru yang akan dilaksanakan oleh perguruan tinggi

yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional. Pada akhir diklat profesi guru, dilakukan

ujian dengan materi uji mencakup 4 kompetensi guru. Bagi guru yang lulus ujian berhak

menerima sertifikat pendidik, dan guru yang belum lulus diberi kesempatan untuk mengulang

materi diklat yang belum lulus sebanyak 2 kali kesempatan.

8

Page 9: Sertifikasi GURU

Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman

berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval

waktu tertentu. Jadi portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam

bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan rekam jejak profesionalitas

guru selama mengajar yang mencakup 10 jenis sebagai berikut:

Sertifikasi pendidik atau guru dalam jabatan akan dilaksanakan dalam bentuk penilaian

portofolio. Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam

bentuk kumpulan dokumen yang mendeskripsikan:

1. Kualifikasi akademik;

2. Pendidikan dan pelatihan;

3. Pengalaman mengajar;

4. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran;

5. Penilaian dari atasan dan pengawas;

6. Prestasi akademik;

7. Karya pengembangan profesi;

8. Keikutsertaan dalam forum ilmiah;

9. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial; dan

10. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

Portofolio yang sudah didokumentasikan guru dirangkum dalam suatu format Instrumen

portofolio. Instrumen tersebut sudah disiapkan dan akan didistribusikan kepada guru melalui

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Instrumen portofolio diisi guru dengan sejujur-jujurnya

sesuai dengan perjalanan profesionalitas guru dan dilampiri dengan bukti fisik yang telah

disahkan keasliannya. Dokumen portofolio disahkan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah

tempat guru mengajar. Untuk Kepala Sekolah berkas portofolio disahkan oleh Kepala Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota atau pejabat lain yang ditunjuk, karena penilaian portofolio

berdasarkan dokumen yang diterima, maka harus ada bukti yang dilampirkan. Apabila dokumen

tersebut hilang, maka guru harus mencari bukti lain dari sumber yang mengeluarkan dokumen

tersebut.

9

Page 10: Sertifikasi GURU

Dokumen yang rusak dapat difotokopi dan disahkan oleh lembaga yang mengeluarkan

dokumen tersebut atau pejabat yang ditunjuk.

b. melalui pendidikan profesi bagi calon guru

Ada hal-hal yang sama, ada juga yang berbeda seperti skala penilaian dan bobot untuk

masing-masing komponen berbeda dengan penilaian angka kredit jabatan. Seorang guru yang

profesional harus memenuhi seluruh komponen yang disebutkan di point (Prosedur dan

Mekanisme Sertifikasi Guru) di atas. Komponen kualifikasi akademik; pendidikan dan pelatihan;

pengalaman mengajar; perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran; dan penilaian dari atasan dan

pengawas merupakan komponen yang utama dalam sertifikasi. Jadi semua komponen harus

dipenuhi.

Pendidikan dan pelatihan profesi guru (Diklat Profesi Guru/DPG) merupakan program

pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki otoritas

untuk melaksanakan sertifikasi guru bagi peserta sertifikasi yang belum lulus penilaian

portofolio. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan profesi guru diakhiri dengan ujian yang

mencakup kompetensi guru dibidang pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik meliputi:

a. Pemahaman terhadap peserta didik, dengan indikator esensial: memahami peserta didik

dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif dan kepribadian dan

mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik

b. Perancangan pembelajaran, dengan indikator esensial: memahami landasan

kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi

pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan

materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih

c. Pelaksanaan pembelajaran dengan indikator esensial: menata latar (setting)

pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

10

Page 11: Sertifikasi GURU

d. Perancangan dan pelaksanaan evaluasi hasil belajar, dengan indikator esensial:

merancang dan melaksanakan evaluasi (assesment) proses dan hasil belajar secara

berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil

belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning); dan

memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program

pembelajaran secara umum

e. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya, dengan indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan

berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan

berbagai potensi nonakademik.

2) Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas

dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah

dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan

metodologi keilmuannya. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang

studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum

sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren

dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; dan

menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai

langkah-langkah pene-litian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi

bidang studi. Banyak ahli pendidikan yang memberikan koreksi seharusnya lebih cocok

digunakan istilah kompetensi akademik. Kompetensi professional adalah untuk keempat

kompetensi guru tersebut di atas.

3) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul

secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali

peserta didik, dan masyarakat sekitar. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif

dengan peserta didik, memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan

peserta didik. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik

11

Page 12: Sertifikasi GURU

dan tenaga kependidikan. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang

tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

4) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan

kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan

bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai

dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai

guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian

dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang

didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta

menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang

berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak

sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan

memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

12

Page 13: Sertifikasi GURU

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan adanya program sertifikasi guru diharapkan kinerja guru akan meningkat

sehingga mutu pendidikan di Indonesia juga akan meningkat ke arah yang lebih baik.Setelah

sertifikasi diharapkan guru dapat memenuhi empat komponen seperti yang tertuang dalam

Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 10 dan Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional

Pendidikan Pasal 28, kompetensi guru meliputi empat komponen yaitu kompetensi pedagogik,

kepribadian, professional, dan social.Namun dalam prakteknya,banyak guru yang tidak dapat

memenuhi keempat komponen tersebut dan dari beberapa penelitian juga menunjukan bahwa

kinerja guru tidak meningkat setelah adanya sertifikasi dan cenderung masih sama sebelum

adanya sertifikasi.

Untuk menjaga mutu guru yang sudah lolos sertifikasi seharusnya ada pola pembinaan

dan pengawasan yang terpadu dan berkelanjutan bagi para guru.Program sertifikasi yang

dicanangkan oleh pemerintah pada dasarnyamerupakan sebuah program yang lebih mengarah

pada upaya peningkatanhasil proses pembelajaran dengan mengkondisikan guru-gurunya

sebagaitenaga-tenaga pendidik yang berkompeten terhadap bidangnya. Kompeten dalam hal ini

diartikan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaiguru secara profesional dengan

langkah-langkah yang strategis. Guru yang layak bersertifikat adalah guru-guru yang mempunyai

kemampuan khususnya yang dapat menunjang ketuntasan proses pembelajaran.

13