Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine

10

Click here to load reader

Transcript of Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine

Page 1: Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine

Black valentine

Kalau ada mata pelajaran yang gak ada hubungannya sama jurusan bahasa tapi paling disukai Oliv, jawabannya tentu pelajaran kosong! Eh, salah… KOMPUTER. Yup! Pelajaran komputer ini bukannya menarik secara materi, tapi menarik secara gurunya pun menarik becak (eh salah, menarik hati setiap wanita tentunya). Namanya pak Eka. Kulitnya putih bersih, rambutnya model Adly Fairuz, hemnya selalu disetrika rapi, dan memakai sepatu sport trendy. Cara mengajarnya enak, suaranya merdu, pandai menghibur siswa, pintar main gitar, dan gemar menabung, he he he. Pokoknya meskipun cuma ketemu seminggu sekali, tapi kenangan bersamanya membekas hingga minggu berikutnya. Oliv benar-benar jatuh cinta padanya. Pak Eka jelas menjadi guru favorit anak bahasa. Erly aja nyampe ngiri kepengin masuk kelas bahasa. Engel malah terang-terangan bilang suka sama pak Eka. Kelewatan bener tuh anak! Emang sih, pak Eka masih muda, umurnya paling baru 25 tahun. Dia seorang sarjana komputer yang kompeten di bidangnya. Pas pelajaran ada-ada aja tingkah Oliv untuk menarik perhatian pak guru. Misalnya “Pak, maaf mousenya kok gak bisa gerak ya pak” Pak Eka datang menghampiri, menyentuh mouse, mencoba klik kanan, klik kiri, drag

Page 2: Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine

and drop dan gak ada masalah sama sekali. Oliv sengaja mencuri-curi pandang kepada wajah ganteng di sebelahnya (genit deh). “Mouse nya baik-baik saja Oliv” katanya sabar. Beberapa menit kemudian Oliv kembali bertanya, “maaf pak, ini yang dipencet yang mana? Kalo’ mau nyimpen dokumen yang gambar disket apa yang gambar kertas ditekuk ya pak” “maksudnya kertas ditekuk apa ya?” oooh, ternyata tombol open. “paaaaak, ini tombol buat apa sih, kok bentuknya aneh banget, kalo’ yang gambar cat berarti buat warna ya pak?” Oliv nanya lagi, tapi pak Eka udah mampir ke bangkunya Dela. Dela nyengir kuda memperlihatkan giginya yang kuning, seperti warna cat kukunya hari ini. Sial! Oliv komat kamit sendiri. Pelajaran yang paling disukai dari komputer adalah saat materi internet diajarkan. Oliv yang udah punya alamat e-mail seneng banget bisa kirim-kiriman surat sama Andy yang lagi kuliah di Thailand. Oliv juga buat account facebook, dan tidak lupa nge-blog. Wah, pokoknya asyik banget deh. Oliv jadi kecanduan nge-net. Tiap hari pasti kirim komen buat pak Eka, meskipun isinya cuma itu – itu doang, bikin bosen yang baca. “Pak Eka kalo’ ngasih soal ulangan jangan susah-susah ya pak…” “pak tolong kalo’ ngajar tiap hari aja, jangan seminggu sekali” “pak btw tau aku gak sih, anak bahasa pak, absen 27” “pak rumahnya sebelah mana?” “bapak udah punya istri belum?” De el el yang gak usah disebutin satu-satu karena sama sekali gak penting buat dibaca.

Page 3: Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine

Satu hal yang bikin Oliv bête. Ternyata beredar gossip kalo’ pak Eka naksir seseorang. Ini bisa terbaca dari isi blognya Dara manis usia belasan Pantaskah aku mencintaimu? Kau muda dan cantik Kau lincah dan menarik Dara manis usia belasan Pantaskah aku jadi milikmu? Sedangkan aku tak mampu ungkapkan Hingga aku merasa tertekan Dara manis usia belasan Pantaskah aku menyayangimu? Aku takut menerima kehendak Jika cinta ini ditolak Dara manis usia belasan Pantaskah aku bersanding denganmu? Sedang batin terus menggebu Untuk katakan aku mencintaimu Puisi romantis karya pak Eka yang seniman. Siapa dara manis usia belasan? Mungkinkah Dela? Ooooh, pak Eka, andaikan itu aku batin Oliv.

Page 4: Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine

Tapi, eeeiiiiit! Tunggu dulu, bukankah Oliv sudah ada yang punya? Kemana saja si Aldo? Playboy tengik yang mengumbar kata sayang setiap waktu? Kasihan benar kau Oliv, rasa sayangnya sebatas bibir aja, nggak nyampe ke hati. Buktinya? Dia berjanji akan datang pada valentine’s day di kafe “marisa” langganan mereka. Namun, Aldo bagaikan hilang ditelan buto ijo hwe he he. Tahu tuh, Oliv merana banget mengingat hari itu. 14 febuary merupakan black valentine baginya. Coba kita intip buku harian Oliv lewat http://ceritacinta.blogspot.com 5 Juni Ini ketiga kalinya dalam satu minggu aku kemari, do. Bahkan mas Roni, si pelayan kafe mulai akrab mengenaliku. Itu lho, cowok yang rambutnya kayak Tintin, kita bahkan setiap datang ke sini hampir selalu membicarakannya. Aku tahu namanya setelah beberapa kali mengobrol dengannya. Aku duduk disini do, di bangku pojok belakang, tempat favorit kita. Dan seperti biasa, kita akan memandangi ikan-ikan Koi yang lincah berenang kesana kemari, kemudian bersembunyi di antara bebatuan. Kau akan mulai bercerita tentang pengalamanmu di sekolah dengan Koko dan Doni sahabatmu, lalu kita akan tertawa bersama mengingat tingkah mereka yang lucu nan konyol. Lalu kita berlanjut pada kisah apa saja yang ingin kita keluarkan dari hati kita. Kemudian tidak ketinggalan kita sisipkan pembicaraan tentang si rambut

Page 5: Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine

Tintin, yang angkuh dan sombong itu. Do, besok hari ulang tahunku. Masih maukah kau datang di hari istimewaku do? 8 Juli Kau memang keras kepala do! Tidakkah kau rindu pada diriku? Sudah dua bulan kau pergi ke Jakarta, tapi tak pernah sedikitpun kau memberi alamat dimana sekarang kau berada, bahkan pada dua sahabatmu yang konyol itu. Surat-suratku tak pernah kau balas. Begitu juga telepon dariku tak pernah kau angkat. Harus kemana aku mencarimu do? Kau sangat gila! Di sampul suratmu hanya bertuliskan Aldo-Jakarta. Kau piker seluruh orang di Jakarta tahu kamu semua? 20 Januari Aku sudah semester genap di kelas tiga do. Pelajarannya makin sulit. Aku masuk jurusan bahasa, sama seperti kamu dulu. Do, aku tak tahu entah apa yang membuatku sangat menyayangimu. Kau bahkan milik siapa sekarang, aku tak tahu. Aku juga tak tahu apakah kau masih mencintaiku atau tidak. Namun, seperti kena sihir, aku selalu memikirkanmu setiap saat, di setiap detak jantungku. Aku tidak bisa melupakanmu begitu saja, walaupun kita sudah lama berpisah. Akankah penantian ini sia-sia do? 14 Febuari

Page 6: Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine

Aku pulang ke rumah. Kepalaku pusing dan agak demam. Di hari kasih sayang pertama yang hanya bisa kutelan sendiri seluruh kenangannya. Mawar plastikmu masih kusimpan do, hadiah perpisahan darimu. Walaupun bukan mawar sungguhan. Tapi mawar pemberianmu tak pernah layu do. Aku selalu merawatnya dengan baik. Sebenarnya aku tidak percaya valentine. Bagiku setiap hari adalah hari kasih sayang. Tapi kau menganggapnya sebagai hari istimewa. Dan kau berjanji, valentine pertama kita akan dirayakan di kafe “marissa”. Tapi, kau yang mengingkarinya. Tidak ada cokelat, juga tidak ada bunga di hari valentine kali ini. Biarlah kutelan sendiri kesedihan dan kenangan indah bersamamu. Tanpa mu, aku hidup bagai sayur kurang garam, bagai balado tanpa cabe, anyep, senyap, sunyi….. Gitu deh, nggak ada berita apapun setelah Aldo pergi ke Jakarta. Telepon selalu dijawab mailbox terus. Untuk itu Oliv gak mau bersedih lama-lama. Oliv merasa harus bangkit meninggalkan kisahnya yang lalu. STOP berpikir tentang cowok angkuh nan playboy cap duren tiga! So,…. Mungkinkah ada kesempatan buat pak Eka tuk singgah di hatinya? Pak Eka? Ya ampun! Mimpi kali yeee! Mana ada sih murid pacaran sama guru. Yang ada nanti malah dapet poin 50! Karena berani menggoda guru sendiri. Hwe he he he he. Oliv pun dengan segala pengharapan dan keisengannya sengaja ngirim pesan ke fb nya pak Eka. “Pak boleh tahu nggak, siapa gadis usia belasan itu?”

Page 7: Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine

Pak Eka jijik kali ye liat tingkah laku Oliv yang sok agresif itu. Mungkin juga Oliv bukan cewek idamannya. Gitu pikir Oliv menjawab pertanyaannya sendiri tentang kenapa testinya gak dijawab juga. Hari ini, keempat sobat yang manis itu berkumpul di kantin sambil menikmati Pop Ice rasa moka. “Lu tau gak, kemarin Dela jalan loh sama pak Eka!” kata Engel membuka pembicaraan. “Kata siapa kamu? Jangan nge gossip yang gak jelas gitu ah!” sergah Oliv. Kayaknya dia cemburu. “aku liat sendiri, tau! Lagi ke KFC! Lagi makan bareng!” “Masa sih?” Kiki penasaran. “Sumpah!.... Ya Ampun masa aku boong?” Engel meykinkan. “Ayo liv! Sabet dia mumpung janur kuning belum melengkung!” Erly berkomentar riang sambil menepuk pundak Oliv. Oliv ampir keselek sedotan dibuatnya. Dia cuma nyengir antara menahan sakit tenggorokan sama sakit hati. Soal pesan yang gak dijawab, Oliv menyimpulkan, bahwa memang pak Eka gak ada ketertarikan sama Oliv. Mungkin juga Oliv bagai pungguk merindukan bulan. Secara, Oliv bukan siapa-siapa. Dari segi fisik Oliv gak cantik seperti Dela. Tubuhnya pendek, dan rambutnya ikal. Oliv akhirnya menyerah pada nasib. Oliv gak pernah kirim pesan lagi, gak pernah nanya lagi pas pelajaran, gak pernah mengganggu kehidupan pak Eka. Sepucuk e-mail ditemukan Oliv di inbox-nya. Dibaca subjectnya: balasan dariku, pengirimnya [email protected]. Wow! Kejutan berat baginya. Segera di “klik” dan terbukalah surat elektronik itu.

Page 8: Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine

Dear Oliv, Mengapa sekarang kamu jadi sangat pendiam? Padahal aku merindukan keceriaanmu Aku merindukan tawa dan candamu Mengapa sekarang kamu jadi sangat pendiam, hai dara ku! Ayolah tersenyum, jangan cemberut Kaulah dara usia belasan itu Eka

Oh Tuhan! Benarkah ini? Oliv langsung mengklik reply.

Pak Eka, Semua yang bapak tulis itu,… benarkah?

Lalu tombol send….. Tak berapa lama muncul e-mail baru, isinya: Cepat buka Yahoo! Messengermu! Kita perlu bicara! Oliv segera membuka YM, dan menemui nama Eka yang telah on line Eka : Semua itu benar Eka : Apa yang saya tulis itu benar adanya

Page 9: Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine

Oliv: Tapi, apa mungkin kita bersatu? Oliv: Bukankah pak Eka dengan Dela? Eka : Kamu udah kemakan gossip Oliv… Oliv : Ada yang lihat bapak jalan berdua dengan dia Eka : Bukan berarti kami jadian Oliv : Apa mungkin kita bersatu? Eka : Kenapa gak? Oliv : Bapak kan guru saya? Eka : Emang kenapa? Oliv : Rasanya aneh aja Eka : Bukankah kamu mencintaiku? Oliv : Oliv : Aku rasa iya Eka : Lalu, kenapa gak bisa Oliv? Oliv : Oliv pikir mungkin tak pantas bagi Oliv Eka : Kau periang, ceria, cerdas, dan… kau menarik perhatianku Eka : Aku tak akan berani mendekatimu jika kau tak berikan sinyal itu Oliv : Jadi? Eka : Maukah kau jadi kekasihku, duhai dara usia belasan? Oliv : maaf, aku gak bisa… Eka : Oke, gak papa Oliv : Mungkin, belum saatnya…, saya…., sebenarnya masih cinta juga sama Aldo Oliv : saya belum siap aja Oliv : Semoga bapak mengerti saya Eka : No, problem Oliv : Terima kasih… Eka : jangan panggil bapak dong Oliv : trus panggil apaan?

Page 10: Serial Oliv Buku 3 Bab 5 : Black valentine

Eka : Kalo’ di luar panggil mas aja, kita bisa jadi kakak adik aja Oliv : Oliv tersenyum, lalu menekan tombol sign out.