SENTHONG, Vol. 2, No.1, Januari 2019

12
SENTHONG, Vol. 2, No.1, Januari 2019 ______________________________________________________________________53 ASPEK RUANG HIJAU PADA DESAIN PERPUSTAKAAN UNTUK MENCAPAI BANGUNAN YANG NYAMAN DAN RAMAH LINGKUNGAN Pebrina Tunjung Sari Sugiharto Putri, Wiwik Setyaningsih, Tri Yuni Iswati Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret [email protected] Abstrak Pengetahuan dan wawasan yang luas sangatlah penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Salah satu sarana untuk mendapatkan mengetahuan dan wawasan adalah perpustakaan. Namun kondisi perpustakaan yang kurang nyaman akan menurunkan minat masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan, yang secara tidak langsung turut pula menyumbang dalam penurunan derajat pendidikan masyarakat. Perpustakaan yang nyaman dapat diwujudkan dengan perpustakaan yang ramah lingkungan, dengan demikian diharapkan masyarakat dapat betah selama beraktivitas di perpustakaan. Arsitektur hijau dipilih menjadi metode desain dalam perancangan perpustakaan. Arsitektur hijau menurut Greenship memiliki enam prinsip yang di dalam prinsip-prinsip tersebut terdapat aspek ruang hijau. Metode yang digunakan adalah eksplorasi ide dan pengumpulan data melalui studi literatur yang kemudian dianalisis untuk menjadi pedoman dalam perancangan. Penerapan ruang hijau dalam perancangan dibedakan menjadi softscape dan hardscape. Elemen softscape yang diterapkan adalah sky garden/roof garden, green roof, vertical garden dan taman untuk landscape. Elemen hardscape yang diterapkan adalah perkerasan penutup permukaan tanah berupa jalan aspal, paving, dan yang bukan penutup tanah berupa gazebo, bangku taman dan kolam. Kata kunci: perpustakaan, arsitektur hijau, ruang hijau 1. PENDAHULUAN Perpustakaan merupakan salah satu sarana bagi masyarakat untuk memperoleh informasi. Maka dari itu diperlukan perpustakaan yang memiliki fasilitas yang lengkap agar dapat memenuhi kebutuhan pengunjung dalam mendapatkan informasi yang diperlukan. Di Klaten, perpustakaan kota yang ada belum memiliki kondisi yang maksimal. Perpustakaan yang ada berada di lokasi yang kurang strategis, bangunannya tidaklah terlalu luas dan terdiri dari satu lantai. Hal tersebut dapat dikatakan berbeda jauh dari perpustakaan yang ada di Jogjakarta maupun di Surakarta. Selain itu juga terdapat permasalahan seperti adanya kehilangan 1000 koleksi yang dialami oleh Perpustakaan Klaten dalam jangka waktu 5 tahun (Solopos, Jumat, 10 Maret 2017). Oleh karena itu diperlukan perpustakaan dengan fasilitas yang dapat menunjang perkembangan pengetahuan dan pendidikan di Klaten. Perpustakaan dirancang untuk memiliki ruang yang nyaman dan memiliki elemen vegetasi. Elemen vegetasi yang ada akan menyajikan tampilan visual yang dekat dengan alam serta dapat memberi dampak positif ke lingkungan. Hal ini diharapkan dapat menarik minat pengunjung perpustakaan dan betah berlama-lama di lingkungan perpustakaan. Perpustakaan menyediakan ruang yang dapat digunakan dengan nyaman dalam menjalankan aktivitas utama ataupun sampingan saat berada di perpustakaan. Keberadaan perpustakaan di tengah kota ini, difungsikan sebagai ruang ketiga, yaitu tempat di mana masyarakat bukan sebagai tuan rumah maupun tamu, sehingga mereka dapat menikmati waktu dan melakukan aktifitas secara netral. (Oldenburg, 1989) Area perpustakaan yang direncanakan di Klaten, dirancang dengan metode arsitektur hijau. Arsitektur hijau merupakan arsitektur yang minim mengkonsumsi sumber daya alam, termasuk energi, air dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan (Karyono, 2010).

Transcript of SENTHONG, Vol. 2, No.1, Januari 2019

SENTHONG,Vol.2,No.1,Januari2019

______________________________________________________________________53

ASPEKRUANGHIJAUPADADESAINPERPUSTAKAANUNTUKMENCAPAIBANGUNANYANGNYAMANDANRAMAHLINGKUNGAN

PebrinaTunjungSariSugihartoPutri,WiwikSetyaningsih,TriYuniIswatiProgramStudiArsitekturFakultasTeknikUniversitasSebelasMaret

[email protected]

Abstrak Pengetahuan dan wawasan yang luas sangatlah penting dalam meningkatkan kualitas hidupmasyarakat.Salahsatusaranauntukmendapatkanmengetahuandanwawasanadalahperpustakaan.Namunkondisi perpustakaan yang kurang nyaman akan menurunkan minat masyarakat untuk mengunjungiperpustakaan, yang secara tidak langsung turut pula menyumbang dalam penurunan derajat pendidikanmasyarakat. Perpustakaan yang nyaman dapat diwujudkan dengan perpustakaan yang ramah lingkungan,dengandemikiandiharapkanmasyarakat dapat betah selamaberaktivitas di perpustakaan.Arsitektur hijaudipilihmenjadimetodedesaindalamperancanganperpustakaan.ArsitekturhijaumenurutGreenshipmemilikienamprinsipyangdidalamprinsip-prinsiptersebutterdapataspekruanghijau.Metodeyangdigunakanadalaheksplorasiidedanpengumpulandatamelaluistudiliteraturyangkemudiandianalisisuntukmenjadipedomandalamperancangan.Penerapanruanghijaudalamperancangandibedakanmenjadisoftscapedanhardscape.Elemensoftscapeyangditerapkanadalahskygarden/roofgarden,greenroof,verticalgardendantamanuntuklandscape.Elemenhardscapeyangditerapkanadalahperkerasanpenutuppermukaantanahberupajalanaspal,paving,danyangbukanpenutuptanahberupagazebo,bangkutamandankolam.

Katakunci:perpustakaan,arsitekturhijau,ruanghijau

1.PENDAHULUAN

Perpustakaanmerupakansalahsatusaranabagimasyarakatuntukmemperoleh informasi.Makadari itudiperlukanperpustakaanyangmemiliki fasilitas yang lengkapagardapatmemenuhikebutuhanpengunjungdalammendapatkaninformasiyangdiperlukan.DiKlaten,perpustakaankotayangadabelummemilikikondisiyangmaksimal.Perpustakaanyangadaberadadilokasiyangkurangstrategis,bangunannyatidaklahterlaluluasdanterdiridarisatulantai.HaltersebutdapatdikatakanberbedajauhdariperpustakaanyangadadiJogjakartamaupundiSurakarta.Selainitujugaterdapatpermasalahansepertiadanyakehilangan1000koleksiyangdialamiolehPerpustakaanKlatendalamjangkawaktu 5 tahun (Solopos, Jumat, 10Maret 2017). Oleh karena itu diperlukan perpustakaandengan fasilitas yang dapat menunjang perkembangan pengetahuan dan pendidikan di Klaten.Perpustakaandirancanguntukmemilikiruangyangnyamandanmemilikielemenvegetasi.Elemenvegetasi yangadaakanmenyajikan tampilan visual yangdekatdenganalamsertadapatmemberidampakpositifkelingkungan.Halinidiharapkandapatmenarikminatpengunjungperpustakaandanbetahberlama-lamadilingkunganperpustakaan.

Perpustakaanmenyediakanruangyangdapatdigunakandengannyamandalammenjalankanaktivitasutamaataupunsampingansaatberadadiperpustakaan.Keberadaanperpustakaanditengahkota ini, difungsikan sebagai ruang ketiga, yaitu tempat di manamasyarakat bukan sebagai tuanrumahmaupuntamu,sehinggamerekadapatmenikmatiwaktudanmelakukanaktifitassecaranetral.(Oldenburg,1989)

AreaperpustakaanyangdirencanakandiKlaten,dirancangdenganmetodearsitekturhijau.Arsitektur hijau merupakan arsitektur yang minim mengkonsumsi sumber daya alam, termasukenergi,airdanmaterial,sertaminimmenimbulkandampaknegatifbagilingkungan(Karyono,2010).

PebrinaTunjungSariSugihartoPutri,WiwikSetyaningsih,TriYuniIswati/JurnalSENTHONG2019

54

Karyonodalambukunyamenyebutkanbeberapakriteriadalammengaplikasikanrancanganarsitekturhijaudikawasantropislembab.Didalamperancangan,kriteria-kriteriatersebutdisesuaikandenganketentuan GREENSHIP yang dibagi menjadi 6 prinsip arsitektur hijau yakni, tepat guna lahan(appropriate site development/ASD), efisiensi energi dan refrigerant (energy efficiency &refrigerant/EER), konservasi air (water conservation/WAC), sumber dan siklus material (materialresources&cycle/MRC),kualitasudaradankenyamananudara (indoorairhealth&comfort/IHC),sertamanajemenlingkunganbangunan(building&enviromentmanagement).

Lokasi perpustakaan berada di area sektor pendidikan, dengan mengaplikasikan prinsiparsitekturhijaudenganbaiksehinggaakanterwujudsuasanayangnyaman,sertamenyediakanruanghijaudisekitarsektorpendidikan.Denganterusmajunyapembangunanyangada,diharapkanadanyaperpustakaanyangmenerapkanarsitekturhijaupadaarea tersebut, sehinggaakan tetapadaareahijauyangbaikuntukmendukungkesehatanparapelajar.

SetiapprinsiparsitekturhijaudidalamGREENSHIPmemilikitolokukurnyamasing-masing.Salahsatufaktoryangmenjaditolokukuratauaspekadalahadanyaruanghijaudalamdesainperpustakaan.Ruanghijaudapatberupavegetasiyangadadidalamgedung,sekitargedungmaupunyangadadiluargedung.Ruanghijauyangadadalamdesainbangunanberfungsiuntukmendukungataumenciptakansuasananyaman,baiksecarafisikmaupunsecaramental.

Kenyamanansecarafisikakanterwujudapabilakenyamanantermaldapatdicapai,baikdidalamgedungmaupundiarealuargedung.Kenyamantermalsangateratkaitannyadenganiklimdilokasibangunanberada.DalamhaliniKlatenberadadiIndonesiayangmerupakannegaratropis,sehinggaruanghijauyangadamembantudalammengatur faktoryangmempengaruhikenyamanantermal.Karyono (2016) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal. Faktor-faktortersebutadalahtemperaturudara,radiasimatahari,kelembabanudaradankecepatanangin.Penerapanruanghijauyangadadiperpustakaanberupaadanyagreenroofdanskygarden,verticalgardenpadaareabangunan,danvegetasidiarealuargedung.

Ruangterbukahijaudapatdiartikansebagaiareamemanjangbersifatterbuka,tempattumbuhtanaman,baikyangtumbuhsacaraalamiahmaupunyangsengajaditanam(UURINo.26tahun2007).Dalamsuatuwilayahperkotaan,ruangterbukahijaumemilikitujuanuntukmenjagakeserasiandankeseimbanganekosistemlingkunganperkotaan,mewujudkankeseimbanganantaralingkunganalamdanlingkunganbuatandiperkotaansertameningkatkankualitaslingkunganperkotaanyangsehat,indah,bersihdannyaman.Fungsiruangterbukahijauadalahsebagaipengamankeberadaankawasanlindungperkotaan,pengendalipencemarandankerusakantanah,air,danudara,tempatperlindunganplasmanutfahdankeanekaragamanhayati,danpengendalitataairyangada.

Menurut Handayani, elemen lansekap yang ada di ruang terbuka hijau dibagi menjadi elemenlunak/softscapedanelemenkeras/hardscape.Elemensoftscapemerupakanelemenpendukungyangberupa vegetasi seperti pepohonan, perdu dan/atau rumput. Selain sebagai fungsi arsitektural,vegetasi dalam penataan lansekap juga memiliki fungsi lingkungan dan fungsi estetis. Fungsilingkungan dari elemen softscapeadalahmenciptakan kenyamanan dan keamanan dari gangguanlingkungan.Fungsilingkungandarielemenestetisadalahmemberikannilaikeindahanpadarancanganbangunandanmendukungkeduafungsilainnya.Elemenhardscapeadalahunsurpendukungberupaelementakhidup.Elemenhardscapedapatberupapenutuppermukaantanah,lampu,kolam,bangku,gazebo(Handayani,2009).

2.METODEPENELITIAN

Urutan metode penelitian yang dilakukan yaitu eksplorasi ide awal, dilanjutkan denganobservasi ke lapangan untuk mengedentifikasi keadaan existing, serta melihat potensi dan

PebrinaTunjungSariSugihartoPutri,WiwikSetyaningsih,TriYuniIswati/JurnalSENTHONG2019

55

permasalahanyangada.EksplorasidanpengolahandatadilakukandengancarastudiliteraturyangberasaldaribukuPengantarPemahamanArsitekturHijaudiIndonesiaolehTriHarsoKaryonoyangdisesuaikan pada ketentuan GREENSHIP dan survei lapangan. Di dalam GREENSHIP, enam prinsiparsitektur hijau memiliki tolok ukurnya masing-masing, yang jika diwujudkan ke dalam desain,beberapa dari hasilnya berupa ruang hijau. Penerapan desain ruang terbuka hijau pada desainperpustakaandibagimenjadielemensoftscapedanhardscape.

Elemensoftscapemerupakanelemenpendukungyangberupavegetasisepertipepohonan,perdudan/ataurumput.Didalamdesaindibagimenjadivegetasiuntuktamandiluarbangunandanvegetasidalambangunanyangberupagreenroof,skygarden,danverticalgardenElemen hardscape adalah unsur pendukung berupa elemen tak hidup, dapat berupa penutuppermukaan tanah, lampu, kolam, bangku, gazebo dan sebagaiya. Dalam desain perancangandiwujudkanberupapenutuppermukaantanah,kolam,gazebosertabangku-bangkutaman

3.HASILDANPEMBAHASAN

Perpustakaanyangdirencanakanmerupakansebuahperpustakaanyangdifungsikansebagai ruang publik, sehingga perpustakaan yang ada harusmemiliki suasana yang nyaman. Haltersebutdicapaidenganmenciptakankenyamantermaldalamareaperpustakaan.Siteyangdipilihsebagai lokasi perancangan berada di Kota Klaten yang beriklim tropis, sehingga untukmencapaikenyamananthermalharusmemperhatikantemperaturudara,radiasimatahari,kelembabanudaradankecepatananginyangadadisekitarsite.

Metodemerancangyangdipilihadalaharsitekturhijau,gunamencapaikenyamanantermalsecaraalami.Diharapkanperpustakaanyangadamenjadibangunanyanghematenergidanminimmenimbulkanefeknegatifuntukpengunjungselamadiperpustakaansertalingkungansekitar.Salahsatu unsur untuk memenuhi kriteria arsitektur hijau adalah adanya ruang terbuka hijau, makapenerapan ruang terbuka hijau pada desain perpustakaan dibagi pada elemen softscape danhardscape.

Gambar1PetaLokasiTapak

ElemenSoftscape

Rancangangreenroofdanroofgarden/skygardenpadaperpustakaanyangdidesaindibagikedalamempatbuahmassayangadapadaareaperpustakaan,dengansatubuahmassautamadantigalainnyasebagaipendukung.Atapmenjadibagiandarimassabangunanyangpermukaannyabanyakmenerimapanasdarimatahari.Olehkarenaitudiperlukanlapisaninsulasitambahanagarpanasyangmasuk ke dalam bangunan berkurang. Dengan demikian,maka beban pendingan akan berkurangsecarasignifikan

PebrinaTunjungSariSugihartoPutri,WiwikSetyaningsih,TriYuniIswati/JurnalSENTHONG2019

56

Gambar2SkyGardenpadabangunanutama

Selaindenganmenggunakanmaterialyangdapatmelindungibangunandaripanas,dapatpulamenerapkangreenroofuntukmenguranggitransmisipanasmelaluiatap.Greenroofmemilikisifattermal yang baik kerena dalam perancangan green roof dibutuhkan lapisan kontruksi yang tebal.Selainitusebagianbesarradiasipanasdarimatahariakandiserapolehtanamanuntukpenguapandantranspirasi.Empatmassayangadaberupabangunanutama,bangunanpenunjanguntukseminardanpameran,bangunanrestoran,danbangunanterakhirberupabangunanservisuntukMEE.

Dibangunanutamadibuatskygardenyangdimanfaatkansebagairuangbacamaupunruangdudukpadaatap.Bangunanutamadidesainuntukmemilikivoidpadabagiandalambangunandanmemiliki sky garden denganbukaan-bukaan luas, sehinggaudara dapatmasukdari atas ke dalambangunanmemaluivoid-voidtersebut.Udarayangmasukkedalambangunantelahmelewativegetasiyangadadibagianatassehinggaudarayangmasuktelahmelaluiprosespendinginansecaraalami.Selainituudarapanasdaridalambangunanjugadapatkeluarmelaluivoid-voidyangada.

Gambar3Voidpadabangunanutamasebagaijalursirkulasiudaradanpencahyaanalami

Selain itupadaatapskygardenpenutupatapadayangterbuatdarikaca,sehinggacahayamataharidapatmasukkedalambangunanmemaluivoid-voidyangtepatberadadibawahatapkaca.

Gambar4

Penutupatapbangunanutamayangterbuatdarikaca

PebrinaTunjungSariSugihartoPutri,WiwikSetyaningsih,TriYuniIswati/JurnalSENTHONG2019

57

Di bangunan penunjang yang berfungsi sebagai ruang pameran dan ruang seminar, atapdidesain menjadi green roof yang juga menjadi tempat dipasangnya panel surya sebagai energialtenatiftambahan.Dibangunaniniruangatapsengajatidakdidesainsebagairuangpublikagartidakmengganggufungsibangunan,terutamadilantaiduayangdigunakansebagairuangseminar.

Gambar5GreenRoofpadabangunanpenunjangsertapanelsuryasebagaisebagaisumberenergialternatif

Dibangunanrestoran,ruangatapdigunakansebagairoofgardenyangdapatdigunakanolehpengunjung restoran untuk bersantap.Meja-mejamakan diatur berada di antara vegetasi berupabunga maupun tanaman dalam pot. Vegetasi tersebut selain dapat menyejukkan area di sekitartempat makan, keberadaannya juga dapat membuat pengunjung merasa lebih nyaman saatmenyantapmakananmereka.Dibagianatapterdapatpulatempatuntukmeletakanpanelsurya,yangdigunakansebagaisumberenergialternatif.

Gambar6RoofGardenpadabangunanrestoransertapanelsuryasebagaisumberenergialternatif

Pada bangunan yang berfungsi sebagai ruang MEE, atap dilapisi rumput dan digunakansebagaitempatuntukpanelsurya.Panelsuryayangadamerupakansumberlistrikcadanganuntukgedungutama.

PebrinaTunjungSariSugihartoPutri,WiwikSetyaningsih,TriYuniIswati/JurnalSENTHONG2019

58

Gambar7GreenRoofpadabangunanMEEsertaPanelsurya

Aspek selanjutnya dari softscape adalah vertical garden. Penerapan vertical garden padabangunanbertujuanuntukmengurangipanasradiasimatahariyangjatuhpadapermukaanbangunan.Penggunaanvegetasiberupaverticalgardendapatmengurangipenggunaanenergipendinginhingga23%,penurunanenergioperasionalkipasanginsebesar20%danpenurunankonsumsienergitahunansebesar8%(BaskaranB,2003).

Orientasi bangunan utama perpustakaan ini memanjang dari timur ke barat, sehinggasebagianbesarpermukaandindingbangunaninimenghadaparahselatandanutara.Disisiselatanbangunan utama terdapat vertikal garden yang berfungsi untuk menyaring udara luar yang akanmasuk ke dalam bangunan, namun vertikal garden yang ada tidak menutupi semua permukaan,melainkanhanyapada tempat tertentu.Hal tersebutbertujuanuntukmenjadi jalan keluarmasukudarakedalambangunan.

Gambar8Letakverticalgardenpadasisiselatanbangunanutama

Di sisi utara bangunan, penutup bangunan banyak terbuat dari kaca mati dikarenakan

menutupi ruangan berAC, dan sebagai penghalang matahari serta untuk mengurangi glare. Kacatersebutdilapisisecondaryskinyangterbuatdaribambupadabagian-bagiantertentu.Verticalgardenmenutupibagianpalingkanandankiribangunansertamelapisiruangtanggadarurat.Haltersebutbertujuanuntukmembuatdindingtanggadaruratlebihsulitterbakar.

PebrinaTunjungSariSugihartoPutri,WiwikSetyaningsih,TriYuniIswati/JurnalSENTHONG2019

59

Gambar9Secondaryskindanverticalgardenpadasisiutarabangunanutama

Disisitimurbangunan,verticalgardenterdapatpadasisiruangtanggadaruratdanbukaan

yangadapadabagiantengahbangunanpadalantai3,4dan5.Verticalgardeniniuntukmenyaringudaradanmengurangipanasyangmasukkedalamgedung.Bukaanyangadapadasisikanan,kiridandilantaisatutidakdiberiverticalgarden,tetapidisisipalingkananbangunanyangberfungsisebagairuang tanggadarurat diberivertical garden.Hal ini dilakukanuntukmembuatdinding luar tanggadaruratmenjadilebihsulitterbakarkarenaadanyavegetasiyangbasah.

Gambar11Letakverticalgardendansecondaryskinpadasisitimurbangunanutama

Disisibaratbangunanverticalgardendiletakanpadabagianmushola,dibukaan,dandibagiantanggadarurat, sedangkandibagianyang langsungke ruangkamarmandi/WC tidakditutupiolehverticalgardenagarruangantersebuttetapkering.Dibagianmushola,verticalgardenyangadatidakseluruhnyamenutupipermukaandindinguntukmemberikanviewkeluardaridalammushola.

PebrinaTunjungSariSugihartoPutri,WiwikSetyaningsih,TriYuniIswati/JurnalSENTHONG2019

60

Gambar12

LetakVerticalGardenpadasisibaratbangunanutama

Di bangunan penunjang, orientasi bangunan cenderung mengarah ke barat pada sisidepannya, sehingga vertikal garden diletakkan khususnya pada sisi depan bangunan untukmengurangipanasmatahariyangditerimaolehbangunan.

Gambar13Letakverticalgardenpadabangunanrestoran

Padabangunanrestoranverticalgardenyangadalebihberfungsiuntukmenyaringudaradanfaktor estetika dalambangunan.Hal tersebut dikarenakanpada saat pagi,matahari belum terlalupanas serta pada bagian timur terdapat beberapa vegetasi yang dapatmelindungi bangunan daripanasmatahari.Padasaatsiangkesoreharibangunanrestoranterbanyangolehbangunanutama.

Aspek terakhir dari softscape adalah taman. Taman merupakan faktor penting dalam

perancangansebuahdesain.Selainsebagaifaktorestetika,vegetasiyangadapadaarealuargedungbergunauntukmenurunkansuhudisekitarareaperpustakaan,sehinggasuhupanasyangberasaldariluardapatditurunkansebelummasukkedalamgedung.Selainitu,haltersebutjugamembuatsuhudiareaperpustakaanlebihnyamandaripadadiarealuarperpustakaan.

Area-areatamanpadaareaperpustakaandigunakansebagaipublicplaceyangdibagimenjadi

duabagian.Bagianpertamamerupakanareadiskusi,pertemuan,kerjakelompokdansebagainya.

PebrinaTunjungSariSugihartoPutri,WiwikSetyaningsih,TriYuniIswati/JurnalSENTHONG2019

61

Gambar14Bagianareapublicspaceyanglebihprivatuntukdigunakansebagai

areadiskusi,kerjakelompok,pertemuandansebagainya

Pada area ini terdapat gazebo yang dikelilingi oleh pepohonan dan terdapat danau didekatnya. Selain itu terdapat pula pohon-pohon besar di sekitar bangunan utama yang dapatdigunakanolehpengunjungsebagaipeneduhjikamerekainginmembaca,duduk-dudukatausekedarbersantaidibawahpohon.

Gambar15Bagianareadudukdisampingbangunanutama

Padaareapublicspaceyanglainterletakdidekatbangunanrestoran.Padaareapublicyanginisusanalebihsantai.Publicspacedigunakansebagaitempatmakanluardandikelilingiolehpohonpeneduhyanglebihkecil.

Gambar16

Areadudukdisekitarbangunanrestoran

PebrinaTunjungSariSugihartoPutri,WiwikSetyaningsih,TriYuniIswati/JurnalSENTHONG2019

62

ElemenHardscape

Aspek pertama yang dibahas adalah penutup tanah. Penutup tanah di area perpustakaandibedakan menjadi penutup tanah berupa rumput dan penutup tanah yang terbuat dari bahanperkerasan, seperti aspal, dan paving block. Aspal yang digunakan merupakan aspal yang dapatmenyerapairyangdikembangkanolehITB.Tipeaspalsepertiinitentulebihramahlingkungankarenaairyangjatuhkeaspaltidakmenggenangmaupunterbuangkegot,melainkanairdapatmeresapkedalamtanahdanmenjagavolumeairtanah.Pavingblockyangdigunaanterdapatduatipe,yaituyangtertutuppenuhdantipeyangberlubanguntuk jalanresapanairdantempattumbuhrumput.Tipetertutup penuh digunakan di area pedestrian, sedangkan di area plaza dan sekitar danaumenggunakantipeyangdapatditumbuhirumputdisela-selanya.

Gambar17Tampakperspektifatasareaperpustakaan

Gambar18Kolampenampunganair

Aspekkeduayangadadidalamrancanganadalahkolam.Padaareaperpustakaanterdapatkolam buatan yang berfungsi sebagai tempat tampungan air hujan, sehingga tidak menimbulkanluapan air pada area perpustakaan. Air yang terkumpul di dalam kolam akan dialirkan ke tempat

PebrinaTunjungSariSugihartoPutri,WiwikSetyaningsih,TriYuniIswati/JurnalSENTHONG2019

63

pengolahanairhujanagardapatdigunakansebagaisumberairalternatifuntukkeperluansehari-haripenggunaperpustakaan,sepertiairtoiletmaupunsebagaiairpenyiramtanaman.Padaareasekitarkolam, terdapatbangku-bangku tamanyangdapatdigunakanolehpengunjungperpustakaanyanginginmenikmatisusanakolam.

Gambar19Areapublicluardanbangkutamandisekitarkolam

Aspekterakhiryangditambahkanadalahgazebodanbangkutamanyangberfungsisebagaielemenpendukungruangpublikluarpadaareaperpustakan.Pengunjungdapatmenikmatiruangluarperpustakaandengannyamandigazeboataupunpadabangku-bangkuyangdisebardiareasekitarkolammaupundibawahpohon-pohon.Gazebodanbangkutamanterletakpadabagianbelakangkirisite,padaarearestorandanpadasisisampingbangunanutama.

Gambar20

Posisipublikspaceluardiareaperpustakaan

PebrinaTunjungSariSugihartoPutri,WiwikSetyaningsih,TriYuniIswati/JurnalSENTHONG2019

64

4.KESIMPULANDANSARAN

Padadesainperpustakaan,penerapanprinsiparsitekturhijausesuaidengangreenship,yangsalahsatuhaldidalamnyaadalahruanghijau.Ruanghijauyangditerapkanpadaperpustakaandibagimenjadi2aspek,softscapedanhardscape.

Aspeksoftscapediterapkandenganadanyavegetasipadabangunanperpustakaanmaupunareadiluarperpustakaan,sepertiskygarden/greenroof,vertikalgardendantamanpadaarealuarbangunan. Vegetasi ini berfungsi sebagai penghalang panas matahari langsung yang mengenaibangunan.Denganpanasyangterhalangimasukkedalambangunanmakasuhudidalambangunanakan lebih rendah 3-4 derajat dari pada suhu luar. Dengan demikian ruangan di dalambangunanterasalebihnyaman,sertabebanpendinginbuatanyangdibutuhkanpadaruang-ruangtertentuakanberkurangkarenaperubahansuhuyangtidakterlalujauh.Selainitudenganadanyavegetasisebagaipenyaringudara,menyebabkanudaradidalamsitelebihsegardanmemilikisuhuyanglebihrendahdaripadadi luarsite.Haltersebutmemberikenyamanantersendiribagipengunjungperpustakaankarenadapatmenikmatiudarasegaryangbaikbagikesehatanterutamadidaerahperkotaan.Selainitukeberadaanvegetasimenambahnilaiestetikabangunandansite.Denganberadadidekatalamakanmemberikanrasatenangdanrilekskepadapengunjungperpustakaan.

Aspekhardscapeberupapenutuptanah,baikyangrumputmaupundaribahanperkerasan.Hardscape dibagimenjadi aspal yang tebuat dari bahan yang dapatmenyerap air sehingga dapatmenjagakestabilanairdalamtanah.PavingBlockyangdibagimenjadipavingberlubanguntukjalanair dan paving tak berlubang yang diaplikasikan di area pedestrian. Kolam sebagai tempatpenampungan air hujan yang kemudian dapat diolah menjadi sumber air alternatif, dan bangku-bangkutamanyangberfungsisebagaitempatpengunjung.Hardscapeberfungsisebagaipenunjangkeindahandanpendukungkegiatanfungsionalseperti,berjalan,berkendaraataubersepeda,duduk,berteduh,tempatpenampunganair,dansebagainya.

Diharapkandenganselesainyadesainperpustakaaninidapatmenjadicontohperpustakaanyangberadaditengahkotauntukmenambahruangterbukahijausertayangberfungsisebagairuangpublikyangdapatdigunakanolehmasyarakatluas.

REFERENSI

Karyono,T.H.(2010).GreenArchitecturePengantarPemahamanArsitekturHijaudiIndonesia.Jakarta:RajawaliPers.Karyono,T.H.(2016).ArsitekturTropis.Jakarta:RajawaliPers.Oldenburg,Ray.(1989).HangoutattheHeartoftheCommunity.Michigan:ParagonHouseGreenship,(2013).GreenshipuntukBangunanBaruVersi1.2RingkasanKriteriadanTolakUkur.GreenBuildingCouncilIndonesiaHandayani,Sri,2009.ArsitekturLansekap,ModulKuliahArsitekturUPI,Jakarta.Republik Indonesia. 2007.Undang-UndangNo.26 Tahun2007 tentangPenataanRuang. LembaranNegaraRITahun2007,No4725.SekretariatNegara.Jakarta.