Semiotika yohan

6
NAMA : YOHAN MAHRUM MUTAQIN NIM : 2222102104 KELAS : VI E DIKSATRASIA MK : SEMIOTIKA 1. Ferdinand de Saussure (1857-1913) Ferdinand de Saussure dilahirkan di Jenewa tanggal 26 November 1857 dari keluarga pemeluk taat Protestan Perancis yang bermigrasi dari wilayah Lorraine ketika terjadi perang agama pada akhir abad ke-16. Dalam usia 15 tahun ia telah menulis sebuah karangan mengenai bahasa yang berjudul “Essai sur les Languages”. Pada tahun 1874 ia mempelajari bahasa Sangsakerta. Awalnya ia mempelajari ilmu kimia dan fisika di Universitas Jenewa, kemudian belajar ilmu bahasa di Leipzig pada tahun 1876-1878 dan di Berlin tahun 1878-1979. Pada tahun 1880 ia meraih gelar doktor dari Universitas Leipzig dengan disertasinya De l’emploi du genitif absolu en sanscrift (Hidayat, 2006: 105). Saussure juga dikenal sebagai tokoh besar strukturalis berkat buku “Course de Linguistiqe General” atau linguistik umum. Buku itu merupakan kumpulan bahan kuliah yang dikumpulkan oleh mahasiswanya dan diterbitkan menjadi sebuah buku. Dalam buku itu, ia mengajukan dua dikotomi, yaitu langue dan parole dan tautan simtagmatik dan tautan paradigmatik (Alwasilah, 1993: 77). Dalam (Hidayat, 2006: 106) menambahkan bahwa distingsi dalam studi bahasa menurut Saussure di antaranya langange, langue, dan parole kemudian signifiant dan signifie serta metode sinkronik dan diakronik . Sedikitnya, ada lima pandangan Saussure yang kemudian menjadi peletak dasar strukturalisme, yaitu: 1.) signifier (penanda) dan signified (petanda); 2.) form (bentuk) dan content (isi);

description

 

Transcript of Semiotika yohan

Page 1: Semiotika yohan

NAMA : YOHAN MAHRUM MUTAQIN

NIM : 2222102104

KELAS : VI E DIKSATRASIA

MK : SEMIOTIKA

1. Ferdinand de Saussure (1857-1913)

Ferdinand de Saussure dilahirkan di Jenewa tanggal 26 November 1857 dari keluarga pemeluk taat Protestan Perancis yang bermigrasi dari wilayah Lorraine ketika terjadi perang agama pada akhir abad ke-16. Dalam usia 15 tahun ia telah menulis sebuah karangan mengenai bahasa yang berjudul “Essai sur les Languages”. Pada tahun 1874 ia mempelajari bahasa Sangsakerta. Awalnya ia mempelajari ilmu kimia dan fisika di Universitas Jenewa, kemudian belajar ilmu bahasa di Leipzig pada tahun 1876-1878 dan di Berlin tahun 1878-1979. Pada tahun 1880 ia meraih gelar doktor dari Universitas Leipzig dengan disertasinya De l’emploi du genitif absolu en sanscrift (Hidayat, 2006: 105).

Saussure juga dikenal sebagai tokoh besar strukturalis berkat buku “Course de Linguistiqe General” atau linguistik umum. Buku itu merupakan kumpulan bahan kuliah yang dikumpulkan oleh mahasiswanya dan diterbitkan menjadi sebuah buku. Dalam buku itu, ia mengajukan dua dikotomi, yaitu langue dan parole dan tautan simtagmatik dan tautan paradigmatik (Alwasilah, 1993: 77). Dalam (Hidayat, 2006: 106) menambahkan bahwa distingsi dalam studi bahasa menurut Saussure di antaranya langange, langue, dan parole kemudian signifiant dan signifie serta metode sinkronik dan diakronik.

Sedikitnya, ada lima pandangan Saussure yang kemudian menjadi peletak dasar strukturalisme, yaitu:

1.) signifier (penanda) dan signified (petanda);

2.) form (bentuk) dan content (isi);

3.) langue (bahasa) dan parole (tuturan, ujaran);

4.) synchronic (sinkronik) dan diachronic (diakronik); serta

5.) syntagmatic (sintagmatik) dan associative (paradigmatik) (Sobur, 2004: 46).

Menurut Saussure, bahasa itu merupakan suatu sistem tanda (sign). Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide atau petanda (signified). Penanda adalah aspek material dari bahasa dan petanda adalah gambaran mental, pikiran atau konsep atau aspek mental dari bahasa. Istilah form (bentuk) dan content (materi, isi) diistilahkan juga dengan expression dan content, yang satu berwujud bunyi dan yang lain berwujud idea.

Page 2: Semiotika yohan

Teori tanda Saussure (Ferdinand de Saussure) 1857-1913pokok-pokok pikirannya adalah:

• Bahasa sebagai Fakta sosial

- Pengaruh Emile Durkheim

- Interaksi anggota masyarakat→ adat istiadat, tradisi, sistem kekerabatan, kaidah

perilaku (Fakta sosial)

- Bahasa sebagai fakta sosial: suatu kaidah sosial yang memaksa individu ketika

berpikir, bertutur, atau berbicara → memakai, mematuhi kaidah bahasa

masyarakatnya (kesadaran kolektif)

• Langue dan Parole

- Bahasa sebagai fakta sosial→akal budi kolektif manusia, konvensi dan kaidah,

diterima individu dan menentukan tindakan individu dalam berbahasa (langue)

- Langue yang dalam kesadaran kolektif masyarakat → individu (warna suara,

konturalat ucap, emosi, fasih artikulasi dan varian-varian lain). Perwujudan bahasa

individual → parole (tuturan)

• Bahasa sebagai Sistem Tanda

1. Hakekat Tanda

- Keterjalinan tanda-tanda menurut suatu sistem → fungsi hakikinya sebagai

representasi dan komunikasi

- Sistem → aturan yang menghubungkan, menguasai, menentukan nilai, makna, dan

keberadaan seluruh tanda

2. Aspek Tanda: Penanda & Petanda

Petanda (hal yang ditandai)

gambaran ide/konsep (signifie)

kucing

Penanda (hal yang menandai)→ masih berpikir tentang kucing dengan kata-kata

yang tidak terdengar oleh telinga dan juga tidak diucapkan bibir, namun juga tetap

terucap dan terdengar dalam kesadarannya, maka “bunyi” yang terdengar dan terucap

dalam benak (signifiant), Penanda bukan sesuatu lahiriah indrawi, entitas mental

Page 3: Semiotika yohan

karena merupakan citra, gambaran, atau kesan atas bunyi-bunyi yang ada dalam

pikiran.

• Paradigmatik dan Sintagmatik

- Paradigmatik; hubugan asosiatif, pilihan

Contoh:

- Tutup kepala: peci, topi, kopiah, baret dll.

- Pilihan untuk setiap jenis menu

- Pilihan perabot dalam suatu ruangan

- Sintagmatik: paduan, aturan konvensi dasar menyatukan unit-unit

Contoh:

- Pakaian: topi, dasi, baju, jaket, celana, kaos kaki, sepatu dll

- Berbagai menu menjadi makanan

• Pembangun Kebernilaian Tanda

• Sinkronik dan Diakronik

- Sinkronik: pengkajian bahasa yang hanya membatasi fenomena bahasa pada satu kurun waktu tertentu

- Diakronik: pengkajian bahasa dengan memperhatikan aspek historisnya, dari waktu ke waktu

Pengertian Tanda Menurut para ahli

Saussure mengungkapkan bahwa tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide atau petanda (signified). Dengan kata lain, penanda adalah bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna. Jadi, penanda adalah aspek material dari bahasa yaitu apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. Petanda adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep. Menurut Saussure, tanda terdiri dari bunyi-bunyian dan gambar, disebut signifier atau penanda, dan konsep-konsep dari bunyi-bunyian dan gambar, disebut signified.

Menurut Saussure, bahasa sebagai sistem tanda diindikatori oleh adanya hubungan erat antara signifiant, signifie, form, dan substance (Aminuddin, 2003: 77).

1.) Signifiant, yakni gambaran tatanan bunyi secara abstrak dalam kesadaran batin para pemakainya;

Page 4: Semiotika yohan

2.) Signifie, yakni gambaran makna secara abstrak sehubungan dengan adanya kemungkinan hubungan antara abstraksi bunyi dengan dunia luar;

3.) Form, yakni kaidah abstrak yang mengatur hubungan antara butir-butir absraksi bunyi sehingga memungkinkan digunakan untuk berekspresi;

4.) Substance, yakni perwujudan bunyi ujaran khas ‘manusia’.

Semiotika dan Semiologi

Semiotika dan semiologi pada dasarnya adalah dua istilah untuk satu bidang keilmuan yang sama. Memang, beberapa tokoh mencoba untuk memberikan perbedaan pada dua istilah ini seperti membatasi objek kajian semiologi pada bagian teoretis dan semiotika untuk bagian praktisnya.

Sebenarnya, dua istilah ini muncul dari dua kelompok berbeda yang melakukan kajian dan penelitian terhadap satu bidang keilmuan yang sama. Semiologi lebih umum digunakan dalam kajian-kajian berbahasa Prancis, sementara semiotika lebih populer digunakan dalam kajian-kajian berbahasa Inggris.

semiologi

• mengacu pada tradisi Eropa: tradisi Saussurean

• dalam penerbitan Prancis kerap dipakai istilah semiologie

• sebuah ilmu yang mengkaji tentang kehidupan tanda-tanda di tengah masyarakat (disiplin psikologi sosial)

semiotika

• mengacu pada tradisi Amerika Charles Sander Peirce

• konsep tentang tanda: tak hanya bahasa dan sisitem komunikasi yang tersusun oleh tanda-tanda, melainkan dunia itu sendiri pun - sejauh terkait dengan pemikiran manusia - seluruhnya terdiri atas tanda-tanda, karena, jika tak begitu, manusia tak akan dapat menjalin hubungannya dengan realitas.

Semiotika dan Semiologi sama-sama digunakan untuk mengacu kepada ilmu tentang TANDA