Seminar Rina Zulita

download Seminar Rina Zulita

of 62

description

seminar

Transcript of Seminar Rina Zulita

Hubungan pengetahuan ibu, status gizi, dan status imunisasi dasar terhadap kesehatan balita di wilayah kerja puskesmas darul kamal

Oleh : RINA ZULITA 0907101010106

Pembimbing : Penguji :dr. Hasanuddin, Sp.OG., K.Onk dr.dr. Juwita Saragih, Sp. KJ dr. SEMINAR PROPOSALHUBUNGANBAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGWHO 2011angka kejadian seksio sesarea meningkat 5 kali dibandingkan tahun sebelumnya. Di Amerika Serikat presentase persalinan seksio sesaria sebesar 43%, sedangkan persentase di Asia sebesar 30% Yuniar, 2010Harnold, 2012Di Indonesia berdasarkan survey demografi dan kesehatan pada tahun 2011, angka persalinan secara seksio sesarea secara nasional rata-rata 22,5% dari seluruh persalinan.Pada tahun 2011, angka seksio sesaria di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Zainoel Abidin Banda Aceh sebanyak 455 kasus dari 1495 kasus pasien bersalin (30,44%).Kecemasan pre operasi sectio caesarea lebih disebabkan pada proses operasi yang akan dilaksanakan dan persalinan bayinya. Resiko yang mengancam keselamatan jiwa ibu maupun bayi, serta berbagai intervensi medis merupakan potensi stressor yang dapat menyebabkan pasien pre operasi sectio caesarea (SC) mengalami kecemasan.Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Makmuri et.al tentang tingkat kecemasan pre operasi casar menunjukkan bahwa kecemasan dari 40 orang responden terdapat 16 orang (40%) yang memiliki tingkat kecemasan dalam kategori sedang, 15 orang (37,5%) dalam kategori ringan, dan 7 orang (17, 5%) mengalami kecemasan berat dan hanya 2 orang (5%) yang tidak merasa cemas.

Penelitian Wardaningsih pada tahun 2010 menunjukkan bahwa dari 80 responden terdapat 46 orang (57,5%) memiliki tingkat kecemasan kategori sedang 25 orang (31,2%) dalam kategori ringan, dan responden yang tidak merasa cemas sebanyak 2 orang (2,5%) .1.2 RUMUSAN MASALAH Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan tindakan seksio sesarea pada ibu hamil di BLUD rumah sakit dr. Zainoel Abidin Banda Aceh1.3 TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan tindakan seksio sesarea pada ibu hamil di BLUD rumah sakit dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

1.4 MANFAAT PENELITIAN1. Manfaat TeoritisSebagai sumber informasi dalam memahami tingkat kecemasan terhadap tindakan seksio sesarea pada ibu hamil di BLUD Rumah Sakit dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.Sebagai tambahan pengetahuan mengenai faktor social demografis terhadap tingkat kecemasan pada pasien seksio sesaria di BLUD Rumah Sakit dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.2. Manfaat PraktisSebagai bahan masukan khusus nya bagi para instansi terkait untuk menurunkan angka kecemasan pasien-pasien sebelum operasi.Sebagai sarana bagi penelitian untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya1.5 HIPOTESISAda hubungan tingkat kecemasan dengan tindakan seksio sesarea pada ibu hamil di BLUD rumah sakit dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 KONSEP DASAR KECEMASANKecemasan (anxiety) adalah gangguan alam perasaan (affective) yang di tandai dengan perasaan takut yang mendalam berkelanjutan, tetapi dalam menilai realitas Reality Testing Ability/ RTA tidak terganggu, kepribadiannya masih utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/ spliting of personality), sedangkan perilaku dapat terganggu walaupun masih dalam batas normal. (10)2.1.1 Definisi2.1.2 EpidemiologiSaat ini lebih dari 450 juta penduduk dunia hidup dengan gangguan jiwa. Berdasarkan survey di Amerika Serikat dilaporkan bahwa 15-35% mengalami gangguan mental. Dari jumlah tersebut sepertiganya menderita gangguan kecemasan. Angka gangguan kecemasan menyeluruh berkisar 2-4%, wanita 2 kali lebih banyak mengalami gangguan kecemasan Di Indonesia, berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (RisKenDas) tahun 2007, menunjukkan prevelensi gangguan mental emosional seperti gangguan kecemasan sebesar 11,6% dari populasi orang dewasa. Dengan jumlah populasi orang dewasa Indonesia lebih kurang 150.000.000 diketahui bahwa 1.740.000 orang saat ini mengalami gangguan mental emosionalTeori PsikologisTeori psikoanalitikTeori PrilakuTeori Eksistensial (Kaplan &Sadock, 2010)Teori Biologis3 neurotransmiter utama yang berhubungan dengan kecemasan berdasarkan penelitian pada binatang dan respon terhadap terapi obat seperti norefineprin, serotonin, dan gamma-aminobutyric acid (GABA). (Kaplan &Sadock, 2010)2.1.3 EtiologiDEPRESIII. Berdasarkan Klasifikasi Nosologi:Depresi PsikogenikDepresi EndogenikDepresi SomatogenikBerdasarkan Tingkat Penyakit:Depresi RinganDepresi SedangDepresi Berat2.1.4 PatofisiologiKecemasan RinganKecemasan SedangKecemasan BeratPanik2.1.5 Ciri-ciri Tingkat Kecemasan (anxienty)Potensi StresorMaturasi (Kematangan)Status Pendidikan dan Status EkonomiTingkat PengetahuanKeadaan FisikTipe KepribadianSosial BudayaLingkungan atau SituasiUsiaJenis Kelamin2.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan2.1.7 Gejala dan DiagnosisGejala KlinisKetengangan Motorik : gemetar, gelisah dan nyeri kepalaHiperaktivitas otonomok: sesak nafas, keringat berlebih dan keluhan gastrointestinalKewaspadaan Kognitif Berlebih : sifat mudah tersinggung dan mudah terkejut.Diangnosis Diagnosis kecemasan ditegakkan berdasarkan anamnesis yang luas, pemeriksaan fisik yang teliti dan bila perlu didukung dengan pemeriksaan penunjang yang mendukung untuk menegakkan diagnosis tertentu atau menyingkirkan diagnosis tertentu. Sindrom kecemasan sebagaimana yang sering disinggung baik pada PPDGJ III, DSM IV dan ICD 10 meliputi; gangguan panik (PD), gangguan fobik, gangguan obsesif kompulsif (OCD), gangguan kecemasan menyeluruh (GAD), dan gangguan stres paska trauma (PTSD).

2.1.8 Penatalaksanaan Menurut The Cannadian Journal of Psychiatry (2006), obat untuk gangguan cemas dikelompokkan menjadi tiga pilihan yaitu, obat lini pertama meliputi SSRI (paroxetine, escitalopram, sertralin, dan venlafaxine XR), obat lini kedua meliputi: alprazolam, bromazepam, lorazepam, buspirone, imipramine, pregabaline, dan bupropion xl, dan obat lini ketiga meliputi: mirtazapine, citalopram, trazodone, dan hydroxizine, sedangkan obat yang tidak direkomendasikan peggunaannya adalah beta blocker ( propanolol ). 2.1.9 Alat Untuk Mengukur Kecemasan Menurut Kaplan & Saddock menyatakan bahwa kecemasan seseorang dapat diukur dengan menggunaka 4 instrument, yaitu Hamilton Anxiety Scale (ZSAS), dan Trait Anxiety Inventory Form Z-I (STAI Form Z-I). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrument kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), adalah skala kecemasan yang biasa digunakan oleh psikiater untuk mendiagnosis rasa cemas yang dialami oleh pasien.Skala HARS terdiri dari 14 pertanyaan yang meliputi tanda dan gejala untuk mengukur kecemasan psikis seperti agitasi mental dan tekanan psikologi dan kecemasan somatik seperti keluhan fisik yang berkaitandengan kecemasan. Hasil skor dari HARS adalah: < 14 tidak ada kecemasan, 14-20 kecemasan ringan, 21-27 kecemasan sedang, 28-41 kecemasan berat , 42-56 kecemasan berat sekali.Cara penilaian kecemasan adalah dengan memberi nilai dengan kategori tidak ada gejala sama sekali (0), ringan atau satu dari gejala yang ada (1), sedang atau setengah dari gejala yang ada (2), berat atau lebihdari setengah gejala yang ada(3), sangat berat atau semua gejala (4). 2.3.1 Pengertian Kehamilan Kehamilan terjadi setelah penyatuan ovum dan sperma, lalu zigot mengalami pembelahan mitosis membentuk bola padat pada sel-sel morula, dihasilkan progesteron yang cukup, oviduktus melemah, morula turun keuterus, kontraksi peristaltik morula terapung di dalam uterus, hidup dari sekresi endometrium terus berploriferasi dan berdiferensiasi menjadi blastokista lalu melakukan implantasi, kemudian terbentuklah trofoblas menghasilkan enzim proteolitik, terjadilah proses organogenesis.Hormonal Plasenta (Human Chorionic Gonadotropin/ HCG)Sekresi Estrogen oleh PlasentaSekresi Progesteron oleh PlasentaHCS (Human Chorionic Somatomammotropin)Sekresi HipofisisSekresi KortikosteroidSekresi Kelenjar TiroidSekresi Kelenjar ParatyroidSekresi Relaksi oleh Ovarium dan Plasenta

Hormonal yang Berperan Penting Dalam Pekembangan Kehamilan2.3.4 Diagnosis KehamilanPemeriksaan harus akurat karena akan mempengaruhi secara emosional sosial dan medis, hal itu dapat dikoreksi dengan hari pertama haid terakhir HPHT atau dengan mengukur suhu basal (sarwono). Diagnosisi pasti kehamilan:Dapat dan kemudian dikenal bagian-bagian janin.Dapat didengar bunyi jantung janin.Dapat dirasakan gerakan-gerakan janin dan baolotemen.Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin.Dengan Ultrasonografi (scanning) dapat diketahui ukuran kantong janin, panjang janin, dan diameter biparietal hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan dan dapat untuk menilai pertumbuhan janin.2.4.1 Pengertianpersalinan merupakan proses keluarnya janin, plasenta, dan membrane dari uterus melalui jalan lahir. Terdapat 5 faktor (5 P) yang mempengaruhi terjadinya proses persalinan. Faktor tersebut antara lain passenger (janin dan plasenta), passageway (jalan lahir), power (kontraksi), position, psychologic response. 2.4 Persalinan 2.4.2 Fisiologi PersalinanPersalinan dibagi menjadi 4 kala: Kala Satu (fase laten, fase aktif. Dan fase transisi)Kala Dua Kala TigaKala Empat

2.4.3 Mekanisme Persalinanfaktor penting yang berperan dalam persalinan adalah : power (his dan kekuatan meneran ibu)passageway (jalan lahir)passenger (janin dan plasenta)2.4.4 Penyulit Persalinanpower (kontraksi uteri kurang kuat atau kurang terkoordinasi untuk menimbulkan pembukaan dan pendataran servix), passageway (bentuk dan ukuran tulang panggul yang abnormal), passenger (malpresentasi atau malposisi, ukuran yang tidak normal atau perkembangan janin yang tidak normal, letak plasenta tidak normal), position (Posisi ibu saat melahirkan dapat memberikan keuntungan terhadap mekanisme persalinan dengan efek gravitasi untuk memudahkan dalam melahirkan), psychologic (factor ibu seperti cemas, kurangnya persiapan persalinan dapat menyebabkan persalinan lama).2.4.5 Penatalaksanaan Penyulit PersalinanTindakan/ intervensi yang dilakukan untuk mengatasi penyulit persalinan antara lain: induksi persalinan- adalah pemberian stimulasi kontraksi uterus sebelum persalinan spontan. Indikasi induksi persalinan antara lain ibu dengan diabetes mellitus, penyakit ginjal, preeclampsia- eklampsia, ketuban pecah dini, riwayat persalinan presipitatus, chorioamnionitis, kehamilan posterm, intrauterine fetal demise (IUFD), intra uterine growth retardation (IUGR). vacuum extraction- Adalah prosedur obstetrik yang digunakan untuk memfasilitasi kelahiran janin. Indikasi penggunaan VE adalah menggunakan gaya tarik untuk membantu kelahiran. Kontraindikasi dilakukannya VE adalah Cephalo Pelvic Diproportion (CPD), presentasi wajah atau bahu.section caesarean/ SC2.5 SEKSIO SESAREA 2.5.1 Definisi Seksio sesarea merupakan suatu pembedahan untuk melahirkan janin melalui insisi pada dinding perut (laparotomi) dan dinding uterus (hiseretomi). Tindakan ini dilakukan untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam.2.5.2 Klasifikasi Seksio SaesareaSeksio transperitoneal sesarea profundaSeksio sesarea klasikSeksio sesarea yang disertai histerektomiSeksio sesarea vaginalSeksio sesarea ekstraperitoneal

2.5.3 EpidemiologiMenurut World Health Organization (WHO) dalam Cunningham (2003) jumlah operasi sectio caesarea (SC) sekitar 10-15% dari semua jenis metode persalinan di negara-negara berkembang. SC di Amerika sekitar 24%- 30%, kelahiran di China pada tahun 2001-2002 terkait kelahiran melalui operasi SC adalah dari 8,9% menjadi 24,8% (WHO, 2007). Angka kejadian operasi SC di Indonesia tahun 2000 sebesar 47,22%, tahun 2001 sebesar 45,19%, tahun 2002 sebesar 47,13%, tahun 2003 sebesar 46, 87%, tahun 2004 sebesar 53,22%, tahun 2005 sebesar 51,59%, tahun 2006 sebesar 53,68%. (28)Menurut survei demografi dan kesehatan pada tahun 1997 dan tahun 2002-2003 mencatat angka persalinan seksio sesarea secara nasional hanya berjumlah kurang dari 4% dari jumlah total persalinan. Hal ini sesuai dengan ketentuan WHO bahwa prefalensi seksio sesarea sekitar 10-15% dari total persalinan. Namun pada tahun 2006 jumlah persalinan seksio sesarea mengalami peningkatan yakni dirumah sakit swasta jumlahnya sangat tinggi sekitar 30-80% dari total persalinan. Peningkatan ini karena banyaknya permintaan pasien untuk melahirkan secara seksio sesarea tanpa indikasi. 2.5.4 Indikasi Tindakan Seksio SesareaA. Indikasi ibuPanggul sempitTumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksiStenosis serviks uteri atau vaginaPerdarahan ante partumDisproporsi janin dan panggulBakat ruptura uteriPreeklamsia / hipertensiB. Indikasi janinKelainan letak:Letak lintangLetak sungsangLetak dahi dan letak muka dengan dagu dibelakangPresentasi gandaKelainan letak pada gemelli anak pertamaGawat janin

C. Indikasi waktuPartus lamaPartus macet / tidak majuD. Kontra indikasiInfeksi intra uterinJanin matiSyok / anemia berat yang belum diatasiKelainan kongenital beratE. Indikasi PlasentaPlasenta PreviaSolusio Plasenta

2.5.5 KomplikasiBeberapa komplikasi yang dapat timbul antara lain sebagai berikut :

Infeksi puerperal PerdarahanTerjadinya luka kandung kemih dan terjadinya emboli paruSuatu komplikasi yang baru tampak pada kemudian hariKomplikasi pada anak

2.6.1 UmurUmur merupakan bagian dari komponen status reproduksi. Usia yang aman melahirkanatau usia reproduksi sehat adalah pada saat perempuan berumur 20-35 tahun2.6 Karakteristik Ibu Bersalin dengan Seksio Sesara 2.6.2 Tingkat PendidikanSemakin tinggi pendidikan formal seorang ibu diharapkan semakin meningkat pengetahuan dan kesadarannya dalam mengantisipasi kesulitan dan persalinannya, sehingga timbul dorangan untuk melakukan pengawasan kehamilan secara berkala dan teratur2.6.3 Status Sosial EkonomiKondisi ekonomi keluarga yang rendah mendorong ibu hamil untuk tidak teratur dalam melakukan antenatal care. Pada penelitian ini pekerjaan suami dianggap sebagai salah satu faktor yang mempenaruhi sosio ekonomi keluarga.2.7 Hubungan tindakan seksio sesaria dengan kecemasan pada ibu hamilTindakan pembedahan (operasi) sectio caesarea merupakan tindakan yang dapat menyebabkan keteganngan (stress). Ibu yang akan dilakukan tindakan section caesarea umumnya mengalami ansietas (kecemasan) yang bervariasi dari tingkat ringan sampai berat (3). Tindakan operasi seksio caesarea juga merupakan salah satu bentuk intervensi medis yang biasanya berlangsung lama, dan memerlukan pengendalian pernafasan, sehingga sangat beresiko terhadap keselamatan jiwa seseorang dan dapat membuat pasien dan keluarga cemas. Operasi yang ditunggu pelaksanaanya akan menyebabkan kecemasan dan ketakutan. Penyebab kecemasan pasien antara lain kekhawatiran terhadap nyeri saat operasi, kemungkinan cacat, menjadi bergantung pada orang lain, dan kematian. Pasien juga takut akan kehilangan pendapatan atau berkurangnya pendapatan karena penggantian biaya di rumah sakit dan ketidakberdayaan menghadapi operasi dalam waktu yang semakin dekat. Pasien pre operasi dapat mengalami kecemasan terhadap anastesi, cemas karena ketidaktahuan prosedur, atau ancaman lain terhadap citra tubuh pasien.Ketika seseorang mengalami kecemasan, tubuh akan memproduksi hormon cortisol secara berlebihan yang akhirnya dapat meningkatkan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi nafas, secara umum dapat mengurangi tingkat energi pada pasien, dan akhirnya dapat menekan imunitas tubuh. Jika operasi tetap dilaksanakan akan mengakibatkan penyulit terutama dalam menghentikan pendarahan dan setelah operasi selesai pun dapat mengganggu proses penyembuhan. Oleh karena itu faktor psikis seperti kecemasan pada fase pre operasi perlu diatasiKecemasan pre operasi SC harus diintervensi. Menurut Jubaidi ditelaah dari ilmu psikoneuroimunologi, kecemasan dapat meningkatkan denyut jantung dan penurunan imunitas. Kecemasan menyebabkan migrasi trombosit ke daerah perifer sehingga pembekuan darah memendek dan terjadi juga peningkatan perfusi yang akan membahayakan saat operasi yakni meningkatkan resiko terjadinya perdarahan. Tomb menyatakan bahwa kecemasan juga dapat merangsang sistem saraf simpati dan modula kelenjar andrenal. Rangsangan sistem saraf dan modula adrenal akan meningkatkan sekresi hormon adrenalin dan hormon kortisol yang menimbulkan stres2.8 Kerangka TeoriHubungan Dokter PasienTerapiUmurFaaktor BiologisFaktor PsikososialFaktor PerkembanganKecemasan Dengan Seksio Sesarea Faktor Individu(umur, pendidikan)Ketidaktahuan tentang prosedur operasiPembiusanNyeri KematianBAB IIIMETODE PENELITIAN3.1 JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian ini yaitu penelitian analitik dengan desain cross sectional, yaitu variabel dependen dan variabel independen diteliti secara sekaligus pada satu waktu (Notoatmodjo, 2010)3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Pengambilan data akan dilaksanakan di ruang serune III BLUD Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Penelitian ini akan dilakukan bulan September tahun 2015

3.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 3.3.1 POPULASIPopulasi penelitian ini adalah semua pasien yang ada Ruang Seurune III BLUD Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

Populasi penelitian ini adalah semua pasien yang ada Ruang Seurune III BLUD Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.3.3.2 SAMPELSampel dalam penelitian ini adalah pasien yang akan dilakukan operasi seksio sesarea di BLUD Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dari bulan September sampai bulan Oktober tahun 2015 yang memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian sampai waktu yang sudah di tentukan.

Kriteria sampel terdiri dari kriteria inklusi dan ekslusi, yaitu:

Kriteria Inklusi Pasien yang akan melakukan operasi Bisa membaca dan menulis.Bersedia menjadi responden.

2. Kriteria Ekslusi Pernah menjalani operasi sesarea sebelumnya.Pasien dengan gangguan psikiatri, seperti psikosis dan mengalami gangguan kecemasan sebelumnya.

3.3.3 Kriteria Sampel3.4 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL Variabel DependenDefinisi OperasionalAlat UkurCara UkurHasil UkurKecemasanWawancara TTidak Depresi (0-4)Depresi Ringan (5-8)Depresi Sedang (9-11) Depresi Berat (12-15)Variabel IndependenDefinisi OperasionalAlat UkurCara UkurHasil UkurDukungan SosialPerhatian, penghargaan dan bantuan yang diberikan oleh keluarga dan teman kepada lansia sehingga lansia merasa diperhatikan, disayangi dan dicintaiKuesionerWawancara terpimpinDukungan Sosial baik (jumlah skor mean)Dukungan Sosial Kurang (jumlah skor < mean)ReligiusitasKeyakinan yang mendorong lansia untuk bersikap sesuai dengan tingkat ketaatannya terhadap agama.KuesionerWawancara terpimpinReligiusitas baik (jumlah skor mean)Religiusitas Kurang (jumlah skor < mean)Variabel independen Variabel dependen

3.5 KERANGKA KONSEPTindakan Operasi Seksio SesariaTingkat Kecemasan3.5 INSTRUMEN PENELITIAN Alat yang dipakai dalam penelitian ini berupa kuesioner HARS dan rekam medik.

Tahap persiapan pengumpulan data melalui prosedur administrasi yang telah ditetepkan berupa pengurusan izin dari Tim Pengelola Skripsi (TPS) Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala dan izin dari Kepala Bagian di Poli Kandungan Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh..3.7 Tehnik Pengumpulan Data3.8 Analisis Data Penelitian3.9 PROSEDUR PENELITIAN3.9 PENGOLAHAN DATAKegiatan dalam proses pengolahan data adalah:

Editing (memeriksa data) Coding (memberi kode) Tranfering Tabulating (menyusun data)3.9.1 Analisis DataAnalisis UnivariatAnalisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan frekuensi masing-masing variabel, baik variabel dependen maupun variabel independen dan disajikan dalam bentuk tabel.Analisis BivariatAnalisis bivarian digunakan untuk mencari hubungan atau korelasi antar variabel dependen dan variabel independen. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square melalui rumus

ket: x = Chi-Square o = nilai hasil pengamatan E = nilai ekspektasi

Uji Chi-Square ditetapkan berdasarkan p value (probabilitas) yg dihasilkan pada Confidence Interval (CI) 95% dengan kriteria sebagai berikut:Jika p value > 0,05 maka tidak terdapat hubungan antara kedua variabel.Jika p value 0,05 maka hubungan kedua variabel adalah signifikan.

TERIMA KASIH