Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

132
LAPORAN SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PADA TN. A DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG MURAI C RUMAH SAKIT JIWA SOEPRAPTO DAERAH BENGKULU Disusun Oleh: Adhary Evansyah, S. Kep Titin Octavia, S. Kep Meliza MZ, S. Kep Ria Yuniarti, S. Kep Susrina Putri, S. Kep Pembimbing lahan Pembimbing akademik ENCIK PUTRI, S.Kep,Ners ADE HERMAN S.D.S.Kep,Ners KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Transcript of Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Page 1: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

LAPORAN SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

PADA TN. A DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI

DI RUANG MURAI C RUMAH SAKIT JIWA SOEPRAPTO DAERAH

BENGKULU

Disusun Oleh:Adhary Evansyah, S. KepTitin Octavia, S. KepMeliza MZ, S. KepRia Yuniarti, S. KepSusrina Putri, S. Kep

Pembimbing lahan Pembimbing

akademik

ENCIK PUTRI, S.Kep,Ners ADE HERMAN

S.D.S.Kep,Ners

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

PROGRAMPROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Page 2: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU

2011

Page 3: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “Asuhan

Keperawatan Kesehatan Jiwa pada TnA dengan Masalah Isolasi Sosial: Menarik Diri

di Ruang Murai C”.

Dalam penyusunan askep ini penulis menyadari masih jauh dari

kesempurnaan dan banyak kekurangannya baik dari segi teknik penulisan maupun isi

materinya, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis mengharapkan

saran serta kritik yang bersifat membangun demi perbaikan askep ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ade Herman Surya Direja S. Kep, Ners selaku Pembimbing akademik di

keperawatan jiwa Stikes Tri Mandiri Sakti Bengkulu yang telah memberikan

dukungan dan bimbingan selama mengikuti pendidikan.

2. Bapak Jajang Suryana, S Kep, Ners. Ibu Encik Putri, S. Kep, Ners. Ibu Raulina

Sinaga, S.Kep, Ners. Bapak Nehru Nugroho. S. Kep. Ners Selaku pembimbing

Klinik keperawatan jiwa yang telah memberikan dukungan dan bimbingan selama

mengikuti pendidikan.

3. Staf RSJ Soeprapto Daerah Bengkulu yang telah memberi kesempatan untuk

mengikuti pendidikan keperawatan jiwa hingga selesai.

4. Rekan-rekan serta semua pihak yang telah memberikan masukan yang sangat

berharga dalam menyelesaikan askep ini.

Page 4: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Semoga amal baiknya mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Dengan segala kerendahan hati yang ada, semoga askep ini dapat memberikan

manfaat bagi kita semua. Amin.

Bengkulu, 25 November 2011

Penulis

Page 5: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2. Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................................................ 4

2.1 Definisi ........................................................................................................ 4

2.2 Tanda dan Gejala ........................................................................................ 5

2.3 Faktor Predisposisi ...................................................................................... 8

2.4 Faktor Presipitasi ......................................................................................... 9

2.5 Mekanisme Koping ..................................................................................... 9

2.6 Masalah Keperawatan dan data Fokus Pengkajian ..................................... 10

2.7 Analisa data ................................................................................................. 14

2.8 Pohon masalah ............................................................................................ 16

2.9 Diagnosa Keperawatan ............................................................................... 16

2.10Rencana Tindakan keprawatan ................................................................... 18

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KASUS .................................................... 20

3.1 Pengkajian .................................................................................................... 20

3.2 Analisa Data .................................................................................................29

3.3 Rencana Tindakan Keperawatan...................................................................32

3.4 Catatan Perkembangan..................................................................................36

Page 6: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

BAB IV PENUTUP .................................................................................................54

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tujuan Pembangunan Nasional sebagaimana tercantum dalam

pembukaan UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai

tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan nasional secara

berkelanjutan, terencana dan terarah.Pembangunan kesehatan merupakan bagian

integral dan terpenting dalam pembangunan nasional.Tujuan diselenggarakannya

pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan

masyarakat yang optimal. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar

1945 pasal 28 H ayat (1) bahwa setiap orang yang berhak hidup sejahtera lahir

dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat

serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

Menurut WHO, kesehatan jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak

gangguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karekteristik yang bersifat

positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang

mencerminkan kedewasaan kepribadian yang bersangkutan.

1

Page 8: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan professional didasarkan

pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus

kehidupan dengan respon psiko-sosial yang maladaptive yang disebabkan oleh

gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi

keperawatan jiwa (komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan

kesehatan jiwa) melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan,

mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien,

individu, keluarga, kelompok dan komunitas.

Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa

tidak aman dalam berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari

lingkungan yang penuh permasalahan, ketegangan, kecemasan dimana tidak

mungkin mengembangkan kehangatan emosional dalam hubungan yang positif

dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman.

Dunia merupakan alam yang tidak menyenangkan, sebagai usaha untuk

melindungi diri, klien menjadi pasif dan kepribadiannya semakin kaku

(rigid).Klien semakin tidak dapat melibatkan diri dalam situasi yang baru.Ia

berusaha mendapatkan rasa aman tetapi hidup itu sendiri begitu menyakitkan dan

menyulitkan sehingga rasa aman itu tidak tercapai. Hal ini menyebabkan ia

mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan realitas daripada mencari

penyebab kesulitan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan.

2

Page 9: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Konflik antara kesuksesan dan perjuangan untuk meraih kesuksesan itu

sendiri terus berjalan dan penarikan diri dari realitas diikuti penarikan diri dari

keterlibatan secara emosional dengan lingkungannya yang menimbulkan kesulitan.

Semakin klien menjauhi kenyataan semakin kesulitan yang timbul dalam

mengembangkan hubungan dengan orang lain. Menarik diri juga disebabkan oleh

perceraian, putus hubungan, peran keluarga yang tidak jelas, orang tua pecandu

alkohol dan penganiayaan anak.Resiko menarik diri adalah terjadinya resiko

perubahan sensori persepsi (halusinasi).

Dari semua itu perawat dituntut untuk memiliki kemampuan dan

pengetahuan tentang bagaimana keperawatan jiwa yang sebenarnya agar dalam

pelaksanaan keperawatan tidak dapat kesulitan yang besar dalam melaksanakan

tugasnya dan perawat juga harus memahami asuhan keerawatan kepada klien, dari

uraian di atas maka penulis tertarik untuk untuk membuat makalah dengan judul

Asuhan Keperawatan jiwa pada klien Tn. A dengan Isolasi social: Menarik Diri di

Ruang murai C Rumah Sakit Jiwa SoepraptoDaerah Bengkulu.

1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan umum

Setelah melakukan praktek di RSJ Soeprapto Daerah Bengkulu

diharapkan Mahasiswa Program Profesi Ners Stikes Tri Mandiri Sakti

Bengkulu mampu memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan

3

Page 10: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

pada TnA dengan isolasi social: menarik diri, di ruang Murai C RSJ

Soeprapto DaerahBengkulu

1.2.2 Tujuan khusus

a. Memahami konsep dasar teori isolasi social: menarik diri

b. Mampu melksanakan pengkajian pada klien dengan menarik diri

c. Mampu merumuskan dignosa keperawatan pada klien dengan

menarik diri.

d. Mampu menyusun tujuan dan tindakan keperawatan pada klien

dengan menarik diri.

e. Mampu menyusun tujuan dan tindakan keperawatan yang telah

disusun pada klien dengan menarik diri

f. Mampu mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan keperawatan pada

klien dengan menarik diri

4

Page 11: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. DEFINISI

Isolasi adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau

merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan

orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenito, 1998).

Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang

karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam

(Towsend,1998).

Seseorang dengan perilaku menarik diri akan menghindari interaksi

dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan

tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran dan prestasi atau

kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan

orang lain, yang dimanivestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada

perhatian dan tidak sanggup membagi pengalaman dengan orang lain (DepKes,

1998).

Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan

orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993).

Menarik diri adalah suatu keadaan pasien yang mengalami ketidak

mampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau dengan

lingkungan di sekitarnya secara wajar. Pada pasien dengan perilaku menarik diri

5

Page 12: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

sering melakukan kegiatan yang ditujukan untuk mencapai pemuasan diri,

dimana pasien melakukan usaha untuk melindungi diri sehingga ia jadi pasif dan

berkepribadian kaku, pasien menarik diri juga melakukan pembatasan (isolasi

diri), termasuk juga kehidupan emosionalnya, semakin sering pasien menarik

diri, semakin banyak kesulitan yang dialami dalam mengembangkan hubungan

sosial dan emosional dengan orang lain (Stuart dan Sundeen, 1998).

IsolasiSosial adalah kondisi kesepian yang diekspresikan oleh individu

dan dirasakan sebagai hal yang ditimbulkan oleh orang lain dan sebagai suatu

keadaan negatif yang mengancam. Dengan karakteristik : tinggal sendiri dalam

ruangan, ketidakmampuan untuk berkomunikasi, menarik diri, kurangnya kontak

mata. Ketidak sesuaian atau ketidakmatangan minat dan aktivitas dengan

perkembangan atau terhadap usia. Preokupasi dengan pikirannya sendiri,

pengulangan, tindakan yang tidak bermakna. Mengekspresikan perasaan

penolakan atau kesepian yang ditimbulkan oleh orang lain. Mengalami perasaan

yang berbeda dengan orang lain, merasa tidak aman ditengah orang banyak.

(Mary C. Townsend, 1998).

2.2 TANDA DAN GEJALA

Observasi yang dilakukan pada klien akan ditemukan (data objektif) :

1. Apatis, ekspresi, afek tumpul.

6

Page 13: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

2. Menghindar dari orang lain (menyendiri) klien tampak memisahkan diri dari

orang lain.

3. Komunikasi kurang atau tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap

dengan klien lain atau perawat.

4. Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.

5. Berdiam diri di kamar/tempat berpisah – klien kurang mobilitasnya.

6. Menolak hubungan dengan orang lain – klien memutuskan percakapan atau

pergi jika diajak bercakap-cakap.

7. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari, artinya perawatan diri dan kegiatan

rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.

8. Posisi janin pada saat tidur.

Data subjektif sukar didapat jika klien menolak berkomunikasi, beberapa

data subjektif adalah menjawab dengan singkat kata-kata “tidak”, “ya”, “tidak

tahu” (Khaidir Muhaj, 2009).

7

Page 14: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Rentang Respon

Respon Adaptif Respon maladaptif

Solitut

Otonomi

Kebersamaan

Saling ketergantungan

Kesepian

Menarik diri

Ketergantungan

Manipulasi

Impulsif

Narkisisme

Sumber : Gail W. Stuart, 2006

Menurut Gail W. Stuart (2006) menyatakan bahwa manusia makhluk

sosial, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan, mereka harus membina

hubungan interpersonal yang positif.Hubungan intrpersonal terjadi jika hubungan

saling merasakan kedekatan sementara identitas pribadi tetap

dipertahankan.Individu juga harus membina saling tergantung yang merupakan

keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam suatu

hubungan.Gail W. Stuart (2006) menyatakan tentang respon rentang sosial

individu berada dalam rentang respon maladaptif yaitu:

a. Respon adaptif adalah suatu respon individu dalam menyesuaikan masalah

yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya yang umum

berlaku,respon ini meliputi:

8

Page 15: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

1) Menyendiri (solitude)

Merupakan respons yang dibutuhkan seseorang untuk menentukan apa

yang telah dilakukan dilingkungan sosialnya dan suatu cara mengevaluasi

diri untuk menentukan langkah selanjutnya.

2) Kebebasan (Otonom)

Kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide-ide,

pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.

3) Berkerja sama (mutualisme)

Suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu tersebut

mampu untuk saling member dan menerima

4) Saling tergantung (interdependen)

Merupakan kondisi saling tergantung antara individu dengan orang lain

dalam membina hubungan interpersonal.

b. Respon Antara Adaptif dan Maladaptif

1) Kesepian (Aloness)

Dimana individu mulai merasakan kesepian, terkucilkan dan tersisihkan

dari lingkungan.

2) Manipulasi (Manipulation)

Hubungan terpusat pada masalah pengendalian orang lain dan individu

cenderung berorientasi pada diri sendiri atau tujuan bukan pada orang

lain.

9

Page 16: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

3) Ketergantungan (Dependence)

Individu mulai tergantung kepada individu yang lain dan mulai tidak

memperhatikan kemampuan yang dimilikinya.

c. Respon Maladaptif

Yaitu respon individu dalam penyelesaian masalah yang menyimpang

dari norma-norma sosial dan budaya lingkungannya.

1) Kesepian (Loneliness)

Gangguan yang terjadi apabila seseorang memutuskan untuk tidak

berhubungan dengan orang lain atau tanpa bersama orang lain untuk

mencari ketenangan waktu sementara.

2) Pemerasan (Exploitation)

Gangguan yang terjadi dimana seseorang selalu mementingkan

keinginannya tanpa memperhatikan orang lain untuk mencari ketenangan

pribadi.

3) Menarik Diri (Withdrawl)

Gangguan yang terjadi dimana seseorang menentukan kesulitan dalam

membina hubungan saling terbuka dengan orang lain, dimana individu

sengaja menghindari hubungan interpersonal ataupun dengan

lingkungannya.

10

Page 17: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

4) Curiga (Paranoid)

Gangguan yang terjadi apabila seseorang gagal dalam mengembangkan

rasa percaya pada orang lain.

2.3 FAKTOR PREDISPOSISI

Faktor predisposisi terjadinya perilaku menarik diri adalah kegagalan

perkembangan yang dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak

percaya orang lain, ragu takut salah, putus asa terhadap hubungan dengan orang

lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan dan

meresa tertekan (Khaidir Muhaj, 2009).

Sedangkan sumber lain menyebutkan faktor predisposisi terjadi karena

beberapa Faktor :

a. Faktor tumbang

Faktor tugas perkembangan pada fase tumbang tidak terselesaikan

komunikasi dalam keluarga: komunikasi yang tidak jelas (suatu keadaan

dimana seorang anggota keluarga menerimapesan yang saling bertentangan

dalam waktu yang bersamaan), ekpresi emosi yang tinggi dalam keluarga

yang menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan diluar keluarga.

11

Page 18: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

b. Faktor sosial budaya

Isolasi sosial/ mengasingkan diri dari lingkungan sosial. Disebabkan

norma-norma yang salah dianut keluarga, seperti: anggota keluarga tidak

produktif (lansia, berpenyakit kronis).

c. Faktor biologis

Penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya gangguan

dalam otak, seperti pada skizofrenia terdapat struktur otak yang abnormal

(atropi otak, perubahan ukuran dan bentuk sel-sel dalam limbik dan daerah

kortikal) {bee_robby, 2011}.

2.4 FAKTOR PRESIPITASI

Faktor presipitasi dari faktor sosio-cultural karena menurunnya

stabilitas keluarga dan berpisah karena meninggal dan fakto psikologis seperti

berpisah dengan orang yang terdekat atau kegagalan orang lain untuk

bergantung, merasa tidak berarti dalam keluarga sehingga menyebabkan klien

berespons menghindar dengan menarik diri dari lingkungan (Stuart and Sundeen,

1995).

Sedangkan sumber lain menyebutkan faktor predisposisi terjadi karena

beberapa faktor :

a. Faktor eksternal: Faktor presipitasi stressor social budaya: stres yang

ditimbulkan oleh faktor sosial budaya (keluarga).

12

Page 19: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

b. Faktor Internal: stresor psikologik: stres terjadi akibat ansietas

berkepanjangan disertai keterbatasan kemampuan mengatasinya{bee_robby,

2011}.

2.5 MEKANISMEKOPING

Menurut Tim keperawatan Jiwa FIK-UI (2002), klien menarik diri

cenderung menggunakan mekanisme koping: Regresi, represi dan isolasi.

a. Regresi :

Menghindari stress kecemasan dan menampilkan perilaku kembali setelah

kembali pada perkembangan

b. Represi :

Menekan perasaan atau pengalaman yang menyakitkan atau konflik atau

ingatan dari kesadaran yang cenderung memperkuat mekanisme ego lainnya.

c. Proyeksi :

Keinginan yang tidak dapat ditoleransi, mencurahkan emosi kepada orang

lain karena kesalahan yang dilakukan sendiri.

2.6 MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA FOKUS PENGKAJIAN

2.6.1 Masalah Keperawatan

Masalah keperawatan yang sering muncul yang dapat disimpulkan dari

pengkajian adalah sebagai berikut :

13

Page 20: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Resiko perubahan sensori persepsi

Koping individu yang efektif sampai dengan ketergantungan pada

orang lain.

Gangguan komunikasi verbal, kurang komunikasi verbal.

Intoleransi aktifitas.

Kekerasan resiko tinggi(Khaidir Muhaj, 2009).

2.6.2 Data Fokus Pengkajian

Pengkajian merupakan tahapan awal dan dasar utama dari proses

keperawatan. Tahapan pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan

perumusan kebutuhan atau masalah klien.Data yang dikumpulkan

meliputi, data biologis, psikologis, sosial, dan spiritual (Stuart dan

Sundeen, 1998).

Data pengkajian kesehatan jiwa dapat dikelompokkan menjadi faktor

predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping dan

kemampuan koping yang dimiliki klien (Budi Ana Keliat, 1999).

Isi pengkajian meliputi :

1. Identitas Klien

Meliputi Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan,

pendidikan, pekerjaan, dan dari penanggung jawab.

14

Page 21: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

2. Keluhan utama dan alasan masuk

Keluhan utama atau alasan masuk ditanyakan pada keluarga/klien,

apa yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke rumah sakit. Keluhan

biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain) komunikasi

kurang atau tidak ada, berdiam diri dikamar,menolak interaksi dengan

orang lain, tidak melakukan kegiatan sehari – hari, dependen.

3. Faktor predisposisi

Kehilangan, perpisahan, penolakan orang tua,harapan orang tua

yang tidak realistis,kegagalan / frustasi berulang, tekanan dari kelompok

sebaya; perubahan struktur sosial. Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya

harus dioperasi, kecelakaan dicerai suami, putus sekolah,PHK, perasaan

malu karena sesuatu yang terjadi (korban perkosaan, dituduh kkn, dipenjara

tiba – tiba) perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien/ perasaan

negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.

4. Faktor presipitasi

Faktor internal dan eksternal : trauma dan ketegangan peran.

(transisi peran : perkembangan, situasi, dan sehat sakit).

5. Aspek fisik

Mengukur dan mengobservasi TTV, ukur TB dan BB, aktivitas

sehari-hari, pola tidur, pola istirahat, rekreasi dan kaji fungsi organ tubuh

bila ada keluhan.

15

Page 22: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

6. Aspek psikososial

Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi.

Konsep diri :

- Citra tubuh : Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang

berubah atau tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi

atau yang akan terjadi. Menolak penjelasan perubahan tubuh,

persepsi negatip tentang tubuh. Preokupasi dengan bagia tubuh

yang hilang, mengungkapkan keputusasaan, mengungkapkan

ketakutan.

- Identitas diri: Ketidakpastian memandang diri, sukar menetapkan

keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan.

- Peran diri : Tugas yang diemban dalam keluarga, Berubah atau

berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit, proses menua,

putus sekolah, PHK.

- Ideal diri : Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas dll.

Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya:

mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi.

- Harga diri : Hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan

penghargaan orang lain terhadap dirinya.

Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam

kehidupan, kelompok yang diikuti dalam masyarakat

16

Page 23: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.

7. Status mental

Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak mata,

kurang dapat memulai pembicaraan, klien suka menyendiri dan kurang

mampu berhubungan denga orang lain, Adanya perasaan keputusasaan dan

kurang berharga dalam hidup.

8. Kebutuhan persiapan pulang

Kemampuan makan klien, klien mampu menyiapkan dan

membersihkan alat makan

Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC

serta membersihkan dan merapikan pakaian

Mandi klien dan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuh klien

Istirahat dan tidur klien, aktivitas didalam dan diluar rumah

Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan setelah

minum obat.

9. Mekanisme koping

Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau

menceritakannya pada orang orang lain (lebih sering menggunakan koping

menarik diri).

10. Masalah psikososial dan lingkungan

Dari data keluarga atau klien mengenai masalah yang dimiliki klien.

17

Page 24: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

11. Pengetahuan

Dapat didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap

bagian yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.

12. Aspek medik

Terapi yang diterima klien bias berupa ECT, terapi lain seperti

terapi psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual,

terapi okupasi, dan terapi lingkungan, TAK, serta rehabilitasi (Khaidir

Muhaj, 2009).

2.7 ANALISA DATA

Data yang diambil adalah data objektif dan data subjektif.

Data Objektif adalah data yang ditemukan secara nyata. Data ini didapat

melalui observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat.

Observasi yang dilakukan pada klien akan ditemukan :

Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.

Menghindari orang lain (menyendiri), klien nampak memisahkan diri dari

orang lain, misalnya pada saat makan.

Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan

klien lain / perawat.

Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.

Berdiam diri di kamar/tempat terpisah. Klien kurang mobilitasnya.

18

Page 25: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Menolak berhubungan dengan orang lain. Klien memutuskan percakapan

atau pergi jika diajak bercakap-cakap.

Tidak melakukan kegiatan sehari-hari. Artinya perawatan diri dan

kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.

Posisi janin pada saat tidur.

Data Subjektif adalah data yang disampaikan secara lisan oleh klien dan

keluarga. Data ini diperoleh melalui wawancara perawat kepada klien dan

keluarga. Klien mengatakan: Sukar didapati jika klien menolak

berkomunikasi. Beberapa data subjektif adalah menjawab pertanyaan dengan

singkat, seperti kata-kata “tidak “, “iya”, “tidak tahu”.

Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan dan perawat langsung

merumuskan masalah keperawatan dan masalah kolaboratif.

Data objektif dan data subjektif yang mungkin muncul pada klien

penderita Menarik diri adalah:

Data Subjektif Data Objektif

Pasien mengatakantidak

selevel dengan orang lain

Pasien mengatakan malas

berinteraksi

Pasien mengatakanorang lain

tidak ada yang mau menerima

Klien tampak tidak mau bercakap-

cakap/berinteraksi dengan orang

lain

Klien tampak menyendiri

Klien tampak tidak mau di ganggu

oleh orang lain

19

Page 26: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

dirinya Klien tampak banyak tidur siang.

Klien tampak kurang bergairah.

Klien tampak tidak

memperdulikan lingkungan.

Berbicara pelan

Sering menunduk

2.8 POHON MASALAH

Resikoperilaku kekerasan

Gangguan persepsi sensori halusinasi

Isolasi social : menarik diri

Gangguan konsep diri : HDR

Koping individu inefektif

2.9 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul, yaitu :

1. Isolasi sosial : menarik diri.

2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

3. Resiko perubahan sensori persepsi.

4. Koping individu inefektif

5. Resiko perilaku Kekerasan.

20

Page 27: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

2.10 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

DIAGNOSARENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI

Isolasi Sosial :

Menarik Diri

Pasien mampu :

Menyebutkan, menyadari

penyebab isolasi sosial:

menarik diri,

Membina hubungan saling

percaya keuntungan dan

kerugian berinteraksi dgn org

lain

Setelah … kali pertemuan, pasien

mampu :

Menyebutkan, menyadari

penyebab isolasi sosial: menarik

diri,

Membina hubungan saling

percaya keuntungan dan

kerugian berinteraksi dgn org

lain

SP 1

Tanyakan keuntungan dan kerugian

Identifikasi penyebab

- Siapa yang satu rumah dengn pasien

- Siapa yang paling deat dengan pasien

- Siapa yang tidak deat dengan pasien

Tanyakan keuntungan dan kerugian

berinteraksi dengan orang lain

- Tanyakan pendapat pasien tentang

kebiasaan berinteraksi dengan orang

lain

- Tanyakan apa yang menyebabkan

21

Page 28: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

pasien tidak ingin berinteraksi dengan

orang lain.

- Diskusiakan keuntungan bila pasien

mempunyai bayak teman dn bergaul

akrab dengan mereka

- Diskusikan kerugian bila pasien

hanya mengurung diri dan tidak

bergaul dengan oang lain

- Jelaskan pengaruh isolai social

terhadap kesehatan fisik pasien

Latih berkenalan

- Jelaskan kepada klien cara

berinteraksi dengan orang lain

- Berikan contoh berkenalan dengan

22

Page 29: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

orang lain.

- Beri kesempatan klien cara

mempraktekkan cara berinteraksi

dengan orang lain yang dilakukan

dihadapan perawat.

- Mulailah bantu pasien berinteraksi

dengan satu orang perawat

- Bila pasien sudah menunjukkan

kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi

2,3,4 orang dst.

- Beri pujian untuk setiap

kemajuaniteraksi yang telah dilakukan

oleh pasien.

- Siap mendengarkan ekspresi perasaan

pasien setelah berinteraksi dengan

23

Page 30: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Keluarga mampu merawat pasien

dengan Menarik diri di rumah.

orang lain, mungkin pasien akan

mengungkapkan keberhasilan atau

menerus agar pasien tetap

semangatmeningkatkan interaksinya.

Masukkan jadwal kegiatan pasien.

SP 2

Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)

Latih berhubungan social secara bertahap

Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

SP 3

Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 & SP

2)

Latih cara berkenalan dengan dua orang

atau lebih

Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

24

Page 31: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Setelah … kali pertemuan,

keluarga mampu menjelaskan

tentang Masalah isolasi sosial

Masalah isolasi social dan

dampaknya pada paisen

Penyebab isolasi social

Sikap keluarga untuk membantu

pasien mengatasi isolasi

sosialnya

Pengobtan yang berkelanjutan

dan mencegah putus obat.

Tempat rujukan dan fasilitas

kesehatan bagi pasien

SP 1

Identifikasi masalah yang dirasakan

dalam merawat pasien

Jelaskan proses terjadinya isolasi sosial :

menarik diri

Cara merawat pasien isolasi sosial

Latih simulasi

Susun RTL keluarga/jadwal keluarga

untuk merawat pasien

SP 2

Evaluasi kemampuan SP 1

Latih keluarga langsung ke pasien

Menyusun RTL keluarga/ jadwal

kegiatan untuk merawat pasien

SP 3

25

Page 32: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Evaluasi kemampuan keluarga ((SP1 dan

SP 2)

Latih langsung kepasien

RTL keluarga

SP 4

Evaluasi kemampun keluarga

Evaluasi kemampuan pasien

Rencana tindak lanjut keluarga

- Follow up

- rujukan

26

Page 33: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN

Ruang Perawatan : Murai C RSJSD Provinsi Bengkulu

Tanggal dirawat :09 Agustus 2011

I. Identitas Klien

1. Nama klien : Tn. A

2. Umur : 29 Tahun

3. Alamat : Perumnas Kandang Mas Mulya, Kota

Bengkuu

4. Tanggal pengkajian  : 14 dan 15 November 2011

5. No rekam medik : 007097

II. Alasan Masuk

Klien diantar ke RSJ oleh Pihak keluarga pada tanggal 09 Agustus

2011 dengan alasan masuk, klien sering keluyuran,menyendiri, tidak mau di

ganggu orang lain,dan mengatakan bahwa ia tidak diterima dilingkungannya

karena lingkungannya masih menganggapnya gila. Berdasarkan data dari

perawat dan teman sekamarnya mereka mengatakan Tn. A sering berdiam diri

dan tidak mau berkomunikasi dengan orang lain. Klien pernah mengalami

gangguan jiwa dimasa lalu (pada tahun 2004),namun pengobatannya kurang

berhasil karena pasien jarang minum obat ketika sudah berada dirumah.

Page 34: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 14 dan 15 november

2011 Tn.A mengatakan dia di bawa ke RSJ ini karena sering

keluyuran,menyendiri, tidak mau bicara dengan orang lain,dan tidak mau

minum obat karena merasa sudah sembuh. Pada saat diwawancara Klien

mengatakan tidak mempunyai teman di Murai C, klien mengatakan merasa

bosan dan mau pulang, klien mengatakan sering menyendiri di kamar

daripada kumpul- kumpul dengan teman- teman, dan klien mengatakan dia

tidak mengalami sakit atau keluhan fisik lainnya. Dan saat di observasi oleh

perawat klien terlihat sering berdiam diri dan tidak mau bergaul dengan

teman- teman yang lainnya. Dan pada saat di ajak berbicara Tn.A banyak

diam dan tidak ada respon. Klien juga tidak kooperatif, apatis dan afek

tumpul.

Mk :

Isolasi Sosial : Menarik Diri

Resiko perilaku kekerasan

III. Faktor Predisposisi

Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya namun

pengobatannya kurang berhasil karena pasien jarang minum obat ketika sudah

berada dirumah dengan alasan bosan. Klien mengatakan dia pernah pergi ke

Jakarta untuk mencari pekerjaan, karena ia sangat ingin bekerja di kantoran,

memakai seragam namun hal tersebut tidak tercapai, kemudian klien pulang

kembali ke Bengkulu. Klien mengatakan pengalaman yang tidak

menyenangkan yang pernah dialaminya adalah dia sering di ejek oleh teman-

temannya karena tidak punya pekerjaan.Sehingga dia malu untuk berinteraksi

Page 35: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

dengan orang lain dan lebih senang menyendiri,dan menyatakan ia tidak

sebanding dengan orang lain

Mk: Koping Individu tidak efektif

Isolasi Sosial: Menarik Diri

Gangguan Konsep Diri : HDR

IV. Faktor presipitasi

Faktor eksternal : klien mengalami stres karena paradigma masyarakat

yang menganggap penyakit jiwa itu susah akan sembuh

Faktor internal : klien mengalami stres karena merasa cemas dan khawatir

yang berkepanjangan akan dirinya yang sulit di terima di lingkungannya

V. Pemeriksaan Fisik

Pada saat pengkajian tingkat kesadaran klien composmentis, klien tidak

mengalami gangguan kesadaran

Tanda-tanda vital

Tekanan darah: 110/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,5 0C

Pernafasan : 24 x/ menit

TB: 162 cm

BB:56 Kg

Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik yang dirasakannya, dan

tidak terdapat luka di tubuh klien.

MK: tidak ada masalah

Page 36: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

VI. Psikososial

1. Genogram

Laki- laki :

Perempuan :

Meninggal :

Klien :

Garis keturunan :

Tinggal serumah : -----------------------------

Klien mengatakan kalau dirinya adalah anak ke sepuluh dari 12

bersaudara.Klien berusia 29tahun.Klien mengatakan kalau dirinya di rumah

dengan kakak perempuan dan iparnya.Klien mengatakan jika ada masalah

jarang menceritakan kepada orang lain termasuk kepada keluarganya.

MK : kerusakan komunikasi verbal

299

Page 37: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

2. Konsep diri

a. Citra tubuh :

Tn A mengatakan ia senang dengan bentuk tubuhnya dan tidak ada

bagian yang tidak disukainya.

b. Identitas :

Klien masih mengetahui namanya, ia seorang laki- laki dan ia

menamatkan sekolah sampai STM. Klien mengatakan bahwadirinya

belum mempunyaipekerjaan.

c. Peran :

Klien mengatakan ia belum mempunyai pekerjaan, sehingga ia belum

mempunyai peran yang jelas dan sering di ejek oleh teman-temannya

karena tidak mempunyai pekerjaan. Klien juga kurang bisa bergaul

dengan lingkungannya.

d. Ideal diri :

Klien sangat berharap dia bisa sembuh dan keluar dari sini sehingga ia

bisa berkumpul bersama keluarga lagi. Klien juga sangat mendambakan

ia mendapatkan suatu pekerjaan yang mempunyai baju seragam dan

memulai kehidupan barunya ditempat yang baru juga, karena ia merasa

tempat lamanya tidak bisa menerimanya lagi.

e. Harga diri :

Klien merasa dirinya kurang diterima dilingkungannya karena ia sering

dikucilkan, dan di ejek oleh teman-temannya karena klien tersebut tidak

mempunyai pekerjaan. hal ini yang menyebabkan klien menjadi pendiam

dan suka menyendiri.

MK: Gangguan konsep diri : HDR dan ISOS : Menarik Diri

Page 38: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

3. Hubungan Sosial

a. Orang terdekat

Klien mengatakan orang terdekat dalam dirinya adalah orangtuanya tapi

dia mengatakan kalau ada masalah jarang bercerita dengan orang tuanya

karena dia tidak mau menambah beban fikiran orang tuanya.

b. Peran serta dalam kelompok masyarakat

Klien mengatakan dirinya kurang mengikuti organisasi di dalam

masyarakat dia lebih senang menyendiri daripada kumpul-kumpul dengan

orang- orang, karena orang-orang di lingkungannya sering mengejek

klien yang tidak mempunyai pekerjaan.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Klien kurang bisa bergaul karena dia merasa dirinya tidak bisa diterima

oleh lingkungannya. Karena lingkungannya masih menganggap dia gila,

dan selain itu karena dia tidak mempunyai pekerjaan, sehingga ia menjadi

pendiam dan menarik diri dari lingkungannya.

MK: Isolasi Sosial: menarik Diri

4. Spritual

a. Nilai dan keyakinan

Klien mengatakan dirinya beragama islam

b. Kegiatan ibadah

Klien mengatakan ia jarang melaksanakan sholat karena ia malas untuk

sholat. Kalau tidak di suruh ia tidak akan melaksanakan sholat.

c. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Page 39: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Klien mengatakan pengalaman yang tidak menyenangkan yang pernah

dialaminya adalah dia sering di ejek oleh teman- temannya karena tidak

punya pekerjaan.Sehingga dia malu untuk berinteraksi dengan orang lain

dan lebih senang menyendiri.

MK: koping individu inefektif

VII.Status Mental

1. Penampilan

Pada saat observasi dan wawancara klien tampak rapi, penggunaan

pakaian sesuai dan klien secara mandiri mengganti dan mencuci

pakaiannya, rambut klien terlihat rapi, kuku klien tampak bersih.

MK: tidak di temukan

2. Pembicaraan

Klien terlihat lebih banyak diam dan klien tidak mampu memulai

pembicaraan terhadap orang lain.Klien tidak memiliki teman dekat

didalam ruangan, klien tampak menutup dirinya ketika diajak

berkomunikasi, klien tampak sesekali menunduk ketika berinteraksi.

MK: isolasi social:menarik diri

3. Aktivitas motorik

Klien telihat lesu tidak ada gairah hidupnya, tampak gelisah dan tegang,

dan wajahnya tampak muram dan kusut. Klien terlihat jarang berkumpul

dengan teman-temannya karena klien merasa tidak sebanding dengan

teman-temannya dan tidak mempunyai pekerjaan sehingga ia lebih suka

menyendiri.

MK: isolasi sosial: menarik diri dan resiko PK

4. Alam perasaan

Page 40: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Klien mengatakan dia sedang sedih, karena dia khawatir dengan

keadaannya, seandainya ia keluar dari RSJ lingkungan/masyarakat sekitar

masih belum bisa menerima keadaannya.

MK: HDR

5. Afek

Afek klien Tumpul klien hanya beraksi jika ada stimulus yang kuat

Contohnya jika diajak berbicara dia lebih banyak diam walaupun kadang

sudah diajak bercanda klien masih diam saja.

MK: gangguan komunikasi verbal

6. Interaksi selama wawancara

Pada saat observasi dan wawancara klien tampak tidak kooperatif dan

sangat sulit untuk memulai pembicaraan, Klien terkadang menatap lawan

bicaranya dengan tatapan mata yang tajam, Klien lebih banyak diam saat

diajak bicara.

MK: isolasi social: menarik diri dan resiko perilaku kekerasan

7. Persepsi

Klien tidak ada gangguan dengan sensori persepsinya.

8. Proses fikir

Pada saat wawancara dan observasi klien tampak mengalami blocking

yaitu pembicaan yang terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal

kemudian dilanjutkan kembali.

MK: gangguan komunikasi verbal

Page 41: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

9. Isi ikir

Klien terus kepikiran tentang keadaannya kalau ia sudah keluar nanti,

apakah masyarakat sekitar sudah bisa menerimanya apa tidak.

MK: gangguan konsep diri: harga diri rendah

10. Tingkat kesadaran

Pada saat observasi dan wawancara klien tampak bingung , tapi pada saat

ditanya waktu dan tempat klien mampu menjawab dengan benar.

Mk: tidak ada masalah

11. Memori

Klien tidak mengalami gangguan daya ingat, dibuktikan dengan klien

dapat mengingat siapa dirinya dan kejadian yang baru saja terjadi seperti

dapat menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukannya kemarin.

MK: tidak ada masalah

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien mampu berhitung secara sederhana seperti 1 sampai 10 dan hitungan

mundur dan mampu melakukan penambahan dan pengurangan angka-

angka.

MK: tidak ada masalah

13. Kemampuan penilaian

Klien mampu memutuskan suatu pilihan yang benar seperti makan dahulu

sebelum mandi atau mandi dahulu sebelum makan.

MK: tidak ada masalah

14. Daya tilik diri

Page 42: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Pada saat wawancara klien mengakui bahwa ia sekarang sedang terganggu

jiwanya, hal inilah yang membuat klien mau berobat di RSJ ini dengan

harapan sembuh.

VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Klien makan 3 x dalam sehari, klien mampu menghabiskan porsi makan

yang telah di sediakan

2. Defekasi/ berkemih

Klien mengatakan kalau ingin BAB atau BAK dia pergi ke kamar mandi

dan setelah membuang air atau BAB dia selalu menyiram WC. Klien

mengatakan tetap menggunakan pakaian pada saat ke kamar mandi dan

merapikan pakaiannya saat dari kamar mandi.

3. Mandi

Klien mengatakan dia mandi 2x sehari dan mandi menggunakan sabun

serta membilasnya dengan air selain itu klien menyikat gigi 2 x sehari.

4. Berpakaian/ berhias

Klien mengatakan mengganti pakaiannya setiap hari dan klien dapat

mengganti pakaiannya sendiri.

Mk: tidak ada masalah

5. Istirahat dan tidur

Klien mengatakan selalu tidur siang. Sedangkan kalau tidur malam Tn.A

pada pukul 21.00- 06.00 Wib

6. Penggunaan obat

Klien mengatakan obat yang diminumnya 3 jenis yaitu CPZ,

Haloperidol,Triheksepenidyl.

Page 43: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

7. Pemeliharaan kesehatan

Klien mengatakan mengetahui tempat pelayanan kesehatan yang akan

digunakan jika dirinya ingin berobat dan klien mengatakanmempuyai

keluarga yang dapat membantu dirinya.

8. Aktifitas di dalam ruangan

Klien mampu menjaga kebersihan ruangan, menyapu, membersihkan

lantai, merapikan tempat tidur.

9. Aktifitas di luar ruangan

Klien mampu melakukan kebersihan lingkungan, seperti menyapu

halaman, senam pagi.

IX. MEKANISME KOPING

Perilaku maladaptif : Klien bereaksi terhadap stimulus dengan lambat,

Klien mengatakan tidak mau menceritakan masalahnya kepada orang lain,

kalau ada masalah biasanya di pendam sendiri.

Mk: Koping individu tidak efektif

X. Masalah Psikososial dan Lingkungan

1. Masalah dengan dukungan kelompok

Klien mengatakan tidak memiliki permasalahan dengan keluarganya,

tapi klien memiliki masalah dengan teman-temannya dia sering di ejek

oleh teman- temannya karena tidak punya pekerjaan.Sehingga dia malu

untuk berinteraksi dengan orang lain dan lebih senang menyendiri .

Mk: Isolasi Sosial: Menarik diri

Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

2. Masalah dengan pendidikan

Page 44: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Klien mengatakan dirinya sudah tamat STM, tetapi klien terlalu

menginginkan pekerjaan yang elit seperti kerja di kantor dan memakai

seragam.

3. Masalah dengan pekerjaan

Klien mengatakan ia tidak mempunyai pekerjaan

4. Masalah perumahan

Klien mengatakan tinggal bersama kelurganya yaitu kakaknya.

5. Masalah ekonomi

Klien mengatakan ekonomi dalam keluarga cukup tapi karena klien

belum bekerja jadi klien merasa minderdikelurga dan lingkungannya.

6. Masalah dengan pelayanan kesehatan

Klien mengatakan mengetahui kemana saja ia harus berobat, seperti di

rumah sakit atau puskesmas.

XI. Kurang Pengetahuan Tentang

Klien mempunyai kekurangan dalam pergaulan, karena ia malas

berinteraksi dengan orang sekitarnya.

MK: kerusakan komunikasi verbal

XII.ASPEK MEDIK

a. Diagnosa medik : Skizofrenia 20.5 (skizofrenia Residual)

b. Terapi medik diberikan :

CPZ 2x100 mg,

Haloperidol 2x1,5 mg,

Triheksepenidyl 3x2 mg

XIII. POHON MASALAH

Page 45: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Isolasi sosial : menarik diriCore poblem

Resiko perilaku kekerasan

kerusakan

komunikasi

verbal

Gangguan konsep diri : Harga Diri rendah

Koping individu Inefektif

XIV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Isolasi sosial menarik diri

2. Harga diri rendah

3. Koping individu inefektif

4. Kerusakan komunikasi verbal.

5. Resiko perilaku kekerasan

3.2 ANALISA DATA

No Data Masalah

1 Ds:

Klien mengatakan malas untuk

berbicara sama teman.

Klien mengatakan lingkungannya

tidak mau menerima dirinya

Isolasi Sosial Menarik Diri

Page 46: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Klien mengatakan daripada

ngobrol lebih baik tidur.

Klien mengatakan dirinya tidak

selevel dengan orang lain.

DO:

Klien tampaktidak

mauberinteraksi dengan orang

lain.

Klien tampak menyendiri

Klien tampak tidak memiliki

teman dekat didalam ruangan,

Klien lebih banyak diam saat di

ajak bicara

Klien tampak tidak kooperatif

dan sangat sulit untuk memulai

pembicaraan

Saat diajak berbicara klien sering

menunduk

2 DS:

Klien mengatakan dirinya merasa

minder karena dia tidak memiliki

pekerjaan dan tidak bisa

mendapatkan pekerjaan di kantor

Klien mengatakan dia malu untuk

berinteraksi dengan orang lain

Gangguan konsep diri: Harga Diri

Rendah

Page 47: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

dan lebih senang menyendiri

Klien mengatakan dia merasa

minder karena tidak sebanding

dengan orang lain

Klien mengatakan lingkungannya

tidak mau menerima dirinya

DO:

Klien terlihat sering berdiam

diri dan tidak mau bergaul

dengan teman- teman yang

lainnya.

Dan pada saat di ajak

berbicara Tn.A banyak diam

dan sering menunduk.

Klien juga tidak kooperatif,

apatis

afek tumpul.

3 Ds:

klien mengatakan kesal karena

orang lain tak pernah mau

mengerti tentang keadaannya

klien mengatakan malas bercerita

dengan orang lain tentang

masalahnya

Gangguan Komunikasi verbal

Page 48: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Do:

Pada saat wawancara dan

observasi klien tampak

mengalami blocking

Banyak diam saat diajak

berbicara

Komunikasi klien tampak

sirkumtansial

4 DS:

Klien mengatakan tidak mau

menceritakan masalahnya kepada

orang lain, kalau ada masalah

biasanya di pendam sendiri.

Klien mengatakan kalau ada

masalah berusaha

menyelesaikannya sendiri

DO:

Klien tampak diam

Klien tampak menyendiri

Koping individu tidak efektif

5 DS:

Klien mengatakan tidak mau

diganggu oleh orang lain

Tn.A mengatakan lagi ingin

Resiko perilaku kekerasan

Page 49: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

sendiri

DO:

Pandangan mata klien terkadang

tajam

Klien tampak gelisah dan tegang

saat berinteraksi

Sering menjauh dari orang lain

Page 50: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

3.4 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

DIAGNOSARENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI

Isolasi Sosial :

Menarik Diri

Pasien mampu :

Menyebutkan,

menyadari penyebab

isolasi sosial: menarik

diri,

Membina hubungan

saling percaya

keuntungan dan

kerugian berinteraksi

dgn org lain

Setelah … kali pertemuan,

pasien mampu :

Menyebutkan, menyadari

penyebab isolasi sosial:

menarik diri,

Membina hubungan saling

percaya keuntungan dan

kerugian berinteraksi dgn

org lain

SP 1

Tanyakan keuntungan dan kerugian

Identifikasi penyebab

- Siapa yang satu rumah dengn pasien

- Siapa yang paling deat dengan pasien

- Siapa yang tidak deat dengan pasien

Tanyakan keuntungan dan kerugian berinteraksi

dengan orang lain

- Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan

berinteraksi dengan orang lain

Page 51: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

- Tanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak

ingin berinteraksi dengan orang lain.

- Diskusiakan keuntungan bila pasien mempunyai

bayak teman dn bergaul akrab dengan mereka

- Diskusikan kerugian bila pasien hanya

mengurung diri dan tidak bergaul dengan oang

lain

- Jelaskan pengaruh isolai social terhadap

kesehatan fisik pasien

Latih berkenalan

- Jelaskan kepada klien cara berinteraksi dengan

orang lain

- Berikan contoh berkenalan dengan orang lain.

- Beri kesempatan klien cara mempraktekkan cara

Page 52: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan

dihadapan perawat.

- Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu

orang perawat

- Bila pasien sudah menunjukkan kemajuan,

tingkatkan jumlah interaksi 2,3,4 orang dst.

- Beri pujian untuk setiap kemajuaniteraksi yang

telah dilakukan oleh pasien.

- Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien

setelah berinteraksi dengan orang lain, mungkin

pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau

menerus agar pasien tetap semangatmeningkatkan

interaksinya.

Page 53: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Keluarga mampu merawat

pasien dengan Menarik

diri di rumah.

Masukkan jadwal kegiatan pasien.

SP 2

Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)

Latih berhubungan social secara bertahap

Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

SP 3

Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 & SP 2)

Latih cara berkenalan dengan dua orang atau lebih

Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

Setelah … kali pertemuan,

keluarga mampu menjelaskan

SP 1

Identifikasi masalah yang dirasakan dalam merawat

Page 54: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

tentang Masalah isolasi sosial

Masalah isolasi social dan

dampaknya pada paisen

Penyebab isolasi social

Sikap keluarga untuk

membantu pasien

mengatasi isolasi sosialnya

Pengobtan yang

berkelanjutan dan

mencegah putus obat.

Tempat rujukan dan

pasien

Jelaskan proses terjadinya isolasi sosial : menarik diri

Cara merawat pasien isolasi social

Latih simulasi

Susun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat

pasien

SP 2

Evaluasi kemampuan SP 1

Latih keluarga langsung ke pasien

Menyusun RTL keluarga/ jadwal kegiatan untuk

merawat pasien

Page 55: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

fasilitas kesehatan bagi

pasien

SP 3

Evaluasi kemampuan keluarga ((SP1 dan SP 2)

Latih langsung kepasien

RTL keluarga

SP 4

Evaluasi kemampun keluarga

Evaluasi kemampuan pasien

Rencana tindak lanjut keluarga

- Follow up

- rujukan

Page 56: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama klien : Tn A

No register : 007097

Ruang : Murai C RSJSD Provinsi Bengkulu

Hari/ Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi

Rabu, 16

november 2011

Isolasi Sosial : Menarik diri Jam 09.00 Wib

1. Membina hubungan saling percaya

- Mengucapkan salam dan menanyakan

kepada klien masih ingat atau tidak

nama perawat

- Tersenyum dan mempertahan kontak

mata

Subjektif

- Klien mengatakan: ’Saya dirumah

tinggal bersama kakak perempuan

dan ipar saya?”

- Klien mengatakan: ’’saya 12

bersaudara, saya anak ke 10“

- Klien mengatakan: ’saya tidak

Page 57: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

- Duduk dengan jarak ± 1 m dari klien

sehingga klien tidak merasa terancam

- Membuat kontrak waktu dan

menjelaskan tujuan interaksi sebelum

mengawali pembicaraan.

- Bicara dengan nada yang lembut dan

jelas

- Memperlihatkan sikap menerima

terhadap klien

2. Mengidentifikasi penyebab menarik diri

- Menanyakan kepada klien siapa yang 1

rumah dengan klien

- Menanyakan kepada klien tentang

punya teman untuk tempat bercerita,

saya belum menikah“

- Klien mengatakan: ’saya tertekan,

sepi, saya tidak betah disini. Saya

mau pulang!

- Klien mengatakan: ’saya tidak

banyak teman di dalam Murai C

ini“.

- Klien mengatakan: ’keuntungan

punya teman adalah rame, asyik,

ada teman curhat, ada teman di ajak

bercanda. Kalau kerugiannya

kesepian, tidak ada tempat minta

Page 58: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

keluarganya

- Menanyakan siapa yang paling dekat

dengan klien

- Menanyakan siapa yang tidak dekat

dengan klien

3. Menanyakan keuntungan dan kerugian

berinteraksi dengan orang lain

- Menanyakan pendapat klien tentang

kebiasaan berinteraksi dengan orang

lain

- Menanyakan penyebab klien tidak mau

berinteraksi dengan orang lain

diskusikan dengan klien keuntungan

bila memiliki banyak teman dan

tolong, tidak bisa cerita“.

- Klien mengatakan „saya malu

berinteraksi dengan orang lain

karena saya merasa minder,tidak

selevel dengan orang lain“

- Klien mengatakan „saya mau

belajar berinteraksi dengan orang

lain“

Objektif

- Klien tampak menjawab salam

perawat

- Klien tampak mengingat nama

Page 59: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

bergaul akrab dengan mereka

- Diskusikan bila klien hanya mengurung

diri dan tidak bergaul dengan orang lain

- Menjelaskan pengaruh isolasi social

terhadap kesehatan klien

4. Melatih berkenalan

- Menjelaskan kepada klien cara

berinteraksi dengan orang lain

- Memberikan contoh cara berinteraksi

dengan orang lain

- Memberikan kesempatan kepada klien

mempraktekkan cara berinteraksi

dengan orang lain yang dilakukan

perawat

- Klien tampak tidak mau bercakap-

cakap dengan orang lain

- Klien sulit untuk melakukan kontak

mata dengan perawat.

- Klien tampak Sering melamun

- Klien kurang kooperatif

- Klien tampak menyendiri di tempat

tidur

Analisa

- Klien mampu mengidentifikasi

penyebab menarik diri dan mampu

menyebutkan keuntungan dan

Page 60: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

dihadapan perawat

- Perawat mulai membantu klien

berinteraksi dengan 1 orang teman

yang ada di ruangannya

- Menambahkan jumlah orang yang akan

berinteraksi (2-4 orang) bila pasien

menunjukkan kemajuan.

- Memberikan pujian untuk setiap

kemajuan interaksi yang dilakukan

pasien

- Mendengarkan ekspresi perasaan klien

setelah berinteraksi dengan orang lain

- Memberikan dorongan secara terus

menerus kepada klien agar klien tetap

kerugian berinteraksi.

Planing

Intervensi dipertahankan (SP 1)

Page 61: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

semangat melakukan interaksi

5. Memasukkan dalam jadwal kegiatan

pasien.

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama klien : Tn A

No register : 007097

Page 62: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Ruang : Murai C RSJD Provinsi Bengkulu

Hari/ Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi

Kamis ,

17 november

2011

Isolasi Sosial : Menarik diri Jam 09.00 Wib

1. Membina hubungan saling percaya

- Mengucapkan salam dan menanyakan

kepada klien masih ingat atau tidak

nama perawat

- Tersenyum dan mempertahan kontak

mata

- Duduk dengan jarak ± 1 m dari klien

sehingga klien tidak merasa terancam

- Membuat kontrak waktu dan

menjelaskan tujuan interaksi sebelum

Subjektif

- Klien mengatakan ‘’sebenarnya

saya ingin punya teman akrab,tapi

saya tidak tau caranya’’

- Klien mengatakan ‘’senang karena

sudah di ajarkan cara berkenalan’’

- Klien memperagakan cara

berkenalan: nama saya A, senang di

panggil A, saya berasal dari

Bengkulu. Hobby saya main basket.

Nama kamu siapa? Senang di

Page 63: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

mengawali pembicaraan.

- Bicara dengan nada yang lembut dan

jelas

- Memperlihatkan sikap menerima

terhadap klien

2. Melatih berkenalan

- Menjelaskan kepada klien cara

berinteraksi dengan orang lain

- Memberikan contoh cara berinteraksi

dengan orang lain

- Memberikan kesempatan kepada klien

mempraktekkan cara berinteraksi

- Perawat mulai membantu klien

berinteraksi dengan 1 orang teman yang

panggil apa? asalnya darimana di

panggil apa? Hobby apa?

- Setelah berbincang-bincang dengan

perawat, klien mengatakan: ’saya

senang, lebih enak“.

Objektif

- Klien tampak lebih tenang

- Klien tampak memperagakan cara

berkenalan

- Klien sudah mulai ada melakukan

kontak mata dengan perawat.

- Klien tampak Sering melamun

Page 64: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

ada di ruangannya

- Menambahkan jumlah orang yang

akanberinteraksi (2-4 orang) bila pasien

menunjukkan kemajuan.

- Memberikan pujian untuk setiap

kemajuanpx

- Mendengarkan ekspresi perasaan klien

setelah berinteraksi dengan orang lain

- Memberikan dorongan kepada klien

agar klien tetap semangat melakukan

interaksi

3. Memasukkan dalam jadwal kegiatan

pasien.

- Klien mulai kooperatif

Analisa

- Klien mampu memperagakan cara

berkenalan

Planing

Intervensi dipertahankan (SP 1)

Page 65: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama klien : Tn A

No register : 007097

Ruang : Murai C RSJD Provinsi Bengkulu

Page 66: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Hari/ Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi

Jumat ,

18 november

2011

Isolasi Sosial : Menarik diri Jam 09.00 Wib

- Membina hubungan saling percaya

- Mengucapkan salam dan menanyakan

kepada klien masih ingat atau tidak

nama perawat

- Tersenyum dan mempertahan kontak

mata

- Duduk dengan jarak ± 75 cm dari klien

sehingga klien tidak merasa terancam

- Membuat kontrak waktu dan

menjelaskan tujuan interaksi sebelum

mengawali pembicaraan.

- Bicara dengan nada yang lembut dan

Subjektif

- Klien mengatakan „saya mau

berkenalan dengan orang lain“

- Klien mengatakan’’ tapi saya masih

merasa takut,kaku untuk berbicara

dengan orang lain’’

- Klien memperagakan cara

berkenalan: nama saya A, senang di

panggil A, saya berasal dari

Bengkulu. Hobby saya main basket.

Nama kamu siapa? Senang di

panggil apa? asalnya darimana di

Page 67: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

jelas

- Memperlihatkan sikap menerima

terhadap klien

4. Melatih berkenalan

- Menjelaskan kepada klien cara

berinteraksi dengan orang lain

- Memberikan contoh cara berinteraksi

dengan orang lain

- Memberikan kesempatan kepada klien

mempraktekkan cara berinteraksi

dengan orang lain yang dilakukan

dihadapan perawat

- Perawat mulai membantu klien

berinteraksi dengan 1 orang teman yang

panggil apa? Hobby apa?

- Setelah berbincang-bincang dengan

perawat, klien mengatakan: ’saya

senang, dan saya akan mulai

berkenalan dengan teman sekamar

saya“.

Objektif

- Klien tampak lebih tenang

- Klien tampak mulai mau bercakap-

cakap dengan orang lain

- Klien sudah mulai ada melakukan

kontak mata dengan perawat.

Page 68: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

ada di ruangannya

- Menambahkan jumlah orang yang akan

berinteraksi (2-4 orang) bila pasien

menunjukkan kemajuan.

- Memberikan pujian untuk setiap

kemajuan interaksi yang dilakukan

pasien

- Mendengarkan ekspresi perasaan klien

setelah berinteraksi dengan orang lain

- Memberikan dorongan secara terus

menerus kepada klien agar klien tetap

semangat melakukan interaksi

5. Memasukkan dalam jadwal kegiatan

- Klien mulai kooperatif

Analisa

- Klien sudah mau memulai

perkenalan dengan orang lain

Planing

Intervensi dipertahankan (SP 1)

Page 69: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

pasien.

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama klien : Tn A

No register : 007097

Ruang : Murai C RSJD Provinsi Bengkulu

Hari/ Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi

Sabtu, Isolasi Sosial : Menarik diri Jam 09.00 Wib Subjektif

Page 70: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

19 november

2011

- Membina hubungan saling percaya

- Mengucapkan salam dan menanyakan

kepada klien masih ingat atau tidak nama

perawat

- Tersenyum dan mempertahan kontak

mata

- Duduk dengan jarak ± 75 cm dari klien

sehingga klien tidak merasa terancam

- Membuat kontrak waktu dan

menjelaskan tujuan interaksi sebelum

mengawali pembicaraan.

- Bicara dengan nada yang lembut dan

jelas

- Memperlihatkan sikap menerima

- Klien mengatakan „saya sudah

berkenalan dengan Tn.E dan

berhasil“

- Klien mengatakan sangat senang

karena sudah berhasil berkenalan

dan Tn.E mau berteman dengan

nya

Objektif

- Klien tampak senang karena

mampu berkenalan dan punya

teman

- Klien tampak mulai mau bercakap-

Page 71: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

terhadap klien

6. Melatih berkenalan

- Menjelaskan kepada klien cara

berinteraksi dengan orang lain

- Memberikan contoh cara berinteraksi

dengan orang lain

- Memberikan kesempatan kepada klien

mempraktekkan cara berinteraksi

- Perawat mulai membantu klien

berinteraksi dengan 1 orang teman yang

ada di ruangannya

- Menambahkan jumlah orang yang

akanberinteraksi (2-4 orang) bila pasien

cakap dengan orang lain

Analisa

- Klien sudah mampu berkenalan

Planing

Intervensi dilanjutkan (SP 2)

Page 72: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

menunjukkan kemajuan.

- Memberikan pujian untuk setiap

kemajuan

- Mendengarkan ekspresi perasaan klien

setelah berinteraksi dengan orang lain

- Memberikan dorongan secara terus

menerus kepada klien agar klien tetap

semangat melakukan interaksi

7. Memasukkan dalam jadwal kegiatan

pasien.

Page 73: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama klien : Tn A

No register : 007097

Ruang : Murai C RSJD Provinsi Bengkulu

Hari/ Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi

Senin,21

november 2011

Isolasi Sosial : Menarik diri Jam 09.00 Wib Subjektif

- Klien mengatakan „Kemarin saya

Page 74: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SPI)

- Menanyakan kembali apakah pasien

masih ingat nama perawat

- Menanyakan kepada klien tentang

kegiatan yang lalu

- Memberikan reinforcement positif

2. Melatih hubungan social secara bertahap

- Mengkaji kemampuan klien dalam

membina hubungan dengan orang lain

- Bermain peran tentang cara berinteraksi

untuk berinteraksi dengan orang lain

- Mendorong dan membantu klien untuk

berinteraksi dengan orang lain melalui

tahap:

sudah berkenalan dengan Tn. E

dan Tn. M"

- Klien mengatakan: ’Boleh kenalan

pak? Nama saya A, biasa di

panggil A, asal saya dari

Bengkulu, hobby saya main

basket. Nama kamu siapa,

darimana?

- Klien mengatakan: ’berapa orang

saudara kamu? Kalau saya 12“‘

- Klien mengatakan: ’’saya sudah

senang di ajak ngobrol“

- Klien mengatakan: ’saya baru

Page 75: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Klien-perawat

Klien-perawat-perawat lain

Klien-perawat-perawat lain-klien lain

Klien-keluarga/kelompok keluarga

- Beri penguatan positif terhadap

keberhasilan yang telah di capai

- Membantu klien mengevaluasi

keuntungan menjalin hubungan social

- Memasukkan dalam jadwal kegiatan

pasien.

kenal 2 orang di di ruangan ini“

Objektif

- Klien tampak tenang

- Klien tampak sudah mulai mau

bercakap-cakap dengan orang lain

- Klien tampak sudah mau

berkumpul dengan teman-

temannya

Analisa

- Klien sudah bisa mempraktekkan

cara berkenalan

Planing

Intervensi dipertahankan (SP 2)

Page 76: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama klien : Tn A

No register : 007097

Ruang : Murai C RSJD Provinsi Bengkulu

Hari/ Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi

Selasa, 22 Isolasi Sosial : Menarik diri Jam 09.00 Wib Subjektif

Page 77: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

november 2011 1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 )

- Menanyakan kembali apakah pasien

masih ingat nama perawat

- Menanyakan kepada klien tentang

kegiatan yang lalu

- Memberikan reinforcement positif

2. Melatih hubungan social secara bertahap

- Mengkaji kemampuan klien dalam

membina hubungan dengan orang lain

- Bermain peran tentang cara berinteraksi

untuk berinteraksi dengan orang lain

- Mendorong klien berinteraksi melalui

tahap:

- Klien mengatakan mau

meningkatkan hubungan

pertemanannya supaya lebih akrab

- Klien mengatakan mau belajar

untuk membina hubungan sosial

dengan sesama teman

- Klien mengatakan nanti mau

memperagakan sama temannya

Objektif

- Klien tampak mampu

memperagakan cara berhubungan

Page 78: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Klien-perawat

Klien-perawat-perawat lain

Klien-perawat-perawat lain-klien lain

- Beri penguatan positif terhadap

keberhasilan yang telah di capai

- Membantu klien mengevaluasi

keuntungan menjalin hubungan social

- Memasukkan dalam jadwal kegiatan

pasien

sosial dengan orang lain

- Klien tampak tenang

Analisa

- Klien mampu mempraktekan cara

berhubungan sosial di depan

perawat dan mau mempraktekkan

sama temannya

Planing

Intervensi dipertahankan (SP 2)

Page 79: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama klien : Tn A

No register : 007097

Ruang : Murai C RSJD Provinsi Bengkulu

Hari/ Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi

Page 80: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Rabu, 23

november 2011

Isolasi Sosial : Menarik diri Jam 09.00 Wib

3. Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 )

- Menanyakan kembali apakah pasien

masih ingat nama perawat

- Menanyakan kepada klien tentang

kegiatan yang lalu

- Memberikan reinforcement positif

4. Melatih hubungan social secara bertahap

- Mengkaji kemampuan klien dalam

membina hubungan dengan orang lain

- Bermain peran tentang cara berinteraksi

untuk berinteraksi dengan orang lain

- Mendorong klien berinteraksi melalui

tahap:

Subjektif

- Klien mengatakan sudah mampu

membina hubungan sosial dengan

sesama temannya

- Klien mengatakan senang karena

sudah merasa lebih akrab dengan

temannya

- Klien mengatakan mau

memperbanyak temannya lagi

Objektif

- Klien tampak mampu

memperagakan cara berhubungan

Page 81: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

Klien-perawat

Klien-perawat-perawat lain

Klien-perawat-perawat lain-klien lain

- Beri penguatan positif terhadap

keberhasilan yang telah di capai

- Membantu klien mengevaluasi

keuntungan menjalin hubungan social

- Memasukkan dalam jadwal kegiatan

pasien

sosial dengan orang lain

- Klien tampak senang

Analisa

- Klien mampu mempraktekan cara

berhubungan sosial dengan

temannya

Planing

Intervensi dipertahankan (SP 2)

Page 82: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama klien : Tn A

No register : 007097

Ruang : Murai C RSJD Provinsi Bengkulu

Hari/ Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi

Kamis , 24 Isolasi Sosial : Menarik diri Jam 09.00 Wib

1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1,

Subjektif

- Klien mengatakan sudah merasa

Page 83: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

november 2011 SP 2)

2. Latih cara berkenalan dengan 2 orang

atau lebih

3. Masukkan dalam jadwal kegiatan

pasien

lebih akrab dengan 2 orang

temannya

- Klien mengatakan mampu

mempraktekkan ulang cara

berkenalan dan membina hubungan

sosial dengan temannya

- Klien mengatakan mau berkenalan

dengan lebih banyak temannya

Objektif

- Klien tampak senang karena merasa

lebih akrab dengan temannya

- Klien tampak bisa mempraktekkan

cara berkenalan dan membina

Page 84: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

hubungan dengan teman

- Klien tampak mulai kooperatif

Analisa

- Klien mau meningkatkan intensitas

interaksi dengan orang lain

Planing

Intervensi di pertahankan di SP 3

Page 85: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama klien : Tn A

No register : 007097

Ruang : Murai C RSJD Provinsi Bengkulu

Hari/ Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi

Jumat , 25 Isolasi Sosial : Menarik diri Jam 09.00 Wib

Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1,

Subjektif

- Klien mengatakan sudah

Page 86: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

november 2011 SP 2)

Latih cara berkenalan dengan 2 orang

atau lebih

Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

melakukan perkenalan dengan

semua teman dikamarnya

- Klien mengatakan mau membina

hubungan sosial dengan teman-

teman barunya

- Klien mengatakan senang karena

sudah mempunyai banyak teman

sekarang

Objektif

- Klien tampak senang karena sudah

banyak temannya

- Klien tampak akrab dengan teman-

teman barunya

- Klien tampak sudah baik dalam

Page 87: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

berinteraksi

Analisa

- Klien tampak mampu dan semangat

dalam berinteraksi

Planing

Intervensi di pertahankan di SP 3

Page 88: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa
Page 89: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

BAN IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pengkajian yang dilakukan didapatkan data pada kasus sesuai dengan yang

ada diteoritis, walaupun banyak ditemukan kendala dalam melakukan

pengkajian pada klien. seperti Klien cendrung susah untuk diajak berbicara,

karena pasien dengan isolasi social cenderung menarik diri.

2. Dari data yang didapatkan penyebab masalah utama isolasi social : menarik

diri adalah gangguan konsep diri: harga diri rendah

3. Pada evaluasi tujuan umum untuk diagnosa pertama (isolasi social : menarik

diri) Klien sudah mampu menyadari penyebab isolasi sosial dan mampu

berinteraksi dengan orang lain

B. SARAN

1. Sebelum melaksanakan interaksi dengan klien sebaiknya perawat membekali

diri dengan kemampuan komunikasi terapeutik

2. Hubungan saling percaya dengan klien merupakan kunci utama demi

keberhasilan dalam pemberian asuhan keperawatan jiwa.

3. Dalam memberikan perawatan pada pasien dengan gangguan jiwa kita

sebagai perawat harus menanamkan sikap empaty terhadap pasien.

Page 90: Seminar Kasus I-sos Kep Jiwa

DAFTAR PUSTAKA

Bee_robby.2011. Askep Isolasi sosial.http://www.scribd.com

Depkes.2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.

Khaidir Muhaj, 2009. Askep menarik diri.http://khaidirmuhaj.blogspot.com.

Anna Budi Keliat, SKp. (2000). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial

Menarik Diri, Jakarta ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999

Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3.Jakarta : EGC. 1998

Townsend. (1998). Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for

Care Plan Construction. Edisi 3.Jakarta : EGC

Nurjanah, Intansari. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.

Yogyakarta : Momedia

Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.

Stuart, Sudden, 1998.Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3.Jakarta : EGC