Askep Kep Jiwa Menarik Diri

62
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam suatu hubungan sosial pada berbagai tingkat hubungan yaitu hubungan intim biasa sampai hubungan saliang ketergantungan. kenintiman dan saling ketergantungan dalam mengahadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan setiap hari. Individu tak akan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa adanya hubungan dengan lingkungan sosial, oleh karena itu individu perlu membina hubungan interpersonal yang memuaskan. kepuasan hubungan dapat dicapai jika individu terlibat secara aktif dalam proses berhubungan. Peran serta yang tinggi dalam berhubungan disertai respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerjasama, hubungan timbal balik yang sinkron (Stuart & Sundeen, 1995). peran serta dalam proses hubungan dapat berfluktuasi sepanjang rentang tergantung (dependent) dan mandiri (independent) pada rentang sosial. Hal ini berarti suatu saat individu tergantung pada orang lain dan suatu saat orang lain akan tergantung pada individu. Salah satu prilaku yang ditunjukkan untuk pemutusan hubungan yang diakibatkan oleh rasa tidak

description

askep kep jiwa menarik diri

Transcript of Askep Kep Jiwa Menarik Diri

Page 1: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Tiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam suatu hubungan

sosial pada berbagai tingkat hubungan yaitu hubungan intim biasa sampai

hubungan saliang ketergantungan. kenintiman dan saling ketergantungan

dalam mengahadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan setiap hari. Individu

tak akan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa adanya hubungan

dengan lingkungan sosial, oleh karena itu individu perlu membina hubungan

interpersonal yang memuaskan. kepuasan hubungan dapat dicapai jika

individu terlibat secara aktif dalam proses berhubungan. Peran serta yang

tinggi dalam berhubungan disertai respon lingkungan yang positif akan

meningkatkan rasa memiliki, kerjasama, hubungan timbal balik yang sinkron

(Stuart & Sundeen, 1995). peran serta dalam proses hubungan dapat

berfluktuasi sepanjang rentang tergantung (dependent) dan mandiri

(independent) pada rentang sosial. Hal ini berarti suatu saat individu

tergantung pada orang lain dan suatu saat orang lain akan tergantung pada

individu.

Salah satu prilaku yang ditunjukkan untuk pemutusan hubungan yang

diakibatkan oleh rasa tidak puas individu terhadap proses hubungan adalah

tindakan menarik diri. Tingkah laku yang sering ditunjukkan oleh klien

dengan menarik diri adalah respon yang kurang spontan, kurang

memperhatikan perawatan diri, dan menolak berhubungan dengan orang lain.

Banyaknya dampak yang ditimbulkan dari klien dengan gangguan hubungan

sosial menarik diri inilah yang mendasari penulis untuk menyusun “ Asuhan

Keperawatan Jiwa pada Ny. SK dengan Gangguan Hubungan Sosial

(Menarik Diri) di Ruang 23 Rumah Sakit Umum dr. Syaiful Anwar

Malang “ pada tanggal 7 sampai dengan tanggal 9 Juni 2004.

Page 2: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

B. BATASAN MASALAH

Agar permasalahan yang dibahas tidak meluas dan menyimpang, maka

penulisan makalah ini akan membatasi pembahasan hanya pada Asuhan

Keperawatan Jiwa pada Ny. SK dengan Gangguan Hubungan Sosial (Menarik

Diri) di Ruang 23 Rumah Sakit Umum dr. Syaiful Anwar Malang pada

tanggal 7 sampai dengan 9 Juni 2004.

C. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu untuk memadukan dan menggunakan teori-teori

tentang Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan hubungan

sosial menarik diri berdasarkan kasus nyata dengan pendekatan proses

keperawatan.

2. Tujuan Khusus

Diharapkan mahasiswa mampu untuk :

a. Melakukan pengakajian dengan tepat pada pada klien dengan

gangguan hubungan sosial menarik diri

b. Menegakkan diagnosa yang tepat berdasarkan hasil pengkajian

c. Menyusun rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan standar

Asuhan Keperawatan untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh

klien

d. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi yang

dibuat dalam Rencana Asuhan Keperawatan

e. Melakukan evaluasi Tindakan Keperawatan dengan mengacu pada

tujuan Rencana Asuhan Keperawatan.

Page 3: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

BAB II

TINJAUAN KEPERAWATAN

A. DEFINISI

Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan

orang lain atau menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993).

Dalam rentang respon sosial, perilaku menarik diri terletak di antara

respon adaptif (respon yang dapat diterima oleh norma sosial dan kebudaaan

yang secara umum berlaku) dan respon maladaptif (respon yang yang

dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah kurang dapat diterima oleh

norma sosial dan kebudayaan yang secara umum berlaku), tetapi pada

akhirnya respon ini akan mengarah pada respon sosial maladaptif jika tidak

diantisipasi lebih lanjut oleh individu yang bersangkutan. Di dalam rentang

respon sosial ini, menarik diri digambarkan sebagai suatu keadaan dimana

seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka

dengan orang lain.

RENTANG RESPON SOSIAL

B. ETIOLOGI

Gangguan hubungan sosial menarik diri dapat terjadi karena adanya

berbagai faktor. Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya

gangguan hubungan sosial menarik diri :

1. Faktor Predisposisi (Pendukung)

a. Faktor Perkembangan

Kemampuan membina hubungan yang sehat tergantung dari

pengalaman selama proses tumbuh kembang. Setiap tumbuh kembang

Respon Adaptif

Menyendiri

Otonomi

Bekerjasama (Mutualisme)

Saling tergantung (Interdependen)

Merasa sendiri (Loneliness)

Menarik diri

Tergantung (Dependen)

Respon Maladaptif

ManipulasiImpulsif

Narsistik

Isolasi sosial

Page 4: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

memiliki tugas yang harus dilalui oleh individu dengan sukses, karena

apabila tugas perkembangan ini tidak dapat dipenuhi, maka akan

menghambat perkembangan pada masa selanjutnya. Kurangnya stimulus

kasih sayang, perhatian, dan kehangatan dari ibu (pengasuh) pada saat

bayiakan memberikan rasa tidak aman yang akan menghambat

terbentuknya rasa percaya.

b. Faktor Biologis

Salah satu faktor pendukung penyebab terjadinya gangguan jiwa

adalah genetik.

c. Faktor Sosial Budaya

Sosial budaya merupakan salah satu faktor pendukung yang menjadi

penyebab terjadinya gangguan hubungan sosial menarik diri, misalnya

anggota keluarga yang tiadak produktif akan diasingkan dari orang lain

(lingkungan sosialnya).

2. Faktor Presipitasi (Pencetus)

a. Stressor Sosial Budaya

Beberapa contoh stressor sosial budaya sebagai penyebab terjadinya

gangguan sosial budaya adalah keluarga yang labil, keadaan dirawat di

Rumah Sakit.

b. Stressor Psikologis

Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya

kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intensitas

kecemasan yang ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan

individu untuk mengatasi masalah diyakini dapaat menyebabkan masalah

dalam membina hubungan sosial.

C. TANDA DAN GEJALA

Individu dengan gangguan hubungan sosial menarik diri akan

memperlihatkan beberapa tingkah laku sebagai berikut :

1. Apatis (Acuh terhadap lingkungan)

2. Ekspresi wajah kurang berseri (cenderung menunjukkan ekspresi sedih)

3. Afek tumpul

Page 5: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

4. Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri

5. Komunikasi verbal menurun atau tiadak ada

6. Klien tampak memisahkan diri dengan orang lain

7. Tidak atau kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya

8. Intake makanan dan cairan terganggu

9. Retensi urine dan feces

10. Penurunan aktivitas

11. Tidak bertenaga

13. Haga diri rendah

14. Menolak berhubungan dengan orang lain, misalnya memutus percakapan

atau pergi jika diajak untuk bercakap-cakap.

15. Respon kurang spontan.

Sedangkan mekanisme koping yang biasa dipakai oleh individu dengan

gangguan hubungan sosial menarik diri adalah regresi, represi, dan isolasi.

mekanisme koping ini digunakan sebagai usaha untuk mengatasi kecemasan

yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam diri.

D. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN

GANGGUAN HUBUNGAN SOSIAL MENARIK DIRI

Untuk membantu klien dengan gangguan hubungan sosial menarik diri,

maka digunakan pendekatan proses keperawatan yang bertahap, meliputi :

1. Pengkajian

Pengkajian individu dengan gangguan hubungan sosial menarik diri

dilakukan untuk menggali faktor predisposisi, faktor presipitasi, tanda dan

gejala, dan mekanisme koping yang dipakai oleh klien.

2. Masalah Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan

Masalah Keperawatan yang mungkin ditimbulkan oleh individu

dengan gangguan hubungan sosial menarik diri, antara lain :

a. Isolasi sosial menarik diri

b. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

c. Resiko terjadi gangguan persepsi sensori : halusinasi

Page 6: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

Sedangkan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dari masalah

keperawatan yang ada adalah sebagai berikut :

a. Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi ... berhubungan dengan

menarik diri

b. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

3. Perencanaan

Perencanaan meliputi perhatian terhadap kebutuhan pendidikan klien.

Tanggung jawab perawat dalam hal ini adalah membantu klien dan

keluarganya memahami tindakan keperawatan dan terapi yang dilakukan

pada klien dengan gangguan hubungan sosial menarik diri.

Tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan tindakan keperawatan

adalah untuk menumbuhkan perasaan yang menyenangkan dalam hubungan

interpersonal secara maksimal dan mempertahankan perubahan yang telah

dicapai dalam hubungan yang telah dibina.

4. Intervensi

Pendekatan yang utama dalam tindakan keperawatan pada klien

dengan gangguan hubungan sosial menarik diri adalah :

a. Memenuhi kebutuhan biologis, dengan cara :

1.) Memonitor intake dan output cairan dan nutrisi

2.) Memperhatikan kebersihan diri klien

3.) Mempertahankan sikap empatidan kesabaran perawat untuk

mengenali kebutuhan klien.

b. Komunikasi verbal dan non verbal

1) Pilih topik pembicaraan yang disukai oleh klien

2) Gunakan model pertanyaan terbuka

3) Kaji bahasa tubuh klien

4) Pertahankan kontak mata antar perawat dan klien

5) Gunakan sentuhan halus

6) Tatap klien waktu berbicara, badan agak membungkuk ke depan

untuk memperlihatkan bahwa perawat siap membantu klien.

Page 7: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

c. Melibatkan orang lain dengan klien

Diawali dengan membina hubungan anatara klien dengan perawat

secara one to one kemudian dilanjutkan atau ditingkatkan dengan orang

lain

d. Intervensi keluarga

1) Bantu keluarga untuk mengerti kebutuhan klien

2) Bantu keluarga untuk tetap mempertahankan hubungan dengan

klien

3) Berikan pendidikan kesehatan pada klien ataupun kelarga

mengenai proses pengobatan.

e. Terminasi

1) Bantu klien untuk melewati masa kehilangan

2) Bantu klien untuk mengatasi rasa takut atas ketidakmampuannya

untuk mempertahankan hubungan yang sehat.

5. Evaluasi

Evaluasi keberhasilan intervensi keperawatan pada klien dengan

gangguan hubungan sosial menarik diri terfokus pada perawat dan klien.

a. Fokus pada perawat

1) Evaluasi diri

2) Supervisi oleh perawat lain yang berpengalaman

b. Fokus pada klien

1) Perilaku klien berubah

2) Penggunaan komunikasi non verbal oleh klien

3) Klien dapat memulai percakapan

4) Klien mampu mengambil keputusan dan mengemukakan pendapat

sehingga harga diri dan rasa percaya diri klien klien meningkat

5) Klien menggunakan sumber koping yang adekuat.

Page 8: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

E. POHON MASALAH

Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi ...

Faktor Presipitasi (Pencetus)

Stressor Psikologis

Isolasi sosial : Menarik diri

Stressor Sosial Budaya

Faktor Predisposisi (Pendukung)

Faktor BiologisFaktor Sosial Budaya Faktor Perkembangan

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Page 9: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

BAB III

TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN

Ruang Rawat : Ruang 23 Kelas II Kamar 4 Tanggal dirawat : 5 Juni 2004

1. Identitas Klien

Inisial : Ny. SK Pekerjaan : PNS

Umur : 45 tahun Informan : Nn. M

Alamat : Jl. Kebon Jeruk I/ 4 RT O1/ II Tanggal Pengkajian : 7 Juni 2004

Lowokwaru, Malang RM. No. : 10331387

2. Alasan Masuk Rumah Sakit

Klien selalu diam, gelisah dan tidak mau makan

3. Faktor Presipitasi/ Riwayat Penyakit Sekarang

Klien dibawa ke RSSA oleh keluarganya karena gelisah, kemudian

diam, dan tidak mau makan. Awalnya pada tanggal 31 Mei klien tiba-tiba

menjadi murung dan pendiam. kadang-kadang klien juga nampak gelisah.

Klien tidak mau makan sejak tanggal 2 Juni 2004. Klien tidak mau

berbicara dengan orang lain, hanya berbicara kalau meminta sesuatu. Klien

tidak bisa tidur nyenyak sejak 31 Mei 2004. Klien hanya tidur selama 2-3

jam sehari dan sering terbangun. Klien tidak tidur dan tidak tidur sama

sekali sejak tanggal 2 – 4 Juni 2004. keluarga klien mengatakan bahwa

klien ingin menikah untuk yang ketiga kalinya, tetapi keluarga tidak

menyetujui. Ketika di temapat kerja, klien sering mendapat teguran dari

pimpinannya karena sering lalai waktu bekerja. Klien MRS di RSSA pada

tanggal 5 Juni 2004 dan dikirim ke ruang 23 dengan diagnosa psikosa. Pada

saat pengkajian, klien tampak tertidur pulas sejak pukul 11.00 WIB dan

belum terbangun sampai saat pengkajian pukul 20. 30 WIB setelah disuntik.

Klien hanya makan sekali yaitu pada pagi hari dan dihabiskan.

4. Faktor Predisposisi

a. Riwayat Penyakit yang Lalu

Klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu dan MRS di

RSSA dengan diagnosa medis Psikosa yaitu pada bulan Desember 2001

Page 10: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

dengan sebab percerian dan bulan Desember 2003 dengan sebab berduka

yang berkepanjangan.

Pengobatan klien sebelumnya belum berhasil karena klien tidak rutin

untuk meminum obat dan tidak kontrol ke Poli Jiwa RSSA Malang sejak

KRS.

Klien tidak pernah mengalami gangguan fisik ataupun gangguan

tumbuh kembang.

b. Riwayat Psikososial

Klien tidak pernah menjadi pelaku, korban, ataupun saksi pada aniaya

fisik, aniaya seksual, kekerasan dalam keluarga, tindakan kriminal

maupun penolakkan karena selama ini keluarga klien adalah keluarga

yang harmonis dan saling mendukung sesama anggota keluarga.

Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan dan pernah

dirasakan oleh klien adalah pada saat klien kehilangan orang yang

bernilai dalam hidupnya, yaitu ketika hubungannya dengan suami

pertama harus diakhiri dengan perceraian. Setelah itu klien menikah

untuk kedua kalinya, tetapi pada kali ini suaminya meninggal dunia pada

tahun 1998. Klien juga kehilangan ayah kandungnya yang meninggal

dunia pada tahun 2002. Dalam hal ini, masalah keperawatan yang muncul

adalah berduka antisipatif.

Selain itu, klien juga memiliki sifat kepribadian yang turtutup atau

introvert.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam keluarga klien terdapat anggota keluarga yang pernah

mengalami gangguan jiwa yaitu ibu kandung klien. Ibu kandung klien

juga MRS di RSSA dengan gejala seperti yang ditunjukkan klien yaitu

diam, tetapi gejala lain yang tampak pada ibu klien tetapi tidak dimiliki

klien ialah kadang berbicara sendiri. Hal ini juga terjadi pada ibu klien

hampir setiap tahun.

Page 11: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

5. Status Mental

a. Penampilan

Penampilan klien tidak rapi dan hanya mengenakan hem dan kain

yang digunakan untuk sarung, rambut klien tidak rapi.

Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

b. Kesadaran

Kesadaran klien saat pengkajian yaitu apatis, klien tampak mulai

mengantuk, acuh tak acuh terhadap rangsang yang masuk, diperlukan

rangsang yang kuat untuk menarik perhatian.

c. Orientasi

Klien tidak mengalami disorientasi terhadap orang, tempat, dan

waktu. Hal ini ditandai dengan sikap klien yang mampu menyebutkan

diamana dia sekarang, nama anggota keluarga yang bersamanya, temapat

ia bekerja, dan klien dapat menyebutkan hari dan tanggal serta keadaan

lingkungan sekitar kamar rawat klien.

d. Aktivitas Motorik/ Psikomotor

Respon klien terhadap stimulasi lingkungan sangat kurang. Hal ini

dibuktikan dengan adanya gerakan dan aktivitas yang menurun, dan klien

tampak malas untuk melakukan kegiatan (Hipoaktivitas). Klien banyak

berbaring di tempat tidur.

Masalah Keperawatan : Menarik Diri dan perubahan Proses Pikir

e. Afek Emosi

Afek emosi klien saat pengkajian menunjukkan afek emosi datar. Hal

ini ditunjukkan ketika klien menjawab pertanyaan. Klien menjawab

dengan suara pelan dan lambat, disertai dengan ekspresi wajah yang tidak

berubah. klien hanya berbicara jika menginginkan sesuatu.

Masalah Keperawatan : Gangguan hubungan sosial dan perubahan

proses pikir.

f. Persepsi

Klien tidak mengalami gangguan persepsi baik pendengaran,

penglihatan maupun perabaan.

Page 12: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

g. Proses pikir

1) Arus pikir

Klien tidak mengalami perubahan proses pikir (arus pikir) karena

ketika diajak bicara dan diberi pertanyaan klien mampu menjawab

meskipun dengan suara pelan dan lambat, tetapi perkataannya dapat

dipahami.

2) Isi pikir

Jika ada masalah klien tidak langsung membicarakan dengan keluarga

atau orang lain, klien hanya diam dan cenderung pesimis.

Masalah keperawatan: gangguan proses pikir (isi pikir)

3) Bentuk pikir

Bentuk pikir klien non realistic karena klien mengatakan bahwa ia

kasihan terhadap anak-anaknya yang harus merawat dan menjaganya ,

tetapi klien sendiri tidak punya keinginan untuk segera sembuh dan

kembali melakukan aktivitasnya sehari-hari tanpa merepotkan orang

lain.

Masalah keperawatan: gangguan proses pikir (bentuk pikir)

h. Memori

Klien mampu mengingat semua kejadian yang melibatkan dirinya,

ketika ditanyakan tentang kejadian-kejadian yang telah lampau klien bisa

menjawabnya.

i. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien mampu berkonsentrasi dan berhitung dengan baik. Klien dapat

menghitung awal kedatangannya di rumah sakit sampai saat dikaji yaitu

terhitung 4 hari.

j. Kemampuan penilaian

Klien mampu mengambil keputusan sederhana.

k. Daya tilik diri atau insight

Klien menyadari kalau dirinya sakit, tetapi tidak mengetahui jenis

penyakitnya.

Masalah keperawatan : perubahan proses pikir.

Page 13: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

l. Interaksi selama wawancara

Ketika diajak bicara kontak mata klien kurang. Klien tampak sering

menutup mata dan berperilaku seperti orang yang sedang memikirkan

sesuatu, klien tidak bisa mengawali pembicaraan. Ketika ditanya klien

hanya menjawab dengan sepatah dua patah kata (seperlunya).

Masalah keperawatan: gangguan hubungan sosial (menarik diri).

6. Fisik

a. Keadaan umum

Klien tampak lemah, muka kusut, rambut kurang rapi, kesadaran

apatis. GCS 4,5,6.

b. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg. Suhu :37 C

Nadi : 80 x /menit Respirasi : 20x/ menit

c. Tinggi badan : 158 cm.

Berat badan : 60 Kg (mengalami penurunan)

d. Klien mengeluh kepalanya pusing dan badannya terasa lemah

e. Pemeriksaan fisik

Secara umum tidak ada kelainan fisik pada klien, hanya badan

klien lemah.

Tonus otot 4 4

4 4

Reflek fisiologis : +

Reflek patologis : -

Bising usus : 20 x/ menit

Klien hanya berbaring ditempat tidur dan kurang beraktivitas

Masalah keperawatan : penurunan mobilitas fisik

7. Pengkajian Psikososial (sebelum dan sesudah sakit)

a. Konsep diri

Sulit untuk dikaji karena klien menarik diri, dan tidak berminat untuk

bicara dengan orang lain termasuk dengan keluarga sendiri serta tidak bisa

mengawali pembicaraan.

Page 14: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

b. Genogram

c. Hubungan sosial

1) Orang terdekat klien adalah anak perempuan keduanya

2) Klien berperan sebagai guru SD dan klien sering mengikuti

kegiatan kerohanian

3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain saat ini: jika

diajak bicara kontak mata klien kurang, klien kurang berminat

berinteraksi dengan orang lain.

Masalah keperawatan: gangguan hubungan sosial : menarik diri

d. Spiritual dan cultural

1) Nilai dan keyakinan

Klien senantiasa menjalankan ajaran agamanya, norma dan

peraturan yang ada di masyarakat.

Keterangan :

Penderita gangguan Jiwa

Cerai

Meninggal dunia

Tinggal dalam satu rumah

Page 15: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

2) Konflik nilai/keyakinan/budaya

Klien pernah memiliki konflik dalam keluarga. Klien cenderung

mempertahankan pendapatnya dan cenderung berdiam diri bila

pendapatnya tidak diterima.

3) Kegiatan ibadah

Klien aktif ke gereja dan menyukai lagu-lagu pujian

Masalah keperawatan : mekanisme koping tidak efektif

8. Kebutuhan Persiapan Pulang

a. Makan

Klien memerlukan bantuan minimal dalam hal makan.

b. BAB/BAK

Klien memerlukan bantuan minimal dalam hal kebutuhan eliminasi

(perlu diantarkan ketika ke kamar mandi)

c. Mandi

Klien memerlukan bantuan minimal dalam hal mandi.

d. Berpakaian atau berhias

Klien memerlukan bantuan minimal dalam berpakaian maupun

berhias.

e. Istirahat dan tidur

Klien pada tanggal 7 Juni tidur siang jam 11.00 WIB sampai jam

04.00 pagi tanggal 8 Juni. Siang harinya klien tidur 3 jam. Klien hanya

berbaring di tempat tidur saja.

f. Penggunaan obat

Klien memerlukan bantuan minimal dalam penggunaan obat yang

disediakan dari rumah sakit.

g. Pemeliharaan kesehatan

Klien masih memerlukan perawatan lanjut dan system pendukung

dari keluarga.

h. Aktivitas di dalam rumah

Klien selalu mempersiapkan makanan, menjaga kerapian rumah,

mencuci pakaian dan mengatur keuangan ketika di rumah.

Page 16: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

i. Aktivitas di luar rumah

Klien sebelum sakit aktif dalam kegiatan organisasi kerohanian.

Saat sakit klien hanya berdiam diri di rumah dan sama sekali tidak

melakukan aktivitas di luar rumah.

9. Mekanisme Koping

Klien mau berbicara dengan orang lain jika menginginkan sesuatu.

Ketika ditanya, klien hanya menjawab singkat dengan suara pelan dan

lambat. Jika sedang mempunyai masalah klien cenderung menghindari

orang lain dan berdiam diri.

10. Masalah Psikososial dan Lingkungan

a. Masalah dengan dukungan kelompok

Keiginan klien untuk menikah ketiga kalinya tidak disetujui oleh

keluarganya.

b. Masalah berhubungan dengan lingkungan

Kontak mata klien kurang, ketika ditanya klien menjawab dengan

singkat, bicaranya pelan dan lambat, kadang kurang jelas dan kadang

hanya diam.

c. Masalah dengan pendidikan

Klien tidak mempunyai masalah dengan pendidikannya. Klien

mampu mencapai pendidikan terakhirnya hingga ke sarjana pendidikan

dan sekarang klien menjadi guru SD.

d. Masalah dengan pekerjaan

Klien sering mendapat teguran dari atasannya karena lalai dalam

melaksankan tugasnya.

e. Masalah dengan perumahan

Klien tidak mempunyai masalah dengan perumahan

f. Masalah dengan ekonomi

Klien tidak mempunyai masalah dalam bidang ekonomi.

g. Masalah dengan pelayanan kesehatan

Klien pernah masuk ke ruang 23 RSSA Malang sebanyak 2 kali

dank lien kurang mematuhi aturan penatalaksanaan terapi.

Page 17: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

h. Masalah lainnya

Klien merasa kasihan dengan anak-anaknya yang selalu menunggu

klien di rumah sakit.

Masalah keperawatan : koping individu tidak efektif, gangguan

hubungan sosial

11. Kurang Pengetahuan Tentang

Klien mempunyai penyakit jiwa karena mekanisme koping yang tidak

efektif dan kurangnya sistem pendukung serta penggunaan obat- obatan.

Masalah Keperawatan : Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan

tujuan pengobatan

12. Aspek Medik

Diagnosa Medik : Psikosa

Terapi Medik : Stelazine 3 x 50 mg

CPZ 3X 50 mg

13. Daftar Masalah Keperawatan

a. Resiko Kekambuhan Berulang

b. Defisit Perawatan Diri

c. Perubahan Proses Pikir (Isi Pikir)

d. Gangguan Interaksi Sosial : Menarik Diri

e. Mekanisme Koping Tak Efektif

Page 18: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

14. Analisa Data

No. DATA MASALAH

1. DS :

Keluarga klien mengatakan bahwa ia tidak mau

menceritakan permasalahannya

Keluarga klien mengatakan bahwa klien cenderung

memiliki kepribadian yang tertutup

DO :

Kontak mata kurang

Klien tampak sering memejamkan mata

Klien tampak terlihat senang menyendiri

Klien lebih banyak berbaring dan malas melakukan

aktivitas

Klien lebih banyak diam

Gangguan interkasi sosial

Menarik diri

2. DS :

Keluarga klien mengatakan bahwa klien lebih senang diam,

tidak makan dan menyendiri jika mendapat masalah

DO :

Keluarga klien hanya diam jika ditanya tentang

permasalahan hidupnya

Klien kurang berminat untuk berinteraksi

Mekanisme Koping tidak

efektif

3. DS :

Keluarga klien mengatakan bahwa klien hanya diseka 2 kali

dalam sehari

DO :

Klien tampak terbaring lemah

Penampilan klien kurang rapi

Wajah klien tampak lusuh

Defisit perawatan diri

4. DS : -

DO :

Kontak mata kurang

Klien lebih banyak diam

Klien tampak sering memejamkan mata

Klien tampak sering menyendiri

Klien lebih banyak berbaring dan malas untuk beraktivitas

Resiko halusinasi

Page 19: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

15. Pohon Masalah

16. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan hubungan sosial : Menarik Diri

b. Mekanisme koping inefektif berhubungan dengan penagalaman

masa lalu yang kurang menyenangkan

c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan perubahan proses pikir

d. Resiko terjadi gangguan persepsi sensori halusinasi berhubungan

dengan Gangguan hubungan sosial : Menarik Diri

Defisit Perawatan Diri

Perubahan Proses Pikir

ResikoKekambuhan Berulang

Faktor PsikososialKegagalan dalam Aktualisasi Diri

Faktor SosiokulturalKegagalan dalam nteraksi sosial dalam lingkungan

kerja, keluarga, masyarakat

Faktor BiologiAdanya faktor genetisyang diturunkan orang tua

Teguran oleh atasan ketika bekerja

Gangguan Hubungan Sosial : Menarik Diri

Mekanisne Koping Inefektif

Faktor Presipitasi

Faktor Predisposisi

Penolakan terhadap otoritas diri klien oleh keluarga

Resiko Halusinasi

Page 20: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

LAPORAN PENDAHULUAN

(Hari Pertama Praktek)

A. Kasus (Masalah Utama)

Perilaku menarik diri merupakan perilaku dimana individu tidak

mempunyai minat dan perhatian terhadap lingkungan sosial secara langsung.

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Faktor Predisposisi

a. faktor Perkembangan : Gangguan pada tugas perkembangan, sistem

keluarga yang terganggu menunjang

perkembangan respon sosial maladaptif

b. Faktor Biologis : Adanya faktor genetis yang diturunkan orang

tua

c. Faktor Psikososial : Adanya kegagalan untuk mengaktualisasikan

diri

d. Faktor Sosio – Kultural : Adanya kegagalan dalam interaksi sosial dengan

lingkungan , baik lingkungan kerja, keluarga,

dan masyarakat

2. Faktor Presipitasi

a. Stressor Sosi – Kultural : Menurunnya stabilitas keluarga, berpisah dari

orang yang berarti, masalah pekerjaan

b. Stressor Psikologis : Ansietas berat berkepanjangan yang bersamaan

bersamaan dengan keterbatasan kemampuan

untuk mengatasinya

3. Penilaian terhadap Stressor

Merupakan respon kognitif, afektif, dan fisiologik, prilaku maupun sosial

terhadap masalahnya. Setiap individu memiliki respon yang berbeda

terhadap masalah yang sama.

4. Sumber Koping

Untuk mengatasi permasalahannya, individu mempunyai beberapa sumber

yang dapat digunakan untuk mendukung kekuatannya yaitu kemampuan

personal, dukungan sosial, aset materi, dan keyakinan positif.

Page 21: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

C. 1. Pohon Masalah

Masalah Keperawatan

1. Isolasi sosial : Menarik diri

2. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

3. Resiko perubahan sensori persepsi : Halusinasi

2. Data yang Perlu Dikaji

a. Ekspresi wajah klien saat diajak bicara

b. Respon verbal klien

c. Perawatan diri klien

d. Kepribadian klien

e. Aktivitas klien

Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi ...

Faktor Presipitasi (Pencetus)

Stressor Psikologis

Isolasi sosial : Menarik diri

Stressor Sosial Budaya

Faktor Predisposisi (Pendukung)

Faktor BiologisFaktor Sosial Budaya Faktor Perkembangan

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Page 22: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

f. Intake nutrisi dan cairan sehari – hari

D. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi ... berhubungan

dengan menarik diri

2. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

E. Rencana Tindakan Keperawatan

Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi ... berhubungan dengan

menarik diri

TUM : Tidak terjadi perubahan persepsi sensori

TUK :

1. Membina hubungan saling percaya

2. Menyebutkan penyebab menarik diri

3. Menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain

4. Melakukan hubungan sosial perawat – klien, klien – perawat –

perawat lain, klien – perawat – klien lain, klien – kelompok

secara bertahap

5. Mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang

lain

6. Memberdayakan sistem pendukung

7. menggunakan obat dengan bbenar dan tepat

8. Tindakan Keperawatan

9. Bina hubungan saling percaya , salam terpeutik, perkenalan

diri, jelaskan maksud dan tujuan interaksi, ciptakan

lingkungan yang tenang, buat kontrak jelas untuk tiap

pertemuan.

10. Berikan perhatian dan penghargaan, temani klien, waktu klien

tidak menjawab katakan “ Saya ada di sini, jika ingin

mengatakan sesuatu, sayasiap mendengarkan “. Jika klien

menatap perawat katakan “ Ada yang ingin anda katakan ? ”.

11. Dengarkan klien dengan empati, beri kesempatan bicara,

tunjukkan perawat mengikuti mengikuti pembicaraan klien.

Page 23: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

12. Bicarakan dengan kjlien tentang penyebab mengapa ia tidak

ingin bergaul dengan orang lain.

13. Diskusikan tentang akibat tidak berhubungan dengan orang

lain

14. Diskusikan keuntungan berhubungan dengan orang lain

15. Bantu klien untuk mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

untuk bergaul

16. Lakukan interaksi sering dan singkat dengan klien

17. Motivasi atau temani klien untuk berinteraksi, berkenalan

dengan klien, perawat lain

18. Beri contoh cara berkenalan

19. Tingakatkan interaksi klien secara bertahap

20. Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi

21. Bantu klien dalam melaksanakan aktivitas hidup sehari – hari

dengan interaksi

22. Fasilitasi hubungan keluarga dengan keluarga secara

terapeutik

23. Diskusikan dengan klien setiap kali selesai mengadakan

interaksi atau kegiatan

24. Beri pujian akan keberhasilan klien

25. Berikan pendidikan kesehatan pada klien tentang bagaimana

cara merawat klien dengan gangguan hubungan sosial

menarik diri melalui pertemuan individu, keluarga secara

rutin.

26. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar

obat, dosis, cara , waktu, dan klien).

27. Anjurkan pada klien untuk membicarakan manfaat atau efek

samping obat yang dirasakan.

Hasil akhir yang diharapkan pada klien :

1. Tidak terjadi perubahan sensori persepsi

2. Klien mengetahui penyebab prilaku menarik diri

3. Klien mengetahui keuntungan berinteraksi

Page 24: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

4. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain

Hasil akhir yang diharapkan pada keluarga :

1. Keluarga mampu berinteraksi dengan klien secara terapeutik

2. Keluarga mampu mengurangi penyebab mengapa klien

menunjukkan perilaku menarik diri

3. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menarik diri.

Page 25: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

LAPORAN PENDAHULUAN

STRATEGI PELAKSANAAN

(Tindakan Keperawatan Hari Ke-2)

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien :

Klien berbaring ditempat tidur, mata sembab, penampilan kurang rapi,

klien menjawab pertanyaan dengan suara pelan dan lambat, klien tidak

bisa mengawali pembicaraan, kontak mata kurang, klien kurang

bersemangat, terkadang klien tampak seolah-olah sedang berpikir,

kemudian diam. Klien juga mengeluh pusing.

2. Diagnosa Keperawatan :

Gangguan interaksi sosial ( menarik diri ) berhubungan dengan

mekanisme koping tidak efektif.

3. Tujuan Khusus :

a. Membina hubungan saling percaya.

b. Klien mampu mengenali dan mengekspresikan emosi yang

berhubungan dengan peristiwa kehidupan sehari-hari.

4. Tindakan Keperawatan :

a. Memberikan salam dengan ramah.

b. Menanyakan alasan masuk rumah sakit.

c. Menanyakan bagaimana keadaannya hari ini.

d. Menanyakan bagaimana perasaannya hari ini.

e. Menanyakan bagaimana dengan masalahnya.

f. Menanyakan bagaimana cara penyelesaiannya.

Page 26: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam terapeutik :

“ Selamat sore, Bu Sri Ken? Kami mahasiswa POLTEKES Malang

Jurusan keperawatan. Nama saya Suci dan ini teman saya, Kayah.Kami

ingin berbincang-bincang dengan ibu, ibu mau kan? “

2. Evaluasi / Validasi :

“ Bagaimana keadaan ibu hari ini? “

3. Kontrak : ( Topik, Waktu dan Tempat )

Topik : “Hari ini saya ingin mengetahui perasaan ibu, apa yang ibu

keluhkan dan ibu sudah melakukan apa saja sejak pagi tadi?”

Waktu : “ Kita nanti ngobrol kurang lebih 20 menit ya, Bu?”

Tempat : “ Kita ngobrol diteras depan kamar saja ya, Bu?’’

KERJA : ( Langkah-langkah Tindakan Keperawatan )

1. “Bagaimana perasaan ibu saat ini?”

2. “Apa yang ibu keluhkan saat ini?”

3. “Kegiatan apa saja yang ibu lakukan sejak pagi tadi?”

4. “Apakah ibu merasa lebih nyaman ngobrol disini?”

5. “Mengapa ibu bisa sampai dibawa kesini?”

6. “Sejak kapan ibu dirawat disini?”

TERMINASI :

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan ( Subyektif dan

Obyektif )

Subyektif : “Bagaimana persaan ibu setelah keluar dari kamar? Lebih

nyaman dan segar kan?”

Obyektif : “Coba ibu berbicara sambil menatap mata saya?”

2. Tindak lanjut klien ( apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil

tindakan yang telah dilakukan )

Page 27: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

“Coba ibu lebih meningkatkan aktivitas ibu. Supaya kelihatan lebih

segar, ibu jangan tiduran terus. Mungkin ibu bisa jalan-jalan santai

diteras. Ibu juga harus berdandan supaya kelihatan cantik dan rapi.

Seandainya ibu punya masalah, bicarakan dengan orang yang ibu

percayai yang bisa membantu menyelesaikan masalah.

3. Kontrak yang akan datang ( Topik, Waktu dan Tempat )

Topik : “Besok kita ngobrol lagi tentang bagaimana hubunga ibu

dengan keluarga, perawat dan orang-orang disekitar sini.

Juga hubungan ibu dengan masyarakat sebelum ibu masuk

kerumah sakit.”

Waktu : “Besok kira-kira jam empat sore kami akan menemui ibu lagi.”

Tempat : “Besok kita ngobrol disini lagi ya,Bu?”

Page 28: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

LAPORAN PENDAHULUAN

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE-3

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien :

Klien berbaring ditempat tidur, penampilan kurang rapi, klien menjawab

pertanyaan dengan suara pelan dan lambat. Klien tidak bisa mengawali

pembicaraan.

2. Diagnosa Keperawatan :

Gangguan interaksi sosial ( menarik diri ) berhubungan dengan

mekanisme koping tidak efektif.

3. Tujuan Khusus :

Klien mampu menyebutkan aktivitas klien sehari-hari dan interaksi kien

dengan masyarakat yang merupakan sistem koping yang positif.

4. Tindakan Keperawatan :

a. Menanyakan kembali perkenalan kemarin

b. Menanyakan bagaimana perasaannya saat ini.

c. Membuat kontrak dengan pasien secara jelas.

d. Melakukan kontak dan berkomunikasi dengan pasien sesering

mungkin.

e. Mengkaji kemampuan koping klien dalam melakukan aktivitas sehari-

hari.

f. Mengkaji hubungan interaksi klien dengan keluarga dan masyarakat.

Page 29: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam terapeutik :

“Selamat sore, Bu? Kami datang lagi, masih ingat dengan saya kan? Saya

Suci dan ini teman saya Anti. Seperti kesepakatan kita kemarin, kita akan

berbincang-bincang lagi, ibu masih ingat kan?”

2. Evaluasi / validasi :

“Bagaimana keadaan ibu sekarang, apa sudah jauh lebih baik daripada

kemarin?”

3. Kontrak : ( Topik, Waktu dan Tempat )

Topik : “Hari ini saya ingin mengetahui apa yang dirasakan atau yang

ibu keluhkan saat ini, kegiatan apa saja yang sudah ibu hari ini,

dirumah dan kegiatan ibu dilingkungan luar.”

Waktu : “Kita ngobrol kurang lebih 30 menit ya, Bu?”

Tempat : “Kita ngobrol disini saja ya, Bu?”

KERJA : ( Langkah-langkah Tindakan Keperawatan )

1. “Bagaimana perasaan ibu saat ini ?”

2. “Keluhan apa yang sekarang ibu rasakan?”

3. “Apakah ibu merasa nyaman ngobrol disini?”

4. “Kegiatan apa saja yang sudah ibu lakukan hari ini?”

5. “Apa yang biasanya ibu lakukan bila ibu berada dirumah?”

6. “Kegiatan apa saja yang ibu lakukan bila ibu berada dilingkungan luar?”

TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan ( Subyektif dan

Obyektif )

Subyektif : “Bagaimana perasaan ibu? Lebih baik kan? Jangan terlalu

banyak mikir ya,Bu?”

Page 30: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

Obyektif : “Coba ibu lebih mengkonsentrasikan pikiran ibu ke hal-hal yang

lebih menyenangkan dan lakukan kegiatan yang bisa membuat

ibu senang pula.”

2. Tindak lanjut klien ( apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil

tindakan yang telah dilakukan )

“Coba ibu lebih meningkatkan aktivitas ibu dan berinteraksi dengan

orang lain, baik dirumah sakit maupun setelah ibu pulang dari sini.

Seandainya ibu punya masalah, selesaikan masalah itu dengan baik.”

3. Kontrak yang akn datang ( Topik, Waktu dan Tempat )

Terminasi, perpisahan.

DAFTAR DIAGNOSA MASALAH

Ruang : 23

Nama Pasien : Ny. SK

No Register : 10331387

No

Dx

Tanggal

muncul

Diagnosa Keperawatan Tanggal

teratasi

Ttd

1

2

3

4

07 Juni 2004

07 Juni 2004

07 Juni 2004

07 Juni 2004

Gangguan hubungan sosial: menarik diri

berhubungan dengan mekanisme koping

inefektif

Mekanisme koping inefektif berhubungan

dengan pengalaman masa lalu tidak

menyenangkan.

Defisit perawatan diri berhubungan dengan

perubahan proses pikir

Resiko Halusinasi berhubungan dengan

Gangguan hubungan sosial: menarik diri

Page 31: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. SK

Umur : 46 tahun

No. Register : 10331387

TGL No.Dx DIAGNOSA KEPERAWATAN

RENCANA KEPERAWATANTUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

7Juni

2004

1 Gangguan interaksi sosial:

menarik diri berhubungan

dengan mekanisme koping

inefektif

TU:

Setelah dilakukan intrvensi

keperawatan klien mampu

memanfaatkan sistem koping yang

ada.

TUK 1

Klien mampu membuna hubungan

saling percaya dengan perawat.

Ekspresi wajah klien

bersahabat, menunjukan

rasa senang, ada kontak

mata mau berjabat tangan,

mau menyebutkan nama,

mau menjawab salam dan

menyebutkan nama perawat.

Bina hubungan saling percaya

dengan menggunakan prinsip

teraupetik.

Sapa klien dengan ramah baik

verbal maupun non verbal.

Perkenalkan diri dengan sopan

Jelaskan maksud dan tujuan

pertemuan

Selalu kontak mata dan beri

sentuhan selam interaksi.

Sikap empati dan perhatian

pada klien

TUK 2

Klien mampu menggali koping

Klien mampu menyebutkan

dan mengidentifikasi

Ajak klien untuk menyebutkan

sistem koping yang digunakan klien

Page 32: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

positif dari aktifitas sehari-

harinya

kekuatan personal klien dan

menerima dukungan melalui

hubungan keperawatan.

dalam menghadapi masalah

Memebuat kontrak dengan

pasien dan keluarga secara

jelas.

Melakukan kontak dan

berkomunikasi denga klien

sesering mungkin.

Mengkaji kemampuan koping

klien melalui aktifitas sehari-

hari atau dengan bantuan

keluarga.

TUK 3

Dengan motivasi dari keluarga,

klien dapat menggunakan koping

positifnya menghadapi masalahnya

Klien mampu mengutarakan

keluhannya, dengan

motivasi dari keluarga,

sehingga klien mampu

membuat keputusan

Bina hubungan saling percaya

dengan keluarga :

Diskusikan masalah klien

dengan keluarga, serta koping

positif yang ada pada klien dan

keluarga.

Anjurkan keluarga untuk

memotivasi klien dalam

membangun koping yang

adaptif.

Page 33: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Ruang : 23

Nama Pasien : Ny.SK

No. Register : 10331387

NoDx

Tanggal Jam

IMPEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI

1

2

07 Juni 200418.30 WIB

08 Juni 200416.00 WIB

18.30 WIB

Memberi salam dan memperkenalkan diri

pada keluarga klien.

Menjelaskan maksud dan tujuan pada

keluarga klien.

Membuat kontrak pertemuan pada

keluarga klien.

Menankan tentang riwayat klien dan sebab

MRS.

Memberi salam dan memperkenalkan diri

dengan ramah, sopan serta kontak mata

pada klien.

Menjelaskan maksud dan tujuan

pertemuan

Mengukur TTV

Mengajak klien duduk diteras dan melihat

pemandangan.

Menanyakan keluhan dan keberadaannya

saat ini

Menanyakan perasaan klien setelah banyak

dikunjungi keluarga dan teman-temannya.

Melakukan kontrak dengan klien dan

keluarga untuk pertermkuan berikutnya.

S:

keluarga menjawab

denganbaik dan

mengatakan bahwa klien

tidur sepanjang hari.

O:Klien terlihat terbaring

tidur.

A:TUK1 tidak terlaksana.

P :Pertahankan TUK1

S:

Keluarga mengatakan

klien diam jika tidak

diajak bicara, senantiasa

berbaring dan tidur.

O:

Klien mau menjawab

salam dan menjabat

tangan dengan

perawat.

Klien terlihat

berbaring dan

memejamkan mata.

Klien bersedia turun

dari tempat tidur,

duduk diteras bersama

pearawat.

Klien menjawab

pertanyaan singkat,

Page 34: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

3 09 Juni 2004 Memberi salam pada klien

Mengingatkan klien dengan kontrak

sebelumnya.

Menanyakan perasaan klien dan

mengajaknya untuk menceritakan hal yang

menyenangkan.

Menemani dan menawarkan bantuan pada

klien.

Menanyakan aktivitas dan keseharian klien

Menganjurkan klien untuk tidak terlalu

memikirkan masalahnya dan berserah diri

kepada Tuhan YME.

Menganjurkan kien untuk tidak

menceritakan masalahnya kepada teman

atau keluarga atau teman dekatnya yang

dipercaya.

Mendiskusikan masalah klien dengan

keluarga serta koping positif yang ada

pada klien dan keluarga .

Menganjurkan pada keluarga untuk

memberikan motivasi pada klien serta

meluangkan waktu untuk saling berbagi

dalam mengahdapi masalah.

lambat dan memijit

keningnya (tidak ada

kontak mata).

A: TUK 1 tercapai

sebaigian

P: pertahankan TUK 1

S:

Klien menjawab

salam perawat dan

mampu mengingat

nama perawat.

Klien mengatakan

perasaannya lebih baik

dan senang bayak

yang menjenguk.

Klien mengatakan

aktfitasnya mengajar

dan ke gereja

(menyanyi)

O:

Klien masih

menjawab pelan dan

singkat.

Klien banyak

mengangukan kepala

dan sedikit kontak

mata.

Klien hanya bersedia

duduk ditempat tidur.

A: TUK1 tercapai TUK 2

tercapai sebagian.

P : pertahankan TUK2 dan

lanjutkan TUK3

E. EVALUASI SUMATIF

Page 35: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

Setelah melakukan asuhan keperawatan, selama tiga hari terhadap Ny. KS

maka didapatkan empat diagnosa yang muncul pada klien yaitu :

1. Gangguan hubungan sosial: menarik diri berhubunan dengan mekanisme

koping inefektif

2. mekanisme koping inefektif berhubungan dengan pengalaman masa lalu

tidak menyenangkan.

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan perubahan proses berfikir

4. resiko halusinasi berhubungan dengan Gangguan hubungan sosial:

menarik diri

Pada hari pertama, klien sama sekali tidak berespon positif pada

perawat.klien berbaring tidur, namun pada hari berikutnya hari kedua dan ke

tiga klien mau berespon dan berinteraksi dengan perawat dan mau berbicara

singkat dan lambat. Klien bersedia duduk diteras dengan perawat, duduk

ditempat tidur dengan wajah menunduk, sedikit kontak mata dan memijit

keningnya.

BAB IV

Page 36: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

PEMBAHASAN

Setelah membandingkan antara tinjauan keperawatan dengan kasus

nyata, pada kasus Ny. SK dengan Gangguan hubungan sosial: menarik diri,

maka ada beberapa kesenjangan yang ditemukan antara lain :

A. Pengkajian

Menurut teori yang terdapat pada Bab II pada pengkajian aspek emosi

terdapat afek tumpul, sedangkan pada kasus afek emosi klien adalah datar

dengan data pengkajian klien menjawab pelan, singkat dan ekspresi wajah

tidak berubah. Pada teori tingkah laku klien tidak atau kurang sadar dengan

lingkungan, namun pada kasus klien sadar dengan keadaan lingkungan tidak

terdapat disorientasi tempat, waktu, dan orang. Hanya saja klien bersikap

acuh dan dan tidak peduli dengan lingkungannya. Dalam teori pemeriksaan

fisik terdapat retensi urine dan feses, sedangkan pada Ny.SK jika ada

rangsangan untuk BAB / BAK klien dibantu oleh keluarga untuk ke toilet.

Konsep diri tidak terkaji, karena respon klien lambat disebabkan oleh

perubahan proses pikir yang terjadi pada klien. Selain itu terdapat kerancuan

dan pertentangan antara data sekunder (anamnesa dengan keluarga), dan

sikap dan perilaku klien, terutama mekanisme koping klien.

B. Diagnosa Keperawatan

Menurut Stuart Sundeen ,1995 terdapat diagnosa keperawatan yaitu:

1. Resiko perubahan sensori persepsi: halusinasi…… berhubungan

dengan menarik diri.

2. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

Sedangkan pada kasus Ny. SK terdapat empat diagnosa yang muncul yaitu:

1. Gangguan hubungan sosial: menarik diri berhubungan dengan

mekanisme koping inefektif.

2. Mekanisme koping inefektif berhubungan dengan pengalaman masa

lalu tidak menyenangkan.

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan perubahan proses pikir.

4. Resiko halusinasi berhubungan dengan menarik diri

C. Perencanaan

Page 37: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

Tidak ada kesenjangan antara rencana teori dan dikasus.

D. Pelaksanaan

Fokus pelaksanaan asuhan keperawatan adalah membina hubungan saling

percaya, menggali koping positif dari klien, untuk menghadapi masalah.

Dan mendorong keluarga untuk memberi dukungan dan memperhatikan

klien dengan baik, menganjurkan untuk kontrol dan minum obat secara

teratur dan berkesinambungan untuk pemeliharaan kesehatan jiwa.

E. Evaluasi

Evaluasi dilakukan secara formatif dan sumatif pada Ny. SK, TUK 1 telah

tercapai, TUK 2 tercapai sebagian. Sehingga masuk pada tahap pelaksanaan

TUK 2 dan TUK 3 untuk pencapaian tujuan berikutnya, yaitu dengan

bantuan keluarga membangun sistem koping yang efektif.

BAB V

Page 38: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pada pengkajian dalam kasusu Ny. SK di ruang 23 RSSA Malang banyak

didapatkan masalah keperawatan jiwa, tapi yang paling menonjol adalah

masalah mengenai gangguan interaksi sosial (menarik diri).

2. Perencanaan yang disusun lebih diutamakan untuk mengatasi diagnosa

utama terkait dengan masalah utama klien yang menjadi penyebab pada

diagnosa utama.

3. Implementasi yang dilaksanakan dilakukan sesuai dengan rencana yang

telah disusun dengan melalui tahap sesuai tujuan khusus yang ada.

4. Evaluasi dilakukan setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien.

B. SARAN

1. Pada pelaksanaan asuhan keperawatan kepada klien harus benar-benar

memperhatikan data yang didapatkan.

2. Perawat hendaknya melibatkan keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan.

3. Pendidikan kesehatan pada keluarga klien sangat dianjurkan untuk

mencegah terjadinya kekambuhamn.

4. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan selain disesuikan dengan situasi

dan kondisi diperlukan juga kerjasama dengan tim kesehatan yang lain.

Page 39: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. sk dengan

gangguan HUBUNGAN SOSIAL (Menarik Diri)

di ruang 23 rumah sakit umum dr. syaiful anwar

malang

Disusun dalam rangka melaksanakan tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa Poltekkes Jurusan Keperawatan Prodi Keperawatan Malang

Oleh :Kelompok VII A

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEHNIK KESEHATAN MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MALANG

2004

1. Siti Rukayah

(020100030)

2. Sri Arum Rimayati

(020100031)

3. Sri Eko Jumianti

(020100032)

Page 40: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

DAFTAR ISI

Cover Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan ................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................. 1

B. Batasan Masalah.......................................................... 2

C. Tujuan Penulisan.......................................................... 2

Bab II Tinjauan Teori ............................................................. 3

A. Definisi........................................................................ 3

B. Etiologi ....................................................................... 3

C. Tanda dan Gejala......................................................... 4

D. Rencana Asuhan Keperawatan.................................... 4

E. Pohon Masalah............................................................. 8

Bab III Tinjauan Kasus . ............................................................ 9

Laporan Pendahuluan (Hari Pertama Praktek)............ 20

Laporan Pendahuluan (Strategi Pelaksanaan)............. 25

Bab IV Pembahasan................................................................. 33

Bab V Penutup ....................................................................... 35

A. Kesimpulan .............................................................. 35

B. Saran ........................................................................ 35

Daftar Pustaka

Page 41: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “

Asuhan Keperawatan Jiwa pada Ny. sk dengan Hubungan Sosial (Menarik

Diri) di Ruang 23 Rumah Sakit Umum dr. Syaiful Anwar Malang ”, untuk

memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keperawatan Jiwa.

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis tidak dapat lepas dari bantuan

berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Hj. Isnaeni DTN, SKM, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Malang.

2. Ibu Farida Halis DK. Skp., selaku koordinator Mata Kuliah

Keperawatan Jiwa

3. Bpk. Kissa Bahari, Skp., NS., selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah

Keperawatan

4. Ibu Dyah Widodo, Skp., selaku Dosen Pembimbing Kelompok VII A

5. Kepala Perawat Ruang 23 Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang

6. Perawat jaga sore Ruang 23 Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang

7. Dan semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya

makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai bahan

ukuran dan pertimbangan untuk pembuatan makalah yang selanjutnya.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat dapat memberikan

manfaat bagi semua yang membacanya.

Malang, 17 Juni 2004

Penulis

Page 42: Askep Kep Jiwa Menarik Diri

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Ana. 1999. Gangguan Konsep Diri. Jakarta : EGC

Keliat, Budi Ana. 1999. Kedaruratan pada Alam Perasaan. Jakarta : EGC

Keliat, Budi Ana. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

Stuart, Gin & Sundeen, S. 1998. Keperawatan Jiwa Edisi III : Respon Gangguan

Alam Perasaan. Jakarta : EGC

Stuart, Gin & Sundeen, S. 1995. Principle of Psychiatric Nursing. St Louis :

Mosby Year Book

Makalah Pelatihan Nasional Asuhan Keperawatan Profesional Jiwa dan

Komunikasi Terapeutik Keperawatan. Batu Malang, 3 – 8 Oktober 2002.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia Cabang Malang Kerjasama dengan

Tim Model Pelayanan Keperawatan Profesional Keperawatan Jiwa RS.

Radjiman Wediodiningrat Lawang dan Program Studi Keperawatan FK

Brawijaya Malang.