Seminar Bedah Kasus Mandiri Wily

download Seminar Bedah Kasus Mandiri Wily

of 2

description

kasus bedah

Transcript of Seminar Bedah Kasus Mandiri Wily

Laboratorium Klinik Bedah dan Radiologi

Fakultas Kedokteran Hewan

Seminar : Bedah Kasus MandiriUniversitas Syiah Kuala

Tanggal : Januari 2015CYSTOTOMI PADA ANJING BETINA

Penyeminar: Wiliana Dachi, S.KHNIM

: 1402101020046Pembimbing: Drh. Arman Sayuti, MPPendahuluanCystotomy merupakan pembedahan pada vesika urinaria dan merupakan terapi terakhir dengan membuka vesika urinaria dengan indikasi tertentu (Hickman dan Walker, 1973). Cystotomy dilakukan terutama untuk mengeluarkan kalkuli yang ada pada kantong kencing dan uretra, tumor kandung kemih, trauma akibat kecelakaan atau tertusuk oleh benda runcing, untuk tujuan biopsy, memperbaiki ureter ektopik dan kandung kemih pecah, dan membantu dalam diagnosis untuk mengobati infeksi saluran kencing. Sebelum dilakukan cystotomy perlu evaluasi kondisi umum pasien dan adanya tanda-tanda uremia, oleh karena itu terapi cairan sangat perlu diberikan untuk menunjang status pasien.Vesika urinaria adalah tempat untuk menampung urine sementara yang berdinding otot kuat. Bentuk dan batas-batasnya bervariasi sesuai dengan jumlah urin yang dikandung. Vesika urinaria yang kosong berbentuk piramid, sedangkan vesica urinaria yang terisi bentuknya berubah menjadi bulat. Permukaan posteriorcollum kurang lebih tidak berubah tempatnya, tetapi permukaan superiornya masuk ke abdomen (Snell, 1998).

Indikasi CystotomiIndikasi melakukan cystotomy adalah untuk mengambil sistik kalkuli, neoplasia, dan untuk mengeksplorasi ruptur vesika urinaria yang merupakan abnormalitas yang paling sering terjadi pada hewan kecil. Hasil akhir dari ruptur vesika urinaria juga mengakibatkan terjadinya kebocoran urine ke dalam rongga abdomen (Fossum, 2002).

PasienPasien adalah anjing betina lokal (Canis domesticus), yang bernama Panda Pandora, berwarna coklat, berumur kira-kira 3 (tiga) bulan dengan berat badan 4 kg.Alat Dan BahanAlat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan operasi adalah meja bedah, meja sorong, pisau cukur, scalpel, arteri klem, gunting ujung tumpul dan runcing, gunting bengkok, spuit, forcep, needle, needle holder, pinset anatomis, pinset sirurgis, drapping, dan stetoskop.

Bahan yang digunakan adalah cat gut, sarung tangan, benang silk, tampon, alkohol 70 %, iodium tintur, aquades, NaCL fisiologis, penicillin kristal, penicillin oil, vitamin B kompleks, ketamin, xylazin, dan atropin sulfat.

Persiapan Pra Operasi

Sebelum operasi dilaksanakan, ruang dan tempat operasi dibersihkan, peralatan bedah disterilkan, serta dipersiapkan obat-obatan yang diperlukan. Dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium terhadap pasien. Pasien dipuasakan selama 8-12 jam dengan tujuan untuk menghindari dampak pemberian anastesi dan untuk membersihkan saluran cerna. Pasien dimandikan dan dicukur bulu di sekitar daerah operasi.

Premedekasi Dan Anastesi

Premedikasi merupakan suatu tindakan pemberian obat sebelum pemberian anastesi yang dapat menginduksi jalannya anstesi. Premedikasi dilakukan beberapa saat sebelum anastesi dilakukan. Tujuan premedikasi adalah untuk mengurangi kecemasan, memperlancar induksi, mengurangi keadaan gawat anastesi, mengurangi timbulnya hipersalivasi, bradikardia dan vomity selama anastesi (Ibrahim, 2000).

Premedikasi yang digunakan adalah atropin sulfat dengan dosis 0,02 0,04 mg/kg bb secara SC. Sebagai anastesi digunakan ketamin yang dikombinasikan dengan xylazin disuntikkan 10 menit setelah atropin sulfat dengan dosis ketamin 10 - 40 mg/kg bb dan dosis xylazin 1 3 mg/kg bb secara IM (Tilley dan Smith, 1997).

Tehnik Operasi

Pasien dibaringkan dengan posisi dorsal recumbency. Daerah yang akan dioperasi ditutup dengan drapping untuk mencegah kontaminasi, bersihkan dengan alkohol 70 % dan iodium tintur 3 %. Incisi dan preparer daerah kulit, fascia, muskulus, dan peritonium sepanjan 3 5 cm, jika terjadi pendarahan diligasi dengan benang cat gut. Vesika urinaria dikeluarkan, bila masih terisi urin maka harus dikeluarkan terlebih dahulu. Dibuat jahitan bantu di daerah yang akan di incisi dengan menggunakan benang nilon.

Vesika urinaria di incisi pada daerah yang telah ditentukan, sepertiga atau setengah dari panjang vesika urinaria. Selanjutnya diperiksa terhadap adanya sistik kalkuli, neoplasia ataupun segala sesuatu yang harus ditangani, lalu dibersihkan dengan aquades.

Pola jahitan yang dipakai pada incisi vesika urinaria adalah lapisan mukosa dengan simple continious, dan lapisan serosa dengan jahitan simple interuptted menggunakan benang cat gut. Peritonium di jahit dengan pola simple interuptted dengan menggunakan benang silk, fascia muskulus dijahit dengan pola simple continious menggunakan benang cat gut, sedangkan kulit dijahit dengan pola subcuticullar suture menggunakan benang silk.

Perawatan Pasca Bedah

Setelah operasi selesai, daerah sekitar operasi diberikan iodium tintur 3 %, ke dalam luka semprotkan penicillin oil. Selama tiga hari berturut turut pasien diberikan penicillin kristal dengan dosis 4.000 10.000 IU/kg bb dan injeksi vitamin B kompleks secara IM. Setelah luka operasi kering, jahitan dibuka kembali dan berikan iodium tintur 3 % pada bekas luka.

DAFTAR PUSTAKA

Fossum, T.W. (2002). Small Animal Surgery, ed 2nd Mosby, ST. Lois London. Philandlphia Sydney. Toronto .

Ibrahim, R. (1998). Pengantar Ilmu Bedah Umum. Veterinary. Syiah kuala University Press. Banda Aceh.

Hickman, J. and R. G. Walker, (1973). An Atlas of Veterinary. Surgery. Oliver and Boyd. Edinburg.

Snell, R. S. (1998). Anatomi klinik, ed 3. Alih bahasa. Dharma, A. Dan M.M.C. Mulyani. Penerbit buku kedokteran. EGC. Jakarta.

Tilley, L.P. and Smith, F.W.K. (1997). The 5 Minute Veterinary Consult, Canine and Feline. Lippincott Williams and Wilkins.