SemenTara
-
Upload
yudis-diana -
Category
Documents
-
view
212 -
download
0
description
Transcript of SemenTara
Gejala klinis
- Apapun tipe sindrom nefrotik, manifestasi klinik utama adalah sembab, yang
tampak pada sekitar 95% anak dengan sindrom nefrotik
- Pada fase awal sembab sering bersifat intermiten; biasanya awalnya tampak
pada daerah-daerah yang mempunyai resistensi jaringan yang rendah (misal,
daerah periorbita, skrotum atau labia). Akhirnya sembab menjadi menyeluruh
dan masif (anasarka).
Sembab berpindah dengan perubahan posisi, sering tampak sebagai sembab
muka pada pagi hari waktu bangun tidur, dan kemudian menjadi bengkak pada
ekstremitas bawah pada siang harinya. Bengkak bersifat lunak, meninggalkan
bekas bila ditekan (pitting edema). Pada penderita dengan sembab hebat, kulit
menjadi lebih tipis dan mengalami oozing. Sembab biasanya tampak lebih hebat
pada pasien SNKM dibandingkan pasien-pasien GSFS atau GNMP. Hal tersebut
disebabkan karena proteinuria dan hipoproteinemia lebih hebat pada pasien
SNKM.
- Gangguan gastrointestinal sering timbul dalam perjalanan penyakit sindrom
nefrotik. Diare sering dialami pasien dengan sembab masif yang disebabkan
sembab mukosa usus
- Hepatomegali disebabkan sintesis albumin yang meningkat, atau edema atau
keduanya
- Pada beberapa pasien, nyeri perut yang kadang-kadang berat, dapat terjadi
pada sindrom nefrotik yang sedang kambuh karena sembab dinding perut atau
pembengkakan hati
- Nafsu makan menurun karena edema. Anoreksia dan terbuangnya protein
mengakibatkan malnutrisi berat terutama pada pasien sindrom nefrotik
resisten-steroid
- Oleh karena adanya distensi abdomen baik disertai efusi pleura atau tidak, maka
pernapasan sering terganggu, bahkan kadang-kadang menjadi gawat. Keadaan
ini dapat diatasi dengan pemberian infus albumin dan diuretik
Diagnosis
Diagnosis didasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut
1.Edema, sering edema anasarka.
2.Proteinuria
3.Hipoalbuminemia
4.Hiperkolesterolemia
5.Oliguria.
6.Anemia defisiensi besi
7.Bila perlu dilakukan biopsi.
Komplikasi
1.Infeksi
2.Malnutrisi
3.Trombosis
4.Gagal ginjal akut
Penataaksanaan
Pengobatan sindroma nefrotik hanya bersifat simptomatik, untuk mengurangi atau
menghilangkan proteinuria dan memperbaiki keadaan hipoalbuminemia,
mencegah dan mengatasi komplikasinya, yaitu:
1.Istirahat sampai edema tinggal sedikit.
2.Makanan yang mengandung protein tinggi sebanyak 3 – 4 g/kgbb/hari, dengan
garam minimal bila edema masih berat. Bila edema berkurang dapat diberi garam
sedikit.
3.Dengan antibiotik bila ada infeksi.
4.Diuretikum
5.Kortikosteroid
International Cooperative Study of Kidney Disease in Children (ISKDC)
mengajukan cara pengobatan sebagai berikut :
a.Selama 28 hari prednison diberikan peroral dengan dosis 60 mg/hari/luas
permukaan badan (lpb) dengan maximum 80 mg/hari.
b.Kemudian dilanjutkan dengan prednison peroral selama 28 hari dengan dosis 40
mg/hari/lpb, setiap 3 hari dalam 1 minggu dengan dosis maximum 60 mg/hari.
Bila terdapat respons, maka pengobatan ini dilanjutkan secara intermiten selam 4
minggu.
c.Tapering-off: prednison berangsur-angsur diturunkan, tiap minggu: 30mg,
20mg, 10mg sampai akhirnya dihentikan
6.Lain-lain
Pungsi asites, pungsi hidrotoraks dilakukan bila ada indikasi vital. Bila ada gagal
jantung, diberikan digitalis