Perumnas fileemoga seluruh pembaca setia Rumah Kita dalam keadaan sehat . selalu. Kembali majalah...

16

Transcript of Perumnas fileemoga seluruh pembaca setia Rumah Kita dalam keadaan sehat . selalu. Kembali majalah...

2 RUMAH KITA OKTOBER 2013

DARI REDAKSI

Pembina : Direksi Perum Perumnas

Pemimpin Umum : Maman

Wakil Pemimpin Umum : Maryana

Pemimpin Redaksi : Hari Raharjo

Wakil Pemimpin Redaksi : Zidan Litansyah

Redaksi : Asrial Aras, Tatag Hastungkoro

Fotografer : Happy Mauludy

Desainer Grafis : Fesa Risana

Iklan & Sirkulasi : Arum Angesti, Tatag Hastungkoro

Alamat Redaksi : Kantor Pusat Perum Perumnas,

Jl. D.I. Panjaitan Kav. 11, Jakarta 13340

Telp : (021) 8194807, 8193802

Email : [email protected]

Web : www.perumnas.co.id

Rumah Kita

Find us on:

facebook.com/PerumPerumnas @infoperumnas

Follow us on:

Salam Jumpa,

Semoga seluruh pembaca setia Rumah Kita dalam keadaan sehat selalu. Kembali majalah yang diterbitkan oleh Departemen Humas Perumnas ini menyambangi Anda dengan ragam informasi. Seperti biasa setiap bulan Rumah Kita menginformasikan berbagai kegiatan

yang ada dalam aktivitas keluarga besar Perumnas, terkait progres proyek yang sedang dikembangkan dan juga kegiatan lainnya seperti rapat kerja dan aktivitas non formal yang tentunya berkaitan dengan aktivitas karyawan

Selain itu juga ada berbagai tulisan terkait industri properti di tanah air, mulai dari soal regulasi hingga permasalahan yang ada. Seperti edisi ini kami merangkum tulisan soal “Perumnas Baru” dengan melakukan wawancara dengan Bapak Maman, Sekretaris Perusahaan Perumnas. Selain itu kami juga mengupas tulisan soal tingginya angka backlog dengan berbagai narasumber yang berkompeten seperti mantan Menpera Suharso Monoarfa dan juga anggota DPR RI Komisi V, Yoseph Umar Hadi. Dari keduanya tercermin bahwa masalah perumahan adalah urusan bersama. Dan mereka juga berharap peran Perumnas kembali ditingkatkan dan didukung oleh perintah. Selamat membaca.

Perumnas Pasti Bisa

2 RUMAH KITA OKTOBER 2013 RUMAH KITA OKTOBER 2013 3

NASIONAL

Belajar dengan tetangga. Otoritas yang ada seharusnya bersinergi untuk selesaikan masalah perumahan.

Mantan Menpera : Indonesia Harus Mencontoh AS dan Singapura

Indonesia harus belajar dari negara-negara lain dalam hal pemenuhan kebutuhan rumah rakyat. Amerika Serikat dan Singapura adalah

contoh yang bisa ditiru. Kedua negara ini memiliki sebuah badan yang khusus bertugas membangun rumah rakyat dan disokong penuh oleh pemerintah. Hal tersebut dijelaskan oleh Menteri Perumahan Rakyat masa bakti 2009-2011, Suharso Monoarfa, dalam acara diskusi Membedah Regulasi Perumahan yang diadakan oleh Forum wartawan perumahan Rakyat beberapa waktu lalu. Lebih jauh Ia membandingkan sistem pengambilan kebijakan di Indonesia dengan bentuk pengambilan kebijakan di Amerika Serikat (AS). Kendati AS merupakan Negara Federal, kebijakan nasionalnya mengikat seluruh negara bagian untuk satu kesatuan. Salah satu instrumen kebijakan mereka adalah menyediakan dana bagi negara bagian untuk membeli tanah (landbanking).

Ketika Detroit bangkrut, kekuatan yang mereka miliki hanya landbanking. Pemerintah pusat tinggal memberikan uang pada negara bagian guna memastikan ketersediaan lahan untuk hunian dan infrastruktur. Sementara untuk kebijakan moneter, prinsip independensi sangat dipegang teguh Gubernur Bank Sentral atau The Fed. Lembaga ini tidak bisa dikendalikan pasar. Sebaliknya, pasar justru mereka didikte. “Indonesia, kalau mau beres, harusnya seperti itu. Sebagai otoritas moneter, tidak bisa diatur oleh market. Lucunya, kebijakan kita di Indonesia malah kompromis dan permisif dengan pasar. Di manakah sebenarnya peran dan intervensi negara?” ujar Suharso.

Padahal, lanjutnya, Indonesia sudah punya Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Meski sangat

terbatas, kalau ditambah Undang-Undang Perumahan bisa mendorong produksi rumah rakyat lebih cepat dan banyak. Suharso juga membandingkan dengan perangkat perumahan rakyat yang dibentuk Pemerintah Singapura. Negara kecil ini memiliki Housing Development Board (HDB) dan Central Provident Fund (CPF). Keduanya bahu membahu bekerja sama merealisasikan kebijakan perumahan nasional.

“Kementerian Sosial harus dirangkul, Menteri Koordinator Kesejahteraan Sosial dilapori dan Menteri Koordinator Perekonomian diajak berembuk. CPF semuanya konvergen. Masak kita tidak bisa, ini kan sangat aneh. Sumber dana ada, tapi produksi rumah masih minim,” ujarnya. Sebagai catatan, CPF adalah rencana simpanan wajib yang komprehensif bagi para pekerja Singapura dan penduduk tetap negara tersebut. Fungsi dana ini adalah untuk membiayai pensiun, kesehatan, dan kebutuhan hunian. Sejatinya, esensi fungsi CPF sama dengan Bapertarum. Bayangkan bila aktiva Jamsostek, Askes, Dana Pensiun, dan Bapertarum disatukan, hasilnya bakal luar biasa. Dari Pegawai Negeri Sipil sendiri bisa menghasilkan Rp 1 triliun hingga Rp 3 triliun. Jamsostek, bisa puluhan triliun. Bila dikapitalisasi, bisa jadi Rp 300 triliun dalam tiga tahun.

Nah,mencermati apa yang terjadi dalam mnegurus perumahan ini suharso mengaku, otoritas yang ada berjalan sendiri-sendiri dan sumber pembiayaan yang ada sifatnya jangka pendek sehingga laju perkembangannya jadi lambat dan tersendat.

4 RUMAH KITA OKTOBER 2013

RUMAH RAKYAT

Perlu cara agar harga dapat dijangkau oleh daya beli masyarakat. Perlu

gerakan bersama untuk atasi backlog.

Perlu Terobosan untuk Menerobos “Backlog”

Istilah backlog bagi industri perumahan terus menjadi kata yang menghantui. Tak dipungkiri mahalnya harga lahan menjadi salah satu sebab menggelembungnya angka kekurangan pasokan rumah tersebut. Hasilnya

harga rumah pun sulit dijangkau oleh masyarakat kelas menengah-bawah. Menyiasati masalah ini Perumnas terus mendorong pembangunan perumahan dengan pola menggandeng pemerintah kota dan kabupaten. Cara ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan rumah murah sederhana tapak bagi masyarakat di daerah-daerah.

Walau diakui oleh Direktur Utama Perumnas, Himawan Arief, harga pembelian tanah untuk rumah sederhana bersubsidi tersebut paling tinggi Rp 100 ribu per meter persegi. “Nah, untuk mengoptimalkan pembangunan rumah subsidi tersebut kami terus mendorong kerjasama dengan pemerintah kota dan kabupaten. Kerjamasama ini kita lakukan hingga ke Pulau Buru, Banteang dan lainnya. Semua tak lepas dari peran serta dan kemauan pemerintah daerah setempat,” jelas Himawan.Anggota DPR RI dari Komisi V Yoseph Umar Hadi, menyebutkan angka backlog saat ini cukup besar dan rata-rata penambahan pertahunnya sekitar 800 unit sementara kemampuan penyedian rumah yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta berkisar antara 100-200 ribu unit pertahunnya. “Diperkirakan kesenjangan pasokan dan kebutuhan di tahun 2033 jumlahnya bisa lebih dari 30 juta unit. Untuk itu mari kita bersama-sama pemerintah memikirkan bagaimana caranya menyediakan lahan untuk mengatasi masalah ini,” jelas Yoseph.

Yoseph berhitung, dibutuhkan tanah seluas 362.400 hektar untuk memenuhi seluruh kebutuhan perumahan saat ini. Luasan ini hampir lima kali dari luasnya Ibu Kota Jakarta. “Mencari lahan sebesar itu memang sulit, diperlukan skenario lain dengan membangun hunian vertikal di kota-kota besar. Dengan demikian kebutuhan tanah untuk menyelesaikan masalah perumahan ini akan bisa diminimalis,” imbuhnya.

RUMAH KITA OKTOBER 2013 5

RUMAH RAKYAT

Perlu Terobosan

Ya, diperlukan terobosan dalam memenuhi kebutuhan tanah untuk pembangunan perumahan yang berkelanjutan untuk menjawab tantangan backlog. Karena kalau hanya dengan cara yang biasa saja tak akan selesai permasalahan backlog ini. Penyediaan tanah adalah sesuatu yang mutlak dilakukan agar harga jual bisa dikendalikan sesuai amanat konstitusi bahwa tanah memiliki fungsi sosial.

Sementara Budi Prayitno pakar perumahan dan permukiman dari Universitas Gadjah Mada mengatakan, dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat seperti perumahan diperlukan terobosan dan gerakan perubahan. Karena kalau hanya dengan cara konvensional seperti saat ini dengan mengikuti mekanisme pasar tak akan menyelesaikan masalah dan backlog terus menggelembung.

Dari data Badan Pertanahan Nasional di 2010, terdapat 7,2 juta hektar tanah yang kondisinya ditelantarkan oleh pemiliknya. Tanah-tanah ini kebanyakan dimiliki oleh masyarakat yang ditelantarkan dan tak dimanfaatkan. “Angka yang cukup besar ini bisa beresiko karena adanya ketimpangan dalam penguasaan tanah. ,” jelas Budi.

Sebenarnya jika membicarakan gerakan pembangunan perumahan sudah sejak lama dilakukan. Seperti lahirnya hari perumahan nasional tak lepas dari mandat Muhammad Hatta soal perlunya pembangunan perumahan yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Dan pada era Presiden Megawati Soekarno Putri di tahun 2004 ada gerakan yang dinamakan Pembangunan 1 Juta Rumah. Kemudian saat Jusuf Kalla menjabat sebagai wakil presiden, beliau mendorong pembangunan hunian vertikal di kota besar dengan gerakan Program 1.000 tower rusunami.

Nah, melihat angka backlog yang jumlahnya sudah belasan juta ini maka tergambar betapa besarnya kebutuhan rumah tersebut. “Untuk itu diperlukan program yang berkelanjutan dalam pengadaan rumah murah. Dan yang paling mendasar adalah kepastian dan ketersedian lahan yang seusia denngan kriteria pembangunan rumah bersubsidi,” jelas Budi.

Karena kalau harga lahannya sudah mahal mau tak mau unit rumah yang dikembangkan juga terkerek harganya. Sehingga daya beli dari masyarakat berpenghasilan rendah ini juga tetap bisa terjangkau. Dimana saat ini patokan harga rumah bersubsidi diangka Rp88 juta/unit. Dan bagi masyarakat

berpennghasilan rendah anngka ini sudah sulit terjanngkau. Tingginya harga juga disebabkan bergeraknya harga bahan bangunan terkait komponen dasar pembangunan unit rumah.

Diperlukan landbank untuk menyelesaikan maslaah pembangunan perumahan. Dan komitmen yang kuat antara pemerintah dan swasta menyelesaikan masalah ini. karena, pembangunan perumahan yang ada saat ini mengikuti mekanisme pasar dan menyebabkan harga jual rumah tak sesuai dengan batasan rumah subsidi dan keterjangkauan masyarakat.

Pola-pola kerjasama denan menggandeng pemerintah daerah untuk menyediakan lahan dalam pembangunan perumahan sedikit banyak bisa menjadi pasokan baru. Seperti yang dilakukan oleh Perumnas dalam beberapa tahun ini. Walau diakui pola seperti ini dibutuhkan visi yang sama antara pemerintah daerah dan Perumnas. Karena tak semua pemangku kepentingan didaerah tersebut melihat masalah perumahan sebagai masalah yang krusial dan penyediaannya mengikuti mekanisme pasar saja.

6 RUMAH KITA OKTOBER 2013

Besarnya jumlah pertambahan keluarga di Indonesia tidak berimbang dengan laju pertambahan hunian. Terutama rumah sederhana, pemerintah masih kesulitan untuk mememenuhi backlog perumahan

yang tiap tahunnya bertambah sekitar 800 ribu unit. Masalah ini akan menjadi bom waktu yang suatu saat akan pecah dan menimbulkan masalah sosial dalam bernegara.

Terkait permasalahan tersebut, Menteri Perumahan Rakyat periode 2009-2011 Suharso Monoarfa berharap pemerintah Indonesia bisa mengadopsi langkah Amerika Serikat dalam menyediakan cadangan tanah guna mengatasi problem perumahan. Pemerintah Indonesia sebaiknya belajar dari kebijakan fiskal pemerintah AS dalam hal melakukan landbanking. Kebijakan fiskal tersebut menugaskan seluruh negara bagian secara proporsional membeli tanah sesuai RTRW melalui suntikan hibah APBN.

“Tanah yang dibeli itu dicatat sebagai bagian dari aset negara bagian dan menggelembungkan nilai aktiva tetapnya. Persediaan lahan itu dapat dimanfaatkan untuk pengembangan perumahan rakyat dan juga disewakan kepada masyarakat kelas menengah ke bawah,” terangnya.

Saat ini dalam pengembangan perumahan, mulai dari rumah kelas atas sampai kelas bawah yang disubsidi oleh pemerintah, semua melalui proses mekanisme pasar dalam pencarian lahannya. Direktur Utama Perumnas, Himawan Arief mengatakan pembangunan rumah bersubsidi membutuhkan harga lahan yang murah. “Perumnas kesulitan mencari harga tanah yang memenuhi kriteria pembangunan rumah murah, seperti di Pulau Jawa,” katanya.

Lebih juah Himawan menjelaskan, untuk rumah subsidi harga lahan yang ideal adalah di bawah Rp100 ribu per meter persegi. Mencari harga lahan dengan jumlah tersebut saat ini sudah sulit apalagi di Pulau Jawa. Kebanyakan lahan yang diperoleh saat ini di luar Pulau Jawa. Sementara kebutuhan hunian murah di Pulau Jawa relatif tinggi.

Walau demikian, Perumnas selaku developer plat merah yang diamanatkan untuk membangun rumah subsidi terus berupaya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat bagi kelas menengah-bawah ini. Berbagai cara dilakukan seperti beberapa waktu lalu mendorong kerjasama dengan pemerintah kota dan kabupaten untuk bekerjasama membangun rumah subsidi. Dede E. Maslahat, GM Pemasaran Perumnas mengatakan, saat ini Perumnas sudah bekerjasama dengan 15 pemerintah kota dan kabupaten dalam kerjasama pembangunan rumah subsidi. Saat ini proses pembangunannya terus berjalan dan mendapat respon bagus dari masyarakat daerah masing-masing.

Namun sebenarnya kerjasama ini seharusnya jumlahnya mencapai 57 pemerintah kota dan kabupaten. Sesuai dengan kesepakatan yang sudah ditandatangani pada 2011 lalu yang diwadahi oleh kementerian dalam negeri, kemenko kesra dan kemenpera. Sayang hingga kini yang berkomitmen jumlahnya hanya 15. Kurang aktifnya pemerintah kota dan kabupaten ini tak lepas karena sudut pandang pemimpin didaerah tersebut berbeda-beda. “Padahal banyak keuntungan, pemkot atau pemkab hanya menyediakan lahannya saja. Ini semua tergantung kemauan dari pemimpin daerah untuk memberikan rumah murah bagi masyarakatnya,” jelas Dede.

Angka backlog terus menggelembung. Lahan untuk rumah murah harganya tak murah lagi perlu terobosan

dalam penyediannya.

Lahan Rumah Murah Kini Tak Murah Lagi

NASIONAL

RUMAH KITA OKTOBER 2013 76 RUMAH KITA OKTOBER 2013

NASIONAL

Lahan Murah Tanah adalah dasar dalam sebuah pembanguna perumahan. Sayang, ketersediaan lahan saat ini sudah tak mudah lagi karena harganya terus naik dan sudah tak terjangkau untuk pembangunan rumah subsidi. Diperlukan optimalisasi dari tanah-tanah yang terlantar yang tak dimanfaatkan.

Menurut Suharso Monoarfa, hal paling efektif dalam penyediaan lahan untuk pembangunan rumah subsidi ini adalah dengan menggunakan dana APBN untuk membeli lahan sebanyak-banyaknya. Selain itu sebenarnya pemanfaatan lahan milik pemerintah melaui BUMN sebenarnya juga bisa dimaksimalkan. Tapi hingga saat ini hanya beberapa lahan miliki BUMN yang dioptimalkan dengan menggandeng Perumnas dalam Pembangunannya.

Nah, sebenarnya adalah kemauan bersama dalam memanfaatkan lahan yang hanya sebatas aset tersebut untuk dimanfaatkan untuk masyarakat kelas menengah bawah. Atau bisa juga bagi karyawan kelas menengah dari instansi pemerintah tersebut dengan mengembangkan rumah susun atau apartemen sederhana.Hal ini diyakini Enggartiasto Lukita mantan anggota DPR yang juga dikenal sebagai Dewan Pembina Real Estate Indonesia (REI), lahan milik pemerintah itu jumlahnya lumayan banyak dan berada di kawasan-kawasan yang potensial untuk dikembangkan rumah susun. “Sayangnya tak banyak instansi pemerintah yang berani memanfaatkan lahannya untuk kepentingan umum. Pembangunan rusun tersebut bisa dimanfaatkan bagi pegawai kelas menengah-bawah atau pun masyarakat umum yang membutuhkan,” terangnya.

8 RUMAH KITA OKTOBER 2013

Kinerja Perum Perumnas dalam lima tahun terakhir terbilang positif karena dalam setiap tahun mengalami kenaikan. Kinerja ini tak lepas dari peran direksi yang mampu mendorong kinerja perusahaan

properti plat merah ini terus berkembang. Pada 2007 angka pendapatan yang dibukukan sebesar Rp200 miliar, 2008 sebesar Rp600 miliar, 2009 sebesar Rp800 miliar dan kemudian pada 2011 menembus di angka Rp1,02 triliun.

Menurut Maman, Sekretaris Perusahaan Pergerakan dari tahun ketahun yang kian signifikan ini membuat Direksi Perumnas menargetkan untuk tahun ini sebesar Rp1,2 triliun. Dimana sebelumnya tahun lalu sebesar Rp1,06 triliun.Lebih jauh Maman mengatakan, pendapatan yang tiap tahun bergerak naik ini ritmenya harus dijaga dan dipertahankan, bahkan harus lebih baik setiap tahunnya. “Perumnas Baru adalah Perumnas yang selalu berprestasi, terdepan dan terbaik dan mampu beradaptasi dengan perubahan. Menjadi perusahaan properti BUMN yang dibanggakan masyarakat. Perumnas Baru akan menjadi roh dalam kinerja setiap karyawan Perumnas yang tersebar di seluruh Nusantara,” jelasnya.

Perumnas Baru akan grandlaunching pada tahun depan, tepatnya pada hari ulang tahun perusahaan yang ke-40. Momentum ini sengaja dipilih karena dari berbagai aspek terkoneksi dengan program yang ada. Seperti di tahun ini RJP 2013 akan berakhir dan sejalan dengan momentum RJPP 2014-2018.

Perumnas Baru sudah diawali dan sejak setahun lalu dengan istilah lain yang disebut “Transformasi Perumnas”. Dan pada ulang tahun ke-39 tahun ini secara langsung “Perumnas Baru” sudah disosialisasikan kepada seluruh karyawan Perumnas dengan adanya countdown clock, hitung mundur yang akan berakhir pada hari ulang tahun ke 40 sebagai penanda Perumnas Baru. Semua kinerja yang ada pada tahun ini diukur dengan mesin waktu yang mengawal kinerja Perusahaan agar terus berprestasi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Perumnas Baru Terus Berusaha Agar Tetap Menjadi yang Terdepan

Perumnas Baru terlahir karena adanya keinginan untuk menjadi yang terdepan dalam mewujudkan misi dan visi perusahaan sebagai “pengembang perumahan dan permukiman

yang terpercaya bagi masyarakat”.

Perumnas Baru Terus Berusaha Agar Tetap Menjadi yang Terdepan

FOKUS UTAMA

8 RUMAH KITA OKTOBER 2013 RUMAH KITA OKTOBER 2013 9

FOKUS UTAMA

Evolusi Perubahan Untuk mempertahankan kinerja dalam Perumnas Baru caranya dengan melakukan berbagai perubahan cara pandang dan kerja organisasi dengan adanya penguatan dalam hal strategi, struktur organisasi, manajemen kerja untuk mencapai visi dan misi Perumnas Baru sebagai perusahaan profesional, “Menjadi Pengembang Perumahan Permukiman Terpercaya”.

Ragam perubahan secara internal dalam Prumnas baru seperti penguatan modal melalui Kementerian BUMN. Kemudian menekan piutang diseluruh Regional Perumnas. Kemudian mempercepat proses akad kredit dalam setiap produk properti yang dipasarkan kepada masyarakat dan mempercepat proses pembangunannya. Kedua hal ini diyakini akan mempercepat kinerja agar tidak berlama-lama dalam menyelesaikan proyek, kecepatan penjualan dan penyelesaian proyek akan mempercepat ritme kinerja kerja.

Untuk pola kerjasama pun akan dibenahi aturan mainnya sesuai kebutuhan dan peruntukan lahan yang dimiliki Perumnas. “Kita akan memetakan

lahan yang layak KSU ini sesuai dengan kondisi pasar dengan memperhatikan legalitasnya. KSU ini bertujuan untuk memberdayakan aset agar lebih bermanfaat,” terang Maman.

Kemudian perbaikan yang sifatnya ke dalam dan terkait dengan SDM dan perangkat pendukungnya, perusahaan juga terus melakukan perekrutan pegawai baru sesuai kebutuhan pekerjaan di Perumnas. Kemudian penataan IT dengan adanya e-finance, sistim informasi dan juga terus memperbarui perangkat software dan hardware untuk mendukung program ini. Perubahan cara kerja ini pun didukung dengan adanya sistim insentif untuk melihat reward apa yang pantas diberikan.

Perubahan yang ada dari dalam ini diharapkan memacu dan mengontrol seluruh kinerja keluarga besar Perumnas untuk dapat merealisasikannya. Untuk itu baru- baru ini telah dibentuk General Manager (GM) Tranformasi, tugasnya menjaga dan mengawal langkah, ritme kerja Perumnas Baru. “GM Transformasi ini berhak menegur siapapun yang keluar dari jalur atau rel yang sudah ditetapkan untuk menuju Perumnas Baru, Direktur pun bisa ditegur oleh GM ini jika ke luar dari jalur yang ada karena GM ini

bertugas mengawal dan mengontrol kinerja siapapun di Perumnas,” tegas Maman.

Sementara untuk lebih fokus dalam pengembangan proyek, Perumnas Baru juga telah dibentuk deputi-deputi, seperti deputi kawasan, deputi rumah susun yang semuanya diharapkan dapat lebih fokus dalam pengembangan produk atau pun proyek. Begitupun dengan proyek komersial yang akan dikembangkan oleh anak usaha akan lebih digenjot pergerakannya dengan memanfaatkan lahan strategis milik perusahaan.

Semua konsep dan perubahan yang ada di Perumnas yang sudah mulai berjalan saat ini ditujukan agar Perumnas tetap dan mampu eksis dalam industri properti yang kian kompetitif. Dimana saat ini Perumnas tak ada bedanya dengan developer swasta, karena juga harus membeli lahan sendiri dan tak ada keistimewaan yang diberikan oleh pemerintah. Dan semoga rencana besar sesuai misi dan visi perusahaan sebagai penyedian hunian yang layak bagi masyarakat Indonesia terus terjaga.

10 RUMAH KITA OKTOBER 2013

REGIONAL

Pemkab Paser-Perumnas Percepat Pembangunan

Pemerintah Kabupaten Paser bersama Perumnas akan mempercepat pembangunan perumahan PNS di Desa Jone, Kecamatan Tanah Grogot. Percepatan ini setelah proses pembangunan 200 unit rumah rampung yang

berlokasi di Jone I. Sementara untuk tahap kedua ini, Perumnas akan membangun 300 unit rumah lagi di Jone II sesuai dengan site plan yang ada. Kepastian dan dimulainya pembangunan tahap kedua ini ditandai dengan penandatangan perjanjian kerja sama pembangunan perumahan PNS tahap II, antara Bupati Ridwan Suwidi dengan GM Perum Perumnas Regional V Iskandar yang dilakukan di ruang kerja Bupati, beberapa waktu lalu. Acara ini disaksikan oleh Asisten II Sekkab Paser Ir Amiruddin Ahmad MAP, Kepala Bappeda Drs M Fauzy MT, dan beberapa pejabat terkait turut menyaksikan prosesi tersebut. “Perjanjian kerja sama ini sebagai dasar Perumnas untuk

segera melaksanakan pembangunan tahap II, sekaligus sebagai kelanjutan MoU sebelumnya dengan target 1. 000 unit. Pada tahapan pertama sudah terbangun 200 unit, semuanya sudah habis terjual. Dukungan sarana prasarana umum dari Kemenpera juga sudah masuk,” jelas Amiruddin Ahmad. Lanjut diuraikannya, rumah tahap II bertipe RST 36/200 seharga Rp 91 juta per unit. Sedangkan untuk tahap I tipe 36/150 seharga Rp 70 juta per unit. “Selain ada kenaikan harga bahan bangunan, perubahan ini dipengaruhi adanya item-item tambahan, seperti desain dan luasan tanah,” imbuhnya.

Bupati sendiri mengharapkan Perumnas bisa membangun perumahan hingga menjangkau wilayah kecamatan, bahkan pedesaan. Sehingga pemenuhan kebutuhan dasar ini akan mudah didapat oleh masyarakat tentunya dengan dukungan penuh dari pemerintah setempat. Pola-pola seperti ini terus dikembangkan Perumnas diberbagai kota dan kabupaten. Diakui keberadaan perumnas sebagai Badan Usaha Milik Negara memiliki kepercayaan tinggi bagi publik. Hal ini tercermin dari harapan Bupati paser Ridwan suwidi yang mengisyaratkan soal kinerja Perumnas agar bisa dimaksimalkan hingga ke tingkat pedesaan.

Siapkan 300 unit. Pembangunan rumah PNS masuki tahap kedua.

Pemkab Paser-Perumnas Percepat Pembangunan

10 RUMAH KITA OKTOBER 2013 RUMAH KITA OKTOBER 2013 11

REGIONAL

Untuk mewujudkan proyek ini Perumnas harus menginvestasikan sekitar Rp 70 miliar. Besaran nominal itu diungkapkan Manajer Perumnas regional Jambi, Darmawasita. Jumlah itu di antaranya diperuntukan bagi biaya pembebasan lahan, pembangunan jalan, serta biaya pembangunan rumah dan ruko. Dikatakan Darma nilai investasi dari pembangunan Perumahan Griya Sungai Duren Indah ini berkisar Rp 70 miliar. Darmawasita mengatakan perumahan yang dinamakan Griya Sungai Duren Indah ini akan dibangun secara bertahap di tanah seluas 12,06 hektare. “Jadi total target pembangunan rumah dan ruko secara bertahap sebanyak 658 unit. 80 persen rumah FLPP dan 20 persen komersil,” kata Darma

Sesuai site plan rumah yang akan dibangun di antaranya rumah bersubsidi tipe RST 36/96 seharga Rp 88 juta sebanyak 529 unit, rumah sederhana non-subsidi tipe 36/120 70 unit, tipe RS 45/135 sebanyak 38 unit, dan ruko tipe 78 sebanyak 21 unit. Patut diketahui, sejak hadir di Jambi, Perumnas telah membangun sebangun 5.234 unit rumah di berbagai daerah di Jambi. Di antaranya berada di Jelutung, Paalmerah, Aurduri, Kenali Asam Bawah yang semuanya ada di Kota Jambi. Sedangkan perumahan di Sungai Duren, Kecamatan Jambi Luar Kota (Jaluko), Muaro Jambi merupakan areal pembangunan yang kelima yang dianggap potensial dan strategis sebagai kawasan properti di Jambi.

Untuk memaksimalkan target perumnas Regional II Cabang Jambi akan mendorong penjualan dengan cara

bersinergi dengan pemerintah daerah.

Perumnas Regional II Geber Penjualan Di Sisa Waktu 2013

Perum Perumnas Regional II Cabang Jambi mengejar target penjualan 160 unit rumah dan ruko per tiga bulan. Target

ini terkait proyek Perumahan Griya Sungai Duren yang berlokasi di Sungai Duren, Mendalo, Jambi, dimana total unit tersebut terkait produk berkonsep Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Rencananya disisa waktu menjelang tutup tahun 2013 ini, Perumnas Cabang Jambi akan bekerja keras memaksimalkan waktu yang ada walau diakui oleh Manajer Cabang Jambi Darmawasita, perkembangan penjualan unit rumah di Jambi tahun ini cukup sulit. “Sisi penjualan masih lemah, kita target tiga bulan di Sungai Duren terjual 160 rumah, apakah bisa? Memang yang menanyakan sudah sampai 100 orang, tapi belum ada tindak lanjutnya,” jelas Darmawasita.

Nah, untuk menggeber penjualan di sisa waktu 3 bulan terakhir ini pun berstrategi. Salah satu caranya adalah mengambil langkah dengan melaukan sinergi dengan pemerintah daerah setempat untuk turut membantu pemasaran proyek tersebut. Darmawasita berargumen karena proyek ini bagian dari program pemerintah untuk tercapainya program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan rumah murah bagi masyarakat.

Lebih jauh Darmawasita menerangkan bahwa ini merupakan kesempatan baik bagi konsumen perumahan untuk memiliki rumah bersubsidi dengan harga Rp 88 juta/unit. Dimana tahun depan harga rumah subsidi ini aklan bergerak naik karena kondisi yang sudah tidak memungkinkan dengan harga yang ada. Hal ini disebabkan kenaikan harga bahan bakar miny6ak pada beberapa bulan lalu, kemungkinan harga rumah sederhanatapak bisa mencapai angka Rp100 juta/unit. “Kita mengejar target terjual 160 unit rumah per tiga bulan, jadi ini sebenarnya waktu yang tepat bagi yang mau ngambil rumah,” katanya.

12 RUMAH KITA OKTOBER 2013

Defisit rumah (backlog) diperkirakan mencapai 30,2 juta unit pada 2033. Ini akan terjadi jika pemerintah

tidak mengimplementasikan kebijakan yang mendukung pasokan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Selain itu, kebijakan juga diharapkan bisa mendongkrak kemampuan daya beli MBR dalam memiliki rumah. Hingga pertengahan 2013, defisit rumah mencapai sekitar 15 juta unit.

Sementara itu, untuk meningkatkan daya beli MBR, khususnya dalam penyediaan uang muka pembelian rumah, pemerintah kemungkinan segera mengundangkan aturan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Saat ini, aturan itu masih dalam tahap

rancangan undang-undang (RUU) yang masih dibahas dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Yoseph Umar Hadi, Ketua Pansus RUU Tapera DPR RI mengatakan, tentu tidak mudah bagi pemerintah untuk menyediakan lahan. Namun, dengan adanya UU Tapera bisa lebih mempercepat mengurangi backlog tersebut. “Lonjakan defisit rumah dapat terjadi jika pemerintah tidak melakukan terobosan-terobosan untuk mengatasi backlog perumahan. Salah satunya adalah pemerintah harus segera merampungkan RUU Tapera. Semakin cepat Tapera digulirkan, maka semakin cepat pula penyelesain maslaah perumahan ini,” jelas Yoseph.

Sementara itu Kementerian Perumahan Rakyat masih melakukan pembahasan terhadap peluang terlibatnya pemerintah sebagai pemberi kerja dalam kontribusi pada iuran Tapera. Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz menuturkan dalam waktu dekat akan dilakukan rapar koordinasi dengan kementerian terkait sebagai percepatan pembahasan Rancangan Undang-Undang Tapera. “Saya perkirakan dalam waktu sebulan ke depan sudah ada

keputusan terkait hal itu. Semoga rapat koordinasi tersebut dapat dipimpin langsung oleh Wakil Presiden,” kata Djan.

Djan menuturkan, pemerintah dapat terlibat dalam iuran tersebut. Dari besaran 5 persen gaji pekerja, 2,5 persen ditanggung oleh pekerja. Dan 2,5 persen lainnya bisa melibatkan pemerintah di dalamnya. Meskipun begitu, Djan mengaku, dengan adanya kontribusi pemerintah dalam iuran tersebut, akan menimbulkan beban baru pada APBN. Hal tersebut masih dikaji oleh Menteri Keuangan.

Sementara Yoseph berharap, pemerintah dapat ikut berkontribusi dalam iuran, sehingga presntase tabugan ini bisa ditingkatkan. Jika tak ada keterlibatan pemerintah maka pelaksanaan Tapera tidak akan efektif. Karena di Indonesia masalah perumahan menurut Yoseph masih menjadi urusan pribadi. “Padahal kewajiban penyediaan perumahan merupakan tanggung jawab pemerintah. Semoga negoisasi antara Kemenpera dengan kementerian terkait untuk memastikan keterlibatan pemerintah dalam iuran Tapera dapat terjadi kata sepakat,” harap Yoseph.

Tabungan perumahan diharapkan dapat mendorong pembangunan perumahan untuk atasi kebutuhan rumah. Perlu kolaborasi dalam pendanaan iuran antara pekerja dan pemerintah.

Semoga Ada Kata

Sepakat Soal Tapera

PEMBIAYAAN

Semoga Ada Kata

Sepakat Soal Tapera

RUMAH KITA OKTOBER 2013 13

KEMENPERA

Komisi V DPR RI mengesahkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014 untuk Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) sebesar Rp. 4,56 T.

Pengesahan ini dilakukan dalam Rapat Kerja (Raker) bersama dengan Komisi V DPR dan para mitra kerja di Ruang Rapat Komisi V DPR RI, pada tengah bulan Oktober lalu.

Dari Kemenpera hadir Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat (Sesmenpera), Rildo Ananda Anwar mewakili Menteri Perumahan Rakyat. Untuk RAPBN 2014 ini Kemenpera sendiri tidak mendapatkan penambahan anggaran. Hadir dalam rapat yang dimaksud Pejabat eselon I di lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat beserta jajaran dan juga para mitra kerja Komisi V DPR RI.

Mengenai hal ini, anggota Komisi V DPR RI, Abdul Hakim menyatakan keprihatinannya. “Saya cukup prihatin Kemenpera tidak mendapatkan penambahan anggaran sementara backlog perumahan kurang dari 14 juta. Oleh karenanya apabila kita belum berhasil memobilisasi dana dari masyarakat, APBN sebenarnya bisa melakukan hal itu”, ujar Abdul Hakim.

Hal senada juga disampaikan oleh anggota Komisi V DPR RI yang lain, Yoseph Umarhadi. “Saya prihatin, pertanyaan bagi diri saya, Kemenpera tidak cukup gigih meyakinkan untuk meminta penambahan anggaran di bidang perumahan. Sangat menyedihkan, ada puluhan ribu rumah tidak layak huni, ada 15 juta orang yang tidak punya rumah. Kami mohon Kemenpera bisa lebih besar

mengalokasikan dana untuk perumahan dan Komisi V memberikan dukungannya,” jelas Yoseph.

Tak dipungkiri hingga kini kekurangan pasokan rumah (backlog) terus menggelembung hingga di angka 15 juta. Didalam angka tersebut hampir 90 persen adalah masyarakat berpenghasilan rendah. Angka ini diyakini akan berlipat cepat hingga akhir tahun, karena adanya inflasi yang tinggi imbas dari kenaikan bahan bakar minyak pada awal Juli lalu dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar.

Selain itu pembangunan rumah subsidi untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), kian hari kian jauh dari harapan. Kekurangan pasokan rumah yang bertambah setiap tahun disertai laju peningkatan harga tiap tahunnya membuat kekhawatiran yang mendalam soal keterjangkauan MBR ini. Tiap tahun kenaikan harga rumah bisa mencapai diangka 30 persen padahal kenaikan pendapatan masyarakat peningkatannya hanya sampai 10 persen. Seperti yang sudah terjadi sebelumnya, masalah ini pun akan bermuara pada naiknya harga properti tak terkecuali rumah subsidi bagi MBR.

Yoseph berharap, Kemenpera harus bisa melakukan berbagai terobosan dalam memecahkan masalah kebutuhan dasar bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Karena angka backlog ini akan terus bertambah dan kebutuhan rumah ini tak bisa ditunda-tunda. “Kemenpera harus bisa melakukan sinergi dengan berbagai pihak termasuk swasta dalam menyelesaikan masalah ini,” imbuh Yoseph.

DPR berharap Kemenpera lebih gigih selesaikan masalah perumahan.

DPR Sahkan RAPBN 2014 Kemenpera Rp 4,56 T

14 RUMAH KITA OKTOBER 2013

MOTIVASI

Menemukan Ide tidaklah SulitApa itu ide? Ide merupakan gagasan yang timbul sebagai hasil dari proses berpikir kreatif. Artinya, sebuah ide hanya bisa muncul saat kita keluar dari rutinitas berpikir yang itu-itu saja. Istilah kerennya adalah thinking out of the box. Berpikir kreatif dimulai dengan sikap kita yang rajin mengamati keadaan sekeliling. Anda bisa mengamati perilaku konsumen, strategi perusahaan lain baik di industri yang sama ataupun berbeda, dan juga membiasakan diri membaca buku atau melihat film yang inspiratif. Seringkali dari sana timbul ide untuk melakukan sesuatu yang berbeda.

Bagaimana Cara Mendapatkan Ide?Tidak ada orang yang tahu darimana datangnya sebuah ide. Yang sering kita alami justru ide seperti datang sendiri dari langit saat otak kita sedang rileks dan berhenti berpikir. Kalau kita perhatikan, ada beberapa orang yang sepertinya tidak pernah kehabisan ide. Sementara orang-orang lain terlihat kesulitan untuk mendapatkan ide. Sebetulnya apa yang menyebabkannya? Satu hal yang membuat mereka istimewa adalah kenyataan bahwa mereka tahu kalau ide itu ada dimana-mana. Mereka tahu bagaimana cara menemukannya dengan mudah. Sementara orang lain menganggap ide itu sulit ditemukan sehingga mereka pun tidak pernah mendapatkan ide.

Pikiran dan badan Anda memiliki keajaiban. Ketika Anda mengatakan “tidak bisa” di pikiran, Anda akan menghadapai situasi sulit. Sebaliknya sewaktu Anda bilang “saya bisa”, niscaya Anda menemukan kemudahan dimana-mana. Untuk mendapatkan ide kita menggunakan prinsip yang sama. Katakan pada diri Anda sendiri bahwa ide seperti air hujan yang melimpah ruah di angkasa. Katakan setiap hari. Sampai akhirnya Anda hidup dengan citra diri yang Anda ciptakan sendiri. Saat Anda tidak bisa menemukan ide, bersikaplah rileks.

Anda tahu bahwa ide selalu ada di luar sana dan satu saat Anda akan menemukannya. Sebuah ide bisa saja merupakan gabungan dua hal yang belum pernah dilakukan oleh orang lain sebelumnya. Contohnya kompor dan gas. Seseorang mempunyai ide untuk membuat kompor yang bisa dinyalakan dengan gas, jadilah kompor gas. Sesuatu yang baru bukan? Sebuah ide tidak harus radikal. Bila Anda jeli, Anda bisa menambahkan satu komponen baru pada komponen yang sudah ada. Jadilah ia barang baru. Di Amerika Serikat tahun 1940 telah terdaftar 1200 paten untuk aneka ragam kawat berduri. Bayangkan. Puluhan tahun silam saja sudah banyak penemuan ide yang dipatenkan hanya untuk suatu produk sederhana. Jangan khawatir soal waktu. Ide bisa datang tidak tergantung waktu atau tempat. Anda bisa saja sedang mandi di pancuran, tiba-tiba datang sebuah ide. Atau Anda sedang jogging di taman, tanpa disangka muncul solusi untuk persoalan di kantor.

Banyak cerita yang kita dengar tentang orang-orang yang tiba-tiba memperoleh ilham justru disaat mereka tidak sedang berharap. Mendapatkan ide sangat erat hubungannya dengan keyakinan Anda terhadap keberadaan ide. Dan terutama keyakinan Anda terhadap diri Anda sendiri.(pengembangandiri.com)

Ide

CORPORATE

RUMAH KITA OKTOBER 2013 15

Gemuruh tepuk tangan menutup acara Rakornas Perumnas di Hotel Ambara Jakarta, saat itu Rakornas ditutup dengan yel-yel yang dipimpin langsung oleh direktur utama Perumnas Perumnas…Pasti Bisa 3X.

Rapat tahunan ini merupakan tonggak Perumnas dalam mewujudkan Perumnas Baru, Rakornas merupakan ajang pembuktian Perumnas dalam merancang bisnis masa depan Perumnas.

Dalam acara Rakornas sebagai pembicara tamu adalah Pemilik lembaga Rumah Perubahan yaitu Profesor Renald kasali, dalam seminarnya Profesor Renald Kasali menegaskan bahwa Perubahan Bukanlah Hal yang mudah dan Murah, Perubahan adalah sebuah gerakan yang harus kita perjuangkan.

Agen Perubahan adalah seluruh Karyawan Perumnas. Perubahan untuk Menuju Perumnas Baru, Pencapaian Target akan semakin berat dan Kita harus bersiap untuk mengejar kejayaan itu, semua potensi dan kemampuan akan kita kerahkan guna mendukung tercapainya visi Perumnas sebagai pengembang terpercaya di Indonesia.

Alhamdulilah penilaian Kinerja Perumnas yang semakin baik dibuktikan dengan berhasilnya Perumnas Meraih Predikat Sangat Baik pada survei Rating 126 BUMN di tahun 2013 oleh majalah Infobank edisi September 2013, saya bangga dengan pencapaian Perumnas. Ini adalah bukti bahwa kerja keras kita selama ini telah membuahkan hasil yang baik, namun kita tidak boleh berpuas diri, kita harus terus meningkatkan kinerja kita untuk memenangkan persaingan kedepan.

Kekompakan insan Perumnas merupakan hal mutlak yang harus dipertahankan seperti halnya dalam teori domino bahwa kita semua akan saling berkaitan, semua bidang memiliki peranan penting dalam kemajuan Perumnas untuk itu semua harus bernaung dalam satu misi yaitu Perumnas Baru.

Perumnas Baru, Pasti Bisa

Oleh : Sekretaris Perusahaan

Maman

Perumnas Baru, Pasti Bisa