Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

55
Kata Pengantar Makalah ini disusun untuk mememenuhi salah satu tugas pada mata kuliah morfologi pemukiman difakultas teknik, pasca sarjana universitas sumatera utara. Pada kesempatan ini penulis menyusun pendalaman mengenai perumahan dan pemukiman yang dalam kesempatan ini mengangkat perumahan Helvetia sebagai objek studi. Dengan ditulis dan diselesaikannya makalah ini penulis berharap akan memberikan sesuatu pemikiran dan masukan untuk perkembangan perumahan dan pemukiman dilokasi perumahan Helvetia khususnya dan kota medan pada umumnya. Ucapan terima kasih untuk bimbingan dari dosen pengajar morfologi pemukiman di fakultas teknik pasca sarjana arsitektur, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca dan penulis sendiri. Terima kasih. 1

Transcript of Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Page 1: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Kata Pengantar

Makalah ini disusun untuk mememenuhi salah satu tugas pada mata kuliah

morfologi pemukiman difakultas teknik, pasca sarjana universitas sumatera

utara. Pada kesempatan ini penulis menyusun pendalaman mengenai

perumahan dan pemukiman yang dalam kesempatan ini mengangkat

perumahan Helvetia sebagai objek studi.

Dengan ditulis dan diselesaikannya makalah ini penulis berharap akan

memberikan sesuatu pemikiran dan masukan untuk perkembangan

perumahan dan pemukiman dilokasi perumahan Helvetia khususnya dan

kota medan pada umumnya.

Ucapan terima kasih untuk bimbingan dari dosen pengajar morfologi

pemukiman di fakultas teknik pasca sarjana arsitektur, semoga makalah ini

dapat bermanfaat untuk pembaca dan penulis sendiri.

Terima kasih.

1

Page 2: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Bab 1.Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Pemukiman adalah merupakan kebutuhan yang sangat mendasar

pada manusia,dalam hal ini rumah tinggal. Didalam rencana kota terlihat

bahwa penggunaan lahan untuk pemukiman mengambil bagian paling besar.

Untuk menjadikan pemukiman menjadi suatu kawasan yang utuh

dibutuhkan beberapa komponen didalamnya, seperti:

Adanya lahan atau tanah untuk peruntukannya dimana harga dari satuan

rumah sangat berpengaruh terhadap lokasi pemukiman itu sendiri

Adanya sarana dan prasarana permukiman seperti jalan local, saluran

drainase, saluran air bersih, jaringan listrik, jaringan telepon, sarana dan

prasarana ini menunjang kualitas pemukiman.

Adanya perumahan (tempat tinggal yang terbangun) dalam kawasan

pemukiman.

Adanya fasilitas umum dan fasilitas social didalamnya seperti fasilitas

pendidikan, kesehatan, peribadatan, lapangan bermain.dll

1.2 Landasan Teori

1.2.1 Definisi rumah, perumahan dan pemukiman

Undang-undang No.4 tahun 1992 tentang perumahan dan

pemukiman yang dituangkan pada Bab I Ketentuan Umum mendefenisikan:

1. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

hunian dan sarana pembinaan keluarga.

2. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai

lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi

dengan sarana dan prasarana lingkungan

3. Pemukiman adalah bagian dari kawasan lingkungan hidup diluar

kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun

pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau

lingkungan hunian dan tempat tinggal kegiatan yang mendukung

perikehidupan dan penghidupan.

2

Page 3: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

4. Satuan lingkungan pemukiman adalah kawasan perumahan dalam

berbagai bentuk dan ukuran, dengan penataan tanah dan ruang

prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur.

Teori turner dalam silas(1993,dalam Syafiatun) mengemukakan rumah

merupakan bagian yang utuh dari pemukiman, bukan semata-mata hasil

fisik yang sekali jadi. Konsep perumahan harus utuh dan seimbang antara

manusia dan rumah, karena rumah tidak dapat berdiri sendiri namun saling

membutuhkan serta adanya sarana dan prasarana. Silas (1993) menyatakan

bahwa perkembangan fisik rumah yang dicapai dapat disejajarkan dengan

mobilitas social ekonomi keluarga.

1.2.2 Aspek-aspek yang terkait dalam perumahan dan pemukiman

Didalam perumahan dan pemukiman terdapat 8 aspek utama yang

salinng terkait. Ke-delapan aspek ini dilihat dalam perbedaan skala(makro,

mikro) dan perbedaan subjek permasalahan (supply-demand)sebagaimana

filosofi dan metodologinya.

Pada subjek permasalahan kebutuhan perumahan, aspek utama yang

terkait mulai dari model lokasi perumahan dan pengambilan keputusan pada

tingkat daerah (pemerintah daerah).

Pada subjek permasalahan kebutuhan perumahan, aspek utama yang

terkait mulai dari studi tentang perumahan nasional, pemerintahan, institusi

pendidikan sampai kepada peraturan property yang membentuk pola

pengembangan lahan supply perumahan pada tingkat daerah.

Jadi untuk memepelajari atau menganalisa perumahan dan

permukiman secara efektif, termsuklah memperlajari analisis amyor sector

dari perekonomian nasional, perubahan demografi, migrasi dan kebebasan

social, dengan kata lain menyentuh semua aspek dalam lingkungan hidup

dan lingkungan pekerjaan.

1.2.3 Karakteristik perumahan dan prototype

Menurut buku “Housing and residential development” terdapat 5

klasifikasi tipe lingkungan perumahan (neighborhood):

3

Page 4: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

1. Lingkungan perumahan tua tetap bertahan setelah beberapa generasi.

Nilai lahan dan bangunan tetap bertahan. Kawasan-kawasan ini yang

biasanya dikonservasi untuk mempertahankan nilai sejarah dan

budayanya.

2. Lingkungan perumahan untuk keluarga menengah yang terdiri dari

bangunan tunggal. Karakteristik kawasan terlihat bangunan hunian 1

dan 2 lantai dengan kepadatan penduduk rendah.

3. Lingkungan perumahan transisi dari hunian ke areal komersil.

4. Lingkungan perumahan baru yang terletak dikawasan sub urban.

5. Lingkungan perumahan kumuh yang berada diantara guna lahan

lainnya seperti komersial dan industry.

Jenis bangunan hunian bisa diklasifikasikan berdasarkan penghuninya

seperti dibawah ini:

1. Keluarga mandiri yaitu keluarga yang mampu melayani diri sendiri

dalam hal-hal mata pencaharian, menyediakan hunian yang

berkembang. Jenis penghuni ini biasanya mendiami bangunan-

bangunan hunian seperti rumah tunggal, apartemen, perumahan

pensiunan perusahaan, rumah jompo.

2. Keluarga semi mandiri yaitu keluarga yang sebagian bergantung

kepada orang/institusi/pemerintah untuk menangani diri sendiri.

Jenis penghuni ini biasanya mendiami bangunan-bangunan hunian

seperti rumah tunggal, apartemen, rumah-rumah penampungan,

rumah pensiunan perusahaan,rumah jompo.

3. Keluarga non mandiri yaitu keluarga yang sama sekali bergantung

kepada orang/instasi/pemerintah untuk melayani diri sendiri. Jenis

penghuni ini biasanya mendiami bangunan hunian seperti rumah

sakit,rumah jompo.

1.2.4 Perkembangan Pemukiman di Indonesia

Ada dua hal dari masalah perkembangan permukiman dan

perumahan. Pertama adalah hal tersebut sebagai gejala objektif yang terjadi

4

Page 5: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

dalam masyarakat dan kedua adalah permukiman dan peumahan sebagai

gejala yang ditangkap oleh kalangan pemikir dan dituangkan dalam konsep-

konsep kebijaksanaan dan tindakan-tindakan untuk mengatasi masalahnya.

Sesungguhnya melihat permukiman dan perumahan sebagai gejala objektif

tidak terlepas dan keharusan untuk menyederhanakan gejala dan

memudahkan pengutaraan dan pemberian keterangan.

Untuk itu maka pembahasan akan mencakup keadaan sesudah

kemerdekaan sampai sekarang yang dibagi-bagikan dalam beberapa

periode yang mempunyai cici-cici khusus. Periode-periode ini waktunya

tidak tepat sekali tahunnya melainkan kabur batas-batasnya:

1. Periode I adalah sekitar tahun 50-an sampai permualaan tahun 60-

an.

2. Periode II adalah sekitar permulaan tahun 60-an sampai pertengahan

tahun 70-an.

3. Periode III adalah sekitar pertengahan tahun 70-an sampai

pertengahan tahun 80-an.

4. Periode sesudah itu sampai sekarang

Kondisi perumahan dan permukiman di Indonesia pada saat ini masih

ditandai oleh:

1. Belum mantapnya sistem penyelenggaraan termasuk sistem

kelembagaan yang diperlukan

2. Rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak

dan terjangkau,dan

3. Menurunnya kualitas lingkungan permukimanm dimana secara

fungsional kualitas pelayanan sebagian besar perumahan dan

permukiman yang ada masih terbatas dan belum memenuhi standar

pelayanan yang memadai.

Tingginya kebutuhan perumahan layak dan terjangkau masih belum

dapat diimbangi dengan kemampuan penyediaan baik oleh masyarakat,

dunia usaha maupun pemerintah. Secara nasional kebutuhan perumahan

5

Page 6: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

masih relative besar. Sebagai gambaran status kebutuhan perumahan pada

saat ini meliputi:

1. Kebutuhan rumah yang belum terpenuhi (backlog) sebanyak 4,3

jutaunit rumah,

2. Pertumbuhan kebutuhan rumah baru setiap tahunnya sebesar

800ribu unit rumah, serta

3. Kebutuhan peningkatan kualitas perumahan yang tidak

memenuhi persyaratan layak huni sebanyak 13 juta unit rumah

(25%).

Dari segi kualitas pelayanan prasarana dan sarana dasar lingkungan,

masih terdaat banyak kawasan yang tidak dilengkapi dengan berbagai

prasarana dan sarana pendukung, fasilitas social dan fasilitas umum. Secara

fisik lingkungan, masih banyak iditemui kawasan perumahan dan

permukiman yang telah melebihi daya tamping dan daya dukung

lingkungan diantaranya adalah meningkatnya lingkungan permukiman

kumuh pertahunnya, sehingga pada saat ini luas permukiman kumuh telah

mencapai 47.500 Ha yang tersebar tidak kurang dari 10.000 lokasi.

6

Page 7: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Bab 2.Pemukiman dan Perkembangan Kota

2.1 Beberapa Konsepsi tentang pengembangan kota

Terdapat beberapa hal mengenai teori perkembangan kota :

1. The Concentric Ring Theory

Gambar 1 The Concentric Ring Theory

Teori ini dicetuskan oleh Ernest Burgess,yang mengidentifikasi ada 5

zona tata guna lahan diperkotaan yaitu: Central Business District yang

merupakan pusat kegiatan suatu kota, biasanya berdekatan dengan lokasi

permukiman penduduk asli, zona transisi, gabungan anatara komersial dan

industrial, zona perumahan masyarakat berpenghasilan rendah, yang teridri

dari rumah-rumah tua, zona perumahan masyarakat berpenghasilan

menengah, dan zona permukiman baru dipinggiran kota.

7

Page 8: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

2. The sector Theory

Pertama kali dicetuskan oleh Homer Hoyt pada tahun 1939. Dia

mengatakan bahwa kota tumbuh tidak dalam bentuk kosentrik, tetapi lebih

mengarah kepada sector-sektor, seperti kawasan permukiman berkembang

disepanjang jalur transportasi dan pola topografi.

Gambar 2 The Sector Theory

3. The Multiple Nuclei Theory

Dikembangkan pada tahun 1945 oleh Chauncy harris dan Edward

Ullman. Teori ini mengatakan bahwa pola peruntukan lahan berkembang

seperti sebuah nucleus dengan fungsi yang berbeda-beda. Setiap pusat

kegiatan berkembang secara mandiri dengan fungsi tertentu. Contohnya ,

industry dan transportasi membentuk satu nucleus tersendiri.

8

Page 9: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Gambar 3 The Multiple nuclei Theory

2.2 Maksud dan tujuan

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan

analisa dan sintesa terhadap perumahan nasional Helvetia yang telah dipilih

menjadi obyek dalam penelitian, melalui aspek-aspek fisik, teknis, ekonomi

dan social budaya yang terjadi pada komplek perumahan ini.

2.3 Lokasi penelitian

Lokasi perumahan yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah

perumahan nasional Helvetia yang berlokasi di kelurahan Medan Helvetia

tengah, kecamatan Helvetia pemerintah kota Medan yang kurang lebih

berjarak 6 km dari pusat kota Medan.

9

Page 10: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Lokasi Penelitian

Bab 3.Gambaran umum wilayah penelitian

Gambar 4 Peta Lokasi

Lokasi penelitian :

Nama Pemukiman : Perumnas Helvetia

Status Kepemilikan : Beragam

Luas area Pemukiman : ± 97 Ha

Kelurahan : Helvetia Tengah

Kecamatan : Medan Helvetia

Kotamadya : Medan

Provinsi : Sumatera Utara

10

Page 11: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Gambar 5 Foto Udara Perumnas Helvetia

Gambar 6 Peta Jalan Kecamatan Helvetia

11

Page 12: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

3.1 Profil Kecamatan

Kecamatan Helvetia merupakan salah satu kecamatan dikota Medan yang

memiliki luas wilayah daerah 15,44KM².

Kecamatan medan Helvetia terletak diwilayah barata kota medan dengan

batas-batas sebagai berikut:

- Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Medan Sunggal

- Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Medan Barat

- Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Medan Petisah

- Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Medan Marelan

Kecamatan Medan Helvetia adalah daerah permukiman, dengan

penduduknya berjumlah 142.187 jiwa (2006). Di Kecamatan Medan

Helvetia ini terdapat Perumnas Helvetia dan Perumahan Mewah Griya

Helvetia.

Sebagai informasi mendasar untuk mengembangkan penelitian

perumnas Helvetia memiliki beberapa objek-objek pendukung yang baik

untuk sebuah kecamatan :

Pasar Tradisional 2 (dua) unit ( Pasar Sei. Sikambing dan Pasar

Helvetia ),

Plaza 1 (satu) unit ( Millenium Plaza ),

Tempat Rekreasi dan Olahraga berupa 2 (dua) unit Kolam Renang di

Jl. Gaperta dan Griya Helvetia serta sebuah Lapangan Golf di Jl.

Helvetia Raya dan sebuah lapangan sepak bola milik Zipur.

RSU Swasta Sari Mutiara, 10 unit Klinik Swasta, 4 unit Puskesmas

Kecamatan Helvetia sendiri terbagi menjadi 7 wilayah kelurahan, yaitu :

1. Kelurahan Cinta damai

2. Kelurahan Dwikora

3. Kelurahan Helvetia

4. Kelurahan Sei sikambing c II

12

Page 13: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

5. Kelurahan Helvetia timur

6. Kelurahan Helvetia tengah

7. Kelurahan Tanjung gusta

3.2 Sarana dan Prasarana

Perumnas Helvetia merupakan perumnas yang tergolong lama,

sehingga masyarakat dan sarana juga prasarana di perumahan nasional ini

sudah sangat berkembang, baik itu dari segi kesehatan, pendidikan,air,listrik

dll.

Dengan jumlah penduduk sebesar 136.216 jiwa, kecamatan Helvetia

khususnya kelurahan Helvetia tengah memiliki fasilitas pelayanan umum,

seperti:

1. Pelayanan air bersih sebesar 71%

2. Pelayanan listrik kawasan 90%

3. Pelayanan telepon 76%

4. Pelayanan gas 35%

5. Lapangan olahraga 19 persil

6. Rumah ibadah 104 unit

7. Rumah sakit 6 unit

8. Puskesmas 3 unit

Sarana Pendidikan :

1. SD/sederajat 47 unit

2. SLTP/sederajat 28 unit

3. SMU/sederajat 22 unit

4. Akademi 2 unit

5. Universitas 4 unit

Perdagangan :

13

Page 14: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

1. Pasar tradisional 2 buah

2. Plaza/mall 1 buah

3. Pasar grosir 1 buah

3.2.1 Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang terdapat diperumahan nasional Helvetia ini

dapat digolongkan baik, karena sudah memenuhi jenjang pendidikan dan

memiliki sarana dan prasarana yang cukup baik.

- SD

Gambar 7 SD negeri 066049

14

Page 15: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Gambar 8 SD negeri 064981

- SMP

Gambar 9 SMPN negeri 13

15

Page 16: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

- SMA

Gambar 10 SMA negeri 12

- Madrasah Tsanawiyah Negeri

Gambar 11 Madrasah tsanawiyah negeri 3

16

Page 17: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

- Bimbingan belajar

Gambar 11 Madrasah tsanawiyah negeri 3

Sarana pendidikan dan kegiatan belajar diarea perumahan Helvetia ini

berkembang karena adanya dukungan yang kuat dari masyarakat dan pemerintah

untuk menampung kegiatan belajar mengajar di kecamatan Helvetia khususnya

kelurahan Helvetia tengah, sehingga dapat menampung tingkat kebutuhan sekolah

dengan populasi pelajar yang tinggi dari dalam perumahan nasional Helvetia

sendiri juga dari luar perumahan.

17

Page 18: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

3.2.2 Sarana Kesehatan

Kecamatan Helvetia memiliki sarana kesehatan yang memadai, yaiut

terdapat 6 rumah sakit dan 3 puskesmas yang melayani kurang lebih

136.216 jiwa tersebar di beberapa kelurahan, tetapi didalam lingkup

perumahan Helvetia terdapat 1 puskesmas dan beberapa klinik praktek dok

ter.

Gambar 12 Puskesmas

3.2.3 Sarana Air Bersih

Sarana air bersih yang digunakan warga perumahan Helvetia saat ini

merupakan sarana air yang bersumber pada air yang dikelola PDAM tirtanadi, hal

ini dikarenakan sudah membaiknya perbaikan aliran air untuk perumahan yang

tegolok padat ini, sehingga wilayah perumahan Helvetia dapat dikategorikan

perumahan yang mendapat supply air dengan baik.

18

Page 19: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

3.2.4 Sarana Transportasi

Kawasan perumahan nasional Helvetia merupakan salah satu perumahan

yang tergolong padat, dengan luas sekitar 97Ha, perumahan ini membutuhkan

sarana transportasi yang memadai, untuk saat ini transportasi yang digunakan

adalah angkutan umum mini bus, becak, sepeda motor dan mobil pribadi.

Gambar 13 Kendaraan Mobil Pribadi

Gambar 14 Transportasi Becak

19

Page 20: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Gambar 15 Angkutan umum

3.2.5 Sarana Peribadatan

Sebagai sebuah perumahan yang sudah lama berkembang dan padat

penduduk, perumahan Helvetia memiliki bangunan peribadatan yang baik dan

besar, tersebar dibanyak blok yang terbagi dengan jarak-jarak yang baik sehingga

dapat menampung ibadah masyarakat perumahan Helvetia menurut agamanya

masing-masing.

Gambar 16 Masjid sekolah Tsanawiyah negeri

20

Page 21: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Gambar 17 Masjid Al-Muhtadin

Gambar 18 Gereja HKBP Helvetia

21

Page 22: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Gambar 19 Gereja melati HKBP Helvetia

3.2.6 Sarana kantor Pemerintah (linmas)

Sebagai salah satu wilayah administrative dari pemeritahan kota

medan, kecamatan Helvetia dalam hal ini khususnya kelurahan Helvetia

tengah memiliki kantor camat dan kantor lurah sendiri, untuk kantor lurah

berada di bagian dari perumahan nasional Helvetia sedangkan untuk kantor

camat berada diluar kompleks perumahan Helvetia.

22

Page 23: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Gambar 20 Kantor lurah Helvetia tengah (baru selesai dibangun)

Gambar 21 Kantor Camat Helvetia

23

Page 24: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

3.2.7 Sarana olahraga

Sebagaimana perumahan pada umumnya wilayah perumahan

nasional Helvetia juga memiliki sarana olahraga yang memadai, seperti

lapangan basket, futsal, sepakbola hal ini sangat membantu adanya

pertemuan banyak orang dan disetiap blok diperumahan ini terdapat lahan

kosong untuk digunakan menjadi lapangan bulutangkis atau bermain bola.

Gambar 22 Lapangan Futsal & Basket

Gambar 23 Lapangan Futsal & Basket

24

Page 25: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

3.2.8 Kodisi Jalan /akses

Kompleks ini berada dibarat kota medan, sehingga kawasan ini termasuk

area perumahan yang berada diinti kota medan sehingga memiliki jalur akses atau

jalan yang baik, seperti jalan lingkar medan yaitu Helvetia by pass dan jalur jalan

dalam kota medan, untuk jalur jalan didalam perumahan sendiri perumnas Helvetia

memiliki jalan dengan lebar kira-kira 4 meter, sehingga sangat sulit bagi kenderaan

mobil.

Gambar 24 Jalan Antara blok rumah

25

Page 26: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Gambar 25 Jalan Lingkar perumahan

Gambar 26 Jalan Lingkar sumatera (Helvetia By Pass)

26

Page 27: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

3.2.9 Sarana Keamanan

Luas area perumahan yang sangat luas sekitar 97Ha membuat

perumahan Helvetia menggunakan sistem keamanan per blok, hal ini

ditanggapi dengan dibuatnya beberapa pos keamanan antar blok yang

mendukung keamanan perumahan ini, tetapi sistem keamanan hanya

diadakan ronda malam yang bergantian, karena perumahan ini tidak lagi

dipegangoleh pengembang.

Selain adanya beberapa pos keamanan antar lingkungan terdapat

juga kantor polisi sector Helvetia yang mengamankan seluruh wilayah

keamanan kecamatan Helvetia.

Gambar 27 Kantor kepolisian sector Helvetia

27

Page 28: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Gambar 28 Pos Siskamling lingk.8 blok VII

3.2.10 Drainase

Perumahan ini terlihat tidak direncanakan dengan baik, sehingga

terjadi banyak penyumbatan pada drainase dibagian komplek dalam, hal ini

disebabkan dengan sempitnya ukuran drainase, tetapu sebaliknya hal ini

tidak terjadi dibagian terluar kawasan yaitu disepanjang jalan Helvetia by

pass. Karena telah diperbaiki dengan disesuaikan dengan lebar jalan lingkar

sumatera utara.

Gambar 29 Drainase dalam kawasan

28

Page 29: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Gambar 30 Drainase luar kawasan

29

Page 30: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Bab 4.Hasil Pengamatan dan Analisa

Perumahan Helvetia merupakan salah satu perumahan yang

dibangun dengan rencana yang baik, perumahan ini terletak 6 km dari pusat

kota medan, luas area perumahannya sendiri kurang lebih 97 Ha. Berikut

merupakan hasil dari pengamatan dan analisa darai kompleks perumahan

nasional Helvetia ditinjau dari beberapa aspek :

4.1 Aspek Fisik

Aspek fisik merupakan tinjauan paling awal dari pengamatan ilmu

dari perumahan dan pemukiman, aspek ini terdiri dari beberapa bagian

tinjauan,yaitu :

Typology hunian

Lahan/tanah

Prasarana

Struktur

Bahan bangunan

Pada tinjauan aspek fisik ini perumahan Helvetia sebagai studi kasus akan

diuraikan sesuai tinjauan dari poin-poin dari aspek fisik diatas:

4.1.1 Typologi Hunian

Pada teorinya terdapat beberapa teori tentang typology bangunan

yang ada di Indonesia dalama kurun waktu pembangunan hingga sekarang :

Rumah tunggal (detached House)

Rumah Koppel ( semi-detached house)

Rumah deret (row house)

Rumah tipe maisonette

Apartemen

Ruko (rumah toko)

Pengamatan pada kasus:

Perumahan Helvetia termasuk pada kategori Rumah deret (row

house). ciri-ciri dari perumahan dengan typology deret adalah :

30

Page 31: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

- Suatu jenis hunian yang bangunan/unit rumahnya menempel satu

dengan lainnya

- Pada umumnya berderet masksimal 6 unit

- Rumah dengan tipe kecil dengan luas persil dibawah 200 m2.

Gambar 30 Typologi rumah deret

Gambar 31 Typologi rumah deret di Helvetia

31

Page 32: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Gambar 31 Site Plan Typologi rumah deret

4.1.2 Lahan/ Tanah

Permasalahan tanah di perkotaan selalu berkaitan dengan :

Pertambahan populasi yang pesat

Urbanisasi

Keterbatasan lahan menyebabkan harga tanah tinggi

Beberapa kelompok yang mencoba bertahan dengan bermukim di pusat

kota akan membangun rumah tinggal di lokasi tanah-tanah liar seperti

daerah pinggiran sungai,disepanjang rel kereta api, ruang-ruang terbuka

kota yang menngakibatkan tumbuhnya permukiman kumuh di perkotaan.

Pengamatan pada kasus:

Perumahan Helvetia merupakan salah satu perumahan yang terletak pada

lahan/tanah di perkotaan yang pada saat ini telah menjadi perumahan pada

lahan yang padat.

32

Page 33: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

4.1.3 Prasarana

Menurut undang-undang republic Indonesia no.4 tahun 1992 tentang

perumahan dan permukiman dikatakan bahwa:

Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang

memungkinkan lingungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana

mestinya.

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk

penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, social dan

budaya.

Melihat pertumbuhan kota masa kini, disamping masalah sosio ekonomi,

terdapat masalah kesehatan lingkungan yang menyangkut permukiman dan

perumahan yaitu :

1. Penyediaan sarana dan pengawasan kualitas air bersih

2. Pembuangan sampah dan air limbah

3. Penyediaan sarana pembuangan kotoran

4. Penyediaan fasilitas dan pelayanan umum

Pengamatan pada kasus:

Ditinjau dari beberapa poin-poin diatas perumahan Helvetia masih

belum bisa dikategorikan perumahan yang layak dari segi prasarana, hal ini

dapat dilihat dari pengolahan sampah pada lingkungan dan sistem pelayanan

umum.

.

33

Page 34: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Gambar 32 Prasarana pengolahan sampah

4.2 Aspek teknis

Aspek teknis merupakan salah satu aspek yang sangat mendasar

dalam pembentukan sebuah kawasan perumahan dan pemukiman, karena

dalam tinjauan aspek teknis seperti :

Struktur tata ruang

Kelembagaan

Kasiba lisiba

Dibawah ini akan diuraikan pengamatan tentang aspek teknis pada

perumahan Helvetia yang diawali dari teori tentanga spek teknis, kemudian

pengamatan pada studi kasus.

4.2.1 Struktur tata ruang

Fungsi kota dalam pengembangan wilayah perlu melihat kepada:

Visi-misi pembangunan nasional

Visi-misi pembangunan propinsi

Visi-misi kota

Menurut McLaughlin (1969), karena sedemikian kompleksnya masalah

lingkungan buatan dan kehidupan manusia yang tidak diikuti dengan

landasan teori dan pendekatan perencanaan yang mantap maka beliau

melahirkan paradigm baru dalam perencanaan yang disebut “pendekatan

sistem”.

34

Page 35: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Gambar 33 Perencanaan tata ruang berdasarkan pendekatan sistem

4.2.2. Pengamatan pelaksanaan aspek teknis pada objek studi kasus

4.2.2.1 Kepadatan

Kepadatan bangunan sebagaimana keterkaitannya dengan aturan

koofisien dasar bangunan/building coverage (KDB/BCR) pada perumahan

ini dapat dikatakan tidak diterapkan dengan baik, hal yang paling tampak

jelas adalah jarak antara blok bangunan yang terlalu padat, sehingga

typology rumah deret itu sendiri menambah begitu jelasnya kepadatan

terjadi di perumahn Helvetia.

Gambar 34 Kepadatan Rumah deret

35

Page 36: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Gambar 35 Kepadatan dipasar helvetia

4.2.2.2 Blok massa

Perumahan Helvetia merupakan perumahan yang bertypologi rumah

deret, sehingga blok massa yang terbentuk terlihat sangat jelas seperti

gambar foto udara dan peta medan:

Gambar 36 foto udara perumahan Helvetia

36

Page 37: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Gambar 37 Blok plan perumahan Helvetia

4.2.2.3 Pencahayaan Alami

Pada perumahan Helvetia dua faktor yang terkait dan penting dalam

pencahayaan alami pada rumah tidak diperhatikan yaitu rencana selubung

bangunan dan pembayangan sehingga perumahan Helvetia tergolong

perumahan yang tidak hemat energi.

4.2.2.4 Garis Sempadan Bangunan

Pada perkembangan perumahan Helvetia tidak ada aturan jelas

mengenai Garis Sempadan Bangunan (GSB), pada umunya batas tanah

yang dimiliki para pemilik rumah dianggap sebagai batas akhir untuk fisik

bangunan.

37

Page 38: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Gambar 37 Jarak bangunan dengan jalan

4.2.2.5 Jarak Bangunan

Jarak bangunan pada perumahan ini sangat padat dan rapat. Jarak

antar bangunan pada umumnya sesuai dengan lebar jalan,dimana lebar jalan

pada perumahan ini rata-rata 5 meter pada bagian dalam blok dan 6 meter

pada luar kawasan blok.

4.3 Aspek Ekonomi

Permasalahan permukiman adalah terikat dengan hal-hal yang

mempengaruhi harga bangunan rumah tinggal. Selain berpengaruh terhadap

harga bangunan per unitnya, terdapat juga kaitan antara harga rumah, pasar

perumahn sampai kepada sector ekonomi suatu daerah.

Adapun aspek-aspek dari tinjauan ekonomi adalah

Harga rumah

Nilai rumah

Pasar perumahan

4.3.1 Harga Rumah

38

Page 39: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

Ada tiga komponen utama yang memperngatuhi harga per-unit

bangunan rumah tinggal. Ketiga komponen itu adalah:

1. Harga lahan

Harga lahan sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor

penting,seperti:

- Lokasi

- Nilai tanah

- Status tanah

- Pengembangan kawasan

- Topografi

- Peruntukan lahan

2. Material / bahan bangunan

3. Tenaga kerja dan upah

Pada perkembangannya perumahan Helvetia, memiliki harga rumha

yang bervariasi sesuai dengan tipe rumah dan perkembangan dari kemajuan

kota medan juga area dari perumahan itu sendiri.

4.3.2 Nilai Rumah

Faktor lain yang mempengaruhi aspek ekonomi suatu pemukiman

atau perumahan adalah nilai rumah, adapun aspek-aspek yang

mempengaruhi nilai suatu bangunan adalah

1. Nilai dari kepemilikan unit bangunan

2. Harga sewa bangunan

3. Kualitas rumah

Perumahan Helvetia sendiri memiliki nilai rumah yang beragam,

sesuai dengan perkembangannya nilai rumah di perumahan ini

disesuaikan dengan perumahan dari unit rumah itu sendiri dan lokasi

rumah pada blok kawasan perumahan.

4.4 Aspek Sosial Budaya

Kebudayaan adalah hal yang sangat berpengaruh dalam

perkembangan perumahan dan pemukiman. Kebutuhan hidup manusia

39

Page 40: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

dipengaruhi oleh lingkungan alam dan masyarakat serta naluri itu

sendiri.

Gambar 37 Skema kebudayaan

Hal ini terkait dengan perilaku manusia dan huniannya

Kebutuhan semakin berkembang kualitas dan kuantitasnya

Pengaruh pada politik, ekonomi, social, budaya suatu tempat

Terjadinya perubahan cara hidup dan adat istiadat

Perubahan pola kehidupan

Bab 5.Penutup

5.1 Kesimpulan

Sebagaimana pengertiannya Pemukiman adalah merupakan

kebutuhan yang sangat mendasar pada manusia,dalam hal ini rumah tinggal.

Dalam cakupan yang luas pemukiman adalah wadah tempat tinggal banyak

keluarga di Indonesia, saat ini perkembangan perumahan dan pemukiman

sangatlah pesat dan semakin baik, baik yang direncanakan atau dibangun

oleh pemerintah,swasta amupun investor asing.

Dari penelitian, pengamatan dan analisa pada objek perumahan

Helvetia dapat disimpulkan beberapa hal:

40

Page 41: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

1. Tinjauan Fisik ,Harus dilengkapinya beberapa fasilitas baik sarana

maupun prasarana seperti yang tercantum dalam permendagri dan

pemukiman ,seperti :

- Prasarana lingkungan : jalan yang terlalu sempit, saluran

pembuangan limbah yang tidak memadai walau saat ini sudah ada,

Saluran pembuangan air hujan yang tidak baik, sehingga proses

penyerapan air hujan lambat dan akibatnya sering terjadi genangan

air

- Utilitas Umum : Jaringan air bersih yang suatu waktu mati, jaringan

listrik yang kurang memadai, jaringan gas Negara yang belum dapat

dinikmati semua blok di perumahan Helvetia, jaringan telpon yang

harus dibenahi. Terminal umum yang belum ada, pembuangan

sampah yang tidak mempunyai tempat yang khusus, pemadaman

kebakaran yang dihambat oleh lebar jalan yang sangat sempit,

sehingga akses ke setiap blok rumah sangat sulit.

- Fasilitas social : sarana pendidikan yang kurang layak, sarana

kesehatan yang kurang karena persentase jumlah penduduk dan

saranya sendiri berbanding jauh, sistem pelayanan public yang harus

dibenahi, sarana peribadatan harus disesuaikan dengan jumlah blok

dan jarak tempuh, fasilitas olahraga dan lapangan terbuka yang tidak

merata, dan belum adanya pemakaman umum.

2. Tinjauan Teknis dan regulasi, harus adanya regulasi yang jelas

yang disesuaikan dengan perkembangan penduduk dan pertambahan

nilai per unit maupun harga tanah, sehingga dianggap perlu untuk

membuat aturan-aturan yang jelas untuk perumahan Helvetia baik

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, sebagai contoh dapat

berpedoman pada:

- Peraturan perundang-undangan tentang perumahan sederhana dan

kapling bangun(sesuai keputusan menteri)

Keputusan Menteri pekerjaan umum No.01/KPTS/1989 tentang

pedoman teknik pembanguna kapling siap bangun.

41

Page 42: Analisis Morfologi Pemukiman (Perumnas Helvetia)

- Peraturan menteri dalam negeri No.5 tahun 1974 tentang ketentuan-

ketentuan mengenai penyediaan dan pemberian tanah untuk

keperluan perusahan.

Tinjauan teknis dan regulasi diatas dianggap perlu karena, semakin

tidak teraturnya perkembangan perumahan Helvetia sebagai pemukiman

yang padat, hal ini untuk mengantisipasi asanya masalah-masalah

seperti banjir, kebakaran dll.

3. Tinjauan sosial budaya, Herald leisch (2002) mengatakan bahwa

perumahan di Indonesia baik yang terencana mengadopsi gaya

“gated communities” seperti di amerika, hal ini mendorong

terjadinya perbedaan tingkat sosio ekonomi penghuni. Sehingga

perlu diperhatikan tingkat pola perkembangan perumahan Helvetia

agar tidak terjadi kesenjangan tingkat sosio ekonomi di antara

penghuni pemukiman.

4. Tinjauan Aspek Ekonomi, proses pembangunan perumahan dan

kendali perkembangan perumahan jika dilihat dari aspek ekonomi

sangatlah mencolok, hal ini disebabkan oleh mulai tergusurnya

pemukim lama dari suatu perumahan pada studi ini perumahan

helovetia,karena perkembangan tingkat ekonomi, harga tanah, nilai

unit, yang terjadi akibat perkembangan kota yang mulai pesat.

42