Kajian Tata Ruang Pertumbuhan Kawasan Perumnas Di Kota Medan

32
KAPITA SELEKTA KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya memberi kesehatan dan kekuatan kepada penulis guna menyelesaikan makalah kapita selekta ini. Penyusunan makalah ini diajukan oleh penulis dalam rangka memenuhi persyaratan akademis pada mata kuliah Kapita Selekta pada tahun ajaran 2011/ 2012, program studi S-1 (strata satu) untuk Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Sains dan Teknologi T.D. Pardede, Medan. Adapun topik dari makalah ini adalah “Perumahan dan Permukiman” dengan judul “Kajian Tata Ruang Pertumbuhan Kawasan Perumnas di Kota Medan”. Laporan ini tersusun dari kumpulan data-data yang penulis dapatkan dari hasil studi literatur, studi banding, studi kasus dan observasi di lapangan. Laporan ini merupakan observasi atau hasil survei tiga perumahan elit di Kota Medan. Penulis juga telah banyak mendapat masukan, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Ibu Yuanita FD. Sidabutar, ST, MSi., selaku Dosen Pembimbing. 2. Seluruh teman, rekan dan pihak yang telah membantu memberikan bahan referensi, fasilitas, dukungan yang sangat berarti dalam menyelesaikan laporan ini. 1

description

Tata Ruang

Transcript of Kajian Tata Ruang Pertumbuhan Kawasan Perumnas Di Kota Medan

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA SELEKTAKAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya memberi kesehatan dan kekuatan kepada penulis guna menyelesaikan makalah kapita selekta ini.

Penyusunan makalah ini diajukan oleh penulis dalam rangka memenuhi persyaratan akademis pada mata kuliah Kapita Selekta pada tahun ajaran 2011/ 2012, program studi S-1 (strata satu) untuk Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Sains dan Teknologi T.D. Pardede, Medan.

Adapun topik dari makalah ini adalah Perumahan dan Permukiman dengan judul Kajian Tata Ruang Pertumbuhan Kawasan Perumnas di Kota Medan.Laporan ini tersusun dari kumpulan data-data yang penulis dapatkan dari hasil studi literatur, studi banding, studi kasus dan observasi di lapangan. Laporan ini merupakan observasi atau hasil survei tiga perumahan elit di Kota Medan.

Penulis juga telah banyak mendapat masukan, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Yuanita FD. Sidabutar, ST, MSi., selaku Dosen Pembimbing.

2. Seluruh teman, rekan dan pihak yang telah membantu memberikan bahan referensi, fasilitas, dukungan yang sangat berarti dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu segala saran, kritik serta masukan yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa mendatang.

Pada akhirnya, penulis berharap agar laporan ini dapat berguna bagi pembaca dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu arsitektur nantinya.

Medan, April 2012

Penulis

BAB I

PENDAHULUANPerumahan bukan merupakan tempat perlindungan atau hanya fasilitas tempat tinggal semata, tetapi terdiri dari sejumlah fasilitas, pelayanan dan utilitas yang menghubungkan individu dengan keluarganya untuk berkumpul dan bermasyarakat pada daerah yang tumbuh dan berkembang.

Ada 3 pola pengadaan rumah secara umum :1. Perumahan yang dibangun oleh swasta;bermutu baik, mahal, dan diperuntukkan bagi penduduk yang berpenghasilan menengah ke atas.

2. Pengadaan perumahan yang pengadaannya untuk dipakai sendiri baik pribadi maupun oleh sebuah badan. Termasuk dalam pola ini adalah pengadaan rumah oleh pemerintah atau swasta.

3. Pengadaan perumahan yang jumlahnya besar dan lokasinya menyebar luas, yaitu kampung. Perumahan ini umumnya dibangun oleh penghuninya sendiri, tanpa bantuan pemerintah dan selalu berubah menyesuaikan kesempatan dan keadaan.Keterbatasan kemampuan pemerintah mendorong usaha-usaha pembangunan dan perbaikan oleh masyarakat sendiri,yang tentunya lebih memenuhi sasaran dan selera masyarakat itu sendiri.Lebih dari itu,dengan aktifnya masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan perumahan akan terwujudnya gairah membangun dari pembangunan nasional kita.I.1.LATAR BELAKANGKebutuhan dasar manusia akan perumahan sangat penting sehingga pengadaan perumahan untuk masyarakat khususnya masyarakat yang berpenghasilan rendah sangat di butuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Tempat tinggal pada hakekatnya sering di pandang sebagai bentuk fisik sebuah Rumah ( Untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan tersebut pada tahun 1974, Pemerintah mendirikan Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas).

Pembangunan Perumahan dan Permukiman merupakan kegiatan yang bersifat satu kebutuhan dasar serta menyangkut kelayakan dan taraf hidup kesejahteraan kehidupan masyarakat, juga pendorong pertumbuhan perekonomian.

Pengembangan sebuah rumah seiring dengan perkembangan yang terjadi pada penghuni rumah tersebut. Perkembangan itu sangat subyektif tiap orang mempunyai prioritasnya sendiri.

Dalam pemenuhan kebutuhan perumahan oleh pemerintah yang berorientasi pada produk pada akhirnya di tangan penghuninya juga di kembangkan menurut proses kehidupan mereka. Untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan tersebut pada tahun 1974, Pemerintah mendirikan Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas). Pengembangan sebuah rumah seiring dengan perkembangan yang terjadi pada penghuni rumah tersebut. Dalam pemenuhan kebutuhan perumahan oleh pemerintah yang berorientasi pada produk pada akhirnya di tangan penghuninya juga di kembangkan menurut proses kehidupan mereka .I.2.PERUMUSAN MASALAH

Apakah perumahan nasional di kota Medan sudah memenuhi kriteria sebagai perumahan yang layak dan baik dari syarat-syaratnya, elemen-elemen pembentuk, fasilitas-fasilitas, dan keberadaan perumahan itu sendiri? Apakah perumahan nasional di kota Medan cukup membantu masyarakat-masyarakat dalam memenuhi kebutuhan primer (papan) mereka?I.3.BATASAN PENELITIAN

Penelitian ini menyangkut penelitian bidang perumahan dan permukiman. Masalah yang terkait dengan ekonomi, konfigurasi ruang publik, kualitas estetika ruang sekitar publik tidak dibahas dalam penelitian ini. Sedangkan variabel yang dibahas menyangkut: Perumahan yang dibahas dalam hal ini adalah perumahan nasional. Perumahan nasional akan dilihat pada kondisi fisik dan lingkungan.

Kaitan perumahan nasional dengan lingkungan sekitar. Perilaku masyarakat sekitar serta tanggapan dari masyarakat umum tentang perumahan nasional di Kota Medan.

Penyesuaian keberadaan perumahan nasional dengan RUTRK Kota Medan dan Dasar Perundangan Permukiman (GBHN 1993).

I.4.PENDEKATAN

Pendekatan-pendekatan dalam penyelesaian masalah pada perancangan dilakukan dengan berbeagai cara diantaranya:

Pengumpulan data

a. Studi lapangan

Cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang sebenarnya dengan mengobservasi lapangan secara langsung baik dengan wawancara maupun dokumentasi terhadap objek yang diteliti.

b. Studi literatur

Cara yang digunakan untuk mendapatkan data dengan meneliti buku-buku, majalah maupun dari internet untuk melengkapi data masukan yang dibutuhkan mengingat data yang diperlukan tidak hanya sebatas data dari lapangan.c. Bimbingan langsung dengan dosen pembimbing

Cara yang digunakan untuk mendapat arahan dari dosen pembimbing dengan cara mengasistensi keseluruhan isi dari hasil laporan untuk diberikan masukan-masukan serta koreksi atas masalah yang ada untuk penyempurnaan hasil laporan ini, berupa menganalisis keseluruhan data yang diperoleh untuk mengetahui kekurangan, kelebihan serta pemecahannya.

I.5.MAKSUD DAN TUJUANMaksud dan tujuan dari Kajian terhadap Perumahan Elit ini adalah:

Mengadakan realisasi peraturan daerah tentang konservasi kawasan di kota Medan

Memperdalam sejarah Kota Medan

Mempelajari karakteristik Arsitektur Kolonial

Mengetahui seberapa besar peran serta pemerintah kota dan masyarkat sekitar dalam pelestarian bangunan bersejarah di kota Medan

Sebagai masukan bagi individu atau konstitusi yang peduli terhadap bangunan bersejarah sebagai upaya mencari strategi yang tepat dalam melestarikan bangunan bersejarah.

Menjadi acuan bagi perencana kota dalam pembangunan wilayah perkotaan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan dan penyusunan program pembangunan agar warisan sejarah tetap dipertahankan.

I.6.KERANGKA BERPIKIR

I.7.SISTEMATIKA PENULISAN

Pada penelitian kali ini sistematika penulisannya adalah:

BAB I, Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang permasalahan yang berisi tentang suatu kajian arsitektur terhadap perumahan nasional di kota Medan.BAB II,Tinjauan Pustaka, berisi tentang kajian literatur yang akan dipakai dalam penelitian ini, lingkup kajian teori ini meliputi pengertian judul itu sendiri, perancang kota, dan perumahan dan permukiman yang akan dipergunakan untuk pemahaman.

BAB III,Metode Penelitian, menjelaskan tentang metode yang akan dipakai pada penelitian kali ini. Tujuan utama adalah dengan diperolehnya pemahaman menyeluruh tentang suatu fenomena yang diteliti dengan pendekatan menyeluruh.

BAB IV,Deskripsi Objek Dan Pembahasan Penelitian, berisi tentang keadaan perumahan nasional Simalingkar dan perumahan nasional Mandala, serta data fisik maupun non fisik dari kawasan yang diambil untuk objek penelitian. Disertai dengan penganalisaan untuk perumahan nasional Simalingkar dan perumahan nasional Mandala sebagai objek penelitian. Analisa ini membahas tentang pengolahan hasil uji responden serta variabel-variabel yang diangkat dari Kajian teori dengan menggunakan metode penelitian.BAB VI,Kesimpulan dan Saran, menjelaskan tentang kesimpulan akhir dari penelitian tentang kajian tata ruang pertumbuhan kawasan perumnas di kota Medan, yang kemudian diikuti dengan memberikan saran.BAB II

TINJAUAN PUSTAKAII.1. PENGERTIAN TOPIKPENGERTIAN PERUMAHAN

Menurut beberapa ahli, pengertian perumahan adalah:

a. Perumahan merupakan tempat tiap individu yang ada saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain serta memiliki sense of belonging atas lingkungan tempat tinggalnya. (Abrams, 1964 : 7) b. Perumahan merupakan salah satu bentuk sarana hunian yang memiliki kaitan yang sangat erat dengan masyarakatnya. Hal ini berarti perumahan di suatu lokasi sedikit banyak mencerminkan karakteristik masyarakat yang tinggal di perumahan tersebut. (Pedoman Perencanaan Lingkungan Perumahan, 1983 : 24)c. Perumahan dapat diartikan sebagai suatu cerminan dan pengejawantahan dari diri pribadi manusia, baik secara perorangan maupun dalam suatu kesatuan dan kebersamaan dengan lingkungan alamnya dan dapat juga mencerminkan taraf hidup, kesejahteraan, kepribadian, dan peradaban manusia penghuninya, masyarakat ataupun suatu bangsa. (Yudhohusodo, 1991: 1) d. Perumahan ialah bangunan atau bagiannya, termasuk halaman dan jalan keluar masuk yang dianggap perlu yang dipergunakan oleh seseorang, perusahaan, atau badan-badan lain untuk tempat tinggal dan atau keperluan lain. (BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat a, Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 1963 tentang Hubungan Sewa Menyewa Perumahan dalam Hamzah, 2000 : 90) e. Soedarsono, staf Ahli Menteri Negara Perumahan Rakyat Bidang Hukum mengemukakan, jika suatu daerah telah tumbuh dan berkembang, rumah-rumah sebagai suatu proses bermukim, yaitu kehadiran manusia dalam menciptakan ruang dalam lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya dinamakan perumahan. Jadi, dapat dikatakan bahwa perumahan adalah kumpulan rumah-rumah sebagai tempat bermukim manusia dalam melangsungkan kehidupannya. (Ridho, 2001 : 18) f. Perumahan (housing) adalah tempat (ruang) dengan fungsi dominan untuk tempat tinggal. (Anonimous, 2008)g. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. (Musthofa, Bisri. 2008 : 64) h. Perumahan tidak dapat dilihat sekedar sebagai suatu benda mati atau sarana kehidupan semata-mata, tetapi lebih dari itu, perumahan merupakan suatu proses bermukim, kehadiran manusia dalam menciptakan ruang hidup di lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya. (Juhana, 2000 : 31) i.Perumahan (housing) adalah tempat (ruang) dengan fungsi dominan untuk tempat tinggal. Untuk pengertian secara lanjut. Perumahan dapat diartikan dari beberapa elemen dari perumahan, yaitu :

Shelter, perlindungan terhadap gangguan eksternal (alam, binatang), dan sebagainya.

House, struktur bangunan untuk bertempat tinggal.

Housing, perumahan, hal hal yang terkait dengan aktivitas bertempat tinggal (membangun, menghuni).

Human settlement, kumpulan (agregat) rumah dan kegiatan perumahan (permukiman).

Habitat, lingkungan kehidupan (tidak sebatas manusia). FUNGSI PERUMAHANAdapun fungsi dari perumahan itu sendiri adalah:

a. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. (UU No. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman)b. Pemakaian atau penggunaan perumahan adalah sah apabila ada persetujuan pemilik dengan mengutamakan fungsi perumahan bagi kesejahteraan masyarakat. (Pasal 7 Ayat (1) UU No. 1 Tahun 1964 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 6 Tahun 1962 Tentang Pokok-Pokok Perumahan).PENGERTIAN PERMUKIMANMenurut beberapa ahli, pengertian perumahan adalah:

a. Permukiman memiliki dua arti, antara lain (De Van Der Zee dalam Ritohardoyo,2006:6)

Proses dengan cara apa orang bertempat tinggal menetap dalam suatu wilayah.

Hasil atau akibat dari proses tersebut.

b.Permukiman adalah perumahan dengan segala isi dan kegiatan yang ada di dalamnya.Berarti permukiman memiliki arti lebih luas daripada perumahan yang hanya merupakan wadah fisiknya saja, sedangkan permukiman merupakan perpaduan antara wadah (alam, lindungan, dan jaringan) dan isinya (manusia yang hidup bermasyarakat dan berbudaya di dalamnya). (Kuswartojo dan Salim, 1997 : 21)

c.Permukiman merupakan suatu kawasan perumahan lengkap dengan prasarana lingkungan, prasarana umum, dan fasilitas sosial yang mengandung keterpaduan kepentingan dan keselarasan pemanfaatan sebagai lingkungan kehidupan. (Soedarsono dalam Ridho, 2001 : 19)

d.Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. (UU No. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman)

e.Permukiman (shettlement) dapat diartikan sebagai bagian dari permukiman bumi yang dihuni manusia dengan segala sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan penduduk, yang menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggal yang bersangkutan (Sumaatmadja dalam Sunarno, 2004 : 39)

f.Permukiman sebagai bagian dari lingkungan binaan manusia merupakan bentuk tatanan kehidupan yang di dalamnya mengandung unsur fisik dalam arti permukiman merupakan wadah aktivitas tempat bertemunya komunitas untuk berinteraksi sosial dengan masyarakat. (Niracanti, Galuh Aji, 2001 : 51)

g.Permukiman yang merupakan hasil dari pembentukan, sebagai cerminan dari beberapa faktor, yaitu faktor primer (faktor kekuatan sosial budaya, yang meliputi agama, struktur keluarga, organisasi sosial, mata pencaharian, dan hubungan individu) dan faktor sekunder (modifikasi). (Rapoport dalam Niracanti, 2001 : 51)

h.Permukiman dapat diartikan sebagai perumahan atau kumpulan rumah dengan segala unsur serta kegiatan yang berkaitandan yang ada di dalam permukiman. Permukiman dapat terhindar dari kondisi kumuh dan tidak layak huni jika pembangunan perumahan sesuai dengan standar yang berlaku, salah satunya dengan menerapkan persyaratan rumah sehat. (Doxiadis dalam Dian, 2009)i.Permukiman sering disebut perumahan dan atau sebaliknya.Permukiman berasal dari kata housing dalam bahasa Inggris yang artinya adalah perumahan dan kata human settlement yang artinya permukiman. Menurut Doxiadis, permukiman (human settlement) akan berjalan dengan baik jika terkait dengan beberapa unsur, yaitu : nature (alam), man (manusia), society (kehidupan sosial), shell (ruang), dan networks (hubungan). (Doxiadis dalam Anonimous, 2008)

j.Permukiman menurut Suparno Sastra M. dan Endi Marlina (dalam Dian, 2009) adalah suatu tempat bermukim manusia untuk menunjukkan suatu tujuan tertentu. Apabila dikaji dari segi makna, permukiman berasal dari terjemahan kata settlements yang mengandung pengertian suatu proses bermukim. Permukiman memiliki 2 arti yang berbeda, yaitu :

Isi Yaitu menunjuk pada manusia sebagai penghuni maupun masyarakat di lingkungan sekitarnya.

Wadah Yaitu menunjuk pada fisik hunian yang terdiri dari alam dan elemen-elemen buatan manusia.

FUNGSI PERMUKIMANmenurut Yudhohusodo, 1991, fungsi permukiman adalah:

a. Sebagai rumah tinggal dalam suatu lingkungan yang mempunyai sarana dan prasarana yang diperlukan oleh manusia untuk memasyarakatkan dirinya.b. Sebagai alat pengaman diri, namun rumah tidak dimaksudkan untuk pelindung yang menutup diri penghuninya seperti sebuah benteng, tetapi pelindung yang justru juga harus membuka diri dan menyatu sebagai bagian dari lingkungannya. c. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara sebagai insan sosial rumah dianggap sebagai alat pemenuhan kebutuhan sosial budaya dalam masyarakat dan sebagai insan ekonomi, rumah dipandang sebagai investasi jangka panjang oleh manusia.Untuk mencapai tujuan permukiman yang idealsangatlah dipengaruhi oleh kelima elemen dasar tersebut.Yaitu kombinasi antara alam,manusia, bangunan, masyarakat dan sarana prasarana.Elemen dasar tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: Alam: iklim, kekayaan alam, topografi, kandungan air, tempat tumbuh tanaman,tempat binatang hidup. Manusia: kebutuhan biologi (ruang, udara, air, suhu,dll), rasa, kebutuhan emosi(hubungan manusia, keamanan, keindahan, dll), nilai moral dan budaya. Masyarakat: kepadatan penduduk, tingkat strata, budaya, ekonomi, pendidikan,kesehatan, hiburan, hukum. Bangunan: rumah, fasilitas umum (sekolah, rumah sakit, perdagangan, dll), tempatrekreasi, perkantoran, industri, transportasi. Sarana prasarana: jaringan (sistim air bersih, listrik, jalan, telepon, TV), saranatransportasi,drainase,sampah,MCK.Adapun elemen dasar lingkungan perumahan menurut Dirjen Cipta Karya yaitu: Jalan lingkungan Jalan setapak Sistem drainase Penyediaan air bersih Pengumpulan dan pembuangan sampah Fasilitas penyehatan lingkungan (MCK)II.2.TERMINOLOGI JUDUL

Kajian Tata Ruang Pertumbuhan Kawasan Perumnas Di Kota Medan

Kajian

Kajian adalah suatu pencarian yang sistematik terhadap maklumat serta suatu proses penyelidikan. Beberapa definisi yang dirasakan bertepatan dengan maksud kajian itu sendiri, yaitu: Kajian merupakan pencarian sesuatu dan menyebarkannya kepada umum. Kajian melengkapi cara penghasilan, pengujian dan pengesahan ilmu. Kajian merupakan suatu proses sistematik, kepentingan umumnya yang mana menyumbang kepada himpunan ilmu yang membentuk serta memandu bidang akademik dan/atau praktis. Kajian adalah mengenai ilmu lanjutan dan pemahaman.Secara umumya, Fielding dan Schreier (2001) telah mengklasifikasikan bahawa terdapat tiga jenis metodologi kajian iaitu:(i) Kajian kuantitatif

Merupakan suatu pertanyaan terhadap masalah yang telah dikenalpasti yang mana berdasarkan kepada pengujian suatu teori yang digubah oleh pembolehubah, diukur melalui perwakilan nombor, dan dianalisa menggunakan teknik statistikal (Neuman, 2000).

Kaedah kajian kuantitatif yang biasa ialah kajian eksperimental dan kajian tinjauan (Fellows dan Liu, 1997).

(ii) Kajian kualitatif

Menurut Holloway (1997), kajian kualitatif merupakan suatu bentuk pertanyaan sosial yang memfokuskan kepada cara interpretasi manusia dan logikal terhadap pengalaman mereka serta persekitaran di mana mereka tinggal.

Kajian kualitatif termasuklah kajian tindakan, kajian kes dan juga kajian etnografi (Creswell, 1994).

(iii) Kaedah hybrid

Kaedah kajian integrasi antara kaedah kajian kuantitatif dan keadah kajian kualitatif.

Tata RuangTata ruang atau dalam bahasa Inggrisnya Land use adalah wujud struktur ruang dan pola ruang disusun secara nasional, regional dan lokal. Secara nasional disebut Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, yang dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tersebut perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK).Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. PertumbuhanPertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan lain-lain. KawasanKawasan secara umum adalah permukaan tanah atau air yang sederhana luasnya tetapi lebih besar dari situs. Umumnya, daerah merupakan bagian dari seluruh permukaan yang dikaji, misalnya, dunia, negara, Cekungan, pegunungan, dan sebagainya, atau "daerah New England di Amerika Serikat". Kawasan ini bisa dilihat sebagai sekelompok unit yang lebih kecil (misalnya negeri-negeri New England). Ia juga bisa didefinisikan melalui fitur fisik, fitur manusia, atau fitur fungsi.

Kawasan merupakan istilah geografi yang paling umum digunakan oleh cabang-cabang geografi yang berbeda, dengan setiap cabang menguraikan permukaan yang ditinjau dari segi wilayah. Misalnya, ekokawasan adalah istilah yang digunakan dalam bidang geografi lingkungan, wilayah budaya dalam geografi budaya, dan biokawasan dalam biogeografi. Dalam bidang geografi fisik, ekologi, biogeografi, zoogeografi, dan geografi lingkungan, wilayah cenderung berdasarkan fitur alami seperti ekosistem atau biotop, biom, Cekungan pembuangan, pegunungan, jenis tanah, dan sebagainya. Bidang geografi yang mengkaji daerah pada dirinya dikenal sebagai geografi daerah.Kawasan merupakan istilah geografi yang paling umum digunakan oleh cabang-cabang geografi yang berbeda, dengan setiap cabang menguraikan permukaan yang ditinjau dari segi wilayah. Misalnya, ekokawasan adalah istilah yang digunakan dalam bidang geografi lingkungan, wilayah budaya dalam geografi budaya, dan biokawasan dalam biogeografi. Dalam bidang geografi fisik, ekologi, biogeografi, zoogeografi, dan geografi lingkungan, wilayah cenderung berdasarkan fitur alami seperti ekosistem atau biotop, biom, Cekungan pembuangan, pegunungan, jenis tanah, dan sebagainya. Bidang geografi yang mengkaji daerah pada dirinya dikenal sebagai geografi daerah.Jadi pengertian kawasan adalah sebuah tempat yang mempunyai ciri serta mempunyai kekhususan untuk menampung kegiatan manusia berdasarkan kebutuhannya dan setiap tempat yang mempunyai ciri dan identitas itu akan lebih mudah untuk dicari ataupun ditempati untuk lebih melancarkan segala hal yang berhubungan dengan kegiatannya.

PerumnasPerumahan nasional (perumnas) merupakan suatu pemukiman yang perencanaannya dibangun oleh negara dimana dengan adanya pemukiman tersebut dapat berguna membantu masyarakat mendapatkan fasilitas rumah tempat tinggal yang layak dengan harga yang dapat dijangkau serta memiliki sistem pembayaran yang dapat diangsur. Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1974, yang kemudian penyempurnaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional. Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mempunyai tugas pokok menyediakan perumahan dan permukiman bagi masyarakat menengah ke bawah. Diawal kiprahnya, Perumnas telah melakukan rintisan pembangunan kawasan baru di hampir semua kota besar di Indonesia. Perumnas menjadi pioneer pengembangan kawasan permukiman skala besar di perkotaan.

Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional atau disingkat Perum Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang perumahan dan pemukiman. Perusahaan yang didirikan pada 18 Juli 1974 ini telah melaksanakan pembangunan perumahan dan pemukiman lebih kurang 400 lokasi di Indonesia dengan total 500.000 unit rumah. Kota

Kota merupakan kawasan permukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan earganya secara mandiri.

Kota dibedakan secara kontras dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum. Desa atau kampung didominasi oleh lahan terbuka bukan permukiman. Medan

Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara,Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar di PulauSumatera. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisataBrastagidi daerah dataran tinggiKaro, objek wisataOrangutandiBukit Lawang,Danau Toba.

Kota Medan merupakan salah satu dari 25 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km. Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah utara, selatan, barat dan timur.Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.

Letak Kota Medan terletak antara: 3.30' - 3.43' Lintang Utara, 98.35' - 98.44' Bujur Timur Kota Medan dan 2,5 37,5 meter di atas permukaan laut.BAB IIIMETODE PENELITIAN

III.1.METODE PENENTUAN DAERAH PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian terapan (Applied research). Menurut Haryadi (1995) tujuannya adalah menjawab persoalan-persoalan taktis yang dihadapi masyarakat, karena ingin memecakan permasalahan sehari-hari. Penelitian aplikatif agar hasilnya dapat segera dimanfaatkan untuk memecahkan masalah-masalah praktis di bidang perancangan arsitektur dan perancangan kota.

Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dan jenis yang akan ditinjau maka dipilih penelitian kualitatif. Tujuan utama adalah diperolehnya pemahaman menyeluruh tentang suatu fenomena yang diteliti dengan pendekatan yang menyeluruh. Katena menyangkut fenomena perilaku masyarakat, maka keluasan cakupan dan kedalaman dalam meneliti kualitatif sangat diutamakan (Lexy Moeloeng) Di dalam penelitian kualitatif dikenal beberapa pendekatan antara lain pendekatan kuantitatif dan fenomenologis, namun pendekatan fenomenologis ini merupakan pendekatan yang populer di dalam penelitian studi perilaku. Untuk penelitian ini digunakan pendekatan fenomenologi rasionalistik.

Menurut Haryadi (1995), pendekatan fenomenologis bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan kompleksitas hubungan antara perilaku dengan lingkungan. Pendekatan fenomenologi tidak menyarankan pemahaman suatu fenomena yang dilakukan secara parsial, dengan memecah-mecah kompleksitas fenomena menjadi hubungan setara beberapa variabel yang sederhana melainkan serentak dan menyeluruh.Pendekatan rasionalistik yaitu proses pengujian kebenaran tidak hanya melalui empiri sensual (diukur dengan indera) tapi dilanjutkan melalui pemaknaan atas empiri sensual, empiri logik (pikir) dan empiri budi (etik). Empiri sensual, empiri logik dan empiri etik serta berdasarkan landasan teori digunakan untuk penggalian data, pamaknaan terhadap perilaku, melakukan analisis data, mempresentasikan temuan dan pembahasan (pemaknaan hasil temuan).

Secara Teritorial penelitian ini akan mempunyai lingkup cakupan di beberapa perumahan nasional di kota Medan yaitu Perumahan Nasional Simalingkar dan Perumahan Nasional Mandala. Adapun daerah penelitian ditentukan dengan pertimbangan-pertimbangan perumahan tersebut merupakan perumahan nasional. Hal ini dapat diketahui dengan mengamati langsung ke lapangan dan data yang didapat dari internet.III.2.METODE PENGUMPULAN DATAData yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer, yakni data yang diperoleh peneliti secara langsung dari sumbernya. Data primer dalam penelitian ini adalah data hasil dari wawancara pada responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

2. Data Sekunder, yakni buku-buku pendukung, dokumen dan sumber referensi lainnya yang relevan dengan penelitian dimana peneliti dapat memperoleh data secara tidak langsung dari sumbernya. Kemudian dari hasil wawancara yang dilakukan di lapangan.

III.3.BAHAN DAN ALAT PENELITIANAlat penelitian yang diguanakan untuk mengumpulkan data :

Daftar pertanyaan sebagai panduan wawancara dengan responden yang akan dijawab oleh responden

Foto pada obyek yang akan diteliti

Kertas atau gambar untuk membuat sketsa

Kertas untuk mancatat hasil dari penelitian

Prinsip dasar kuesioner adalah menemui responden sebagai subyek penelitian dan menanyakan secara lisan atau tertulis, data pribadi ataupun pendapat mengenai suatu hal.

III.4.LANGKAH-LANGKAH PENELITIANSesuai dengan tujuan metode penelitian, maka langkah-langkah yang akan dilakukan secara umum ada 2 yaitu :1. Penelitian Kepustakaan.Penelitian Kepustakaan merupakan tahap awal atau bagian dari kegiatan peneliti berupa kegiatan pencari data-data dari pustaka.2. Penelitian Lapangan.Penelitian Lapangan merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan di lapangan dengan mengadakan wawancara terhadap penghuni ataupun pengunjung yang berada di lokasi perumahan.III.4.1.Tahap Penelitian

Meliputi pembuatan proposal penelitian yang didahului dengan mengadakan survey untuk menjajaki fenomena yang terjadi yang diangkat sebagai masalah penelitian.Tahap penelitian lapangan meliputi :

Observasi lapangan, pengamatan langsung

Pengambilan data primer (wawancara dengan kuisioner)

Pengambilan data skunder, yaitu kegiatan pencarian data dari pustaka.

III.4.2.Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu :

Tahap observasi secara umum

Tahap wawancara secara umum

Tahap wawancara dengan mengadakan kuisioner

Tahap pembuatan sketsa lingkungan fisik dan fenomena aktifitas yang terjadi dan diperkuat foto untuk validasi data

Setelah semua terkumpul, kemudian dilakukan penyelesaian dan pengelompokan data

Tahap selanjutnya adalah penstrukturan kembali data kuantitatifIII.4.3.Tahap Kesimpulan

Tahap kesimpulan merupakan tahap menentukan yaitu upaya untuk menyimpulkan data dan menginterprestasikan analisis data secara benar sesuai dengan metodologi yang dipergunakan sehingga akan dapat mencapai tujuan.III.5.POPULASI DAN SAMPEL PENELITIANPopulasi yang dipilih adalah Perumahan Nasional Simalingkar dan Perumahan Nasional Mandala. Pengambilan sampel secara purposive sampling responden dianggap mewakili dari fenomena yang ada. Pengambilan sample berdasarkan teori fenomenologis rasionalistik dipilih mengingat di ruang publik terdiri dari topik penelitian guna mengetahui atribute dan property perumahan yang di jadikan objek survey sehingga penentuan sampel harus mewakili kondisi dan pendapat populasi.

III.6.METODE PENGAMBILAN DATAMetode pengumpulan data pada penelitian ini dapat juga dilakukan pada teknik kuisioner yang terkait dengan Kajian Tata Ruang Pertumbuhan Kawasan Perumnas di Kota Medan. Untuk mendapatkan data seperti yang diharapkan selain pendistribusian kuesioner, peneliti juga akan melakukan wawancara dengan beberapa responden. Selain wawancara juga akan dilakukan pengamatan (observasi) secara langsung pada obyek penelitian.

Sebelum dilakukan penelitian, perlu dilakukan survey data di lapangan untuk melihat data yang diperlukan dan pemecahan masalah yang tepat dengan data yang diperlukan melalui beberapa pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner terlampir.

III.6.1.Observasi

Menurut Hasan (2002 : 86), observasi adalah pemilihan, pencatatan dan pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisasi itu sesuai dengan tujuan-tujuan empiris.

Menurut Naution seperti dikutip Sugiyono (2005 : 64), observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Kelebihan dari teknik observasi menurut Hasan (2005 : 86) yaitu:

Data yang diperoleh adalah data aktual atau segar dalam arti bahwa data diperoleh dari responden pada saat terjadinya tingkah laku.

Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung. Tingkah laku yang diharapkan muncul mungkin akan muncul juga tidak muncul. Karena tingkah laku dapat dilihat atau diamati maka dapat dikatakan yang diukur memang sesuatu yang dimaksud untuk diukur memang sesuatu yang dimaksud untuk diukur. Selain melalui wawancara, penulis melakukan penelitian juga melalui observasi yaitu mengamati secara langsung perkembangan penggunaan jejaring sosial yang disalahgunakan untuk hal-hal negatif.Pengumpulan Variabel

Variabel penelitian adalah setiap hal dalam suatu penelitian yang datanya ingin diperoleh. Dinamakan variabel karena nilai dari data tersebut beragam. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini berupa:

Umur

Pekerjaan

AlamatIII.6.2.Wawancara

Wawancara adalah cara memperoleh keterangan dan data dengan berhadapan langsung dengan responden melalui seperangkat daftar pertanyaan. Wawancara dilakukan kepada masyarakat yang tinggal di Perumahan Nasional Simalingkar dan Perumahan Nasional Mandala. dan juga masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan perumahan tersebut. Adapun untuk mendapatkan informasi tersebut dilakukan dengan struktur pertanyaan :

Mengenai tanggapan terhadap masing-masing baik masyarakat yang tinggal di dalam perumahan maupun masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan perumahan mengenai keberadaan perumahan ini. Mengenai fasilitas, taraf kehidupan, dan sarana penunjang pengadaan kehidupan di kawasan perumahan sebagai bagian dari permukiman.

LATAR BELAKANG MASALAH

IDENTIFIKASI MASALAH

FEEDBACK

DATA

ANALISA

KESIMPULAN DAN SARAN

22