SELASA, 27 JULI 2010 I MEDIA INDONESIA DINAMIKA Lapindo ... file“Dasar hukum yang kami pakai...

1
K OMISI Nasional Hak Asasi Ma- nusia (Komnas HAM) konsisten untuk terus menindaklanjuti du- gaan adanya pelanggaran HAM pada peristiwa meluapnya lumpur panas di Sidoarjo, Jawa Timur, akibat kelalaian PT Lapindo Brantas. Wakil Bidang Eksternal Komnas HAM Nurkholis menyatakan, saat ini konsentrasi Komnas HAM sekarang adalah membuat laporan yang akan dikirim ke sidang pari- purna. Fokus utama Komnas HAM menuju pada pelanggaran berat yang dialami pen- duduk setempat karena hilangnya desa, yang membuat mereka terpaksa pindah. Ini lah dasar yang dipakai komisioner Komnas HAM untuk menyatakan Lapindo Brantas telah melanggar HAM. “Dasar hukum yang kami pakai adalah UU Nomor 26 Tahun 2000 yang mengatur perihal pelanggaran HAM berat,” cetus Nurkholis seusai rapat para komisioner terkait kasus lumpur Lapindo di Kantor Komnas HAM Jakarta, kemarin. Berdasarkan data Komnas HAM, sejak meluapnya lumpur Lapindo ke permukaan bumi pada 27 Mei 2006 hingga November 2008, sedikitnya 18 desa tenggelam, teren- dam, atau tergenang lumpur. Desa-desa itu adalah Desa Renokenongo, Jatirejo, Siring, Kedung Bendo, Sentul, Besuki, Glagah Arum, Kedung Cangkring, Mindi, Keta- pang, Pajarakan, Permisan, Ketapang, Pa- motan, Keboguyang, Gempolsari, Kesambi, dan Kalitengah. Karena itulah, lanjut Nurkholis, dugaan pelanggaran berat HAM yang dilakukan PT Lapindo Brantas justru terkait perpindahan penduduk secara paksa. Karena kelalaian Lapindo, keluarlah lumpur panas yang membuat masyarakat di 18 desa itu harus kehilangan tempat tinggal. Direktur PT Lapindo Andi Darussalam, ketika dimintai konfirmasi, mengaku belum bisa memberikan tanggapan atas proses penye lidikan yang dilakukan Komnas DINAMIKA PEMERINTAH mengeluarkan Peraturan Presi- den (Perpres) Nomor 46 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan segera operasional melakukan penanganan terhadap setiap aksi terorisme. Kepala Desk Antiteror Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan Ansyaad Mbai di Ja- karta, kemarin, mengatakan pemerintah belum berencana membentuk badan antiteror tersebut di daerah. Direktur Imparsial Al Araf mengistilahkan perpres tersebut sebagai cek kosong. Sebab, perpres itu tidak menjelaskan fungsi departe- men yang terlibat. Selain itu, perpres itu tidak menyebutkan siapa yang menjadi leading sector dalam tiap divisi di badan itu. (Rin/Ant/P-1) Perpres Badan Antiteror masih Cek Kosong MANTAN Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Yusril Ihza Mahendra mendatangi Mahkamah Konstitusi (MK) untuk memper- baiki permohonan seperti yang diminta majelis hakim konstitusi. Yusril yang hadir ke MK bersama kuasa hu- kumnya, Maqdir Ismail, di Jakarta, kemarin, mengatakan permohonan provisi (putusan sela) menjadi salah satu fokus utamanya. “Kami tahu baru ada satu kali provisi dalam pengujian undang-undang (UU), yaitu kasus pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah. Orang punya legal standing yang berangkat dari kasus konkret. Sementara dalam keterangan pers MK mengatakan, kasus itu abstrak.” (NJ/P-1) HAKIM Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) Ibrahim, yang menjadi terdakwa ka- sus dugaan suap, meminta majelis hakim tindak pidana korupsi menghilangkan tuntutan denda Rp200 juta terhadap dirinya. “Mohon kearifan majelis hakim untuk meng- hilangkan tuntutan denda apabila saya diang- gap terbukti bersalah,” ungkap Ibrahim dalam persidangan pembacaan pleidoi di Pengadilan Tipikor, kemarin. Sebelumnya, Ibrahim dituntut dengan pidana 12 tahun penjara dan denda Rp200 juta. “Saya tidak akan mampu membayar denda yang de- mikian tinggi,” katanya. (EP/P-1) Yusril Ngotot Minta Provisi ke MK Ibrahim Minta Tuntutan Denda Dihapus Pemerintah harus tegas menindak Lapindo Brantas dan grup afiliasinya karena telah menyebabkan warga 18 desa di Sidoarjo kehilangan tempat tinggal. Lapindo Dinilai Langgar HAM Amahl Sharif Azwar panas di Sidoarjo terjadi karena adanya kelalaian dalam menangani luapan lumpur panas itu. Akibatnya lumpur panas meng- genangi rumah-rumah penduduk yang berada di sekitar pusat kebocoran. Dia menilai, pelanggaran HAM dalam kasus meluapnya lumpur panas Lapindo HAM. Meskipun begitu, dia berkeras La- pindo tidak melakukan pelanggaran. “Kami menganggap tidak ada pelang- garan,” tukas Andi. Dia pun tidak mau menanggapi penye- lidikan Komnas HAM yang sudah menga- rah pada adanya pelanggaran HAM karena adanya pemindahan penduduk secara paksa akibat lumpur panas yang keluar dari perut bumi. Keluarnya lumpur panas itu akibat kelalaian Lapindo dalam melakukan pengeboran minyak. “Apabila Anda muat besok (Selasa, 27/7), tentu kami akan menanggapi,” cetus Andi. Tanggung jawab Sekretaris Fraksi Gerindra DPR Edhy Prabowo menilai, pelanggaran HAM yang terjadi pada kasus meluapnya lumpur bukan pemerintah. Menurutnya, pemerin- tah hanya bersikap tidak tegas terhadap pihak yang pertama kali membuat kebocor- an dalam pengeboran minyak sehingga menyebabkan lumpur panas keluar dari perut bumi. Akibat ketidaktegasan itulah masalah meluas hingga kepada banyaknya pendu- duk Sidoarjo yang harus kehilangan tempat tinggal. Karena itulah, tambahnya, pada kasus lumpur Lapindo yang dibutuhkan adalah ketegasan pemerintah dalam menindak pe- rusahaan yang lalai dalam pekerjaannya dan menyebabkan keluarnya lumpur panas. “Yang menyebabkan lumpur panas itu keluar dari perut bumi, itu pelanggar HAM. Bukan pemerintah,” cetus Edhy. (S-5) [email protected] Yang menyebabkan lumpur panas itu keluar dari perut bumi, itu pelanggar HAM. Bukan pemerintah.” Edhy Prabowo Sekretaris Fraksi Gerindra DPR Politik & HAM | 3 SELASA, 27 JULI 2010 I MEDIA INDONESIA

Transcript of SELASA, 27 JULI 2010 I MEDIA INDONESIA DINAMIKA Lapindo ... file“Dasar hukum yang kami pakai...

Page 1: SELASA, 27 JULI 2010 I MEDIA INDONESIA DINAMIKA Lapindo ... file“Dasar hukum yang kami pakai adalah ... DINAMIKA PEMERINTAH ... Dia menilai, pelanggaran HAM dalam kasus meluapnya

KOMISI Nasional Hak Asasi Ma-nusia (Komnas HAM) konsisten untuk terus menindaklanjuti du-gaan adanya pelanggaran HAM

pada peristiwa meluapnya lumpur panas di Sidoarjo, Jawa Timur, akibat kelalaian PT Lapindo Brantas.

Wakil Bidang Eksternal Komnas HAM Nurkholis menyatakan, saat ini konsentrasi Komnas HAM sekarang adalah membuat la poran yang akan dikirim ke sidang pari-pur na. Fokus utama Komnas HAM menuju pada pelanggaran berat yang dialami pen-duduk setempat karena hilangnya desa, yang membuat mereka terpaksa pindah. Ini lah dasar yang dipakai komisioner Komnas HAM untuk menyatakan Lapindo Brantas telah melanggar HAM.

“Dasar hukum yang kami pakai adalah UU Nomor 26 Tahun 2000 yang mengatur perihal pelanggaran HAM berat,” cetus Nur kholis seusai rapat para komisioner ter kait kasus lumpur Lapindo di Kantor Komnas HAM Jakarta, kemarin.

Berdasarkan data Komnas HAM, sejak meluapnya lumpur Lapindo ke permukaan bumi pada 27 Mei 2006 hingga November 2008, sedikitnya 18 desa tenggelam, teren-dam, atau tergenang lumpur. Desa-desa itu adalah Desa Renokenongo, Jatirejo, Siring, Kedung Bendo, Sentul, Besuki, Glagah Arum, Kedung Cangkring, Mindi, Keta-pang, Pajarakan, Permisan, Ketapang, Pa-mo tan, Keboguyang, Gempolsari, Kesambi, dan Kalitengah.

Karena itulah, lanjut Nurkholis, dugaan pelanggaran berat HAM yang dilakukan PT Lapindo Brantas justru terkait perpindahan penduduk secara paksa. Karena kelalaian Lapindo, keluarlah lumpur panas yang mem buat masyarakat di 18 desa itu harus kehilangan tempat tinggal.

Direktur PT Lapindo Andi Darussalam, ketika dimintai konfi rmasi, mengaku belum bisa memberikan tanggapan atas proses penye lidikan yang dilakukan Komnas

DINAMIKA

PEMERINTAH mengeluarkan Peraturan Presi-den (Perpres) Nomor 46 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan segera operasional melakukan penanganan terhadap setiap aksi terorisme.

Kepala Desk Antiteror Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan Ansyaad Mbai di Ja-karta, kemarin, mengatakan pemerintah belum berencana membentuk badan antiteror tersebut di daerah.

Direktur Imparsial Al Araf mengistilahkan perpres tersebut sebagai cek kosong. Sebab, perpres itu tidak menjelaskan fungsi departe-men yang terlibat. Selain itu, perpres itu tidak menyebutkan siapa yang menjadi leading sector dalam tiap divisi di badan itu. (Rin/Ant/P-1)

Perpres Badan Antiterormasih Cek Kosong

MANTAN Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Yusril Ihza Mahendra mendatangi Mahkamah Konstitusi (MK) untuk memper-baiki permohonan seperti yang diminta majelis hakim konstitusi.

Yusril yang hadir ke MK bersama kuasa hu-kumnya, Maqdir Ismail, di Jakarta, kemarin, mengatakan permohonan provisi (putusan sela) menjadi salah satu fokus utamanya. “Kami tahu baru ada satu kali provisi dalam pengujian undang-undang (UU), yaitu kasus pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah. Orang punya legal standing yang berangkat dari kasus konkret. Sementara dalam keterangan pers MK mengatakan, kasus itu abstrak.” (NJ/P-1)

HAKIM Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) Ibrahim, yang menjadi terdakwa ka-sus dugaan suap, meminta majelis hakim tindak pidana korupsi menghilangkan tuntutan denda Rp200 juta terhadap dirinya.

“Mohon kearifan majelis hakim untuk meng-hilangkan tuntutan denda apabila saya diang-gap terbukti bersalah,” ungkap Ibrahim dalam persidangan pembacaan pleidoi di Pengadilan Tipikor, kemarin.

Sebelumnya, Ibrahim dituntut dengan pidana 12 tahun penjara dan denda Rp200 juta. “Saya ti dak akan mampu membayar denda yang de-mikian tinggi,” katanya. (EP/P-1)

Yusril Ngotot Minta Provisi ke MK

Ibrahim Minta TuntutanDenda Dihapus

Pemerintah harus tegas menindak Lapindo Brantas dan grup afiliasinya karena telahmenyebabkan warga 18 desa di Sidoarjo kehilangan tempat tinggal.

Lapindo Dinilai Langgar HAM

Amahl Sharif Azwar

panas di Sidoarjo terjadi karena adanya kela lai an dalam menangani luapan lumpur panas itu. Akibatnya lumpur panas meng-genangi rumah-rumah penduduk yang berada di sekitar pusat kebocoran.

Dia menilai, pelanggaran HAM dalam kasus meluapnya lumpur panas Lapindo

HAM. Meskipun begitu, dia berkeras La-pindo tidak melakukan pelanggaran.

“Kami menganggap tidak ada pelang-garan,” tukas Andi.

Dia pun tidak mau menanggapi penye-lidikan Komnas HAM yang sudah menga-rah pada adanya pelanggaran HAM karena adanya pemindahan penduduk secara paksa akibat lumpur panas yang keluar dari perut bumi. Keluarnya lumpur panas itu akibat kelalaian Lapindo dalam melakukan pengeboran minyak.

“Apabila Anda muat besok (Selasa, 27/7), tentu kami akan menanggapi,” cetus Andi.

Tanggung jawabSekretaris Fraksi Gerindra DPR Edhy

Prabowo menilai, pelanggaran HAM yang terjadi pada kasus meluapnya lumpur

bukan pemerintah. Menurutnya, pemerin-tah hanya bersikap tidak tegas terhadap pihak yang pertama kali membuat kebocor-an dalam pengeboran minyak sehingga menyebabkan lumpur panas keluar dari perut bumi.

Akibat ketidaktegasan itulah masalah meluas hingga kepada banyaknya pendu-duk Sidoarjo yang harus kehilangan tempat tinggal.

Karena itulah, tambahnya, pada kasus lumpur Lapindo yang dibutuhkan adalah ketegasan pemerintah dalam menindak pe-rusahaan yang lalai dalam pekerjaannya dan menyebabkan keluarnya lumpur panas.

“Yang menyebabkan lumpur panas itu keluar dari perut bumi, itu pelanggar HAM. Bukan pemerintah,” cetus Edhy. (S-5)

[email protected]

“Yang menyebabkan lumpur panas itu keluar dari perut bumi, itu pelanggar HAM. Bukan pemerintah.”Edhy PrabowoSekretaris Fraksi Gerindra DPR

Politik & HAM | 3SELASA, 27 JULI 2010 I MEDIA INDONESIA