SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

115
SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyarat memperoleh gelar Sarjana Sastra Program Studi Sejarah Oleh : Charles Advendi Kurniawan NIM: 144314002 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

Page 1: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA

1997-2017

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyarat memperoleh gelar Sarjana Sastra

Program Studi Sejarah

Oleh :

Charles Advendi Kurniawan

NIM: 144314002

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

v

Motto

Percaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

vi

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan percaya kepada segala sesuatu yang ada di bumi

baik yang terlihat maupun tak terlihat. Skripsi yang mengisi hari-hari saya selama

setahun belakangan ini saya persembahkan yang pertama kepada alam semesta

karena masih memperbolehkan saya ada untuk menulis skripsi ini. Kedua saya

persembahkan kepada orang tua.

Skripsi ini secara istimewa saya persembahkan kepada keluarga besar Teater

Seriboe Djendela, yang menjadi alasan saya untuk bertahan di Universitas ini, yang

banyak membuka kepribadian dan kemampuan saya untuk berkarya. Skripsi ini

juga sebagai salam perpisahan dan permohonan maaf saya, karena belum bisa

memberikan kemampuan terbaik selama berada di TSD. Terutama untuk para

anggota yang pernah menjadi aktor saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

viii

ABSTRAK

Sejarah Teater Seriboe Djendela 1997-2017

Kebudayaan yang ada dalam masyarakat disalurkan melalui berbagai aktifitas

kesenian. Teater merupakan salah satu jenis kesenian yang banyak mengangkat

cerita atau peristiwa didalam masyarakat sekitarnya. Salah satu unsur masyrakat

yang paling menonjol di kota Yogyakarta ialah mahasiswa, mahasiswa juga aktif

dalam dunia teater sejak tahun 1960an. Fungsi teater bagi mahasiswa sendiri ialah

sebagai wadah dalam menuangkan opini dan pandangan mereka terhadap situasi

yang terjadi pada saat itu.

Salah satu satu Universitas yang ada di Yogyakarta ialah Sanata Dharma yang

lahir pada 20 oktober 1955 dan masih bernama PTPG (Perguruan Tinggi

Pendidikan Guru). Hingga pada tahun 1993 mengalami banyak perubahan nama

FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) 1958-1965, IKIP (Ilmu Keguruan dan

Ilmu Pendidikan) 1965–1993, dan Universitas Sanata Dharma mulai 1993 hingga

sekarang. Kegiatan seni pertunjukan di Sanata Dharma dulu belum berbasis teater

melainkan ketoprak yang bernama Ketoprak Sadhar Budaya. Hingga berkembang

dan memiliki cabang yakni Teater Seriboe Djendela (TSD). Dengan adanya

lembaga pendidikan yang menauingi teater adakah perbedaanya dengan teater-

teater pada umumnya?. Apa yang sebenarnya bisa membuat TSD bisa bertahan

hingga sekarang?. Wawancara menjadi salah satu cara yang dilakukan untuk

mendapat jawaban atas pertanyaan –pertanyaan tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan adanya sebuah siklus yang menjadi garis besar

dari tahun 1999 hingga 2017. TSD selalu mengikuti perkembangan jaman yang ada,

tetapi tidak pernah lepas dari pengaruh Universitas dan sejarahnya sendiri.

Explorasi menjadi sebuah keharusan jika ingin tetap eksis didunia teater, hal ini

dilakukan TSD setiap waktu dan membuatnya bisa bertahan hingga sekarang.

Seiring berjalanya waktu TSD tentu pernah mengalami krisis dan perubahan, yang

nantinya juga akan mempengaruhi sifat anggotanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

ix

ABSTRACT

The History of Teater Seriboe Djendela 1997-2017

Culture in society is being expressed through many of artistic activities.

Theatre is one of the art platform that closely affected by stories, legends and social

events happened in society. University students are a major part of Yogyakarta

society, and they are actively involved in theatrical activity since 1960. Theater

becomes a mean to express their opinion and vision towards socialm, cultural,

educational and even political issues arround them.

Sanata Dharma is one of private university in Yogyakarta. Sanata Dharma is

estabilished since 20th October 1955. Sanata Dharma University went through a lot

of name changes througout the time. At the beginning of its estabilishment, it was

called PTPG (Perguruan Tinggi Pendidikan Guru); and changed into FKIP

(Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) during 1958-1965; IKIP (Ilmu Keguruan

dan Ilmu Pendidikan) during 1965-1993; and finally it changed into Sanata

Dharma University heretofore. Ketoprak Sadhar Budaya was the pioneer of

theatrical art platform in Sanata Dharma, later Ketoprak Sadhar Budaya turned into

Teater Seriboe Djendela (TSD). Is there any significant diferences between theatre

with education back up and any other theathres? What makes TSD survived?

Interview was deeply used in anwering those questions.

The results of the research shows that there was a cycle happened between

1999 up until now. TSD follows the current developments without detaching itself

from Sanata Dharma and its own history influence. Exploration is key of any

existances in theatrical industry, TSD explore new things to survive the changes.

As time goes by, TSD experiences crisist and changes, which will affect the

characteristics of its member.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

x

KATA PENGANTAR

Skripsi yang memiliki cakupan waktu yang cukup panjang ternyata menjadi

salah satu hambatan dalam proses pembuatan. Skripsi dengan judul “Sejarah Teater

Seriboe Djendela 1997-2017” ini akhirnya dapat selesai dengan waktu yang sudah

ditargetkan. Skripsi ini sendiri nantinya diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran

bagi mahasiswa untuk tidak melupakan sejarah. Mulai dari sejarah tempatnya

beraktifitas dan menghasilkan suatu karya, sehingga output atau karya yang

dihasilkan bisa menggambarkan karakteristik kelompok tersebut.

Dibuatnya skripsi ini juga bertujuan agar Teater Seriboe Djendela memiliki

arsip yang bisa diteruskan kesetiap generasi tanpa mengubah nilai sejarahnya.

Banyaknya anggota yang tidak tau sejarah Teater Seriboe Djendela bukanlah

masalah yang sederhana, karena sebagai seorang mahasiswa sudah selayaknya

kepekaan dan kesadaran menjadi batu loncatan untuk memperbaiki mental bangsa.

Kesadaran akan banyaknya kekurangan dalam skripsi ini pun harap bisa

diterima, karena keterbatasan di beberapa sumber dan ke tidak teletian kerap

ditemukan dalam hari-hari pengerjaan.

Pada kesempatan yang penuh senyum ini perkenankan penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Semesta dan Tuhan Yesus kristus

2. Kedua orang tua, P.M. Sariman, dan Rita Yuliandari selaku sepasangan

kekasih yang terus menarik dan mendorong penulis untuk mendapatkan gelar

sarjana, terutama secara finansial.

3. Keluarga besar Teater Seriboe Djendela yang banyak membantu selama

proses penulisan, terutama untuk para alumni dan anggota yang bersedia saya

wawancarai.

4. Dosen pembimbing Yerry Wirawan yang sangat sabar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

xi

5. Keluarga besar sejarah USD, terutama teman-teman angkatan 2014 Berang,

Omi, Rosma, Tiur, Edut, Ara, Fajar, Bimo, Ageng, Gerard, Gustan, Katon,

yang menjadi lawan sekaligus motivator dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Para dosen sejarah Bapak Hery Santosa, Bapak Hieronymus Purwanta, Bapak

Sandiwan Suharso, Pak Yerry Wirawan, Pak Silverio RL Aji Sampurno, Mas Heri

Priyatmoko, Romo Baskara T. Wardaya SJ, dan Ibu Lucia Juningsih (almh) atas

sumbangsih besarnya dalam memahami ilmu sejarah secara mendalam.

7. Yustinus 18 yang sudah bersedia menjadi saudara, terutama Andreas, Matheus,

Moko, Billy, Gilang, Wily, Putra, Dama, Ricky, Ivan, dan Jugas yang hidup

bersama-sama selama di Yogyakarta.

8. Kepada keluarga besar penulis yang selalu mendukung dan haus akan pembuktian

serta penghargaan.

9. Festivalist yang selalu menemani dan membentuk pandangan penulis terhadap dunia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

xii

DAFTAR ISI SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................................. iii

HALAMAN PERYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................................iv

Motto .................................................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ...................................................................................................................vi

HALAMAN PERSETUJAN AKADEMIS ................................................................................. vii

ABSTRAK ........................................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. x

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Latar belakang ...................................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah................................................. 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................... 8

1.4 Tinjauan Pustaka .................................................................................................. 9

1.5 Kerangka Teori ..................................................................................................... 9

1.6 Metode Penelitian ................................................................................................ 12

1.7 Sistematika Penulisan ......................................................................................... 13

BAB II AWAL MULA PENDIRIAN TEATER SERIBOE DJENDELA 1990an ............................ 15

2.1 Sanata Dharma .................................................................................................... 15

2.2 Ketoprak .............................................................................................................. 16

2.3 Dari Ketoprak Sadhar Budaya ke Teater Seriboe Djendela........................... 19

BAB III MEMASUKI ERA AWAL TEATER SERIBOE DJENDELA 2000-2017......................... 27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

xiii

3.1 Menemukan Jati Diri .......................................................................................... 27

3.2 Mencoba Dunia Luar .......................................................................................... 30

3.3 Merasakan Krisis ................................................................................................ 36

BAB IV ZONA AMAN TEATER SERIBOE DJENDELA 2008-2017 ........................................ 44

4.1 Perubahan Secara Besar-Besaran ..................................................................... 44

4.2 Pemantapan ......................................................................................................... 47

4.3 Sesaknya Kegiatan dan Explorasi ..................................................................... 54

4.4 Perbaruan Sejarah yang Singgah Kembali ...................................................... 73

BAB V KESIMPULAN ......................................................................................................... 76

Daftar Pustaka .................................................................................................................. 81

LAMPIRAN ........................................................................................................................ 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Secara garis besar, teater terbagi menjadi dua yakni teater tradisional dan

teater modern. Masing-masing jenis teater ini mempunyai perbedaan yang sangat

signifikan mulai dari pandangan antara kedua kurun waktu teater yang berbeda.

Secara ringkas dapat dikatakan teater tradisional merupakan seni pertunjukan yang

berasal dari budaya masyarakat setempat, yang biasanya merupakan bagian dari

upacara keagamaan atau ritual-ritual masyarakat seperti ritual memanggil hujan

atau menyembuhkan penyakit. Sebaliknya pada teater modern sudah memiliki

stuktur dan sistem yang jelas dalam prosesnya. Biasanya teater modern memiliki

ciri-ciri seperti dilakukan di tempat yang khusus dengan beberapa pementasan

penonton harus membayar, berfungsi untuk hiburan, sudah memakai idiom-idiom

modern, sudah mulai menggunakan bahasa Melayu Pasar dan adanya pegangan

cerita tertulis.

Pementasan teater memiliki fungsi untuk menyadarkan kita akan situasi

yang terjadi dalam kehidupan keseharian.1 Teater juga dapat dilihat sebagai seni

yang obyektif karena seni teater menghadirkan pengalaman-pengalaman batin dan

1 Max arifin. Teater Sebuah Perkenalan Dasar. (Ende: Nusa Indah. 1980); hlmn 9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

2

pengalaman indra melalui ucapan dan laku.2 Teater merupakan bagian dari

kesusastraan atau kesenian dramatis melalui penulisan dan juga pelakonan dari

drama terutama kalau berhubungan dengan pengarang, drama, masa, dan lain-lain.3

Perkembangan teater Indonesia dapat dikatakan melanjutkan perkembangan

teater yang ada di Yunani sebagai asal mula teater saat itu.4 Jika kita amati teater

tersebut lahir dari suatu kebudayaan yang dilandasi atas suatu kebutuhan manusia

akan alam. Di Indonesia kekayaan alam dan budaya melahirkan keberagaman

kehidupan seni dan budaya.

Bentuk-bentuk teater daerah sendiri terdiri dari beberapa bentuk yang

menghiasi dunia seni Indonesia hingga saat ini, yang pertama ialah teater bertutur.

Bentuk teater daerah yang dekat dengan satra ini memiliki beberapa bentuk yang

sampai sekarang masih bisa ditemui yakni sinrilik, kenterung, jemblung, bakaba,

cakepung.5 Bentuk-bentuk tersebut memiliki daerah perkembanganya sendiri

sendiri yang masih bertahan di kala terhimpit dengan teater lokal lain serta

perkembangan teater modern sekarang ini.

Teater modern tentu saja tidak sama dengan teater tradisional. Dalam teater

modern semuanya akan terlihat lebih rumit dan lebih memperhatikan proses

2 Max arifin. Teater Sebuah Perkenalan Dasar. (Ende: Nusa Indah. 1980); hlmn 9.

3 ibid., hlmn. 12

4 Teater berasal dari bahasa Yunani Theatron, artinya tempat atau gedung

pertunjukan, dalam perkembangannya teater memiliki arti yang luas dan diartikan sebagai

segala hal yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Max arifin. Teater Sebuah

Perkenalan Dasar. (Ende: Nusa Indah. 1980); hlmn 9.

5 Jakob Sumarjo. Perkembangan Tearter Moderen dan Sastra Drama Indonesia.

(Bandung: PT Citra Adtya Bakti. 1992). Hlmn 38-45.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

3

berjalannya sebuah pementasan. Dalam teater modern pula semua benar-benar

diperhatikan mulai dari pelaku, suara, naskah, aksi, emosinalitas, tataruang, dan

masih banyak lagi cabang yang nantinya menuntun kita dalam pembuatan teater

modern yang benar-benar bisa dinikmati.6 Fungsi pokok dari teater modern ialah

hiburan dan pendidikan walaupun masih ada lima unsur pokok yang dapat

dirangkum dalam teater modern yakni ruangan, naskah tertulis atau drama, aksi,

suara, adegan dan suasana.7

Teater modern yang tertua di Indonesia ialah Komedie stamboel yang masuk

pada tahun 1891 di Surabaya. Beberapa orang mengikuti teater tersebut sehingga

terbentuklah stamboel sebagai pionir teater modern Indonesia.8

Komedie Stamboel mementaskan lakon-lakon lokal dan juga asing. Masa

kejayaan teater ini tidak bertahan lama setelah ditinggal oleh pendirinya August

Mahieu (1830-1902), kelompok ini pun bubar pada 1906. Komedie Stamboel

memicu banyak kelompok teater bermunculan, keuntungan yang cukup besar

ternyata mengundang kelompok Tionghoa peranakan terjun ke dalam bisnis teater

ini.

Beberapa tahun kemudian muncul dua kelompok teater yang banyak

mencuri perhatian yakni Miss Riboet’s Orion dan Dardanella. Miss Riboet’s Orion

dan Dardanella melakukan beberapa perubahan yang menguatkan jati diri mereka

6 C, Akwan. Beberapa Aspek Teater Tradisional. (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

1984); hlmn. 36-37.

7 ibid., hlmn. 40.

8 Jakob Sumarjo. Perkembangan Tearter Moderen dan Sastra Drama Indonesia.

(Bandung: PT Citra Adtya Bakti. 1992); hlmn. 107-110.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

4

sebagai teater modern. Pembagian episode yang mulai diperingkas, dihilangkannya

selingan di tengah pementasan, dan adegan perkenalan tokoh serta pentas yang

diselesaikan dalam satu malam saja. Hal-hal tersebut merupakan beberapa

perubahan yang dilakukan yang membuat jarak antara teater tradisional dan modern

semakin jauh.

Miss Riboet’s Orion didirikan oleh Tio Tik Djien yang merupakan seorang

terpelajar yang memiliki modal atas kelompok ini, perubahan-perubahan di atas

sebagian besar di prakasai oleh kelompok yang lahir pada tahun 1925 ini. Miss

Riboet’s sendiri sebenarnya merupakan sebuah aktor yang menjadi andalan

kelompok ini. Kelompok Dardanella didirikan pada 21 juni 1926 oleh A. Piedro

(Willy Klimanoff) di Sidoarjo. Didirikannya kelompok ini salah satu tujuannya

guna menyaingi kelompok Orion, dan tujuan mereka tercapai dengan adanya

perpindahan beberapa aktor dari Orion ke Dardanella. Keberhasilan mereka juga

dapat dilihat dari pementasan yang tidak hanya dilakukan di Asia saja melainkan

sampai ke Eropa dan Amerika.

Keberhasilan beberapa kelompok teater yang terukir dalam sejarah

Indonesia tidak lepas dari naskah yang ditulis, naskah yang bermunculan pada saat

itu mampu memberi kesan pada penonton seperti naskah legendaris milik Rustam

Effendi berjudul “Bebasari”. Begitu juga dengan kelompok teater daerah seperti

Miss Tjitjih dan Sri Asih, serta beberapa teater amatir yang bermunculan.

Masa perkembangan teater modern di Indonesia kemudian berlanjut pada

masa Jepang yang menjajah Indonesia sekitar 3 setengah tahun lamanya. Meskipun

kekuasan militer Jepang telah dimulai sejak tahun 1942 akan tetapi aspek budaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

5

dan kesenian baru dapat dirasakan pada akhir tahun. Jepang yang hanya fokus pada

bidang militer mengabaikan kegiatan kegiatan politik dan kebudayaan. Akan tetapi

setelah mereka terdesak oleh perang Asia Pasifik, teater tradisional dimanfaatkan

oleh Jepang untuk melakukan propaganda dan menggalang dana yang nantinya

membantu biaya perang mereka.9

Setelah perginya Jepang dari Indonesia pada tahun 1945, aktivitas tulis

menulis sangatlah gencar dan banyak buku-buku serta surat kabar yang membahas

semangat kemerdekaan. Saat itu teater menjadi media utama dalam mengadakan

pertunjukan-pertunjukan yang bertemakan perjuangan bangsa pada saat itu.

Pada masa ini juga lahir Teater Maya yang dibentuk oleh Usmar Ismail dan

Abu Hanifah. Menurut Usmar Ismail kelompok ini bisa dibilang sebagai

“avantgarde theatre” atau pendobrak teater Indonesia. Kesuksesan Usmar Ismail

dalam dunia perteateran berlanjut dengan didirikannya ATNI atau Akademi Teater

Nasional Indonesia pada 1955 di Jakarta. Sebelumnya sudah ada Akademi Seni

Drama Dan Perfileman Indonesia (ASDRAFI) pada 1954 di Yogyakarta.

Kemunculan organisasi akademi ini tentu menjadi pendorong besar dunia

perteateran Indonesia karena teater sudah merambah ke dunia pendidikan.

Pada tahun 1960-an pementasan-pemantasan yang diadakan semakin

tambah banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Di kampus-kampus, para mahasiswa

dan masing masing organisasi teater yang ada melakukan pementasan setiap

tahunnya. Guna menampung banyaknya pementasan yang ada maka dibuatlah

9 Jakob Sumarjo. Perkembangan Tearter Moderen dan Sastra Drama Indonesia.

(Bandung: PT Citra Adtya Bakti. 1992); hlmn. 134-137.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

6

festival teater yang diselenggarakan sejak 1950-an akan tetapi mulai tahun 1960-an

festival yang diadakan lebih besar dengan diikuti banyak peserta dari berbagai

organisasi teater.10

Di Yogyakarta dikeluarkan surat keputusan Mentri Pendidikan dan

Kebudayaan No. 0156/U/1978 tentang konsep Normalisasi Kehidupan Kampus

(NKK). Hal ini sebabkan karena adanya beberapa demostrasi atau protes terhadap

pemerintahan masa orde baru oleh beberapa kampus di Indonesia dan banyaknya

gerakan mahasiswa yang berbau politik. Guna meminimalisir hal tersebut maka

pemerintah mengeluarkan NKK untuk mengembalikan kampus sebagai lembaga ke

ilmuan. Dilarangnya kegiatan politik mengakibatkan peningkatan kegiatan-

kegiatan kesenian di kampus.

Tidak lama kemudian Institut Seni (ISI) Indonesia berdiri di Yogyakarta

pada 23 juli 1984. Kampus ISI sendiri terbentuk atas gabungan beberapa lembaga

kesenian yakni ASTI (Akademi Seni Tari Indonesia), ASRI (Akademi Seni Rupa

Indonesia), AMI (Akademi Musik Indonesia). Sekolah seni ASDRAFI menyatakan

tidak ikut untuk bersatu karena tidak ingin berada di bawah payung manapun.

Suara teater yang berada dalam lembaga pendidikan di Yogyakarta semakin

keras setelah peristiwa reformasi pada 1998. Suatu kejadian besar yang mendorong

mahasiswa untuk bersuara dengan berbagai cara, salah satunya melalui seni

pertunjukan. Teater berfungsi sebagai alat atau wadah penampung situasi, apakah

dalam masyarakat akan memiliki guna yang sama jika berada dalam suatu lembaga

10 Jakob Sumarjo. Perkembangan Tearter Moderen dan Sastra Drama Indonesia.

(Bandung: PT Citra Adtya Bakti. 1992); hlmn. 167.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

7

pendidikan terutama di Universitas Sanata Dharma (USD), yang memiliki unit

kegiatan mahasiswa bernama Tater Seriboe Djendela (TSD).

Menyatunya teater dengan rakyat tentunya lebih menguatkan teater sebagai

media masyarakat dalam menyampaikan apa yang di rasakan dan diinginkan. Hal

ini juga akan berpengaruh dengan yang disenangi masyarakat, dan teater pun

menyesuaikanya. Proses dalam teater tidak lah mudah, perlu ada interaksi dengan

kasus atau masalah yang dituangkan dalam pertunjukan..

1.2 Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah

1. Identifikasi masalah

TSD merupakan salah satu teater yang berciri teater modern, akan

tetapi sejarah TSD dimulai sejak adanya ketoprak Sadhar Budaya di

Universitas Sanata Dharma. Perubahan terjadi saat ketoprak menuju teater

modern. TSD sendiri dalam beberapa pementasanya memadukan unsur nilai

tradisional yang dimiliki baik dalam naskah ataupun pementasan yang

dibawakan sendiri.

2. Rumusan masalah

Pembatasan mengambil rentan waktu mulai dari proses lahirnya TSD

karena sebagai pintu untuk memasuki masalah apa yang timbul sehingga

membuat mahasiswa membuat unit kegiatan Teater di kampus. Seiring

dengan perkembangan waktu kemudian TSD mulai berkembang dan banyak

mengalami perubahan baik secara intern yang ada di dalam TSD sendiri,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

8

maupun ekstern karena berada di bawah naungan Universitas Sanata

Dharma. Perubahan itu akan dibatasi hingga periode 2017 karena ditahun

tersebut dilakukan pementasan yang membawakan naskah tradisional tetapi

dipentaskan secara modern. Hal ini bisa dikatakan bahwa TSD mulai

menggabungkan antara teater tradisional dan teater modern.

Pertanyaan yang kami rumuskan dalam tiga pertayaan utama.

1. Bagaimana proses terbentuknya TSD?

2. Bagaimana perkembangan TSD hingga 2017?

3. Mengapa TSD bisa bertahan hingga sekarang?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Mendokumentasikan perkembangan dalam TSD sebagai teater yang

berada di bawah naungan Universitas Sanata Dharma.

Merenkronstruksi perubahan sosial yang ada pada anggota TSD yang

nantinya akan mempengaruhi kinerja TSD sendiri.

2. Manfaat

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan bisa menjadi sumber refleksi

bagi anggota TSD sendiri. Bagi masyarakat luas terutama mahasiswa

dan mahasiswi Universitas Sanata Dharma dengan penelitian ini

diharapkan bisa mengenal TSD secara lebih dekat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

9

1.4 Tinjauan Pustaka

Buku sosial dan teater modern menjadi hal penting karena teater memang

tidak bisa lepas dari dampak sosial yang ada disekitarnya karena dari sanalah

muncul ide dan gagasan dalam membuat sebuah pertunjukan. Dalam studi kasus

TSD sendiri sudah ada yang menulisnya dalam skripsi yang berjudul Humanisme

Sartre dan Aplikasi Di Dalam Proses Teater yang di tulis oleh Yohanes Padmo Adi

Nugroho yang juga merupakan lulusan Universitas Sanata Dharma dan juga sebagai

anggota TSD angkatan 1999-2017

Dalam tulisan beliau TSD hanya di jadikan sebagai salah satu obyek

penelitianya dengan sasaran utamanya ialah anggota TSD sendiri dalam studi kasus

pemikiran, akan tetapi beliau tidak memaparkan sejarah dan perkembangan TSD.

Disni beliau hanya menyinggung tetang pentas yang dilakukan pada tahun 2012

yang berjudul “Pada Malam yang Itu” dengan melihat menggunakan kacamata

seorang tokoh yang bernama Sartre, dan hal yang paling banyak disinggung ialah

masalah keaktoran. Hal ini tentunya berbeda dengan apa yang akan di tulis nanti

mengenai perkembangan TSD sebagai suatu organisasi yang memiliki banyak

bagian di dalamnya.

1.5 Kerangka Teori

Terbaginya dua konsep teater tradisonal dan juga teater modern membuat

munculnya sebuah kerangka dan konsep yang perlu dipaparkan. Teater modern

memiliki dua fungsi sebagai hiburan dan juga pendidikan dan memiliki 6 unsur

yakni ruangan, naskah tertulis, aksi, suara, adegan, suasana, dan drama, sedangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

10

teater tradisional memiliki 5 unsur yakni tarian dan musik, sihir, topeng, upacara,

suasana. 11

Menurut KasimAhmad dua pengertian ini sering digunakan secara salah

karena hanya dikaji melalui pendekatan lahiriah dan eksakta tidak secara sumber

dan dasar. Teater tradisional hendaknya diartikan sebagai bentuk teater yang

sumber, berakar, bermula dan berpijak di bumi Indonesia dengan segala aspek

kehidupan yang mengelilingi itu, dan bertolak pada inti, sumber dan dasar

penciptaannya.12

Menurut I Made Bandem dan Sal Murgiyanto teater tradisional tergolong

lebih santai, karena penonton datang bukan dengan aturan yang mengikat mulai

dari aturan tempat duduk hingga bebas pulang kapan saja. Walaupun tergolong

santai tapi dalam teater daerah mencakup empat hal yang bersifat emosional,

fisikal, spiritual, dan intelektual.13 Teater barat atau modern lebih cenderung

menggambarkan kehidupan manusia yang senyatanya sedangkan teater daerah

memiliki tingkat pengindahan yang banyak karena yang sering dilakukan berupa

tarian serta nyanyian.

Peran teater daerah atau teater tradisonal yakni sebagai sarana upacara yang

dipersembahkan untuk leluhur. Sebagai sarana hiburan tidak dimiliki oleh teater

11 C, Akwan. Beberapa Aspek Teater Tradisional. (Jakarta: PT BPK Gunung

Mulia. 1984); hlmn 36-47.

12 Max arifin. Teater Sebuah Perkenalan Dasar. (Ende: Nusa Indah. 1980); hlmn

56.

13 I made Bandem dan Sal Murgiyanto (ed.). Teater Daerah Indonesia. (Denpasar:

Pustaka Budaya. 1996); hlmn 13-32.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

11

modern saja melainkan juga teater tradisional, hal ini akan didapatkan penonton

ketika menikmati teater yang mirip dengan upacara adat dengan wujud akting,

gerak yang teratur, teater ini dapat memberikan kepuasan dan kesenangan kepada

para penonton, salah satunya nyanyian nyanyian yang biasanya dilontarkan.

Media komunikasi juga menjadi salah satu peranan bagi teater daerah, hal

ini karena teater memiliki sifat “peran serta komunal” di mana teater tidak mungkin

terjadi tanpa peran penonton. Teater sebagai media komunikasi di harapkan oleh

beberapa pihak mulai dari kelompok teater yang berharap masyarakat dapat

mengerti apa yang mereka sajikan, sebaliknya masyarakat mengharapkan manfaat

dari apa yang mereka tonton, dan pihak sponsor agar ide-ide atau gagasan mereka

sampai kepada penonton. Yang tak kalah penting yakni peranan teater daerah

sebagai pengucapan sejarah, yang mengajak masyarakat untuk mengenal sejarah

bangsa, leluhur, raja, dan pimpinan lainnya. Dengan diselenggarakanya teater

daerah yang mengangkat cerita rakyat maka masyarakat akan lebih mudah

memahami isi dan pesan yang terkandung dalam cerita dengan waktu yang lebih

cepat.

Teater modern sendiri menurut Tato Nuryanto dipentaskan bedasarkan

naskah tertulis, yang diangkat dari suatu hasil karya sastra serta diikat oleh

pengertian dan hukum dramaturgi, dan secara pengolahannya didasarkan pada

teater barat.14 Yang diutamakan adalah masalah, konflik, tokoh serta wataknya

bukan lagi jalan cerita, sehingga sangat jarang ada tarian atau nyanyian.

14 Nuryanto Tato. Apresiasi Drama. (Depok: Rajawali Pres. 2017); hlmn 43.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

12

1.6 Metode Penelitian

Rancangan data dan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode sejarah dengan pendekatan deskriptif naratif dan analisis. Acuan sumber

yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara dengan pendiri TSD ditahun-

tahun awal berdirinya dan juga beberapa Lurah (sebutan untuk pemimpin TSD)

dibeberapa angkatan serta beberapa anggota TSD hingga tahun 2017 sebagai

sumber primer. Walaupun dalam prosesnya tak banyak dari mereka yang bisa

dihubungi dan diwawancarai. Guna mengatasi hal tersebut maka dilakukan juga

melalui media sosial mengingat jarak para tetua yang cukup jauh dengan

Yogyakarta. Sumber primer lainnya adalah beberapa arsip yang sangat masih bisa

ditemukan.

Naskah dan beberapa notulensi juga menjadi sumber refrensi yang

digunakan dalam mengumpulkan dan mengolah data. Dalam pengumpulan juga

dilakukan penyusunan sekaligus merapikan beberapa arsip yang tidak begitu

tertata, sehingga nantinya akan lebih mudah ditemukan saat dibutuhkan.

Untuk sumber sekunder, kami melakukan studi pustaka. Dalam studi pustaka

yang dilakukan tidak hanya menggunakan buku-buku sejarah saja melainkan juga

buku-buku ilmu bantu seperti sosial dan juga kesenian terutama seni pertunjukan.

Setelah semua data terkumpul maka dilakukan verifikasi sumber atau kritik sumber

dan dilanjutkan dengan analisis.

Dalam kritiki sumber sendiri, penulis menemukan beberapa kebingungan saat

berhadapan dengan sumber yang berbeda. Untuk menyikapi al tersebut maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

13

dilakukan penggalian sumber lebih mendalam dan memastikan sumber mana yang

paling bisa dipercaya. Dalam masalah ini terdapat sumber dari narasumber dan

notulensi, akhirnya penulis akan lebih memilih notulensi karena untuk nara sumber

sendiri tidak luput dari namanya lupa.

Tahap berikutnya ialah memadukan antara data primer, sekunder, dan juga

fakta-fakta yang didapat dilapangan. Kegiatan ini juga digunakan untuk memeriksa

kembali kelengkapan dan jumlah data yang dibutuhkan, agar lebih menghemat

waktu.

Tahap interpretasi juga digunakan dalam menanggapi masalah-masalah yang

timbul. Hal ini dilakukan untuk memberikan tanggapan dan pandangan pribadi

terhadap suatu kegiatan, dengan cara melihat hal-hal lain yang berkaitan dengan

kegiatan tersebut. Hal ini juga berkaitan dengan tahap historiografi yang melihat

kembali sejarah melalui beberapa tulisan TSD yang masih ada. Serta berkaitan

dengan tujuan dalam penulisan skripsi ini yakni menulis sejarah TSD.

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan nantinya akan diawali dari Bab I yang berisi pendahuluan yang

berisi latar belakang, indentifikasi dan pembatasan masalah, rumusan masalah,

tujuan serta manfaat penelitian, kerangka teori, tinjauan pustaka, dan metode yag

digunakan dalam penelitian. Bab II akan membicarakan tentang proses

terbentuknya TSD 1997-1999. Bab III akan membahas tentang proses

perkembangan serta masalah-masalah yang ada di dalam TSD 2000-2007. Bab IV

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

14

juga akan membahas tentangproses perkembangan serta masalah-masalah yang ada

di dalam TSD 2008-2017. Sedangkan dibab V berisi kesimpulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

15

BAB II AWAL MULA PENDIRIAN

TEATER SERIBOE DJENDELA 1990-an

Teater Seriboe Djendela (TSD) memiliki sejarah sejak tahun 1997. Dimulai

dari suatu perkumpulan mahasiswa USD yang mengikuti perlombaan ketoprak, dan

kemudian mengubah stutusnya menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang

berbasis teater. Tumbuh dan berkembangnya TSD sendiri tentu tidak lepas dari

peran Sanata Dharma, Universitas ini pun memiliki sejarah yang cukup panjang

yang perlu kita lihat, agar nantinya dapat menjadi cara pandang baru untuk melihat

TSD dari sisi yang berbeda.

2.1 Sanata Dharma

Nama awal dari Sanata Dharma ialah Perguruan Tinggi Pendidikan Guru

(PTPG) yang dikelola oleh Ordo Serikat Jesus atau yang sekarang lebih kita kenal

dengan sebutan S.J. PTPG Sanata Dharma ini lahir pada 20 oktober 1955. PTPG

Sanata Dharma saat itu memiliki beberapa jurusan diantaranya ada Bahasa Inggris,

Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Ketentuan pemerintah saat itu berbeda dengan

mengubah PTPG menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan), yang di

tentukan oleh kementrian pendidikan, pengajaran dan kebudayaan. FKIP (1958-

1965) ini merupakan bagian dari Universitas Katholik Indonesia cabang

Yogyakarta. Untuk mengatasi kerancuan yang muncul entah menjadi bagian dari

Universitas Katholik Indonesia cabang Yogyakarta atau FKIP Sanata Dharma,

sebagai sebuah intuisi pendidikan maka namanya berubah lagi menjadi IKIP (1965

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

16

– 1993). Hingga pada akhirnya untuk menyesuaikan kebutuhan masyrakat dan

perkembangan jaman yang ada maka, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi

Universitas Sanata Dharma mulai dari 1993 hingga sekarang.

Di Universitas Sanata Dharma sendiri terdapat sejumlah kegiatan kesenian,

mulai dari tingkat jurusan terutama Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), yang

dimasukkan kedalam salah satu mata kuliah. Dilanjutkan ditingkat fakultas, dan

yang paling besar di tingkat Universitas yang lebih sering dikenal dengan nama

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Kegiatan kesenian di Universitas Sanata

Dharma antara lain Teater Seriboe Djendela (teater), Grisadha (tari modern),

(karawitan),Tutu Club (balet), Sexen (band), Lens Club (fotografi). Keberadaan

UKM seni di Universitas Sanata Dharma ini tidak terlepas dari dukungan rektorat

seperti terungkap dalam pernyataan Wakil rektor 4 F.X. Ouda Teda Ena M.Pd.,

Ed.D. yang mengatakan bahwa walaupun USD tidak memiliki fakultas di bidang

seni tapi kesenian berkembang baik di sini, dan beliau juga mengatakan bahwa

pentingnya kesenian bagi mahasiswa ialah sebagai sarana untuk menjadi lebih

berkemanusiaaan.15

2.2 Ketoprak

Kesenian ketoprak lahir dari seorang pegawai istana atau yang saat itu lebih

dikenal dengan nama abdi dalem kerajaan, yang bernama R.M. Weksadiningrat.

Beliau saat itu sedang bertugas di bawah kepemimpinan Pakubuwana IX, kemudian

pada suatu hari R.M. Weksadiningrat melihat banyak wanita yang sedang

15 https://www.usd.ac.id/deskripsi.php?idt=usd_berita&noid=3319.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

17

menumbuk padi sambil berirama.16 Suasana yang sangat mendukung itulah yang

kemudian membuat Weksadiningrat menambahkan banyak instrument musik lain

seperti gendang dan seruling, hal ini jelas mengundang banyak penonton saat itu

karena mereka menganggap itu merupakan suatu yang menyenangkan dan

menghibur untuk disaksikan. Mulai saat itu dia menamakan sebuah pertunjukan itu

sebagai ketoprak yang berasal dari bahasa Jawa yakni “ketok” yang berakti

memukul.

Pada masa perkembangannya kemudian ketoprak menjadi suatu yang

digemari, bahkan sudah memiliki beberapa kelompok yang ikut meramaikan

kasanah seni pertunjukan di Indonesia. Pada tahun 1920 banyak rombongan amtir

dan juga profesi ketoprak yang sudah terbentuk di beberapa daerah di pulau Jawa.

Kota yang menjadi pusat seniman ketoprak ialah Surakarta dan juga Yogyakarta

berhubungan dengan masa itu yang sangat kental dengan budaya Jawa dan cerita

legenda yang ada. Maka seni ketoprak ini cenderung membawakan cerita cerita dari

kerajaan Mataram yang pernah mengalami masa kejayaaannya di pulau Jawa, cerita

tentang Mataram ini biasanya dibawakan oleh para kelompok ketoprak yang berasal

dari Yogyakarta.

Pada tahun 1925 jumlah kelompok ketoprak yang ada di Surakarta maupun

Yogyakata hampir melebihi empat ratus kelompok.17 Perbedaan yang di dapat dari

kedua kelompok ini yakni ketoprak Yogyakarta lebih menonjolkan dialog yang ada

16 Brandon James. Jejak Seni Pertunjukan di Asia Tenggara. (Bandung: P4ST UPI.

2003). Hlmn. 71.

17 ibid.,. hlmn. 73.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

18

dalam setiap pertujukan mereka, sedangkan jika kelompok yang berasal dari

Surakarta mereka lebih menonjolkan tari yang ada di pertunjukan mereka. Ketoprak

memang hampir sama dengan beberapa seni pertunjukan lainya, yang di dalamnya

terdapat beberapa unsur seni lain seperti musik, tata pangung, tata rias, bahkan

pencak silat atau adegan laga.

Musik dalam ketoprak berasal dari salah satu cabang seni musik di

Indonesia yakni gamelan yang juga memang kental di Jawa pada saat itu. Unsur

lain yang ada di dalam seni pertunjukan ini ialah tata pakaian dan tata rias, dalam

unsur ini jelas yang dibawakan ialah pakaian dengan nuasa-nuasa kerajaan dan

masyrakat Jawa pada saat itu. Serta masih banyak elemen lain yang ada

diadalamnya seperti pemain, sutradara, dan dekorasi properti.18 Seni pertunjukan

tentu juga akan ikut berkembang dalam menemani perkembangan jaman yang

semakin pesat maka demikian pula dengan ketoprak yang lama kelamaan ikut

berkembang dalam masyarakat. Perkembangan yang timbul ini bisa dilihat dari

bagaimana cara pementasan ketoprak tersebut ditampilkan. Seni ketoprak biasanya

ditampilkan di sebuah pangung pertunjukan, akan tetapi seiring dengan

perkembangan jaman maka seni ketoprak kini sudah bisa kita nikmati melalui radio

dan televisi.19

Ketoprak sendiri memiliki tujuan yang berbeda beda yang biasanya terbagi

atas dua yakni ketoprak komersial dan ketoprak non komersial. Jika ketoprak

18 Setyadi. Tuntunan Seni Ketoprak. (Yogyakarta :Proyek Pengembangan

Kesenian) hlmn. 17-38.

19 ibid., 39-44.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

19

komersial adalah ketoprak yang dimainkan dengan mempertunjukan sebuah

penampilan dengan memungut biaya. Ketoprak non kemersial ialah kelompok

ketoprak yang diundang kedalam suatu hajatan atau acara tanpa harus membayar.

2.3 Dari Ketoprak Sadhar Budaya ke Teater Seriboe Djendela

Teater dan ketoprak keduanya merupakan salah cabang seni pertunjukan

yang mempunyai karekteristiknya masing-masing. Di Indonesia, teater modern

datang dari luar dan tentunya butuh penyesuaian saat masuk ke masyarakat.

Berbeda dengan ketoprak yang asli kebudayaan Jawa yang hanya mengikuti

perkembangan jaman yang ada.

Teater dan ketoprak sudah banyak disinggung diawal, maka dalam

pembahasan kali ini akan disinggung mengenai TSD dan juga ketoprak milik

Universitas Sanata Dharma yang bernama Ketoprak Sadhar Budaya (KSB). Teater

Seriboe Djendela merupakan cabang dari Ketoprak Sadhar Budaya, keduanya

memang memiliki kesamaan yakni berada di bawah naungan lembaga pendidikan

yakni Universitas Sanata Dharma.20

Ketoprak yang pada saat itu menjadi salah satu bagian dari kesenian rakyat

yang cukup digemari di Yogyakarta menjadi salah satu media bagi masyrakat dalam

menyampaikan aspirasi, juga menjadi wadah bagi mereka untuk menyampaikan

20 Selain TSD di kampus Sanata Dharma juga terdapat 5 teater mahasiswa lainnya

a) Teater Ingsun milik Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, b) Teater Delapan milik

fakultas Psikologi, c) Bengkel Sastra milik Sastra Indonesia,d) Teater Rakyat milik IPPAK,

e) Teater Jaran Iman milik fakultas Teologi Kentungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

20

opini dan berekspresi. Hal inipun juga dialami bagi seluruh orang yang berada di

Universitas Sanata Dharma.

Pada saat itu Ketoprak Sadhar Budaya ini berisikan para karyawan, dan

beberapa staf lainya yang berada di Universitas Sanata Dharma ini sebagai sarana

hiburan. Hal ini tentu menjadi salah satu keputusan USD yang patut diancungi

jempol, karena tidak hanya mengembangkan mahasiswanya melainkan juga

karyawan yang ada didalamnya.

Sejarah TSD semula bermula dari tahun 1997 saat diadakan festival

ketoprak bernama Festival Ketoprak Bahasa Indonesia Antar Perguruan Tinggi se-

Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam festival bertaraf Universitas ini mewajibkan

pesertanya berasal dari mahasiswa sedangkan pada saat itu anggota dari KSB

sendiri adalah karyawan dan staff USD. Untuk dapat memenuhi undangan yang ada

di tunjuklah kegiatan mahasiswa berbasis teater yang tersebar di beberapa jurusan

dan fakultas yang ada di USD, seperti yang dikatakan Januarius G. Bamabang

Hendrianto, mahasiswa sastra inggris angkatan 1996 sebagai salah satu peserta pada

saat itu.

“Pada saat itu kelompok teater yang lebih dulu ada berasal dari jurusan maupun

fakultas, seperti teater milik fakultas sastra, teater milik fakultas Psikologi yang,

teater milik jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, dan teater milik jurusan

Pendidikan Bahasa Inggris, kalau untuk nama-namanya saya lupa”.21

Pada akhirnya keempat organisasi teater ini dikumpulkan dan mengikuti

festival tersebut. Dalam pementasan tersebut mereka membawakan naskah yang

berjudul “Dredah Sotyabawana”.

21 Wawancara, Januarius G. Bamabang Hendrianto, 20 Mei 2018; Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

21

Dalam perkembanganya kelompok ini banyak terkait dengan peristiwa

Reformasi tahun 1998 yang membawa semangat kebebasan ekspresi dalam

penyampaian opini. Mengingat mahasiswa merupakan bagian penting di peristiwa

itu maka, mahasiswa Sanata Dharma juga memegang peran penting dalam hal

tersebut. Semangat kebebasan ekspresi itu ternyata masuk hingga kedalam

kelompok teater ini yang merupakan salah satu media bagi mahasiswa yang bisa

digunakan dalam merespon apa yang terjadi pada saat itu.

Seusai reformasi pada Mei 1998 ternyata tidak membuat kelompok ini

bubar, melainkan mereka sering mengadakan latihan bersama, serta berdiskusi

tentang hal yang mereka sukai tersebut. Tempat yang sering digunakan pada saat

itu masih berada di lantai dasar aula USD yang sama dengan gudang. Kebersamaan

ini juga didukung oleh peraturan kampus yang pada saat itu masih memperbolehkan

mahasiswa untuk menginap di kampus. Kebersamaan yang dibangun kemudian

terfasilitasi dengan digelarnya beberapa pementasan sebelum menyambut festival

ketoprak yang sama pada tahun 1998. Pementasan tersebut diantaranya,

“Pementasan “Manusia-Manusia Tikus”, karya Didiek Julianto, April 1998 di Aula

USD, dengan nama Sadhar Budaya. Pentas bareng Teater Sangkar (Univ.

Pembangunan Nasional, Yk.), dan Teater Uwajeye (Univ. Atma Jaya, Yk.),

mengangkat “Cek-Cok”, karya Didiek Julianto September 1998 di Auditorium

UPN.”22

Setelah menjalani dua pementasan tersebut kelompok ini disibukkan

kembali dengan acara festival ketoprak yang sama di tahun sebelumnya,

keikutsertaan mereka kembali dalam festival ini justru menambah ikatan

22 Poster pementasan “Misi:B4”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

22

kebersamaan tersebut makin kuat. Pada pementasan ditahun 1998 mereka

membawakan naskah yang berjudul “Nyala Api Kemerdekaan Di Jantung Tanah

Mataram”, tidak hanya berhenti disitu melainkan pada Desember 1998 TSD

menyelenggarakan pementasan lagi berjudul “Terbuang Membusuk”.

Masalah baru yang dihadapi para anggota kelompok teater ini adalah sebuah

ruangan yang layak untuk berkumpul seperti UKM lainnya. Memang sudah ada

pemikiran dan ide tentang UKM Teater yang ada di USD, hal ini sudah diajukan

sejak tahun 1998.

Masalah ruangan tidak membuat kelompok ini berhenti berkarya, dan kali

ini mengisi acara Pesparawi (Pesta Paduan Suara Gerejawi) se-Indonesia pada

tanggal 26 Februari 1999 di PPPG Kesenian. Naskah atau cerita yang dibawakan

saat itu merupakan naskah yang pernah dibawakan pada festival ketoprak 1998

yakni “Nyala Api Kemerdekaan Di Jantung Tanah Mataram”. 23

Pada tahun 1999 ke empat kelompok teater ini mengadakan latihan alam

yang dilakukan di Pantai Ngobaran Gunung Kidul pada tanggal 14 Mei,

diusulkanlah nama Teater Seriboe Djendela sebagai UKM teater milik USD. Nama

teater itu pun diberikan sesuai dengan bangunan Universitas Sanata Dharma yang

ada yakni Teater Seriboe Djendela yang artinya seribu jendela atau banyak jendela,

karena jika kita melihat bangunan dari Sanata Dharma sendiri memiliki banyak

jendela.

23 Nantinya seiring perkembangannya naskah ini kembali dibawakan pada tahun

2017 dengan judul “1551”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

23

Berdirinya TSD sebagai UKM pada saat itu mendorong timbul UKM seni

pertunjukan yang lain seperti Grisadha, karena pada saat itu semua seni pertunjukan

berada dalam satu ruang UKM yang bernama SEXEN. Terlebih pada saat tu TSD

mendapat ruang UKM seperti yang dikatakan Januarius G. Bambang Hendrianto.

“Alhasil pada tahun 1999 akhirnya TSD mendapat ruang dan resmi menjadi UKM

teater milik USD pada saat itu dibantu oleh pembantu rektor 3 yang juga senang

berdiskusi tetang hal-hal seputar teater.”24

Teater yang hadir dengan konsep modernya dan banyaknya naskah menjadi

hal yang mulai banyak diperhatikan saat itu. Teater menjadi suatu peluang baru

dalam menyampaikan opini serta ekspresi mahasiswa.

Dalam perkembangannya di tahun pertama, struktur pengorganisasian dan

racangan kegiatan pertahunnya disusun secara perlahan. Lurah TSD di tahun

pertamanya ialah Januarius G. Bambang Hendrianto yang mengikuti sejak pertama

kali empat kelompok teater ini berkumpul menjadi satu, dan sekarang masih aktif

didunia seni pertunjukan khususnya ketoprak.25

Dengan terbentuknya UKM ini tentu memacu semangat anggotanya dalam

membuat suatu karya tak lain dan tak bukan ialah sebuah pementasan, pementasan

pertama setelah resmi terbentuk berjudul “Oedipus Rex”, pementasan pertama yang

di adakan pada Agustus 1998 di Auditorium UPN ini dipersembahakan dengan

konsep teater modern.

24 Wawancara, Januarius G. Bamabang Hendrianto, 20 Mei 2018; Yogyakarta

25 Januarius G. Bambang Hendrianto adalah lurah TSD yang pertama yang

sekarang masih menggeluti dunia panggung dan mengamati perkembangan TSD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

24

Di bulan November TSD menunjukkan kemampuan lainnya dalam lingkup

teater, tidak hanya membuat sebuah pementasan saja melainkan juga sebagai

koreografi, hal ini dilakukan pada acara Konser Indonesia Manise (UKM Paduan

Suara Mahasiswa) yang diadakan pada 25 November 1998 di Hotel Melia

Purwosani.

Festival ketoprak yang dulunya diikuti selama dua tahun berturut turut

ditutup seiring dengan jatuhnya Soeharto, akan tetapi wadah mereka dalam

menampilkan teater yang bertemakan tradisional tidak hilang begitu saja.

Pementasan kedua mereka berjudul “Kangsa Adu Jago”, pementasan ini juga

berkonsep ketoprak yang dipenuhi dengan adegan yang mengundang tawa

penonton.

Kepengurusan pertama hanya berjalan selama 8 bulan yang dipegang oleh

Januarius G. Bambang Hendrianto berpindah ke Yanuar Susanto (lurah kedua). Hal

ini disebabkan oleh mendesaknya kewajiban utama mahasiswa untuk kuliah.

Adanya kedua kegiatan di Universitas Sanata Dharma ini justru meramaikan

dunia pertunjukan di kampus. Dalam sejarah perkembangannya TSD memiliki

beberapa jenis pentas yang ditampilkan diantaranya

1. Pentas Besar, biasanya diselenggarakan setiap setahun sekali atau

dua tahun sekali dengan banyak elemen dan faktor pendukung yang

berperan di dalamnya. Pentas besar memerlukan persiapan hingga

6-8 bulan mulai dari pembentukan panitia

2. Pentas kecil merupakan pentas yang memiliki skala tidak terlalu

besar dan tempat yang digunakan bisa berupa ruang kelas atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

25

bahkan kantin. Pentas ini diselanggarakan untuk mengisi waktu

longgar dan sebagai salah satu media pembelajaran serta eksplorasi

bagi anggota TSD sendiri

3. Pentas Anak Baru, pentas ini dipersembahakan untuk anggota baru

yang akan masuk. Metode dari PAB sendiri berbeda-beda

berdasarkan keputusan yang diambil pengurus. Pentas ini

diselanggaran setiap ada anak baru yang masuk.

4. Pentas eksplorasi di lakukan ketika ingin mengisi acara disuatu

kegiatan baik itu diluar maupun didalam kampus pentas ini juga

biasanya digunakan sebagai ajang belajar dan eksplorasi anggota

TSD.

5. Pentas festival, pentas yang dipersembahkan TSD untuk mengikuti

acara festifal teater yang ada yang sebagian besar berbasis

perlombaan. Dalam pementasan ini memiliki bagiannya sendiri baik

itu beberapa orang yang ikuti komunitas lain atau murni dari TSD

sendiri.

6. Pentas bersama, jenis pentas ini merupakan pentas yang ada sejak

awal berdirinya TSD hingga pada era tahun 2006-2007, pentas ini

dilaksanakan tiap bulan sekali jika memang tidak ada kegiatan yang

menyita banyak waktu dan tenaga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

27

BAB III

MEMASUKI ERA AWAL

TEATER SERIBOE DJENDELA 2000-2007

3.1 Menemukan Jati Diri

Pada saat itu TSD masih belajar mengeksplorasi dan mencari beberapa

pementasan yang memiliki konsep modern, walaupun tahun 2000 pertengahan TSD

masih menampilkan pementasan yang sangat kental dengan nuasa tradisional.

Usaha-usaha yang dilakukan guna mengembangkan wawasan mereka dalam

memasuki dunia teater modern pun beragam, mulai dari workshop, penambahan

inventaris, dan pembenahan struktur organisasi.

TSD mengawali tahun 2000 ini dengan mengadakan kerjasama dengan

UKM Penalaran yang mementaskan “Wanita-Wanita Perkasa” pada 25 Maret 2000

di lantai 3 perpustakaan USD. Pentas kerjasama ini juga bertujuan meningkatkan

relasi yang baik sesama UKM, tidak hanya UKM yang berbasis pertunjukan saja

melainkan dengan semua UKM yang ada di USD bahkan dengan kegiatan yang

dibuat USD. Salah satu kegiatan yang di buat USD pada saat itu ialah Happening

Art Paskah, sesuai dengan statusnya sebagai Universitas swasta Katholik, acara ini

diadakan pada bulan April 2000 di USD.

Guna mengisi kegiatan selanjutnya di tahun 2000 TSD menyelenggarakan

acara ulang tahun TSD yang pertama kalinya. Acara ulang tahun ini diadakan di

taman sastra di kampus satu USD, acara ini merupakan salah satu dari rangkaian

kegiatan yang diadakan TSD dalam menyambut hari lahir TSD yang terdiri dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

28

selamatan, pentas bersama, workshop makeup, dan pentas BET (Bali Eksperimental

Teater).26

Pentas bersama menjadi kegiatan yang selanjutnya dilaksanakan dibulan

yang sama. Tujuan dari pentas bersama yakni mempererat kebersamaan dan

menambah kreatifitas selaku anak teater. Nantinya pentas bersama ini akan menjadi

agenda yang paling sering dilaksanakan, karena pada saat itu mahasiswa

mempunyai jenjang waktu kuliah yang panjang dan memiliki banyak waktu luang.

Proses dalam pembuatan pentas bersama tidaklah memakan waktu yang lama dan

tidak begitu menguras tenaga sehingga pentas bersama bisa menjadi kegiatan yang

sesuai disela sela jadwal TSD yang lainnya.

Rangkaian kegiatan lainnya yakni workshop makeup, yang dilakukan di

senthong. Kegiatan yang dilakukan dibulan yang sama ini bertujuan untuk

memperdalam ketrampilan dibidang makeup terutama untuk para aktor yang

setidaknya bisa menggunakan bedak sebagai dasar dalam makeup. Peralatan

makeup yang sedikit pada waktu itu juga menjadi alasan kenapa workshop ini harus

diadakan, supaya setiap anggota TSD bisa mengerti dan mengatur pemakaiannya

agar tidak cepat habis.

Rangkaian acara penutupnya ialah sebuah pementasan BET (Bali

Experimental Teater) yang diselenggarakan di aula. Dengan adanya teater dari luar

yang ikut serta dalam acara ini tentunya membuat anggota TSD bisa bertukar

pengalaman, dan banyak ilmu teater yang didapat sehingga menambah wawasan

26 Laporan pertanggungjawaban Dalam Rangka Menyambut HUT TSD 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

29

dan pengetahuan anggota TSD dalam dunia teater modern. Gambaran cerdas dan

humanis yang dimiliki USD terpaparkan di kegiatan TSD kali ini, salah satunya

humanis.

Pementasan BET yang modern ternyata memberi dampak pada anggota

TSD yang kemudian membuat Jogja Eksperimental Teater (JET). Akan tetapi JET

tidak bertahan lama, karya yang dihasilkan JET pun tidak ada. Di sini dapat dilihat

dengan jelas gejolak TSD yang mengebu-gebu ketika melihat teater modern,

walaupun tidak bertahan untuk waktu yang lama.

Rutinitas latihan alam tidak dilupakan begitu saja oleh TSD, para

anggotanya di tahun 2000 masih aktif melakukan kegiatan tersebut. Selain untuk

berlatih, diadakannya latihan alam juga untuk mengingat kembali peristiwa

pembentukan nama dan lahirnya TSD.

Masih di tahun 2000, TSD juga perlu menjaga keanggotaannya agar

program yang dibuat bisa terus berjalan. Salah satu caranya ialah menarik

mahasiswa baru dalam expo yang diadakan setiap tahun oleh USD dipertengahan

tahun. Acara ini diikuti oleh semua UKM dengan konsep yang dibuat semenarik

mungkin untuk menjaga regenerasi masing-masing UKM. TSD mengikuti expo

mulai dari tahun 2000 hingga sekarang. Bagi mahasiswa yang berminat maka akan

mengisi formulir pendaftaran dan akan mendapat proses seleksi. Dalam proses ini

mahasiswa biasanya akan didandani semenarik mungkin dan akan disebar di

tengah-tengah keramaian kampus sambil membaca sebuah dialog.

Di tahun yang sama TSD kembali menjalin kerjasama, kali ini bukan dengan

UKM melainkan fakultas Psikologi USD. Dalam kerjasama ini diadakan sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

30

pementasan koreografi dan musik yakni “Psikosenthong Kolaboraekspolro Mania”,

pentas ini dilakukan dalam acara PsikoEtnika yang diadakan pada bulan November

2000 di Fakultas Psikologi USD.

3.2 Mencoba Dunia Luar

Di pertengahan tahun 2001 TSD mengadakan pergantian pengurus yang

diselenggarakan di tahun. Saat itu lurah, Yanuar Susanto sebagai lurah kedua

digantikan oleh Theodorus Christanto (lurah ketiga, mahasiswa ekonomi akuntasi

angkatan 1998).

Agenda pentas akhir tahun 2001 merupakan sebuah pentas keliling yang

diadakan di Muntilan, Magelang serta Yogyakarta sendiri. Pentas kali ini berjudul

“Misi:B4”, yang bercerita tentang sekelompok pasukan yang sedang latihan baris

berbaris dengan melakukan hal yang diulang ulang dan tiba-tiba mendapat

kepungan dari musuh. Pentas besar yang dimainkan secara realis surealis sangat

kental dengan teater modern, dan memiliki pesan kritikan politis yang

dilontarkan.27

Pentas keliling ini bertujuan membawa nama USD lebih dikenal dikalangan

anak anak SMA karena melihat dua tempat yang digunakan sebagai panggung

berada dikawasan sekolah. Seperti yang tertera dalam proposal acara yang

menyebutkan pementasan keliling ini dimulai dari SMA Kolese DeBritto

Yogyakarta pada 6 September 2001. Dalam dua hari kemudian pementasan kembali

27 Minimnya sumber dan ketidak terbukaan narasumber menjadi salah satu

hambatan untuk menggali isi lebih dalam pementasan ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

31

diadakan di SMA Vanlith Muntilan pada 8 September 2001. Dalam waktu yang

tidak terlalu lama yaitu satu minggu lebih kemudian giliran pementasan diadakan

di Gedung Wanita Magelang pada 21 September 2001.28 TSD hanya melakukan

pentas keliling di wilayah yang tidak begitu jauh dari Yogyakarta, hal ini bertjuan

untuk mencoba mendekatkan diri terhadap sekitar sebelum nantinya melalukan

pementasan ketempat yang lebih jauh.

Pentas “Misi:B4” mempunyai konsep realis surealis yang penyampaiannya

sangat kuat dengan kritikan politik. Maka secara tidak langsung bisa dikatakan

mulai dari “Misi:B4” TSD sudah fokus dengan pentas teater modern yang

mempunyai wadah eksplorasi lebih luas.

Masuknya TSD ke ranah teater modern tidak membuat TSD diam di tempat,

melainkan masih menjalankan kegiatan pentas bersama di akhir tahun 2001 yang

dilakukan pada bulan November. Ini merupakan tanda bahwa kreatifitas dan

semangat dalam hal membuat sebuah karya yang dimiliki anggota TSD terus

berkembang.

Pada tahun ajaran baru 2002 TSD mengikuti acara malam kolaborasi di

bulan februari, akan tetapi karena kekurangan sumber kegiatan ini tidak bisa dilihat

secara lebih rinci. Proses besar lainnya dilakukan sebanyak dua kali dan dilakukan

secara beruturut turut pada tanggal 26 dan 27 Mei, tempat pementasannya sendiri

berada di panggung Realino kampus 2 USD. Bisa dikatakan pementasan ini sebagai

28 Proposal pentas “Misi:B4”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

32

pementasan yang diselenggarakan untuk para senior tahun 1998 sampai 2000, hal

ini didukung karena sebagian besar pemain merupakan angkatan lawas.

Para senior yang pada masanya masih memiliki konsep tradisonal yang

kental, mencoba menghadirkan sebuah pementasan yang memiliki konsep teater

modern. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa senior mendukung penuh adanya

perkembangan teater modern yang dilakukan oleh TSD pada saat itu.

Setelah melakukan pentas besar TSD tidak lupa menjalankan pergantian

pengurus. Di tahun pertengahan 2002 ini terdapat pergantian lurah dari Theodorus

Christanto kepada Nonik (merupakan nama panggilan akrab, sebagai lurah

keempat).

Di akhir tahun 2002 pada 14 desember, TSD berpartisipasi dalam

pementasan “Aku Adalah Pahlawan”. Hal semacam ini tentu saja merupakan salah

satu bentuk keterbukaan dan kepedulian TSD terhadap pahlawan di Indonesia,

sebagai mahasiswa dan juga sebagai warga Negara Indonesia.

Mengawali kegiatan di awal tahun 2003 TSD mengikuti sebuah acara

bernama Pekan Ekspresi Mahasiswa yang pada saat itu diselenggarakan oleh USD

pada 27 dan 31 Januari 2003. Seperti yang dikatakan Sugeng Utomo (lurah keenam,

mahasiswa sastra inggris angkatan 2001) yang saat itu ikut mengisi acara

“Dalam kegiatan ini terbagi menjadi beberapa acara, sedangkan yang diikuti oleh

TSD hanya satu acara saja yakni ekspres zone. Di sini para peserta bebas

mengekspresikan apapun yang mereka ingin lakukan. TSD menjadi pengisi acara

pada saat itu, dan tak hanya TSD saja melainkan UKM pertunjukan lain juga turut

ambil bagian di dalamnya. Pertunjukan yang dibawakan TSD pada saat itu

merupakan pertunjukan yang pernah dibawakan mereka dalam pentas bersama,

sehingga tidak ada persiapan yang begitu serius pada saat itu.”29

29 Wawancara, Sugeng Utomo, 14 Juli 2018; Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

33

Pertunjukan yang dibawakan lebih dari satu kali tentunya memiliki alasan,

salah satunya karena jadwal yang padat sehingga tidak sempat untuk membuat

karya baru yang akan ditampilkan. Dalam hal seperti ini seharusnya pihak panitia

sudah memberitahu jauh-jauh hari, panitia juga harus sudah tau tentang jadwal

kegiatan yang dimiliki UKM agar persiapan bisa dilakukan. Terkadang pihak USD

sering memberatkan UKM dengan berbagai macam tuntutan sehingga dapat

dikatakan institusi USD terkadang menjadi penunjang atau penghambat

berkembangnya TSD.

Di awal tahun 2003 pada tanggal 13 mei TSD merayakan ulang tahunnya

yang ke-5 secara sederhana, sekedar berkumpul mengadakan tumpengan dan pentas

kecil. Akan tetapi ulang tahun kali ini tidak bersifat intern saja, melainkan

mengadakan kunjungan dan bakti sosial. Pada acara bakti sosial TSD mengunjungi

sebuah panti asuhan yang berada di Kaliurang. Di sini TSD ingin membagikan

kebahagian kepada sesama terlebih mereka yang membutuhkan.

Pergantian pengurus di pertengahan tahun 2003 ini membuat Nonik

digantikan dengan Pendi Eslamat (lurah kelima ). Dari hasil kinerja yang dilakukan

oleh seorang perempuan ternya tidak berbeda jauh dengan laki-laki, sehingga

gender dalam kepemimpinan TSD tidak berpengaruh besar.

Pentas bersama tetap menjadi agenda pada tahun ini, akan tetapi kehadiran

pentas bersama kali ini sedikit terganggu karena adanya proses pementasan besar

yang berjudul “Mangir”. Pentas bersama pada tahun ini dilakukan sebanyak tiga

kali akan tetapi semua tenaga dititik beratkan pada proses pentas besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

34

Proses pentas besar sudah dimulai sejak bulan Februari, naskah yang

diadaptasi merupakan tulisan Pramoedya tentang “Mangir”. Naskah ini terpilih

karena sudah siap dahulu dari pada naskah lainnya.

Pentas besar kali ini TSD tidak hanya bermain di kawasan Yogyakarta pada

2 dan 10 Oktober 2003, melainkan sampai ke luar kota. Dalam perencanaannya

pentas ini akan ditampilkan di Surabaya pada 22 September 2003, dan Solo pada

24 dan 25 September 2003. Karena persiapan yang cukup rumit maka dilakukanlah

survei tempat pertunjukan di Surabaya tepatnya di Universitas Widya Mataram. Di

sini TSD mengalami beberapa kendala mengenai tempat pementasan, hal ini

disebakan karena tempat yang ditawarkan oleh pihak Widya Mataram tidak sesuai

dengan kebutuhan pangung. Pencarian tempat lainpun dilakukan, akan tetapi karena

tidak menemukan tempat yang sesuai dengan pementas “Mangir” maka dengan

sangat terpakasa pementasan di Surabaya dibatalkan.

Dalam pementasan ini sendiri tentu aktor harus lebih berusaha keras guna

membangun kedekatan dengan peran yang akan mereka mainkan, maka sang

sutradara mengajak para aktor melakukan kegiatan observasi yang dilakukan di

beberapa tempat, khususnya makam yang berkaitan dengan cerita “Mangir”. Usaha

yang lebih jelas akan dilakukan oleh aktor yang memerankan “Mangir”, hal-hal

seperti berpuasa menjadi syarat yang harus dilakukan untuk menunjang lancarnya

pementasan. Hal semacam ini memang kerap kali dialami dalam proses naskah

tradisional yang masih kental dengan hal hal spiritual.

Melihat semua usaha yang dilakukan, tentu tidak lepas dari cerita yang akan

dibawakan. Seperti yang dikatakan Utomo sebagai pemeran utama:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

35

“Sisi pandang cerita Perdikan “Mangir” yang dipimpin Wanabaya tidak tunduk

kepada Mataram. Untuk menaklukan Wanabaya, Mataram menggunakan siasat

penyamaran putri raja sebagai penari untuk memikat Wanabaya. Siasat berhasil

meski terbongkar siasat penyamarannya. Mataram menang dengan licik ketika

Wanabaya dating menghadap Raja bersama putri Raja. Wanabaya datang tanpa

perlindungan Baru Klinting-senjata tombak yang ditokohkan dalam versi

pementasan sebagai pelindung Wanabaya.”30

Pementasan di Solo dan Yogyakarta ini melibatkan banyak orang yang

terlibat didalamnya. Banyak dari para anggota TSD angkatan lama berkumpul dan

membantu segala proses pementasan, mulai dari produksi hingga artistik.

Pementasan yang diselenggrakan diluar kota ini bertujuan menjalin

silahturami dan berkenalan dengan beberapa penggiat teater. Tujuan lainnya

membawa nama USD ke ruang lingkup yang lebih luas.

Dalam pementasan ini juga menyinggung sejarah Yogyakarta yang pada

waktu itu menjadi daerah yang dikhianati oleh Mangir, dan menurut versi Keraton

sendiri Mangir adalah seorang penghianat. Ini berbanding terbalik dengan apa yang

dibawakan oleh TSD yang mengadaptasi tulisan Pramoedya, sehingga tentu saja

menjadi tantangan bagi TSD untuk membawakan cerita yang prinsipnya berbeda

dengan cerita tempat pentasnya nanti diselenggarakan. Seperti dikatakan oleh

Utomo:

“Waktu pentas “Mangir” TSD dalam upaya membentuk jati diri yang berani.

Keuntungan lainnya bisa dikatakan belajar menyatakan protes melalui sebuah

pertunjukan.”31

30 Wawancara, Sugeng Utomo, 14 Juli 2018; Yogyakarta

31 Wawancara, Sugeng Utomo, 14 Juli 2018; Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

36

Setelah pementasan “Mangir” TSD kembali kedalam agenda rutin akhir

tahun ialah pentas bersama pada 8 dan 20 november 2003, kemudian diikuti latihan

alam dan juga workshop pada 19 dan 20 Desember 2003. Pentas bersama kali ini

diadakan di aula USD, kali ini TSD menjadikan 2 pementasan di dalam satu bulan.

Hal ini dipicu adanya kekawatiran sibuknya anggota saat menghadapi UAS, yang

dilaksanakan pada awal Desember.

Semangat TSD untuk pentas ternyata tidak dapat dihentikan semudah itu,

dengan diadakanya latihan alam dan workshop sebagai kegiatan penutup tahun.

Workshop yang diberikan ada dua bagian Pertama tentang keaktoran yang

dinarasumberi oleh Nanang Arizona yang pada saat itu bekerja sebagai dosen di

Institut Seni Indonesia di Yogyakarta, materi yang disampaikan bukanlah dalam hal

olah tubuh, rasa ataupun vokal akan tetapi lebih pada proses diskusi tentang

keaktoran sendiri. Bagian kedua adalah mengenai makeup yang dinarasumberi oleh

seorang dari teater garasi, belajar mengenai ilmu makeup dan praktek langsung agar

lebih mudah dimengerti.

3.3 Merasakan Krisis

Aktifitas TSD yang berjalan ternyata memicu adanya krisis yang timbul,

seperti yang dikatakan Aloysius Danu Fratomo (lurah kedelapan, mahasiswa ekonomi

management angkatan 2004):

“Tahun 2004 merupakan krisis pertama yang dialami oleh TSD, yakni

berkurangnya sumber daya manusia yang dimiliki TSD pada saat itu. Kekurangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

37

anggota pada saat itu disebabkan setelah proses “Mangir”, bisa dikatakan bahwa

pentas “Mangir” menjadi salah satu penyebabnya.”32

Hal yang menjadi penyebab timbulnya pemasalahan ini ialah, berat dan

lamanya proses “Mangir” yang dijalani pada saat itu. Waktu proses yang hampir

mencapai Sembilan bulan ini telah melewati dua kali ujian akhir semester, hal ini

jelas membuat anggota yang terlibat harus kembali memikirkan perkuliahan

mereka. Karena proses yang berat menyita banyak tenaga, terlibih pada saat itu juga

dijalankan ageda rutin yang semakin memberatkan mereka. Akibatnya anggota

yang aktif di senthong hanya tiga orang.

Banyak program yang tidak berjalan, disamping ide yang tumpul dan juga

kurangnya tenaga untuk melaksanakan kegiatan. Guna mengatasi krisis tersebut

maka TSD menaruh harapan pada expo ditahun 2004 ini utuk menarik anggota baru

sebanyak banyaknya.

Berhubungan dengan sedikitnya anggota dan krisis yangsedang dialami

maka TSD mengadakan pergantian pengurus. Pergantian pengurus ini dilakukan

pada pertengahan tahun 2004, Pendi Eslamat digantikan dengan Sugeng Utomo

(lurah keenam).

Di expo tahun 2004 TSD menyuguhkan teater boneka, yang diadakan di hall

depan kampus 1 USD. Pertunjukan boneka ini tidak mengenakan suara melainkan

hanya menyampaikan pesan melalui gerak tubuh sang boneka yang digerakkan oleh

anak TSD, pertunjukan boneka itu saat ini mirip dengan pertunjukan teater boneka

milik kelompok teater papermoon. Pertunjukan yang berdurasi 45 menit ini

32 Wawancara, Aloysius Danu Fratomo, 5 Juli 2018; Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

38

sebenarnya akan dibawa kedalam pentas yang lebih besar, akan tetapi karena

beberapa kendala maka hanya di tampilkan pada saat expo.

Setelah menjalani tahap proses penerimaan, calon anggota baru mengikuti

latihan rutin yang dilakukan setiap hari selasa dan jumat. Beberapa minggu

kemudian calon anggota baru akan menjalani proses pelantikan.

Pelantikan ini dilakukan di salah satu gedung Sekolah Luar Biasa (SLB).

Kegiatan yang dilakukan memiliki kaitan dengan SLB, bahkan mendapat respon

yang beragam dari anak anak SLB. Proses ini bisa menjadi bahan refrensi yang

dipakai saat melakukan pentas, yang didalamnya terdapat peran-peran yang

memiliki kaitan erat dengan anak SLB. Jadi di sini TSD mendapat banyak manfaat

mulai dari sosialisasi, latihan, hingga mendapat refresi untuk pementasan.

Diskusi menjadi kegiatan lain yang dilakukan, dalam diskusi ini membahas

tentang dunia teater dan kaitanya dengan kota Yogyakarta sebagai kota yang

dipenuhi dengan seniman. Kesenian tradisional di Yogyakarta benar benar dijaga,

walaupun anak mudanya sekarang tidak banyak yang bisa berbahasa jawa, hal

semacam ini menjadi salah satu penyebab kurangnya minat orang muda bergabung

dengan kesenian tradisional yang ada. Dampak serius yang dihasilkan adalah

hilangnya kesenian tersebut karena susahnya dalam mencari penerus.

Sejarah tentang TSD sendiri tidak lupa disampaikan pada kegiatan makrab

ini, mulai sejarah sebagai sebuah organisasi dan asal muasal nama TSD itu sendiri.

Hal perlu guna menjaga sejarah TSD sendiri, karena sangat aneh jika anggota

sebuah organisasi tidak mengetahui sejarah organisasi tempat ia berkegiatan.

Sebuah pemikiran untuk menjaga sejarah tersebut sudah ada, dengan membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

39

sebuah literatur tentang sejarah TSD. Akan tetapi hal ini tidak terlaksana karena

kurangya tanggapan dari anggota, sehingga sejarah TSD hanya diteruskan dari

mulut kemulut saja. Hal ini tentunya membuat informasi yang disampaikan setiap

orang berbeda-beda, dan semakin minim keaslian sumber yang didapat. Membuat

literaturpun memiliki kelemahan seperti hilang ataupun rusak, tetapi sumber yang

disampaikan jauh lebih kongkret.

Workshop diberikan oleh kepengurusan pada saat itu, workshop yang

dilakukan pada tanggal 5 hingga 7 November 2004 ini bersifat seperti

pendampingan. Dalam workshop ini nantinya dua hingga tiga anggota baru akan

mendapat seorang senior yang mendampingi mereka, pendampingan ini bertujuan

untuk menemukan ketertarikan dan bakat anggota.

Usai mendapat pendampingan dan beberapa ilmu tentang pangung

pertunjukan kemudian dipraktekkan. Pentas bersama pada tanggal 3 Desember

2004 menjadi wadah yang digunakan guna mengekspresikan apa yang sudah

mereka dapat, sehingga pentas bersama kali ini didahulukan unuk pementasan anak

baru.

TSD selanjutnya merayakan ulangtahunya yang ke tujuh pada tanggal 4 Juni

2005. Perayaan ulang tahun kali ini diadakan di aula kampus 1 USD, di sini TSD

mengundang beberapa UKM lainnya untuk bergabung. Sesama UKM saling

mendukung dalam beberapa acara yang diselenggarakan, bentuk dukunganya

bermacam macam walaupun hanya sekedar datang dan menonton hingga ikut

dalam proses pembuatanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

40

Salah satu acara yang melibatkan banyak UKM ialah Seven Oktaf, yang

dilakuakan beberapa tahun sekali dengan membuat sebuah pertunjukan. Seven

Oktaf diadakan oleh Sexen dengan mengudang beberapa UKM, terutama UKM

yang berbasis pertunjukan. Pada 18 November 2005 ini TSD ikut berperan serta

dalam acara akbar ini, seperti yang tertera pada kutipan proposal berikut.

“Dalam seven oktaf kali ini bertujuan Merangsang kreatifitas mahasiswa USD

dalam berkegiatan seni 7 oktaf terdiri dari 7 macam kesenian musik, tari, fotografi,

puisi, teater, karawitan, dan sulap”33

Setelah mengikuti kegiatan dengan skala yang besar TSD tetap melanjutkan

kegiatannya yang lain yakni pentas bersama. Makna pentas bersama sudah mulai

bergeser seiring dengan perkembangan jaman seperti yang disampaikan Doni Agung

Setiawan (mahasiswa sastra inggris angkatan 2005).

“Pentas bersama diharapkan dilakukan lebih dari satu kali pada setiap semester.

Pentas bersama menyediakan tempat guna mengadakan sebuah event, yang

bisasanya dilakukan di tempat berkumpulnya para mahasiswa USD. Dalam pentas

bersma ini anggota TSD mempresentasikan karya mereka yang sudah mereka dapat

selama latihan di TSD. Tidak hanya anggota TSD saja yang berperan dalam pentas

bersama ini melainkan ada saatnya sesi spontanitas di sini anggota TSD yang sedang

bermain mengajak penonton turut serta dalam pentas tersebut.”34

Sebagai UKM teater TSD tidak hanya mengasah kemampuannya dalam

berekspresi tetapi juga harus mampu mengajak orang untuk ikut berekspresi. Sesi

spontanitas yang diberikan bertujuan untuk memfasilitasi teman-teman mahasiswa

dalam menyuarakan aspirasinya diberbagai hal.

33 Proposal seven oktaf

34 Wawancara, Doni Agung Setiawan, 11 Juni 2018; Tulungagung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

41

Di awal tahun 2006 ini TSD mengadakan pegantian pengurus yang

dilakukan di wisma milik USD bernama Penting Sari. Pergantian pengurus di tahun

2006 ini memutuskan Sugeng Utomo digantikan dengan Andreas Kristiadi (lurah

ketujuh, mahasiswa bimbingan dan konseling angkatan 2004 ).

Pentas bersama pada tahun ini diadakan di masing masing semester. Pentas

bersama yang ke dua di tahun 2006 ini di selenggrakan setelah expo, diadakan

diparkiran mobil di depan hall kampus Mrican USD dan di kantin.

Dalam pentas bersama kali ini penonton disugguhkan dengan teater tubuh

dari para anggota TSD, pementasan kali ini diharapkan menjadi angin segar bagi

para penikmat pentas bersama dengan konsep yang berbeda yakni teater tubuh.

Teater tubuh merupakan salah satu cara anggota TSD bereksplorasi, karena selama

ini TSD menggunakan naskah ataupun dialog. Judul pementasanya yakni

“Senyawa”.

Pentas bersama di tahun ini merupakan salah satu wujud nyata tentang

eksplorasi TSD mencoba beberapa aspek teater modern. Banyaknya eksplorasi

yang dilakuakan oleh TSD tidak semata-mata berjalan begitu saja tanpa adanya

dukungan, element teater yang kompleks juga ikut berkembang seiring dengan

berkembangnya eksplorasi yang dilakukan. Sehingga kebutuhan tim di atas

pangungpun harus mendukung dengan apa yang coba dihadirkan untuk penonton.

Kebutuhan yang ada di TSD memang cukup banyak, terbagi dalam dua tim

besar yakni artistik dan produksi. Tim artistik sendiri memerlukan beberapa

peralatan guna menunjang kinerja mereka di dalam tim, terutama tim yang memiliki

kebutuhan khusus seperti makeup. Tim makeup memerlukan sejumlah alat makeup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

42

dan biaya makeup pada saat itu cukup mahal. Tim setting yang memerlukan

perlatan seperti gergaji, bor, dan beberapa alat bangunan untuk membuat suatu

dimensi yang diperlukan di pementasan. Tim lighting yang bertugas menata

pencahayaan pada setiap pementasan, lampu lampu sorot dan juga berbagai jenis

lampu sebagai penanda atau gambaran sebuah suasana.

Lampu yang dibutuhkan dan alat untuk mengoperasikannya juga tidak

murah, oleh sebab itu diadakanya sebuah pengadaan barang dan perawatan

inventaris. Barang yang dibutuhkan terlebih dahulu dimasukkan kedalam proposal

tahunan lalu, jika barang tersebut sudah didapatkan maka itu akan masuk menjadi

inventaris TSD yang harus dirawat. Karena barang tersebut merupakan milik USD

sendiri. Ditahun 2006 ini TSD benar-benar melengkapi kebutuhan gudang, dan

untuk pertama kalinya TSD membeli dan menggunakan filter lampu yang khusus

untuk keperluan pertunjukan. Dengan segala jenis alat dan kebutuhan yang ada

maka dibuatlah sebuah pentas besar.

Pentas besar di tahun 2006 berjudul “Cas Cis Cus” ini di sutradarai oleh

Sugeng Utomo yang merupakan anggota TSD angkatan 2001. Pentas ini bercerita

tentang kehidupan rumah tangga yang ada di Jakarta, dalam suatu rumah tangga

tersebut masih terdapat mertua sang istri yang sudah tua dan kembali pada sifat

kekanak kanakannya. Intrik intrik dalam rumah tangga yang timbul didalamnya

banyak dipicu dari sang mertua, ketidaknyamanan atau privasi sepasang suami istri

sedikit terganggu karena kehadiran si mertua. Pada prosesnya para aktor sedikit

terbantu saat mencari refrensi karena pementasan ini sebenarnya sudah perah di

filmkan. Sudah di filmkanya “Cas Cis Cus” tidak membuat TSD mundur ataupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

43

minder, melainkan lebih bersemangat guna menghasilkan karya yang lebih bagus

dari apa yang sudah difilmkan.

Dalam pentas “Cas Cis Cus” ada sebuah peristiwa yang menarik, di mana

dua aktor yang bermain didalamnya mengalami sakit pada 2 minggu sebelum hari

pementasan berlangsung. Sakit tipus membuat 2 aktor ini digantikan dengan senior

TSD. Hasil yang diharapkan tentu tidak maksimal, pentas besar kali ini dinilai

cukup berat oleh beberapa anggota TSD dan dengan hasil yang kurang memuaskan.

TSD kini melanjutkan kegiatan yang cukup penting yakni pergantian

kepengurusan, kekurangan anggota menjadi perhatian penting saat itu seperti apa

yang dikatakan Fratomo saat itu:

“Dampak dari pementasan ini banyak kehilangan anggota, pentas “Cas Cis

Cus” yang banyak menyita waktu dan tenanga mempunyai dampak besar

pada kenyamanan anggota TSD pada saat itu. Dan bisa dikatakan bahwa ini

menjadi krisis kedua untuk TSD karena kehilangan banyak anggota yang

menjadi salah satu sumber daya bagi TSD untuk berkarya.”35

Berkurangnya anggota TSD tentu membuat kinerja program menjadi

berkurang atau bahkan tidak berjalan, banyaknya element yang ada di dalam sebuah

pertunjukan menjadi alsan dasar mengapa krisis ini muncul. Rapat keluarga tentu

menjadi wadah yang cocok untuk mencari jalan keluar atas permasalahan ini.

35 Wawancara, Aloysius Danu Fratomo, 5 Juli 2018; Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

44

BAB IV

ZONA AMAN

TEATER SERIBOE DJENDELA 2008-2017

4.1 Perubahan Secara Besar-Besaran

Raga menjadi agenda pembuka tahun ditahun 2007 ini, yang juga dilatar

belakangi dengan adanya permasalahan anggota. Raga dimaksimalkan dengan

menambah agenda pergantian pengurus guna menghemat waktu yang ada oleh

kepengurusan. Raga kali ini dilakukan di salah satu rumah kosong yang belum

selesai pembangunannya, bisa digunakan untuk menginap beberapa hari. Rumah

tersebut milik salah satu saudara anggota TSD, yang berada di Kulon Progo.

Pergantian pengurus di awal tahun 2007 menggantikan Andreas Kristiadi dengan

Aloysius Danu Fratomo.

Pentas bersama diawal ditahun 2007 ini, tidak jauh berbeda dengan pentas

bersama pada tahun tahun sebelumnya. Wadah untuk bereksplorasi tentunya tidak

hanya pentas bersama saja melainkan ada juga latihan alam.

Melihat perginya banyak anggota TSD karena sistem kerja yang keras dan

banyak menyita tenaga baik secara fisik maupun pikiran maka di sini hal tersebut

akan dikurangi dengan sebuah eksperimen latihan. Latihan TSD pada saat itu cukup

berat yang membuat berkurang keanggotaan TSD, latihan yang berat ini nantinya

akan diubah dengan metode latihan yang baru. Metode latihan TSD ini di peroleh

salah satu anggota TSD saat itu bernama Doni Agung Setiawan yang

menggabungkan metode latihan milik teater Garasi, TSD, dan hasil eksplorasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

45

beliau sendiri. Hasilnya beberapa mahasiswa baru tetap berkurang hingga tersisa 15

orang, akan tetapi metode latihan yang diberikan tidak seberat latihan para

pendahulu, sehingga bisa dikatakan metode ini berhasil.

Wujud nyata dari suksesnya metode yang dilakukan yakni terlaksananya

sebuah pementasan kecil berjudul “Imitasi”. Pementasan menarik banyak perhatian

penonton, bahkan setelah pementasan usai banyak orang yang bergabung dalam

TSD. Hal ini disebabkan karena pementasan yang ditampilkan adalah sesuatu yang

baru dan sangat menarik untuk dilihat.

Kesuksesan dalam penarikan anggota ini ternyata berbeda dengan

perencanaan lurah pada saat itu, yang lebih fokus pada kebutuhan gudang.

Selanjutnya Fratomo menambahkan:

“Pengadaan inventaris pada tahun ini tetap fokus untuk membenahi isi gudang dan

penambahan alat-alat baru. Pembelian tobong lampu pada saat itu dilakukan di

Wonosari, kemudian besi, backdrop hitam dan putih, setwing, kostum yang banyak

didapat dari pasar awul-awul, dan pembelian paling mahal yakni dimer. Pembelian

alat-alat tersebut, terutama alat-alat mahal seperti dimer banyak diambil ahli oleh

kampus dengan kebutuhan yang diajukan oleh TSD. Hal tersebut kurang efektif

karena TSD sudah sangat mengerti apa yang dibutuhkan, dan sudah memiliki orang

yang terpercaya. Alumni TSD yang bergelut dibidangnya untuk mencari alat yang

sesuai dengan kebutuhan TSD. Karena yang mengerti tetang kebutuhan pementasan

tentu TSD sendiri, sedangkan kampus terkadang memberikan alat yang akan

menguntungkan dirinya sendiri. Bisa dikatakan bahwa orang yang hendak membeli

suatu barang harus orang yang mengerti tentang barang yang dia beli, sedangkan

orang yang tidak mengerti maka akan mudah diakali.”36

Pengadaan inventaris yang terus menerus dilakukan sejak tahun lalu itu

membuat sisi dari keteateran TSD pada saat itu kurang diperhatikan. Seperti apa

yang dikatakan Fratomo sebagai lurah pada saat itu:

“Alat-alat toolbox penuh, setiap hari selalu dilengkapi. Para anggota mulai protes

sisi teaternya hilang, terlalu banyak teknis. Beranjak dari situ, dibuatlah workshop,

36 Wawancara, Aloysius Danu Fratomo, 5 Juli 2018; Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

46

beberapa pengurus diam-diam mencari tempat sendiri, bahkan ini tidak ada di

rencana tahunan. Dananya diambil dari pentas besar. Maka ditahun 2007 itu tidak

ada pentas besar.”37

Workshop dilakukan di Jombor pada 23 sampai 25 November 2007,

workshop ini di narasumberi beberapa orang yang mengerti teater dari luar USD.

Dalam workshop ini dibagi menjadi tiga materi pertama materi artistik yang

diberikan oleh Nanang Arizona yang pada saat itu bekerja sebagai dosen di Institut

Seni Indonesia di Yogyakarta. Dalam hal penulisan naskah dan keaktoran di

narasumberi oleh Cindil yang berasal dari teater Garasi. Dalam workshop ini

narasumber diminta untuk memberikan bahan berupa contoh proses kegiatan agar

para anggota TSD mudah dalam memahami dan melakukannya. Outbound bahkan

juga menjadi kegiatan.

Diakhir tahun 2007 banyak mengalami perubahan, bahkan beberapa

perubahan tradisi juga terjadi didalamnya. Seperti apa yang dikatakan Doni Agung

Setiawan yang menjadi pelopor dalam perubahan ini.

“Pertama meniadakan pentas inagurasi yang kurang efektif karena tidak cocok bagi

anggota baru yang belum mendapatkan pengalaman berteater dengan jenis

pementasan yang mengundang anggapan buruk bagi penampil. Pentas inagurasi ini

diganti dengan pementasan ber skala kecil yang dinamakan dengan Pentas Anak Baru

(PAB), ini terlihat seperti pentas biasa dengan segala elemen pendukungnya. Kedua

yakni pergantian kepengurusan yang biasanya setahun sekali sekrang diadakan dua

tahun sekali. Hal ini dibuat karena program pengurus banyak yang tidak terselesaikan

dan banyak yang mengalami kesulitan karna perlu adanya proses pengenalan

terhadapa kepengurusan. Ketiga di kepengurusan selanjutnya saat latihan rutin serta

proses proses yang berjalan tiap semester harus mempunyai silabus yang jelas agar

mempunyai tujuan yang jelas pula. Kempat proses pentas bersama yang selama ini

dikenal dengan spontanitas sekarang ditiadakan karena sudah banyak event yang

megadakan hal yang mengandung unsur spontanitas dan biasanya akan merusak

suasana pementasan itu sendiri.”38

37 Wawancara, Aloysius Danu Fratomo, 5 Juli 2018; Yogyakarta

38 Wawancara, Doni Agung Setiawan, 11 Juni 2018; Tulungagung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

47

4.2 Pemantapan

Setelah banyak perubahan pada 2007 akhir, beberapa hambatan dan masalah

pertumbuhan dapat di atasi dengan adanya sedikit pembenahan. Tahun 2007 ini

TSD belum bisa lepas dari elemen tradisional yang dihadirkan di beberapa

pementasan, bahkan beberapa naskah masih bergenre tradisional. Walaupun

demikian TSD tetap mencoba hal-hal baru, seperti mengikuti perlombaan dan

bekerjasama dengan penggiat teater luar.

Pada awal tahun 2008 TSD memiliki kegiatan pergantian pengurus dan

pementasan. Pergantian pengurus di awal tahun ini Aloysius Danu Fratomo harus

digantikan oleh J.F. Sikant Layang (lurah kesembilan, mahasiswa satra inggris

angkatan 2005).

Banyak ide yang muncul mengenai materi pementasan anak baru, dan guna

menampung ide itu akhirnya di adakan “Pesta Pentas”. Karena pesta bagi anak

teater itu sendiri ialah sebuah pementasan. Setiap kelompok akan tampil di hari

yang berbeda secara berturut- turut, dan membawakan bentuk pementasan yang

ditentukan oleh sutradaranya masing masing. Pentas yang dilakukan di hall selatan

kampus paingan USD ini tidak membuat TSD puas begitu saja, seperti apa yang

dikatakan Artantya Krispradipta (lurah kesepuluh, mahasiswa sastra inggris

angkatan 2008):

“Ditahun 2008 beberapa anggota TSD mengadakan sebuah perbincangan mengenai

akan diadakanya sebuah pementasan ber skala besar berbentuk pantomim. Dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

48

diawal tahun 2009 ini pementasan tersebut terealisasikan dengan diadakannya

pentas “Kemana Waktu Aku Ingin Bermain” part 1.”39

Pentas ini bercerita tentang seorang anak kecil yang bernama Nene yang

memiliki 5 orang teman. Nene sendiri tiba-tiba saja muncul kedalam dunia tanpa

memiliki orang tua. Dia juga memilki kemampuan khusus yakni tidak bisa

bertambah tua. Masa kecilnya dihabiskan untuk bermain dengan teman temannya.

Seiring berjalannya waktu teman-temannya mulai sibuk sendiri, di mana saat

sekolah mereka sibuk akan tugas sekolah mereka dan semasa kerja mereka sibuk

akan pekerjaan mereka masing masing untuk bisa hidup. Nene tetap menjadi anak

kecil yang selalu mengajak mereka untuk bermain, akan tetapi saat itu dia hanya

melihat teman-temannya menjadi robot yang dengan mudah dikendalikan oleh

keadaan, dan lupa untuk bermain lagi dengannya.

Pementasan “KWAIB” yang diadakan pada 14 sampai 15 Mei 2009 ini

terinspirasi dari Novel Momo40, yang diadaptasi dan dirangkai jalan ceritanya.

Pementasan kali ini tidak memiliki naskah, karena dalam pantomim sangat jarang

terdapat naskah cetak sebagai panduannya. Cerita yang ingin dihadirkan merupakan

cerita yang absurd, karena terdapat hal yang tidak sesuai dengan logika manusia

pada umunya. Akan tetapi TSD tetap menghadirkan masalah umum yang berkaitan

dengan kehidupan, yang kemudian dikolaborasikan dengan keliaran pikiran.

39 Wawancara, Artantya Krispradipta, 19 Juni 2018; Yogyakarta.

40 Novel ini telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia yang berjudul sama.

Michael Ende, Momo, Penghemat Waktu, Jakarta: Gramedia, 2004

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

49

Expo 2009 kali ini mahasiswa dibebaskan memilih ruangan mana yang

mereka masuki. Sistem expo yang seperti ini akan membuat TSD menjadi kualahan

dalam menghadapi mahasiswa baru, karena tidak adanya pengaturan sirkulasi untuk

masuk dan keluarnya mahasiswa baru kedalam ruangan TSD. Jika setiap beberapa

menit ada mahasiswa masuk dan melihat TSD, maka pertunjukan tidak akan

berakhir karena selalu ada mahasiswa yang menonton. Mahasiswa baru tidak dapat

disalahkan, mereka hanya menuruti sistem yang sudah dibuat oleh panitia. Maka

seharusnya panitia expo melakukan survei yang lebih, agar tidak ada salah satu

pihak yang dirugikan.

Setelah melakukan pementasan besar dan expo kemudian pertengahan tahun

2009 TSD mengadakan raga. Raga mulai menganut sistem baru, dengan pergantian

setiap dua tahun sekali. Dalam Raga yang dilakukan di Sermo ini terpilihlah salah

satu perempuan anggota TSD, akan tetapi calon ini mundur dan akhirnya terpilihlah

Artantya Krispradipta sebagai luruh yang menjabat selama 2009-2011. Agenda

utama yang merupakan rapat tentu tidak dilupakan, tujuan dari rapat tersebut

menjadi TSD yang lebih baik ditahun selanjutnya.

Tahun 2010 ini merupakan angin segar untuk TSD, karena di tahun ini TSD

mendapat bagian untuk pengesahan inventaris. Inventaris merupakan hal penting

bagi setiap UKM, karena dari sana mereka mendapat barang apa saja yang mereka

butuhkan. Barang-barang yang bertambah jumlahnya maupun barang baru yang

didapat yakni karpet, pengeras suara, teater light nova, backdrop, dan lampu.

Inventaris ini bisa berjalan karena bergantinya wakil rektor tiga, hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

50

menunjukkan bahwa jabatan yang membawahi kegiatan mahasiswa sangat

mempengaruhi perkembangan TSD serta UKM lainnya.

Di awal tahun ini juga ada pementasan TSD yang masuk dalam pementasan

besar berjudul “Pasar Pahing”, pementasan ini menggunakan anggota baru

angkatan 2010 untuk ikut peran serta dalamnya. Akan tetapi bukan sebagai orang

yang memegang tanggung jawab besar, melainkan hanya sebagai orang pembantu.

“Pasar Pahing” sendiri bercerita tentang kekisruhan sebuah pasar yang

didalam pasar tersebut terdapat sebuah bangunan yang merupakan bagian dari salah

satu candi. Yang menjadi permasalahanya ialah ketika pasar tersebut ingin digusur,

maka mana yang harus diselamatkan?. Bangunan candi sendiri merupakan budaya

sedangkan pasar dengan segala yang ada didalamnya juga budaya yang diciptakan

turun temurun. Maka rakyatpun akhirnya melawan penggusuran, ternyata rakyat

juga benci dengan pak dukuh yang sudah melakukan perjanjian dengan pihak

penggusur bahwa pasar itu pasti akan rubuh. Didalam pasar ini sendiri terdapat

beberapa pedagang seperti penjual baju, ikan, buku, jamu hingga rental PS. Akhir

dari ceritanya anak pak dukuh tersebut dikabarkan meninggal.

“Pasar Pahing” merupakan pentas untuk mempresentasikan latihan yang

sudah didapat, akan tetapi dalam prosesnya anggota TSD berpikir bahwa

pementasan ini akan dibawakan secara lebih besar. Pementasan yang dilakukan di

aula USD tersebut dilirik oleh UKM karawitan, mereka tertarik untuk ikut

membawakanya. Sehingga pada pentas selanjutnya diadakan oleh TSD dan

Karawitan, karena panitianya berasal dari kedua UKM ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

51

Setelah mengalami proses latihan yang cukup padat maka terciptalah

pementasan besar yang berjudul “Lapak Tilas” dan dibawakan saat FTJ (Festival

Teater Jogja) di gedung Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Naskah yang

dibawakan sama dengan apa yang dibawakan di “Pasar Pahing”, akan tetapi hanya

berganti peran saja untuk para aktor. Akhir atau penutup di “Lapak Tilas” juga

berbeda dengan dirobohkanya pasar tersebut.

Banyaknya pementasan yang ada di tahun ini tidak membuat TSD lupa akan

regenerasi angkatan, hal ini membuat pengurus mengambil keputusan untuk

menyewa seorang fasilitator. Alasan lain yang mendorong diambilnya keputusan

ini ialah, banyaknya para senior yang berpotensi menjadi fasilitator disibukkan oleh

pentas, maka disewalah fasilitator untuk melatih anggota baru.

Kesibukkan pementasan ini juga mengakibatkan PAB 2010 harus mundur

ke pertengahan tahun 2011. Sedangkan dipertengahan tahun 2011 tersebut tetap

menjalankan expo, hal ini tentunya akan membuat adanya kemunduran PAB yang

signifikan terus berkelanjutan setiap tahunnya.

Pentas Anak Baru (PAB) untuk angkatan 2010 di adakan di tahun ini, dan

menunjuk sutradara yang berasal dari angkatan mereka sendiri. Pentas ini berbentuk

realis surealis, karena berupa drama dan penubuhan yang saling mendukung antara

satu dan yang lainnya. Dalam PAB kali ini terdapat hal yang unik dan juga menarik,

yakni bertema gender. Pementasan yang diperankan oleh laki-laki berjudul “Sewu

Siti”, dan pementasan kedua yang berjudul “Sang Suami” yang diperankan oleh

perempuan angkatan 2010. Tema ini tentu membuat ketertarikan penonton semakin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

52

kuat, tak hanya itu saja melainkan pesan yang ingin disampaikan oleh TSD tentunya

akan lebih jelas.

Kesuksesan “Lapak Tilas” dan PAB tak hanya berhenti disitu, TSD kembali

mengikuti FTJ yang diadakan setahun sekali tersebut. Di FTJ yang di laksanakan

pada akhir tahun 2011 ini, TSD membawakan naskah yang berjudul “Tobong

Kosong”. Pentas ini sendiri bercerita tentang ketoprak seperti yang dikatakan

Laurensisus Dhion Pradapto (mahasiswa teknik informatika angkatan 2010) sebagai salah

satu pemerannya

“Tobong Kosong sendiri bercerita tentang kehidupan para pemain ketoprak tobong

yang hidupnya selalu berpindah pindah dan juga mengantungkan hidup mereka di

sana. Perbedaan yang cukup signifikan dengan ketoprak dimasa sekarang ialah, jika

ketoprak pada saat ini sudah terorganisir dengan baik bahkan memiliki kerjasama

dengan perusahaan negri yang dapat menunjang kebutuhan seperti RRI dan TVRI.

Sedangkan ketoprak tobong hanya mengandalkan diri sendiri dan antusias yang

diberikan masyrakat. Dalam pementasan muncul pertanyaan, bagaimana bisa

ketoprak tobong masih bisa bertahan walaupun nanti pada akhirnya akan

ditinggalakan oleh para penontonya, hingga para pengemarnya sendiri?. Intinya

ketoprak akan kalah dengan daya tarik kamera”.41

Pementasan “Tobong Kosong” sendiri merupakan gambaran yang akan

terjadi, jika TSD masih mempertahankan ketoprak. Walaupun dibawahi dengan

instansi pendidikan, tetapi peminat dan penggemarnya tidak akan bertahan lama,

karena sebagaian besar penontonnya adalah orang tua. Cara yang paling mudah

dalam menyampaikan sesuatu dengan mengikuti perkembangan jaman, karena hal

tersebut akan mudah dan cepat diterima dimasyrakat.

Anak Muda Bicara Teater dan teater milik Universitas Ahmad Dhalan juga

mengikuti FTJ 2011. Uniknya dalam proses kali ini tempat pementasan disediakan

41 Wawancara, Laurensisus Dhion Pradapto, 7 Mei 2018; Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

53

bukan dari masing-masing peserta, melainkan peserta harus menyediakan tempat

untuk peserta lain. Misalnya Anak Muda Bicara Teater menyediakan tempat untuk

TSD, dan TSD menyediakan tempat utuk Teater Ahmaddhalan dan begitu

seterusnya. Sehingga perlu adanya kordinasi yang jelas antar peserta, padahal

mereka berlomba lomba menampilkan yang terbaik. Hal semacam ini juga

membantu meningkatkan tali persaudaraan dan bisa bertukar pengalaman.

“Keunikan di FTJ 2011 tidak hanya berhenti disitu, ditambah lagi pemenang

pada festival teater kali ini tidak ada. Dari dewan juri sendiri tidak dapat

memutuskan siapa yang menjadi penampil terbaik, karena tidak ada yang sesuai

dengan ekspetasi mereka, serta naskah yang dibawakan sangatlah berat. Walaupun

demikian teater kampus tetap menjadi peserta yang aktif mengikuti FTJ, seperti apa

yang dikatakan Agathon Hutama (pendamping TSD 2014 sampai sekarang,

mahasiswa sastra inggris angkatan 2005):

“Ditahun 2011 mulai didominasi masuknya teater kampus dalam acara FTJ dan

banyaknya anak muda yang baru masuk dalam dunia teater turut berperan dalam

FTJ. Para senior atau orang yang dituakan dalam teater juga turut berperan membuat

komunitas baru dan mengajak anak muda yang didominasi mahasiswa untuk masuk

kedalamnya”.42

Di akhir tahun 2011 TSD juga turut serta dalam IDRF (Indonesia Dramatic

Reading Festival) akan tetapi TSD hanya sebagian anggota, yang ikut hanya

berjumlah 3 orang. Hal ini merupakan salah satu tindakan dari Lurah TSD, guna

mendapat lebih banyak ilmu tidak terpagar dengan apa yang hanya mereka

dapatkan di TSD.

42 Wawancara, Agathon Hutama, 26 April 2018; Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

54

Raga merupakan kegiatan diakhir tahun 2011 dengan tujuan pastinya

pergantian kepengurusan. Dalam Raga yang diselenggarakan di Penting Sari kali

ini Artantya Krispradipta harus lengser dari jabatannya sebagai lurah, digantikan

oleh Febrianus Anggit Sudibyo (lurah kesebelas, mahasiswa akutansi angkatan

2009) dalam periode 2011 hingga 2013.

4.3 Sesaknya Kegiatan dan Explorasi

Guna mengisi kegiatan diawal tahun 2012 TSD melakukan kegitan yang

cukup unik, yakni valentine yang dirayakan oleh anggota TSD. Perayaan valentine

dilakukan di lapangan yang sekarang menjadi auditorium USD, acaranya diisi

dengan makan bersama. Acara seperti ini juga bertujuan untuk mempererat tali

persaudaraan yang dimiliki anggota TSD.

Setelah mengadakan valentine, kemudian TSD mengadakan makrab yang

juga diisi dengan pelantikan angkatan 2011. Makrab ini diselenggarakan di Sumber

Boyong, dan prosesi pelantikanya dengan cara pembasuhan kaki. Pembasuhan kaki

hanya salah satu cara yang digunakan untuk mendukung simbol air yang di sudah

di lakukan TSD sejak pertama kali berdiri.

Setelah terjalinnnya ke akraban sesama anggota tidak membuat mereka

berhenti untuk berlatih, dan untuk mendapatkan suasana yang berbeda saat latihan

maka dilakukanlah latihan alam. Latihan alam kali ini diadakan di Tanah Putih

Solo, latihan alam kali ini dipimpin oleh salah seorang senior TSD yang juga baru

saja mendapat workshop dari luar yang ingin dibagikan pada anggota TSD lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

55

Proses yang dilakukan tidak hanya dari segi ke aktoran saja, karena

mengingat teater sebagai salah satu cabang seni yang kompleks, salah satunya yang

berkaitan dengan peralatan dan perlengkapan. Maka dilakukan lah Pengadaan

inventaris di tahun 2012, yang mendapatkan beberapa barang yang menjadi

kebutuhan dalam pementasan. Dimerpack, lampu dan juga kabel menjadi inventaris

di tahun ini.

Terpenuhinya inventaris, dan rutinnya latihan yang diadakan membuat TSD

termotivasi untuk lebih exploratif lagi, hal ini terlihat dengan adanya konsep

pementasan baru yang dilaksanakan di tahun ini yakni “Belajar Membaca”. Di

tahun 2012 lurah TSD mulai memasukkan metode membaca, yang akan

berkelanjutan hingga beberapa tahun kedepan. Hal ini dilakukan agar TSD tidak

mengandalkan dialog serta penubuhan saja, melainkan membaca sebagai salah satu

dasar penting di pertunjukan. Pemikiran dalam pembuatanya diprakasai oleh lurah

ditahun tersebut, yang membawa ilmu dari luar untuk masuk kedalam. Lurah

tersebut pernah mengikuti kegiatan dramatik reading di teater Garasi, karena dirasa

cocok untuk TSD maka dibawa masuk dan ditawarkan kepada beberapa anggota

yang berminat. Seperti apa yang dikatakan Sudibyo sebagai pencetus belajar membaca:

“Awal belajar membaca TSD menggunakan cerpen, dan bukan rancangan program,

tapi hanya sekedar keinginan. Setelah ada yang beminat sekitar orang 5, latihan

sendiri-sendiri selama seminggu. Akan ada sesi 3 kali pertemuan perkembangannya

bagaimana, apakah ada kesusahan atau tidak. Dan teks pun dicari sendiri, dituntut

berkembang sendiri-sendiri, anggota lainnya akan menanggapi saat mencoba

membaca. Dikemas secara sederhana yang difokuskan kepada aktor dan caranya

membaca secara dramatis. Panggung sederhana, lampu hanya ada dipanggung.”43

43 Wawancara, Febrianus Anggit Sudibyo, 5 Juni 2018; Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

56

Pada awal tahun 2012 anggota baru ditahun sebelumnya melakukan PAB

mereka dengan tema “Ouarto Das Criancas Mostra”. Terdapat 4 pementasan yang

ditampilkan, tempat yang dipilih ialah aula USD. Dalam PAB kali ini terdapat dua

jenis fasilitator yakni fasilitator utama, dan fasilitator pendamping. Masuknya

anggota baru tentu memerlukan pendampingan yang lebih, hal ini tentu membuat

fasilitator sangat dibutuhkan. Agar anak baru mendapat materi yang sesuai dengan

apa yang dibutuhkan, maka fasilitatorpun juga harus mendapat arahan. Maka

ditahun 2012 ini diselenggarakan kelas fasilitator yang bertujuan untuk memberi

bekal pada fasilitator yang akan memberikan materi pada anggota baru, dengan

beberapa panduan silabus yang disiapkan oleh pengurus.

Ditahun 2012 ini TSD mendapat kesempatan untuk mengikuti piksimida,

dalam perlombaan monolog dan juga pembacaan puisi, akan tetapi TSD tidak

meraih juara pada saat itu. Walaupun tidak mendapat juara, tetapi TSD tetap

melanjutkan antusias mereka terhadap perlombaan yang diselenggarakan.

Kepengurusan pada tahun ini memperhatikan setiap kegitan yang dilakukan,

beberapa kegiatan kecil yang sering terabaikan dapat terlaksana ditahun ini.

Ditahun 2012 perayaan ulang tahun berlangsung disalah satu rumah milik anggota

TSD. Dalam perayaan ulang tahun ini acaranya tak hanya sekedar makan bersama

melainkan juga diumumkannya aktor yang terpilih untuk bermain dalam pentas

“Dewi”. Kepengurusan di tahun 2012 ini memang banyak menambah kegiatan yang

bersifat intern, akan tetapi mereka juga tidak lupa untuk keluar membesarkan nama

TSD, dan FTJ menjadi wadah guna menampung ambisi tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

57

FTJ pada tahun 2012 ini hanya diikuti beberapa anggota TSD saja, dengan

tergabung dalam komunitas Kandang Jaran. Komunitas ini banyak diikuti oleh anak

anak yang berasal dari Umar Kayam dan Teater Gajah Mada. Pentas yang

dibawakan pada saat itu berjudul “Goleki Jimate Basio”, pementasan pada saat itu

didominasi oleh aktor yang berasal dari TSD. Pemilihan judul tersebut berkaitan

dengan tema yang ada yakni pahlawan kampoeng.

Pementasan kali ini bercerita sekelompok orang yang ingin berlatih teater

di gedung tua dan bertemu dengan seorang penjaga yang mengatakan bahwa setiap

pementasan Basio menggunakan jimat, hingga bisa membuatnya seperti sekarang.

Jimatnya itu bernama mbah lontang pangarso, akan tetapi cucu Basio sendiri yang

juga sebagai pelatih tari mengatakan bahwa jika ada kemauan pasti bisa, tidak perlu

menggunakan jimat.

Keikut sertaan anggota TSD pada FTJ kali ini mampu mendapat penampil

terbaik, serta aktor terbaik. Seiringan dengan adanya FTJ, TSD juga sedang dalam

proses pentas besar, yang berjudul “Dewi”. Sebelum dilakukanya pementasan

“Dewi” sudah dipikirkan akan terjadinya bentrok jadwal antar dua kegiatan yang

sama pentingnya, yakni PAB untuk anggota 2012 akan diadakan pada bulan

Desember dan “Dewi” yang akan diadakan pada 23 hingga 24 November 2012.

Maka pengurus membagi dua panitia yang masing masing bertanggung jawab

dalam kedua kegitan besar ini.

Proses pementasan “Dewi” ini juga berjalan cukup serius. Para pemeran dan

tim melakukan observasi dikawasan Kali Code, yang merupakan tempat di mana

menjadi latarbelakang naskah tersebut. Awalnya pementasan “Dewi” hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

58

merupakan konsep pementasan kecil dan tidak terlalu kompleks akan tetapi akan

sangat disayangkan jika hanya di pentaskan dalam ranah yang kecil. Seperti yang

dikatakan sutradara “Dewi” Krispradipta:

“Idenya ssederhana, mengamati hubungan antara pria dan wanita. Mengapa laki-

laki serba salah, tidak bisa “ngopeni” pasangannya. Disatu sisi jika laki-laki punya

kesempatan untuk mendapatkan uang atau rejeki yang tidak sesuai dengan

pemikiran perempuan maka laki-laki akan disalahkan juga. Disitulah letak

kebingungannya, sebagai laki-laki seharus bagaimana?.”44

Pentas “Dewi” tersebut bercerita tentang suami istri yang bernama Warman

dan Dewi, merupakan pasangan yang kehidupan ekonominya menengah ke bawah.

Warman bekerja sebagai seorang satpam, akan tetapi ia dipecat karena dituduh

mencuri sebuah laptop. Warman dulunya merupakan seorang anggota organisasi

kriminal dan saat ia meninggalkan organisasi tersebut ia sebenarnya masih

mempunyai hutang yang belum dia selesaikan. Sedangkan Dewi adalah istri

Warman yang mengubah hidup Warman, dan sekarang tengah hamil tua. Warman

yang bingung mencari uang untuk kehamilan istrinya didatangi oleh Pak Bayu yang

merupakan bosnya di organisasi kriminal dulu, Pak Bayu mengerti warman butuh

uang sehingga ia menawarkan pekerjaan untuk membunuh orang. Akan tetapi

Warman menolak karna sudah berjanji dengan Dewi tidak akan kembali kedunia

yang gelap itu, akhirnya Warman berkerja serabutan. Tak disangka penolakan

Warman tersebut membuat istrinya harus dibunuh guna melunasi hutang-hutangnya

44 Wawancara, Artantya Krispradipta, 19 Juni 2018; Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

59

dan bagi Bayu Dewi adalah penghalang baginya untuk menjalankan misi bersama

Warman, juga tetangga yang ternyata menjadi mata dan telinga Pak Bayu.

“Dewi” yang diselenggarakan di wilayah Taman Budaya Yogyakarta,

bersamaan dengan pentas yang ditampilkan oleh jurusan sastra Inggris USD. akan

tetapi mereka berada didalam concert hall dan “Dewi” berada di outdoor. Pada hari

pertama pementasan berjalan beriringan, dihari kedua hanya TSD saja yang tampil

akan tetapi beberapa jam sebelum pementasan terjadi hujan yang sangat deras, dan

itu ada di outdoor. Semua tim bersama-sama membersihkan panggung, dan

pentaspun berjalan dengan lancar dan bisa dinikmati dengan baik oleh penonton.

Dalam proses pementasan “Dewi” juga dilakukan kegiatan lain, guna

menyambut Festamasio yang diselenggarakan oleh Institute Teknik Surabaya pada

saat itu. Di sini TSD membuat video tentang pementasan “Dewi” yang kemudian

dikirimkan beserta naskahnya untuk diperlombakan. Akan tetapi video yang

dikirim tidak lolos, sedangkan naskahnya mendapat posisi 20 besar.

Setelah berlangsungnya pementasan “Dewi”, agenda selanjutnya adalah

PAB untuk angkatan 2012. PAB kali ini memiliki metode yang berbeda dalam

penyampaian hasil akhirnya. PAB kali ini dilakukan dengan banyaknya presentasi

yang disampaikan anggota baru. Persentasi diutamakan dalam hal membaca dan

penubuhan yang dilakakukan beberapa kali, yang kemudian dipentaskan secara

kecil. Kelompok yang bisa tampil dilihat dari intensitas keikut sertaaan mereka

dalam mengikuti latihan, sedangkan yang tidak tampil membantu dalam divisi yang

lain. PAB yang dilakukan di bulan Desember ini merupakan kegiatan di akhir tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

60

2012 yang sangat padat, akan tetapi kedua PAB ini memang harus dilakukan agar

tidak terjadinya loncatan tahun dalam pelaksanaan PAB.

Melihat tahun 2012 yang padat dengan banyak kegiatan, maka perlu adanya

diskusi lebih untuk mengatur pola kegiatan ditahun 2013, hal ini dilakukan karena

melihat beberapa tahun sebelumnya terjadi krisis kekurangan anggota yang

disebabkan oleh kegiatan yang padat dan melelahkan. Hal seperti ini tentu tidak

ingin dialami lagi oleh TSD. Diawal tahun 2013, TSD dirasa lebih siap menghadapi

kegiatan tahunan karena sudah memiliki rencana dan juga sudah melakukan rapat

tentang garis besar kegiatan. Seperti apa yang dikatakan Sudibyo yang menjabat

sebagai lurah saat itu:

“Sebelum masuk kedalam tahun 2013 maka para pengurus mengadakan rapat untuk

menyimpulkan garis besar kegiatan yang akan dilaksanakan. Pembagiannya dibagi

atas 3 bentuk pentas sekaligus keaktifitasan yakni kecil, medium, dan besar.

Sedangkan terdapat dua pilihan dalam menarik garik besarnya, pertama akan

membuat pentas besar dan beberapa pentas kecil yang tidak terlalu mengangu proses

pentas besar. Kedua akan mengadakan dua pentas berskala medium tanpa adanya

pentas besar, akan tetapi tetap diisi dengan beberapa pentas kecil, dan anggota

menyepakati usulan kedua”.45

Kegiatan TSD di awal tahun 2013 adalah makrab, acara utamanya adalah

pelantikan anggota baru angkatan 2012. Makrab sekaligus pelantikan ini

berlangsung di Wisma PPKH Susteran, prosesi pelantikanya ada di Kali Kuning

dengan cara pembasuhan kepala. TSD juga tidak lupa mengajukan penambahan

perlengkapan, hal ini akan terus ada setiap tahunnya karena tidak semua permintaan

yang diajukan akan diterima, bahkan biasanya akan diundur hingga tahun

selanjutnya. Pengadaan inventaris pada tahun 2013 ini menghasilkan komputer,

45 Wawancara, Febrianus Anggit Sudibyo, 5 Juni 2018; Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

61

backdrop, dan juga lampu. Pengadaan ini diharapkan lebih memudahkan kinerja

TSD dalam melaksanakan kegiatannya.

Partisipasi TSD di luar kampus tidak hanya berhenti di tahun 2012 saja,

melainkan kali ini TSD mulai berani keluar mengikuti perlombaan di luar kota. Kali

ini kota yang menjadi kunjungan TSD ialah Semarang, tepatnya di Universitas

Negri Semarang. Kala itu TSD mengikuti suatu acara dan dalam acara tersebut

monolog menjadi salah satu pertunjukan yang ditampilkan.

“Balonku” merupakan judul naskah yang dibawakan pada 23 sampai 24

Maret 2013, yang dibawakan oleh seorang senior TSD. Pementasan berikutnya

yang menjadi kegiatan TSD di tahun ini ialah pementasan pantomim yang berjudul

“Dibuang Sayang”. Pementasan ini bercerita tentang seorang anak yang mendapat

tugas mengarang sosok seorang ibu dari gurunya. Dalam cerita tersebut anak itu

menceritakan bahwa ibunya adalah seorang pelacur, seperti yang dikatakan

Saverinus Egi Nggelong (mahasiswa akuntasi 2007 dan sastra indonesia 2010) sebagai

sutradara:

“Banyak hal yang terkait salah satunya aborsi. Yang dilakukan suka sama suka tapi

karena tidak tanggung jawab sehingga digugurkan. Pelacur yang berhubungan

badan dengan siapa saja dan menghasilkan anak mau merawatnya dengan segala

cara. Intinya jangan membuang seorang anak karena seorang pelacur saja mau

merawatnya.”46

Setelah melakukan pementasan pantomim pada 24 mei 2013 ini TSD

kembali melakukan pementasan pada 18 September 2013 yang berjudul ‘Benang

Merah”. Pementasan kali ini sebenarnya merupakan salah satu pementasan kecil di

46 Wawancara, Saverinus Egi Nggelong, 30 Agustus 2018; Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

62

rencana tahunan, akan tetapi karena prosesnya dinilai tanggung jika hanya menjadi

pementasan kecil. Maka pementasan kali ini menjadi pementasan medium.

Dalam uniknya pementasan “Benang Merah” menampilkan 3 monolog

sekaligus. Naskah yang dibawakan antara lain “Marsinah Menggugat”,

“Demokrasi”, “Ibu yang Anaknya Diculik”. Dalam konsepnya masing-masing

aktor akan bermonolog dengan naskahnya masing-masing secara bergantian,

dengan menggunakan tanda penyambung berupa kata terakhir yang disebutkan.

Dari ketiga cerita yang ada di naskah tersebut terdapat benang merah yang dapat

ditarik, sehingga pementasan ini di beri judul “Benang Merah”.

Menurut sutradara “Benang Merah” pementasan ini sebenarnya bertema

pergerakan sejarah, akan tetapi hal yang nantinya bisa dibawa pulang penonton

lepas dari pandangan sutradara. Seperti apa yang dikatakan Elisabeth Lespirita Veani

(mahasiswa pendidikan matematika angkatan 2009):

“Keteledoran seperti ini disebabkan karena sutradra sendiri hanya bisa

memfokuskan diri pada kemasan pentas yang akan disajikan seperti mengenakan

kacamata kuda, dan pada saat itu juga sedang berjalan proses pementasan lain,

sehingga banyak konsentarasi yang tidak tergapai oleh tim”.47

Dalam proses “Benang Merah” ternyata tidak semua panitia berasal dari

dalam TSD, melainkan ada beberapa tim dari luar yang turut serta. Seperti apa yang

dikatakan Sudibyo sebagai lurah:

“Lampu dan musik tidak menggunakan tenaga TSD, karena tidak ada SDM yang

memadahi dan ingin mencoba metode baru, yakni membuat proses yang tidak

organisasi, dan ternyata lebih efektif. Bagian produksi hanya diisi satu orang karna

47 Wawancara, Elisabeth Lespirita Veani, 5 april 2018; Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

63

tidak mencari dana, artistik hanya butuh lampu, musik, bahkan untuk poster

diorder”48

Tak hanya berhenti di “Benang Merah” saja diakhir tahun pada 2 Oktober

2013, TSD kembali mengadakan pementasan yang berjudul “Sapu Tangan Fang

Yin”. Seperti yang disampaikan penulis naskahnya Domenico Savio Ega Meista Purba

(mahasiswa pendidikan Bahasa inggris angkatan 2010)

“Ini bercerita tentang gadis yang bernama Fang Yin yang merupakan korban

pemerkosaan 1998. Dengan sisa uang yang ada, keluarga Fang Yin pindah ke

Amerika, rasa trauma yang menghantui membuat Fang Yin tidak mau kembali ke

Indonesia. Suatu ketika ayah FangYin kembali ke Indonesia untuk berbisnis, dan

disisi lain Fang Yin mengalami trauma berat, ditambah harus kehilangan

Tunangannya yang pergi bersama dengan sahabat Fang Yin sendiri. Fang Yin

menemukan sapu tangan milik tunangannya bernama Ko, dan kemudian membakar

sapu tangan tersebut untuk mengobati luka batinnya. Hal itu membuat Fang Yin

akhirnya ingin kembali ke Indonesia.”49

Naskah “Sapu Tangan Fang Yin” tersebut sangat dekat dengan peristiwa

reformasi 1998, pada saat itu sangat merugikan kaum Tionghoa di Indonesia.

Diadakannya pentas pantomim, monolog, dan realis ini menunjukkan

bahwa TSD tidak hanya memikirkan perencanaan pementasan saja, melainkan juga

konsep yang dibuat secara explorative. Hal ini terbukti karena ketiga pentas

medium ini dibuat dengan konsep yang beragam. Dengan diadakannya banyak

kegitan di tahun 2013 maka perlu adanya evalusi, Raga merupakan waktu yang

sesuai dan tepat untuk menampung suara dari masing masing anggota.

Kegiatan penutup tahun 2013 yang berupa Raga yang diadakan di Graha

Kinasih Kaliurang pada 9 sampai 10 November 2013. Raga kali ini Febrianus

48 Wawancara, Febrianus Anggit Sudibyo, 5 Juni 2018; Yogyakarta.

49 Wawancara, Domenico Savio Ega Meista Purba, 26 April 2018; Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

64

Anggit Sudibyo digantikan oleh Yosephine Wastu Prajnaputri (lurah keduabelas,

mahasiswa pendidikan Bahasa inggris angkatan 2011). Tentu ada sebuah evaluasi

dari kepengurusan yang telah berjalan selama dua tahun tersebut. Kegiatan yang

dilakukan amatlah padat dan banyak menguras tenaga ini sebenarnya dilakukan

karna keinginan lurah, untuk membuat aktivitas dikala masa kosong menanti

sebuah pementasan yang besar. Di masa kepengurusan ini pula tidak terlihat ada

naskah yang dibuat sendiri, hal ini dilakukan agar menghemat waktu proses yang

ada dan mencoba metode baru yakni dengan mengadaptasi naskah yang sudah ada.

Di awal tahun 2014 ini tak berbeda jauh dengan 2013 karena kegiatan awal

tahun di isi dengan sebuah makrab, yang isinya juga acara pelantikan anggota baru

angkatan 2013. Kegiatan tersebut dilakukan di pantai Sundak pada 8 sampai 9

Februari 2014, akan tetapi pada makrab kali ini muatan teaternya sangat kurang,

karena banyak kegiatan yang diisi dengan bermain dan bersenang senang.

Latihan alam dan Makrab yang sudah dijalankan diharapkan mampu

memotivasi dan mendorong semangat anggota untuk melakukan pementasan,

dilantiknya angkatan 2013 dalam Makrab ini membuat mereka resmi menjadi

anggota TSD. Setelah dilantik Kemudian angkatan 2013 mendapat kesempatan

untuk melakukan PAB (Pentas Anak Baru) yang bertemakan “Keluarga”, didalam

PAB kali ini terdapat empat buah pementasan yang berjudul “Barabah”, “Pesan

Dari Ayah”, “Perkawinan Perak”, “Tempat Istirahat”, “13 Pagi”.

Di tahun ini TSD kedatangan tamu dari luar, seperti apa yang dikatakan

Wastu Prajnaputri sebagai lurah pada saat itu:

“Kerjasama yang pertama dilakukan dengan seorang aktor dari Thailand yang juga

membawa beberapa orang dari Anak Muda Bicara Teater (AMBT). Di sini TSD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

65

hanya menyediakan tempat dan beberapa media pertunjukan yang lain seperti

lighting dan setting, sedangkan konsep cerita dan pemain berasal dari pemain

Thailand dan AMBT. Ternyata ada lagi kerjasama dengan orang luar yakni Mbah

Tohir, yang juga melakukan kerjasama serupa selang beberapa beberapa minggu.”50

Tak hanya fokus pada pentas kerjasama, melainkan ada satu pentas lagi

yang berbasis tari dan pencahayaan, pentas kecil ini berjudul “Pertemuan”. Dalam

pentas ini sangat jelas terlihat unsur surealis yang dihadirkan, dengan merespon

ruang yang ada, bertempat di pendopo PGSD USD. Pementasan kali ini merupakan

hasil dari sebuah workshop yang diadakan oleh senior teater pada saat itu, sehingga

akan terasa sangat sia-sia jika tidak diwujud nyatakan dengan terselengaranya

sebuah pentas kecil. Tidak adanya orang dari luar TSD yang menonton pementasan

ini, sehingga penonton sepenuhnya berasal dari dalam TSD. Hal ini disebabkan

karena, poster yang digunakan sebagai media promosi hanyalah berupa tulisan

tangan saja. Hal ini dapat menggambarkan ketertarikan pada sebuah pertunjukan

tidak hanya berasal dari apa yang di tampilkan pada saat itu, melainkan media

pertama yang dilihat oleh orang lain, salah satunya poster.

Hal ini sebenarnya sudah terjadi beberapa tahun lalu, bahkan dimasa

kepemimpinan Sudibyo, menggunakan jasa dari luar untuk membuat poster

pementasan seperti yang dikatakannya:

“Posterpun tidak menggunakan anggota TSD, melainkan diorder. Pada waktu itu

anggota TSD membuat sebuat poster dengan “ngasal”. Maka akan lebih baik jika

order dari orang yang lebih ahli dalam bidangnya.”51

50 Wawancara, Yosephine Wastu Prajnaputri, 7 Juni 2018; Yogyakarta.

51 Wawancara, Febrianus Anggit Sudibyo, 5 Juni 2018; Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

66

Hal tersebut tidak membuat TSD menjadi kecil hati. TSD mengikuti

perlombaan baca puisi pada peksimida yang diwakilkan oleh dua orang. Akan tetapi

sangat disayangkan karena TSD tidak membawa pulang piala. Di pertengahan

tahun 2014 TSD mengikuti expo, membawakan beberapa pertunjukan kecil. Expo

yang diadakan di aula kampus 1 USD ini melibatkan beberapa UKM dan pada saat

itu hanya diikuti oleh beberapa anggota TSD saja secara bergantian.

Terpilihnya aula USD sebagai tempat expo dengan beberapa UKM lain

tentu membawa dampak positif dan negatif. Dampak positifnya ialah, TSD berada

di panggung yang notabennya dipakai untuk sebuah pertunjukan, dan bersama

UKM lain bisa saling menjalin relasi karena berada di satu tempat yang sama.

Sedangkan dampak negatifnya, TSD tidak bisa merespon ruang sebagai pendukung

suasana dalam pentas yang ditampilkan karena bersamaan dengan UKM lain. Jika

ingin menghadirkan setting dan lighting akan sangat memakan waktu pertunjukan.

Di sini TSD juga mempromosikan pentas besarnya, sehingga dengan demikian

mahasiswa baru akan tau kalau TSD merupakan UKM yang produktif.

Pentas besar pada akhir tahun 2014 ini diselenggarakan gedung Societet

TBY tanggal 27 November berjudul “Jaga Daru”, yang bercerita tentang petani

tembakau. Proses penggarapan pentas ini dilakukan dengan cukup serius, terlihat

dari penggarapan naskah oleh salah satu senior TSD yang mulai dilakukan sejak

bulan Februari. Dalam sebuah tim yang sudah dibentuk, proses pembuatan naskah

terus berkembang, terlebih setelah dilakukannya observasi. Observasi dilakukan

selama dua hari satu malam, dan menginap di tempat yang menjadi latar belakang

naskah. Observasi pada waktu itu dilakukan di Temanggung, dipabrik tembakau,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

67

Telahap, dan rumah salah seorang teman senior TSD yang juga akrab dengan

tembakau.

Pementasan Jaga Daru sendiri bercerita tentang kehidupan petani tembakau

dan pada saat itu mengkritisi isu tentang rokok yang akan dihapuskan atau

mengalami kenaikan harga. Dari situ lalu muncul ide untuk mengangkat tembakau

sebagai tema pementasan, dan untuk nama “Jaga Daru” sendiri berasal dari Ndaru,

seperti apa yang dikatakan Dionisius Bimana (lurah ke tiga belas, mahasiswa Pendidikan

Bahasa Inggris angkatan 2013) salah satu aktor:

“Ndaru itu dipercaya oleh semua petani tembakau terutama di Temanggung, jika

ada ndaru jatuh seperti cahaya, layaknya meteor dan jatuhnya diladang, maka

tembakaunya akan enak. Jaga di sini maksudnya terjaga, maka sewaktu masa panen

petani bisa tidak tidur selama tiga bulan, seperti sebuah penantian. Karena salah

satu ladang petani yang tertimpa ndaru maka pasti akan menjadi incaran pabrik, dan

permainan pabrik yang akan membeli sedikit kemudian menjual mahal tentu

merugikan petani. Perbedaan kehidupan petani yang pro dan kontra dengan pabrik

pun ditunjukkan hingga memicu konflik antar petani.”52

Proses pentas besar tentu membutuhkan banyak tenaga dan pikiran. Maka

dalam proses kali ini sudah melibatkan angkatan 2014, walaupun belum dilantik

tapi sudah menyelesaikan tahap seleksi. Angkatan 2014 menyebar di berbagai

devisi yang sudah ada, akan tetapi divisi musik sudah di pegang seutuhnya oleh

angkatan 2014, karena kekurangan sumber daya. Mendekatkan diri pada dunia

teater juga bisa dengan berbagai cerita dan pengalaman dengan orang yang sudah

lebih berpengalaman. TSD memfasilitasi hal tersebut dengan mengadakan makrab.

Makrab menjadi kegiatan awal tahun 2015 dengan dilantiknya angkatan

2014, dan diselenggarakanya latihan alam. Setelah mengalami makrab kemudian

52 Wawancara, Dionisius Bimana, 31 Agustus 2018; Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

68

angkatan 2014 diberi kesempatan dalam mengasah kemampuan mereka sebagai

aktor, di acara opening Auditorium Driyangkara pada 13 Juni 2015. Di sini TSD

mengisi acara dengan berbagai UKM, karena nantinya tempat ini juga berguna bagi

mereka terutama UKM yang berbasis pertunjukan. Dalam pementasan ini TSD

membawakan sebuah pentas pantomim yang berisikan beberapa angkatan 2014 dan

angkatan atas.

Pantomim sangat dekat dengan kegiatan TSD pada tahun ini, karena setelah

mengisi acara opening Auditorium Driyangkara kemudian TSD membuat pentas

besar yang juga berujuk pantomim. Pementasan kali ini ditunjukkan untuk angkatan

2014, karena dari semua aktor, penanggung jawab sebagian besar berasal dari

angkatan 2014. Pementasan kali ini merupakan pementasan yang sudah pernah

ditampilkan di TSD pada tahun 2009 dengan judul yang sama yakni “Kemana

Waktu Aku Ingin Bermain” (KWAIB). Pradapto sebagai sutradara memiliki latar

belakang kenapa pentas ini dapat terlaksana seperti apa yang dikatakan:

“Pada saat itu anggota seperti tidak punya wadah, sehingga angkatan 2014 terpaksa

“dikorbankan” menjadi aktor dan di “paksa” untuk menyukai pantomim seperti apa.

Waktu sangat penting, tapi kenapa harus selalu tertuntut. Pementasan yang sudah

pernah dibawakan senthong adalah milik senthong.. Bukan karna tidak mampu

membuat naskah baru. Melainkan hanya ingin mengingatkan anggota senthong

tentang apa yang dipunyainya.”53

KWAIB sendiri bercerita tentang seorang anak kecil yang bernama Nene

yang memiliki 5 orang teman. Nene sendiri tiba-tiba saja muncul ke dalam dunia

tanpa memiliki orang tua. Dia juga memilki kemampuan khusus yakni tidak bisa

53 Wawancara, Laurensisus Dhion Pradapto, 7 Mei 2018; Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

69

bertambah tua. Masa kecilnya ia habiskan untuk bermain dengan teman-temannya,

kemudian seiring berjalannya waktu teman-temannya mulai sibuk sendiri. Saat

sekolah teman temannya sibuk akan tugas sekolah dan semasa kerja sibuk akan

pekerjaan masing-masing untuk bisa hidup. Nene tetap menjadi anak kecil yang

selalau mengajak untuk bermain, dan pada saat itu pula Nene hanya melihat teman

temannya menjadi robot yang gampang dikendalikan oleh keadaan, serta lupa untuk

bermain lagi dengannya.

Dalam pementasan kali ini sang sutradara ingin menyampaikan kenapa

waktu di sia-siakan saja untuk hal yang membuat kita stress. Kita tidak punya waktu

lagi untuk bermain meninggalakan segala hiruk pikuk dan hingar bingar dunia yang

mengengkang. Waktu menjadi sangat penting jika kita tidak bisa mengontrol diri

kita sendiri yang terseret dengan tuntutan kehidupan. Selain itu sutradara juga

mengajak anggota TSD untuk mengingat kembali TSD miliki pertunjukan

pantomim, karena pada waktu itu menurutnya pantomim sedikit susah diterima oleh

masyrakat luas ketimbang pertunjukan drama realis.

Walaupun pementasan ini sudah pernah diadakan sebelumnya, sutradara

memiliki maksud lain kenapa memilih pementasan ini untuk dibuat kembali.

Pementasan kali ini ditujukan pada penekanan kalimat “KWAIB” sendiri seperti

apa yang dikatakan Hutama sebagai pembimbing saat itu:

“Pemenetasan kedua ini merupakan sebuah remak, sehingga tidak bisa mengambil

100% dari pementasan sebelumnya dan tidak bisa diubah 100% dari pementasan

sebelumnya, komponen atau bagian yang sama masih terlihat dibeberapa bagian

pementasan bahkan panggung pertunjukan yang digunakanpun sama.”54

54 Wawancara, Agathon Hutama, 26 April 2018; Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

70

Setelah melaksanakan pentas besar, TSD mengadakan pergantian pengurus

dengan mengadakan raga diakhir tahun 2015. hal ini juga bertujuan untuk

membahas kegiatan yang sudah berjalan selama dua tahun. Raga ini diadakan di

Wisma Kamboja Graha Kinasih Kaliurang, pada 4 sampai 5 Desember.

Kepemimpinan pengurus kali ini berpindah dari Yosephine Wastu Prajnaputri

kepada Dionisius Bimana.

Makrab menjadi kegiatan di awal tahun 2016 yang diselenggarakan di

Dolan Desa, Boro, Kali Bawang, Kulon Progo pada 26 sampai 28 Februari 2016.

Angkatan 2015 memerlukan ruang lebih untuk mengakrabkan diri dengan angkatan

yang lebih dulu. Pelantikan angakatan 2015 menggunakan air dengan terjun

kesungai kecil. Outbound juga dirasa penting sebagai media keakraban dengan

memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh pihak Dolan Desa. Latihan alam yang

dilakukan pun mengundang fasilitator dari luar yang sebenarnya juga masih

mahasiswa USD sendiri.

Setelah melakukan makrab, kegiatan selanjutnya di pertengahan tahun 2016

ini adalah expo. Dalam expo kali ini TSD membawakan sebuah cerita mengenai

sebuah proses teater. Diawali persiapan kemudian pengadeganan awal sebuah

pernikahan. Pada pertengahan tahun ini TSD juga menjalin keakraban dan

kerjasama dari teater luar, kegiatan diadakan pada 27 Mei 2016. Pentas kali ini

berasal dari teater luar kampus yang menamai komunitas mereka Fieldtrip, teater

ini mengajak TSD untuk membantu mengadakan pementasan di USD. Pementasan

Fieldtrip kali ini berjudul “Patlari”, yang menceritakan tentang kejadian atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

71

peristiwa sebuah keluarga sebelum terjadi peladakan bom di Jakarta, tepatnya di

jalan MH Thamrin.

Kerjasama kali ini memiliki beberapa kendala, yaitu kurangnya kordinasi

yang dilakukan oleh pihak TSD mengenai peminjaman tempat. Mulanya tempat

yang dipinjam yakni pendopo PGSD, akan tetapi sewaktu hari pementasan yang

kurang beberapa jam lagi pendopo tersebut tidak bisa dipinjam, karena ada

keperluan mendadak yang diprakasai oleh dosen PGSD. TSD terpaksa harus

mencari tempat lain, peminjaman tempat tidaklah mudah karena harus sesuai

prosedur. Di sini TSD merasa dibuang begitu saja, karena kampus tidak memiliki

kebijakan yang berakti sewaktu dosen bisa mengalahkan surat yang dibuat sesuai

prosedur. Kejadian ini berlangsung pada waktu yang sangat mendesak, hal

semacam ini tidak hanya sesekali dialami oleh TSD.

Beringin Soekarno akhirnya menjadi tempat di mana pementasan “Patlari”

diselenggarakan, tentu dengan konsep yang sedikit diubah karena tempat yang

berubah pula. Penonton yang hadir pada saat itu memang tidak begitu banyak,

mungkin karena tempat yang berpindah. Hal semacam ini tentu merugikan banyak

pihak, mulai dari pihak Field Trip, TSD, bahkan USD sendiri. Hal ini tidak bisa

diremehkan, karena jika tidak diperbaiki maka akan terulang terus menerus.

Pada bulan yang bersamaan TSD menggelar pentas membaca yakni

berjudul “Bias”. Pementasan membaca ini merupakan awal dari pementasan besar.

Dramatic reading yang diadakan di beringin Soekarno ini dihadiri oleh penonton

dari dalam dan luar USD, serta diadakannya sesi diskusi setelah pementasan agar

bisa menjadi masukan untuk pentas besar nanti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

72

Guna mengisi waktu kosong sebelum pentas besar kepengurusan

mengadakan sebuah kegiatan workshop. Workshop yang berjudul “RAW” (Rapopo

Aktinge Wangun) bertemakan mengkarabkan ruang. Workshop kali ini

dinarasumberi oleh anggota TSD sendiri yang berasal dari angkatan 2012 dan 2013.

Workshop ini lahir dari sebuah pertanggung-jawaban seperti yang dikatakan David

Tewar (mahasiswa psikologi angkatan 2012) sebagai salah satu narasumber:

“Workshop ini sendiri sebenarnya merupakan hasil pertanggung jawaban dari

angota TSD yang mengikuti workshop diteater Kalanari. Oleh lurah pada saat itu

pertanggung jawaban yang diminta berupa sebuah tulisan, akan tetapi merasa tidak

cukup jika hanya sebuah tulisan maka dibentuklah workshop ini. Dalam kegiatan ini

peserta yng diharapkan tidak sesuai dengan apa yang sudah ditargetkan, karena

peserta yang hadir hanya anggota TSD sendiri dan tiga orang yang berstatus

mahasiswa aktif USD. Mungkin hal ini disebabkan karna narasumber yang tidak

begitu menarik dan target publikasi yang hanya berada dikawasan USD.”55

Pentas besar “Bias” yang direncanakan pada bulan September tersebut

terpaksa harus gagal, disebabkan karena progres yang tidak dapat dicapai disemua

devisi. Maka dengan demikian kegiatan pentas pada bulan September terpaksa

harus dibatalkan di bulan Agustus tentunya dengan kekecewaan besar terutama di

devisi keaktoran.

Salah satu faktor yang juga menjadi penyebab pentas besar “Bias” di

tiadakan adalah PAB di bulan November, yang kekurangan sumber daya dan juga

tenaga. Seharusnya anggota dan kepanitian pada saat itu bisa belajar pada angkatan

sebelumnya, terutama angkatan 2011 hingga 2013 jika dilihat memiliki kegiatan

yang amat padat tetapi bisa menjalankanya dengan lancar.

55 Wawancara, David Tewar, 31 Mei 2018; Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

73

Disela-sela masalah pementasan yang dibatalkan ini, Komunitas Senthong

(para alumni maupun alumnus TSD yang sudah tidak menjalani perkuliahan S1 di

USD) membuat sebuah pementasan. Pementasan ini bertemakan dramatic reading

yang berjudul “Lena Tak Pulang”. Pementasan yang diadakan di akhir Oktober

2016 ini dibantu oleh beberapa anggota TSD yang juga dalam proses PAB 2016.

PAB yang diadakan sebagai kegiatan akhir tahun 2016 tetap berjalan sesuai

rencana, dengan membagi anak baru ke dalam tiga kelompok besar. Naskah terbagi

atas naskah adaptasi dan naskah yang dibuat sendiri oleh sutradara pementasan.

Naskah adaptasi berjudul “Dilarang Bernyanyi Dikamar Mandi” dan naskah yang

dibuat oleh sutradara berjudul “Kotor” dan “Perhati(k)an”. Sutaradara pementasan

berasal dari angkatan 2014, sedangkan kepanitian berasal dari angkatan 2015, 2014

dan 2013, sementara untuk angkatan 2016 semuanya menjadi aktor. Konsep seperti

ini bertujuan agar angkatan 2016 merasakan menjadi aktor terlebih dahulu, supaya

mengerti apa yang dibutuhkan seorang aktor dalam sebuah pementasan.

Pementasan ini dilakukan di ruang K.22 kampus 1 USD, pada 25 dan 26 November

2016.

4.4 Perbaruan Sejarah yang Singgah Kembali

Mengawali tahun 2017, TSD mengadakan kegiatan makrab pada tanggal 24

sampai 26 Februari 2017. tujuan dan fungsi makrab masih sama dengan tahun-

tahun sebelumnya. Setelah mengadakan makrab kegiatan selanjurtnya di

pertengahan tahun 2017 ialah expo, yang di laksanakan di ruang kelas. Kegiatan

pentas besar ditahun ini dimulai dengan adanya pemilihan naskah, naskah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

74

dipaparkan adalah naskah surealis dan naskah tradisional. Terpilihnya naskah

ketoprak karena orang yang mengajukkan naskah lebih menguasai naskah yang di

ajukan, dan orang tersebut juga dekat dengan dunia ketoprak. Penyampaian kepada

penonton juga tidak begitu sulit karena sejarah yang diangkat sendiri berkaitan

dengan Yogyakarta.

“1551” atau bisa juga disebut “Tunggal Yasa Lena Praja” yang berarti satu

kerusakan atau kesalahan yang terjadi dapat menimbulkan kekacauan yang amat

besar. Pentas kali ini memiliki banyak elemen didalamnya mulai dari teater, tari,

gamelan, silat, dan juga orkhestra.

“1551” sendiri berlatar belakang cerita mataram yang melakukan serangan

besar ke dua mereka terhadap VOC di Batavia, mataram mengkoreksi apa yang

menyebabkan serang pertama mereka gagal. Ternya pasokan makanan untuk para

prajurit mataram dibakar oleh tentara VOC, dengan mengandalkan mimis kencana

atau bisa juga disebut uang untuk menyoggok beberapa para prajuit mataram hanyut

dalam penghianatan. Jaka Samekta tokoh utama dalam naskah ini mendapat tugas

dalam mengawal lumbung tempat perbekalan tersebut disimpan. Surakanda salah

satu pasukan mataram yang berhianat menggunakan adiknya yang cantik jelita

sebagai alat untuk meluluhkan hati para prajurit yang lain. Singkat cerita Mas

Damar pun yang awalnya sangat setia pada mataram jatuh ketangan penghianat,

dan berhasil mencuri pusaka milik Samekta yang ditakuti para penghianat.

Surakanda pun berhasil menangkap Samekta dan membakar lumbung tempat

persediaan makanan disimpan. Surakanda masih memerlukan informasi dari

Samekta tentang tanggal di mana mataram akan menyerang Batavia. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

75

kegigihanya Samekta tidak mau menjawab, dan kegigihan ini lah yang membuat

adik Surakanda memihak kepada Samekta. Karena pusaka Samekta sudah

dikembalikan maka Samekta berhasil membunuh Surakanda walaupun ia harus

kehilangan nyawanya, sedangkan Mas Damar yang mengetahui hal tersebut sangat

marah sehingga membunuh semua orang yang ada disitu.

Banyaknya elemen yang berada didalamnya tentu menjadi sebuah

pementasan TSD yang berbeda dari biasanya, dan tim yang terlibat mencakup para

alumni yang sudah aktif di TSD sejak tahun pertama berdiri. Hal semacam ini tentu

membuat warna lain bagi pementasan besar di tahun ini. Terlebih naskah dan cerita

serta elemen yang dihadirkan dari teater tradisonal dan modern sangat melekat di

sini, seolah pementasan “1551” ini merupakan pengingat dari mana TSD terbentuk,

dari ketoprak ke teater.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

76

BAB V

KESIMPULAN

Teater Seriboe Djendela merupakan wadah berkumpul dan diskusi bagi

mahasiswa Universitas Sanata Dharma memiliki minat pada dunia teater. Dengan

berkumpul dan berdiskusi dalam TSD, para mahasiswa Sanata Dharma dapat

melahirkan gagasan baru. Situasi yang ada di kampus juga mendukung kehadiran

wadah berkumpulnya mahasiswa pencinta teater ini.

Anggota TSD patut berterimakasih atas terselenggaranya Festival ketoprak

Bahasa Indonesia Antar Perguruan Tinggi se-Daerah Istimewa Yogyakarta 1997,

karena dengan adanya festival ini sekelompok orang dari beberapa organisasi

berkumpul yang menjadi cikal bakal terbentuknya TSD. Keinginan dan hasrat

untuk berteater dan berkarya ternyata menjadi pemersatu kelompok yang berasal

dari beberapa fakultas diantaranya, fakultas sastra, fakultas Psikologi, jurusan

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, dan jurusan Pendidikan Bahasa Inggris.

Intensitas berkumpul yang sering membuat sesama anggota kelompok menjadi

dekat, ditambah lagi ada beberapa kegiatan yang memfasilitasi keinginan untuk

berkarya.

Sebelumnya teater-teater yang ada di Universitas Sanata Dharma terdapat

di fakultas-fakultas dan jurusan dan sulit untuk bergabung karena padatnya jadwal

perkuliahan dan masih susahnya media komunikasi saat itu. Persoalan terbesar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

77

bukan karena belum reformasi, bukan juga karena kekurangan materi, melainkan

karena teater-teater ini masih asik berdiri sendiri sendiri dan tidak adanya diskusi.

Reformasi TAHUN 1998 memang sedikit membawa semangat baru bagi

kelompok ini untuk lebih membuka diri, dan berani unjuk gigi. Hal ini terbukti

dengan terbentuknya TSD ditahun selanjutnya secara resmi. Berawal dari sebuah

latihan alam dengan pantai Ngobaran sebagai saksinya, mencetuskan nama Seriboe

Djendela sebagai nama kelompok teater USD. Di tanggal 14 Mei tersebut akhirnya

menjadi hari jadi TSD, hal ini menjadi penyemangat bagi anggota TSD untuk mulai

bereksplorasi dan bereksperimen.

Ketoprak memang menjadi pijakan awal untuk TSD berkembang bahkan

sebelum terbentukpun beberapa pentas yang ditampilkan berbau tradisional dan

memiliki konsep ketoprak. Terbentuk secara resmi ternyata menjadi kunci

bebasnya pemikiran anggota TSD dalam membuat suatu karya. Untuk memperluas

wawasan tersebut tentu perlu adanya uji coba dan juga mencari pengalaman dengan

melihat dan mengamati beberapa pementasan. Salah satunya dengan mendatangkan

Bali Experimental Teater, mengadakan workshop, dan berkunjung ke kelompok

teater lainnya.

Antusias anggota TSD terhadap teater modern ini ternyata sangat besar hal

ini terbukti dengan beberapa pentas eksperimentasi bermunculan seperti “Misi:B4”

dan “Bachil”. TSD bisa dikatakan cukup berani karena kedua pentas ini merupakan

pentas keliling baik ke beberapa kota maupun SMA yang ada di Yogyakarta.

Berekspresi sebenarnya tidak memiliki batasan dan hal terus dilakukan TSD,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

78

hingga pada akhirnya diadakannya pentas “Mangir” yang memiliki nuasa

tradisional yang kental.

Pementasan “Mangir” membawa TSD kembali pada masa proses awal

terbentuknya, akan tetapi dengan proses yang panjang serta berat membuat

pementasan ini menjadi salah penyebab krisiS TSD yang pertama kalinya. Dalam

krisis ini TSD benar benar banyak kehilangan anggota yang aktif, bahkan hanya

tersisa tiga orang saja, tentu timbul suatu keresahan akan kelangsungan TSD

seterusnya. Tidak bisa dikatakan kalau pentas tradisional membuat TSD kurang

diminati karena selama proses eksperimentasi terlihat kesuksesan TSD dengan

pentas kelilingnya. Untuk menyudahi krisis yang terjadi, TSD tentunya harus

mengikuti expo yang menjadi kegiatan rutin tiap tahunnya.

Expo tentu saja tidak bisa dianggap sepele karena cara inilah yang efektif

ketika ingin menarik anggota baru demi kelangsungan UKM, banyak cara

sebenarnya yang dapat dilakukan demi menjaga keberlangsungan TSD sebagai

UKM. Pementasan juga bisa menjadi salah satu caranya, walupun form pendaftaran

sudah ditutup akan tetapi kapanpun jika ada mahasiswa yang tertarik untuk ikut

dalam TSD maka ia akan diterima. Tidak sedikit dari anggota yang tidak mendaftar

tapi malah menjadi anggota aktif di TSD. Hal ini menunjukkan kalau TSD benar

benar membutuhkan orang yang serius dan total dalam melakukan apapun.

Selepas dari krisis yang pertama kemudian TSD melakukas pentas “Cas Cis

Cus”, sehabis pementasan ini bisa dikatakan kalau TSD mengalami krisis kedua

dengan masalah yang sama, walaupun tidak separah krisi pertamanya. Karena tidak

terlalu parah maka masalah dapat terselesaikan dengan cepat, akan tetapi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

79

melihat masalah yang timbul ini akhirnya dimasa kepengurusan selajutnya TSD

mengambil tindakan dengan mengadakan beberapa perubahan besar pada aturan

keorganisasian. Hal yang paling mencolok adalah masa kepemimpinan Lurah

menjadi dua tahun. Alhasil perubahan ini membawa dampak baik pada TSD

kedepannya, hal semacam ini adalah salah satu cara menjaga keberlangsungan TSD

dengan dilakukan pergantian pengurus.

Lepas dari evaluasi yang disampaikan saat pergantian pengurus,

perkembangan jaman yang menciptakan generasi yang berbeda disetiap jamannya

membuat semua ikut berkembang. Teater sebagai media menyampaikan suara dan

putih hitam kehidupan tentu harus mengikuti perkembangan yang ada walaupun

tidak semuanya. Hal ini dilakuakan agar apa yang ingin disampaikan dapat mudah

diterima, salah satunya dengan cara dikolaborasikan dengan budaya yang ada tanpa

mengubah nilai nilai yang terkandung didalamnya.

Memasuki tahun 2008 TSD sudah berada dalam zona nyamannya, hal ini

dapat terjadi dilihat dari perubahan yang tidak begitu besar disetiap tahunnya, tidak

ada lagi krisis dan terus berkembang dalam berkarya. Dengan terus bereksplorasi

dalam segi pementasan maupun struktur organisasi dan semuanya ada dalam

lingkup teater modern.

Hingga pada tahun 2017 TSD kembali dengan konsep tradisional dengan

pentas “1551”, dengan naskah ketoprak tentu seolah olah TSD mengingat kembali

sejarah awal mula terbentuknya, walaupun sangat banyak anggota TSD yang tidak

tahu akan sejarah TSD sendiri. Dengan proses belajar saat ada pada zona nyaman

kali ini TSD berhasil mewujudkan terjadinya persatuan antara teater tradisonal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

80

dilihat dari naskahnya dan juga teater modern jika dilihat dari banyak hal. Dengan

menghilangkan beberapa aturan ketoprak dan digabungkan dengan konsep modern

maka TSD bisa dikatakan kembali lagi kemasa eksperimentasi.

Maka posisi TSD sekarang berada dalam teater modernyang tidak lupa

untuk tetap mengangkat nilai nilai tradisional yang terkandung dalam sebuah

pementasan dari elemen manapun itu. Teater modern berfungsi sebagai hiburan

juga sebagai saran pendidikan, maka sebuah pengetahuan dan gambaran tentang

ciri khas daerah di Indonesia merupakan salah satu yang wajib dipertontonkan.

Adanya siklus yang terjadi didalam perkembangan TSD mulai dari masa

ketoprak, eksperimentasi, zona nyaman dan kembali ke eksperimentasi sendiri tentu

merupakan hasil unik yang telah diperoleh dari penelitian ini, dan berguna sebagai

pembelajaran tentang gambaran masa depan yang dilakukan nantinya dengan

perkembangan jaman sebagai penuntunnya.

Eksplorasi dan perubahan yang dilakukanlah yang membuat TSD dapat

bertahan hingga sekarang karena seperti halnya sebuah pertunjukan tanpa adanya

kejutan dan keunikan maka penonton akan bosan bahkan pulang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

81

Daftar Pustaka

Arsip

Notulensi Dokumentasi Waktu (berisi tentang tulisan curahan hati

anggota 1999-2009)

Notulensi RAGA 1 (1999-2005)

Notulensi RAGA 2 (2006-2009)

Buku

Abdulsyani. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta. Bumi

Aksara. 2012.

Arifin, Max. Teater. Ende: Nusa Indah. 1980.

Badam, I Made. Teater Daerah Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

1996.

C, Akwan. Beberapa A nspek Teater Tradisional. Jakarta: PT BPK

Gunung Mulia. 1984.

Dadang Supardan. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta. Bumi Aksara.

2008. Haryono, Edi. Rendra dan Teater Moderen Indonesia. Yogyakarta:

Kepel Press. 2000.

Mudji Sutrisno. Teori Teori Kebudayaan. Yogayakata. Kanisisus.

2005.

Nurhadi BW. Perkembangan Mutahkir Teater Indonesia.

Yogyakarta: Kanwa Publiser. 2012.

Perkembangan Teater Moderen dan Satra Drama Indonesia.

Bandung: Citra Aditya Bakti. 1992.

Internet

https://www.usd.ac.id/deskripsi.php?idt=usd_berita&noid=3319. Diakses pada 8

Agustus 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

82

Daftar Narasumber

No Nama L/P Prodi Profesi Alamat

1 Januarius G. Bambang L Sastra

Inggris

1996

Event Organizer

dan pengelola

Guest House

Yogyakarta

2 Aloysius Danu Fratomo L Ekonomi

Manageme

nt 2004

Biro Wisata Yogyakarta

3 Sugeng Utomo L Sastra

Inggris

2001

Wiraswasta Yogyakarta

4 Agathon Hutama L Pegawai Bank Yogyakarta

5 Laurensisus Dhion

Pradapto L Teknik

Informatika

2010

Manager

Gudang Cv.

Solarindo Jaya

Yogyakarta

6 Doni Agung Setiawan L Sastra

Inggris

2005

Penulis dan

pengajar Bahasa

Inggris

Tulungagung

7 Febrianus Anggit

Sudibyo

L Ekonomi

Akuntasi

2009

Yogyakarta

8 Artantya Krispradipta L Sastra

Inggris

2008

Mahasiswa S2

Magister

Manajemen,

Fakultas

Ekonomika dan

Bisnis, UGM

Yogyakarta

9 Saverinus Egi Nggelong L - Yogyakarta

10 Elisabeth Lespirita Veani P Pendidikan

matematika

2009

Freelance Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

83

11 Domenico Savio Ega

Meista Purba

L Pendidikan

Bahasa

Inggris

2010

Guru SMA

Strada Bakti

Wiyata

Kranji,

Bekasi

12 Yosephine Wastu

Prajnaputri

P Pendidikan

Bahasa

Inggris

2011

Mahasiswa

pasca sarjana

USD

Yogyakarta

13 Dionisius Bimana L Pendidikan

Bahasa

Inggris

2013

Mahasiswa USD Yogyakarta

14 David Tewar L Psikologi

2012

Mahasiswa USD Yogyakarta

15 Andreas Kristiadi L Bimbingan

dan

Konseling

2004

Guru BK di

SMPK 5

Penabur

Jakarta

16 J.F. Sikant Layang L Sastra

Inggris

2005

Pengajar di

LADJA English

Course

17 Yusuf Damarwianggo L Pendidikan

Bahasa

Inggris

1998

Guru Jakarta

18 Theodorus Christanto L Ekonomi

Akuntasi

1998

Seniman Yogyakarta

19 Pendi Eslamat L -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

84

LAMPIRAN

Gambar 1: Salah satu tokoh dalam pementasan “Nyala Api Kemerdekaan Di

Jantung Tanah Mataram” pada tahun 1998 (sumber: arsip TSD)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

85

Gambar 2: Sebagai pengisi acara dalam Pesparawi tahun 1999 (sumber:

arsip TSD)

Gambar 3: Pembentukan nama Teater Seriboe Djendela tahun 1999

(sumber: arsip TSD)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

86

Gambar 4: Pementasan “Oedipus Rex” tahun 1999 (suber: arsip TSD)

Gambar 5: Usai pementasan “ Kangsa Adu Jago” tahun 1999 (suber: arsip TSD)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

87

Gambar 6: latihan alam yang diadakan di studio alam AIAM Fred

Wibowo, Kali Urang tahun 2000. (sumber: arsip TSD)

Gambar 7: salah satu bentuk proses seleksi masuknya anggota baru

tahun 2000-2007 (sumber: arsip TSD)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

88

Gambar 8: Pementasan “Misi:B4” yang menjadi pementasan

modern pertama TSD tahun 2001 (sumber: arsip TSD)

Gambar 9: Pementasan “Mangir” tahun 2003 yang melegenda hingga

sekarang dikalangan anggota TSD (sumber: arsip TSD)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

89

Gambar 10: Expo yang selalu menyuguhkan sesuatu yang ekpresif

,tahun 2006. (sumber: arsip TSD)

Gambar 11: Pementasan “Cas Cis Cus” tahun 2006. (sumber: arsip

TSD)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

90

Gambar 12: Pementasan “Imitasi” 2007 (sumber: arsip TSD)

Gambar 13: Salah satu pementasan di “Pesta Pentas” Tahun 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

91

Gambar 14: Pementasan “Kemana Waktu Aku Ingin Bermain”

tahun 2009(sumber: arsip TSD)

Gambar 16: Pementasan “Pasar Pahing” tahun 2009 (sumber: arsip

TSD)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

92

Gambar 17: Raga tahun 2009 (sumber: arsip TSD)

Gambar 18: Expo tahun 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

93

Gambar 19: Pementasan “Lapak Tilas” tahun 2010. (sumber: arsip

TSD)

Gambar 20: Pementasan “Tobong Kosong” tahun 2011. (sumber:

arsip TSD)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

94

Gambar 21: Acara Valentine tahun 2011. (sumber: arsip TSD)

Gambar 22:Pementasan “Quarto Das Criancas Mostra” tahun 2012.

(sumber: arsip TSD)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

95

Gambar 23: Pementasan “Dewi” tahun 2012. (sumber: arsip TSD)

Gambar 24: Perlombaan monolog bahasa Jawa berjudul “Balonku”

tahun 2013. (sumber: arsip TSD)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

96

Gambar 25: Pementasan pantomim “Dibuang Sayang” tahun 2013.

(sumber: arsip TSD)

Gambar 26: Pementasan “Benang Merah” tahun 2013. (sumber:

arsip TSD)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

97

Gambar 27: Pementasan “Sapu Tangan FangYin” tahun 2013.

(sumber: arsip TSD)

Gambar 28: Pementasan “Pertemuan” tahun 2014. (sumber: arsip

TSD)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

98

Gambar 29: Pementasan “Jaga Ndaru” tahun 2014. (sumber: arsip

TSD)

Gambar 30: Makrab tahun 2015. (sumber: arsip TSD)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

99

Gambar 31: Pementasan pantomim saat pembukaan Auditorium

USD tahun 2015. (sumber: arsip TSD)

Gambar 32: Pementasan “Kemana Waktu Aku Ingin Bermain”

tahun 2015. (sumber: arsip TSD)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

100

Gambar 33: Raga tahun 2015. (sumber: arsip TSD)

Gambar 34: Persentasi pentas kecil dalam work shop RAW tahun

2016. (sumber: arsip TSD)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

101

Gambar 35: Pementasan dramatic reading “Lena Tak Pulang” oleh

kominitas Senthong tahun 2016. (sumber: arsip TSD)

Gambar 36: Salah satu pementasan anak baru yang bertema

Nongkrong yang berjudul “Kotor” tahun 2016. (sumber: arsip TSD)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: SEJARAH TEATER SERIBOE DJENDELA 1997-2017 SKRIPSI

102

Gambar 37: Pementasan “1551” tahun 2017 yang kembali

mengangkat naskah tradisional. (sumber: arsip TSD)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI