TEATER TRADISIONAL

40
TEATER TRADISIONAL TEATER TRADISIONAL I. I. Perkembangan Teater di Indonesia Perkembangan Teater di Indonesia Teater yang berkembang dikalangan rakyat disebut teater tradisional, sebagai lawan dari teater modern dan kontemporer. Teater tradisional tanpa naskah (bersifat improvisasi). Sifatnya supel, artinya dipentaskan disembarang tampat. Jenis ini masih hidup dan berkembang didearah – daerah di seluruh Indonesia . Yang disebut teater tradisional itu, oleh Kasim Ahmad diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu sebagai berikut

Transcript of TEATER TRADISIONAL

Page 1: TEATER TRADISIONAL

TEATER TRADISIONALTEATER TRADISIONAL TEATER TRADISIONALTEATER TRADISIONAL I. I. Perkembangan Teater di IndonesiaPerkembangan Teater di Indonesia

Teater yang berkembang dikalangan rakyat disebut teater tradisional, sebagai lawan dari teater modern dan kontemporer. Teater tradisional tanpa naskah (bersifat improvisasi). Sifatnya supel, artinya dipentaskan disembarang tampat. Jenis ini masih hidup dan berkembang didearah – daerah di seluruh Indonesia . Yang disebut teater tradisional itu, oleh Kasim Ahmad diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu sebagai berikut

Page 2: TEATER TRADISIONAL

1.Teater Rakyat1.Teater Rakyat

Sifat teater rakyat sepertiSifat teater rakyat seperti halnya teater tradisional, yaitu improvisasi halnya teater tradisional, yaitu improvisasi sederhana, spontan dan menyatu dengan kehidupan rakyat. Contoh – sederhana, spontan dan menyatu dengan kehidupan rakyat. Contoh – contoh teater rakyat adalah sebagai berikut.contoh teater rakyat adalah sebagai berikut.Makyong dan Mendu di daerah Riau dan Kalimantan Barat.Makyong dan Mendu di daerah Riau dan Kalimantan Barat.Mak YongMak Yong adalah seni adalah seni teater tradisional masyarakat tradisional masyarakat Melayu yang sampai yang sampai sekarang masih digemari dan sering dipertunjukkan sebagai sekarang masih digemari dan sering dipertunjukkan sebagai dramatari dalam forum internasional. Di zaman dulu, pertunjukan mak yong diadakan dalam forum internasional. Di zaman dulu, pertunjukan mak yong diadakan orang desa di pematang sawah selesai panen orang desa di pematang sawah selesai panen padi..Dramatari mak yong dipertunjukkan di negara bagian Dramatari mak yong dipertunjukkan di negara bagian Terengganu, , Pattani, , Kelantan, dan , dan Kedah. Selain itu, mak yong juga dipentaskan di . Selain itu, mak yong juga dipentaskan di Kepulauan Riau Indonesia. Di kepulauan Riau, mak yong dibawakan Indonesia. Di kepulauan Riau, mak yong dibawakan penari yang memakai topeng, berbeda dengan di Malaysia yang tanpa penari yang memakai topeng, berbeda dengan di Malaysia yang tanpa topeng topeng Pertunjukan mak yong dibawakan kelompok penari dan pemusik Pertunjukan mak yong dibawakan kelompok penari dan pemusik profesional yang menggabungkan berbagai unsur upacara keagamaan, profesional yang menggabungkan berbagai unsur upacara keagamaan, sandiwara, tari, musik dengan vokal atau instrumental, dan naskah yang sandiwara, tari, musik dengan vokal atau instrumental, dan naskah yang sederhana. Tokoh utama pria dan wanita keduanya dibawakan oleh penari sederhana. Tokoh utama pria dan wanita keduanya dibawakan oleh penari wanita. Tokoh-tokoh lain yang muncul dalam cerita misalnya pelawak, wanita. Tokoh-tokoh lain yang muncul dalam cerita misalnya pelawak, dewa, jin, pegawai istana, dan binatang. Pertunjukan mak yong diiringi alat dewa, jin, pegawai istana, dan binatang. Pertunjukan mak yong diiringi alat musik seperti musik seperti rebab, , gendang, dan , dan tetawak. .

Page 3: TEATER TRADISIONAL

Sejarah Mak YongIstana kerajaan menjadi pelindung seni tari mak yong sejak paruh kedua abad ke-19 sampai tahun 1930-an. Jika raja mendengar ada penari yang pandai apalagi cantik sedang bermain di kampung-kampung, raja langsung memerintahkan penari tersebut untuk menari di dalam lingkungan istana. Penari yang menari di istana akan ditanggung semua akomodasi serta kebutuhan hidup, dan bahkan menerima pinjaman tanah sawah milik raja untuk dikerjakan.

Kemunduran ekonomi kesultanan akibat kedatangan penjajah Inggris di Kelantan menyebabkan pihak kesultanan tidak bisa lagi menjadi pelindung kelompok pertunjukan mak yong. Akibatnya di awal abad ke-20, tari mak yong mulai berkembang bebas di desa-desa. Pertunjukan Mak yong tanpa patron pihak kerajaan menyebabkan mutu pertunjukan semakin merosot, terutama setelah terjadi bencana banjir besar di Kelantan yang terkenal sebagai Banjir Merah tahun 1926 hingga tahun 1950-an. Selain itu, nilai estetika tradisional mak yong mulai luntur akibat komersialiasi pertunjukan. Lama pertunjukan juga diperpendek dari pukul 8:30 malam hingga pukul 11:00 malam.

Selesai pertunjukan mak yong langsung diteruskan acara joget bersama. Penonton naik ke atas panggung untuk menari bersama penari mak yong. Alat musik untuk mak yong juga diganti dengan biola dan akordion untuk memainkan lagu untuk berjoget.

Page 4: TEATER TRADISIONAL

LENONGLENONGLENONGLENONG

LenongLenong adalah teater tradisional Betawi. Kesenian adalah teater tradisional Betawi. Kesenian tradisional ini diiringi musik gambang kromong dengan tradisional ini diiringi musik gambang kromong dengan alat-alat musik seperti gambang, kromong, gong, alat-alat musik seperti gambang, kromong, gong, kendang, kempor, suling, dan kecrekan, serta alat kendang, kempor, suling, dan kecrekan, serta alat musik unsur Tionghoa seperti musik unsur Tionghoa seperti tehyantehyan, , kongahyangkongahyang, , dan dan sukongsukong. Lakon atau skenario lenong umumnya . Lakon atau skenario lenong umumnya mengandung pesan moral, yaitu menolong yang mengandung pesan moral, yaitu menolong yang lemah, membenci kerakusan dan perbuatan tercela. lemah, membenci kerakusan dan perbuatan tercela. Bahasa yang digunakan dalam lenong adalah bahasa Bahasa yang digunakan dalam lenong adalah bahasa Melayu Melayu

Page 5: TEATER TRADISIONAL

Sejarah LenongLenong berkembang sejak akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20. Kesenian teatrikal tersebut mungkin merupakan adaptasi oleh masyarakat Betawi atas kesenian serupa seperti "komedi bangsawan" dan "teater stambul" yang sudah ada saat itu. Selain itu, Firman Muntaco, seniman Betawi, menyebutkan bahwa lenong berkembang dari proses teaterisasi musik gambang kromong dan sebagai tontonan sudah dikenal sejak tahun 1920-an.Lakon-lakon lenong berkembang dari lawakan-lawakan tanpa plot cerita yang dirangkai-rangkai hingga menjadi pertunjukan semalam suntuk dengan lakon panjang dan utuh.Pada mulanya kesenian ini dipertunjukkan dengan mengamen dari kampung ke kampung. Pertunjukan diadakan di udara terbuka tanpa panggung. Ketika pertunjukan berlangsung, salah seorang aktor atau aktris mengitari penonton sambil meminta sumbangan secara sukarela. Selanjutnya, lenong mulai dipertunjukkan atas permintaan pelanggan dalam acara-acara di panggung hajatan seperti resepsi pernikahan. Baru di awal kemerdekaan, teater rakyat ini murni menjadi tontonan panggung

Page 6: TEATER TRADISIONAL

Jenis Lenong

Terdapat dua jenis lenong yaitu lenong denes dan lenong preman. Dalam lenong denes (dari kata denes dalam dialek Betawi yang berarti "dinas" atau "resmi"), aktor dan aktrisnya umumnya mengenakan busana formal dan kisahnya ber-seting kerajaan atau lingkungan kaum bangsawan, sedangkan dalam lenong preman busana yang dikenakan tidak ditentukan oleh sutradara dan umumnya berkisah tentang kehidupan sehari-hari. Selain itu, kedua jenis lenong ini juga dibedakan dari bahasa yang digunakan; lenong denes umumnya menggunakan bahasa yang halus (bahasa Melayu tinggi), sedangkan lenong preman menggunakan bahasa percakapan sehari-hari. Kisah yang dilakonkan dalam lenong preman misalnya adalah kisah rakyat yang ditindas oleh tuan tanah dengan pemungutan pajak dan munculnya tokoh pendekar taat beribadah yang membela rakyat dan melawan si tuan tanah jahat. Sementara itu, contoh kisah lenong denes adalah kisah-kisah 1001 malam .Pada perkembangannya, lenong preman lebih populer dan berkembang dibandingkan lenong denes.

Page 7: TEATER TRADISIONAL

2.Teater Klasik2.Teater Klasik2.Teater Klasik2.Teater Klasik

Sifat teater ini sudah mapan, artinya segala sesuatunya sudah Sifat teater ini sudah mapan, artinya segala sesuatunya sudah teratur, dengan cerita, pelaku yang terlatih, gedung pertunjukan teratur, dengan cerita, pelaku yang terlatih, gedung pertunjukan yang memandai dan tidak lagi menyatu dengan kehidupan yang memandai dan tidak lagi menyatu dengan kehidupan rakyat (penontonnya). Lahirnya jenis teater ini dari pusat rakyat (penontonnya). Lahirnya jenis teater ini dari pusat kerjaan. Sifat feodalistik tampak dalam jenis teater ini. Contoh – kerjaan. Sifat feodalistik tampak dalam jenis teater ini. Contoh – contohnya: Wayang Kulit, Wayang Orang, dan Wayang Golek. contohnya: Wayang Kulit, Wayang Orang, dan Wayang Golek. Ceritanya statis, tetapi memilki daya tarik berkat kreativitas Ceritanya statis, tetapi memilki daya tarik berkat kreativitas dalang atau pelaku teater tersebut dalam menghidupakan lakon.dalang atau pelaku teater tersebut dalam menghidupakan lakon.

Page 8: TEATER TRADISIONAL

3.Teater TransisiTeater transisi merupakan teater yang bersumber dari teater tradisional, tetapi gaya penajiannya sudah dipengaruhi oleh teater Barat. Jenis teater seperti Komidi Stambul, Sandiwara Dardanela, Sandiwara Srimulat, dan sebagainya merupakan contoh teater transisi. Dalam Srimulat sebagai contoh, pola ceritanya sama dengan Ludruk atau Ketoprak, tetapi jenis ceritanya diambil dari dunia modern. Musik, dekor, dan property lain menggunakan teknik Barat.

Page 9: TEATER TRADISIONAL

II.ABDUL MULUK

Grup teater ini merupakan awal grup teater yang meninggalakan ciri – cirri tradisional, misalnya sebagai berikut.

1. Tidak lagi bersifat improvisasi, tetapi naskah sudah mulai membagi peran.

2. Tidak lagi mengandalkan segi tari dan lagu.3. Struktur lakonnya tidak lagi statis, tetapi disesuaikan

dengan perkembangan lakon atau cerita sastra.

Page 10: TEATER TRADISIONAL

III.III. Komedi Stambul.Komedi Stambul.

Lahir pada tahun 1891 dan didirikan oleh Lahir pada tahun 1891 dan didirikan oleh August Mahieu. Menampilkan lagu-lagu August Mahieu. Menampilkan lagu-lagu Melayu, maka komedi stambul disebut pula Melayu, maka komedi stambul disebut pula opera Melayu. Cerita yang ditunjukan sudah opera Melayu. Cerita yang ditunjukan sudah merupakan cerita yang bervariasi, seperti: “ merupakan cerita yang bervariasi, seperti: “ 1001 Malam”, “ Nyai Dasima”, “Oey Tam 1001 Malam”, “ Nyai Dasima”, “Oey Tam Bah Sia”, “ Si Conat”, “Halmet”, “Saudager Bah Sia”, “ Si Conat”, “Halmet”, “Saudager Venesia”, “Penganten Di Sorga”, “De Roos Venesia”, “Penganten Di Sorga”, “De Roos Van Serang”, “Annie Van Mendut”, “Lily van Van Serang”, “Annie Van Mendut”, “Lily van Cikampek”, dan sebagainya.Cikampek”, dan sebagainya.

Page 11: TEATER TRADISIONAL

IV. Dardanella.Didirikan oleh Willy Klimanoff yang kemudian mengganti namanya dengan A. Piedro. Tanggal 21 juni 1926 didirikan The Malay Opera Dardanella. Dalam teater ini, tidak lagi ada nyanyian. Lakon – lakon diambil dari Indische Roman. Pemain yang masih dikenal hingga kini, misalnya: Tan Ceng Bok, Devi Ja, Fifi Young, Pak Kuncung, dan sebagainya

Page 12: TEATER TRADISIONAL

V.MAYAV.MAYAV.MAYAV.MAYA

Timbulnya teater Maya dipengaruhi oleh saudagar-Timbulnya teater Maya dipengaruhi oleh saudagar-saudagar Cina yang gemar akan teater. Maya dipimpin oleh saudagar Cina yang gemar akan teater. Maya dipimpin oleh Usmar Ismail. Bersama itu, muncul pula Cahaya Timur yang Usmar Ismail. Bersama itu, muncul pula Cahaya Timur yang dipimpin Anjar Asmara. Berkat pengaruh pendidikan barat, dipimpin Anjar Asmara. Berkat pengaruh pendidikan barat, banyak karya asli yang dihasilkan. Maya banyak banyak karya asli yang dihasilkan. Maya banyak mementaskan karya-karya pengarang Indonesia . Hal ini mementaskan karya-karya pengarang Indonesia . Hal ini juga berkat kemajuan dokumentasi Pusat Kebudayaan juga berkat kemajuan dokumentasi Pusat Kebudayaan Jepang di Indonesia saat itu (Keimin Bunka Sidosho). Di Jepang di Indonesia saat itu (Keimin Bunka Sidosho). Di samping hal tersebut, tampaknya peran sutradara sudah samping hal tersebut, tampaknya peran sutradara sudah sangat penting. Naskah – naskah mengambil dari bumi sangat penting. Naskah – naskah mengambil dari bumi Indonesia , meskipun masih meneladan pentas dunia Barat.Indonesia , meskipun masih meneladan pentas dunia Barat.

Page 13: TEATER TRADISIONAL

VI. Cine Drama Institut VI. Cine Drama Institut

Lahir di Yogya tahun 1948 dan merupakan embrio Lahir di Yogya tahun 1948 dan merupakan embrio bagi ASDRAFI (Akademi Seni Drama dan Film) bagi ASDRAFI (Akademi Seni Drama dan Film) dengan pusatnya di Yogyakarta . Banyak tokoh dengan pusatnya di Yogyakarta . Banyak tokoh Yogyakarta yang mengembangkan teater seperti Yogyakarta yang mengembangkan teater seperti Kirdjomuljo, Rendra, Soebagio Sastrowardojo, Dokter Kirdjomuljo, Rendra, Soebagio Sastrowardojo, Dokter Hoejoeng, Harymawan, Sri Moertono, dan Hoejoeng, Harymawan, Sri Moertono, dan sebagainya. Pantas dicatat pula, bahwa di Bogor sebagainya. Pantas dicatat pula, bahwa di Bogor juga bangkit kegiatan teater sekitar tahun 1950-an juga bangkit kegiatan teater sekitar tahun 1950-an dengan teaternya bernama Teater Bogor. Di Surabaya dengan teaternya bernama Teater Bogor. Di Surabaya juga muncul binatang Surabaya Film Co, sedangkan juga muncul binatang Surabaya Film Co, sedangkan di Jakarta muncul Akademi Teater Nasional Indonesia di Jakarta muncul Akademi Teater Nasional Indonesia (1955) yang seperti halnya ASDRAFI banyak (1955) yang seperti halnya ASDRAFI banyak melahirkan tokoh-tokoh teater masa kini. Kemudian melahirkan tokoh-tokoh teater masa kini. Kemudian muncul pula studi Grup Drama Yogya Pimpinan muncul pula studi Grup Drama Yogya Pimpinan Rendra, Federasi Teater Kota Bogor pimpinan Taufiq Rendra, Federasi Teater Kota Bogor pimpinan Taufiq Ismail, Himpunan Seniman Budayawan Islam Ismail, Himpunan Seniman Budayawan Islam pimpinan Junan Helmy Nasution dan Taeter Muslim di pimpinan Junan Helmy Nasution dan Taeter Muslim di Yogya Dipimpin oleh Muhamad Diponogoro.Yogya Dipimpin oleh Muhamad Diponogoro.

Page 14: TEATER TRADISIONAL

VII. Zaman Kemajuan Dunia Teater

Sejak tahun 1968, yaitu Rendra pulang dari Amerika dan mendirikan Bengkel Teater di Yogya, maka mulailah zaman kemajuan dunia teater. Berdirinya Taman Ismail Marzuki sebagai ajang kreativitas para seniman (termasuk juga dramawan), kiranya menambah kemajuan dunia teater. Jika Yogya adalah tempat penggembelang para calon dramawan, maka Jakarta adalah tempat di mana mereka berlaga. Tidak bisa dipungkiri, dalam hal demikian, peranan Taman Ismail Marzuki tidak sedikit. Banyak dramawan diwisuda melalui pementasan rutin disana.

Page 15: TEATER TRADISIONAL

Teater KontemporerTeater KontemporerTeater KontemporerTeater KontemporerSudah lama dunia ini dibedakan dengan Barat dan Timur. Masa lalu Sudah lama dunia ini dibedakan dengan Barat dan Timur. Masa lalu masa depan. Sudah lama nilai-nilai dipatok dalam dua gawang. Buruk masa depan. Sudah lama nilai-nilai dipatok dalam dua gawang. Buruk dan baik. Hitam dan putih. Sudah lama arah disederhanakan menjadi dan baik. Hitam dan putih. Sudah lama arah disederhanakan menjadi kanan dan kiri. Depan dan belakang. Atas dan bawah.kanan dan kiri. Depan dan belakang. Atas dan bawah.

Sudah lama wanita dikategorikan dengan jegeg dan bocok. Dan pada Sudah lama wanita dikategorikan dengan jegeg dan bocok. Dan pada gilirannya juga sudah lama seni dikampling menjadi dua pulau. gilirannya juga sudah lama seni dikampling menjadi dua pulau. Tradisional dan modern. Pertunjukan tradisional dan pertunjukan Tradisional dan modern. Pertunjukan tradisional dan pertunjukan kontemporer.kontemporer.

Menyederhanakan persoalan, biasanya selalu dirasionalisasi dengan Menyederhanakan persoalan, biasanya selalu dirasionalisasi dengan alasan-alasan keren yang filosofis atau pun politis. Yaitu: menotok inti alasan-alasan keren yang filosofis atau pun politis. Yaitu: menotok inti persoalannya, sehingga terjadi hantaman yang telak, mendalam dan persoalannya, sehingga terjadi hantaman yang telak, mendalam dan tuntas menjawab seluruh persoalan.tuntas menjawab seluruh persoalan.

Page 16: TEATER TRADISIONAL

Karenanya, pertunjukan kontemporer, bukan hanya tontonan yang diciptakan dan dilaksanakan oleh

manusia masa kini, tetapi harus tidak boleh kurang dari pertunjukan yang mencerminkan cita-rasa pembebasan.

Wujudnya bisa pertunjukan eksperimental, yang merupakan usaha untuk pencarian-pencarian idiom dan bahasa pengucapan yang baru/segar. Dapat berwujud pertunjukan konvensional, yang memanfaatkan semua

konvensi pertunjukan yang sudah diterima oleh masyarakat, namun memberikan nuansa yang baru atau

lain/lebih segar dari sebelumnya.

Page 17: TEATER TRADISIONAL

Hampir semua penghuni seni tontonan tradisional Bali adalah seni kontemporer. Karena bukan saja dulu ketika ia diciptakan

untuk pertama kalinya, ia merupakan ucapan keberadaan orang Bali, tapi sampai sekarang, ia tetap kukuh menjadi pengucapan diri orang Bali kini. Hujan parawisata, telah

menolong seni pertunjukan Bali itu, tetap hidup menggebu-gebu.

Sementara kesinambungan seni pertunjukan itu dengan hal-hal yang bersifat sakral, sebagaimana yang ditulis oleh Doktor I Made Madem dalam buku “Kaje dan Kelod”, telah membuat

hampir semua jenis pertunjukan itu tak pernah menjadi jerangkong tok. Tapi berdegup hidup. Berdarah, berdaging dan

bernyawa.Semua seni tontonan itu menjadi aktual, relevan dan mewakili

zaman. Dia senantiasa bergerak sesuai dengan desa-kala-patra, sejalan dengan manusia-manusia Bali yang sedang ada.

Page 18: TEATER TRADISIONAL

KabukiKabukiDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklo Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklo Gedung teater Gedung teater Kabuki-za di TokyoKabuki-za di Tokyo pedia bebas pedia bebas

Page 19: TEATER TRADISIONAL

Lukisan gedung pertunjukan kabuki di zaman Edo.

Page 20: TEATER TRADISIONAL

EtimologiEtimologiEtimologiEtimologi

Banyak pendapat mengenai asal kata dari Banyak pendapat mengenai asal kata dari KabukiKabuki ini, salah ini, salah satunya adalah satunya adalah kabusukabusu yang ditulis dengan karakter kanji yang ditulis dengan karakter kanji 歌舞 歌舞 dengan ditambahkan akhiran dengan ditambahkan akhiran す す sehingga menjadi sehingga menjadi kata kerja kata kerja 歌舞す 歌舞す yang berarti bernyanyi dan menari .yang berarti bernyanyi dan menari .

Selanjutnya disempurnakan menjadi, kabuki Selanjutnya disempurnakan menjadi, kabuki (歌舞伎) (歌舞伎) yang ditulis dengan tiga karakter kanji, yaitu uta yang ditulis dengan tiga karakter kanji, yaitu uta 歌歌 (( うたうた ) ) (lagu), mai (lagu), mai 舞舞 (( まいまい ) (tarian), dan ki ) (tarian), dan ki 伎伎 (( きき ) (tehnik).) (tehnik).

Page 21: TEATER TRADISIONAL

Kabuki ( 歌舞伎 ?) adalah seni teater tradisional khas Jepang. Aktor kabuki terkenal dengan kostum mewah dan tata rias wajah yang mencolok.Kementerian Pendidikan Jepang menetapkan kabuki sebagai warisan agung budaya nonbendawi. UNESCO juga telah menetapkan kabuki sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia.

Page 22: TEATER TRADISIONAL

SejarahSejarahSejarahSejarah

Perintis kabuki, Izumo no Okuni sedang berpakaian laki-laki

Page 23: TEATER TRADISIONAL

Sejarah kabuki dimulai tahun 1603 dengan pertunjukan dramatari yang dibawakan wanita bernama Okuni di kuil

Kitano Temmangu, Kyoto. Kemungkinan besar Okuni adalah seorang miko asal kuil Izumo Taisha, tapi mungkin juga

seorang kawaramono (sebutan menghina buat orang kasta rendah yang tinggal di tepi sungai). Identitas Okuni yang

benar tidak dapat diketahui secara pasti. Tari yang dibawakan Okuni diiringi dengan lagu yang sedang populer. Okuni juga berpakaian mencolok seperti laki-laki dan bertingkah laku

tidak wajar seperti orang aneh ("kabukimono"), sehingga lahir suatu bentuk kesenian garda depan (avant garde). Panggung

yang dipakai waktu itu adalah panggung Noh. Hanamichi (honhanamichi yang ada di sisi kiri penonton dan

karihanamichi yang ada di sisi kanan penonton) di gedung teater Kabuki-za kemungkinan merupakan perkembangan dari

Hashigakari (jalan keluar-masuk aktor Noh yang ada di panggung sisi kiri penonton).

Page 24: TEATER TRADISIONAL

Kesenian garda depan yang dibawakan Okuni mendadak sangat populer, sehingga bermunculan banyak sekali

kelompok pertunjukan kabuki imitasi. Pertunjukan kabuki yang digelar sekelompok wanita penghibur disebut Onna-kabuki (kabuki wanita), sedangkan kabuki yang dibawakan remaja laki-laki disebut Wakashu-kabuki (kabuki remaja laki-laki). Keshogunan Tokugawa menilai pertunjukan kabuki yang

dilakukan kelompok wanita penghibur sudah melanggar batas moral, sehingga di tahun 1629 kabuki wanita penghibur

dilarang dipentaskan. Pertunjukan kabuki laki-laki daun muda juga dilarang pada tahun 1652 karena merupakan bentuk

pelacuran terselubung. Pertunjukan Yarō kabuki ( 野郎歌舞伎 kabuki pria?) yang dibawakan seluruhnya oleh pria dewasa diciptakan sebagai reaksi atas dilarangnya Onna-kabuki dan

Wakashu-kabuki. Aktor kabuki yang seluruhnya terdiri dari pria dewasa yang juga memainkan peran sebagai wanita

melahirkan "konsep baru" dalam dunia estetika. Kesenian Yarō kabuki terus berkembang di zaman Edo dan berlanjut hingga

sekarang.

Page 25: TEATER TRADISIONAL

Unsur teatrikal Kabuki-kyōgen

Lukisan aktor kabuki di abad ke-18

Page 26: TEATER TRADISIONAL

Secara garis besar ada 2 jenis pertunjukan Kabuki-kyogen dari semua karya yang dihasilkan di zaman Edo dan sekarang masih dipentaskan. Kelompok pertama Kabuki-kyogen disebut Maruhon mono yang mengadaptasi sebagian besar cerita dari cerita Ningyo Jōruri (Bunraku). Kelompok kedua disebut Kabuki kreasi baru. Kabuki Maruhon mono juga dikenal sebagai Gidayu-kyōgen, tapi Gidayu-kyōgen tidak selalu sama dengan Maruhon mono. Pada Gidayu-kyōgen, aktor kabuki membawakan dialog sementara dari atas mawaributai (panggung yang bisa berputar, dari arah penonton terletak di sisi kanan panggung) penyanyi yang disebut Tayu bernyanyi sambil diiringi pemain shamisen yang memainkan musik Gidayu-bushi. Pada Ningyo Jōruri yang semua penjelasan cerita dan dialog dinyanyikan oleh Tayu. Pada kabuki kreasi baru, musik pengiring dimainkan dari Geza (tempat atau ruang untuk pemusik yang dari arah penonton terletak di sisi kiri panggung).

Page 27: TEATER TRADISIONAL

Cerita kabuki yang berasal dari didramatisasi kisah sejarah disebut Jidaimono. Cerita kabuki dengan kisah berlatar belakang kehidupan masyarakat disebut Sewamono. Selain itu, penulis cerita kabuki juga senang menggunakan istilah sekai (dunia) sebagai kerangka dasar cerita, misalnya karya kabuki berjudul Taiheiki no sekai ( 太平記の世界 Dunia Taiheiki?), Heike monogatari no sekai ( 平家物語の世界 Dunia Kisah klan Heike?), Sogamono no sekai ( 曾我物の世界 Dunia Sogamono?), atau Sumidagawamono no sekai ( 隅田川物の世界 Dunia Sumidagawamono?). Penonton biasanya sudah tahu jalan cerita dan akrab dengan tokoh-tokoh yang tampil dalam cerita. Penonton hanya ingin menikmati jalan cerita seperti yang dikisahkan penulis cerita kabuki.

Page 28: TEATER TRADISIONAL

Musik pengiring kabuki dibagi berdasarkan arah sumber suara. Musik yang dimainkan di sisi kanan panggung dari arah penonton disebut Gidayūbushi. Takemoto (Chobo) adalah sebutan untuk Gidayūbushi khusus untuk kabuki. Selain itu, musik yang dimainkan di sisi kiri panggung dari arah penonton disebut Geza ongaku, sedangkan musik yang dimainkan di atas panggung disebut Debayashi.

Musik kabuki

Page 29: TEATER TRADISIONAL

Judul pertunjukan kabuki disebut Gedai (Judul pertunjukan kabuki disebut Gedai ( 外題 外題 ??) yang ) yang kemungkinan besar berasal dari kata Geidai (kemungkinan besar berasal dari kata Geidai ( 芸題 芸題 nama nama pertunjukanpertunjukan??). Judul pertunjukan (gedai) biasanya ditulis dalam ). Judul pertunjukan (gedai) biasanya ditulis dalam aksara kanji berjumlah ganjil, misalnya pertunjukan berjudul aksara kanji berjumlah ganjil, misalnya pertunjukan berjudul Musume dōjōjiMusume dōjōji ( ( 娘道成寺 娘道成寺 ??) (4 aksara kanji) harus ditambah ) (4 aksara kanji) harus ditambah dengan dengan KyōkanokoKyōkanoko ( ( 京鹿子 京鹿子 ??) (3 aksara kanji) menjadi ) (3 aksara kanji) menjadi 京鹿子娘道京鹿子娘道成寺 成寺 (Kyōkanoko musume dōjōji (Kyōkanoko musume dōjōji ??), supaya bisa menjadi judul ), supaya bisa menjadi judul yang terdiri dari 7 aksara kanji. Selain judul pertunjukan yang yang terdiri dari 7 aksara kanji. Selain judul pertunjukan yang resmi, pertunjukan kabuki sering memiliki judul alias dan resmi, pertunjukan kabuki sering memiliki judul alias dan keduanya dianggap sebagai judul yang resmi. Pertunjukan keduanya dianggap sebagai judul yang resmi. Pertunjukan berjudul resmi Miyakodori nagare no siranami (berjudul resmi Miyakodori nagare no siranami ( 都鳥廓白波 都鳥廓白波 ??) ) dikenal dengan judul lain Shinobu no Sōda (dikenal dengan judul lain Shinobu no Sōda ( 忍ぶの惣太 忍ぶの惣太 ??). ). Pertunjukan berjudul Hachiman matsuri yomiya no nigiwai (Pertunjukan berjudul Hachiman matsuri yomiya no nigiwai ( 八幡 八幡 祭小望月賑 祭小望月賑 ??) juga dikenal sebagai Chijimiya Shinsuke () juga dikenal sebagai Chijimiya Shinsuke ( 縮屋新縮屋新助 助 ??). Judul pertunjukan yang harus ditulis dalam aksara kanji ). Judul pertunjukan yang harus ditulis dalam aksara kanji berjumlah ganjil menyebabkan judul sering ditulis dengan cara berjumlah ganjil menyebabkan judul sering ditulis dengan cara penulisan ateji, akibatnya orang sering mendapat kesulitan penulisan ateji, akibatnya orang sering mendapat kesulitan membaca judul pertunjukan kabuki.membaca judul pertunjukan kabuki.

Judul pertunjukan kabuki disebut Gedai (Judul pertunjukan kabuki disebut Gedai ( 外題 外題 ??) yang ) yang kemungkinan besar berasal dari kata Geidai (kemungkinan besar berasal dari kata Geidai ( 芸題 芸題 nama nama pertunjukanpertunjukan??). Judul pertunjukan (gedai) biasanya ditulis dalam ). Judul pertunjukan (gedai) biasanya ditulis dalam aksara kanji berjumlah ganjil, misalnya pertunjukan berjudul aksara kanji berjumlah ganjil, misalnya pertunjukan berjudul Musume dōjōjiMusume dōjōji ( ( 娘道成寺 娘道成寺 ??) (4 aksara kanji) harus ditambah ) (4 aksara kanji) harus ditambah dengan dengan KyōkanokoKyōkanoko ( ( 京鹿子 京鹿子 ??) (3 aksara kanji) menjadi ) (3 aksara kanji) menjadi 京鹿子娘道京鹿子娘道成寺 成寺 (Kyōkanoko musume dōjōji (Kyōkanoko musume dōjōji ??), supaya bisa menjadi judul ), supaya bisa menjadi judul yang terdiri dari 7 aksara kanji. Selain judul pertunjukan yang yang terdiri dari 7 aksara kanji. Selain judul pertunjukan yang resmi, pertunjukan kabuki sering memiliki judul alias dan resmi, pertunjukan kabuki sering memiliki judul alias dan keduanya dianggap sebagai judul yang resmi. Pertunjukan keduanya dianggap sebagai judul yang resmi. Pertunjukan berjudul resmi Miyakodori nagare no siranami (berjudul resmi Miyakodori nagare no siranami ( 都鳥廓白波 都鳥廓白波 ??) ) dikenal dengan judul lain Shinobu no Sōda (dikenal dengan judul lain Shinobu no Sōda ( 忍ぶの惣太 忍ぶの惣太 ??). ). Pertunjukan berjudul Hachiman matsuri yomiya no nigiwai (Pertunjukan berjudul Hachiman matsuri yomiya no nigiwai ( 八幡 八幡 祭小望月賑 祭小望月賑 ??) juga dikenal sebagai Chijimiya Shinsuke () juga dikenal sebagai Chijimiya Shinsuke ( 縮屋新縮屋新助 助 ??). Judul pertunjukan yang harus ditulis dalam aksara kanji ). Judul pertunjukan yang harus ditulis dalam aksara kanji berjumlah ganjil menyebabkan judul sering ditulis dengan cara berjumlah ganjil menyebabkan judul sering ditulis dengan cara penulisan ateji, akibatnya orang sering mendapat kesulitan penulisan ateji, akibatnya orang sering mendapat kesulitan membaca judul pertunjukan kabuki.membaca judul pertunjukan kabuki.

JudulJudul

Page 30: TEATER TRADISIONAL

Teater ModernTeater Modern Teater ModernTeater Modern Pada suatu ketika kelas borjuasi tidak lagi ingin menonton lakon raja-Pada suatu ketika kelas borjuasi tidak lagi ingin menonton lakon raja-raja, bangsawan-bangsawan; mereka ingin melihat diri mereka sendiri. raja, bangsawan-bangsawan; mereka ingin melihat diri mereka sendiri. Maka tidak sia-sia, George Lillo (1731) menulis lakon tentang magang, Maka tidak sia-sia, George Lillo (1731) menulis lakon tentang magang, pelacur, dan saudagar dalam karyanya Saudagar London. Jelas dalam pelacur, dan saudagar dalam karyanya Saudagar London. Jelas dalam lakon ini tokoh-tokoh kerajaan tidak hadir seperti yang terjadi dalam lakon ini tokoh-tokoh kerajaan tidak hadir seperti yang terjadi dalam teater Elizabethan, yang hanya menampilkan wajah kerajaan.teater Elizabethan, yang hanya menampilkan wajah kerajaan.Kebangkitan kelas borjuasi merupakan salah satu sebab munculnya Kebangkitan kelas borjuasi merupakan salah satu sebab munculnya realisme. Realisme bangkit seiring dengan tumbuh dan berkembang realisme. Realisme bangkit seiring dengan tumbuh dan berkembang kelas, burjuis di Eropa. Realisme dianggap tonggak kebangkitan teater kelas, burjuis di Eropa. Realisme dianggap tonggak kebangkitan teater modern seiring dengan bangkitnya Renaesan, dunia perdaganganpun di modern seiring dengan bangkitnya Renaesan, dunia perdaganganpun di Eropa mulai maju. Perlahan-lahan pengaruh dan kekuasan berpindah Eropa mulai maju. Perlahan-lahan pengaruh dan kekuasan berpindah dari golongan aristokrat pemilik tanah dan pedagang.dari golongan aristokrat pemilik tanah dan pedagang.

Page 31: TEATER TRADISIONAL

Pandangan Brecht pada fenomena sosial tidak bisa dipisah-Pandangan Brecht pada fenomena sosial tidak bisa dipisah-kan dari sikap ideologinya sebagai penganut Marxisme. Brecht kan dari sikap ideologinya sebagai penganut Marxisme. Brecht

adalah seorang pengecam kapitalisme. Seperti telah adalah seorang pengecam kapitalisme. Seperti telah dipaparkan di atas, realisme konvensional di antaranya dipaparkan di atas, realisme konvensional di antaranya

tumbuh dan berkembang berkat pertumbuhan dan tumbuh dan berkembang berkat pertumbuhan dan perkembangan masyarakat burjuasi. Sementara Brecht perkembangan masyarakat burjuasi. Sementara Brecht

sebagai seorang Marxis beranggapan bahwa kelas pekerja sebagai seorang Marxis beranggapan bahwa kelas pekerja membutuhkan gaya teater yang lain, yaitu yang membutuhkan gaya teater yang lain, yaitu yang

menyampaikan pesan-pesan yang politis. menyampaikan pesan-pesan yang politis.

Page 32: TEATER TRADISIONAL

Sejarah Teater Indonesia

Teater selalu penuh dengan makna. Dalam pandangan New Hisotricism, makna dalam dunia teater tidak pernah terlepas dari ideologi, demikian pula dengan dunia teater Indonesia. Sejak awal,dunia teater Indonesia sudah dibebani dengan ideologi baik yang pransparan mau pun yang samar-samar. Dari jaman pra-kemerdekaan hingga tahun 1950an, ketika Indonesia baru saja merdeka selama lima tahun, ideologi politik nampak jelas mengemuka. Sesudah masa itu, ideologi lain mengemuka, meski pun sebagian hanya sebagai latar belakang. Para insan teater nampaknya banyak terperangkap dalam ideologi-ideologi ini, sehingga mereka lupa membangun dunia teater sebagai dunia mereka sendiri, tempat mereka berkreasi baik secara artistik mau pun profesional.

Page 33: TEATER TRADISIONAL

Sejarah secara tradisional dianggap sebagai cerita/catatan yang obyektif mengenai masa lalu. Akan tetapi, kita mulai menyadari bahwa sejarah tidak lepas dari bias-bias. kesadaran seperti itu ditangkap dalam New Historicism, sebuah teori sejarah dengan pandangan kultural. New Historicism menganggap bahwa sejarah itu subyektif, dan sejarah adalah interpretasi masa lalu, bukan masa lalu itu sendiri (lihat Basuki:2003). Karena sejarah itu subyektif, maka sejarah tidak pernah lepas dari bias-bias pemikiran dan nilai-nilai. Demikian pula, sejarah teater tidak akan pernah lepas dari bias-bias pemikiran dan nilai-nilai, karena setiap drama atau pertunjukan teater selalu mengandung seperangkat nilai-nilai, baik yang ditentang atau dikuatkan (lihat Mason dlm. Basuki, 2003). Seperangkat pemikiran dan nilai-nilai itu, dalam bahasa Gramscian, disebut ideologi. Ideologi bisa nyata dalam sebuah kekuatan politik, bisa juga hanya sekedar nilai-nilai dalam masyarakat atau bahkan sekelompok orang. Ia bisa ‘dipeluk’ secara sadar, tetapi sering lebih dengan tanpa sadar, yang menurut Althusser terjadi dengan proses “interpelasi.”

Page 34: TEATER TRADISIONAL

Melayu dan Teater Modern di RiauMelayu

Kata atau nama Melayu telah dikenal dalam rentang waktu yang cukup lama. Kata atau nama Melayu telah disebut-sebut pada tahun 664/45 Masehi, dan muncul pertama kali dalam catatan (buku tamu) kerajaan China.Melayu diartikan sebagai satu suku yang berasal dari Indalus (Sumatra) dan Seberang Sumatra (Malaka). Di Indalus atau Andalas terdapat kerajaan yang berhadapan dengan Pulau Bangka, di sana ada Sungai Tatang dan Gunung Mahameru serta sungai yang bernama ‘Melayu’. Rajanya bernama Demang Lebar Daun. Kata ‘melayu’ masih ditemui pada bahasa-bahasa di sekitar Palembang dan juga di Pulau Jawa; yang dihubungkan dengan kata ‘melaju’, atau ‘deras’,’kencang’. Kemudian ‘melayu’ dapat diartikan sungai deras aliran airnya; bisa juga ditafsirkan orang atau penduduknya pedagang yang gesit, dinamis. Melayu dapat pula berarti dagang; yang berarti orang asing.Melayu juga diidentikan dengan Agama Islam. Yang disebut ‘orang melayu’ adalah orang yang memeluk agama Islam, berbahasa Melayu dan beradat istiadat Melayu; tidak ada orang Melayu yang tidak beragam Islam.

Page 35: TEATER TRADISIONAL

Seni di RiauKhususnya di Riau yang kemudian merupakan salah satu wilayah temadun dari Budaya Melayu, bermukim bermacam-macam suku bangsa seperti Suku Melayu yang dianggap sebagai suku asli dan dominan, suku pendatang dari seluruh Indonesia dan suku-suku terasing. Di samping itu juga menetap di daerah ini bangsa pedagang dari luar negeri, yakni Cina. India, Arab dan Bangsa lainnya. Keragaman atmosfir kesukuan di Riau ini mengindikasikan terjadinya akulturasi budaya. Kebudayaan Melayu yang pada awalnya mendominasi berbaur dengan budaya bawaan lainnya yang ada di Riau.Keidentikan Budaya Melayu adalah peleburan budaya dan nilai norma Agama Islam. Agama Islam telah pula menjadi ciri lahirnya beragam bentuk kreatifitas seni sebagai bagian dari wujud Kebudayaan Melayu.

Page 36: TEATER TRADISIONAL

Penulis menyadari bahwa kegelisahannya dalam makalah ini Penulis menyadari bahwa kegelisahannya dalam makalah ini akan memberikan suatu dampak pada ketidaksetujuan dan akan memberikan suatu dampak pada ketidaksetujuan dan

pernyataan sikap oleh berbagai pihak pembaca. Perlu pernyataan sikap oleh berbagai pihak pembaca. Perlu diadakannya alternatif diskusi yang berkelanjutan atas diadakannya alternatif diskusi yang berkelanjutan atas

makalah ini agar tercipta suatu makalah yang sempurna dan makalah ini agar tercipta suatu makalah yang sempurna dan bisa menjadi bentukan dari sebuah loncatan untuk proses bisa menjadi bentukan dari sebuah loncatan untuk proses

pengidentifikasian sosiologis Melayu dan seni teater modernd pengidentifikasian sosiologis Melayu dan seni teater modernd di Riau.di Riau.

Page 37: TEATER TRADISIONAL
Page 38: TEATER TRADISIONAL
Page 39: TEATER TRADISIONAL
Page 40: TEATER TRADISIONAL

DAFTAR PUSTAKA

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://

www.msuiit.edu.ph/ipag/studies/drama/topics/modern.html

http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en

%7Cid&u=http://www.sungaikuantan.com/2010/05/malays-and-modern-theatre-in-

riau.html&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhia7cBNZEOmF1C6PLjsdltaEyF5tw

http://galileotheater.blogspot.com/2010/02/sejarah-teater.html

http://teaterapakah.blogspot.com/2009/02/para-peletak-dasar-teater-modern.html