Sejarah PT Unilever

39
  74 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah Berdirinya PT. Unilever Pada tahun 1885, dua bersaudara dari Inggris bernama William dan James Lever mulai mengelola perusahan dengan nama  Lever Brothers. Perusahaan ini memproduksi sabun cuci merek sunlight . Berkat teknik pemasaran yang baik,  perusahaan ini dapat terusberkembang dan mulai mengembangkan variant   produksinya dengan memprod uksi sabun mandi merek Lux dan Lifeboy. Pada era yang hampir bersamaan, terdapat pula dua perusahaan besar milik keluarga Anton Jurgens dan keluarga Van den Berg yang berkedudukan di negeri Belanda. Kedua perusahaan tersebut memproduksi margarin, dan tidak lama kemudian bergabung menjadi satu perusahaan dengan nama Margarine Unie. Kedua perusahaan yang terletak di kedua Negara Eropa yang berbeda tersebut sama-sama berkembang dan memperluas usahanya di daratan Eropa. Keduanya membuat produk untuk konsumen dengan volume yang besar, memiliki  jalur distribusi yang l uas dan menggunakan bahan baku yang hampir sama. Pada tahun 1930, kedua perusahaan tersebut bergabung dengan nama Unilever. Berawal dari penggabungan tersebut, Unilever berkembang menjadi perusahaan raksasa di dunia dengan dua kantor pusat, yaitu Unilever Limited di London dan Unilever NV di Rotterdam. PT. Unilever Indonesia (ULI) berdiri di Batavia yang sekarang lebih dikenal sebagai kota Jakarta, pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama  Lever’s 74

Transcript of Sejarah PT Unilever

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 1/39

 

74

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1  Sejarah Berdirinya PT. Unilever

Pada tahun 1885, dua bersaudara dari Inggris bernama William dan James

Lever mulai mengelola perusahan dengan nama   Lever Brothers. Perusahaan ini

memproduksi sabun cuci merek  sunlight . Berkat teknik pemasaran yang baik,

perusahaan ini dapat terusberkembang dan mulai mengembangkan variant  

produksinya dengan memproduksi sabun mandi merek Lux dan Lifeboy.

Pada era yang hampir bersamaan, terdapat pula dua perusahaan besar milik 

keluarga Anton Jurgens dan keluarga Van den Berg yang berkedudukan di negeri

Belanda. Kedua perusahaan tersebut memproduksi margarin, dan tidak lama

kemudian bergabung menjadi satu perusahaan dengan nama Margarine Unie.

Kedua perusahaan yang terletak di kedua Negara Eropa yang berbeda

tersebut sama-sama berkembang dan memperluas usahanya di daratan Eropa.

Keduanya membuat produk untuk konsumen dengan volume yang besar, memiliki

 jalur distribusi yang luas dan menggunakan bahan baku yang hampir sama. Pada

tahun 1930, kedua perusahaan tersebut bergabung dengan nama Unilever.

Berawal dari penggabungan tersebut, Unilever berkembang menjadi perusahaan

raksasa di dunia dengan dua kantor pusat, yaitu Unilever Limited di London dan

Unilever NV di Rotterdam.

PT. Unilever Indonesia (ULI) berdiri di Batavia yang sekarang lebih

dikenal sebagai kota Jakarta, pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Lever’s

74

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 2/39

 

75

 Zeep Fabrieken NV berdasarkan akta notaris Mr. A. H. Van Ophusyen No. 23 dan

disahkan oleh Gubernur Van Nederland Indie dengan keputusan No. 14 tanggal

16 Desember 1933. perusahaan ini baru didaftarkan ke kantor Raad nan Justitie di

 jalan Batavia No. 3 pada tanggal 9 Januari 1934. Perusahaan ini mulai beroperasi

dengan produk perdana berupa sabun di jalan Pangeran Tubagus Angke pada

bulan Oktober 1934. Pembuatan lemak-lemak makanan dan minyak goreng

dimulai pada tahun 1936 di Jakarta juga dan untuk maksud tersebut didirikanlah

sebuah perusahaan sendiri bernama Van Den Berg’s Fabrieken NV .

Pada bulan Nopember 1941 dilakukan diversifikasi di bidang pasta gigi

dan kosmetika lainnya dengan membeli fasilitas produksi pada perusahaan

  Maatschappij ter Exploitatie der Colibri Fabrieken NV yang berlokasi di

Surabaya.

Pada tahun 1948, Unilever membeli   NV Oliefabriek Archa yang

memproduksi minyak kelapa di Jakarta. Hal ini dilakukan untuk menjamin

persediaan minyak murni secara kontinyu yang digunakan untuk pembuatan

sabun, lemaka makanan dan minyak goreng.

Pada tahun 1964, kegiatan Unilever di Jakarta dan Surabaya diawasi oleh

pemerintah Indonesia secara penuh. Pada tahun 1967, perusahaan dikembalikan

lagi kepada Unilever berdasarkan keputusan Presidium Kabinet Ampera dan

perjanjian antara Unilever dengan Departemen Perindustrian. Sejak bulan April

1967, Unilever kembali menjalankan usahanya. Persetujuan untuk beroperasi

diberikan pada bulan September 1967 dengan batasan-batasan yang ditentukan

oleh UU Penanaman Modal Asing No. 1 Tahun 1967.

75

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 3/39

 

76

Penggabungan dari seluruh perusahaan Unilever di Indonesia dilakukan

pada tanggal 1 September 1980. Seluruh aktiva dan pasiva dari Van den Berg’s

Fabrieken, Colibri dan Archa Oil Mill di pindahkan ke Lever’s Zeefabrieken.

Nama perusahaan gabungan ini diubah menjadi PT. Unilever Indonesia dengan

kantor pusat di Graha Unilever, jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 15, Jakarta

Selatan.

4.2 Profil Pasar Distributor

PT. Unilever Indonesia Tbk Surabaya, mempunyai dua distributor dalam

memasarkan hasil produksinya. Kedua distributor tersebut adalah Bahagia Intra

Nusa yang berkedudukan di Simo Pomahan serta Gemilang Artha Prima yang

berkedudukan di Gading Pantai. Masing-masing distributor mempunyai daerah

tersendiri dalam memasarkan produk-produk Unilever. Untuk Distributor Bahagia

Intra Nusa mempunyai daerah pemasaran untuk wilayah Surabaya Barat,

Surabaya Utara serta sebagian Surabaya Pusat. Meliputi pasar Bangunsari, pasar

Balongsari, pasar Dupak Bandarejo, pasar Dukuh Kupang,, pasar P P I, pasar

Pabean, pasar Kalimas, pasar Babakan, pasar Kandangan, dan pasar Manukan

Madya.

Sedangkan distributor Gemilang Artha Prima mempunyai area pemasaran

untuk Surabaya Timur, Surabaya Selatan serta sebagian Surabaya Pusat. meliputi

pasar Pogot, pasar Balongsari, pasar Wonokusumo, pasar Jojoran, pasar Tambak 

Rejo, pasar Kapasari, dan pasar Semalang,

76

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 4/39

 

77

Tabel 4.1 Profil Pasar Distributor PT Unilever Indonesia di Surabaya 

Klasifikasi

Pasar

Jarak dari

Distributor

Kunjungan

tiap

minggu

PengirimanPerputaran

barang

Jam

Buka

Jumlah

Penjual

Distributor 

Bahagia Intra Nusa 

Bangunsari Besar ± 8 km 2 kali Tiap hariPC : 3 575 000

HC : 4 446 00004.00-13.00 42

Balongsari Besar ± 5 km 2 kali Tiap hariPC : 6 970 000

HC : 2 852 00006.00-13.00 45

Dupak Bandarejo Besar ± 5 km 2 kali Tiap hariPC : 2 865 000

HC : 3 647 00004.00-13.00 30

Dukuh Kupang Besar ± 5 km 2 kali Tiap hariPC : 2 750 000

HC : 1 875 00006.00-11.00 30

P P I Besar ± 7 km 2 kali Tiap hariPC : 925 000

HC : 1 472 00004.00-11.00 33

Pabean Besar ± 15 km 2 kali Tiap hariPC : 19 850 000

HC: 17 660 00006.00-14.00 32

Kalimas Menengah ± 12 km 2 kali Tiap hariPC : 5 505 000

HC : 2 325 00005.00-13.00 22

Babakan Besar ± 10 km 2 kali Tiap hariPC : 2 643 000

HC : 1 895 00005.30-12.00 37

Kandangan Kecil ± 15 km 2 kali Tiap hari PC : 1 300 000HC : 1 600 000

05.00-11.00 21

Manukan Madya Menengah ± 10 km 2 kali Tiap hariPC : 6 275 000

HC : 2 050 00006.00-11.00 18

 

Distributor

Gemilang Artha Prima 

Pogot Menengah ± 8 km 2 kali Tiap hariPC : 7 250 000

HC : 2 15000006.00-12.00 22

Wonokusumo Menengah ± 12 km 2 kali Tiap hariPC : 2 355 000

HC : 1 950 00006.00-13.00 19

Jojoran Kecil ± 15 km 2 kali Tiap hariPC : 1 475 000

HC : 1 050 00006.00-14.00 17

Tambak Rejo Menengah ± 13 km 2 kali Tiap hariPC : 6 275 000

HC : 2 050 00006.00-14.00 28

Kapasari Menengah ± 7 km 2 kali Tiap hariPC : 4 150 000

HC : 2 175 00006.00-12.00 24

Semalang Menengah ± 15 km 2 kali Tiap hariPC : 5 150 000

HC : 1 255 00006.00-11.00 25

77

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 5/39

 

78

4.4  Data Komplain

Data komplain ini berisi tentang komplain para pelanggan Pepsodent

medium 75 gram selama tahun 2005. Penyebab dari komplain ini bisa berasal dari

internal artinya komplain tersebut disebabkan oleh kualitas produk yang kurang

bagus, atau bisa juga disebabkan karena faktor eksternal, artinya produk tersebut

palsu, tidak diproduksi oleh PT. Unilever Indonesia. Untuk lebih terinci mengenai

data komplain tersebut dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.2 Data Komplain Pepsodent Ekonomi tahun 2005

Bulan Jumlah

Januari 13

Februari 6

Maret 2

April 1Mei 3

Juni -

Juli -

Agustus 1

September 7

Oktober -

Nopember -Desember 1

78

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 6/39

 

79

 

Gambar 4.1. Grafik Komplain Konsumen

 

0

2

4

6

8

10

1214

Bulan

   J  u  m   l  a   h   K  o  m  p   l  a   i  n

Jumlah

Jumlah 13 6 2 1 3 0 0 1 7 0 0 1

Janu

ari

Febr

uari

Mare

t

April Mei Juni JuliAgus

tus

Sept

embe

Okto

ber

Nope

mber

Dese

mber

 

Gambar 4.1

Data Komplain Pepsodent Ekonomi tahun 2005

4.5  Karekteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 50 responden pada konsumen

pengguna produk pasta gigi Pepsodent dari perusahaan Unilever, maka diperoleh

karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan.

4.5.1  Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia ditunjukkan pada tabel 4.3 berikut

ini :

79

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 7/39

 

80

Tabel 4.3

Distribusi Usia Konsumen

Usia (tahun ) Jumlah Responden Prosentase (%)

16 - 20 6 12

21 - 26 8 16

27 - 32 11 22

33 - 38 12 24

39 - 44 9 18

45 - 50 4 8

TOTAL 50 100

Sumber : Jawaban Responden, diolah

Tabel 4.2 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan kelompok 

usia, jumlah responden terbanyak pada kelompok usia 33 – 38 tahun yaitu 12

orang (24%) kemudian diikuti kelompok usia 27 – 32 tahun sebanyak 11 orang

(22%), yang ketiga kelompok usia 39 –44 tahun sebanyak 9 orang (18%), yang

keempat kelompok usia 21 – 26 tahun sebanyak 8 orang (16%), selanjutnya

kelompok usia 16 – 20 tahun sebanyak 6 orang (12%), dan yang terakhir

kelompok usia 45 – 50 tahun sebanyak 4 orang (8%).

80

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 8/39

 

81

 Usia Responden

0

10

20

30

   J  u  m   l  a   h

Jumlah Prosentase

Jumlah 6 8 11 12 9 4

Prosentase12 16 22 24 18 8

16 - 20 21 - 26 27 - 32 33 - 38 39 - 44 45 - 50

 

Gambar 4.2. Grafik Usia Responden

4.5.2 Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, menunjukkan bahwa

sebagian besar responden berjenis kelamin wanita sebanyak 11 orang (22%) dari

total responden. Sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 39 orang

(78%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Distribusi Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Prosentase (%)

Laki – laki 39 78

Wanita 11 22

Total 50 100

Sumber : Jawaban Responden, diolah

81

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 9/39

 

82

 

Jenis Kelamin

0

50

100

   J  u  m   l  a   h

Jumlah Prosentase

Jumlah 39 11

Prosentase 78 22

Laki-laki Wanita

 

Gambar 4.3. Grafik Jenis Kelamin

4.5.3  Tingkat Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ditunjukkan pada

tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5

Distribusi Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Prosentase (%)

Tidak Tamat SMA / STM 3 6

SLTA / STM 22 44

Diploma (D3) 14 28

Sarjana 11 22

Total 50 100

Sumber : Jawaban Responden, diolah

82

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 10/39

 

83

 Tingkat Pendidikan

0

20

40

60

   J  u  m   l  a   h

Jumlah Prosentase

Jumlah 3 22 14 11

Prosentase 6 44 28 22

SMP SLTA/STM Diploma Sarjana

 

Gambar 4.4 Grafik Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah terbesar responden berpendidikan

SLTA / STM yaitu 22 orang atau 44% dari total responden. Responden terbanyak 

kedua pada tingkat pendidikan diploma (D3) yaitu sebanyak 14 orang (28%).

Responden terbanyak ketiga berpendidikan sarjana sebanyak 11 orang (22%), dan

responden paling sedikit yaitu tidak tamat SLTA / STM berjumlah 3 orang (6%).

4.5.4  Lama Pemakaian Produk

Karakteristik responden berdasarkan lama pemakaian produk ditunjukkan

pada tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.6 Distribusi Lama Pemakaian Produk 

Lama Pemakaian (tahun) Jumlah Responden Prosentase (%)

4 - 7 6 12

8 - 11 9 18

12 - 15 21 42

16 - 19 14 28

Total 50 100

Sumber : Jawaban Responden, diolah

83

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 11/39

 

84

 

0

5

10

15

20

25

30

35

4045

4 - 7 8 - 11 12 - 15 16 - 19Lama Pemakaian

   J  u  m   l  a   h

Jumlah Responden Prosentase (%)

 

Gambar 4.5 Grafik Lama Pemakaian Produk 

Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah terbesar responden berpendidikan

SLTA / STM yaitu 22 orang atau 44% dari total responden. Responden terbanyak 

kedua pada tingkat pendidikan diploma (D3) yaitu sebanyak 14 orang (28%).

Responden terbanyak ketiga berpendidikan sarjana sebanyak 11 orang (22%), dan

responden paling sedikit yaitu tidak tamat SLTA / STM berjumlah 3 orang (6%).

4.5.5  Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan dari responden pada penelitian ini dikategorikan dalam

tiga golongan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)/BUMN, Pegawai Swasta, serta

Wiraswasta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Berdasarkan jenis pekerjaan dari responden pada penelitian ini, jumlah

responden yang berprofesi sebagai pegewai negeri sipil (PNS) maupun sebagai

karyawan BUMN didapatkan sebanyak 9 orang, sehingga total prosentase dari

keseluruhan responden yang ada didapatkan sebesar 18%. Sedangkan yang

84

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 12/39

 

85

berprofesi sebagai wiraswasta sebanyak 11 orang atau total 22% dari total

keseluruhan responden yang ada. Jumlah terbesar didapatkan pada responden

yang bekerja pada instansi swasta, yaitu sebanyak 30 orang, atau sebesar 60% dari

total responden secara keseluruhan.

Tabel 4.7 Jenis Pekerjaan Responden

Jenis Pekerjaan Jumlah Responden Prosentase (%)

PNS / BUMN 9 18

Swasta 30 60

Wiraswasta 11 22

Total 50 100

Sumber : Jawaban Responden, diolah

Jenis Pekerjaan Responden

0

10

20

30

40

50

60

70

PNS/BUMN Swasta Wiraswasta

Jenis Pekerjaan

   J  u  m   l  a   h

Jumlah Prosentase

Gambar 4.6 Grafik Jenis Pekerjaan Responden

85

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 13/39

 

86

4.5.6  Skala Gaji

Pada penelitian ini, para responden juga disurvey mengenai skala gaji

yang diterima dalam 1 bulan. Hal ini penting untuk mengetahui tingkat

segmentasi dari para pemakai produk Pepsodent White ekonomis 75 gram.

Pembagian skala gaji dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.8 Skala Gaji Responden

Jenis Pekerjaan Jumlah Responden Prosentase (%)

< Rp. 800.000 3 6

Rp. 1 jt – Rp 2 jt 8 16

Rp. 2 jt – Rp 3 jt 13 26

Rp. 3 jt – Rp 4 jt 18 36

> Rp 4 jt 8 16

Total 50 100

Sumber : Jawaban Responden, diolah

Skala Gaji responden

0

10

20

30

40

< Rp.

800.000

Rp. 1 jt - Rp

2 jt

Rp. 2 jt - Rp

3 jt

Rp. 3 jt - Rp

4jt

> Rp 4 jt

Skala Gaji

   J  u

  m   l  a   h

Jumlah Prosentase

Gambar 4.7 Grafik Skala Gaji Responden

86

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 14/39

 

87

Dari tabel di atas didapatkan bahwa untuk responden yang berpenghasilan

kurang dari Rp. 800.000 per bulan didapatkan responden sebanyak 3 orang atau

6% dari total responden secara keseluruhan. Responden yang berpenghasilan

antara Rp. 1 juta sampai Rp. 2 jt sebanyak 8 orang atau 16% dari total responden.

Sedangkan untuk responden yang berpenghasilan Rp. 2 juta sampai dengan Rp. 3

  juta didapatkan sejumlah 13 orang atau 26% dari total responden. Responden

yang paling banyak didapatkan pada skala gaji antara Rp. 3 juta sampai dengan

Rp. 4 juta, yaitu sebanyak 18 responden, atau sekitar 36% dari total responden.

Responden yang berpenghasilan lebih dari Rp. 4 juta sebanyak 8 orang, atau 16%

dari total responden yang ada.

4.6  Deskripsi Variabel

Selanjutnya mencari nilai kategori faktor –faktor yang berpengaruh terhadap

strategi pemasaran dari masing-masing responden dilakukan dengan cara

menjumlahkan nilai jawaban, kemudian jumlah nilai jawaban tersebut dibagi

dengan banyaknya jumlah pertanyaan, hasilnya merupakan nilai rata-rata (mean).

Nilai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kelas-kelas dimana penentuan

intervalnya menggunakan rumus :

Nilai Tertinggi – Nilai Terendah

Interval Kelas =

Jumlah Kelas

87

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 15/39

 

88

Dimana :

a.  Nilai tertinggi adalah 5

b.  Nilai terendah adalah 1

c.  Jumlah kelas adalah 5 yaitu : sangat baik, baik, cukup baik, tidak baik dan

sangat tidak baik.

Dari rumus di atas diperoleh nilai interval kelas sebagai berikut :

Dari interval kelas tersebut, akan diketahui batasan nilai masing-masing kelas, dan

setelah itu nilai rata-rata masing-masing dimasukkan ke dalam kelas tersebut

seperti ditunjukkan pada tabel 4.9

5 - 1Interval Kelas = = 0,8

5

Tabel 4.9

Kategori Rata-rata Masing-Masing Variabel

Interval Kategori Nilai

1,00 - 1,80

1,81 - 2,60

2,61 - 3,40

3,41 - 4,20

4,21 - 5,00

sangat tidak setuju

tidak setuju

cukup setuju

setuju

sangat setuju

1

2

3

4

5

88

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 16/39

 

89

4.6.1 Deskripsi Variabel Faktor Kekuatan Image (X1)

Untuk mengukur variabel kekuatan image terdapat enam kriteria

pengukuran, yaitu : (1) di dalam keluarga sebelumnya pernah menggunakan pasta

gigi pepsodent; (2) konsumen menyukai atau menggunakan produk dengan

merek-merek terkenal terutama untuk keperluan menggosok gigi; (3) produk pasta

gigi pepsodent banyak digunakan di sekitar lingkungan konsumen; (4) konsumen

tidak berani mencoba atau berganti merek pasta gigi lain; (5) pasta gigi pepsodent

memiliki persepsi kuat terhadap diri konsumen mengenai hal-hal yang ditawarkan

perusahaan baik melalui iklan atau kegiatan perusahaan yang diketahui

konsumen; (6) secara pribadi konsumen menggunakan produk pasta gigi

pepsodent sejak lama. Penilaian responden untuk variabel faktor kekuatan image

(X1) dapat ditunjukkan pada tabel 4.10

Tabel 4.10

Distribusi Jawaban Untuk Variabel Kekuatan Image (X1)

Sumber : Data diolah (lampiran 2)

Skor Rata-rata Jawaban responden

sangat

tidak

setuju

Tidak

setuju

cukup

SetujuSetuju

sangat

setuju

Variabel

Skor Rata-

rata

Jawaban

RespondenF % F % F % F % F %

Faktor

Kekuatan

Image (X1)

3,88 0 - 0 - 1 2 43 86 6 12

89

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 17/39

 

90

  Kekuatan Image

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Jawaban Responden

Jumlah Prosentase

Jumlah 6 43 1 0 0

Prosentase 12 86 2 0 0

Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

 

Gambar 4.8 Grafik Jawaban Responden Terhadap Variabel Kekuatan Image (X1)

a.  Responden dengan jawaban pada kategori sangat setuju (nilai 5) adalah

sebanyak 6 orang (12%) berarti konsumen menilai sangat setuju terhadap

indikator variabel kekuatan image karena : (1) produk pasta gigi pepsodent

digunakan di sekitar lingkungan konsumen, (2) pasta gigi pepsodent memiliki

persepsi yang kuat terhadap diri konsumen terutama mengenai hal-hal yang

ditawarkan perusahaan terhadap produk melalui iklan atau kegiatan

perusahaan, (3) konsumen enggan berganti produk pasta gigi dengan merek 

lain. .

b. Responden dengan jawaban pada kategori setuju (nilai 4) adalah sebanyak 43

orang (86%) berarti konsumen menilai setuju terhadap indikator variabel

kekuatan image karena : (1) di dalam keluarga sebelumnya pernah

menggunakan pasta gigi pepsodent, (2) konsumen menyukai atau

menggunakan produk dengan merek-merek terkenal terutama untuk keperluan

menggosok gigi.

90

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 18/39

 

91

c.  Responden dengan jawaban pada kategori cukup setuju (nilai 3) adalah

sebanyak 1 orang (2%) berarti konsumen menilai cukup setuju terhadap

indikator variabel kekuatan image karena : (1) secara pribadi konsumen

menggunakan produk pasta gigi pepsodent sejak lama.

4.6.2 Deskripsi Variabel Faktor Respon Perusahaan (X2)

Untuk mengukur variabel faktor inspirasi digunakan lima kriteria

pengukuran, yaitu : (1) konsumen merasa perusahaan memberi perhatian terhadap

selera konsumen berkaitan dengan produk pasta gigi pepsodent; (2) konsumen

beranggapan bahwa perusahaan mampu memberikan perubahan pada pola

menggosok gigi bagi masyarakat dan konsumen; (3) konsumen beranggapan

bahwa perusahaan mampu bekerjasama dengan instansi pelayanan umum yang

berkaitan dengan kesehatan gigi.; (4) perusahaan selalu mempertimbangkan

perubahan keinginan dan selera konsumen terhadap produk; (5) perusahaan

memiliki divisi khusus terutama dalam hal yang berkaitan dengan riset perilaku

konsumen;

Penilaian responden untuk variabel faktor respon perusahaan (X2) dapat

ditunjukkan pada tabel 4.11

Tabel 4.11Distribusi Jawaban Untuk Variabel Respon Perusahaan (X2) 

Skor Rata-rata Jawaban responden

sangat

tidak

setuju

Tidak

setuju

cukup

SetujuSetuju

sangat

setuju

Variabel

Skor Rata-

rata

Jawaban

RespondenF % F % F % F % F %

Faktor Respon

Perusahaan (X2)4,28 0 - 2 4 1 2 24 48 23 46

Sumber : Data diolah (lampiran 2)

91

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 19/39

 

92

 Respon Perusahaan

0

10

20

30

40

50

60

Jawaban Responden

Jumlah Prosentase

Jumlah 23 24 1 2 0

Prosentase 46 48 2 4 0

Sangat Set uju Set uju Cukup Set uju Tidak Set uju Sangat Tidak Set uju

Gambar 4.9 Grafik Jawaban Responden Terhadap Variabel Respon Perusahaan (X2)

a.  Responden dengan jawaban pada kategori sangat setuju (nilai 5) adalah

sebanyak 23 orang (27,5%) berarti konsumen menilai sangat setuju terhadap

indikator variabel respon perusahaan karena : (1) konsumen beranggapan

bahwa perusahaan mampu bekerjasama dengan instansi pelayanan umum yang

berkaitan dengan kesehatan gigi, (2) konsumen merasa perusahaan memberi

perhatian terhadap selera konsumen berkaitan dengan produk pasta gigi

pepsodent.

b. 

Responden dengan jawaban pada kategori setuju (nilai 4) adalah sebanyak 24

orang (48%) berarti konsumen menilai setuju terhadap indikator variabel

respon perusahaan karena : (1) konsumen beranggapan bahwa perusahaan

mampu memberikan perubahan pada pola menggosok gigi bagi masyarakat

dan konsumen, (2) perusahaan selalu mempertimbangkan perubahan keinginan

dan selera konsumen terhadap produk.

92

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 20/39

 

93

c.  Responden dengan jawaban pada kategori cukup setuju (nilai 3) adalah

sebanyak 1 orang (2%) berarti konsumen menilai cukup setuju terhadap

indikator variabel respon perusahaan karena : perusahaan memiliki divisi

khusus terutama dalam hal yang berkaitan dengan riset perilaku konsumen.

d.  Responden dengan jawaban pada kategori tidak setuju (nilai 2) adalah

sebanyak 2 orang (4%) berarti konsumen menilai tidak setuju terhadap

indikator variabel respon perusahaan karena : perusahaan memiliki divisi

khusus terutama dalam hal yang berkaitan dengan riset perilaku konsumen.

4.6.3 Deskripsi Variabel Faktor Respon Distributor, Retailer, Toko (X3)

Untuk mengukur variabel faktor respon distributor, retailer dan toko

digunakan enam kriteria pengukuran, yaitu : (1) perusahaan memperhatikan

keluhan, keinginan maupun harapan konsumen mengenai produk; (2) sirkulasi

pengiriman produk atau sistem distribusi pasta gigi di retail sekitar konsumen

sesuai dengan yang dikehendaki konsumen; (3) terjadi trend pembelian tertentu

pada produk pasta gigi pepsodent di sekitar konsumen; (4) secara emosional retail

di sekitar konsumen menawarkan alternatif pemakaian pasta gigi pepsodent jika

produk pasta gigi merek lain yang dikehendaki konsumen tidak ada; (5) perilaku

konsumen sangat di suatu lingkungan sangat mendukung proses penjualan pasta

gigi pepsodent; (6) usaha atau tempat bekerja pengecer atau pemakai berada pada

lingkungan kelas sosial menengah ke atas.

Penilaian responden untuk variabel faktor respon distributor, retailer dan

toko (X3) dapat ditunjukkan pada tabel 4.12

93

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 21/39

 

94

Tabel 4.12

Distribusi Jawaban Untuk Variabel

Faktor Distributor, Retailer dan Toko (X3)

Skor Rata-rata Jawaban responden

sangat

tidak

setuju

Tidak

setuju

Cukup

SetujuSetuju

Sangat

setuju

Variabel

Skor Rata-

rata

Jawaban

RespondenF % F % F % F % F %

Faktor

Distributor,

Retailer danToko (X3)

3,72 0 - 1 2 10 20 36 72 3 6

Sumber : Data diolah (lampiran 2)

Faktor Distr ibutor, ret ailer, Toko

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Jumlah Responden

Jumlah Prosentase

Jumlah 3 36 10 1 0

Prosentase 6 72 20 2 0

Sangat Set uju Set uju Cukup Set uju Tidak Set uju Sangat Tidak Set uju

 

Gambar 4.10 Grafik Jawaban Responden Terhadap Variabel Distributor, Retailer

dan Toko (X3)

a.  Responden dengan jawaban pada kategori sangat setuju (nilai 5) adalah

sebanyak 3 orang (6%) berarti konsumen menilai sangat setuju terhadap

indikator variabel distributor, retailer dan toko karena : (1) perusahaan

memperhatikan keluhan, keinginan maupun harapan konsumen mengenai

94

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 22/39

 

95

produk; (2) sirkulasi pengiriman produk atau sistem distribusi pasta gigi di

retail sekitar konsumen sesuai dengan yang dikehendaki konsumen.

b.  Responden dengan jawaban pada kategori setuju (nilai 4) adalah sebanyak 36

orang (72%) berarti konsumen menilai setuju terhadap indikator variabel

distributor, retailer dan toko karena : (1) secara emosional retail di sekitar

konsumen menawarkan alternatif pemakaian pasta gigi pepsodent jika produk 

pasta gigi merek lain yang dikehendaki konsumen tidak ada; (2) periku

konsumen sangat di suatu lingkungan sangat mendukung proses penjualan

pasta gigi pepsodent.

c.  Responden dengan jawaban pada kategori cukup setuju (nilai 3) adalah

sebanyak 10 orang (20%) berarti konsumen menilai cukup setuju terhadap

indikator variabel distributor, retailer dan toko karena : terjadi trend pembelian

tertentu pada produk pasta gigi pepsodent di sekitar konsumen.

d.  Responden dengan jawaban pada kategori tidak setuju (nilai 2) adalah sebanyak 

1 orang (2%) berarti konsumen menilai tidak setuju terhadap indikator variabel

distributor, retailer dan toko karena : usaha atau tempat bekerja pengecer atau

pemakai berada pada lingkungan kelas sosial menengah ke atas.

4.6.4 Deskripsi Variabel Nilai – Nilai Intrinsik Produk (X4)

Untuk mengukur variabel faktor nilai –nilai instrinsik produk digunakan

sembilan kriteria pengukuran, yaitu : (1) produk pasta gigi pepsodent memiliki

kualitas yang paling bagus daripada pasta gigi produk lain; (2) pasta gigi

pepsodent memiliki rasa yang sesuai dengan selera konsumen; (3) pasta gigi

pepsodent memiliki aroma yang sesuai dengan selera konsumen; (4) pasta gigi

95

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 23/39

 

96

pepsodent memiliki busa yang sesuai dengan selera konsumen; (5) dalam

kemasan produk pasta gigi pepsodent terdapat komposisi bahan pembentuk 

produk yang menurut konsumen komposisi tersebut benar-benar memberikan

manfaat dan tidak memberikan efek negatif; (6) adanya kemungkinan perusahaan

mengganti produk pasta gigi pepsodent dengan produk pasta gigi jenis lain

dengan merek yang sama; (7) respon atau perhatian dari perusahaan terhadap

keluhan yang disampaikan konsumen atas pengkonsumsian produk; (8) keyakinan

konsumen bahwa produk pasta gigi pepsodent dibuat dan diproduksi dengan

bahan-bahan pilihan, mesin-mesin canggih dan tenaga kerja yang handal; (9)

adanya jaminan dari perusahaan terhadap produk pasta gigi pepsodent yang

dikonsumsi konsumen.

Penilaian responden untuk variabel faktor nilai – nilai intrinsik produk 

(X4) dapat ditunjukkan pada tabel 4.13.

Tabel 4.13

Distribusi Jawaban Untuk Variabel

Faktor Nilai-nilai Intrinsik Produk (X4)

Skor Rata-rata Jawaban responden

Sangattidak

setuju

Tidak

setuju

cukup

SetujuSetuju

Sangat

setuju

Variabel

Skor Rata-

rataJawaban

RespondenF % F % F % F % F %

Faktor Nilai –nilai

Intrinsik Produk (X4)3,84 0 - 2 4 7 14 31 62 10 20

Sumber : Data diolah (lampiran 2)

96

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 24/39

 

97

 Nilai Instr insik Produk

0

10

20

30

40

50

60

70

Jumlah Responden

Jumlah Prosentase

Jumlah 10 31 7 2 0

Prosent ase 20 62 14 4 0

Sangat Set uju Set uju Cukup Set uju Tidak Set uju Sangat Tidak Set uju

 

Gambar 4.11 Grafik Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai – Nilai Intrinsik 

Produk (X4)

a.  Re sponden dengan jawaban pada kategori sangat setuju (nilai 5) adalah

sebanyak 10 orang (20%) berarti konsumen menilai sangat setuju terhadap

indikator variabel nilai – nilai intrinsik produk karena : (1) respon atau

perhatian dari perusahaan terhadap keluhan yang disampaikan konsumen atas

pengkonsumsian produk; (2) keyakinan konsumen bahwa produk pasta gigi

pepsodent dibuat dan diproduksi dengan bahan-bahan pilihan, mesin-mesin

canggih dan tenaga kerja yang handal; (3) adanya jaminan dari perusahaan

terhadap produk pasta gigi pepsodent yang dikonsumsi konsumen.

b.  Responden dengan jawaban pada kategori setuju (nilai 4) adalah sebanyak 31

orang (62%) berarti konsumen menilai setuju terhadap indikator variabel nilai

– nilai intrinsik produk karena : (1) pasta gigi pepsodent memiliki rasa yang

sesuai dengan selera konsumen; (2) pasta gigi pepsodent memiliki aroma yang

sesuai dengan selera konsumen; (3) dalam kemasan produk pasta gigi

97

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 25/39

 

98

pepsodent terdapat komposisi bahan pembentuk produk yang menurut

konsumen komposisi tersebut benar-benar memberikan manfaat dan tidak 

memberikan efek negatif.

c.  Responden dengan jawaban pada kategori cukup setuju (nilai 3) adalah

sebanyak 7 orang (14%) berarti konsumen menilai cukup setuju terhadap

indikator variabel nilai – nilai intrinsik produk karena :. (1) produk pasta gigi

pepsodent memiliki kualitas yang paling bagus daripada pasta gigi produk lain;

(2) pasta gigi pepsodent memiliki busa yang sesuai dengan selera konsumen.

d.  Responden dengan jawaban pada kategori tidak setuju (nilai 2) adalah sebanyak 

2 orang (4%) berarti konsumen menilai tidak setuju terhadap indikator variabel

nilai – nilai intrinsik produk karena : adanya kemungkinan perusahaan

mengganti produk pasta gigi pepsodent dengan produk pasta gigi jenis lain

dengan merek yang sama.

4.6.5 Deskripsi Variabel Nilai – Nilai Ekstrinsik Produk (X5)

Untuk mengukur variabel nilai-nilai ekstrinsik produk digunakan 11

kriteria pengukuran yaitu : (1) produk pasta gigi pepsodent dapat dibeli atau

dikonsumsi dengan harga yang sesuai atau terjangkau ; (2) produk pasta gigi

pepsodent memiliki kemasan atau bentuk yang menarik dan lebih baik 

dibandingkan dengan produk lain; (3) produk pasta gigi pepsodent memiliki

warna yang lebih menarik dibandingkan dengan produk lain; (4) produk pasta gigi

pepsodent memiliki harga yang lebih murah atau bersaing dengan produk pasta

gigi merek lain; (5) produk pasta gigi pepsodent memiliki ketahanan yang cukup

98

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 26/39

 

99

baik dibandingkan dengan produk lain; (6) konsumen tidak kesulitan dalam

memperoleh produk pasta gigi pepsodent; (7) perubahan yang dilakukan

perusahaan terhadap perusahaan seringkali susuai dengan harapan konsumen; (8)

kegiatan yang dilakukan perusahaan mengenai sosialisasi manfaat produk 

bermanfaat bagi konsumen; (9) konsumen merasa harga yang telah dibayar sesuai

dengan manfaat produk yang diperolehnya; (10) informasi mengenai manfaat

produk disukai oleh konsumen; (11) perusahaan seringkali memberikan apresiasi

berupa reward maupun award  kepada konsumen yang dianggap loyal.

Penilaian responden untuk variabel faktor nilai – nilai ekstrinsik produk 

(X5) dapat ditunjukkan pada tabel 4.14 

Tabel 4.14

Distribusi Jawaban Untuk Variabel

Faktor Nilai-nilai Ekstrinsik Produk (X5)

Skor Rata-rata Jawaban responden

Sangat

tidak

setuju

Tidak

setuju

Cukup

SetujuSetuju

Sangat

setuju

VariabelSkor Rata-

rata

Jawaban

Responden

F % F % F % F % F %

Nilai –Nilai

Ekstrinsik

Produk (X5)

3,77 0 - 1 2 7 14 37 74 5 10

Sumber : Data diolah (lampiran 2)

99

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 27/39

 

100

 

Nilai Ekstr insik Produk

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Jumlah Responden

Jumlah Prosentase

Jumlah 5 37 7 1 0

Prosent ase 10 74 14 2 0

Sangat Set uju Set uju Cukup Set uju Tidak Set uju Sangat Tidak Set uju

 

Gambar 4.12 Grafik Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai – Nilai Ekstrinsik 

Produk (X5)

a.  Responden dengan jawaban pada kategori sangat setuju (nilai 5) adalah

sebanyak 5 orang (10%) berarti konsumen menilai sangat setuju terhadap

indikator variabel nilai-nilai ekstrinsik produk karena : (1) produk pasta gigi

pepsodent memiliki ketahanan yang cukup baik dibandingkan dengan produk 

lain; (2) konsumen tidak kesulitan dalam memperoleh produk pasta gigi

pepsodent ; (3) kegiatan yang dilakukan perusahaan mengenai sosialisasi

manfaat produk bermanfaat bagi konsumen; (4) informasi mengenai manfaat

produk disukai oleh konsumen.

b.  Responden dengan jawaban pada kategori setuju (nilai 4) adalah sebanyak 37

orang (74%) berarti konsumen menilai setuju terhadap indikator variabel

nilai-nilai ektrinsik produk karena : (1) produk pasta gigi pepsodent dapat

dibeli atau dikonsumsi dengan harga yang sesuai atau terjangkau ; (2) produk 

pasta gigi pepsodent memiliki kemasan atau bentuk yang menarik dan lebih

100

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 28/39

 

101

baik dibandingkan dengan produk lain; (3) perubahan yang dilakukan

perusahaan terhadap perusahaan seringkali susuai dengan harapan konsumen;

(4) konsumen merasa harga yang telah dibayar sesuai dengan manfaat produk 

yang diperolehnya

c.  Responden dengan jawaban pada kategori cukup setuju (nilai 3) adalah

sebanyak 7 orang (14%) berarti konsumen menilai cukup setuju terhadap

indikator variabel nilai-nilai ektrinsik produk karena : (1) produk pasta gigi

pepsodent memiliki warna yang lebih menarik dibandingkan dengan produk 

lain; (2) produk pasta gigi pepsodent memiliki harga yang lebih murah atau

bersaing dengan produk pasta gigi merek lain.

d.  Responden dengan jawaban pada kategori tidak setuju (nilai 2) adalah

sebanyak 1 orang (2%) berarti konsumen menilai cukup setuju terhadap

indikator variabel nilai-nilai ektrinsik produk karena : perusahaan seringkali

memberikan apresiasi berupa reward maupun award  kepada konsumen yang

dianggap loyal.

4.6.6  Deskripsi Variabel Strategi Pemasaran Internal (Y1)

Untuk mengukur variabel strategi pemasaran internal digunakan 11

kriteria pengukuran yaitu : (1) semua karyawan di perusahaan menggunakan atau

mengkonsumsi pasta gigi pepsodent; (2) distribusi pemasaran produk pasta gigi

pepsodent menjangkau seluruh lapisan masyarakat Surabaya; (3) jenis-jenis

produk pasta gigi pepsodent memiliki pengaruh terhadap alternatif pemilihan

produk pasta gigi; (4) produk pasta gigi pepsodent masih memimpin pangsa pasar

101

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 29/39

 

102

untuk pasta gigi; (5) perusahaan masih menggunakan cara lama dalam

memasarkan produknya; (6) pasta gigi pepsodent memiliki kestabilan harga

dibandingkan dengan produk pasta gigi lain; (7) produk pasta gigi pepsodent

masih konsisten dengan mutu, rasa atau ukurannya dengan produk sebelumnya;

(8) pemasaran produk pasta gigi pepsodent digabungkan dengan produk lain; (9)

perusahaan memiliki divisi marketing yang handal dalam memasarkan produk;

(10) adanya peningkatan penjualan terhadap produk pasta gigi pepsodent; (11)

seringkali terjadi inovasi produk untuk meningkatkan penjualan.

Penilaian responden untuk variabel faktor nilai – nilai ekstrinsik produk 

(Y1) dapat ditunjukkan pada tabel 4.15

Tabel 4.15

Distribusi Jawaban Untuk Variabel Strategi Pemasaran Internal (Y1)

Skor Rata-rata Jawaban responden

Sangat

tidak

setuju

tidak

setuju

Cukup

SetujuSetuju

Sangat

setuju

VariabelSkor Rata-

rata

Jawaban

Responden

F % F % F % F % F %

Variabel

Strategi

PemasaranInternal (Y1)

3,61 0 - 1 2 8 16 41 82 0 -

Sumber : Data diolah (lampiran 2)

102

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 30/39

 

103

 

Strat egi Pemasaran Internal

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Jumlah Responden

Jumlah Prosentase

Jumlah 0 41 8 1 0

Prosentase 0 82 16 2 0

Sangat Set uju Set uju Cukup Set uju Tidak Set uj u Sangat Ti dak Set uju

Gambar 4.13 Grafik Jawaban Responden Terhadap Variabel Strategi Pemasaran

Internal (Y1)

a.  Responden dengan jawaban pada kategori setuju (nilai 4) adalah sebanyak 41

orang (82%) berarti konsumen menilai setuju terhadap indikator variabel

strategi pemasaran internal karena : (1) distribusi pemasaran produk pasta gigi

pepsodent menjangkau seluruh lapisan masyarakat Surabaya; (2) jenis-jenis

produk pasta gigi pepsodent memiliki pengaruh terhadap alternatif pemilihan

produk pasta gigi; (3) produk pasta gigi pepsodent masih memimpin pangsa

pasar untuk pasta gigi; (4) produk pasta gigi pepsodent masih konsisten

dengan mutu, rasa atau ukurannya dengan produk sebelumnya; (5) pemasaran

produk pasta gigi pepsodent digabungkan dengan produk lain; (6) perusahaan

memiliki divisi marketing yang handal dalam memasarkan produk.

b.  Responden dengan jawaban pada kategori cukup setuju (nilai 3) adalah

sebanyak 8 orang (16%) berarti konsumen menilai cukup setuju terhadap

indikator variabel strategi pemasaran internal karena : (1) pasta gigi pepsodent

memiliki kestabilan harga dibandingkan dengan produk pasta gigi lain;

103

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 31/39

 

104

(2) adanya peningkatan penjualan terhadap produk pasta gigi pepsodent; (3)

seringkali terjadi inovasi produk untuk meningkatkan penjualan.

c.  Responden dengan jawaban pada kategori tidak setuju (nilai 2) adalah

sebanyak 1 orang (2%) berarti konsumen menilai cukup setuju terhadap

indikator variabel strategi pemasaran internal karena : (1) perusahaan masih

menggunakan cara lama dalam memasarkan produknya; (2) semua karyawan

di perusahaan menggunakan atau mengkonsumsi pasta gigi pepsodent.

4.6.7 Deskripsi Variabel Strategi Pemasaran External (Y2)

Untuk mengukur variabel strategi pemasaran eksternal digunakan 10

kriteria pengukuran yaitu : (1) konsumen membeli berdasarkan pilihan merek; (2)

konsumen membeli produk pasta gigi pepsodent berdasarkan pilihan manfaat atau

kegunaan; (3) konsumen membeli produk pasta gigi pepsodent tanpa

pertimbangan tertentu dan hanya mengikuti kebiasaan keluarga atau teman; (4)

kegiatan atau even sosial yang diadakan perusahaan berpengaruh terhadap

peningkatan penjualan produk; (5) iklan atau promosi perusahaan menarik dan

mempengaruhi konsumen untuk membeli peroduk; (6) konsumen tetap

mengkonsumsi pasta gigi pepsodent meskipun harganya naik atau lebih mahal

dareipada produk lain; (7) konsumen sebelumnya pernah mengkonsumsi produk 

lain sebelum menggunakan produk pasta gigi pepsodent; (8) produk pasta gigi

pepsodent pernah mengalami penurunan penjualan; (9) pemotongan harga,

pemberian hadiah maupun pengharagaan yang diberikan perusahaan berpengaruh

terhadap loyalitas konsumen; (10) di suatu lingkungan tertentu, penjualan produk 

pasta gigi pepsodent masih kalah dibanding dengan produk lain.

104

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 32/39

 

105

Penilaian responden untuk variabel faktor nilai – nilai ekstrinsik produk 

(Y1) dapat ditunjukkan pada tabel 4.16.

Tabel 4.16

Distribusi Jawaban Untuk 

Variabel Strategi Pemasaran Eksteranl (Y2)

Skor Rata-rata Jawaban responden

Sangat

tidak

setuju

tidak

setuju

Cukup

SetujuSetuju

Sangat

setuju

VariabelSkor Rata-

rata

Jawaban

Responden

F % F % F % F % F %

Variabel

Strategi

Pemasaran

Eksternal (Y2)

3,33 0 - 1 2 36 72 12 24 1 2

Sumber : Data diolah (lampiran 2)

Str ategi Pemasaran Eksternal

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Jumlah Responden

Jumlah Prosentase

Jumlah1 12 36 1 0

Prosent ase 2 24 72 2 0

Sangat Set uj u Set uj u Cuk up Set uj u Ti dak Set uj u Sangat Tidak Set uj u

 

Gambar 4.14 Grafik Jawaban Responden Terhadap Variabel Strategi Pemasaran

Eksternal (Y2)

a.  Responden dengan jawaban pada kategori sangat setuju (nilai 5) adalah

sebanyak 1 orang (10%) berarti konsumen menilai sangat setuju terhadap

105

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 33/39

 

106

indikator variabel strategi pemasaran eksternal karena : (1) konsumen

membeli produk pasta gigi pepsodent berdasarkan pilihan manfaat atau

kegunaan; (2) kegiatan atau even sosial yang diadakan perusahaan

berpengaruh terhadap peningkatan penjualan produk.

b.  Responden dengan jawaban pada kategori setuju (nilai 4) adalah sebanyak 12

orang (24%) berarti konsumen menilai setuju terhadap indikator variabel

strategi pemasaran eksternal karena : (1) konsumen membeli berdasarkan

pilihan merek; (2) iklan atau promosi perusahaan menarik dan mempengaruhi

konsumen untuk membeli peroduk; (3) pemotongan harga, pemberian hadiah

maupun pengharagaan yang diberikan perusahaan berpengaruh terhadap

loyalitas konsumen.

c.  Responden dengan jawaban pada kategori cukup setuju (nilai 3) adalah

sebanyak 36 orang (72%) berarti konsumen menilai cukup setuju terhadap

indikator variabel strategi pemasaran internal karena : (1) konsumen tetap

mengkonsumsi pasta gigi pepsodent meskipun harganya naik atau lebih mahal

dareipada produk lain; (2) konsumen sebelumnya pernah mengkonsumsi

produk lain sebelum menggunakan produk pasta gigi pepsodent; (3) produk 

pasta gigi pepsodent pernah mengalami penurunan penjualan.

d.  Responden dengan jawaban pada kategori tidak setuju (nilai 2) adalah

sebanyak 1 orang (2%) berarti konsumen menilai cukup setuju terhadap

indikator variabel strategi pemasaran internal karena : (1) konsumen membeli

produk pasta gigi pepsodent berdasarkan pilihan manfaat atau kegunaan; (2) di

106

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 34/39

 

107

suatu lingkungan tertentu, penjualan produk pasta gigi pepsodent masih kalah

dibanding dengan produk lain.

4.7.  Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats)

Strategi yang dikembangkan oleh PT. Unilever Indonesia untuk memasarkan

produk pasta gigi Pepsodent dalam usaha peningkatan penjualan didasarkan

dengan penilaian oleh para pimpinan perusahaan yaitu dengan menggunakan

seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Peluang ini bermanfaat

bagi pengembangan pemasaran produk pasta gigi Pepsodent melalui

pengembangan potensi pasar yang masih tersedia, memperkuat jalur distribusi

yang telah merata di seluruh Jawa Timur. Penyebaran produk tersebut di berbagai

pelosok daerah dapat semakin cepat dan masih dimungkinkannya peningkatan

kapasitas produksi.

Tabel 4.17 Perhitungan Matriks SWOT Pada PT. Unilever

FAKTOR INTERNAL 

Kekuatan

No. Uraian Bobot Peringkat Nilai

1. Memiliki armada penjualan bagus 0,15 3 0,45

2. Memiliki Mesin yang cukup handal 0,10 4 0,40

3. Stok bahan baku dan produk jadi yang tercukupi 0,05 3 0,15

4. Sumber keuangan yang sangat bagus 0,10 4 0,40

5. Tenaga kerja yang profesional dan terlatih dengan baik 0,10 3 0,30

107

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 35/39

 

108

6. Harga produk sangat kompetitif 0,05 3 0,15

7. Adanya sistem manajemen yang bagus 0,05 3 0,15

8. Memiliki nama merek terkenal 0,10 4 0,40

Jumlah 0,70 2,35

Faktor Kelemahan

1. Biaya promosi relatif masih tinggi 0,05 1 0,05

2. Jalur distribusi pemasaran diserahkan pada pihak ketiga 0,10 1 0,10

3. Jumlah gudang terbatas 0,05 1 0,05

4. Kapasitas mesin produksi tidak bisa ditambah 0,05 1 0,05

5. Lebih dari 25% tenaga kerja senior menjalani persiapan

pensiun

0,05 2 0,10

Jumlah 0,30 0,35

Nilai Total 1 2,00

FAKTOR EKSTERNAL

Faktor Kesempatan

1. Inovasi produk yang baik 0,09 2 0,18

2. Pengenalan produk pada anak-anak usia dini 0,03 2 0,06

3. Perluasan jalur distribusi pemasaran 0,06 3 0,18

4. Memiliki aliansi dengan perusahaan besar 0,03 2 0,06

5. Mendapat kesempatan dari banyak instansi untuk 

mengenalkan produk 

0,03 1 0,03

Jumlah  0,55 63 1,39

108

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 36/39

 

109

Faktor Ancaman

1. Produk mudah ditiru atau dipalsu 0,15 1 0,15

2. Harga kompetitor lebih murah untuk produk sejenis 0,15 1 0,15

3. Tingkat turn over di level manajerial tinggi 0,05 2 0,10

4. Harga bahan baku yang meningkat 0,05 1 0,05

5. Masuknya produk luar negeri 0,05 2 0,10

Jumlah 

0,45 7 0,55

Nilai Total  1 0,84

Posisi pangsa pasar relatif diungkapkan pada sumbu x dari matriks

SPACE. Titik tengah dari sumbu x ditetapkan untuk nilai 0,50. Artinya sesuai

dengan suatu divisi yang mempunyai pangsa pasar setengah dari perusahaan-

perusahaan pesaing yang telah berdiri terlebih dahulu. Sedangkan sumbu y

menggambarkan kecepatan pertumbuhan industri dalam penjualan, diukur dalam

prosentase. Prosentase kecepatan pertumbuhan pada sumbu y dapat dinilai dari -

20 sampai +20%, dengan nilai 0,0 yang terletak di tengah-tengah. Rentang angka

pada sumbu x dan sumbu y sering dipakai, tetapi nilai yang lain dapat ditetapkan

 jika memang dianggap tepat untuk organisasi tertentu.

Sehingga dari hasil perhitungan SWOT di atas didapatkan suatu

perhitungan untuk ES, CA, IS dan FS sebagai berikut :

Rata – rata IS : (+2,4 : 8) = 0,3

Rata – rata FS : (+1,39 : 5) = 0,278

Rata – rata ES : (+0,35 : 5) = 0,07

Rata – rata CA : (+0,55 : 5) = 0,11

109

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 37/39

 

110

Koordinator vektor arah sumbu x : 0,3 + 0,278 = 0,578

sumbu y : 0,07 + 0,11 = 0,18

(0,58;0,18)

-  Perkembangan pasar

-  Penetrasi pasar

-  Pengembangan produk 

-  Integrasi ke depan

-  Integrasi ke belakang

-  Integrasi horisontal-  Diversifikasi konsentris

FS

CA

ES

IS

Gambar 4.15 PosisiMatriks SPACE

Dari matriks SWOT di atas terlihat bahwa faktor internal memiliki nilai

positif sebesar 2,00 sedangkan nilai faktor eksternal juga bernilai positif sebesar

0,84. hal ini menunjukkan bahwa PT. Unilever dalam memasarkan produk pasta

gigi Pepsodent berada pada kuadran satu, dimana strategi yang paling sesuai

adalah strategi agresif yaitu mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif atau

growth oriented strategic. Karena saat ini kondisi pemasaran produk pasta gigi

tersebut berada pada situasi yang sangat menguntungkan, perusahaan tersebut

memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada..

110

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 38/39

 

111

Jika dikaitkan antara hasil regresi untuk faktor kekuatan image sebesar

0,545 dengan matriks SWOT tersebut maka didalam matriks tersebut akan

membentuk faktor bahwa perusahaan memiliki merek terkenal, adanya inovasi

produk yang bagus, dilakukannya pengenalan produk pada anak sejak usia dini,

perusahaan besar menaruh kepercayaan kepada produk Unilever sehingga

bersedia untuk melakukan aliansi, harga kompetitif, selain itu juga adanya

kepercayaan dari instansi terhadap merek-merek produk perusahaan.

Faktor respon perusahaan sebesar (0,679) akan membentuk faktor

ketersediaan bahan baku mencukupi, mesin yang handal, posisi keuangan yang

bagus, sumber daya manusia yang handal, serta sistem manajemen yang bagus.

Harga produk yang kompetitif dibandingkan dengan pesaing juga merupakan

uapaya perusahaan untuk meningkatkan daya saing dan merebut pangsa pasar

pesaing.

Faktor respon distributor, retailer dan toko (0,963) akan membentuk faktor

memiliki armada penjualan yang cukup bagus, adanya perluasan jalur distribusi

pemasaran, pengenalan produk pada instansi maupun perusahaan lain. Distributor

ini sekaligus sebagai media informasi untuk mengenalkan produk pada calon

pelanggan baru.

Faktor nilai intrinsik produk (0,134) dan nilai ekstrinsik produk (0,260)

akan membentuk faktor memiliki merek terkenal, inovasi yang bagus dan

diterimanya produk oleh distributor, retailer, toko maupun instansi. Sedangkan

dari perhitungan R terdapat 0,28 faktor di luar variabel tersebut yang

mempengaruhi strategi pemasarn PT. Unilever.

111

5/12/2018 Sejarah PT Unilever - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-pt-unilever 39/39

 

112

112

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara hasil

regresi yang didapatkan baik secara parsial maupun simultan terhadap

pembentukan matriks SWOT. Untuk secara simultan dengan hasil R2

sebesar

0,511 dimana variabel faktor kekuatan image, faktor respon perusahaan, faktor

respon distributor, retailer dan toko, nilai intrinsik produk serta nilai ekstrinsik 

produk sangat berpengaruh terhadap pembentukan strategi pemasaran perusahaan

PT. Unilever Indonesia.

Sedangkan untuk 0,49 merupakan faktor-faktor lain yang akan

mempengaruhi faktor strategi pemasaran perusahaan termasik didalamnya jika

dikaitkan dengan matriks SWOT yaitu faktor kelemahan yang termasuk biaya

promosi relatif masih tinggi, jalur distribusi pemasaran diserahkan pada pihak 

ketiga, jumlah gudang terbatas, kapasitas mesin produksi tidak bisa ditambah,

lebih dari 25% tenaga kerja senior menjalani persiapan pensiun dan ancaman

termasuk produk mudah ditiru atau dipalsu, harga kompetitor lebih murah untuk 

produk sejenis, tingkat turn over di level manajerial tinggi, harga bahan baku yang

meningkat, masuknya produk luar negeri.