sejarah kalbar

download sejarah kalbar

of 7

Transcript of sejarah kalbar

Kalimantan BaratDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasLambang

Slogan: "Akcaya"(Bahasa Indonesia: "Tak Kunjung Binasa")

Peta lokasi Kalimantan Barat

NegaraIndonesia

Hari jadi1 Januari 1957 (hari jadi)

Dasar hukumundang-undang dasar

Ibu kotaPontianak

Koordinat3 20' LS - 2 30' LU107 40' - 114 30' BT

Pemerintahan

GubernurDrs. Cornelis, MH

Luas

Total146.807km2 (56,682mil)

Populasi (2010)[1]

Total4.395.983

Kepadatan30/km2 (78/sqmi)

Demografi

Suku bangsaMelayu (33,75%), Dayak (33,75%), Tionghoa (10,01%), Jawa (9,41%), Madura (5,51%), Bugis (3,29%), Sunda (1,21%)[2][3][4]

AgamaIslam (57,6%), Katolik (24,1%), Protestan (10%), Buddha (6,4%), Hindu (0,2%), lain-lain (1,7%)

BahasaBahasa Indonesia, Bahasa Dayak, Bahasa melayu, Bahasa Tionghoa

Zona waktuWIB

Kabupaten10

Kota2

Kecamatan136

Desa/kelurahan1445

Lagu daerahCik Cik Periook (Resmi)

Situs webwww.kalbarprov.go.id

Kalimantan Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan dan beribukotakan Pontianak.Luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat adalah 146.807 km (7,53% luas Indonesia). Merupakan provinsi terluas keempat setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.[5]Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki provinsi "Seribu Sungai". Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan.Kalimantan Barat berbatasan darat dengan negara bagian Sarawak, Malaysia.[6] Walaupun sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat merupakan perairan laut, akan tetapi Kalimantan Barat memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang tersebar sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi Kepulauan Riau.Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Barat menurut sensus tahun 2004 berjumlah 4.073.304 jiwa (1,85% penduduk Indonesia).SejarahMenurut kakawin Nagarakretagama (1365), Kalimantan Barat menjadi taklukan Majapahit[7], bahkan sejak zaman Singhasari yang menamakannya Bakulapura atau Tanjungpura.[8] Wilayah kekuasaan Tanjungpura membentang dari Tanjung Dato sampai Tanjung Sambar. Pulau Kalimantan kuno terbagi menjadi 3 wilayah negara kerajaan induk: Borneo (Brunei), Sukadana (Tanjungpura) dan Banjarmasin. Tanjung Dato adalah perbatasan wilayah mandala Borneo (Brunei) dengan wilayah mandala Sukadana (Tanjungpura), sedangkan Tanjung Sambar batas wilayah mandala Sukadana/Tanjungpura dengan wilayah mandala Banjarmasin (daerah Kotawaringin).[9][10]Daerah aliran Sungai Jelai, di Kotawaringin di bawah kekuasaan Banjarmasin, sedangkan sungai Kendawangan di bawah kekuasaan Sukadana.[11] Perbatasan di pedalaman, perhuluan daerah aliran sungai Pinoh (Lawai) termasuk dalam wilayah Kerajaan Kotawaringin (bawahan Banjarmasin)[12] Menurut Hikayat Banjar (1663), negeri Sambas, Sukadana dan negeri-negeri di Balitang Lawai atau Batang Lawai (nama kuno sungai Kapuas) pernah menjadi taklukan Kerajaan Banjar atau pernah mengirim upeti sejak zaman Hindu, bahkan Raja Panembahan Sambas telah menghantarkan upeti berupa dua biji intan yang berukuran besar yang bernama Si Giwang dan Si Misim.[13][14] Pada tahun 1604 pertama kalinya Belanda berdagang dengan Sukadana.[15]) Sejak 1 Oktober 1609, Kerajaan Panembahan Sambas menjadi daerah protektorat VOC Belanda. Walaupun belakangan negeri Sambas dibawah kekuasaan menantu Raja Panembahan Sambas yang merupakan seorang Pangeran dari Brunei, namun negeri Sambas tetap tidak termasuk dalam mandala negara Brunei. Sesuai perjanjian 20 Oktober 1756 VOC Belanda berjanji akan membantu Sultan Banjar Tamjidullah I untuk menaklukan kembali daerah-daerah yang memisahkan diri diantaranya Sanggau, Sintang dan Lawai (Kabupaten Melawi), sedangkan daerah-daerah lainnya merupakan milik Kesultanan Banten, kecuali Sambas. Menurut akta tanggal 26 Maret 1778 negeri Landak dan Sukadana (sebagian besar Kalbar) diserahkan kepada VOC Belanda oleh Sultan Banten. Inilah wilayah yang mula-mula menjadi milik VOC Belanda selain daerah protektorat Sambas. Pada tahun itu pula Syarif Abdurrahman Alkadrie yang dahulu telah dilantik di Banjarmasin sebagai Pangeran yaitu Pangeran Syarif Abdurrahman Nur Alam direstui oleh VOC Belanda sebagai Sultan Pontianak yang pertama dalam wilayah milik Belanda tersebut.[16] Pada tahun 1789 Sultan Pontianak dibantu Kongsi Lan Fang diperintahkan VOC Belanda untuk menduduki negeri Mempawah dan kemudian menaklukan Sanggau. Pada tanggal 4 Mei 1826 Sultan Adam dari Banjar menyerahkan Jelai, Sintang dan Lawai (Kabupaten Melawi) kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Tahun 1846 daerah koloni Belanda di pulau Kalimantan memperoleh pemerintahan khusus sebagai Dependensi Borneo.[17] Pantai barat Borneo terdiri atas asisten residen Sambas dan asisten residen Pontianak. Divisi Sambas meliputi daerah dari Tanjung Dato sampai muara sungai Doeri. Sedangkan divisi Pontianak yang berada di bawah asisten residen Pontianak meliputi distrik Pontianak, Mempawah, Landak, Kubu, Simpang, Sukadana, Matan, Tayan, Meliau, Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi, Sepapoe, Belitang, Silat, Salimbau, Piassa, Jongkong, Boenoet, Malor, Taman, Ketan, dan Poenan [18] Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indi tahun 1849, 14 daerah di wilayah ini termasuk dalam wester-afdeeling berdasarkan Bsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8.[19] Pada 1855, negeri Sambas dimasukan ke dalam wilayah Hindia Belanda menjadi Karesidenan Sambas.Menurut Hikayat Malaysia, Brunei, dan Singapore wilayah yang tidak bisa dikuasai dari kerajaan Hindu sampai kesultanan Islam di Kalimantan Barat adalah kebanyakan dari Kalimantan Barat seperti Negeri Sambas dan sekitarnya, dan menurut Negara Brunei Darussalam Hikayat Banjar adalah palsu dan bukan dibuat dari kesultanan Banjar sendiri melainkan dari tangan-tangan yang ingin merusak nama Kalimantan Barat dan disebarluaskan keseluruh Indonesia sampai saat ini, karena menurut penelitian para ahli psikolog di dunia Negeri Sambas tidak pernah kalah dan takluk dengan Negara manapun.Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal yang dimuat dalam STB 1938 No. 352, antara lain mengatur dan menetapkan bahwa ibukota wilayah administratif Gouvernement Borneo berkedudukan di Banjarmasin dibagi atas 2 Residentir, salah satu diantaranya adalah Residentie Westerafdeeling Van Borneo dengan ibukota Pontianak yang dipimpin oleh seorang Residen.[20]Pada tanggal 1 Januari 1957 Kalimantan Barat resmi menjadi provinsi yang berdiri sendiri di Pulau Kalimantan, berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 1956 tanggal 7 Desember 1956. Undang-undang tersebut juga menjadi dasar pembentukan dua provinsi lainnya di pulau terbesar di Nusantara itu. Kedua provinsi itu adalah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. [21]

Sejarah KalimantanBaratPropinsi Kalimantan Barat terbentuk tanggal 1 Januari 1957. Pembentukan bersamaan dengan Prov Kal-Sel dan Kalk-Tim. Pada awal kemerdekaan, wilayah Kalimantan Barat merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan.Penghuni pertama Kal-Bar dierkirakan hidup dikawasan pantai dan pinggiran Sungai Kapuas. Pada Abad ke-5 mereka sudah menjalin hubungan dagang dengan India, Cina dan Timur Tengah. Kal-Bar termasuk rumpun Melayu.Di Kal-Bar sedikitnya pernah berdiri 13 kerajaan. antara lain Tanjungpura, Sukadana, SImpang, Mempawah, Sambas, Landak, Tayan, Meliau,Sanggau,Sekadau, Sintang, Kubu, dan Pontianak. Tumbuhnya kerajaan tersebut bermula dari kedatangan Prabu Jaya, anak Brawijaya dari pulau JawaTahun 1598 Belanda mendarat di Kalimantan, namun beru menjajah kalimantan pada abad ke 17. Ketika itu Belanda dan Inggris berusaha menguasai perdagangan hinggga abad ke 19 monopoli dagang oleh Belanda dan Inggris. Abad ke 20 Belanda telah menguasai daerah pedalaman. tThun 1930 Belanda berhasil menduduki Kalimantan kecuali Kalimanta Utara yang dikuasai Inggris.Februari 1942, Jepang mendarat di Kalimantan Langsung mengambil alih kekuasaaan Belanda. Kungkungan dan kekerasan Jepang berakhir setelah kalah dalam perang dg Saudara Tua dan menyerah pada sekutu.Berita Proklamasi kemerdekaan sampai di Kalimantan Barat tanggal 18 Agustus 1945. setelah berita menyebar para pejuang Kal-Bar segera membentuk organisasi Panitian Penyosong Republik Indonesia (PPRI). Maka dimulailah era usaha mempertahankan kemerdekaan

ProvinsiKALIMANTAN BARAT

ProfilNama Resmi:Provinsi Kalimantan Barat

Ibukota:Pontianak

Luas Wilayah:147.307,00 Km2 *)

Jumlah Penduduk:4.935.048 Jiwa *)

Suku Bangsa:Melayu, Dayak, China, Jawa, Madura, Bugis

Agama :Islam : 61%, Katholik : 21%, Protestan :15%, Budha/Hindu : 3%.

Wilayah Administrasi:Kab.: 12, Kota : 2, Kec.: 175, Kel.: 89, Desa : 1.869 *)

Lagu Daerah:Ci Cik Periok

Nama Kab/Kota:Kabupaten Ketapang, Sanggau, Pontianak, Sintang, Kapuas Hulu, Sambas, Bengkayang, Landak, Melawi, Sekadau, dan Kota Pontianak, Singkawang

Website:http://www.kalbarprov.go.id*) Sumber : Permendagri Nomor 66 Tahun 2011

SejarahPropinsi Kalimantan Barat dibentuk berdasarkan Undang Undang No 25 Tahun 1956 (Lembaran Negara No 65 Tahun 1956), dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. Des 52/10/50 Tanggal 12 Desember 1956 menetapkan bahwa Undang-Undang No. 25 tahun 1956 berlaku sejak 1 Januari 1957. Dengan demikian maka Kalimantan Barat secara formal berstatus Propinsi Otonom pada tanggal 1 Januari 1967.Arti Logo

Lambang Daerah Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah TK I Kalimantan Barat No 4 Tahun 1964, Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat No. 2 Tahun 1967 tanggal 23 Mei 1967.

Lambang secara keseluruhan bersudut lima Perisai, Mandau dan Keris dengan satu garis melintang di tengahnya.

Bersudut lima berarti Pancasila, dimaksudkan Kalimantan Barat adalah bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila.

Warna dasar hijau muda adalah lambang kesuburan. Perisai, Mandau dan Keris adalah lambang pusaka dan kebudayaan warisan leluhur masyarakat Kalimantan Barat.

Padi dan Kapas bersimpul pita dengan sudut empat adalah lambang kemakmuran yang dijiwai oleh semangat catur karsa (em pat kehendak) yaitu : kesungguhan, kejujuran, gotong-royong dan kekeluargaan.

Jumlah unsur kapas (17), nyala api (8), padi (45) adalah lambang lahirnya Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Garis melintang ditengah-tengah adalah lambang bentangan Khatulistiwa tepat pada garis Equator. Kobaran api dalam tungku adalah lambang semangat perjuangan yang tak kunjung padam. Tulisan AKCAYA adalah lambang Tak Kunjung Binasa atau dengan keuletan yang pantang menyerah.Nilai BudayaBetang

Rumah panjang di Kalimantan Barat umumnya disebut "betang", adalah suatu bangunan tradisional yang dimiliki oleh beberapa kelompok sub-etnik Dayak yang ada di Kalimantan Barat. Pembagian ruangan atau bilik yang ada didalam Betang mencerminkan stratifikasi dari sistem yang unik dari masyarakat yang tinggal di dalamnya. Bagian tengah dari betang adalah untuk aktivitas yang bersifat publik, sedangkan bagian depan digunakan untuk menjemur padi dan komoditas lainnya. Ruang belakang biasanya untuk keperluan memasak, tidur dan tempat berkumpul bagi seluruh anggota keluarga .Pemisahan ruangan ini mencerminkan pemisahan antara wilayah sosial, individu dan fasilitas umum.Upacara-upacara adat, yang masih dilestarikan antara lain : Robo-robo, Gawai Dayak