Sejarah BBKPM

28
Sejarah BBKPM Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Bandung didirikan tahun 1952 dengan nama BP5 (Balai Penyelidikan dan Pemberantasan Penyakit Paru-paru ) dengan tujuan sebagai pusat pemberantasan penyakit Tuberculosis. Saat itu, BP5 menempati gedung di jalan Ir. H. Djuanda 45 kemudian pindah ke Jl. Pasir kaliki No. 121. Pada tahun 1954, masih dengan nama BP5 pindah ke Jl. Cibadak No. 214 sampai sekarang. Pada tahun 1974, BP5 berganti nama menjadi BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru). BP4 berada di bawah Direktoral Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Sub Direktorat Kesehatan Institusi sebagai Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pengobatan Penyakit Paru-paru. BP4 Bandung membawahi 2 cabang yaitu BP4 Garut dan BP4 Cianjur. Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan paru masyarakat, pada tanggal 14 September 2005, berdasarkan SK Menkes No.1352/MENKES/PER/IX/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengobatan Penyakit Paru-paru Bandung ditingkatkan fungsinya menjadi Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) dengan tetap membawahi BP4 Garut dan BP4 Cianjur. Pengembangan struktur organisasi menuntut juga pengembangan pelayanan. Penambahan kata masyarakat mengisyaratkan pelayanan yang berbasis masyarakat. Jika sebelumnya persentasi pelayanan kuratif dan promotif serta preventif berbanding sekitar 70% kuratif dan 30 % promotif serta preventif, maka sekarang perbandingan tersebut menjadi 70% promotif dan preventif serta 30 % kuratif. Dengan perubahan mendasar seperti ini, BKPM kemudian lebih banyak merencanakan dan mengembangkan kegiatan- kegiatan kesehatan paru masyarakat untuk tujuan perubahan perilaku kesehatan sebagai bagian dari proses pencegahan terhadap penyakit. Konsekuensi lain, BKPM sebagai institusi pelayanan kesehatan harus peka menangkap kebutuhan kesehatan masyarakat. Maka pengembangan jenis pelayanan baru sesuai kebutuhan yang berkembang dio masyarakat menjadi wajib. Meningkatnya infeksi HIV-AIDS terkait Tuberkulosis di respon segera oleh BKPM Bandung dengan membuka Klinik VCT (Voluntary, Conseling and Testing) yaitu Klinik Konsultasi untuk membantu

description

OMk

Transcript of Sejarah BBKPM

Page 1: Sejarah BBKPM

Sejarah BBKPMBalai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Bandung didirikan tahun 1952 dengan nama BP5 (Balai Penyelidikan dan Pemberantasan Penyakit Paru-paru ) dengan tujuan sebagai pusat pemberantasan penyakit Tuberculosis. Saat itu, BP5 menempati gedung di jalan Ir. H. Djuanda 45 kemudian pindah ke Jl. Pasir kaliki No. 121. Pada tahun 1954, masih dengan nama BP5 pindah ke Jl. Cibadak No. 214 sampai sekarang. Pada tahun 1974, BP5 berganti nama menjadi BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru). BP4 berada di bawah Direktoral Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Sub Direktorat Kesehatan Institusi sebagai Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pengobatan Penyakit Paru-paru. BP4 Bandung membawahi 2 cabang yaitu BP4 Garut dan BP4 Cianjur. 

Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan paru masyarakat, pada tanggal 14 September 2005, berdasarkan SK Menkes No.1352/MENKES/PER/IX/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengobatan Penyakit Paru-paru Bandung ditingkatkan fungsinya menjadi Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) dengan tetap membawahi BP4 Garut dan BP4 Cianjur. 

Pengembangan struktur organisasi menuntut juga pengembangan pelayanan. Penambahan kata masyarakat mengisyaratkan pelayanan yang berbasis masyarakat. Jika sebelumnya persentasi pelayanan kuratif dan promotif serta preventif berbanding sekitar 70% kuratif dan 30 % promotif serta preventif, maka sekarang perbandingan tersebut menjadi 70% promotif dan preventif serta 30 % kuratif. Dengan perubahan mendasar seperti ini, BKPM kemudian lebih banyak merencanakan dan mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan paru masyarakat untuk tujuan perubahan perilaku kesehatan sebagai bagian dari proses pencegahan terhadap penyakit. Konsekuensi lain, BKPM sebagai institusi pelayanan kesehatan harus peka menangkap kebutuhan kesehatan masyarakat. Maka pengembangan jenis pelayanan baru sesuai kebutuhan yang berkembang dio masyarakat menjadi wajib. Meningkatnya infeksi HIV-AIDS terkait Tuberkulosis di respon segera oleh BKPM Bandung dengan membuka Klinik VCT (Voluntary, Conseling and Testing) yaitu Klinik Konsultasi untuk membantu mereka yang ingin mengetahui status HIV-nya. Klinik ini mulai menerima klien pada Bulan Maret 2006. 

Satu jenis pelayanan baru yang direncanakan akan dibuka pada Bulan Juli 2007 adalah Klinik Konsultasi Berhenti Merokok. Klinik ini terutama diperuntukkan bagi mereka yang berkeinginan berhenti merokok tetapi mengalami kesulitan. 

Menjadi Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Perubahan status Balai Kesehatan Paru Masyarakat Bandung (BKPM) masih terus berlanjut. Pada Bulan April 2007, melalui Peraturan Menteri Kesehatan 532/MENKES/PER/IV/2007 Balai Kesehatan Paru Masyarakat Bandung berubah menjadi menjadi Balai Besar Kesehatan Eselon lembaga berubah menjadi Eselon II B.

Visi dan MisiVisi

Page 2: Sejarah BBKPM

BBKPM Bandung sebagai pusat pelayanan prima kesehatan paru masyarakat.

Misi

Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan paru masyarakat

Meningkatkan keterjangkauan, pemerataan dan kesetaraan pelayanan kesehatan paru masyarakat

Memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat dan mandiri

Menjalin kemitraan dalam pengembangan kesehatan paru masyarakat

Menerapkan prinsip kepemerintahan yang baik dalam pengelolaan kesehatan paru masyarakat

Gedung BBKPM

PRODUK/LAYANAN KAMIPoli UmumPoli UmumAdalah tempat pelayanan yang bertugas melakukan seleksi terhadap pasien yang akan berobat ke BBKPM Bandung. Pengunjung dilayani oleh 3 orang Perawat yang bertugas melakukan pendataan dan anamnesa awal terhadap pasien baru.  Pemeriksaan dilakukan oleh seorang dokter umum mahir paru, berdasarkan hasil diagnosa dokter dan merujuk pada hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi pasien baru atau pasien kontrol yang bukan penderita TB dirujuk ke poli Non TB dan pasien TB dirujuk ke Poli DOTS. Ketiga perawat tersebut telah mendapatkan Pelatihan DOTS karena dalam tugasnya memahami alur penderita TB Paru ataupun TB lainnya.

Page 3: Sejarah BBKPM

Poli TB/DOTSPoli TB/DOTSMerupakan tempat pelayanan khusus bagi penderita yang dari hasil pemeriksaan dokter, pemeriksaan laboratorium maupun radiology  diduga menderita TB Paru/TB Ekstra Paru. Pemeriksaan dan penegakkan diagnosa dilakukan oleh dokter umum mahir paru dan atau dokter ahli paru untuk kasus “dengan penyulit”. Pelayanan administratif (pendataan, pencatatan dan pelaporan) dilakukan oleh 5 orang perawat.

Petugas BBKPM Bandung melakukan Kunjungan  Rumah (Home Visit) kepada  pasien TB yang tidak memeriksakan diri pada waktu yang telah ditentukan. Tujuannya adalah untuk memantau keberadaan pasien D.O (Drop-Out/putus pengobatan), melihat kelanjutan pengobatan dan mengetahui kendala pasien menghentikan pengobatan.

Page 4: Sejarah BBKPM

Poli Non TBPoli Non TBMerupakan tempat pelayanan kesehatan bagi pasien lama dewasa penderita penyakit paru non TB. Pelayanan dilaksanakan oleh dokter umum mahir paru atauperawat.

Kegiatan yang dilaksanakan disini adalah: menegakkan diagnosa, menerima pasien lama dan rujukan kasus penyakit paru selain TB dari poli umum, dan melakukan pengobatan lanjutan terhadap pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari poli DOTS, membalas surat rujukan ke Puskesmas, melaksanakan bimbingan pada pasien/keluarga pasien, melakukan rujukan pasien ke rumah sakit dan melakukan validasi data penderita TB dengan POli Umum dan Poli DOTS.

Poli AnakPoli AnakMerupakan tempat pelayanan khusus bagi pasien anak yang menderita penyakit paru maupun penyakit saluran nafas lainnya. Pemeriksaan dilakukan oleh dokter umum mahir paru dan dokter ahli anak.  Kegiatan

Page 5: Sejarah BBKPM

pada poli anak didukung oleh sumber daya manusia yang terdiri dari 2 orang perawat yang telah mendapatkan Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan bertugas untuk melakukan kegiatan administrasi, didukung oleh sistem pencatatan pelaporan dan fasilitas memadai (ruangan periksa anak yang nyaman bagi anak).

Petugas administrasi melakukan pencatatan pasien (umum dan rujukan dari unit pelayanan kesehatan lain/dokter swasta), penimbangan berat badan, melakukan wawancara, memberikan pengantar untuk pemeriksaan laboratorium dan radiologi, dan merujuk pasien kepada dokter pemeriksa atau dokter ahli anak sesuai dengan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi. Selanjutnya entry data hasil pemeriksaan dimasukkan ke komputer dan meminta dokter pemeriksa membuat surat rujukan bila pasien perlu dirujuk ke fasilitas yang lebih tinggi/rumah sakit.

Page 6: Sejarah BBKPM

Unit Gawat Darurat (UGD) ParuUnit Gawat Darurat (UGD) ParuMemberikan pertolongan pertama gawat darurat terhadap pasien yang mengalami kasus Gawat Darurat Paru yang perlu penanganan cepat dan tepat sehingga selamat dari ancaman kematian. Pelayanan dilakukan Dokter Ahli Paru dibantu Perawat yang telah mendapatkan Sertifikat Pelatihan Penanganan Gawat Darurat (PPGD). Pelayanan yang diberikan meliputi:

1. Penanganan Pasien TB maupun pasien penyakit paru lain:

o Pemasangan Intra Venous Drip untuk mengatasi kekurangan cairan pada keadaan syok hypovolemik. Untuk kasus Batuk Darah (Hemoptisis)

o Punksi Pleura, untuk mengeluarkan cairan dari rongga pleura (efusi pleura)

o Skin Test, untuk mengetahui tahan tidaknya seseorang terhadap suatu obat yang akan diberikan melalui suntikan misalnya streptomycin dan canamycin

o Tuberkulin Test/Mantoux Test, untuk mengetahuiapakah seseorang terinfeksi kuman TB atau tidak

2. Penanganan Pasien Gawat Paru

o Spirometri, bertujuan untuk mengukur volume paru static dan dinamik dan menilai perubahan dan gangguan faal paru menggunakan alat spirometer.

o APE (Arus Puncak Ekspresi),

Page 7: Sejarah BBKPM

dengan menggunakan Peak Flow Meter, untuk mengukur secara efektif arus udara pada saluran nafas besar

3. Penanganan Pasien Serangan Asma Akut

o Terapi O2 dan Nebulisasi untuk pasien yang mengalami sesak napas

4. Pemeriksaan Penunjang lainnya

o Elektrokardiografi (EKG), bertujuan untuk menegakkan diagnosis penyakit jantung

Unit Rehabilitasi Medik atau FisioterapiUnit Rehabilitasi Medik atau FisioterapiSetelah penderita sembuh perlu dilakukan pemeliharaan kesehatan agar dapat bekerja dan berfungsi kembali seperti sedia kala. Pemeliharaan paska sakit dilakukan

Page 8: Sejarah BBKPM

oleh petugas rehabilitasi medik yang terlatih. Petugas rehabilitasi medik bertanggung jawab atas pemeliharaan dan peningkatan kapasitas fisik pasien dan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan tubuh secara optimal dan berusaha memberikan pelayanan agar setiap anggota tubuh dapat berfungsi secara normal.Penderita  yang ditangani adalah: Penderita Gangguan paru dan

pernafasan, misalnya: sulit mengeluarkan dahak seperti untuk pemeriksaan specimen pada penyakit bronchitis, asma, batuk kronis berulang, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), alat yang digunakan adalah Postural Drainage

Penderita Nyeri otot dan kaku sendi pada leher, pinggang, bahu dan tangan, betis dan kaki, disebabkan karena trauma, jatuh, keseleo, penyakit rematik, tegang otot setelah olahraga (sport leg), dan kelainan bentuk sendi dan fungsi tubuh karena cacat bawaan, fasilitas alat yang digunakan adalah Microwave Diathermy(penyinaran dengan gelombang mikro langsung ke organ sakit) dan Ultrasonic(terapi gelombang ultra sonic). Fasilitas pelayanan lainnya adalah Nebulizer untuk terapi inhalasi, dan latihan/exercise.

Page 9: Sejarah BBKPM

Ruang ObatRuang ObatPasien yang berobat akan mendapatkan obat berkualitas dengan cuma-cuma untuk pasien umum, Askes PNS maupun Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin. Khusus Obat Anti TB di berikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan. Paduan OAT sesuai dengan ketentuan Program Nasional Penanggulangan TB di Indonesia yaitu Kategori 1, 2 dan 3: Kategori 1

Diberikan kepada:

o Penderita baru TB dan BTA Positif

o Penderita TB Paru BTA negative rontgent positif yang sakit berat dan

o Penderita TB Ekstra Paru berat

Kategori 2

Page 10: Sejarah BBKPM

Diberikan kepada:

o Penderita kambuh (relaps)

o Penderita gagal (failure)

o Penderita dengan pengobatan setelah lalai (after default)

Kategori 3

Diberikan kepada:

o Penderita baru BTA negatif dan roentgen positif, sakit ringan

o Penderita ekstra paru ringan, yaitu TB kelenjar limfe (limfadenitis), pleuritis eksudativa unilateral, TB Kulit, TB Tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal

Pemberian Obat Sisipan, bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru BTA positif dengan kategori 1 atau penderita BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2, hasil pemeriksaan dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan (HRZE) setiap selama 1 bulan.

Pendaftaran/Registrasi PasienPelayanan Penunjang Kesehatan1.Pendaftaran/Registrasi Pasien

Di tempat ini semua pengunjung BBKPM – Bandung harus mendaftarkan diri. Pelayanan diberikan oleh 4 orang petugas dengan harapan pelayanan terhadap pasien bisa ditangani dengan cepat, tepat dan terkoordinasi. Penggunaan fasilitas Sistem Informasi Manajemen mengkoordinasi seluruh data pasien yang masuk sehingga dapat di akses oleh poli-poli pelayanan yang lain. Untuk menjaga validitas data, maka setiap 2 (dua) minggu sekali dilakukan validasi data oleh seluruh petugas di poli-poli Pelayanan. Yang dilayani oleh bagian pendaftaran adalah:A.Pasien Baru dan Lama /Kontrol (Dewasa dan Anak) Pasien baru adalah  pasien yang

Page 11: Sejarah BBKPM

pertama kali berkunjung ke BBKPM Bandung

Pasien lama adalah pasien yang berkunjung ke BBKPM Bandung untuk kedua kalinya atau lebih

Pasien dewasa adalah pasien yang berusia diatas 14 tahun

Pasien anak adalah pasien berusia kurang dari 5 tahun sampai 15 tahun

B.Pasien peserta ASKES PNS dan ASKES JPKMM (Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin) adalah pemegang Kartu Askes PNS/ASKES JPKMM  beserta keluarganya yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan, seluruh pelayanan diberikan secara cuma-cuma. Persyaratan administrasi untuk mendapatkan Surat Jaminan Pelayanan di Rumah Sakit yang harus di penuhi adalah:1.Memperlihatkan Kartu Askeskin/Kartu Sehat Lama (KS) atau Surat Keterangan Tidak Mampu atau SKTM (bukan surat keterangan serbaguna) yang disahkan sampai tingkat kecamatan

2.Surat Rujukan dari:

Puskesmas, bagi peserta Askeskin dari Wilayah Operasional KCU Bandung

RSUD setempat, bagi peserta Askeskin dari luar wilayah operasional KCU Bandung dan Surat Pengantar dari PT. ASKES setempat atau

Surat Emergency Rumah Sakit bagi peserta Askeskin yang mengalami kondisi gawat (mengancam kesehatan jiwa) sehingga tidak dapat meminta rujukan dari puskesmas

3.Memperlihatkan KTP/Kartu Keluarga

4.Menyerahkan fotokopi masing-masing berkas di atas sebanyak 2 (dua) rangkap

5.Untuk pelayanan rawat inap jangka waktu harus melengkapi berkas administrasi paling lambat 2X24 Jam(Sumber: PT ASKES (Persero) Kantor Cabang Utama Bandung)

CKunjungan Non Pengobatan

Page 12: Sejarah BBKPM

. (Surat Keterangan Sehat)Jadual Pelayanan dari Senin–Kamis, mulai jam 08.00 – 13.00 WIB, Jumat 08.00-11.00 dan Sabtu 08.00-12.00

LaboratoriumLaboratoriumLaboratorium melakukan pelayanan pemeriksaaan penunjang terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh poliklinik. Misi laboratorium BBKPM Bandung adalah memberikan pelayanan laboratorium yang cepat, tepat dan berkualitas sesuai dengan prosedur kerja dan standar mutu pelayanan, sehingga tercapai kesehatan paru-paru masyarakat yang optimal. Jumlah petugas yang ada di Bagian Laboratorium BBKPM Bandung berjumlah 11 orang, terdiri dari analis yang sudah terlatih pemeriksaan laboratorium berkualitas dan peugas administrasi. Kegiatan laboratorium BBKPM Bandung meliputi:

1. Pemeriksaan Dahak

2. Pemeriksaan Darah: Haemoglobin, Leukosit, Eosinofil, LED, Hitung Jenis

Page 13: Sejarah BBKPM

Sel Darah, Ureum, Kreatinin, Asam Urat, Kolesterol, Trigliserida, SGOT/ASAT, SGPT/ALAT, Bilirubin, Glukosa Darah,

3. Pemeriksaan Mikroskopis BTA bakteri tahan asam,: Mikroskopis BTA dengan mikroskop binocular dan Mikrosokop Fluoresein, Pemeriksaan Biakan, dan Uji Resistensi

4. Pembuatan Media dan penggunaan alat-alat pendukung pemeriksaan untuk memperoleh hasil yang akurat dalam waktu yang cepat dan efisien.

5. Pemeriksaan HIV

Untuk menghindari terjadinya pajanan penyakit terhadap petugas yang berasal dari media pemeriksaan (dahak/darah), sesuai dengan ketentuan Universal (universal precaution) maka para petugas dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (Personal Protective Equipment) seperti: Jas Lab, kaca mata pelindung (Goggle), Sarung tangan(Hand gloves), dan masker.

Ruang DahakRuang DahakAdalah ruang khusus pasien untuk mengeluarkan dahak ke tempat dahak yang telah disediakan. Maksud tempat ini adalah untuk menghindari penyebaran kuman TB kepada orang lain di sekitarnya (pengunjung, petugas, pedagang dan lain-lain).Ruang Dahak dilengkapi dengan fasilitas air yang mengalir terus

Page 14: Sejarah BBKPM

menerus dan desinfeksi rutin untuk membunuh kuman.

RadiologiRadiologiPelayanan dilakukan oleh Pelaksana Radiologi  (Radiografer) yang telah mendapat Pelatihan khusus Pelaksana Proteksi Radiasi (PPR). Pelayanan yang diberikan meliputi: Photo Thoraks, PA (Posterior Anterior), Photo PA bagi ibu hamil, Photo Thoraks bagi Pasien Gawat Darurat, Anak, dan Photo Thoraks Lateral. Penggunaan Pesawat Rontgen yang sesuai dengan standar Bapeten dilengkapi dengan ID Camera diharapkan dapat menunjang perolehan hasil foto yang akurat.

Pemeriksaan dilakukan secara terpisah untuk pasien laki-laki dan perempuan. Petugas pelaksana terdiri dari 3 orang petugas laki-laki dan 1 orang petugas perempuan khusus untuk pasien perempuan.

Page 15: Sejarah BBKPM

Penyuluhan Kesehatan dan Konsultasi GiziPenyuluhan Kesehatan dan Konsultasi GiziPenyuluhan KesehatanPenyuluhan Kesehatan bertujuan mengembangkan pengertian yang benar dan sikap yang positif individu/pasien atau kelompok/keluarga pasien (receiver) agar yang bersangkutan menerapkan cara hidup sehat dalam hidupnya sehari-hari atas kesadaran dan kemauan sendiri. Kegiatan penyuluhan di dilakukan oleh perawat, petugas penyuluhan kesehatan masyarakat, sedangkan konsultasi gizi diberikan oleh petugas gizi masyarakat yang sudah berpengalaman dalam teknik-teknik penyampaian informasi dan komunikasi dua arah. Jumlah petugas diruang penyuluhan dan konsultasi gizi adalah 4 orang petugas yang terdiri dari 2 orang perawat, satu orang petugas penyuluhan kesehatan masyarakat dan satu orang ahli gizi. Penyuluhan kesehatan masyarakat di BBKPM Bandung bertujuan agar pasien dan keluarga memahami:

1. Perjalanan dan bahaya penyakit paru pada umumnya dan khususnya penyakit TBC

2. Cara penularan penyakit TBC, Tata cara minum obat dan akibat yang ditimbulkan

Page 16: Sejarah BBKPM

bila pengobatan tidak teratur atau tidak tuntas.

3. Pengertian tentang Pengawas Minum Obat (PMO)

4. Pemakaian alat kontrasepsi selama pengobatan

5. Pengarahan khusus kepada pasien penderita keluhan mental, tuna rungu, stress dan lain-lain

6. Cara hidup sehat, sanitasi lingkungan dan perumahan, kesehatan perorangan (personal hygiene) dan faktor-faktor yang bisa menghambat proses kesembuhan pada pasien.

Yang menjadi sasaran penyuluhan adalah seluruh pasien yang berobat ke BBKPM Bandung (Umum, Peserta Askes/Askeskin)

Konsultasi Gizi Maksud pemberian konsultasi gizi pada pasien adalah untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit, meningkatkan pengetahuan penderita dan keluarga tentang asupan gizi yang diperlukan untuk mempercepat penyembuhan penyakit yang diderita.  Konsultasi Gizi juga dimaksudkan untuk meningkatkan status gizi penderita melalui bimbingan penyusunan menu makanan dan melakukan evaluasi terhadap peningkatan status gizi melalui pemantauan kenaikan berat badan.Pelayanan penyuluhan dilakukan oleh tenaga ahli gizi. Prosedur standar penyuluhan gizi adalah:

1. Petugas mencatat identitas pasien pada buku pencatatan laporan harian, Kartu Menuju Sehat, Leaflet diet yang bersangkutan dan sistem informasi manajemen BBKPM.

2. Pasien harus memperlihatkan hasil pemeriksaan laboratorium sebagai bahan kajian

3. kemudian dilakukan pengukuran anthropometri (penimbangan berat badan, tinggi badan atau panjang badan untuk bayi.

4. Selanjutnya petugas melakukan pengkajian status gizi berdasarkan standar Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk pasien dewasa dan standar WHO

Page 17: Sejarah BBKPM

NCS untuk pasien anak

5. Melakukan pengkajian kebiasaan makan, pola makan dan asupan maka dalam sehari (anamnesa)

6. Berdasarkan data-data diatas petugas akan mengetahui status pasien dan memberikan penyuluhan gizi sesuai dengan penyakit yang di derita serta obat yang diminum.

7. Konsultasi gizi diberikan berdasarkan penyakit yang di derita kepada:

8. Pasien TB yang berstatus gizi buruk

9. Penderita gizi kurang defisiensi kalori, protein, anemia, dan penyakit paru-paru, dengan berat badan di bawah normal serta asma kronis, bronchitis kronis, dan emfisema.

10. Orang tua anak balita yang mengalami gizi kurang baik, KEP Berat, KEP Sedang, KEP Ringan

11. Pasien penderita Diabetes Mellitus

12. Pasien penyakit hati seperti hepatitis dan pasien penyakit paru yang disertai dengan kadar SGOT, SGPT dan bilirubin tinggi

13. Pasien yang menderita penyakit lambung dan gangguan pencernaan

14. Pasien penderita tekanan daran tinggi (hypertensi)

15. Pasien dengan kadar asam urat tinggi

16. Pasien penyakit paru yang disertai dengan kadar kolesterol dan lemak tinggi

17. Pemberian  Makanan Tambahan (PMT) untuk pasien gizi buruk.

Untuk menunjang pekerjaan di lengkapi dengan Manequin (alat peraga organ tubuh),Food Model, Alat Timbang Badan dan Tinggi Badan (Microtoise) juga poster-poster dan Leaflet.

Page 18: Sejarah BBKPM

Klinik Berhenti MerokokKlinik Berhenti MerokokMelaui kerjasama kemitraan dengan Fakultas Psikologi UNPAD akan dikembangkan Klinik Konsultasi bagi perokok yang ingin berhenti merokok tetapi mengalami kesulitan untuk memulainya. Hal ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas pokok dan fungsi BBKPM Bandung dalam mewujudkan masyarakat dengan paru sehat.Apa yang harus dilakukan untuk menghentikan kebiasaan merokok, kapan dan bagaimana memulainya, akan diberi petunjuk dan dibimbing pada klinik ini.

Keberadaan Klinik Berhenti Merokok disamping untuk membantu menghentikan kebiasaan merokok juga sebagai penunjang Peraturan Daerah Kota Bandung No.11 tahun 2005, tentang Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban yang salah satu pasalnya menyangkut Larangan Merokok di Tempat-tempat Umum. BBKPM Bandung berupaya untuk menjadi salah satu perintis dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan yang bebas asap rokok di Jawa Barat khususnya di kota Bandung.

Konsultasi HIV/AIDSKonsultasi HIV/AIDSBBBKPM Bandung bekerja sama dengan Himpunan Konselor HIV-AIDS Jawa Barat  dalam pelayanan VCT dan pelayanan medis bagi masyarakat. BBKPM Bandung membuka pelayanan seluas-luasnya kepada masyarakat yang terdaftar sebagai pasien BBKPM Bandung maupun yang tidak terdaftar meliputi: Penyuluhan tentang HIV/AIDS dan VCT

Konseling pra-test dan konseling pasca-test

Membantu klien bersama-sama membuka hasil tes HIV

Merujuk klien sesuai dengan kebutuhannya ke tingkat lebih tinggi (rumah sakit) dengan memperhatikan asas konfidensialitas (kerahasiaan)

Kegiatan Senam Paru Sehat/ Klub Asma BBKPM BandungKegiatan Senam Paru Sehat/ Klub Asma BBKPM BandungUntuk membantu masyarakat 

Page 19: Sejarah BBKPM

penderita penyakit asma, BBKPM Bandung mengundang masyarakat untuk bersama-sama melakukan olahraga Senam Paru Sehat setiap hari minggu, dibimbing oleh instruktur berpengalaman. Setiap peserta senam akan  menjadi anggota Klub Asma BBKPM Bandung di bawah koordinasi  Yayasan Asma Indonesia Wilayah Jawa Barat. Keuntungan menjadi anggota Klub Asma di samping mengikuti senam paru sehat adalah mendapatkan pemeriksaan secara rutin setiap selesai senam dan dapat membeli obat asma dengan harga khusus. Senam paru sehat dilaksanakan secara rutin setiap hari  Minggu mulai pukul 07.30 sampai selesai. Kegiatan diawali dengan pemeriksaan dan konsultasi kesehatan oleh dokter dan paramedis BBKPM Bandung.

Selain itu juga dilaksanakan wisata sehat dan senam paru sehat bersama ke luar kota khususnya daerah wisata di Indonesia sekali dalam setahun seperti di  Gunung Mas Bogor, Pangalengan Bandung, Ciwidey dan Cipanas Garut. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menambah kebersamaan dan silaturahmi antara anggota Klub Asma dan karyawan/i BBKPM Bandung.

Page 20: Sejarah BBKPM

Kunjungan Rumah (Home Visit)

Kunjungan Rumah (Home Visit)Bertujuan untuk tercapainya angka penemuan penderita 70% dan angka kesembuhan 85% dari penderita TBC paru yang diobati.

Kunjungan rumah dilakukan oleh petugas kesehatan bagian penyuluhan guna memantau perkembangan pengobatan pasien, terutama untuk pasien yang lalai/berhenti berobat (DO) tanpa keterangan.Pembinaan PuskesmasPembinaan PuskesmasSebagai upaya untuk membentuk jejaring penanganan pasien TBC yang baik antara BBKPM Bandung, Puskesmas dan masyarakat. Selain itu juga merupakan upaya untuk melaksanakan system rujukan antara Puskesmas dan BBKPM Bandung yang berhasil guna dan berdaya guna.

Pendidikan Masyarakat dalam bidang kesehatan paruPendidikan Masyarakat dalam bidang kesehatan paruPenyuluhan kepada kader posyandu, TP-PKK Provinsi/ kabupaten/kota serta penyuluhan pada institusi masyarakat maupun anak didik.

 Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung

    Link ke posting ini

BTA (Mikroskopik)

Deskripsi : Pemeriksaan BTA merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi bakteri

Page 21: Sejarah BBKPM

yang dilakukan dengan cara pewarnaan. Pemeriksaan ini tidak spesifik untuk deteksi Mycobacterium tuberculosis karena hasil pewarnaan BTA juga akan positif terhadap genus Mycobacterium lain.

Manfaat Pemeriksaan

: Menentukan adanya Mycobacteria dan etiologi maduromycosis.

Persyaratan & Jenis Sampel

: Pus, feces, sputum, urine pagi pancaran tengah, liquor, cairan pleura, aspirasi gastrik, jaringan, bilasan bronkhus, swab tenggorok, cairan sendi

Stabilitas Sampel

: Suhu kamar : < 2 jam, 2-8 °C : stabil selama < 24 jam

Persiapan Pasien

: -

Hari Kerja : Setiap hari kerja

Metode : Pewarnaan Ziehl-Neelsen

Nilai Rujukan : Negatif

Tempat Rujukan

: -

Catatan : Untuk sampel sputum, pemeriksaan dengan keperluan diagnosis sebaiknya pengambilan dilakukan 3 hari berturut-turut (pagi-pagi-pagi). Akan tetapi untuk kenyamanan pasien, pengumpulan sputum dilakukan selama 2 hari (sewaktu-pagi-sewaktu).