Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

34
Sejarah & Pe ngertian Desa - Kota Ana Hardiana Maya Andria Nirawati & Tim Pengampu Arsitektur Permukiman Desa dan Kota

Transcript of Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Page 1: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Sejarah & PengertianDesa- Kota

Ana Hardiana

Maya Andria Nirawati

&

Tim Pengampu

Arsitektur Permukiman Desa dan Kota

Page 2: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Pengertian Desa

Page 3: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

• Desa berasal dari istilah dalam bahasa Sansekerta yang berarti

tanah tumpah darah.

• Menurut definisi universal, desa adalah kumpulan dari beberapa

permukiman di area pedesaan atau rural area.

• Istilah desa di Indonesia merujuk kepada pembagian wilayah

administratif yang berada di bawah kecamatan dan dipimpin

oleh seorang Kepala Desa.

• Desa adalah suatu kumpulan dari beberapa pemukiman kecil

yang biasa disebut Kampung (Jabar), Dusun (Yogya), atau

Banjar (Bali) dan Jorong (Sumbar).

• Sebutan lain untuk Kepala Desa adalah Kepala Kampung,

Petinggi (Kaltim), Klebun (Madura), Pambakal (Kalsel), Kuwu

(Cirebon), Hukum Tuan (Sulut).

Kriteria Definisi

Page 4: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

• Istilah desa berkembang dengan nama lain sejak berlakunya

otonomi daerah seperti di Sumbar dengan sebutan Nagari,

Gampong dari Aceh, dan dikenal dengan sebutan kampung di

Papua, Kutai Barat.

• Semua institusi lain di desa juga bisa mengalami perbedaan

istilah tergantung kepada karakteristik adat istiadat dari desa

tersebut. Perbedaan istilah tersebut merupakan salah satu

pengakuan dan penghormatan dari pemerintah terhadap asal

usul adat setempat yang berlaku. Walaupun begitu, dasar hukum

desa tetap sama yakni didasarkan pada adat, kebiasaan dan

hukum adat.

Page 5: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Pembentukan Desa di Zaman Belanda

• Desa sebagai unit paling rendah tingkatannya dalam struktur

pemerintahan Indonesia telah ada sejak dulu dan bukan

terbentuk oleh Belanda.

• Sejarah terbentuknya desa diawali dengan terbentuknya

kelompok masyarakat akibat sifat manusia sebagai makhluk

sosial yang memiliki dorongan kodrat atau kepentingan yang

sama dari bahaya luar. Kapan awal pembentukan desa hingga

sekarang sulit diketahui secara pasti. Tetapi ada bukti dalam

prasasti Kawali di Jawa Barat pada akhir tahun 1350 M serta

ditemukannya prasasti Walandit di Tengger, Jatim pada 1381

M.

Page 6: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

• Desa sudah ada jauh sebelum penjajahan Belanda di Indonesia

dimana penyelenggaraannya didasarkan pada hukum adat.

• Setelah Belanda menjajah Indonesia dan membentuk undang –

undang pemerintahan di Hindia Belanda (Regeling Reglemen),

maka desa juga diberi kedudukan hukum.

• Setelah Belanda menjajah Indonesia dan membentuk undang –

undang pemerintahan di Hindia Belanda (Regeling Reglemen),

maka desa juga diberi kedudukan hukum.

• Untuk menjabarkan maksud dari peraturan perundangan

tersebut, Belanda kemudian mengeluarkan Indlandsche

Gemeente Ordonnantie (IGO) yang berlaku untuk Jawa dan

Madura. Pada tahun 1924 Regeling Reglemen diubah dengan

Indische Staatsregeling tetapi dalam prinsipnya tidak ada

perubahan berarti, maka IGO masih berlaku.

Page 7: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

• Untuk daerah di luar Jawa pada masa penjajahan Belanda di

Indonesia, Belanda mengeluarkan peraturan Indlandsche

Gemeente Ordonnantie Buitengewesten (IGOB) tahun 1938

no.490.

• Menurut IGO ada tiga unsur penting dari sejarah terbentuknya

desa yaitu kepala desa, pamong desa dan rapat desa. Kepala

desa adalah penguasa tunggal pemerintahan desa,

menyelenggarakan urusan rumah tangga desa dan urusan yang

berhubungan dengan pemerintah dan harus memperhatikan

pendapat desa dalam melaksanakan tugasnya. Kepala desa

dibantu oleh Pamong Desa yang berbeda sebutannya antara satu

daerah dengan daerah yang lain. Kepala desa perlu tunduk pada

rapat desa untuk hal-hal yang penting.

Page 8: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Pembentukan Desa di Zaman Jepang

• Masa penjajahan Jepang yang singkat tidak membawa banyak

perubahan dalam struktur dan sistem pemerintahan Indonesia

termasuk untuk struktur dalam sejarah terbentuknya desa

• Pemerintahan Jepang secara umum menghapuskan demokrasi

dalam pemerintahan daerah. Pada prinsipnya IGO serta

peraturan lainnya tetap berlaku dan tidak ada perubahan,

sehingga desa tetap ada dan tetap berjalan sesuai peraturan yang

ada sebelumnya.

Page 9: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Struktur Desa di Indonesia

• Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2005

mengenai Desa bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum

yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur

dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, didasarkan

pada asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam

sistem pemerintahan RI.

• Menurut UU no.6 Tahun 2014 tentang desa, disebutkan bahwa

desa adalah desa dan desa adat adalah kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki batas wilayah berwenang untuk mengatur

dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul atau hak

tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem

pemerintahan RI.

Page 10: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

• Desa bukan berada di bawah kecamatan karena kecamatan adalah bagian dari

kabupaten/kota, dan desa bukanlah bagian dari perangkat daerah. Desa

berbeda dengan kelurahan dan memiliki hak untuk mengatur wilayahnya

lebih luas, tetapi dalam perkembangannya statusnya dapat berubah menjadi

kelurahan.

• Kewenangan yang dimiliki desa adalah:

a. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada yang

didasarkan pada hak asal usul desa

b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan kewenangan kabupaten/kota

yang pengaturannya diserahkan kepada desa, yaitu urusan pemerintahan

yang secara langsung dapat membantu meningkatkan pelayanan

terhadap masyarakat.

c. Memiliki tugas pembantuan dari pemerintah, propinsi dan pemerintah

kabupaten atau kota.

d. Menjalankan urusan pemerintahan lain yang diserahkan kepada desa.

Page 11: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Susunan Pemerintahan Desa

• Fungsi dalam sejarah terbentuknya desa adalah sebagai

hinterland (pemasok kebutuhan kota), sebagai sumber

tenaga kerja kasar, mitra bagi pembangunan kota dan

sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah

NKRI. Desa memiliki struktur pemerintahan sendiri

yang terdiri dari Pemerintah Desa, meliputi Kepala

Desa dan Perangkat Desa serta Badan

Permusyawaratan Desa (BPD).

Page 12: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Kepala Desa

• Pimpinan yang menyelenggarakan pemerintahan desa

berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan

Permusyawaratan Desa (BPD).

• Masa jabatan kepala desa selama 6 tahun dan bisa diperpanjang

untuk satu kali masa jabatan lagi.

• Kepala desa juga berwenang untuk menetapkan Peraturan Desa

yang sudah disepakati bersama BPD.

• Pemilihan Kepala Desa dilakukan langsung bersama penduduk

desa setempat.

Page 13: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Perangkat Desa

• Tugasnya adalah untuk membantu Kepala Desa dalam

melakukan tugas dan wewenangnya.

• Perangkat desa terdiri dari Sekretaris Desa yang diisi oleh

pegawai negeri sipil dan diangkat oleh Sekretaris Daerah

Kabupaten/Kota atas nama Bupati atau Walikota, tiga Kepala

Urusan, tiga Kepala Seksi dan Kepala

Kewilayahan/Dusun/Dukuh atau sebutan lain sesuai daerahnya

masing – masing.

• Perangkat desa lain diangkat oleh Kepala Desa dan berasal dari

penduduk desa yang ditetapkan melalui Keputusan Kepala

Desa, dan mereka juga memiliki tugas untuk mengayomi

kepentingan masyarakat.

Page 14: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Badan Permusyawaratan Desa

• BPD adalah lembaga yang mewujudkan demokrasi dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa.

• Anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa tersebut per

wilayah, yaitu Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan

profesi, pemuka agama dan tokoh masyarakat lainya.

• Masa jabatan untuk anggota BPD adalah selama 6 tahun dan

bisa kembali diangkat untuk masa jabatan berikutnya.

• Pemimpin serta anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap

jabatan Kepala Desa atau Perangkat Desa.

• Fungsi BPD adalah untuk merumuskan peraturan bersama

Kepala Desa, untuk menampung dan menyalurkan aspirasi dari

masyarakat desa.

Page 15: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Ciri – ciri masyarakat dalam sejarah terbentuknya desa

• Kehidupan keagamaan di desa lebih kuat daripada di kota

karena kontrol sosial yang lebih ketat

• Penduduk cenderung untuk saling tolong menolong karena rasa

kebersamaan yang tinggi, dan tingkat ketergantungan cukup

tinggi juga karena hal tersebut.

• Pembagian kerja yang cenderung baur dan tidak ada batasan

yang jelas, pekerjaan yang sama seperti anggota keluarga

terdahulu, kurangnya kreativitas dan inovasi karena keterbatasan

teknologi, interaksi untuk kepentingan bersama, pembagian

waktu lebih teliti dan perubahan sosial yang terjadi perlahan.

Page 16: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Beberapa Pengertian Desa Menurut Para Ahli

1. Bintarto

Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi,

sosial, ekonomi, politik, serta kultural yang terdapat di

suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara

timbal balik dengan daerah lain.

2. Sutardjo Kartohadikusumo

Desa adalah suatu kesatuan hukum tempat tinggal

suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan

pemerintahan sendiri.

Page 17: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

3. William Ogburn dan M.F. Nimkoff

Desa merupakan keseluruhan organisasi kehidupan sosial di

dalam daerah terbatas.

4. S.D. Misra

Desa merupakan kumpulan tempat tinggal dan kumpulan

daerah pertanian dengan batas-batas tertentu yang luasnya

antara 50 sampai 1.000 are.

5. Paul H. Landis

Desa adalah suatu wilayah yang penduduknya kurang dari

2.500 jiwa dengan ciri-ciri mempunyai pergaulan hidup yang

saling mengenal, adanya ikatan perasaan yang sama tentang

kebiasaan, serta cara berusaha bersifat agraris dan sangat

dipengaruhi oleh faktor-faktor alam, seperti iklim, topografi,

serta sumber daya alam.

Page 18: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

6. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, bab I, pasal 1

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan asal usul serta adat istiadat

setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan

berada di daerah kabupaten.

7. Daldjoeni

Desa merupakan permukiman manusia yang letaknya di luar

kota dan penduduknya berpangupajiwa agraris.

Page 19: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Beberapa Ciri Kehidupan di Desa

• Mempunyai wilayah sendiri

• Mempunyai sistem masyarakat sendiri

• Kehidupan sangat erat dengan lingkungan alam

• Sifat gotong royong masih tertanam kuat pada warga masyarakat desa

• Masyarakat desa merupakan paguyuban (gemeinschaft) yaitu gaya hidup

berdasarkan ikatan kekeluargaan yang kuat

• Struktur ekonominya bersifat agraris

• Jumlah penduduk tidak terlalu banyak dan luas daerah tidak terlalu besar

• Proses sosial berjalan lambat

• Kehidupan bersifat tradisional

• Tata pemerintahan dipimpin oleh kepala desa yang dipilih oleh rakyatnya

• Masyarakat desa pada umumnya masih memegang norma-norma agama

secara kuat

Page 20: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Pengertian Kota

Page 21: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Kriteria Definisi

• Basis kriteria:

– population size; population density; characteristic of space; economic &

social organization; economic function; labour supply & demand;

administration

• Kriteria umum kawasan perkotaan:

– fungsi kegiatan utama budidaya bukan pertanian atau > 75%

penghidupan penduduknya di sektor perkotaan;

– jumlah penduduk > 10.000 jiwa;

– kepadatan penduduk > 50 jiwa per hektar;

– fungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi pelayanan barang dan jasa

daalm bentuk sarana dan prasarana pergantian moda transportasi.

Page 22: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Beberapa Pengertian Kota Menurut Para Ahli

1. Bintarto

Kota adalah kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan

kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi

yang heterogen serta coraknya materialistis. Masyarakat kota terdiri atas

penduduk asli daerah tersebut dan pendatang. Masyarakat kota merupakan

suatu masyarakat yang heterogen, baik dalam hal mata pencaharian, agama,

adat, dan kebudayaan.

2. Max Weber

Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar

kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Ciri kota adalah adanya pasar sebagai

benteng serta mempunyai sistem hukum tersendiri dan bersifat

kosmopolitan.

3. Louis Wirth

Kota adalah permukiman yang relatif besar, padat, dan permanen, dihuni

oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.

Page 23: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

4. Grunfeld

Kota adalah suatu permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih

tinggi daripada kepadatan penduduk nasional, struktur mata pencaharian

nonagraris, dan sistem penggunaan tanah yang beraneka ragam, serta

ditutupi oleh gedung-gedung tinggi yang lokasinya berdekatan.

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987, pasal 1

Kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai

batasan administrasi yang diatur dalam perundang-undangan, serta

permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan

perkotaan.

6. Burkhad Hofmeister

Kota adalah suatu pemusatan keruangan tempat tinggal dan tempat kerja

sama manusia yang sebagian besar sumber kehidupannya ada pada sektor

sekunder (industri dan perdagangan) dan sektor tersier (jasa dan pelayanan

masyarakat), dengan pembagian kerja yang khusus, pertumbuhan

penduduknya sebagian besar disebabkan oleh tambahan kaum pendatang,

serta mampu melayani kebutuhan barang dan jasa bagi wilayah yang jauh

letaknya.

Page 24: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Ciri-ciri masyarakat perkotaan

• Hubungan sosial bersifat gesselschaft (patembayan),

hubungan jangka pendek

• Kehidupaan bersifat individualistik

• Masyarakat beraneka ragam

• Pandangan hidup masyarakatnya lebih rasional

• Norma-norma keagamaan tidak begitu ketat

• Adanya segregasi keruangan

• Adanya lapangan pekerjaan yang bermacam-macam

Page 25: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Elemen Konsep Kota

• Ciri ekologis

– Konsentrasi populasi, area hunian padat tertentu dengan populasi tertentu

(plus kepadatan tertentu), tanpa melihat faktor kegiatan &/ batas

administrasi

– 250 (Denmark), 2.500 (USA), 5.000 (India, Japan)

– Kota besar jenuh bisa mengalami dekonsentrasi

• Ciri ekonomi

– Dominasi penyelenggaraan penghidupan/fungsi ekonomi produksi non-

agrikultur (yang beragam & kompleks)

– Aglomerasi ekonomi – konsentrasi sejumlah fungsi ekonomi

– Kota besar & metropolitas bisa mengalami destrukturisasi

• Ciri sosial

– Urbanism, cara hidup, cara pandang, interrelasi, perilaku, nilai, norma,

hukum yg berlaku

– “desa mawa cara, negara mawa tata” (Jw)

Page 26: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Fungsi Kotadicirikan oleh penghidupan, aktivitas, penduduk

• Kota pasar, kota dagang

• Kota transit

• Kota industri

• Kota tambang

• Kota tani, agropolitan

• Kota administrasi

• Kota pertahanan

• Kota pendidikan (universitas)

• Kota peristirahatan, kota wisata

• Kota campuran

Page 27: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Jenis Kota

• Administrasi:

– Capital city

– Kota provinsi

– Kota kabupaten

– Kota kecamatan

• Besaran:

– Kota kecil

– Kota sedang

– Kota besar

– Metropolitan

– Ecumenopolis

Page 28: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

• Kawasan Perkotaan dibedakan atas:

– Kawasan Perkotaan yang berstatus administratif Daerah Kota

→ otonom

– Kawasan Perkotaan yang merupakan bagian dari Daerah

Kabupaten

– Kawasan Perkotaan Baru yang merupakan hasil

pembangunan yang mengubah Kawasan Perdesaan menjadi

Kawasan Perkotaan

– Kawasan Perkotaan yang mempunyai bagian dari dua atau

lebih daerah yang berbatasan sebagai satu kesatuan sosial,

ekonomi dan fisik perkotaan

Page 29: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Ukuran Kota berdasar jumlah penduduk

• Kawasan Perkotaan Kecil, jumlah penduduk yang dilayani

sebesar 10.000 hingga 100.000 jiwa;

• Kawasan Perkotaan Sedang, jumlah penduduk yang dilayani

sebesar 100.001 hingga 500.000 jiwa;

• Kawasan Perkotaan Besar, jumlah penduduk yang dilayani

lebih besar dari 500.000 jiwa;

• Kawasan Perkotaan Metropolitan, jumlah penduduk yang

dilayani lebih besar dari 1.000.000 jiwa.

Page 30: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

• Kawasan metropolitan: kawasan perkotaan yg terdiri atas

sebuah kawasan perkotaan yg berdiri sendiri atau kawasan

perkotaan inti dgn kawasan perkotaan di sekitarnya yg saling

memiliki keterkaitan fungsional yg dihubungkan dgn sistem

jaringan prasarana wilayah yg terintegrasi, dgn jumlah

penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000

(satu juta) jiwa

• Kawasan megalopolis: kawasan yg terbentuk dari 2 (dua) atau

lebih kawasan metropolitan yg memiliki hubungan fungsional

dan membentuk sebuah sistem

Page 31: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Megalopolis

• Eropa Barat:

Blue banana

linear

megalopolis

Birmingham to

Milan

• Amerika: Boston

to Washington

Page 32: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Megastruktur

Page 33: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Plug-in city

Page 34: Sejarah Arsitektur Kota - spada.uns.ac.id

Pustaka

• Catanese, JS. 19__. Pengantar Perencanaan Kota (trjmh.)

• Frey, WH & Z Zimmer. 2001. “Defining the City” dalam

Handbook of Urban Studies

• Jayadinata, JT. 1986. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan

Pedesaan, Perkotaan, & Wilayah

• Pamardi U, Rizon, Materi Kuliah Prodi PWK FT UNS

• Retno, Devita, Pusat Studi Sejarah Indonesia

• Yunus, HS. 2005. Manajemen Kota

• Hall, P. 2002. Urban and Regional Planning

• dan lain-lain