sejarah arsitektur kolonial

22
Presentasi Sejarah arsitektur Kolonial di Indonesia KELOMPOK : JORDAN LEANDER (22412016) CHRISTIAN HARIANTO (22412100) RADITYO CHRISNA A (22412110) CHRISTIAN FEBRIONO (22412112) YUSUF SURYA P. (22412126) VICTOR TANEDI (22412132) DAN KARANA (22412141)

Transcript of sejarah arsitektur kolonial

Page 1: sejarah arsitektur kolonial

Presentasi Sejarah arsitektur Kolonial di IndonesiaKELOMPOK :

JORDAN LEANDER (22412016)

CHRISTIAN HARIANTO (22412100)

RADITYO CHRISNA A (22412110)

CHRISTIAN FEBRIONO (22412112)

YUSUF SURYA P. (22412126)

VICTOR TANEDI (22412132)

DAN KARANA (22412141)

Page 2: sejarah arsitektur kolonial

Museum sejarah jakarta (museum Fatahillah)arsitektur Kolonial abad 16-17

Page 3: sejarah arsitektur kolonial

SEJARAH BANGUNAN Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia ini adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi.

Gedung Museum Sejarah Jakarta ini mulai dibangun pada tahun 1620 oleh Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen

Pada tanggal 30 Maret 1974, gedung ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.

Pada tahun 1925-1942 gedung ini juga dimanfaatkan sebagai Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pada tahun 1942-1945 dipakai untuk kantor pengumpulan logistik Dai Nippon. Tahun 1952 digunakan pula sebagai Markas Komando Militer Kota (KMK) I yang kemudian menjadi Kodim 0503 Jakarta Barat.

Page 4: sejarah arsitektur kolonial

Fungsi bangunan Koleksi yang dipamerkan berjumlah lebih dari 500 buah, yang lainnya disimpan di storage (ruang penyimpanan). Umur koleksi ada yang mencapai lebih 1.500 tahun khususnya koleksi peralatan hidup masyarakat prasejarah seperti kapak batu, beliung persegi, kendi gerabah. Koleksi warisan Museum Jakarta Lama berasal dari abad ke-18 dan 19 seperti kursi, meja, lemari arsip, tempat tidur dan senjata. Semua barang secara berkala dilakukan rotasi sehingga semua koleksi dapat dilihat pengunjung.

Page 5: sejarah arsitektur kolonial

Ciri-ciri Arsitektur Bangunan itu menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.

Museum fatahillah memiliki 3 lantai yang keseluruhannya mendapatkan sentuhan warna kuning tanah sebagai catnya, bagian-bagian berkayu seperti jendela serta kusen pintu terbuat dari kayu jati yang dikenal memiliki daya tahan yang cukup tinggi.

Page 6: sejarah arsitektur kolonial

Tidak adanya teritisan atap

Bergaya neoklasik

Page 7: sejarah arsitektur kolonial

Tulisan gouverneurskantoor adalah kantor pemerintahan dalam bahasa belanda.

Page 8: sejarah arsitektur kolonial

Ciri khas museum ini yang menjadikannya lebih mirip lagi dengan bangunan-bangunan eropa bergaya neoklasik abad 17 adalah :

1. penunjuk arah mata angin pada bagian atap utama

2. pekarangan dengan susunan konblok

3. kolam yang dihiasi dengan pohon-pohon tua

Interior museum sejarah jakarta :

1. tata ruang dalam museum dipersiapkan untuk menampilkan cerita berdasarkan kronologis sejarah jakarta dalam bentuk modern seperti display, diperlukan koleksi-koleksi yang berkaitan dengan sejarah dan ditunjang secara grafis dengan menggunakan foto-foto, gambar-gambar dan sketsa, peta dan label penjelasan agar mudah dipahami dalam kaitannya dengan faktor sejarah Jakarta.

2. fasilitas ruang pada museum Fatahillah :

perpustakaan, kantin, ruang sinema, toko souvenir, ruang pertemuan, ruang pameran, taman dalam.

Page 9: sejarah arsitektur kolonial

Gereja Immanuel (abad 17-18)

Alamat : Jl. Merdeka Timur no. 10, Jakarta

Page 10: sejarah arsitektur kolonial

SejarahDibangun berdasarkan kesepakatan antara umat reformasi dan umat lutheran di Batavia.

Bangunan ini diresmikan menjadi gereja untuk menghormati raja Willem I.

Pembangunan dimulai tahun 1834 dan selesai tahun 1839Rancangan : J.H. Horst

Page 11: sejarah arsitektur kolonial

Karakter arsitekturTermasuk ke dalam arsitektur gaya Indische Empire dengan ciri-ciri :-Simetri -Serambi depan terbuka dengan barisan kolom klasik-Halaman luas di depan (terlihat megah)

Page 12: sejarah arsitektur kolonial

KANTOR POS MEDAN(arsitektur transisi)

Page 13: sejarah arsitektur kolonial

Sejarah : Bangunan yang didirikan pada tahun 1909 ini memiliki bentuk yang cukup Unik karena memiliki atap kubah. Kantor Pos yang berada di Jalan Medan Merdeka Square ini menjadi destinasi wajib bagi hampir seluruh wisatawan yang melancong ke Medan.

Meski memiliki fungsi yang masih sama, yaitu sebagai kantor pos, bangunan ini hampir selalu ramai didatangi wisatawan. Apalagi letaknya yang tidak terlalu jauh dari Merdeka Walk yang ada di jantung Kota Medan membuat bangunan ini cukup strategis untuk didatangi.

Di bangun oleh Snuyf, seorang arsitek yang telah menjadi kepala Sipil Pekerjaan Umum untuk Indonesia.

Page 14: sejarah arsitektur kolonial

Fungsi Bangunan : Fungsi dari bangunan ini tetap sama sejak pertama kali di dirikan. Saat ini, Kantor Pos Besar Medan tersebut masih melayani jasa pos dan telekomunikasi serta menjadi tempat kumpul para filatelis

Selain berfungsi sebagai kantor pos, bangunan ini juga sering di datangi orang orang sebagai tempat wisatawan

Page 15: sejarah arsitektur kolonial

Ciri ciri Arsitektur

Di Eropa, desain bangunan seperti pada Kantor Pos Besar Medan dikenal dengan nama arsitektur

modern fungsional (art deco geometrik). Di ruang tengah, yang disebut vestibule, pada bagian atas tergantung lampu hias antik khas

zaman dulu. Lampu setinggi lebih kurang sepuluh meter dan berada pada ketinggian sekitar enam meter dari lantai tersebut masih asli dari zaman

Belanda. Di sisi pinggir bawah langit-langitnya terukir beberapa ekor merpati pos dengan desain

Belanda kuno, berbeda dengan ukiran merpati pos ciri khas Pos Indonesia.

Page 16: sejarah arsitektur kolonial

Tulisan ANNO 1911’ merupakan bahasa yang umum di pakai di Eropa yang berarti ‘Tahun 1911’. ‘Anna Domini’ misalnya, yang populer disingkat AD, merupakan bahasa Italia yang berarti ‘Tahun Tuan Kita’ atau ‘Tahun Masehi’ atau yang umum disebut ‘Masehi’ atau yang disingkat “M”.

Page 17: sejarah arsitektur kolonial

Hotel savoy Homann (arsitektur kolonial modern)

Lokasi : Jl. Asia Afrika No.112 Bandung, Jawa Barat, Indonesia Luas lahan : ± 11464.8625 M2 ( 1.15 Ha ) Peruntukan : Wisma Besar / Penginapan • Ketinggian Bangunan : >12 Lantai • Luas bangunan : ± 5473.4559 M2 ( 5480 M2 ) Arsitek : renovasi 1883 oleh : G.Westerlo yang bergaya eksletis. Renovasi tahun 1936 oleh : Albert Aalbers yang bergaya Art Deco

Page 18: sejarah arsitektur kolonial

Sejarah Arsitektur1849 : Pembangunan ini baru selesai dan saat itu direalisasikan oleh Mr.F.J.A. Van Es.1870 : Pemilik hotel ini adalah keluarga Homann. Mereka berasal dari Jerman dan pindah ke Bandung. Yang bentuknya berupa rumah panggung beratap rumbia dan berdinding gedek bambu. Pemilik lamanya adalah RHM saddak. 1876-1880 :Berubah nama menjadi Hotel Post Road. Bangunan ini sudah berbentuk permanen dan bergaya arsitektur Romantik dan Barok.1883-1920 :Berubah Gaya arsitektur bangunan menjadi Gothik Revival. Yang kemudian makin dipercantik dengan gaya art-deco. Perubahannya yaitu penggunaan kaca patri, mebel baru & kap lampu. Namun, hotel ini tidak lagi dikelola keluarga Homann, tetapi oleh Fr JA van Es. 1937-1939 :Hotel ini pun kembali berubah nama menjadi Hotel Savoy Homann.

Page 19: sejarah arsitektur kolonial

1945-1946 : Kedatangan negara Belanda menjadikan fungsi Hotel ini berubah menjadi Markas Palang Merah International yang kemudian dikembalikan kepada Van Es, dan ia kembali mengelola hotel hingga meninggal pada tahun 1952.

1955- 1987 :Pada saat dipimpin Saddak, Hotel Savoy Homann dipakai sebagai tempat tinggal para kepala negara yang mengikuti Konferensi Asia- Afrika. Dia menjual saham hotel kepada HEK Ruhiyat, pemilik Hotel Panghegar, Bandung

2000 :Ruhiyat memutuskan berkonsentrasi mengembangkan Hotel Panghegar melepas 89 persen sahamnya kepada Grup Bidakara. Dan kini Savoy Homann bernama Savoy Homann Bidakara Hotel.

Page 20: sejarah arsitektur kolonial

Ciri – ciri Arsitektur Merupakan bentuk arsitektur Art Deco. Terdiri dari Unsur –unsur dekoratif berupa garis-garis dan Bidang geometris, seperti penggunaan lampu dari kaca patri berwarna-warni, dan kusen dari besi. Art Deco pada bangunan Hotel Savoy Homann ini berupa garis – garis Horizontal, vertikal dengan irama komposisi tersusun sehingga terlihat adanya keselarasan, keseimbangan dan keharmonisan

Page 21: sejarah arsitektur kolonial

Hotel savoy-homann termasuk ke art deco

Hotel savoy-homann termasuk dalam gaya arsitektur Art Deco: Streamline Deco. Hal ini terlihat jelas pada penekanan garis-garis horizontal bangunan yang lugas dan dinamis. adanya penggunaan unsur dekoratif berupa garis-garis dan bidang yang minimalis pada fasad dan permukaan fasad yang halus juga merupakan ciri arsitektur streamline deco.

Page 22: sejarah arsitektur kolonial

Matur nuwun