Sediment as i

25
S E D I M E N T A S I I. TUJUAN Dapat menjelaskan prinsip dasar sedimentasi. Dapat mempelajari laju sedimentasi denga n parameter-parameter yang mempengaruhinya. II. PERINCIAN KERJ A Persiapan Disediakan kapur yang butirannya halus dan bebas dari kotoran. Disediakan alat-alat yang diperlukan. Dibuat perencanaan kerja sesuai dengan topik percobaan. Topik Percobaan Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variabel kontrol. Sedimentasi dengan ketinggian suspensi sebagai variabel kontrol. Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variabel kontrol dan dengan penambahan zat flokulan. III. ALAT YANG DIGUNAKAN Gelas kimia !!! ml " #!!! ml Gelas ukur !!! ml $ buah %askom # buah Spatula besar  Sendok plastik  &yakan Stop'atch Timbangan &lumenium foil

description

nbkjhguj

Transcript of Sediment as i

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 1/25

S E D I M E N T A S I

I. TUJUAN

Dapat menjelaskan prinsip dasar sedimentasi.

Dapat mempelajari laju sedimentasi dengan parameter-parameter yang

mempengaruhinya.

II. PERINCIAN KERJA

Persiapan

Disediakan kapur yang butirannya halus dan bebas dari kotoran.

Disediakan alat-alat yang diperlukan.

Dibuat perencanaan kerja sesuai dengan topik percobaan.

Topik Percobaan

Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variabel kontrol.

Sedimentasi dengan ketinggian suspensi sebagai variabel kontrol.

Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variabel kontrol dan

dengan penambahan zat flokulan.

III. ALAT YANG DIGUNAKAN

Gelas kimia !!! ml " #!!! ml

Gelas ukur !!! ml $ buah

%askom # buah

Spatula besar 

Sendok plastik 

&yakan

Stop'atch

Timbangan

&lumenium foil

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 2/25

Pipet tetes

IV. BAHAN YANG DIPAKAI

(apur )*a*+$,

&ir bersih

at flokulan /ead)00, trihydrat acetate )Pb)*1$*++1,#.$1#+,

V. DASAR TEORI

Secara mendasar2 proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses

 perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi

 proses pemisahan secara mekanis atau kimia'i. Pemilihan jenis proses

 pemisahan yang digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi.

Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya

operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimia'i. 3ntuk campuran yang

tidak dapat dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis )seperti pemisahan

minyak bumi,2 proses pemisahan kimia'i harus dilakukan.

Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai

metode. 4etode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen

 penyusun campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen )satu

fasa, atau campuran heterogen )lebih dari satu fasa,. Suatu campuran

heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa padat-padat2 padat-cair2

 padat-gas2 cair-cair2 cair-gas2 gas-gas2 campuran padat-cair-gas2 dan

sebagainya. Pada berbagai kasus2 dua atau lebih proses pemisahan harus

dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.

3ntuk proses pemisahan suatu campuran heterogen2 terdapat empat

 prinsip utama proses pemisahan2 yaitu

• Sedimentasi

• 5lotasi

• Sentrifugasi

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 3/25

• 5iltrasi

3ntuk proses pemisahan suatu campuran homogen2 prinsip pemisahan

adalah menciptakan suatu fasa baru sehingga campuran menjadi suatu

campuran heterogen yang mudah dipisahkan. 5asa baru diciptakan dengan

memanfaatkan perbedaan sifat fisik dan kimia'i masing-masing komponen.

%erbagai metode yang digunakan untuk menciptakan suatu fasa baru sehingga

campuran homogen dapat dipisahkan adalah

• &bsorpsi

• &dsorpsi

• (romatografi

• (ristalisasi

• Distilasi

• 6vaporasi

• 6lektroforesis

• 6vaporation

• 6kstraksi 

o   Leaching 

o 6kstraksi cair-cair 

o 6kstraksi padat-cair 

• Pembekuan fraksional

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 4/25

• Presipitasi

• 7ekristalisasi

•   Stripping 

• Sublimasi

Proses sedimentasi adalah proses separasi secara mekanis yang

memanfaatkan gaya grafitasi bumi. Sedimentasi dilakukan untuk memisahkan

 partikel-partikel padat maupun cair dari suatu cairan atau gas tertentu. 4elalui

 proses sedimentasi ini2 maka partikel-partikel padat dapat diklasifikasikan

menurut massa jenis dan ukuran partikelnya.

*ontoh proses sedimentasi ini

− Pengendapan lumpur dan zat padat lainnya pada cairan

yang keruh.

− Pemisahan minyak dan air ditempat pencucian mobil.

Dibandingkan dengan proses filtrasi2 maka proses sedimentasi

cenderung lebih ekonomis jika partikel-partikel penyusun campuran tersebut

memiliki perbedaan massa jenis yang besar2 ukuran partikel yang besar dan

campuran tersedia dalam jumlah yang sangat banyak.

Gambar a memperlihatkan suspensi didalam suatu tabung pengendap

dengan kedalaman 1o dan dibiarkan mengendap dengan sendirinya

dalampengaruh gaya berat. Sesuai dengan laju pengendapannya2 maka akan

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 5/25

trbentuk endapan didasar tabung pada zone D dan bersamaan dengan itu

terbentuk pula suatu lapisan 8 lapisan lain )zone &2 % dan * seperti terlihat

 pada gambar b,.

one & adalah suatu lapisan dimana terdapat suatu cairan yang paling

 jernih2 sedangkan zone % adalah lapisan dimana terdapat suspensi a'al.

Diba'ah zone % terdapat zone * yang mengandung partikel - partikel

 padat dengan konsentrasi lebih besar daripada dizone %. 9ika partikel padat

 pada suspensi sulit teraglomerasi2 maka zane & akan terlihat agak keruh

sekeruh zone % sehingga batas antar muka )interface, zane & dan zone %menjadi kabur dan sulit diamati.

Selama proses pengendapan berlangsung2 kedalaman zone & dan zone

D bertambah2 sedangkan zone * tetap dan zone % berkurang )gambar c,.

Dengan makin bertambahnya zone D2 maka terjadi pula proses pemampatan

)kompresi,2 dimana ruang-ruang antar partkiel dibagian ba'ah zone D yang

terisi oleh cairan seakan8akan terperas keluar akibat tertekan oleh berat

 partikel-partikel yangterus berjatuhan dari zone *.Proses pemampatan ini

mengakibatkan memadatnya endapan dibagian ba'ah zone D.

Seterusnya setelah zone % makin menipis dan akhirya menghilang2

 perlahan-lahan zone * juga akan ikut menghilang sehingga akhirnya seluruh

 partikel 8 partikel padat berada di zone D )gambar d,. Setelah itu praktis

hanya proses pemampatan saja yang masih berlangsung. Proses pemampatan

ini akan berhenti jika telah terjadi kondisi kesetimbangan mekanik antara zat

cair dengan endapan. Dengan selesainya prose pemampatan ini2 maka selesai

 pula proses pengendapan )gambar e,.

/aju sedimentasi partikel dapat diamati secara garfish dengan

menggambarkan setiap halaman interface zane & dan zone % pada satuan

'aktu tertentu. /aju sedimentasi suatu suspensi tertentu bergantung kepada

 banyak faktor antara lain

. (onsentrasi suspensi

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 6/25

/aju pembentukan endapan menurun dengan meningkatnya konsentrasi

tetapi penurunannya lebih lambat dari pada saat konsentrasi

meningkat.Semakin tinggi konsentrasi suspensi semakin rendah pula laju

turunnya garis padatan karena besarnya kecepatan ke atas cairan yang

dipindahkan.%erdasarkan konsentrasi dan sifat partikel untuk berinteraksi

dari suspensi yang akan mengendap tipe sedimentasi dibedakan atas : type

yaitu

Tipe (lasifikasi tingkat

4enunjukkan pengendapan dari partikel bebas yang ada dalam

suspensi yang mempunyai konsentrasi kepadatan rendah.partikel akan

mengendapkan secara individu dan tidak berinteraksi dengan partikel

sekelilingnya.

Tipe # (lasifikasi tingkat #

4enunjukkan pengendapan dari partikel yang mempunyai

kecenderungan untuk berinteraksi atau dengan mengumpul partikel

sekelilingnya pada suspensi yang mempunyai kepadatan

rendah.Dengan penggumpalan2massa partikel bertambah besar dan

akan diendapkan dalam 'aktu yang lama.

Tipe $ (lasifikasi daerah pengendapan

4enunjukkan pengendapan yang mempunyai konsentrasi tinggi

dimana gaya interaksi antara partikel cenderung untuk tetap dalam

 posisinya dan menyebabkan pengendapan partikel secara meratasehingga terlihat suatu perbedaan yang jelas pada lapisan permukaan

cairan .

Tipe : Daerah kompresi

4enunjukkan pengendapan partikel sedemikian rupa sehingga bentuk 

suatu struktur yang kompak. 1al ini disebabkan oleh massa partikel

yang bertambah secara terus menerus selama proses pengendapan

 berlangsung.

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 7/25

#. Perbandingan luas permukaan dengan kedalaman suspensi

Semakin luas permukaan suatu suspensi maka kedalaman suspensi

tersebut semakin rendah maka proses pengendapannya pun akan

 berlangsung semakin cepat.

$. 3kuran partikel

Semakin besar ukuran partikel maka proses pengendapan akan semakin

cepat dan sebaliknya semakin kecil ukuran partikel maka proses

 pengendapan akan berlangsung lambat.

:. &danya zat flokulan yang memicu menggumpalnya partikel- partikel

menjadi partikel berukuran lebih besar.

Dengan penambahan flokulan akan banyak membantu

 pembentukan gumpalan-gumpalan baru karena terdapat inti dari

kelompok-kelompok yang saling bersatu sehingga akan terbentuk endapan

yang lebih besar dan berat yang sangat mudah dipisah.Penggabungan

 partikel dapat terjadi bilamana ada kontak antara partikel tersebut.Pada

flokulasi terjadi penambahan volume2 massa dan kohesi dari partikel-

 partikel.3kuran partikel ini diubah dengan cara

Difusi sempurna secara cepat dari koagulan dengan

 pengadukan singkat.

Pengadukan secara perlahan-lahan dan merata untuk 

menambah muatan partikel-partikel koloid.

Pemakaian produk sebagai agen flokulasi dengan mempercepat

reaksi.

;. Pengadukan

Pengadukan data menyebabkan penggabungan partikel melalui

kontak yang dihasilkan oleh gerakan cairan itu sendiri.Semakin cepat

 pengadukan maka akn semakin lambat proses pengendapan dan

sebaliknya.1al ini terjadi karena apabila pengadukan cepat maka flok yang

sudah terbentuk pecah lagi atau flok belum terbntuk secara sempurna.

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 8/25

<. &liran

&liran berpengaruh terhadap konsentrasi cairan suspensi yang

tidak seragam. Peningkatan laju alir massa sebagai akibat tingginya

densitas padatan dalam lapisan sedimen sehingga proses pengendapan

 berlangsung lambat.

=. Dan lain sebagainya.

Dalam percobaan ini dipelajari : faktor yang mempengaruhi

kecepatan pengendapan suatu suspensi2 yakni faktor ketinggian suspensi2

faktor konsentrasi suspensi2 faktor penambahan zat flokulan dan ukuran

 partikel.

at flokulan adalah zat yang memiliki sifat mampu membentuk 

 partikel8partikel menjadi suatu flok ) gabungan partikel8partikel menjadi

 partikel berukuran lebih besar,. Sehingga pengendapan berlangsung relative

lebih cepat.

%erikut adalah rumus sedimentasi   /n 1 8 1e > -b . t " /n 1c 8 1e

  (eterangan

  1 (etinggian interface & 8 % pada saat t

  1e (etinggian akhir sediment

  1c (etinggian kritis2 yakni ketinggian interface & 8 D

t ?aktu proses sedimentasi

  b (onstanta pengendapan.

Partikel-partikel yang lebih berat dari flui da temapt partikel itu

tersuspensi dapat dikeluarkan di dalam kotak pengendap atau tangki

 pengendap2 dimana kecepatan fluida itu cukup kecil dan partikel itu mendapat

'aktu yang cukup untuk mengendap keluar dari suspensi itu. &kan tetapi2

 piranti sederhana seperti itu terbatas kegunaannya karena pemisahannya

tidaklah tetap2 disampaing itu memerlukan tenaga kerja untuk menggeluarkan

zat padat dari dasar tangki.

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 9/25

Separator-separator industri hampir semuanya mempunyai fasilitas

untuk mengeluarkan zat padat yang mengendap2 pemisahan itu bisa sebagian

atau bisa pula hampir lengkap. Peralatan pengendap yang dapat memisahkan

hampir seluruh partikel dari zat cair dinamakan  Klarifikator  sedang pirranti

yang memisahkan zat padat menjadi # fraksi disebut Klasifikator 2 pada kedua

alat ini berlaku prinsip sedimentasi yang sama

3ntuk klasifikasi atau pemisahan zat padat yang agak kasar yang

mempunyai kecepatan pengendapan cukup besar2 pemisahan dengan gravitasi

 pada kondisi pengendapan bebas atau terganggu biasanya cukup memuaskan.

3ntuk memisahkan partikel halus yang diameternya beberpaa mikrometer 

atau kurang2 kecepatan pengendapannya terlalu rendah dan agar operasinya

 praktis partikel-partikel itu mesti di aglomerasikan atau diflokulasikan

sehingga menjadi partikel besar yang mempunyai kecepatan pengendapan

yang memadai.

Partikel yang terflokulasi mempunyai # karakeristik pengendapan

yang penting. (arakteristik yang pertama ialah bah'a struktur flok itu sangat

rumit. &gregasinya longgar dan ikatan antara partikel-partikelnya lemah dan

flok itu mengandung air yang cukup banyak didalam strukturnya2 yang ikut

 bersama flok itu turun keba'ah. ?alaupun pada mulanya flok itu mengendap

dalam pengendapan bebas atau terganggu2 dan persamaan umum pada

 prinsaipnya berlaku2 namun tidaklah praktis bila kita menggunakan hukum-

hukum pengendapan secara kuantitatif karena diameter dan bentuk flok itu

tidak mudah didefenisikan.

VI. PROSEDUR KERJA

&. Persiapan

  Disiapkan peralatan dan bahan yang digunakan.

Diayak bubuk kapur kedalam baskom hingga bersih.

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 10/25

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 11/25

4enambahkan zat flokulan ke dalam tiap-tiap gelas ukur lalu

dikocok. 4engocok larutan kapur tersebut secara bersamaan2 lalu

meletakkannya dan membuka penutupnya2 bersamaan dengan stop'atch

dijalankan.

4encatat ketinggian endapan yang terbentuk setiap interval 'aktu

menit2 sampai endapan mencapai ketinggian konstan.

4embuat grafik dan menentukan titik kritisnya.

VII. DATA HASIL PENGAMATAN

Konsentrasi saa! "etin##ian $er$e%a

Not

&enit'

H &('

0 00 000

) ! $; $! #;

* #.; #;.; #.; =.;

+ ; <.; $.$ .:

, =.; #.= !.: B.=

- ! C =.:

#.; C.= =.B <.$

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 12/25

/ ; B.= =. ;.C

0 =.; B <.= ;.;

1 #! =.= <.: ;.$

)2 ##.; =.$ <. ;.

)) #; =.# < ;

Grafik hubungan antara t)menit, As 1)cm,. pada konsentrasi sama2 ketinggian

 berbeda

0 5 10 15 20 25 30

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Gelas ukur I

Gelas ukur II

Gelas ukur III

t (menit)

H (cm)

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 13/25

Konsentrasi $er$e%a! "etin##ian saa

No

t

&enit

'

H &(' H 3 He Ln &H3He' (

0 00 000 0 00 000 0 00 000

) ! $; $; $; #B.; #C.; $!.$$.$:CC!

:$.$B:$C $.::B

* #.; #;.; ## =.; C <.; #.B#.C:::$

C#.B!$$<

#.;:C::

;

+ ; =.; #.$ C.; <.B :.B#.$C=BC

;

.C<C#

$

.;<B<

<

, =.; $ C.B =.# <.; :.$ #.; .B=B!#

.:;B<;

!.C<#C

- ! .: B.$ <.< :.C #.B .C.;BC#$

;

.!#C<

C

!.<:B;

:

#.; ! =.$ <.# $.; .B .;.#;#=<

$

!.;B==B

=

!.:!;:<

;

/ ; C = ;.C #.; .; .#!.C<#C

!.:!;:<

;

!.B#$#

#

0 =.; B <.< ;.< .; . !.C!.:!;:<

;!.!C;$ -!.!;$<

1 #! =.= <.: ;.: .# !.C !.=!.B#$#

#-!.!;$< -!.$;<<=

)2 ##.; =.: <.$ ;.# !.C !.B !.; -!.!;$< -!.##$: -!.<C$;

)) #; =.# < ; !.= !.; !.$ -!.$;<<= -!.<C$; -.#!$C=

)* #=.= = ;.B :.C !.; !.$ !.# -!.<C$; -.#!$C= -.<!C::

)+ $! <.B ;.= :.B !.$ !.# !. -.#!$C= -.<!C:: -#.$!#;C

), $#2; <.< ;.< :.B !. !. !. -#.$!#;C -#.$!#;C -#.$!#;C

)- $; <.; ;.; :.= ! ! ! ! ! !

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 14/25

0 5 10 15 20 25 30 35 40

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Gelas ukur I

Gelas ukur II

Gelas ukur III

t (menit)

H (cm)

Grafik hubungan antara t)menit, As 1)cm,. pada ketinggian sama2konsentrasi

 berbeda

Pena$a4an 56o"76an

Not

&enit'

H &('

0 00 000

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 15/25

) ! $; $; $;

* #.; #! <.$ $.;

+ ; :.C #.: !.#

, =.; #.B !.C C

- ! .= C.B B.#

#.; .$ C.$ =.<

/ ; !. B.= =.$

0 =.; C.= B.: =

1 #! C.$ B.# <.B

)2 ##.; C B <.=

)) #; B.B =.C <.;

  Grafik hubungan antara t)menit, As 1)cm,. pada ketinggian sama2 konsentrasi

 berberda dan penambahan 5lokulan

0 2 4 6 8 10 12

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Gelas ukur I

Gelas ukur II

Gelas ukur III

t (menit)

H (cm)

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 16/25

 

0 5 10 15 20 25 30 35

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

f(x) = - 0.15x + 3.2

Gelas ukur I

Gelas ukur I

Linear (Gelas ukur I)

t (menit)

ln(H-He)

Gra

fik hubungan antara t)menit, As ln)1-1e,. pada keadaan tinggi sama

konsentrasi berbeda

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 17/25

0 5 10 15 20 25 30 35

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

f(x) = - 0.15x + 2.84

Gelas ukur II

Gelas ukur II

Linear (Gelas ukur II)

t (menit)

ln (H-He)

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 18/25

0 5 10 15 20 25 30 35

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

f(x) = - 0.15x + 2.59

Gelas Ukur III

Gelas Ukur III

Linear (Gelas Ukur III)

t (menit)

ln (H-He)

VIII. PERHITUNGAN

1.1 Ketin##ian saa! "onsentrasi $er$e%a

Penentuan (onsentrasi pada Gelas 3kur setelah ditambahkan air 

3ntuk Gelas 3kur 00

1  * > 1#  *#

#; cm ; @ > $! cm *#

*# > > :2 @

3ntuk Gelas 3kur 000

1  * > 1#  *#

#! cm ; @ > $! cm *#

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 19/25

*# > > $2$ @

Penentuan )1 8 1e, dan ln )1 8 1e, untuk gelas ukur 0

Pada t > !2 1 > $; cm

1e > <2; cm

4aka 1 8 1e > $; cm 8 <2; cm

> #B2; cm

ln )1 8 1e, > /n #$2C cm

> $2$:CC

Penentuan slope )-b, dan 1c berdasarkan grafik

• 3ntuk Gelas 3kur 0

ln )1 8 1e, > -b . t " ln )1c 8 1e,

E > m " *

Slope > - b

>

> -!2;#$

Slope > -k > -!2;#$

  k > !2;#$

0ntercept > ln )1c 8 1e, > $2C;C

ln)1c 8 <2; cm, > $2C;C

)1c 8 <2; cm, > e$2C;C

)1c 8 <2; cm, > #:2:$#

1c > #:2:$# " <2;

> $!2C$# cm

• 3ntuk Gelas 3kur 00

ln )1 8 1e, > -b . t " ln )1c 8 1e,

E > m " *

Slope > - b

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 20/25

>

> -!2:;C

Slope > -k > -!2:;C

  k > !2:;C

0ntercept > ln )1c 8 1e, > #2B$<B

ln)1c 8 ;2; cm, > #2B$<B

)1c 8 ;2; cm, > e#2B$<B

)1c 8 ;2; cm, > =2!<

1c > =2!< " ;2;

> ##2;< cm

• 3ntuk Gelas 3kur 000

ln )1 8 1e, > -b . t " ln )1c 8 1e,

E > m " *

Slope > - b

>

> -!2;#$

Slope > -k > -!2 ;#$

  k > !2 ;#$

0ntercept > ln )1c 8 1e, > #2;B<B

ln)1c 8 :2= cm, > #2;B<B

)1c 8 :2= cm, > e#2;B<B

)1c 8 :2= cm, > $2#B=#

1c > $2#B=# " :2=

> =2CB=# cm

Dari grafik dan perhitungan diatas maka data yang diperoleh dapat dilihat pada

tabel berikut

GelasUkur 

Slope Intercept Hc

I   -0,1523 31,959 309,321II   -0,1459 28,368 225,611

III   -0,1523 25,868 179,872

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 21/25

I8. PEMBAHASAN

Pada percobaan sedimentasi ini terdapat $ perlakuan yang berbeda.

Eang pertama adalah mengamati laju sedimentasi pada larutan kapur dengan

konsentrasi yang sama tetapi ketinggiannya berbeda. Eang kedua adalah

mengamati laju sedimentasi pada larutan kapur dengan ketinggian yang sama

tetapi konsentrasi berbeda. Eang ketiga adalah mengamati laju sedimentasi

 pada larutan kapur dengan konsentrasi yang berbeda dengan penambahan

flokulan. (etiga perlakuan ini masing-masing bertujuan untuk melihat

 pengaruh yang terjadi terhadap pengendapan.

Pada perlakuan pertama yaitu konsentrasi sama dengan ketinggian

yang berbeda nampak bah'a ketinggian akhir sedimen yang diperoleh yaitu

 pada gelas ukur 0 ketinggian akhir sedimennya adalah =2# cm sedangkan pada

gelas ukur 00 ketinggian akhir sedimennya adalah < cm2 dan pada gelas ukur 

000 ketinggian akhir sedimennya adalah ; cm. 0ni menunjukkan bah'a

konsentrasi dalam gelas ukur ini agak sedikit berbeda2 hal ini kemungkinan

disebabkan karena adanya pengadukan yang kurang sempurna saat

memasukkan larutan kapur ke dalam gelas ukur.

Pada perlakuan kedua ketinggian sama dengan konsentrasi berbeda

dimana pada gelas ukur 0 konsentrasinya ; @2 pada gelas ukur kedua

konsentrasinya :2 @ dan pada gelas ukur ketiga konsentrasinya $2$ @. Dari

data percobaan dan grafik nampak jelas memperlihatkan bah'a konsentrasi

sangat mempengaruhi laju sedimentasi. Dimana semakin tinggi konsentrasi

dari larutan maka laju sedimentasinya semakin lambat2 sebaliknya semakin

rendah konsentrasi dari larutan maka laju sedimentasinya semakin cepat. &tau

dalam hal ini konsentrasi berbanding terbalik dengan laju sedimentasi.

Perlakuan yang kedua ini juga terdapat penyimpangan pada ketinggian kritis

yang diperoleh2 dimana ketinggian kritisnya melebihi ketinggian dari larutan.

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 22/25

Pada perlakuan ketiga dengan penambahan flokulan pada masing-

masing gelas ukur dimana setelah ditambahkan flokulan pada masing-masing

gelas ukur terdapat gumpalan-gumpalan putih didalam suspensi sehingga laju

sedimentasi semakin besar akibat penumpukan gumpalan-gumpalan putih

tersebut. 0ni disebabkan karena flokulan dapat memicu menggumpalnya

 partikel-partikel menjadi partikel berukuran yang lebih besar. 1al ini

membuktikan bah'a penambahan flokulan dapat mempercepat laju

sedimentasi.

8. KESIMPULAN

Semakin tinggi suspensi maka 'aktu yang diperlukan untuk laju

 pengendapan akan semakin lama2 karena jarak jatuhnya sediment-nya lebih

 jauh sehingga proses pengendapan berlangsung lebih lama.

 

Penambahan flokulan akan mempercepat terjadinya pengendapan karena

adanya kemampuannya untuk menarik setiap partikel-partikel kecil untuk 

 bergabung membentuk partikel yang lebih besar dengan jumlah muatanyang lebih besar pula sehingga akan lebih cepat mengendap karena

 bentuknya yang lebih besar.

8I. DA5TAR PUSATAKA

 

%uku panduan praktikum  Laboratorium Satuan OperasiF Teknik (imia

Politeknik egeri 3jumg Pandang2

 

?arren /2 4c *abeF +perasi Teknik (imia )Terjemahan 9ilid #,2 Penerbit

6rlangga2 CB=.

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 23/25

TABEL LAMPIRAN

konsentrasi sama, tinggi beda

No   t (menit)  tinggi (cm)

I II III

1   0 35 30 25

2   2.5 25.5 21.5 17.53   5 16.5 13.3 11.4

4   7.5 12.7 10.4 8.7

5   10 11 9 7.4

6   12.5 9.7 7.8 6.3

  15 8.7 7.1 5.9

!   17.5 8 6.7 5.5

"   20 7.7 6.4 5.3

1#   22.5 7.3 6.1 5.1

11   25 7.2 6 5

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 24/25

tinggi sama, konsentrasi beda

No   t(menit)  tinggi (cm)

I II III1   0 35 35 35

2   2.5 25.5 22 17.5

3   5 17.5 12.3 9.5

4   7.5 13 9.8 7.2

5   10 11.4 8.3 6.6

6   12.5 10 7.3 6.2

  15 9 7 5.9

!   17.5 8 6.6 5.6

"   20 7.7 6.4 5.4

1#   22.5 7.4 6.3 5.2

11   25 7.2 6 5

12   27.5 7 5.8 4.913   30 6.8 5.7 4.8

14   32.5 6.6 5.6 4.8

15   35 6.5 5.5 4.7

$enamba%an &lokulant

No   t (menit)  tinggi (cm)

I II III

1   0 35 35 35

2   1 20 16.3 13.5

3   2 14.9 12.4 10.2

4   3 12.8 10.9 9

5   4 11.7 9.8 8.2

6   5 11.3 9.3 7.6

  6 10.1 8.7 7.3!   7 9.7 8.4 7

"   8 9.3 8.2 6.8

1#   9 9 8 6.7

11   10 8.8 7.9 6.5

12   11 8.7 7.8 6.4

tinggi sama, konsentrasi beda

t 'menit(

Gelas Uku I Gelas Uku II Gelas Uku III

!-

!e

  ln(!-!e) !-!e ln(!-!e) !-!e ln(!-!e)

7/17/2019 Sediment as i

http://slidepdf.com/reader/full/sediment-as-i-568cd551b4a60 25/25

#   28.5 3.349904 29.5 3.38439 30.3 3.411148

2)5   19 2.944439 16.5 2.80336 12.8 2.549445

5   11 2.397895 6.8   1.916923

  4.8 1.568616

)5   6.5 1.871802 4.3  1.45861

5  2.5 0.916291

1#   4.9 1.589235 2.8  1.02961

9  1.9 0.641854

12)5   3.5 1.252763 1.8  0.58778

7  1.5 0.405465

15   2.5 0.916291 1.5  0.40546

5  1.2 0.182322

1)5   1.5 0.405465 1.1 0.09531 0.9 -0.10536

2#   1.2 0.182322 0.9 -0.10536 0.7 -0.35667

22)5   0.9 -0.10536 0.8 -0.22314 0.5 -0.69315

25   0.7 -0.35667 0.5 -0.69315 0.3 -1.20397

26   0.5 -0.69315 0.3 -1.20397 0.2 -1.60944

2   0.3 -1.20397 0.2 -1.60944 0.1 -2.30259

2!   0.1 -2.30259 0.1 -2.30259 0.1 -2.30259

2"   0 0 0 0 0 0

GelasUkur 

SlopeIntercep

tHc

I   -0,1523 31,959 309,321

II   -0,1459 28,368 225,611

III   -0,1523 25,868 179,872