Sedimen urin

2
Sedimen urin Pemeriksaan sedimen urin merupakan salah satu pemeriksaan laboratorium mengenai urin mulai dari saluran ginjal sampai pada ujung uretra yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit. Dari perlakuan yang diberikan tidak memperngaruhi perubahan jumlah eritrosit dan kristal kalsium oksalat dalam sedimen urin. Karena jumlah eritrosit yang dapat dikeluarkan bersama urin jumlahnya terbatas dan hanya pada keadaan tertentu seperti radang yang jumlahnya dapat meningkat. Sedangkan kristal kalsium oksalat merupakan zat sampah metabolisme yang normal dan tidak ada hubungannya dengan batu kencing. Pada perlakuan pemberian akuades, diuretik HCT, dan ekstrak rimpang alang-alang dengan berbagai tingkat dosis diperoleh hasil penurunan leukosit dan silinder yang dikeluarkan bersama urin. Karena bahan-bahan tersebut berpotensi menimbulkan diuresis yang menyebabkan penurunan berat jenis dan kadar zat terlarut di dalamnya juga akan menurun. Analisis kandungan NaCl urin Dalam keadaan normal, 96% sampai 99% Na+ yang telah difiltrasi selanjutnya akan direabsorpsi sebagian besar dengan klorida (Cl-) dan sejumlah kecil direabsorpsi secara aktif dengan sekresi K+. Klorida dikeluarkan dalam bentuk NaCl, dan setiap senyawa NaCl yang masuk ke dalam tubuh sangat mempengaruhi jumlah klorida yang akan dikeluarkan. Berdasarkan analisis sidik ragam, perlakuan pemberian akuades 2 ml/200g bb dan CMC 2% 2 ml/200 g bb berpengaruh

description

sedimen pada urin

Transcript of Sedimen urin

Sedimen urinPemeriksaan sedimen urin merupakan salah satu pemeriksaan laboratorium mengenai urin mulai dari saluran ginjal sampai pada ujung uretra yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit. Dari perlakuan yang diberikan tidak memperngaruhi perubahan jumlah eritrosit dan kristal kalsium oksalat dalam sedimen urin. Karena jumlah eritrosit yang dapat dikeluarkan bersama urin jumlahnya terbatas dan hanya pada keadaan tertentu seperti radang yang jumlahnya dapat meningkat. Sedangkan kristal kalsium oksalat merupakan zat sampah metabolisme yang normal dan tidak ada hubungannya dengan batu kencing. Pada perlakuan pemberian akuades, diuretik HCT, dan ekstrak rimpang alang-alang dengan berbagai tingkat dosis diperoleh hasil penurunan leukosit dan silinder yang dikeluarkan bersama urin. Karena bahan-bahan tersebut berpotensi menimbulkan diuresis yang menyebabkan penurunan berat jenis dan kadar zat terlarut di dalamnya juga akan menurun.

Analisis kandungan NaCl urinDalam keadaan normal, 96% sampai 99% Na+ yang telah difiltrasi selanjutnya akan direabsorpsi sebagian besar dengan klorida (Cl-) dan sejumlah kecil direabsorpsi secara aktif dengan sekresi K+. Klorida dikeluarkan dalam bentuk NaCl, dan setiap senyawa NaCl yang masuk ke dalam tubuh sangat mempengaruhi jumlah klorida yang akan dikeluarkan.Berdasarkan analisis sidik ragam, perlakuan pemberian akuades 2 ml/200g bb dan CMC 2% 2 ml/200 g bb berpengaruh tidak nyata terhadap perubahan rerata kandungan NaCl urin tikus, sedangkan pemberian diuretik HCT 0,32 mg/200g bb dan ekstrak rimpang alangalang pada berbagai tingkat dosis (5 mg/200g bb, 10 mg/200g bb dan 20 mg/200g bb) berpengaruh nyata terhadap perubahan rerata kandungan NaCl urin.Pemberian Diuretik HCT menghambat reabsorpsi Na+ dan Cl pada tubulus ginjal sehingga mempengaruhi peningkatan rerata kandungan NaCl urin tikus pada 4 jam pengamatan pertama (Tabel 4.). Sedangkan pemberian ekstrak rimpang alang-alang dapat meningkatkan ion K+ dalam plasma menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi aldosteron di dalam darah yang menyebabkan peningkatan reabsorpsi Na+ dan Cl- pada tubulus ginjal sehingga rerata kandungan NaCl urin tikus menurun (Tabel 4.).