SEDIAAN SETENGAH PADAT

20
SEDIAAN SETENGAH PADAT Merupakan sediaan berupa massa yang lunak, ditujukan untuk pemakaian topikal terutama pada permukaan kulit. Contoh sediaan : Salep, krim, pasta, dan gel. A. Salep = Unguenta F.Ind.Ed.IV : Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir Dasar Salep Ada 4 golongan Dasar Salep yaitu : 1. Dasar Salep senyawa hidrokarbon 2. Dasar Salep serap (absorbsi) 3. Dasar Salep yang dapat dicuci dengan air 4. Dasar Salep yang larut dalam air

Transcript of SEDIAAN SETENGAH PADAT

Page 1: SEDIAAN SETENGAH PADAT

SEDIAAN SETENGAH PADAT

Merupakan sediaan berupa massa yang lunak, ditujukan untuk pemakaian topikal

terutama pada permukaan kulit.

Contoh sediaan : Salep, krim, pasta, dan gel.

A. Salep = Unguenta

F.Ind.Ed.IV : Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian

topikal pada kulit atau selaput lendir

Dasar Salep

Ada 4 golongan Dasar Salep yaitu :

1. Dasar Salep senyawa hidrokarbon

2. Dasar Salep serap (absorbsi)

3. Dasar Salep yang dapat dicuci dengan air

4. Dasar Salep yang larut dalam air

1.Dasar Salep Senyawa Hidrokarbon

Dikenal sebagai dasar salep berlemak. Hanya sejumlah kecil komponen berair

dapat dicampurkan didalamnya.

Contoh : - vaselin putih

- campuran vaselin putih 95% dengan lilin putih 5%

Digunakan sebagai emolien (pelembut kulit).

Page 2: SEDIAAN SETENGAH PADAT

- parafin padat

- parafin cair

2. Dasar Salep Serap (Absorpsi)

Dasar salep ini tidak mudah dicuci dengan air. Digunakan sebagai emolien.

Contoh : adeps lanae (lanolin anhidric)

Lanolin

Dasar salep ini tidak larut dalam air, tetapi dapat bercampur dengan air dan dapat

menyerap air 2x beratnya.

Contoh lain :

Campuran dari : 30% cera flava (lilin kuning)

70% Ol. Sesami

3. Dasar Salep yang dapat dicuci dengan air

Dikenal dengan istilah emulsi minyak dalam air (m/a), konsistensinya seperti

krim dan dapat diencerkan dengan air, sehingga dapat dicuci dengan air dari

permukaan kulit maupun pakaian. Dasar salep ini dapat digunakan untuk sedia

an kosmetik.

Contoh : salep hidrofilik

Salep hidrofilik terdiri dari campuran :

- alkohol stearat

- vaselin putih

- propilen glikol dan Natrium lauril sulfat

Page 3: SEDIAAN SETENGAH PADAT

4. Dasar Salep yang larut dalam air

Dasar salep ini disebut juga dasar salep tak berlemak dan hanya mengandung

komponen yang larut dalam air. Dasar salep ini lebih tepat disebut “gel”.

Contoh : Polietilenglikol ( PEG ) atau Carbowax.

PEG mempunyai konsistensi yang berbeda sesuai dengan BM nya. Ada yang

Padat, ½ padat dan ada yang cair, semakin tinggi BM nya konsistensinya se

makin padat , misalnya : PEG 3000 (padat)

PEG 400 (cair)

PEMILIHAN DASAR SALEP

Pemilihan dasar salep yang tepat berdasarkan faktor-faktor seperti

1. khasiat yang diinginkan

2. sifat bahan obat yang dicampurkan

3. stabilitas bahan obat dalam dasar salep

4. ketersediaan hayati

Dalam beberapa hal perlu juga menggunakan dasar salep yang kurang ideal untuk

mendapatkan stabilitas yang diinginkan.

Misalnya : untuk obat-obat yang cepat terhidrolisis lebih stabil dalam dasar salep

lemak ( dasar salep hidrokarbon ) daripada dasar salep yang mengandung air.

B. Krim (Cremores )

Adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat ter

dispersi dalam bahan dasar yang sesuai.

Page 4: SEDIAAN SETENGAH PADAT

Sediaan krim mempunyai konsistensi relatif cair dan diformulasi sebagai emulsi m/a atau

a/m. Biasanya ditujukan untuk preparat kosmetik dan emolien. Prinsip pembuatannya

adalah proses penyabunan (saponifikasi) yakni pencampuran antara asam lemak tinggi

dengan suatu basa dalam suasana panas (700 -800 C).

Dasar krim yang biasa digunakan :

1. campuran : - asam stearat ( asam lemak tinggi)

- trietanol amin (basa)

- air

2. campuran : - emulgid (basa)

- Oleum sesami (asam lemak tinggi)

- air

C. Pasta

Pasta adalah sediaan setengah padat, mengandung sat atau lebih bahan obat yang

ditujukan untuk pemakaian topikal.

Berbeda dengan salep, terutama kandungan zat berkhasiatnya (zat padat) jumlahnya

>50%, sehingga konsistensi pasta lebih kaku dari salep.

Karena kandungan bahan padatnya tinggi maka daya serapnya lebih besar tetapi kurang

berlemak dibanding salep.

Bahan dasar pasta yang sering dipakai adalah : vaselin, lanolin, adeps lanae, unguentum

simplex, minyak lemak dan parafin liquidum.

Salah satu contoh sediaan pasta adalah pasta Zinci Oxida, merupakan salep yang padat,

kaku, berfungsi sebagai lapisan pelindung pada bagian yang diolesi.

Page 5: SEDIAAN SETENGAH PADAT

LARUTAN ( SOLUTIONES)

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut,

terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling

bercampur.

Jika suatu zat A dilarutkan kedalam air atau pelarut lain, akan terjadi bermacam-macam

tipe larutan sebagai berikut.

1. Larutan encer, yaitu jumlah zat A yang terlarut kecil

2. Larutan pekat, yaitu larutan yang mengandung fraksi zat A yang besar.

3. Larutan jenuh (saturated), adalah larutan yang mengandung sejumlah maksimum

zat A yang dapat larut dalam air pada suhu dan tekanan tertentu.

4. Larutan lewat jenuh (supersaturated), adalah larutan yang mengandung sejumlah

zat A yang terlarut melebihi batas maksimum kelarutannya didalam air pada suhu

dan tekanan tertentu ( FI IV: semua pengukuran dilakukan pada suhu 250C).

Sediaan Larutan dapat dibagi 4 golongan:

1. Larutan oral; contohnya elixir, sirup, drops ( untuk bayi)

2. Larutan untuk mulut dan kerongkongan; contohnya obat cuci mulut

(collutorium), obat kumur- kumur (gargarisma)

3. Larutan untuk rongga badan; contohnya obat tetes telinga, obat tetes hidung

4. Larutan untuk obat luar, digunakan pada permukaan kulit, contohnya lotion,

liniment.

Pelarut untuk sediaan larutan adalah aqua, alkohol, atau campurannya, gliserin, propilen

glikol, sirup tergantung dari formula yang dibuat.

Salah satu contoh sediaan larutan obat luar adalah : Sol Rivanol 0,1% .

Page 6: SEDIAAN SETENGAH PADAT

E L I K S I R

Eliksir adalah suatu cairan oral yang jernih, manis dan berbau sedap. Pelarut yang

digunakan biasanya mengandung alkohol dalam % yang cukup tinggi, gliserin dan

propilen glikol. Eliksir juga dapat mengandung zat warna, pemanis, pengharum, dan

bahan pengawet. Kadar alkohol dalam eliksir mencapai 5-12% hal ini dibutuhkan untuk

melarutkan bahan obat yang sukar larut dalam air. Adanya perbedaan kelarutan bahan

obat , perlu ditambahkan pelarut lain seperti gliserin atau propilen glikol sebagai pelarut

pembantu (cosolvent), gunanya untuk meningkatkan kelarutan – peristiwanya disebut

“co- solvency”

Eliksir ada 2 jenis:

1. eliksir sebagai pelarut ( bukan bahan obat ) misalnya untuk obat- obat batuk

seperti CTM, NH4Cl, dan Dekstrometorfan HBr.

2. eliksir obat, yaitu eliksir yang mengandung obat, baik yang larut dalam air

maupun yang larut dalam alkohol. Oleh sebab itu bahan obat dilarutkan sesuai

dengan kelarutan didalam kedua pelarut tersebut.

Oleh karena eliksir mengandung alkohol, maka dapat mengendapkan tragakan, gom

arab, agar-agar dan garam –garam anorganik jadi bahan-bahan ini tidak boleh ada

dalam sediaan eliksir. Eliksir biasanya tidak merupakan media pertumbuhan mikro

ba, tetapi oleh penambahan bahan-bahan lain membuatnya bisa sehingga diperlu -

kan penambahan zat pengawet. Sebagai pengganti sirup gula dapat dipakai sorbitol

yang berguna untuk mencegah terjadinya kristalisasi gula dalam larutan yang me –

ngandung alkohol.

Page 7: SEDIAAN SETENGAH PADAT

SUSPENSI

Suspensi merupakan bentuk sediaan cair, mengandung bahan obat padat yang

tidak larut, partikel-partikel obatnya terdispersi secara halus dan merata didalam cairan

pembawa (pelarut) dan distabilkan dengan zat pensuspensi.

SIFAT SUSPENSI YANG BAIK:

1. mudah dikocok dan homogen sehingga dosis yang diberikan diharap seragam

2. bila disimpan, endapan yang terjadi mudah didispersikan kembali

3. mudah mengalir dari wadahnya

4. suspensi untuk injeksi tidak boleh menyumbat lubang jarum.

Sediaan suspensi berdasarkan tempat pemberiannya, terbagi 2 :

1. suspensi oral ; merupakan sediaan suspensi yang penggunaannya secara oral -

( melalui mulut ), mengandung zat padat yang tidak larut tetapi terdispersi seca

ra merata dalam cairan pembawa.

2. suspensi topikal ; merupakan sediaan suspensi yang penggunaannya pada per –

mukaan kulit. Juga mengandung zat padat yang tidak larut didalam larutan

pembawa. Contohnya : lotion.

Jenis – jenis zat pendispersi ( zat pensuspensi )

1. golongan karbohidrat

misalnya : -gom arab (PGA)

- tragakan (pemakaian : 1- 2 %)

- pulvis gummosus (PGS), merupakan campuran antara gom, tra

gacan dan serbuk gula sama banyak.

Page 8: SEDIAAN SETENGAH PADAT

Pemakaian PGS sebagai zat pensuspensi adalah 1% untuk zat yang tidak

berkhasiat keras, dan 2 sampai 2,5% untuk zat yang berkhasiat keras.

Jenis lain dari golongan karbohidrat

- natrium alginat

- natrium CMC dalam air yang membentuk larutan jernih dan kental

pemakaiannya : 0,25 – 1%.

2. golongan surfaktan

Contoh : polisorbat (tween 80, 60, 65, 20)

sorbitan ( span 20, 40, 60 ).

3. golongan protein

Contoh : gelatin

4. golongan zat padat semi anorganik

Mg ( OH )2, Al (OH )3, bentonit, veegum.

Untuk sediaan suspensi, dalam penyimpanan sering terjadi pemisahan atau

pengendapan, hal ini memang wajar, hanya saja endapan yang terjadi harus

mudah didispersikan kembali sehingga dosis setiap kali pemakaian diharapkan

sama.

PENILAIAN STABILITAS SUSPENSI

1. volume sedimentasi

adalah perbandingan antara volume sedimentasi akhir (Vu) terhadap volume

mula mula suspensi (V0), sebelum mengendap.

F = Vu /V0

Page 9: SEDIAAN SETENGAH PADAT

2. derajat flokulasi

Adalah perbandingan antara volume sedimen akhir dari suspensi flokulasi (Vu)

terhadap volume sedimen akhir suspensi deflokulasi (Voc).

Derajat flokulasi = Vu / Voc

STABILITAS SUSPENSI

Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara

memperlambat pengendapan partikel serta menjaga homogenitas partikel. Cara tesebut

merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi adalah :

1. Ukuran partikel

2. Kekentalan (viskositas)

3. Jumlah partikel (konsentrasi)

4. Sifat atau muatan partikel

Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas permukaan partikel tersebut , semakin

kecil ukuran partikel, semakin besar luas permukaannya dan memperlambat gerakan

partikel untuk mengendap.

Kekentalan suatu cairan mempengaruhi kecepatan aliran cairan tersebut, semakin kental

cairan, kecepatan aliran semakin kecil dan pengendapan diperlambat.

Perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah

dikocok dan mudah dituang.

Semakin banyak jumlah partikel, maka semakin banyak benturan antar partikel yang

dapat menyebabkan terjadinya pengendapan.

Adanya beberapa campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama, terjadi interaksi.

Page 10: SEDIAAN SETENGAH PADAT

EMULSI

Emulsi merupakan suatu sediaan cair yang mengandung dua atau lebih cairan

yang tidak dapat bercampur, salah satu cairan terdispersi didalam cairan lainnya dan

distabilkan dengan emulgator.

Tipe emulsi:

1. emulsi m/a, minyak sebagai fase terdispersi dan air sebagai fase pendispersi.

2. emulsi a/m, air sebagai fase terdispersi dan minyak sebagai fase pendispersi.

Beberapa faktor yang berkaitan dengan tipe emulsi, antara lain :

1. penggunaan emulgator, untuk emulsi tipe m/a dipilih emulgator yang sifatnya

larut dalam air. Untuk emulsi tipe a/m digunakan emulgator yang larut dalam

minyak.

2. perbandingan antara volume minyak dan air, jika volume minyak jauh lebih

banyak >50 ml maka terbentuk emulsi a/m sebaliknya bila volume air >50 ml,

terbentuk emulsi m/a.

Jenis –jenis Emulgator ( Lihat pada Suspensi, sama )

Mengenal tipe Emulsi : Ada 4 cara mengetahui tipe emulsi yaitu ;

1. cara pengenceran; apabila suatu emulsi diencerkan dengan air, emulsi menjadi

encer dan homogen berarti tipe emulsi m/a, tetapi bila emulsi menjadi pecah

berarti tipe emulsi a/m. Demikian pula kalau emulsi diencerkan dengan

minyak, emulsi tetap homogen dan encer maka emulsi a/m, bila pecah, m/a.

2. cara penghantaran arus listrik; karena air merupakan penghantar arus listrik

Page 11: SEDIAAN SETENGAH PADAT

yang baik maka apabila kedalam suatu emulsi dimasukkan katoda dan anoda

yang dihubungkan dengan bola lampu, apabila lampu menyala, berarti tipe

emulsi m/a, jika lampu tidak menyala berarti a/m.

3. kelarutan zat warna; zat warna yang digunakan ada 2 macam, yaitu sudan III

(warna merah), larut dalam minyak dan metil biru ( warna biru), larut dalam

air. Bila kedalam suatu emulsi ditambahkan larutan biru, emulsi menjadi

berwarna biru yang merata berarti tipe emulsi m/a, bila warna biru hanya

bintik-bintik, saja berarti tipe emulsi a/m, demikian untuk zat warna sudan III.

4. metode fluoresensi; yang berfluoresensi apabila disinari dengan lampu U.V

hanyalah minyak. Bila setetes emulsi dilihat dibawah mikroskop dan disinari

dengan lampu U.V ternyata berfluoresensi berarti tipe emulsi a/m, bila tidak

berfluoresensi berarti tipe m/a.

Ketidak stabilan Emulsi

Suatu emulsi dikatakan tidak stabil apabila :

1. bagian air dan bagian minyak terpisah sehingga terlihat lapisan minyak dan

lapisan air. Keadaan ini disebut emulsi pecah. (breaking).

2. untuk emulsi a/m apabila butiran –butiran air saling bergabung membentuk

butiran –butiran besar, keadaan ini emulsi mengalami koalesensi, sebaliknya

untuk emulsi m/a.

3. bila emulsi tipe a/m berubah menjadi tipe m/a, keadaan ini disebut dengan pe

ristiwa pembalikan fasa.

4. bau emulsi berubah menjadi tengik, akibat minyak mengalami oksidasi atau

Page 12: SEDIAAN SETENGAH PADAT

akibat pertumbuhan jamur.

Untuk menjaga stabilitas emulsi : .

1. melindungi emulsi terhadap efek dingin dan panas, panas yang berlebihan me

nyebabkan emulsi menjadi pecah.

2. adanya cahaya menyebabkan emulsi tidak stabil, untuk ini dipakai wadah yang

tidak tembus cahaya.

3. udara (oksidasi) menyebabkan emulsi tidak stabil. Perlu ditambahkan anti oksi

dan seperti Na.metabisulfit, tiogliserol dan wadahnya tertutup rapat.

Page 13: SEDIAAN SETENGAH PADAT