Sebuah Rekam Jejeak Di Kampus Ganesha

7
SEBUAH REKAM JEJAK DI KAMPUS GANESHA Oleh Misbahudin Mahasiswa S1 Teknik Geologi ITB Untuk sahabat-sahabat yang akan memasuki perjalanan di kampus…! Pada Januari 2010, saya mendapat pengumuman diterima Learning Camp (LC), semacam pelatihan untuk mempersiapkan diri mengikuti Ujian Masuk ITB. Saya berpikir pada saat itu, bagaimana saya akan bertahan di luar kota. Selama ini, saya tidak pernah pergi ke luar kota dalam jangka waktu yang lama. Learning Camp ini berlangsung selama tiga pekan dari Februari-Maret 2010, bertempat di Jalan Pahlawan, Bandung. Tetapi, di LC tersebut suasananya lebih dari yang saya bayangkan. Suasananya cair, banyak mentor-mentor yang rame dan baik-baik. Tentunya, kewajiban kami untuk belajar tidak dilupakan. Setiap pagi sampai sore kami masuk kelas untuk menerima kuliah dari para pengajar. Malamnya ada sharing moment, kami saling bertukar cerita atau curhat sesama teman sebaya, dibimbing oleh mentor-mentor yang baik-baik. Pada akhir pekan kami diberikan soal latihan untuk menakar sampai sejauh mana kondisi kami agar dapat menembus kuliah di ITB, sebuah institut yang kata

description

Jejak

Transcript of Sebuah Rekam Jejeak Di Kampus Ganesha

Page 1: Sebuah Rekam Jejeak Di Kampus Ganesha

SEBUAH REKAM JEJAK DI KAMPUS GANESHA

Oleh

Misbahudin

Mahasiswa S1 Teknik Geologi ITB

Untuk sahabat-sahabat yang akan memasuki perjalanan di kampus…!

Pada Januari 2010, saya mendapat pengumuman diterima Learning Camp (LC),

semacam pelatihan untuk mempersiapkan diri mengikuti Ujian Masuk ITB. Saya

berpikir pada saat itu, bagaimana saya akan bertahan di luar kota. Selama ini, saya

tidak pernah pergi ke luar kota dalam jangka waktu yang lama. Learning Camp ini

berlangsung selama tiga pekan dari Februari-Maret 2010, bertempat di Jalan

Pahlawan, Bandung. Tetapi, di LC tersebut suasananya lebih dari yang saya

bayangkan. Suasananya cair, banyak mentor-mentor yang rame dan baik-baik.

Tentunya, kewajiban kami untuk belajar tidak dilupakan. Setiap pagi sampai sore

kami masuk kelas untuk menerima kuliah dari para pengajar. Malamnya ada

sharing moment, kami saling bertukar cerita atau curhat sesama teman sebaya,

dibimbing oleh mentor-mentor yang baik-baik. Pada akhir pekan kami diberikan

soal latihan untuk menakar sampai sejauh mana kondisi kami agar dapat

menembus kuliah di ITB, sebuah institut yang kata orang-orang berisi putera-

puteri terbaik bangsa. Institut yang untuk dapat lulus ujian masuknya saja sulit.

Tapi, saya percaya nothing is impossible. Bagi orang-orang yang memiliki tekad

dan kerja keras, impiannya bisa tercapai….

Saya yakin saat itu, jumlah 200 siswa SMA dan MA se-Jawa Barat dikumpulkan

di LC memiliki impian yang sama untuk masuk ITB. Tetapi kami harus mengikuti

aturan main yang berlaku. Kami harus mengikuti Ujian Saringan Mandiri (USM)

Daerah di kampus Ganesha. Tidak semua orang bisa masuk, hanya orang yang

memenuhi kriteria nilai tes yang disyaratkan ITB.

Page 2: Sebuah Rekam Jejeak Di Kampus Ganesha

Kebersamaan kami sebagai siswa yang berasal dari tanah Sunda sudah terjalin

sedemikian baik dan ketika tidak semua bisa melanjutkan perjuangan di tempat

yang sama, kesedihan akan menyelimuti kami. Kami semua berharap 200 orang

ini bisa masuk ITB.

Tiba pada pengumuman USM Daerah. Pada pengumuman tersebut dinyatakan

siapa saja yang berhak menyandang status sebagai calon mahasiswa ITB.

Beberapa teman ada yang sudah memegang tiket fakultasnya masing-masing,

hanya tinggal mendaftar ulang pada hari yang ditentukan. Sebagian besar harus

mengikuti Bridging Program kategori Kemitraan, karena semua biaya persiapan

kami dari mulai LC hingga USM dan nantinya kuliah selama empat tahun di ITB

ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Rasanya kami

sangat berterimakasih kepada pejabat di daerah kami atas bantuannya untuk

mengkuliahkan kami di kampus ini.

Banyak juga kawan-kawan kami yang tidak lulus USM dan harus rela untuk

menjalani cita-cita di tempat yang berbeda. Satu hal yang perlu disadari bahwa di

manapun kita berada, di sanalah ladang bagi kita untuk menebar manfaat

sebanyak-banyaknya.

Perjalanan kami pun untuk sementara waktu terpisah pada jalan yang berbeda.

Saya termasuk ke bagian orang-orang yang masuk Bridging Program. Pada

program ini, kami diberikan matrikulasi berupa kuliah di Kampus Ganesha untuk

mempersiapkan Placement Test di akhir pekan keenam.

Sampai saat ini, saya masih terbayang suasana sejuk nan indah di dekat lembah,

berdiri dua bangunan menjulang cukup tinggi yang memberikan kami tempat

tinggal selama enam pekan dalam Bridging Program. Namanya Asrama

Rusunawa.

Selama enam pekan menjalani matrikulasi, kami mendapat banyak teman baru,

banyak ilmu akademik, serta wawasan yang mencerahkan. Tak lupa, setiap akhir

pekan kami melakukan kegiatan olahraga bersama dosen olahraga di Saraga: lari,

futsal di lapangan berpasir, voli, basket, dan lain sebagainya.

Page 3: Sebuah Rekam Jejeak Di Kampus Ganesha

Bridging Program ini menghasilkan penempatan masing-masing dari kami berada

di fakultas mana. Alhamdulillah saat itu, saya memperoleh Fakultas Ilmu dan

Teknologi Kebumian, pilihan kedua pada Placement Test.

Hampir enam bulan saya berkutat dengan perjuangan masuk ITB. Hari itu

menjadi memori bagi kami, disambut oleh pihak rektorat di Gedung Sabuga

sebagai Mahasiswa Baru (Maba) Institut Teknologi Bandung Periode 2010/2011.

Alhamdulillah, puji syukur ini kami panjatkan kepada Allah SWT atas

kesempatan yang diberikan untuk bisa berkuliah di Kampus Gajah. Tak lupa,

kepada orangtua yang selalu mendoakan, kepada guru-guru kami, dan teman-

teman serta rekan-rekan seperjuangan.

Mulai saat itu, saya menjalani kehidupan kampus sebagai Mahasiswa ITB.

Awalnya saya sering kupu-kupu, kuliah pulang-kuliah pulang. Tetapi banyak

kegiatan, kepanitiaan dan organisasi yang nampaknya seru untuk diikuti apalagi

kami masih tingkat pertama. Jadi, tugas kuliah masih berskala kecil, mengerjakan

soal yang diberikan dosen dan kemudian dikumpulkan.

Pada tahun pertama itupun, saya berkesempatan untuk menjadi penghuni asrama

Rumah Visi Salman. Di asrama ini, banyak pengalaman menarik yang kami

alami. Sebagian besar waktu kami di asrama memang dilalui dengan keceriaan

sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Ada juga kegiatan tutorial

setiap malam bersama senior yang sudah menjalani tahap keempat di ITB.

Pada beberapa kegiatan di tingkat pertama saya menjalani kegiatan lebih banyak

di Masjid Salman, mengikuti kepanitiaan Ramadhan, Idul Adha, Training hingga

membaca buku-buku di perpustakaan Salman.

Perjalanan berlanjut hingga memasuki tingkat kedua. Penentuan jurusan di

fakultas. Awalnya saya ingin masuk Fakultas Teknik Pertambangan dan

Perminyakan dahulu. Tetapi, di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB)

ini jurusan yang kurang lebih berkecimpung di dunia pertambangan tersebut

adalah Teknik Geologi. Selama tiga kali pengisian kuisioner pemilihan jurusan,

saya memantapkan hati untuk memilih jurusan favorit di FITB tersebut.

Page 4: Sebuah Rekam Jejeak Di Kampus Ganesha

Alhamdulillah sampai saat ini, saya tercatat sebagai mahasiswa Teknik Geologi

ITB.

Prestasi yang saya torehkan memang belum besar. Tetapi saya merasa pilihan di

Geologi ini merupakan pilihan terbaik bagi saya. Saya harus menjalani

keberlangsungan kuliah di jurusan yang identik dengan ilmu batu ini. Tentu pada

kenyataannya tidak sekadar membahas batu saja, tetapi dengan sebongkah batu,

seorang geologis dapat merekonstruksi dunia dalam batasan ruang dan waktu

hingga saat bumi mulai menjalani kehidupannya sendiri.

Ketika sudah memasuki jurusan, saya berkesempatan menjalani beberapa

kepanitiaan di jurusan dan kampus. Salahsatunya saat menjadi Panitia Wisuda Juli

KM ITB 2012. Satu hal yang saya dapatkan pada Forum Silaturahim panitia

dengan massa kampus bahwa mahasiswa ITB ini adalah mahasiswa yang cerdas

dan terbuka untuk saling menerima pendapat orang lain. Meskipun, masih ada

beberapa orang yang terlalu bangga dengan himpunannya masing-masing.

Selain menjalani aktivitas di dalam kampus termasuk beberapa kuliah lapangan

yang dilaksanakan oleh Program Studi seperti Kuliah Lapangan ke Jonggol,

Majalengka, Padalarang, Subang, dan Karangsambung, saya juga aktif menjalani

kegiatan saya di luar kampus. Saya sempat menjadi Ketua Pelaksana Spirit Camp

2012, sebuah kegiatan temu akbar antara stakeholder Chevron dan Dompet

Dhu’afa dengan penerima Beasiswa Chevron. Pada kegiatan yang dilaksanakan

akhir tahun 2012 tersebut begitu memancarkan semangat membangun daerah dari

mahasiswa yang berasal dari pelosok desa.

Pada waktu sekarang-sekarang, saya kembali mencoba untuk merekatkan ikatan

dengan rekan-rekan seperjuangan yang menerima Beasiswa Pemprov Jabar dalam

sebuah komunitas bernama Keluarga Pelopor (KEPO), keluarga awal yang

menuntun saya menjalani masa-masa sebelum masuk ITB dan hingga sesudah

lulus nanti.

Page 5: Sebuah Rekam Jejeak Di Kampus Ganesha

Memasuki tingkat akhir kuliah di ITB, saya memiliki sebuah keinginan untuk

berkuliah di luarnegeri, terutama di Norwegia untuk melanjutkan studi minat saya

di bidang Geologi Teknik. Suatu saat nanti saya sangat mengharapkan dapat

menjadi bagian dari orang-orang yang mencerdaskan pemuda-pemuda Bangsa di

kampus. Mengajar dengan semangat perubahan dan menanamkan kebermanfaatan

kepada semua orang.

………….

Mari jalin persahabatan melalui:

http://www.hujungdestinasi.wordpress.com

[email protected]

Terimakasih.