UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

50
LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN HIBAH REVITALISASI LPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

Transcript of UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

Page 1: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

LAPORAN AKHIR

PELAKSANAAN HIBAH REVITALISASI LPTK

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2016

Page 2: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

LAPORAN AKHIR

PELAKSANAAN HIBAH REVITALISASI LPTK

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2016

Page 3: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016
Page 4: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

iv

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ....................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ v

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi

A. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1. Latar Belakang ............................................................................ 1

2. Tujuan ........................................................................................ 13

B. RINGKASAN LAPORAN EVALUASI DIRI ................................ 15

1. Evaluasi Implementasi Kurikulum yang Sedang Dilaksanakan ... 15

2. Evaluasi Sistem Manajemen Pembelajaran .................................. 20

3. Rangkuman Masalah dan Tantangan yang Teridentifikasi .......... 24

C. PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN ....................... 26

1. Kurikulum ................................................................................... 26

2. Sistem Manajemen Pembelajaran ................................................ 32

D. EVALUASI PELAKSANAAN DAN KEBERLANJUTAN

PROGRAM .........................................................................................

38

1. Evaluasi Pelaksanaan Program ...................................................... 38

2. Keberlanjutan Program ................................................................. 39

E. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 40

1. Kesimpulan .................................................................................... 40

2. Saran .............................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 41

LAMPIRAN ............................................................................................... 43

Page 5: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Profil Kualifikasi Akademik Dosen ...................................... 17

Gambar 2. Profil Jabatan Akademik Dosen ........................................... 17

Gambar 3. Komponen Model PDCA ..................................................... 33

Gambar 4. Siklus Implementasi PDCA .................................................. 33

Gambar 5. Visualisasi Penjaminan Mutu ................................................ 35

Page 6: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisis SWOT Kurikulum PSPBI .............................................. 19

Tabel 2. Analisis SWOT Kurikulum PSBK .............................................. 19

Tabel 3. Analisis SWOT Kurikulum PSPF ............................................... 19

Tabel 4. Analisis SWOT Kurikulum PSPJKR ........................................... 20

Tabel 5. Hasil Evaluasi Sistem Managemen Pembelajaran ....................... 23

Tabel 6. Rangkuman Masalah dan Tantangan pada Implementasi

Kurikulum ....................................................................................

24

Tabel 7. Rangkuman Masalah dan Tantangan pada Sistem Managemen

Pembelajaran ................................................................................

25

Tabel 8. Rincian Kegiatan .......................................................................... 30

Page 7: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

1

A. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Salah satu penjabaran pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 adalah diberlakukannya Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional yang selanjutnya diikuti dengan penyusunan dan regulasi produk

hukum berikutnya yang terkait dengan penyelenggaraan proses pendidikan di

Indonesia. Berikutnya secara lebih teknis diikuti dengan tersusunnya Rencana

Strategis Depdiknas yang antara lain memuat visi, dan misi Pendidikan

Nasional. Visi Pendidikan Nasional Indonesia adalah terwujudnya sistem

pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk

memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi

manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan

zaman yang selalu berubah. Misi Pendidikan Nasional adalah: (1)

Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh

pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia; (2) membantu dan

memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini

sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; (3)

meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral; (4) meningkatkan

keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai

berdasarkan standar nasional dan global; dan (5) memberdayakan peran

serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip

otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.

Manusia Indonesia yang dimaksud dalam visi pendidikan nasional

Indonesia adalah manusia berkualitas dalam kecendekiawanan, kecerdasan

spiritual, emosional, sosial, serta kinestetis (gerak tubuh) dan kepiawaian,

serta mampu menghadapi perkembangan dan persaingan global. Kualitas

manusia Indonesia seperti itu dapat dicapai melalui penyelenggaraan

pendidikan yang bermutu tinggi dengan didukung oleh proses pembelajaran

yang bermutu tinggi. Untuk itu suatu keharusan disusunnya kurikulum yang

dapat memberikan arah terjadinya pembelajaran yang bermakna disemua

tingkatan pendidikan formal khususnya. Hal tersebut juga harus terjadi di

level pendidikan tinggi. Kurikulum pendidikan tinggi didefinisikan sebagai

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai kompetensi (capaian

pembelajaran), bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan program studi. Kurikulum adalah sebuah

Page 8: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

2

program yang disusun dan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan

pendidikan. Jadi, kurikulum bisa diartikan sebagai sebuah program yang

berupa dokumen program dan pelaksanaan program. Sebagai sebuah

dokumen, kurikulum (curriculum plan) dirupakan dalam bentuk rincian

capaian pembelajaran, matakuliah, silabus, rancangan pembelajaran, dan

sistem evaluasi keberhasilan. Di lain pihak, kurikulum sebagai sebuah

pelaksanan program adalah bentuk pembelajaran yang nyata-nyata dilakukan

(actual curriculum). Menganalisis kemampuan yang dimiliki oleh lulusan

perguruan tinggi Indonesia saat ini, dan kebutuhan pasar kerja di era global

yang berbasis pada kompetensi, terasa berbagai tantangan muncul, dan harus

digunakan sebagai pertimbangan prioritas untuk melakukan perubahan

kurikulum pendidikan tinggi kita. Tantangan yang dimaksud seperti:

(a) adanya tantangan Internal yang menyangkut kondisi pendidikan tinggi

dewasa ini terkait dengan tuntutan pendidikan tinggi yang mengacu

kepada 10 (sepuluh) Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Tantangan

internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia

dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah

penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia

tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65

tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai

puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.

Karena itu, tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana

mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah

ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki

kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi

beban.

(b) adanya tantangan Eksternal yang terkait dengan arus globalisasi dan

berbagai isu yang menyangkut masalah lingkungan hidup, kemajuan

teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, serta

perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan

menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan

tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern

seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association

of South East Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific

Economic Cooperation (APEC), ASEAN Free Trade Area (AFTA), dan

Masyarakat Ekonomi Asia (MEA).

(c) adanya tantangan pengubahan paradigma pengelolaan kurikulum

khususnya di Undiksha yaitu penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:

(1) pola pembelajaran yang berpusat pada pendidik (dosen) yang kental

kelihatan selama ini, menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik

(mahasiswa); (2) pola pembelajaran satu arah (interaksi dosen-

mahasiswa) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif dosen-

Page 9: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

3

mahasiswa-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya); (3)

pola pembelajaran ditujukan menjadi pembelajaran secara jejaring

(peserta didik dapat menimba ilmu dari berbagai sumber yang dapat

dihubungi serta diperoleh melalui internet); (4) pola pembelajaran pasif

menjadi pembelajaran aktif-mencari dengan pendekatan saintifik; (5)

pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat

multimedia; (6) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan

pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus

yang dimiliki setiap peserta didik dan keterampilan khusus yang diminati

oleh peserta didik; dan (7) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal

(mono discipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multi

disciplines) sehingga prinsip fleksibilitas dapat terjaga.

Dalam kaitan dengan latar belakang di atas, Undiksha sebagai

perguruan tinggi yang memiliki mandat utama menghasilkan calon-calon

pendidik untuk Pendidikan Dasar dan Menengah harus merevitalisasi

rancangan dan pelaksanaan kurikulumnya sehingga dapat menghasilkan

insan-insan pendidik yang memiliki kompetensi keguruan yang memadai.

Hal ini sangat dibutuhkan karena guru adalah pendidik professional (UU.

No. 20 Tahun 2003 tentang SPN), dan revitalisasi penyusunan dan

pelaksanaan kurikulum Undiksha di depan harus didasarkan pada beberapa

landasan yaitu:

(a) Landasan Filosofis yang mendasari pengembangan suatu kurikulum

menentukan kualitas lulusan (out put) yang akan dihasilkan dari suatu

proses transpormasi implementasi suatu kurikulum, dalam artian sumber

dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik,

asesmen terhadap proses dan hasil belajar, maupun hubungan peserta

didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Revitalisasi

penyusunan dan pengembangan kurikulum Undiksha secara filosofis

memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik

menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan

pendidikan nasional. Berdasarkan hal tersebut, dasar- dasar filosofis

pengembangan kurikulum Undiksha adalah sebagai berikut: (1)

Pendidikan adalah suatu proses pemanusiaan peserta didik dalam harkat

dan martabat kemanusiaannya. Pendidikan ditujukan untuk

mengembangkan kecerdasan spiritual kecerdasan hati, kecerdasan

intelektual, kecemerlangan akademik, melalui pendidikan disiplin ilmu

baik secara instructional effect dan nurturant effect. (2) Pendidikan

adalah merupakan transpormasi budaya, pendidikan berakar pada

budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan

masa mendatang. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang

kreatif, (3) Pendidikan adalah untuk membangun kehidupan masa kini

dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai

Page 10: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

4

kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial,

kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat

dan bangsa yang lebih baik.

(b) Landasan Teoretis penyusunan kurikulum Undiksha dikembangkan atas

teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan

kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).

Pendidikan berdasarkan standar, menetapkan adanya standar nasional

sebagai kualitas minimal penyelenggaraan pendidikan yang dirinci

menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,

standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan,

standar penelitian, dan standar pengabdian kepada masyarakat.

Kurikulum berbasis kompetensi didasarkan pada rancangan pemberian

pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam

mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,

berketerampilan, dan bertindak secara bertanggungjawab.

(c) Landasan Yuridis pengembangan dan penyusunan Kurikulum Undiksha

didasarkan pada: (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945; (2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional; (3) Undang-undang Nomor 17

Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional,

beserta segala ketentuan yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional; (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan; (5) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen; (6) Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun

2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI); (7)

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi; (8)

Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Pendidikan Tinggi;

(9) Permenristekdikti RI Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar

Nasional Pendidikan Tinggi.

Pengembangan UNDIKSHA lima tahun ke depan yang dituangkan

dalam Renstra Tahun 2015-2019 didasarkan pada rumusan visi, misi, dan

tujuan UNDIKSHA serta isu-isu strategis. Visi UNDIKSHA adalah

“menjadi perguruan tinggi pusat pengembangan pendidikan, ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks), yang berbudaya dan humanis

berlandaskan Tri Hita Karana, serta menghasilkan tenaga kependidikan

dan nonpendidikan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi”.

Page 11: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

5

Pencapaian visi tersebut ditandai oleh indikator lulusan yang bermutu dan

berdaya saing dalam pembangunan dan pasar kerja nasional dan

internasional, memiliki ketaqwaan, kemandirian, dan kecendekiaan yang

ditunjukkan antara lain oleh sikap dasar menjunjung tinggi nilai-nilai

humanis, sosio-religius, dan kearifan lingkungan.

Sementara misi UNDIKSHA adalah: (1) menyelenggarakan

pendidikan dan pengajaran untuk menghasilkan sumber daya manusia yang

berkualitas tinggi baik bidang akademik, profesi, dan vokasi dalam bidang

pendidikan dan nonkependidikan; (2) menyelenggarakan penelitian untuk

pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni

dalam bidang kependidikan dan nonkependidikan; (3) menyelenggarakan

pengabdian kepada masyarakat sebagai wujud penerapan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan atau seni dalam rangka meningkatkan kontribusi UNDIKSHA

untuk kesejahteraan masyarakat; (4) menyelenggarakan kerja sama dan

kemitraan yang saling menguntungkan dengan perguruan tinggi, instansi

terkait, dan dunia usaha dan industri; dan (5) mengembangkan jiwa

kewirausahaan (entrepreneurship).

Berdasarkan visi dan misi tersebut, Undiksha memiliki tujuan: (1)

mengkaji, menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, dan keolahragaan dalam bidang pendidikan dan nonkependidikan, (2)

mengembangkan dan menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif

dan didukung oleh sistem informasi yang memadai untuk menghasilkan

proses pembelajaran dan lulusan yang berkualitas tinggi, (3) mengembangkan

dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam bidang akademik,

profesi, dan vokasi, agar memiliki daya saing tinggi, mandiri, dan

berkontribusi pada daya saing bangsa, (4) menyelenggarakan dan

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pendidikan dan

nonkependidikan yang diperlukan dalam pembangunan nasional, (5)

menghasilkan dan mempublikasikan berbagai temuan dan inovasi di bidang

pendidikan, sains, teknologi, seni, dan olahraga yang berguna bagi

pembangunan bangsa dan negara, (6) membangun komunitas, jiwa

kewirausahaan, dan kerja sama dengan perguruan tinggi, instansi/lembaga,

dunia usaha dan industri di dalam dan luar negeri.

Pengembangan lembaga Undiksha didasarkan pada Visi, Misi, dan

Tujuan yang telah dirumuskan, dan untuk mencapai hal tersebut ditetapkan

enam tujuan strategis, sebagai berikut.

(a). Tersedianya dan terjangkaunya akses dan kesetaraan serta keterjaminan

memperoleh kesempatan layanan pendidikan tinggi yang bermutu,

relevan, dan berdaya saing tinggi bagi segenap lapisan masyarakat.

Adapun upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan strategis tersebut

adalah dengan: (a) membuka program studi baru yang relevan dan

prospektif baik program studi S1 kependidikan dan S1 non kependidikan.

Page 12: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

6

Sampai saat ini tahun 2016 Undiksha mengelola program studi 54 prodi

dengan status akreditasi B dan A, (b) menyelenggarakan sistem

rekrutmen calon mahasiswa melalui jalur nasional (SNMPTN dan

SBMPTN) yang dilaksanakan secara bersama-sama dengan semua

perguruan tinggi negeri di Indonesia. Untuk memberikan kesempatan

yang lebih luas bagi calon mahasiswa, Undiksha membuka penerimaan

mahasiswa baru melalui jalur mandiri, (c) menyelenggarakan sistem

pembayaran SPP dengan sistem UKT (uang kuliah tunggal) dengan

besaran yang terjangkau sesuai dengan kemampuan ekonomi orang tua

mahasiswa yang besarannya berkisar dari Rp. 500.000 sampai

Rp.3.200.000 per mahasiswa persemester. Dalam hal ini calon

mahasiswa yang diterima menentukan besaran uang kuliah yang dibayar

berdasarkan indikator UKT yang dimasukan (input) sendiri oleh

mahasiswa sehari setelah dinyatakan diterima menjadi calon mahaiswa

baru secara online, berdasarkan data-data yang akurat dan terpercaya. Di

samping sistem UKT yang diselenggarakan, Undiksha juga menerima

mahasiswa afirmasi dari Papua, yang besaran SPPnya hampir sama

dengan UKT yang paling rendah, d) disamping upaya-upaya yang telah

disebutkan tersebut untuk memperluas akses pemberian kesempatan

kepada masyarakat yang seluas-luasnya dari berbagai daerah dan dari

berbagai golongan konomi, Undiksha juga memberikan beasiswa kepada

mahasiswa seperti beasiswa Bidikmisi, beasiswa Rektor Undiksha,

Beasiswa Disdikpora Prov. Bali, PPA, BBM, Supersemar, Beasiswa

IMHERE, Beasiswa Affirmasi Adik Papua, Beasiswa Lippogroup, dan

lain-lain. Adapun data penerimaan mahasiswa baru Undiksha dari tahun

ke tahun cenderung meningkat (tahun 2014= 2982 orang, tahun 2015=

3474 orang, tahun 2016= 3368 orang), sedangkan jumlah penerima

beasiswa pertahun juga mengalami peningkatan (tahun 2011 sebanyak

2.126 penerima beasiswa dari total mahasiswa 14.424, tahun 2012

penerima beasiswa 1.942 dari total mahasiswa 14.865, tahun 2013

sebesar 1.770 dari total mahasiswa 14.561, tahun 2014 sebesar 1.890 dari

total mahasiswa 12. 280, tahun 2015 sebanyak 2.052 dari 12.783

mahasiswa. (data terlampir tabel 01 dan 02).

(b). Dihasilkannya sumber daya manusia yang berkualitas dan berkarakter

serta relevan dengan kebutuhan masyarakat, bangsa, dan negara, serta

mempunyai daya saing tinggi. baik dalam bidang pendidikan maupun

nonpendidikan.

Dalam rangka mencapai tujuan di atas, Undiksha melakukan beberapa

upaya strategis seperti: a) pengembangan kurikulum berbasis kompetensi

dan berorientasi KKNI. Kurikulum Undiksha dikembangkan berdasarkan

beberapa kebijakan umum Undiksha sebagai berikut. (a) Kurikulum

Program Studi dikembangkan oleh Tim Pengembangan Kurikulum yang

Page 13: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

7

dibentuk dengan Surat Keputusan Rektor untuk tingkat universitas dan

Surat Keputusan Dekan untuk tingkat fakultas dan program studi, dengan

melibatkan para stakeholder, (b) Kurikulum Program Studi

dikembangkan menggunakan pendekatan induktif (kajian empiris) dan

pendekatan deduktif (kajian teori), (c) Kurikulum dipantau dan dievaluasi

secara berkala (minimal 2 tahun sekali) oleh suatu tim monev kurikulum

yang dibentuk dengan Surat Keputusan Rektor untuk tingkat universitas

dan Surat Keputusan Dekan untuk tingkat fakultas dan program studi, (d)

Kurikulum dikembangkan berbasis komptensi dengan mengacu pada

Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan berorientasi KKNI, (e)

Kurikulum Program Studi mencakup pengembangan kecerdasan secara

holisitik (kecerdasan intelektual dan kecedasan emosional), ahlak mulia,

dan keterampilan, (f) Kurikulum Program Studi dikembangkan sesuai

dengan visi Undiksha, (g) Kurikulum dikembangkan dengan melibatkan

organisasi profesi atau “kelompok program studi sejenis”, pengguna (user), alumni, dan pemangku kepentingan (stakeholder), (h) Kurikulum

yang dikembangkan sesuai dengan jenis pendidikan tinggi yaitu:

kurikulum pendidikan akademik (progrm sarjana dan/atau program

pascasarjana), kurikulum pendidikan vokasi (program diploma) dan

kurikulum pendidikan profesi (program keahlian khusus). Kurikulum

yang berlaku saat ini di Undiksha adalah Kurikulum Undiksha 2012 yang

berbasis kompetensi dan pada tahun 2016 ini mulai dikembangkan

Kurikulum Undiksha 2016 berbasis kompetensi yang berorientasi pada

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Kurikulum berbasis

kompetensi dan berorientasi pada KKNI dikembangkan oleh tim

pengembang kurikulum yang dibentuk dengan Surat Keputusan Rektor

Universitas Pendidikan Ganesha dengan Nomor 223/UN48/DI/2016.

Kurikulum Undiksha 2016 dikembangkan mencakup dimensi rencana

dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian,

proses, serta penilaian dan dimensi cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan prodi. Anatomi atau kerangka kurikulum

program studi berisi: (1) deskripsi visi dan misi prodi, (2) profil lulusan

dan capaian pembelajaran (learning outcome) program studi, dan (3)

struktur dan isi kurikulum. Penyusunan kurikulum Undiksha di awali

dengan melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,

and Threat) dan melakukan analisis kebutuhan (need assessesment)

melalui Tracer Study. Langkah selajutnya adalah: (1) Penyusunan profil

lulusan, yaitu peran dan fungsi yang diharapkan dapat dijalankan oleh

lulusan nantinya di masyarakat; (2) Penetapan kompetensi lulusan

berdasarkan profil lulusan yang telah dirancangi; (3) Penentuan bahan

kajian yang terkait dengan bidang IPTEKS program studi; (4) Penetapan

kedalaman dan keluasan kajian (sks) yang dilakukan dengan

Page 14: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

8

menganalisis hubungan antara kompetensi dan bahan kajian yang

diperlukan; (5) Perangkaian berbagai bahan kajian tersebut ke dalam

mata kuliah; (6) Penyusunan struktur kurikulum dengan cara

mendistribusikan mata kuliah tersebut dalam semester; (7)

Pengembangan rancangan pembelajaran secara simultan; dan (8)

Pemilihan metode pembelajaran yang tepat untuk mencapai

kompetensinya.

Undiksha juga berupaya memberikan pelayanan akademik dalam

bentuk pembelajaran yang bermutu melalui implementasi pembelajaran

yang berkualitas dengan didukung oleh para dosen yang berkualifikasi S2

dan S3 serta sejumlah guru besar. Sampai akhir Oktober 2015,

UNDIKSHA telah memiliki dosen sebanyak 460 orang yang terdiri atas

10 orang (2,17) S1, 330 orang (71,74%) S2, dan 72 orang (26,09%) S3.

Dari keseluruhan tenaga edukatif tersebut, sebanyak 44 orang (10,60%)

telah mencapai jabatan guru besar tetap pada berbagai bidang keilmuan,

terdapat 151 orang (32,82%) memiliki jabatan Lektor Kepala, 147 orang

(31,96%) memiliki jabatan Lektor, 58 orang (12,61%) memiliki jabatan

Asisten Ahli dan 60 orang (13,04%) sebagai tenaga pengajar . Pada saat

ini (akhir Oktober 2015) yang masih mengikuti pendidikan sebanyak 56

orang terdiri dari 7 orang (12,5%) sedang mengikuti pendidikan S2 dan

49 orang (87,5%) mengikuti pendidikan S3 (data terlampir pada tabel 2

dan 4). Dengan demikian, kuantitas dan kualitas sumberdaya dosen

UNDIKSHA sudah memadai. c) untuk menghasilkan sumberdaya

manusia (lulusan) yang berkualitas dan berkarakter, disamping pelayanan

akademik, Undiksha juga berupaya memberikan sejumlah pelayanan

terhadap mahasiswa di luar akademik seperti layanan Bimbingan

Konseleing (BK), pembinaan minat dan bakat, pelayanan bimbingan soft

skill, pelayanan kesehatan, Pembinaan dan mengikuti Pekan ilmiah

mahasiswa seperti: Pimnas, Pomnas, Peksiminas, Mawapres, Olimpiade

ON-MIPA-PT, Olimpiade Sains Nasional (OSN), dll.

(c). Dihasilkannya kuantitas dan kualitas penelitian yang memiliki relevansi

yang tinggi dalam bidang kependidikan dan nonkependidikan dengan

publikasi di tingkat nasional dan internasional beserta hak kekayaan

intelektualnya.

Adapun upaya strategis yang dilakukan sebagai berikut. Lembaga

Penelitian Undiksha mengembangkan kebijakan umum yang arahnya

ditujukan pada tiga hal pokok, yaitu: merealisasikan paradigma

pemberdayaan (empowering paradigm), mengembangkan secara

bertahap kapabilitas meneliti civitas akademika, dan mengembangkan

payung penelitian sesuai dengan potensi pusat-pusat penelitian maupun

kelompok-kelompok riset (research groups). Dalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsi, Lembaga Penelitian Undiksha menjunjung tinggi

Page 15: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

9

paradigma pemberdayaan yang operasionalisasinya dapat dipilah menjadi

dua macam realisasi, yaitu: to empower dan be empowered. Realisasi

paradigma to empower dilakukan dengan memberdayakan segala potensi

yang ada baik internal maupun eksternal. Dalam upaya memberdayakan

potensi internal, Lembaga Penelitian mengoordinasikan ilmuwan

peneliti, peneliti senior, peneliti junior, dan para mahasiswa pada institusi

sendiri bagi pengembangan budaya meneliti unggul dalam memanfaatkan

segala keterbatasan dan kelengkapan sarana dan prasarana. Dalam upaya

memberdayakan potensi eksternal, Lembaga Penelitian

mengoordinasikan ilmuwan peneliti, peneliti senior, atau pakar pada

bidang yang sesuai yang didatangkan dari luar institusi, baik nasional

maupun internasional, dalam upaya mengembangkan budaya meneliti

unggul untuk mengisi peluang-peluang di dunia penelitian. Realisasi

paradigma be empowered dilakukan dengan mengoordinasikan para

peneliti di lingkungan Undiksha untuk diberdayakan di masyarakat

pengguna dalam rangka memberi imbas budaya meneliti unggul di

institusi pengguna atau di masyarakat peneliti tertentu. Di samping itu,

juga dilakukan koordinasi dengan Lembaga P2M baik di Undiksha

maupun di institusi lain dengan tujuan agar produk-produk penelitian di

Lembaga Penelitian Undiksha dapat dijadikan materi pelayanan bagi para

stakesholders. Jalur diseminasi dan publikasi hasil penelitan termasuk

juga cakupan realisasi yang kedua. Diseminasi dilakukan baik di dalam

maupun di luar Undiksha. Publikasi dilakukan dengan mengupayakan

penerbitan jurnal penelitian berkala atau melalui kerja sama dengan

penerbit-penerbit yang populer, paling tidak yang berskala nasional.

Kebijakan umum lainnya adalah lebih memberdayakan pusat-pusat

penelitian dan membangun kelompok-kelompok riset (research groups)

yang baru sesuai dengan tantangan dan perkembangan kebutuhan untuk

menambah jumlah unit usulan penelitian, mengusulkan peningkatan

biaya untuk setiap unit penelitian, khususnya yang dibiayai dari anggaran

DIPA Undiksha rata-rata per tahunnya sampai sebesar 20%. Kebijakan

ini diharapkan memicu peningkatan kualitas dan kuantitas pelaksanaan

penelitian bagi civitas akademika di lingkungan Undiksha. Kebijakan

lain yang sifatnya lebih khusus seperti penelitian payung, penelitian

kerjasama, menetapkan agenda dan focus penelitian, serta pencegahan

plagiarisme dan penjaminan Hak atas karya intelektual (HaKI). Dengan

ditetapkan kebijakan dan beberapa upaya strategis di bidang penelitian,

berdampak kepada peningkatan jumlah dan kualitas penelitian dosen.

Dari tahun ketahun dapat diuraikan sebagai berikut. Tahun 2016 dari

sumber dana peneliti sendiri terdapat 2 judul, dari pendanaan PT sendiri

sebanyak 292, dari pendanaan Kemdiknas/ kemeterian lain terkait

sebanyak 69, institusi dalam negeri lain 3, dan institusi luar negeri 2

Page 16: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

10

judul. Hasil-hasil penelitian dosen wajib untuk disminarkan. Untuk

membantu para peneliti untuk menseminarkan hasil penelitiannya

Undiksha menyelenggarakan even tahunan berupa SENARI (seminar

nasional) dan ICIRAD (seminar internasional) khusus untuk diseminasi

hasil-hasil penelitian.

Mengenai HaKI dijamin berdasarkan aturan perundang-undangan yang

berlaku, Lembaga Penelitian Undiksha memfasilitasi pengusulan HaKI

dari para peneliti Undiksha melalui kegiatan pelatihan dengan

mendatangkan pakar dalam bidang HaKI dan juga melakukan sosialisasi

kepada para dosen Undiksha. Terdapat empat orang dosen Undiksha

telah mendapatkan hak paten yaitu: Dr. I Dewa Ketut Sastrawidana, M.Si

karyanya tentang; “Proses Pengolahan Air Limbah Tekstil Menggunakan

Biofilm Konsorsium Bakteri yang ditempatkan dalam Reaktor Sederhana

Semianaerob”; Dr. I Nyoman Tika, M.Si Elektroda Biosensor karyanya

tentang: “Penentuan Gliserida Menggunakan Enzim Lipase

Termostabil”; Dr. I Nyoman Tika, M.Si karyanya tentang “ Enzim

Lipase Termostabil dari Bakteri Termofilik Isolat Banyuwedang”; dan Dr.rer.nat. I Wayan Karyasa, S.Pd., M.Sc. karyanya tentang

“Nanokomposit Silika-Karbon sebagai Penguat Kayu Sintetik dari Serat

Lignoselulosa Berbahan Biomassa Tropis Kaya Silikon”. (d). Terselenggarakannya pengabdian kepada masyarakat dalam berbagai

bentuk bidang keahlian dan keterampilan yang diperlukan baik oleh pasar

kerja maupun pembangunan bangsa dan negara.

Adapun upaya strategis yang dilakukan Undiksha sebagai berikut.

Pelaksanaan kegiatan Pengabdian masyarakat mengusung bidang

unggulan Pemberdayaan Masyarakat berbasis riset berdimensi

kerakyatan dan berkelanjutan. Bidang unggulan tersebut didukung oleh

pelaksanaan bidang-bidang garapan berikut. (1) Pengabdian dan

pendampingan dalam bidang pendidikan persekolahan. (2) Pengabdian

dan pendampingan dalam bidang pendidikan masyarakat. (3) Pengabdian

dan pendampingan dalam bidang pengembangan sumber daya. (4)

Pengabdian dan pendampingan dalam bidang industri dan

kewirausahaan. (5) Pelaksanaan KKN dan KKL bagi mahasiswa

Undiksha. (6) Pengabdian dan pendampingan dalam bidang advokasi dan

akuntan public. (7) Konsultan bidang pendidikan, industri,

kewirausahaan, sumber daya, dan penerapan IPTEKS. Sebagai bentuk

jaminan bahwa upaya yang dilakukan dalam bidang pengabdian kepada

masyarakat di Undiksha menghasilkan kualitas dan kuantitas pengabdian

yang baik, hal ini dapat dilihat dari jumlah judul pengabdian masyarakat

yang semakin meningkat tiap tahunnya baik yang dibiayai dari institusi

sendiri maupun biaya yang diperoleh dari hibah/kompetisi di tingkat

nasional sebagai berikut. Terhitung mulai tahun 2014, 2015, dan 2016

Page 17: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

11

secara berturut-turut jumlah judul pengabdian yang dibiaya dari

Perguruan Tinggi sendiri sebanyak 72, 92, dan 123 judul. Sumber

pendanaan yang diperoleh dari kompetisi secara nasional di Kemdiknas/

Kementerian lain terkait berturut-turut dari tahun 2014, 2015, dan 2016

mengalami peningkatan yang pesat yaitu: 20, 32, dan 28 judul.

Sedangkan pendanaan yang diperoleh dari institusi dalam negeri di luar

Kemdiknas/ Kementerian lain terkait sebanyak 5 judul tahun 2014, 2

judul di tahun 2015, dan 2 judul di tahun 2016.

(e).Terselenggarakannya penguatan tata kelola dalam menjamin

terselenggaranya layanan pendidikan tinggi bermutu, efisien, efektif, dan

berkelanjutan.

Upaya strategis yang dilakukan dalam kaitan dengan penguatan tata

kelola adalah sebagai berikut. Dalam rangka mewujudkan pemimpin

yang kredibel (dipercaya) Undiksha melakukan upaya-upaya mulai dari

menyiapkan aturan pemilihan dan persyaratan pemimpin yang sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta sesuai dengan

aspirasi yang berkembang di kalangan civitas akademika Undiksha.

Pendekatan top down dan buttom up itu dilakukan dengan maksud agar

pemimpin yang terpilih memenuhi persyaratan perundang-undangan

yang berlaku dan memenuhi aspirasi civitas akademika Undiksha. Dalam

pelaksanaan tata pamong, Undiksha memegang teguh prinsip dan

pelaksanaan tata pamong yang transparan, yaitu:(1) Tata pamong yang

transparan, yaitu menunjuk kepada keterbukaan para pelaksana

kebijakan terhadap kebijakan yang dilaksanakan termasuk landasan yang

diacu bagi pelaksanaan kebijakan dimaksud. Transparansi pada konteks

ini lebih disandarkan pada adanya keterbukaan unsur pimpinan dalam

segala aktivitasnya mulai dari level perencanaan, eksekusi, dan evaluasi

dari keseluruhan aktivitas kelembagaan. Hal ini dikembangkan baik pada

level rektorat,fakultas, pascasarjana, maupun jurusan, lembaga dan unit

yang ada di Undiksha. (2) Pelaksanaan tata pamong yang

bertanggung jawab, menunjuk kepada pelaksanaan tata pamong yang

taat kepada undang-undang, peraturan-peraturan, keputusan-keputusan

rapat, serta keseuaian kebijakan yang dilaksanakan dengan visi dan misi

yang diemban lembaga, termasuk kesesuaian pelaksanaan kebijakan

dengan visi, misi dan komitmen pimpinan sebagaimana disampaikan saat

pemimpin menjadi calon pemimpin, serta kesesuaian kebijakan pimpinan

dengan sumpah jabatan yang diucapkan saat pelantikan. Pelaksanaan tata

pamong yang bertanggung jawab di Undiksha ditunjukkan dengan

dirujuknya Undang-undang, peraturan pemerintah, pertauran menteri

terkait sebagai landasan yuridis dalam setiap mengambil keputusan.

Beberapa kebijakan yang merupakan jabaran dari regulasi yang ada atau

kebijakan yang tidak termuat dalam payung hukum yang ada,

Page 18: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

12

pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan didasarkan pada

keputusan rapat senat Undiksha atau keputusan rapat pimpinan Undiksha

atau rapat pimpinan diperluas. (3) Pelaksanaan Tata Pamong yang

Adil, antara lain menunjuk kepada pemberian penghargaan sesuai dengan

prestasi yang ditunjukkan dan pemberian hukuman sesuai dengan

kesalahan yang dilakukan oleh staf. Termasuk juga pemberian

penghargaan dan hukuman sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa pilih

kasih. Dalam menjalankan tata pamong, Undiksha menyusun tugas

pokok dan fungsi lembaga dan unit untuk menjamin tata pamong yang

baik sesuai dengan prinsip-prinsip di atas.

(f). Terbangunnya komunitas dan terkembangkannya pusat-pusat bisnis/

kewirausahaan serta terjalinnya kemitraan dengan berbagai perguruan

tinggi, instansi/lembaga, dunia usaha dan industri, di dalam maupun di

luar negeri yang bermuara pada peningkatkan sumber-sumber

pendapatan dana masyarakat. Adapun upaya strategis yang dilakukan

adalah dengan menetapkan kebijakan bidang kerjasama sebagai berikut.

Mengacu pada visi, misi, tujuan, dan sasaran institusi, ada beberapa hal

yang berkaitan dengan kebijakan kegiatan kerja sama Undiksha.

Pertama, kegiatan kerja sama Undiksha dapat dilakukan dengan pihak

dalam negeri maupun pihak luar negeri. Kedua, kegiatan kerja sama

Undiksha meliputi bidang pendidikan, penelitian, pengabdian pada

masyarakat, dan bidang pengelolaan institusi. Ketiga, kegiatan kerja

sama dilakukan dengan perguruan tinggi, dunia usaha, maupun pihak lain

yang berkaitan dengan peningkatan kualitas civitas akademika dan

kehidupan kampus. Keempat, kegiatan kerja sama dapat dilakukan dalam

bidang akademik dan bidang nonakademik. Berdasarkan hal-hal tersebut,

maka di bawah ini diuraikan setiap bidang kebijakan kerja sama

Undiksha, baik dengan pihak dalam negeri maupun luar negeri. Sejumlah

kerjasama dalam negeri maupun luar negeri yang masih aktif mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk menjamin bahwa kualitas

kegiatan kerjasama yang baik, dilakukan dengan penandatanganan MoU

maupun MoA, dan setiap tahun MoU dan MoA ini ditinjau dan

dievaluasi agar tidak terjadi MoU tidur atau tidak aktif.

Selain SDM yang memadai pengembangan sarana prasarana juga

telah dilakukan sebagai pendukung aktivitas civitas akademika dalam

menjalankan tugasnya. Secara umum, sarana dan prasarana berwujud

tanah atau lahan, gedung atau bangunan, laboratorium, studio, kebun

percobaan, bengkel, peralatan perkuliahan, peralatan perkantoran/

administrasi, perpustakaan dan koleksi bahan pustaka. Lahan yang

dimiliki Undiksha terletak di 5 (lima) lokasi, yaitu: kampus Jln. A Yani,

kampus Jln. Jatayu, kampus Jln. Udayana, kampus Jinengdalem di

Singaraja,dan kampus Jln. Raya Sesetan Denpasar.

Page 19: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

13

2. TUJUAN

Secara umum ada dua tujuan yang ingin disasar melalui kegiatan hibah

revitalisasi LPTK ini yakni yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum

dan pengembangan sistem manajemen pembelajaran. Masing-masing tujuan

tersebut secara operasional dirumuskan sebagai berikut.

a. Tujuan yang Berkaitan dengan Pengembangan Kurikulum

Tujuan Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Undiksha

adalah: menghasilkan kurikulum yang sesuai dengan deskripsi KKNI dan

standar pendidikan guru, serta tuntutan kekinian dan masa depan untuk

menjamin mutu lulusan, sebagai; sarjana pendidikan dan calon pendidik

profesional. Kurikulum yang akan disusun dan dikembangkan pada setiap

Prodi mendeskripsikan hal sebagai berikut.

1) Profil Lulusan dan Deskripsi Profil

2) CP Lulusan (yang terkait dengan CP Sikap, CP Pengetahuan, CP

Keterampilan Umum, dan CP Keterampilan Khusus)

3) Matriks pencapaian pembelajaran dan bahan kajian

4) Penetapan jumlah sks

5) Struktur Kurikulum, dan

6) Rencana Pembelajaran Semester (RPS) minimal pada mata kuliah

penciri program studi yang memuat: (1) nama program studi, nama

dan kode mata kuliah, semester, sks, nama dosen pengampu; (2)

capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah; (3)

kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran

untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan; (4) bahan kajian

yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai; (5) metode

pembelajaran; (6) waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan

pada tiap tahap pembelajaran; (7) pengalaman belajar mahasiswa yang

diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh

mahasiswa selama satu semester; (8) kriteria, indikator, dan bobot

penilaian; dan (9) daftar referensi yang digunakan.

Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Prodi di lingkungan

Undiksha pada tahap pertama ini dilakukan pada prodi yang terakreditasi

minimal B dan menunjukan tindakan nyata selama ini berupaya menyusun

dan mengembangkan kurikulumnya berorientasi KKNI, yaitu: Prodi

Bimbingan Konseling, Prodi Pendidikan Fisika, Prodi Pendidikan Bahasa

Inggris, Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi dengan

sedapat mungkin melibatkan konsorsium yang ada pada masing-masing

prodi terkait.

Page 20: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

14

b. Tujuan yang Berkaitan dengan Pengembangan Kurikulum

Untuk mewujudkan perangkat penjaminan mutu pembelajaran yang

memadai di lingkungan Undiksha, kegiatan rintisan tentang

penyelenggaraan sistem manajemen pembelajaran, tujuannya adalah

menghasilkan:

1) penetapan standar standar mutu pembelajaran

2) Implementasi standar mutu pembelajaran

3) Monitoring pelaksanaan standar mutu pembelajaran

4) Evaluasi pelaksanaan standar mutu pembelajaran

Page 21: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

15

B. RINGKASAN LAPORAN EVALUASI DIRI

1. EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM YANG SEDANG

DILAKSANAKAN

Kurikulum merupakan komponen sistem pendidikan yang sangat

penting bagi keberlangsungan pendidikan, kurikulum memuat komponen

tujuan, isi, struktur program, organisasi dan proses pembelajaran. Oleh

karenanya, keberadaan kurikulum pendidikan adalah mutlak adanya. Namun,

dengan adanya kurikulum akan mempermudah dalam melaksanakan dan

mengimplementasikan kegiatan pembelajaran.

Sebagai komponen sistem pendidikan, kurikulum merupakan

komponen yang paling rentan terhadap perubahan. Setidaknya ada tiga faktor

yang membuat kurikulum perlu diperbaharui. Pertama, karena adanya

perubahan filosofi tentang manusia dan pendidikan, khususnya mengenai

hakikat kebutuhan peserta didik terhadap pendidikan/pembelajaran. Kedua,

karena cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga

subject matter yang harus disampaikan kepada peserta didik pun semakin

banyak dan beragam. Ketiga, adanya perubahan masyarakat, baik secara

sosial politik, ekonomi, maupun daya dukung lingkungan alam, baik pada

tingkat lokal maupun global (Depdiknas, 2008).

Karena adanya faktor tersebut, maka salah satu kriteria baik buruknya

sebuah kurikulum bisa dilihat dari fleksibilitas dan adaptabilitasnya terhadap

perubahan. Selain itu, dilihat dari kemampuan akomodasikan isu muatan

lokal dan isu global yang harus mampu mengantarkan peserta didik untuk

hidup pada eranya serta memiliki wawasan global dan mampu berbuat sesuai

dengan kebutuhan lokal.

Perubahan pendekatan pengembangan kurikulum dari pendekatan

berbasis isi/materi (Content Based Curriculum) menjadi pendekatan

kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum)/KBK,

menyebabkan perguruan tinggi di Indonesia melakukan perubahan kurikulum

sesuai dengan ketetapan berdasarkan Kepmen 232/2000 dan Kepmen

045/2005. Sejak ketetapan tersebut diberlakukan Undiksha menyusun dan

mengimplementasikan kurikulumnya berbasis kompetensi yang disebut

dengan kurikulum Undiksha 2012. Setelah dokumen tersebut

diimplementasikan, salah satu kegiatan yang penting dilaksanakan adalah

evaluasi kurikulum Hal ini didukung oleh Sukmadinata (2004) yang

menyatakan bahwa kurikulum memegang peranan penting dalam penentuan

kebijaksanaan pendidikan pada umumnya, maupun dalam pengambilan

keputusan dalam kurikulum.

Page 22: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

16

Sementara itu, dengan terbitnya Peraturan presiden Nomor 8 Tahun

2012 tentang kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan terbitnya

Permendikbud Nomor 49 Tahun 2012 tentang Standar nasional Pendidikan

Tinggi yang selanjutnya diganti dengan permenristekdikti No. 44 tahun 2015,

mendorong Undiksha menyesuaikan diri dengan ketentuan tersebut, dengan

melakukan evaluasi Kurikulum Undiksha 2012 secara menyeluruh dan

komprehensif. Dengan deskripsi kegiatan: (1) melakukan analisis SWOT

(kesesuaian dengan visi, keilmuan, dan kemampuan program studi), terhadap

kurikulum yang sedang berjalan; (2) tracer Study (Market signal); (3)

evaluasi empirik kurikulum yang berjalan pada pengelola kurikulum maupun

mahasiswa. Proses evaluasi Kurikulum Undiksha 2012 dilakukan

menggunakan CIPP evaluation model (Stufflebeam, 1983) yang terdiri dari :

context, input, process, dan products.

Context

Hasil implementasi kurikulum Undiksha 2012 dilihat dari context

adalah sebagai berikut. Implementasi kurikulum 2012 dari sudut pandang

mahasiswa berada dalam kategori sangat baik. Hal ini disebabkan karena: (1)

landasan hukum atau kebijakan yang dibuat oleh lembaga sudah sangat

mendukung keterlaksanaan program pendidikan dan pembelajaran bagi

mahasiswa; (2) kondisi geografis dan sosial ekonomi masyarakat yang ada di

lingkungan Undiksha mendukung program yang ada. Dipihak lain dosen

berpendapat implementasi kurikulum 2012 berada dalam kategori cukup. Hal

ini disebabkan karena kurangnya: (1) pengembangan yang dilakukan terhadap

kurikulum perguruan tinggi; (2) belumoptimalnya program-program yang

mendukung implementasi kurikulum yang dilaksanakan.

Input

Menurut mahasiswa implementasi kurikulum Undiksha 2012 berada

dalam kategori sangat baik, karena telah memadainya: (1) kualifikasi dosen

program studi (Gambar 1). Tersedia sumber daya manusia (SDM), terutama

tenaga pendidik (dosen) yang terakumulasi sejak berdirinya cikal-bakal

UNDIKSHA pada tahun 1993 sampai dengan tahun 2015 dalam bentuknya

sebagai sebuah universitas yang diberi perluasan mandat untuk

mengembangkan program-program kependidikan dan nonkependidikan.

Sampai akhir Oktober 2015, UNDIKSHA telah memiliki dosen sebanyak 460

orang yang terdiri atas 10 orang (2,17%) S1, 330 orang (71,74%) S2, dan

120 orang (26,09%) S3; (2) pengalaman mengajar dosen; (3) jumlah dosen

dengan jabatan fungsional guru besar dan lektor kepala (Gambar 2). Dari

keseluruhan tenaga edukatif tersebut, sebanyak 44 orang (10,60%) telah

mencapai jabatan guru besar tetap pada berbagai bidang keilmuan, terdapat

151 orang (32,82%) memiliki jabatan Lektor Kepala, 147 orang (31,96%)

memiliki jabatan Lektor, 58 orang (12,61%) memiliki jabatan Asisten Ahli

dan 60 orang (13,04%) sebagai tenaga pengajar ; (4) jumlah dosen yang

Page 23: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

17

memiliki linieritas pendidikan; (5) kesesuaian dosen pengampu mata kuliah

dengan bidang keahlian; (6) relevansi tenaga kependidikan. Jumlah tenaga

kependidikan (staf pegawai) UNDIKSHA secara keseluruhan berjumlah 256

orang (per- Oktober 2015) tersebar ke berbagai fakultas, unit dan lembaga.

Dilihat dari Kualifikasi pendidikan dengan kualifikasi pendidikan S-2 (8

orang), S-1 (159 orang), D3 dan D2 (27 orang) dan SLTA (62 orang). Rasio

pegawai: mahasiswa adalah 1:46 sedangkan rasio pegawai: dosen adalah 1 :

1,8 atau 10 pegawai berbading 18 dosen. Hal ini berarti bahwa beban kerja

pegawai dalam melayani mahasiswa dan dosen masih memadai;

Gambar 1. Profil Kualifikasi Akademik Dosen

Gambar 2 Profil Jabatan Akademik Dosen

(7) ketersediaan koleksi perpustakaan. Perhatian pimpinan universitas

terhadap peningkatan layanan perpustakaan semakin membaik, sebagaimana

ditunjukkan oleh peningkatan anggaran untuk menambah koleksi bahan

pustaka, peningkatan kualitas SDM Perpustakaan, peningkatan operasional

manajemen perpustakaan dan peningkatan anggaran untuk pelestarian dan

pemeliharaan bahan pustaka. Perpustakaan Undiksha saat ini juga

menunjukkan sebagai perpustakaan universitas yang progresif dengan banyak

inisiatif, terutama dalam mewujudkan dan mengimplementasikan on line

Page 24: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

18

library sistem. Selain itu, perpustakaan Undiksha telah tumbuh menjadi pusat

pembelajaran dan infomasi yang dapat mendukung kebutuhan universitas; (8)

kemudahan mengakses bahan pustaka; (9) kecukupan sarana yang dibutuhkan

dalam proses pembelajaran; (10) kesempatan memanfaatkan sarana; (11)

kecukupan fasilitas prasarana; dan (12) ketersediaan layanan pemanfaatan

ICT. Walaupun demikian ketika implementasi dilihat dari sudut pandang

dosen masih berada dalam kategori cukup, karena masih perlu

ditingkatkannya: standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses,

implementasi visi dan misi universitas dalam kurikulum, standar pendidik dan

kependidikan, ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan, pengelola

program studi dan standar biaya.

Process

Mahasiswa memandang bahwa implementasi kurikulum 2012 berada

dalam kategori cukup, hal ini disebabkan oleh minim dan perlu

ditingkatkannya: (1) pelibatan penyusunan kurikulum; (2) standar kompetensi

lulusan, (3) dokumen kebijakan/peraturan/pedoman; (4) pengembang

kurikulum; (5) kualifikasi dosen; (6) tenaga kependidikan; (7) perpustakaan,

sarana dan prasarana dan MoU. Sementara dari sudut pandang dosen tentang

implementasi kurikulum 2012 menyatakan berada dalam kategori cukup,

karena: (1) masih banyaknya para dosen di setiap jurusan masih belum turut

serta dalam penyusunan kurikulum; (2) masih banyaknya para dosen di setiap

jurusan belum terlibat dalam pengambilan kebijakan/ peraturan/pedoman; dan

(3) masih banyaknya para dosen di setiap jurusan belum terlibat. dalam

pengembangan kurikulum.

Products

Mahasiswa memandang implementasi kurikulum 2012 ditinjau dari

sudut Products, berada dalam kategori sangat baik, karena: (1) prestasi

akademik (indeks prestasi, lama studi, karya akademik, kejuaraan/lomba,

peran serta dalam forum ilmiah) yang diraih tergolong sangat baik; (2)

prestasi non akademik (perhargaan yang pernah diperoleh, kedudukan dalam

organisasi sosial/profesi) yang diraih sangat baik. Sementara itu, pendapat

dosen terhadap implementasi kurikulum 2012 ditinjau dari Products, berada

dalam kategori cukup. Hal ini disebabkan oleh belum maksimalnya: (1)

prestasi akademik (indeks prestasi, lama studi, karya akademik,

kejuaraan/lomba, peran serta dalam forum ilmiah); (2) prestasi non akademik

(perhargaan yang pernah diperoleh, kedudukan dalam organisasi

sosial/profesi); (3) keterpakaian lulusan (profesi, penghasilan,

kedudukan/jabatan); (4) wilayah jangkauan karier kelulusan (bidang

pekerjaan, jangkauan karier kelulusan); dan (5) waktu tunggu lulusan masih

lama.

Selain disampaikannya secara umum kurikulum Undiksha, akan

disampaikan pula beberapa Sterngth (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),

Page 25: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

19

Opportunity (peluang), dan Threats (ancaman) dari kurikulum program studi

yang menjadi rintisan seperti: Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris

(PSPBI); Program Studi Pendidikan Fisika (PSPF); Program Studi Bimbingan

dan Konseling (PSBK); dan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan

dan Rekreasi (PSPJKR).

Tabel 1.Analisis SWOT Kurikulum PSPBI

Strength (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)

(1) Diterapkannya kurikulum berbasis

kompetensi dan memasukkan

pemanfaatan ICT

(2) Menggunakan 3 konsentrasi dalam

kurikulum 2012 yakni konsentrasi

English for young learners, pariwisata,

dan sastra

(1) Struktur kurikulum belum mengadopsi

standar secara lengkap

(2) Kelengkapan kurikulum tidak memadai

(pedoman pelaksanaan, model evaluasi,

model pengontrolan dll)

Oppportunity (Kesempatan) Threats (Ancaman)

(1) Lulusan PSPBI sangat dibutuhkan oleh

pengguna

(2) Lulusan memiliki kesempatan besar

untuk menyasar bidang pekerjaan lain

selain menjadi guru bahasa Inggris

(1) Tuntutan pasar kerja di era globalisasi

seperti MEA

(2) Meningkatnya kualitas lulusan PT lain

Tabel 2. Analisis SWOT Kurikulum PSBK

Strength (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)

(1) Diterapkannya kurikulum berbasis

kompetensi dan memasukkan

pemanfaatan ICT

(2) Menggunakan 3 konsentrasi dalam

kurikulum 2012 yakni konsentrasi

Konseling NAPZA, PAUD,dan Anak

Berkebutuhan Khusus

(1) Struktur kurikulum belum mengadopsi

standar secara lengkap

(2) Kelengkapan kurikulum tidak memadai

(pedoman pelaksanaan, model evaluasi,

model pengontrolan dll)

Oppportunity (Kesempatan) Threats (Ancaman)

(1) Lulusan PSBK sangat dibutuhkan oleh

pengguna

(2) Lulusan memiliki kesempatan besar

untuk peluang kerja sebagai konselor

(1) Tuntutan pasar kerja di era globalisasi

seperti MEA

(2) Meningkatnya kualitas lulusan PT lain

Tabel 3. Analisis SWOT Kurikulum PSPF

Strength (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)

(1) Diterapkannya kurikulum berbasis

kompetensi dan memasukkan

pemanfaatan ICT

(2) Dalam struktur kurikulum telah

menawarkan 13 mata kuliah pilihan

(1) Struktur kurikulum belum mengadopsi

standar secara lengkap

(2) Kelengkapan kurikulum tidak memadai

(pedoman pelaksanaan, model evaluasi,

model pengontrolan dll)

Oppportunity (Kesempatan) Threats (Ancaman)

(1) Lulusan PSPF sangat dibutuhkan oleh

pengguna

(2) Lulusan memiliki kesempatan besar

(1) Tuntutan pasar kerja di era globalisasi

seperti MEA

(2) Meningkatnya kualitas lulusan PT lain

Page 26: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

20

untuk peluang kerja sebagai guru

ataupun wirausaha dalam bidang

pendidikan fisika

Tabel 4. Analisis SWOT Kurikulum PSPJKR

Strength (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)

(1) Kurikulum didasarkan

padapembentukan kompetensi

mahasiswa dan dengan pembelajaran

aktif, kreatif dan menyenangkan

(Joyfull learning)

(2) Integrasi materi pelajaran dalam

kurikulum cukup tinggi/kental

(3) Adanya kesesuaian kurikulum dengan

kebutuhan masyarakat terdekat dan

kepentingan internal lembaga

(1) Struktur kurikulum belum mengadopsi

standar secara lengkap

(2) Kelengkapan kurikulum tidak memadai

(pedoman pelaksanaan, model evaluasi,

model pengontrolan dll)

Oppportunity (Kesempatan) Threats (Ancaman)

(1) Peluang untuk mengembangkan diri

untuk lulusan PJKR sangat terbuka

(2) Lulusan memiliki kesempatan untuk

menyasar bidang pekerjaan lain selain

menjadi guru olah raga

(1) Tuntutan pasar kerja di era globalisasi

seperti MEA

(2) Meningkatnya kualitas lulusan PT lain

2. EVALUASI SISTEM MANAJEMEN PEMBELAJARAN

Pembelajaran dengan menggunakan paradigma berpusat pada

dosen/guru (Teacher Centered Learning/TCL) sangatlah tidak cocok

diterapkan untuk mencapai tujuan pendidikan berbasis kompetensi. Oleh

karena itu, dalam KBK terjadi perubahan paradigma pembelajaran yaitu dari

paradigma TCL ke paradigma berpusat pada siswa (Student Centered

Learning/ SCL) yang menjadikan proses pembelajaran berjalan lebih efektif

dan efisien.

Agar proses pembelajaran dengan paradigma SCL berjalan secara

efisien, maka Undiksha telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1)

Meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa. Hal ini dilakukan

dengan meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan agar mahasiswa dapat

dengan mudah mengakses informasi yang diperlukan dalam proses

pembelajaran dengan cara: (a) mengembangkan system komputerisasi agar

mahasiswa dapat mencari buku atau literatur lain yang diperlukan dengan

cepat, (b) memperbaiki suasana perpustakaan agar mahasiswa dapat belajar

dengan tenang dan nyaman, (c) menambah jumlah koleksi buku dengan

mengadakan buku-buku berkualitas terbitan terbaru; (2) Meningkatkan

sumber daya manusia. Hal ini dilakukan dengan cara mengirim dosen untuk

menempuh pendidikan yang lebih tinggi baik didalam maupun di luar negeri

serta mengirim dosen untuk magang dalam rangka mengembangkan bahan

Page 27: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

21

ajar. Selain itu, juga dilakukan pengiriman laboran, pustakawan dan staf

administrasi untuk magang di perguruan tinggi yang lebih berkualitas; (3)

pembelajaran yang dilakukan di kelas lebih menekankan pada pencapaian

kompetensi peserta didik dan bukan pada tuntasnya materi; (4) Meningkatkan

penggunaan berbagai media (multimedia) dalam pembelajaran; (5) Fungsi

dosen dalam proses pembelajaran lebih pada memfasilitasi mahasiswa karena

proses pembelajaran menekankan pada problem based learning dan skill

competency. Walaupun demikian, untuk memperoleh hasil pembelajaran yang

maksimal secara berkala diperlukan evaluasi sistem managemen

pembelajaran.

Evaluasi sistem managemen pembelajaran di Undiksha menggunakan

analisis SWOT (Strengths (Kekuatan), Weaknesses (kelemahan),

Opportunity (Peluang) dan Threats (Ancaman)). Ringkasan hasil evaluasi

sistem management pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 5.

Strengths (Kekuatan)

(1) Jumlah dan kualifikasi dosen memadai (Gambar 1 dan Gambar2).

Potensi ini perlu diberdayakan secara optimal guna memantapkan

kapasitas Undiksha.

(2) Telah memiliki prasarana dalam bentuk ruang, dan pendukung (seperti

ruang perkuliahan, ruang laboratorium, ruang perpustakaan, dan unit-unit

pendukung) yang memadai untuk menjalankan fungsi pelayanan

minimum, khususnya untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran

(3) Memlliki sumber pendanaan tetap namun terbatas dalam mendukung

pembiayaan dan keberlanjutan anggaran yang dibutuhkan dalam

penyelenggaraan pembelajaran.

(4) Telah memiliki perangkat serta komitmen untuk mengembangkan sistem

informasi manajemen dan pangkalan data berbasis komputer (on-line

internal connectivity yang diberi nama Sistem Informasi Akademik

(SIAK).

(5) Beberapa fakultas telah mengaplikasikan Lesson Study sebagai cara

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan dosen.

(6) Kemampuan mahasiswa bersaing di tingkah nasional cukup tinggi,

dengan diraihnya penghargaan pada olimpiade, OSN pertamina, dan

lainnya.

(7) Kualitas kinerja dosen dalam merancang pembelajaran ditinjau dari

kelengkapan identitas, perumusan indikator, perumusan tujuan

pembelajaran, penggorganisasian materi, alat bantu dan media, strategi

pembelajaran, skenario pembelajaran, dan penilaian termasuk katagori

baik

(8) Kualitas kinerja dosen dalam melaksanakan proses pembelajaran ditinjau

dari kemampuan dalam pengorganisasian waktu, pelaksanaan

pembelajaran dan penampilan termasuk katagori baik

Page 28: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

22

(9) Kualitas kinerja dosen dalam menyusun instrumen asesmen dan

melaksanakan evaluasi pembelajaran yang ditinjau dari aspek substansi,

konstruksi instrumen, bahasa, variasi teknik asesmen, kelengkapan

petunjuk mengerjakan soal, pedoman pemberian skor/rubrik, dan

pedoman pemberian nilai termasuk katagori baik

Weaknesses (kelemahan)

(1) Ruang laboratorium umumnya kurang luas, ini menyulitkan untuk

pengembangan dan penataan ruang laboratoriun yang sesuai dan dapat

memfasilitasi kegiatan praktikum dan latihan keterampilan professional

mahasiswa. Luas ruangan laboratorium membatasi mahasiswa

beraktivitas dengan baik. Ketersediaan sarana dan prasarana laboratorium

ini memiliki dampak positif bagi proses pembelajaran dan penelitian.

Untuk meningkakan kualitas dan kuantitas sarana laboratorium dan ruang

kuliah dipenuhi melalui dana rutin maupun dana-dana kompetitif yang

diperoleh melalui hibah kompetisi dari Ditjen Dikti. Sebagian lagi

terpenuhi dari dana-dana masyarakat (PNBP) yang dialokasikan untuk

kepentingan pendidikan. Keberadaan laboratorium MIPA belum

memadai, baik sebagai laboratorium pendidikan maupun untuk kegiatan

riset dosen dan mahasiswa Pascasarjana. Demikian halnya dengan

Laboratorium Fakultas Olahraga dan Kesehatan (FOK) keberadaannya

belum memenuhi syarat strategis sebagai laboratorium pendidikan,

kegiatan riset dosen dan mahasiswa serta sebagai alat tes kondisi fisik

atlet porprov setiap tahunnya. Fakultas Teknik dan Kejuruan (FTK),

belum layak keberadaannya sebagai penunjang pembelajaran bagi

mahasiswa. Beberapa jurusan yang terlibat dalam penggunaan

laboratorium ini adalah: jurusan PKK, jurusan Teknik mesin, jurusan D3

Manajemen Informatika, Jurusan Pendidikan Biologi, dan Jurusan

Pendidikan Kimia.

(2) Jumlah koleksi buku dan referensi perpustakaan maupun ruang baca

masih terbatas, baik dalam jumlah, ragam, maupun kemutakhiran koleksi

buku.

(3) Jumlah dan sumber pendanaan masih terbatas. Jumlah anggaran yang

diperoleh dari alokasi anggaran DIPA masih belum bisa mengakomodir

program pembelajaran yang lebih modern.

(4) Kerjasama melembaga dengan stakeholders potensial, baik dalam skala

lokal, nasional, maupun internasional masih terbatas.

(5) Belum digunakannya Teknologi Informasi(TI) sebagai basis secara

terintegrasi untuk perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan monitoring

dalam manajemen pembelajaran di Undiksha

Opportunity (Peluang)

(1) Keinginan dan kemauan dosen dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran cukup tinggi

Page 29: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

23

(2) Kemandirian mahasiswa dalam belajar cukup tinggi dengan

memanfaatkan fasilitas teknologi informasi dan perpustakaan yang

disediakan oleh lembaga

(3) Terbukanya kesempatan bagi setiap dosen untuk melakukan inovasi

pembelajaran melalui hibah penelitian maupun hibah pembelajaran

(Teaching Grant)

(4) Peluang dosen untuk mengembangkan pembelajaran berbasis ICT cukup

tinggi

(5) Peluang yang tinggi untuk bekerja sama dalam pembelajaran dengan

perguruan tinggi lain baik yang bersifat lokal, nasional, maupun

internasional.

Threats (Ancaman)

(1) Tuntutan pasar kerja di era globalisasi seperti MEA

(2) Secara internal adanya syarat doktor bagi dosen untuk menuju ke jabatan

lektor kepala menjadi tantangan bagi dosen untuk mempersiapkan diri

secara akademik untuk segera studi lanjut yang selanjutnya dapat

berdampak pada kinerja yang lebih baik

(3) Meningkatnya kualitas lulusan pada perguruan tinggi lain baik negeri

maupun swasta yang menjadi ancaman/saingan di lapangan sehingga

Undiksha harus mengantisipasinya.

(4) Terbatasnya lowongan pengangkatan pegawai negeri baru, khususnya

bagi lulusan kependidikan. Hal ini menuntut upaya agar para lulusan

dibekali kompetensi untuk mampu bekerja di luar bidang pokoknya.

Rumusan silang dari SWOT di atas dapat ditampilkan dalam tabel

berikut.

Tabel 5. Hasil Evaluasi Sistem Managemen Pembelajaran

Strengths (Kekuatan) Weaknesses (kelemahan)

Opportunity

(Peluang)

(1) Meningkatkan kualitas

pembelajaran baik yang

bersifat tatap muka maupun

melalui on-line dengan

memaksimalkan kekuatan

jumlah dan kualifikasi dosen

(2) Mengembangkan

pembelajaran berorientasi

lesson study pada fakultas

lainnya

(3) Memanfaatan ICT dan

problem solving dalam

pembelajaran agar lulusan

memiliki kompetensi tingkat

tinggi dan lebih mandiri

(4) Meningkatkan anggaran untuk

hibah penelitian, hibah

pembelajaran (teaching

grant), maupun kelengkapan

(1) Ruang laboratorium yang

kecil dapat diatasi dengan

inovasi pembelajaran yang

dilakukan dosen

(2) Peluang yang tinggi untuk

bekerja sama dalam

pembelajaran dengan

perguruan tinggi lain baik

yang bersifat lokal,

nasional, maupun

internasional dapat

mengatasi keterbatasan

kerja sama yang ada.

(3) Keterbatasan koleksi

bacaan dan referensi dapat

diatasi dengan

memanfaatkan literatur di

WEB

Page 30: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

24

Strengths (Kekuatan) Weaknesses (kelemahan)

bahan bacaan di perpustakaan.

(5) Meningkatkan kerja sama

dengan universitas lain baik

lokal, nasional, maupun

internasional

Threats

(Ancaman)

(1) Meningkatkan kualitas mutu

lulusan

(2) Mengembangkan

pembelajaran yang

menyesuaikan dengan

perkembangan keilmuan dan

mampu menciptakan lulusan

yang memiliki kompetensi

dan kualitas yang unggul

dibandingkan dengan PT lain

(3) Meningkatkan kemampuan

lulusan untuk bersaing baik di

tingkat nasional maupun

internasional (olimpiade,

maupun Oen pertamina)

sehingga terhindar dari

tantangan masyarakat MEA

dan tantangan dari lulusan PT

lainnya.

(4) Terbukanya kesempatan bagi

setiap dosen untuk

mengembangkan kualitas

pembelajaran, sehingga

memungkinkan diperolehnya

kompetensi tambahan selain

kompetensi dibidangnya, hal

ini dapat mengantisipasi

terbatasnya lowongan

pengangkatan guru

(1) Memaksimalkan

pemanfaatan ruang

laboratorium yang kecil

dapat menghindari ancaman

yang ada

(2) Mendorong dosen yang

belum lektor kepala untuk

melanjutkan studi

(3) Meningkatkan kerja sama

dengan PT lain menghindari

keterbatasan kerja sama

dengan perguruan tinggi

lain baik yang bersifat

lokal, nasional, maupun

(4) Peningkatan anggaran dapat

mengatasi keterbatasan

koleksi bacaan dan referensi

3. RANGKUMAN MASALAH DAN TANTANGAN YANG

TERIDENTIFIKASI

Berdasarkan ringkasan hasil evaluasi kurikulum dan sistem managemen

pembelajaran di atas, maka teridentifikasi masalah dan tantangan pada

kurikulum dan sistem Management pembelajaran di Undiksha, masing-

masing seperti terlihat pada Tabel 6 dan Tabel 7.

Tabel 6. Rangkuman Masalah dan Tantangan pada Implementasi Kurikulum

Masalah Tantangan

(1) Masih banyaknya para dosen di setiap

jurusan belum turut serta dalam penyusunan

kurikulum

(2) Masih banyaknya para dosen di setiap

jurusan belum terlibat. dalam pengembangan

(1) Perkembangan IPTEKS yang

sangat cepat, tuntutan masyarakat

semakin tinggi dan kompleks

(2) Adanya globalisasi dan

megakompetisi

Page 31: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

25

kurikulum.

(3) Masih banyaknya para dosen di setiap

jurusan belum terlibat dalam pengambilan

kebijakan/ peraturan/pedoman

(4) Belum maksimalnya standar isi, standar

kompetensi lulusan, standar proses,

implementasi visi dan misi universitas dalam

kurikulum, standar pendidik dan

kependidikan, ketersediaan sarana dan

prasarana pendidikan, pengelola program

studi dan standar biaya.

(5) Belum maksimalnya keterpakaian lulusan

(profesi, penghasilan, kedudukan/jabatan)

(6) Wilayah jangkauan karier kelulusan (bidang

pekerjaan, jangkauan karier kelulusan)

terbatas

(7) Waktu tunggu lulusan masih relatif lama

(3) Meningkatnya kualitas lulusan

pada PT lain yang menjadi saingan

Undiksha

Tabel 7. Rangkuman Masalah dan Tantangan pada Sistem Managemen Pembelajaran

Masalah Tantangan

(1) Kuantitas maupun kualitas bahan ajar

maupun referensi lainnya belum memadai

(2) Penerbitan buku teks sebagai sumber belajar

mahasiswa masih rendah

(3) Anggaran yang disiapkan baik untuk

penelitian maupun hibah pengajaran

(teaching grant)

(4) Internet pendukung kegiatan akademik

belum optimal sehingga mengganggu

kegiatan akademik

(5) Kerja sama dalam pembelajaran dengan

perguruan tinggi lain baik yang bersifat

lokal, nasional, maupun internasional belum

memadai.

(6) Belum terpenuhi secara optimal perangkat

pembelajaran untuk dapat menuntun

terjadinya lulusan (out put) berkualitas

tinggi.

(7) Belum lengkapnya peraturan yang

dipedomani oleh dosen untuk menjadikan

manajemen pembelajaran berjalan optimal.

(1) Adanya insentif dari pemerintah

dalam penulisan buku.

(2) Secara umum kualitas row input

(mahasiswa) di Undiksa masih

rendah yang berpengaruh terhadap

motivasi belajar dan motivasi

berprestasi.

(3) Tuntutan pasar kerja di era

globalisasi seperti MEA

(4) Secara internal adanya syarat

doktor bagi dosen untuk menuju ke

jabatan lektor kepala menjadi

tantangan bagi dosen untuk

mempersiapkan diri secara

akademik untuk segera studi lanjut

yang selanjutnya dapat berdampak

pada kinerja yang lebih baik

(5) Meningkatnya kualitas lulusan

pada perguruan tinggi lain baik

negeri maupun swasta yang

menjadi ancaman/saingan di

lapangan sehingga Undiksha harus

mengantisipasinya.

(6) Terbatasnya lowongan

pengangkatan pegawai negeri baru,

khususnya bagi lulusan

kependidikan. Hal ini menuntut

upaya agar para lulusan dibekali

kompetensi untuk mampu bekerja

di luar bidang pokoknya.

Page 32: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

26

C. PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN

1. KURIKULUM

Pada dasarnya setiap satuan pendidikan memiliki sistem untuk

menghasilkan lulusan yang berkualitas. Sistem pendidikan tinggi dilihat

sebagai sebuah proses akan memiliki empat tahapan pokok, yaitu: (1)

masukan, (2) proses, (3) luaran, dan (4) hasil ikutan (outcome). Yang

termasuk ke dalam kategori masukan antara lain adalah dosen, mahasiswa,

buku, staf administrasi dan teknisi, sarana dan prasarana, dana, dokumen

kurikulum, dan lingkungan. Yang termasuk ke dalam katagori proses adalah

proses pembelajaran, proses penelitian, dan proses manajemen. Yang

dikategorikan luaran adalah lulusan, hasil penelitian, dan karya IPTEKS

lainnya, sedangkan yang termasuk ke dalam kategori hasil ikutan (outcome)

antara lain adalah penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap luaran

perguruan tinggi, kesinambungan, peningkatan mutu hidup masyarakat, dan

lingkungan.

Sistem pendidikan yang baik didukung oleh beberapa unsur yang baik

pula, antara lain: (1) organisasi yang sehat, (2) pengelolaan yang transparan

dan akuntabel, (3) ketersediaan rencana pembelajaran dalam bentuk dokumen

kurikulum yang jelas dan sesuai kebutuhan pasar kerja, (4) kemampuan dan

keterampilan sumberdaya manusia di bidang akademik dan non-akademik

yang handal dan profesional, (5) ketersediaan sarana-prasarana dan fasilitas

belajar yang memadai, dan lingkungan akademik yang kondusif. Dengan

didukung oleh kelima unsur tersebut, perguruan tinggi akan dapat

mengembangkan iklim akademik yang sehat, yang mengarah pada

ketercapaian masyarakat akademik yang professional. Namun sebagai sebuah

sistem yang terbuka, perguruan tinggi juga dituntut bersinergi dengan

lembaga pendidikan tinggi lain, baik di dalam maupun di luar Indonesia

sehingga dapat berperan serta dalam pengembangan IPTEKS dan

perkembangan masyarakat dunia.

Di samping hal di atas, kualitas proses pembelajaran merupakan

faktor yang sangat mempengaruhi kualitas lulusan perguruan tinggi.

Beberapa indikator yang sering dipasang untuk menengarai mutu lulusan

adalah: (1) IPK, (2) lama studi, dan (3) predikat kelulusan yang disandang.

Namun untuk dapat mencapai keberhasilan, perguruan tinggi perlu menjamin

agar lulusannya dapat meningkatkan kualitas hidupnya dan mengisi dunia

kerja. Keberhasilan PT mengantarkan lulusannya diserap dan diakui di dunia

kerja dan masyarakat akan menimbulkan pengakuan dan kepercayaan di

masyarakat terhadap mutu PT tersebut, yang akhirnya dapat berdampak pada

Page 33: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

27

peningkatan kualitas dan kuantitas calon mahasiswa yang akan masuk ke PT

tersebut. Proses ini akan berputar sebagai sebuah siklus. Aspek internal lain

yang berperan dalam menghasilkan luaran yang bermutu adalah penciptaan

iklim masyarakat dan lingkungan akademik yang kondusif, dan terjaminnya

sistem monitoring dan evaluasi secara internal di PT. Berdasarkan kajian di

atas Perguruan Tinggi perlu mengembangkan dan menyesuaikan program dan

pengelolaan pendidikannya, sehingga dapat terlibat secara aktif dalam

perkembangan dunia global. Untuk itu salah satu prioritas utama Perguruan

Tinggi dalam perencanaan program akademiknya adalah menyiapkan

kurikulum yang dapat mengantisipasi kebutuhan masa depan. Demikian pula

halnya dengan Undiksha sebagai salah satu Perguruan Tinggi harus

mengadakan perubahan dan penyesuaian kurikulumnya.

Kurikulum memiliki makna yang beragam baik antar-negara maupun

antar-institusi penyelenggara pendidikan. Hal ini disebabkan oleh adanya

interpretasi yang berbeda terhadap kurikulum, yaitu dapat dipandang sebagai

suatu rencana (plan) yang dibuat oleh seseorang atau sebagai suatu kejadian

atau pengaruh aktual dari suatu rangkaian peristiwa (Johnson, 1974).

Sementara itu menurut Permenristekdikti RI Nomor 44 tahun 2015 tentang

Standar Nasional Pendidikan Tinggi, kurikulum didefinisikan sebagai berikut:

Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai capaian pembelajaran, bahan kajian, proses, dan penilaian yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi. Jadi,

kurikulum bisa diartikan sebagai sebuah program yang berupa dokumen

program dan pelaksanaan program. Sebagai sebuah dokumen, kurikulum

(curriculum plan) dirupakan dalam bentuk rincian capaian pembelajaran,

matakuliah, silabus, rancangan pembelajaran, dan sistem evaluasi

keberhasilan. Di lain pihak, kurikulum sebagai sebuah pelaksanan program

adalah bentuk pembelajaran yang nyata-nyata dilakukan (actual curriculum).

Pengembangan sebuah kurikulum sering hanya terfokus pada pengubahan

dokumen saja, tetapi pelaksanaan pembelajaran, penciptaan suasana belajar,

cara evaluasi/asesmen pembelajaran, sering tidak berubah sehingga dapat

dikatakan bahwa pengembangan kurikulum hanya pada tataran konsep atau

mengubah dokumen saja. Ini bisa dilihat dalam sistem pendidikan yang lama,

yaitu kurikulum diletakkan sebagai aspek input saja. Namun dengan cara

pandang yang lebih luas, kurikulum bisa berperan sebagai: (1) kebijakan

manajemen pendidikan tinggi untuk menentukan arah pendidikannya, (2)

filosofi yang mewarnai terbentuknya masyarakat dan iklim akademik, (3)

patron atau pola pembelajaran, (4) atmosfer atau iklim yang terbentuk dari

hasil interaksi manajerial PT dalam mencapai tujuan pembelajarannya, (5)

rujukan kualitas dari proses penjaminan mutu, dan (6) ukuran keberhasilan

PT dalam menghasilkan lulusan yang bermanfaat bagi masyarakat. Dari

uraian di atas tampak bahwa kurikulum tidak hanya berarti sebagai suatu

Page 34: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

28

dokumen saja, tetapi mempunyai peran yang kompleks dalam proses

pendidikan. Berdasarkan pengertian kurikulum seperti tersebut di atas, ada

dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah

cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

Berdasaskan hasil kajian yang dilakukan, kurikulum yang berlaku pada

empat prodi yaitu: Prodi Bimbingan Konseling, Prodi Pendidikan Fisika,

Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, dan Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan

dan Rekreasi (termasuk juga prodi-prodi yang lainnya) sebagai suatu

dokumen maupun cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran,

belum memenuhi tuntutan internal maupun tuntutan eksternal yang

diinginkan. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk melakukan revisi terhadap

Kurikulum yang sedang berlaku saat ini khususnya pada keempat prodi yang

dijadikan rintisan tersebut dengan mempertimbangkan kedua dimensi

tersebut, dan untuk menimba pengalaman yang lebih konkrit dan substantif.

Terkait dengan hal di atas, pengembangan dan penyusunan Kurikulum

Undiksha 2016 (khususnya pada empat prodi rintisan) didasarkan pada

rasional berikut:

a. adanya tantangan Internal yang menyangkut kondisi pendidikan tinggi

dewasa ini terkait dengan tuntutan pendidikan tinggi yang mengacu

kepada 10 (sepuluh) Standar Nasional Pendidikan Tinggi, dimana

penyusunan dan pengembangan kurikulum PT harus berorientasi pada

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.

b. adanya tantangan Eksternal yang terkait dengan arus globalisasi dan

berbagai isu yang menyangkut masalah lingkungan hidup, kemajuan

teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, serta

perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan

menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional

menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat

terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast

Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation

(APEC), ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan Masyarakat Ekonomi

Asia (MEA). Maka dari itu, rancangan kurikulum yang disusun dan

dikembangkan harus berbasis pada kompetensi yang diwujudkan dalam

Capaian Pembelajaran (CP) yang dapat mengantisipasi perkembangan di

atas.

c. adanya komitmen menerapkan paradigma pengelolaan kurikulum

Undiksha 2016 berdasarkan pada: (1) pembelajaran berpusat pada peserta

didik (mahasiswa); (2) pembelajaran interaktif (interaktif dosen-

mahasiswa-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya); (3)

pola pembelajaran ditujukan menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta

didik dapat menimba ilmu dari berbagai sumber yang dapat dihubungi

Page 35: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

29

serta diperoleh melalui internet); (4) pola pembelajaran aktif-mencari

dengan pendekatan saintifik; (5) pola pembelajaran alat tunggal menjadi

pembelajaran berbasis alat multimedia; (6) pola pembelajaran berbasis

massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat

pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik dan

keterampilan khusus yang diminati oleh peserta didik; dan (7) pola

pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi

pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines) sehingga prinsip

fleksibilitas dapat terjaga.

Secara metodologis, khusus untuk penyusunan dan pengembangan

kurikulum di lingkungan Undiksha yang berorientasi KKNI ini,

menggunakan model Design and Development (D & D), dengan

menggunakan pendekatan pengembangan model 4D (four-D model). Adapun

tahapan model pengembangan meliputi tahap pendefinisian (define), tahap

perancangan (design), tahap pengembangan (develop) dan tahap ujicoba

(disseminate). Secara garis besar keempat tahap tersebut dapat dijabarkan

sebagai berikut:

a. Tahap Pendefinisian (define). Kegiatan pada tahap ini yaitu menentapkan

dan mendefinisikan syarat-syarat kompetensi pokok yang dituangkan

dalam capaian pembelajaran yang diawali dengan analisis tujuan dari

batasan materi yang dikembangkan oleh masing-masing program studi.

Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: (a) Analisis ujung depan, (b)

Analisis kebutuhan belajar mahasiswa, (c) Analisis tugas. (d) Analisis

konsep, dan (e) Perumusan tujuan pembelajaran.

b. Tahap Perencanaan (Design). Kegiatan pada tahap ini yaitu menyiapkan

prototipe model kompetensi pokok kurikulum. Tahap ini terdiri dari empat

langkah yaitu, (a) Penyusunan instrumen acuan, merupakan langkah awal

yang menghubungkan antara tahap define dan tahap design. (b) Pemilihan

model struktur kurikulum, (c) Pemilihan format. Di dalam pemilihan

format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format

model yang sudah ada dan yang dikembangkan di negara-negara yang

lebih maju atau dengan mengacu pada format yang telah ditetapkan oleh

konsorsium pada prodi terkait/sejenis. (d) penetapan format atau model

acuan yang definitif.

c. Tahap Pengembangan (Develop). Kegiatan pada tahap ini yaitu

menghasilkan model kurikulum khususnya kompetensi pokok yang visibel

dikembangkan di Universitas Pendidikan Ganesha, yang sudah direvisi

berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat

oleh para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan FGD, dan

(c) uji coba terbatas di kelas yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c)

digunakan sebagai dasar melakukan revisi terhadap produk desain yang

telah dihasilkan. Langkah berikutnya adalah pengembangan kompetensi

Page 36: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

30

untuk setiap mata kuliah di kompetensi pokok, baik pada level fakultas

maupun Prodi.

d. Tahap penyebaran (Disseminate). Pada tahap ini merupakan tahap

penggunaan kurikulum atau perangkat yang telah dikembangkan pada

skala yang lebih luas pada prodi yang menjadi rintisan dan bila mungkin

pada disiplin ilmu yang serumpun.

Bertalian dengan fokus masalah dan target produk dari revitalisasi

ini, maka rincian dari kegiatan revitalisasi ini dan metode pencapaiannya

dapat dijabarkan pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Rincian Kegiatan

No Kegiatan Capaian

Rancangan

Kegiatan

(Metode

Pelaksanaan)

Pelaku

Kegiatan

1. Tahap Define

Mengevaluasi

kurikulum yang

sedang berjalan

relevansi kurikulum

dengan SN Dikti dan

standar pendidikan

lainnya

1. Studi

dokumentasi

2. Survey pada

pengelola

prodi, dosen

dan

mahasiswa

3. Expert

Opinion

4. Focus group

discussion

1. Tim

pengem-

bang

2. Pakar

kuriku-

lum

3. Staf

dosen

Melakukan tracer

study terhadap

pengguna lulusan dan

pemangku

kepentingan

relevansi kompetensi

lulusan dengan dunia

kerja, keilmuan yang

diperlukan, kedalaman

ranah kompetensi

(kognitif, psikomotorik,

afektif),

soft skills (penguasaan

bahasa asing, komunikasi,

kepemimpinan,kerjasama,

teknologi informasi, etika

dll.)

1. Kuesioner

2. Telpon

3. Wawancara

4. Kunjungan

5. Focus group

discussion

Tim

pengem-

bang

Merumuskan konsep Konsep profile lulusan

pada masing-masing prodi 1. Expert

Opinion

2. Focus group

discussion

3. Workshop

1. Tim

pengem-

bang

2. Pakar

kuriku-

lum

3. Staf

dosen

Konsep capaian

pembelajaran (learning

outcomes) lulusan pada

masing-masing prodi

Konsep keterkaitan antara

profile lulusan, capaian

pembelajaran (learning

outcomes) dan elemen

kompetensi lulusan pada

masing-masing prodi

Page 37: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

31

Konsep pemetaan

(matrik) CP dan elemen

kompetensi dan bahan

kajian pada masing-

masing prodi

Penetapan sks dan Konsep

struktur kurikulum pada

masing-masing prodi

Panduan Penyusunan RPS

2 Tahap Design Penetapan draf Rumusan

profile lulusan pada

masing-masing prodi

1. Expert

Opinion

2. Focus group

discussion

3. Rapat

Koordinasi

dengan

Forum

Program

Studi sejenis

4. Workshop

1. Tim

pengem-

bang

2. Pakar

kuri-

kulum

3. Staf

dosen

Penetapan draf Rumusan

capaian pembelajaran

(learning outcomes)

lulusan pada masing-

masing prodi

Rumusan keterkaitan

antara profile lulusan,

capaian pembelajaran

(learning outcomes) dan

elemen kompetensi

lulusan pada masing-

masing prodi

Rumusan pemetaan

(matrik) CP dan elemen

kompetensi dan bahan

kajian pada masing-

masing prodi

Rumusan struktur

kurikulum pada masing-

masing prodi

Draft Panduan RPS

prioritas pada mata kuliah

penciri prodi

3 Tahap Develop Rumusan profile lulusan

pada masing-masing prodi

berdasarkan hasil ujicoba

Terbatas

1. Expert

Opinion

2. Focus group

discussion

3. Workshop

4. Ujicoba

terbatas

1. Tim

pengem-

bang

2. Pakar

kuriku-

lum

3. Staf

dosen

Rumusan capaian

pembelajaran (learning

outcomes) lulusan pada

masing-masing prodi

berdasarkan hasil ujicoba

terbatas

Hasil analisis keterkaitan

rumusan antara profile

lulusan, capaian

pembelajaran (learning

outcomes) dan elemen

kompetensi lulusan pada

masing-masing prodi

berdasarkan hasil ujicoba

terbatas

Rumusan pemetaan

(matrik) CP dan elemen

kompetensi dan bahan

Page 38: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

32

kajian pada masing-

masing prodi berdasarkan

hasil ujicoba terbatas

Analisis tentang sks dan

rumusan struktur

kurikulum pada masing-

masing prodi berdasarkan

hasil ujicoba terbatas

Hasil ujicoba terbatas draft

RPS prioritas pada mata

kuliah penciri prodi

4 Tahap Disseminate Aplikasi kurikulum dan

perangkat pembelajaran

(RPS) yang telah

dikembangkan pada prodi

rintisan

Implementas

dan monitoring

pelaksanaan

2. SISTEM MANAJEMEN PEMBELAJARAN

Sistem manajemen pembelajaran merupakan suatu tahapan regulasi

yang menjamin penyiapan, pelaksanaan, penilaian, pengawasan dan

administrasi pembelajaran. Secara lebih luas manajemen pembelajaran akan

menyangkut pula kondisi dan situasi saat pembelajaran berlangsung, dan

bahkan menyangkut pula kualitas pendidik pengelola pembelajaran itu

sendiri baik dari segi penguasaan keilmuannya maupun kualitas penguasaan

seni pedagogiknya. Bila ditelusuri secara lebih dalam, dapat dilihat arti

penting adanya standar proses pembelajaran dan sistem manajemen

pembelajaran itu sendiri, karena betapa baiknya masukan berupa peserta

didik/mahasiswa, serta masukan instrumental berupa isi, tenaga, sarana &

prasarana, biaya dan pengelolaan, tergantung pada proses pembelajaran untuk

menghasilkan output dengan kompetensi lulusan yang bermutu, serta

berdampak positif terhadap lingkungan. Dengan kata lain perlu adanya

penjaminan mutu untuk bisa dirancang standar mutu dari masing-masing

komponen di atas. Proses penjaminan mutu tsb, melalui tahapan-tahapan sbb:

(1) penetapan visi dan misi PT, dan (2) serangkaian standar mutu (yang

dirumuskan dan diramu berdasarkan visi dan kebutuhan stakeholders) seperti

: (a) legalitas formal/peraturan yang mendasari, (b) standar mutu, (c)

pedoman mutu atau SOP termasuk mekanisme monitoring dan evaluasi

terkait dengan implementasi kurikulum hasil hibah revitalisasi LPTK pada

prodi rintisan.

Dalam kaitannya dengan proses penjaminan mutu tsb, Undiksha akan

merumuskan kendali mutu sistem menajemen pembelajarannya. Strategi atau

model kendali mutu yang akan digunakan adalah model PDCA (Plan, Do,

Check, Action) yang dapat digambarkan sbb:

Page 39: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

33

Gambar 3. Komponen Model PDCA

Model di atas dipilih karena dapat menghasilkan pengembangan yang

berkelanjutan, yang selanjutnya siklus tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut.

Gambar 4. Siklus Implementasi PDCA

Maka dari itu rasional perlunya menetapkan penjaminan mutu tentang sistem

manajemen pembelajaran adalah untuk dapat terjadinya pemenuhan standar

mutu pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga konsumen,

produsen, dan pihak lain yang berkepentingan memperoleh kepuasan. Bila

ditelusuri tentang tuntutan mutu dari suatu proses institusi pada awal

perkembangan pendidikan, masyarakatlah yang lebih berperan dalam

menentukan standar mutu tersebut.– masyarakat menentukan apakah lulusan

pendidikannya bermutu dengan memberikan tugas dan penghargaan kepada

mereka. Dalam perkembangan selanjutnya dengan meluasnya

Planning Checking

Acting

Doing

Input Process Output Outcome

S = Standar

D = Do

P = Plan

A = Action

C = Checking

SDCA

SDCA

P

D

C

A

SDCA

P

D

C

A

P

D

C

A

Page 40: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

34

penyelenggaraan pendidikan formal pemerintah lebih berperan dalam

menentukan standar mutu. Dalam kaitannya dengan itu, konsep penjaminan

mutu dapat ditinjau dari dua aspek yaitu : (1) aspek deduktif ; dimana

lembaga pendidikan mampu menetapkan dan mewujudkan visinya melalui

pelaksanaan misinya, (2) aspek induktif; dimana lembaga pendidikan

tersebut, mampu memenuhi kebutuhan stakeholders (kebutuhan

kemasyarakat/societal needs, kebutuhan dunia kerja/industrial needs,

kebutuhan profesional/profesional needs). Visualisasinya dapat digambarkan

sebagai berikut.

Gambar 5. Visualisasi Penjaminan Mutu

Untuk mewujudkan perangkat penjaminan mutu pembelajaran yang memadai

di lingkungan Undiksha, kegiatan rintisan tentang penyelenggaraan sistem

manajemen pembelajaran, tujuannya adalah menghasilkan:

a. penetapan standar standar mutu pembelajaran

b. Implementasi standar mutu pembelajaran

c. Monitoring pelaksanaan standar mutu pembelajaran

d. Evaluasi pelaksanaan standar mutu pembelajaran

Hal di atas merupakan siklus pelaksanaan sistem penjaminan mutu

manajemen pembelajaran di Undiksha yang meliputi: pelaksanaan,

monitoring, evaluasi, audit akademik internal, rumusan koreksi dan

peningkatan mutu berkelanjutan

Secara metodologis, khusus untuk penyusunan dan pengembangan

sistem manajemen pembelajaran menggunakan model PDCA (Plan, Do,

Check, Action). Secara garis besar keempat tahap tersebut dapat dijabarkan

sebagai berikut:

a. Plan, pada tahap ini adalah menetapkan standar mutu pembelajaran yang

menyangkut persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian

hasil belajar, dan monitoring /pengawasan pembelajaran. Dari tahapan ini

diharapkan dapat dihasilkan system informasi berbasis TI, yang

menyangkut: (1) pola penjadwalan perkuliahan secara terpusat, (2)

kelengkapan sarana pendukung perkuliahan pada masing-masing ruang

PENJAMIN MUTU

(Eksternal)

BAN/Lembaga lain

PENJAMIN MUTU

(Internal)

PT Ybs

MUTU

Page 41: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

35

kuliah, (3) ketersediaan Kontrak Perkuliahan, RPS, presensi kehadiran,

jurnal perkuliahan, dan format evaluasi untuk setiap mata kuliah.

b. Do, pada tahap ini adalah mengimplementasi standar mutu pembelajaran

yang telah dirumuskan. Dari tahapan ini diharapkan dapat dihasilkan

system yang berbasis TI untuk: terekamnya pelaksanaan perkuliahan pada

masing-masing mata kuliah sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Data yang direkam meliputi: kehadiran dosen/mahasiswa di kelas,

pelaksanaan evaluasi pembelajaran (pelaksanaan UTS dan UAS),

pengisian jurnal kegiatan perkuliahan.

c. Check pada tahap ini adalah mengobservasi, memonitor dan mengevaluasi

standar mutu pembelajaran yang diimplementasikan. Hasil tahap ini

merupakan bahan refleksi untuk memperbaiki, merevisi standar mutu

pembelajaran yang telah dirumuskan. Pada tahapan ini diharapkan adanya

monitoring perkuliahan yang dilakukan oleh kajur, Dekan WR I dan pihat

terkait lainnya, secara terintegrasi dalam system berbasis TI.

d. Action, tahap ini merupakan implementasi kembali hasil revisi pada tahap

check. Ini dilakukan secara siklus yang pada akhirnya didapatkan rumusan

standar mutu pembelajaran.

Strategi pengendalian mutu manajemen pembelajaran dengan

pendekatan di atas meliputi: perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan pengawasan dan penilaian

pembelajaran.

Perencanaan Pembelajaran

Mekanisme penyusunan perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Dosen menyusun silabus mata kuliah yang diampunya. Silabus mata

kuliah terdiri atas unsur-unsur: identitas mata kuliah, Capaian

Pembelajaran (CP), Indikator Pencapaian CP, Bahan Kajian.

b. Dosen menyusun RPS mata kuliah yang diampunya. RPS mata kuliah

terdiri unsur-unsur: identitas mata kuliah, CP, indikator pencapaian CP,

bahan kajian, Pengalaman belajar, bentuk penilaian, waktu pertemuan,

dan sumber belajar.

c. Dosen menyusun kontrak perkuliahan.

d. Dosen menyusun instrumen penilaian hasil belajar mahasiswa yang terdiri

atas: tugas, soal, kunci jawaban, dan rubrik penilaian sesuai dengan

karakteristik mata kuliah.

e. Dosen meminta masukan terhadap perencanaan pembelajaran yang telah

dibuat kepada dosen lain dalam satu bidang keahlian.

f. Dosen memperbaiki dokumen perencanaan pembelajaran yang telah

dibuat, menandatangani, dan memohon tanda tangan pengesahan kepada

ketua prodi.

Pelaksanaan Pembalajaran

Mekanisme pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut.

Page 42: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

36

a. Dosen memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan memimpin doa

bersama.

b. Dosen menyampaikan perencanaan pembelajaran dan urgensinya kepada

seluruh mahasiswa peserta kuliah.

c. Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menanya,

memberi tanggapan/usulan atas rencana pembelajaran yang dibuat dosen.

d. Dosen dan mahasiswa membuat kesepakatan pelaksanaan pembelajaran

sebagai bentuk kontrak perkuliahan sesuai dengan perencanaan

pembelajaran dan mempertimbangkan masukan yang diberikan

mahasiswa.

e. Dosen melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan

pembelajaran yang telah disepakati bersama.

f. Dosen mengisi jurnal perkuliahan setiap kali memberikan kuliah/

praktikum

g. Mahasiswa menandatangani daftar hadir setiap mengikuti perkuliahan/

praktikum.

h. Mahasiswa mengikuti pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan

perencanaan pembelajaran yang telah disepakati bersama.

i. Dosen mengakhiri pembelajaran dalam satu semester dengan

menandatangani jurnal perkuliahan.

j. Koordinator tingkat (korti) mahasiswa menyerahkan jurnal perkuliahan

kepada ketua prodi.

Penilaian Proses dan Hasil Belajar Mahasiswa

Mekanisme penilaian hasil belajar mahasiswa adalah sebagai berikut.

a. Dosen melakukan penilaian proses pembelajaran sesuai dengan kontrak

penilaian yang disepakati dalam RPS dan kontrakkuliah

b. Dosen memberikan lembaran soal (UTS/UAS) atau tugas kepada

mahasiswa yang harus dikerjakan sesuai dengan petunjuk yang diberikan.

c. Mahasiswa mengerjakan soal (UTS, UAS) atau tugas yang diberikan

dosen sesuai dengan petunjuk yang diberikan.

d. Mahasiswa mengumpulkan hasil pekerjaannya sesuai dengan petunjuk

yang diberikan.

e. Dosen mengoreksi dan memberi skor/nilai hasil pekerjaan mahasiswa

sesuai dengan kunci jawaban/rubrik penilaian yang telah dibuat.

f. Dosen memasukan skor/nilai hasil pekerjaan yang diperoleh mahasiswa ke

dalam daftar penilaian hasil belajar mahasiswa.

g. Dosen mengembalikan hasil koreksi pekerjaan mahasiswa untuk dikoreksi

kembali oleh mahasiswa.

h. Dosen merevisi skor/nilai yang diperoleh mahasiswa apabila terjadi

kekeliruan penyekoran/penilaian.

Page 43: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

37

i. Dosen memasukkan skor/nilai ke dalam daftar peserta kuliah dan nilai

akhir (DPNA) di akhir semester.

Pengawasan dan Penilaian Pembelajaran

Mekanisme pengawasan dan penilaian pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Ketua prodi memerintahkan dosen untuk mengumpulkan program

perencanaan pembelajaran (Silabus, RPS, dan Kontrak Kuliah) di prodi.

b. Ketua prodi melakukan pengamatan pelaksanaan pembelajaran melalui

pegecekan jurnal perkuliahan.

c. Ketua prodi memerintahkan dosen untuk mengumpulkan instrumen

penilaian hasil belajar mahasiswa ke prodi.

d. Ketua prodi menegur dosen yang belum melaksanakan perkuliahan

sesuai dengan kontrak kuliah yang dibuatnya.

e. Unit Jaminan Mutu (UJM) melakukan Audit Mutu Internal (AMI)

proses pembelajaran.

f. UJM melaporkan hasil AMI kepada pimpinan universitas/fakultas/

prodi.

g. Universitas/fakultas/prodi melakukan tindak lanjut atas hasil AMI

proses perbelajaran tiap-tiap mata kuliah maupun kelompok mata

kuliah.

Page 44: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

38

D. EVALUASI PELAKSANAAN DAN KEBERLANJUTAN

PROGRAM

1. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM

Secara umum dapat disepakati bahwa evaluasi pelaksanaan kurikulum

sangat penting dilakukan mengingat evaluasi pelaksanaan kurikulum dapat

menyajikan informasi mengenai kesesuaian, efektifitas dan efisiensi

kurikulum tersebut terhadap tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan

sumber daya yang ada. Informasi dari evaluasi pelaksanaan kurikulum

tersebut sangat berguna sebagai bahan pembuat keputusan apakah kurikulum

tersebut masih dijalankan tetapi perlu dilakukan revisi atau kurikulum

tersebut harus diganti dengan kurikulum yang baru. Evaluasi pelaksanaan

kurikulum juga penting dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar

yang berubah.

Diketahui pula bahwa evaluasi pelaksanaan kurikulum dapat dilakukan

pada outcome dari kurikulum tersebut (outcomes based evaluation) dan juga

dapat difokuskan pada komponen kurikulum tersebut (intrinsic evaluation).

Outcomes based evaluation merupakan fokus evaluasi pelaksanaan

kurikulum yang difokuskan pada menjawab pertanyaan seperti berikut. (1)

apakah kurikulum telah mencapai tujuan yang harus dicapainya? dan (2)

bagaimanakah pengaruh kurikulum terhadap suatu pencapaian yang

diinginkan? Sedangkan fokus evaluasi intrinsic evaluation adalah pada

evaluasi sarana prasarana penunjang kurikulum, evaluasi sumber daya

manusia untuk menunjang kurikulum dan karakteristik mahasiswa yang

menjalankan kurikulum tersebut.

Undiksha juga telah berhasil mengembangkan sistem manajemen

pembelajaran berbasis IT. Sistem manajemen pembelajaran yang telah

berhasil dikembangkan nantinya diharapkan dapat mengatur regulasi yang

menjamin penyiapan, pelaksanaan, penilaian, pengawasan dan administrasi

pembelajaran. Seperti halnya pada evaluasi pelaksanaan kurikulum, evaluasi

pelaksanaan sistem manajemen pembelajaran berbasis IT juga difokuskan

pada outcomes based evaluation untuk menjawab pertanyaan: (1) apakah

sistem telah mencapai tujuan yang harus dicapainya? dan (2) bagaimanakah

pengaruh sistem terhadap suatu pencapaian yang diinginkan? dan difokuskan

pada intrinsic evaluation. Sehubungan dengan itu, evaluasi terhadap

pelaksanaan kurikulum maupun evaluasi terhadap sistem manajemen

pembelajaran yang telah dikembangkan pada hibah revitalisasi LPTK ini akan

dilakukan pada kedua fokus tersebut dan dilaksanakan pada akhir semester

genap tahun akademik 2016/2017.

Page 45: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

39

2. KEBERLANJUTAN PROGRAM

Keberlanjutan Program terkait dengan pengembangan kurikulum dapat

dipaparkan sebagai berikut.

a. Mensosialisasi dan mendiseminasikan hasil penyusunan dan

pengembangan kurikulum empat Prodi hasil hibah revitalisasi

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, secara langsung kepada

para dosen (Prodi rintisan maupun di luar Prodi rintisan) berupa:

a.1 Rumusan Profil Lulusan dan Deskripsi Profil

a.2. Rumusan Capaian Pembelajaran (CP) dan keterkaitannya dengan

elemen kompetensi

a.3 Matrik CP dan bahan kajian

a.4 Penetapan sks dan Struktur Kurikulum

a.5 Panduan penyusunan RPS

b. Menyelenggarakan pertemuan (lokakarya) pada para dosen empat

Prodi rintisan untuk meningkatkan pemahamannya secara konsep dan

implementasi tentang kurikulum yang akan dilaksanakan

c. Mengimplementasikan kurikulum hasil hibah revitalisasi Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan di empat Prodi rintisan

d. Membentuk tim penyusun dan pengembang kurikulum pada Prodi

lainnya (selain empat Prodi rintisan), dan selanjutnya melakukan

pelatihan pada tim pengembang Prodi tersebut.

e. Penyelenggaraan kegiatan di atas, akan didanai melalui DIPA

Undiksha di bawah koordinasi LPPPM Undiksha.

Sementara itu, keberlanjutan program yang terkait dengan sistem manajemen

pembelajaran dilakukan dengan mensosialisasikan hasil penyusunan standar

mutu sistem manajemen pembelajaran pada para dosen (Prodi rintisan

maupun di luar Prodi rintisan) berupa: mengimplementasikan standar mutu

sistem manajemen pembelajaran dalam kurikulum hasil hibah revitalisasi

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan di empat Prodi rintisan.

Penyelenggaraan kegiatan tersebut akan didanai melalui DIPA Undiksha di

bawah koordinasi LPPPM Undiksha.

Page 46: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

40

E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

Melalui hibah revitalisasi LPTK ini, Undiksha telah berhasil

mengembangkan hal-hal sebagai berikut.

a. Kurikulum yang telah disesuaikan dengan deskripsi KKNI, standar

pendidikan guru, serta tuntutan kekinian dan masa depan untuk

menjamin mutu lulusan, sebagai sarjana pendidikan dan calon pendidik

profesional pada empat program studi rintisan yaitu: Prodi Bimbingan

Konseling, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Prodi Pendidikan Jasmani,

Kesehatan dan Rekreasi serta Prodi Pendidikan Fisika. Kurikulum yang

telah berhasil dihasilkan telah memuat komponen-komponen:

1) Profil Lulusan dan Deskripsi Profil

2) Rumusan Capaian Pembelajaran (CP) dan keterkaitannya dengan

elemen kompetensi

3) Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)

4) Beban studi

5) Struktur kurikulum.

b. Sistem manajemen pembelajaran berbasis IT yang dilengkapi dengan

SOP dan aplikasi sistem manajemen pembelajaran berbasis IT.

2. SARAN

Beberapa hal yang dapat disarankan terkait dengan capaian dan

keberlanjutan dari hasil hibah revitalisasi ini adalah:

a. Staf pimpinan diharapkan untuk tetap berkomitmen untuk terus

menyempurnakan kurikulum maupun sistem manajemen pembelajaran

yang telah berhasil dikembangkan dengan tetap menyediakan alokasi

pendanaan untuk mengembangkan kedua komponen tersebut.

b. Perlu dilakukan tracer study secara berkelanjutan untuk dapat

menghasilkan profil lulusan yang lebih akurat.

Page 47: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

41

DAFTAR PUSTAKA

Basic Framework for Higher Education Development KPPTJP IV (2003-2010).

(2003). Diakses 4 November 2013, dari http://archive.web.dikti. go.id/2009/

KPPTJP_2003_ 2010.pdf.

Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan

Tinggi: Sebuah Alternatif Penyusunan Kurikulum. (2008). Diakses 4

November 2013, dari http://www.dikti.go.id/files/atur/PanduanKBK-

Dikti2008.pdf.

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan. (2014). Panduan Penyusunan

Capaian Pembelajaran Lulusan Program Studi. Jakarta: Dirjen Dikti.

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan. (2014). Kurikulum Perguruan

Tinggi Sesuai KKNI. Jakarta: Dirjen Dikti.

Equity and Access in Higher Education. (2010). Diakses 4 November 2013, dari

http://siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/Ind

onesia-EquityandAccessinHigherEducation.pdf.

Gerakan Mutu dalam Pendidikan Tinggi. (t.t). Diakses 4 November 2013, dari

http://www.unhas.ac.id/hasbi/LKPP/Hasbi-KBK-SOFTSKILL-UNISTAFF-

SCL/Hasbi-UNISTAFF-DOCUMEN/MODUL%20UNISTAFF%20

SURABAYA%20 2006/ OD/QA- GerakanMutuPT.pdf

Higher Education Long Term Strategy HELTS. (2003). Diakses 4 November

2013, dari http://www.unhas.ac.id/hasbi/LKPP/Hasbi-KBK-SOFTSKILL-

UNISTAFF-SCL/Hasbi-UNISTAFF-DOCUMEN/MODUL%20

UNISTAFF%20SURABAYA% 202006/ OD/ HELTS% 20 2003-2010.pdf

International Standard Classification of Occupations Structure, Group Definitions and Correspondence Tables. (2012). Diakses 4 November 2013, dari

http://www.ilo.org/ wcmsp5/groups/public/---dgreports/---dcomm/---

publ/documents/publication/wcms_ 172572.pdf.

International Standard Classification of Education (ISCED). (2012). Diakses 4

November 2013, dari http://www.uis.unesco.org/Education/Documents/

ised-2011-en.pdf.

Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia

Nomot 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Meeting Basic Learning Needs: A Vision for 1990s. (1990). Diakses 2013, dari

http://unesdoc.unesco.org/images/0009/000975/097552e.pdf.

Page 48: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

42

Report to UNESCO for the International Commision on Education for the

Twenty-First Century (1996). Dakses 4 November 2013, dari

http://www.unesco.org/education/ pdf/15_62.pdf.

Rencana Induk Pembangunan Undiksha. 2005-2015. Singaraja: Undiksha.

Renstra Undiksha 2015-2019. Singaraja: Undiksha

Strategi Pendidikan Tinggi Jangka Panjang (SPT-JP atau HELTS), 2003-2010.

(2004). Diakses 4 November 2013, dari http://www.inherent-

dikti.net/files/HELTS2003-2010B.pdf.

Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomot

232/U/2000 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum

Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.

Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomot

045/U/2002 Tahun 2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.

Page 49: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

A. DANA HIBAHUraian Jumlah (Rp)

Hibah Revitalisasi LPTK 2016

a. Termin I (pertama) 256,000,000

b. Termin II (kedua) 64,000,000

Total Jumlah Anggaran 320,000,000

Terbilang: Tiga Ratus dua puluh juta rupiah

B. PENGGUNAAN DANA

Honor Total

Volume Jumlah (Rp)

Tim Pengembang 4 bln x 9 org 36 10,800,000

Narasumber 2 keg x 2 org x 8 jam 32 6,400,000

Pelaksana Workshop 2 keg x 25 org

50 15,000,000

Pelaksana FGD 1 keg x 25 org 25 7,500,000

39,700,000

Bahan Habis Pakai/ ATK Jumlah (Rp)

Kertas F4 60 gram 30 rim 1,500,000

Kerta folio bergaris 5 dooze 250,000

Tinta printer HP Laserjet 1125 4 buah 3,900

Stop map kerja 15 lusin 375,000

Papan pencacah data 5 buah 100

Balpoint faster 10 lusin 1,250

Block note besar 200 buah 3,000

Pensil tulis biasa 200 buah 1,000

Flasdisk 8.2 G.B 6 buah 900

Penggandaan bahan FGD 5,200 lembar 780,000

Penggandaan bahan Seminar

draft 4,600 lembar 690,000

Penggandaan instrumen

revitalisasi 3,200 lembar 480,000

Analisis Pengembangan

Kurikulum 3,200 lembar 480,000

Penggandaan draft model 2,500 lembar 375,000

LAPORAN PENGELOLAAN DANA HIBAH REVITALISASI LPTK

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

300,000

SUB TOTAL 1 (Rp)

2. Belanja Bahan Operasional

Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp)

Untuk pengembangan instrumen

dan print out darft serta laporan

revitalisasi

50,000

Untuk pencacahan data,

arsiparis, dan FGD serta seminar

draft

25,000

Untuk pengumpulan data

revitalisasi 20

Untuk bahan FGD dan seminar 50,000

Untuk mencetak instrumen, draft,

dan laporan akhir 975

Untuk administrasi revitalisasi 5 Untuk penyimpanan data

revitalisasi 150

Untuk administrasi revitalisasi,

FGD, seminar draft hasil 125

Untuk FGD dan seminar draft 15

Untuk pengumpulan data

revitalisasi 150

Untuk pengembangan kurikulum 150

Untuk FGD pengembangan dan

validasi model 150

Untuk seminar draft hasil

revitalisasi 150

Untuk validasi draft model oleh

ahli dan praktisi 150

300,000

Volume

1. Honorarium

Tarif (Rp)

300,000

200,000

Page 50: UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

Penggandaan laporan hasil

revitalisasi 2,500 lembar 375,000

Biaya Rapat 25 keg 2,500,000

Penjilidan laporan hasil 115 jilid 977,500

Kegiatan Biaya

Tracer study 30 ok 12,000,000

Narasumber 2 keg 10,000,000

Perjalanan Peserta Focus Group

Discussion (FGD) 100 ok 20,000,000

Perjalanan peserta Seminar Draft

Hasil revitalisasi 100 ok 20,000,000

Perjalanan Seminar hasil

revitalisasi 4 ok 21,000,000

83,000,000

Kegiatan Harga

Satuan (Rp)

Workshop 3 Keg 11,250,000

Biaya pulsa untuk komunikasi

tim peneliti dan administrasi

revitalisasi

4 bln 500,000

Uji Model 10 Pakar 1,000,000

FGD 1 keg 5,000,000

Pengembangan instrumen di

masing- masing fakultas 8 kegiatan 7,500,000

SISA ANGGARAN (Rp) 257,350

Untuk Pengembangan instrumen

di masing- masing fakultas 60,000,000

Untuk memperbanyak hasil

laporan revitalisasi 150

Uraian Volume Harga Satuan (Rp)

Untuk memenuhi kewajiban

penjilidan laporan 8,500

SUB TOTAL 2 (Rp) 86,292,650

3. Belanja Perjalanan

Membiayai perjalanan bagi

peserta FGD dalam

pengembangan model

200,000

Membiayai transportasi peserta

seminar draf hasil 200,000

Biaya perjalanan tracer study 400,000

Kegiatan Workhsop 5,000,000

5,250,000

SUB TOTAL 3 (Rp)

4. Lain- lain

Uraian Biaya Volume

Rapat tim pengembang

SUB TOTAL 4 (Rp) 110,750,000

TOTAL PENGGUNAAN ANGGARAN (Rp) 1+2+3+4 319,742,650

100,000

Untuk uji kelayakan model

melalui tim ahli 10,000,000

Pada saat Tahap define, Design

dan develop 5,000,000

Pada saat Tahap define, Design

dan develop 33,750,000

Untuk komunikasi 2,000,000

Perjalanan ketua peneliti untuk

mempresentasikan hasil

revitalisasi di Jakarta