Scm Pada Carrefour
-
Upload
rizqykhusna -
Category
Documents
-
view
183 -
download
24
description
Transcript of Scm Pada Carrefour
Penerapan Supply Chain Management Pada Carrefour Indonesia (ERP)MARCH 14, 2013 DEDETANGGULLEAVE A COMMENT
Supply Chain Management (SCM) atau Manajemen Rantai Pasok (MRP)
memainkan peran penting dalam industri ritel di indonesia, seperti pada
salah satu perusahaan ritel terbesar dunia yaitu Carrefour. Artikel ini
bersifat kajian pustaka tentang penerapan manajemen rantai pasok di
Indonesia, tepatnya pada Carrefour Indonesia. Dengan ditunjang dengan
beberapa teori yang bersumber dari ahli di bidangnya, diharapkan artikel
ini dapat dijadikan sebagai penambah wawasan tentang penerapan
SCM/MRP tepatnya di Indonesia.
Carrefour adalah perusahaan yang bergerak di bidang dagang yaitu
hypermarket yang berasal dari Perancis. Carrefour dibentuk oleh keluarga
Fournier and Defforey pada tahun 1957. Awalnya carrefour adalah
supermarket kecil kemudian pada tahun 1963 terdapat konsep swalayan
baru yaitu hypermarket. Hypermarket yang dibuka pertama kali oleh
Carrefour yaitu berada di Sainte-Genevieve-des-Bois, suatu kawasan di
kota Paris, dengan menempati lahan seluas 2500 m2 yang memuat 400
buah areal parkir dan 12 jalur kasa pembayaran. Untuk pembukaan di luar
perancis Carrefour dibuka pertama kali di Spanyol pada Tahun 1973,
kemudian mengikuti Brazil pada tahun 1975, Argentina pada tahun 1982,
dan Italia pada tahun 1982. Untuk kawasan Asia pertama kali dilakukan di
Taiwan pada tahun 1989, kemudian di Malaysia pada tahun 1994, Cina
pada tahun 1995, Singapura pada tahun 1997, Indonesia pada tahun
1998, dan Jepang pada tahun 2000. Gebrakan yang dilakukan oleh
Carrefour antara lain, penggabungan seluruh usaha Carrefour di seluruh
dunia dengan perusahaan Promodes4. Setelah itu Carrefour
mengeluarkan Kartu belanja ‘la carte Pas’ pada tahun 1981, peluncuran
program asuransi Carrefour pada tahun 1984, dan peluncuran produk-
produk dagang Carrefour pada tahun 1985. Website Carrefour itu sendiri
baru di luncurkan pada tahun 2000.
Untuk pembukaan nya di Indonesia Carrefour pertama kali di buka di
Jakarta pada bulan Oktober pada tahun 1998, yaitu di kawasan cempaka
putih, Puri Indah, Jakarta Barat. saat ini Carefour sudah memiliki 17
hypermarket di Jakarta, yang antara lain berada di kawasan Cempaka
Putih dan Puri Indah, Mega Mal Pluit, ITC Cempaka Mas Mega Grosir, Ratu
Plaza, Duta Merlin, Lebak Bulus, MT Haryono, Pasar Pestival, ITC
Kuningan, dan satu cabang di kota Bandung. Dari 17 hypermarket itu
Carrefour memperkerjakan sekitar 7500 karyawan. Dalam menjalakan
bisnis hypermarketnya Carrefour mempunyai 3 pilar utam yaitu , harga
yang bersaing, pilihan yang lengkap, dan pelayanan yang memuaskan.
Carrefour sukses menarik konsumen Indonesia dengan tagline nya yaitu
“Ada yang Lebih Murah, Kami Ganti Selisihnya”. Dari strategi itu
Carrefour sukses dengan omset Rp. 1 millar per hari per outlet. Riset
ACNielsen menunjukkan di Jakarta pada dua tahun lalu Carrefour memiliki
Store Equity Index (SEI) tertinggi 2,4. Angka SEI menunjukkan tingkat
preferensi konsumen terhadap toko yang bersangkutan. Index SEI
berkisar 1-10. Angka 1 menunjukkan tingkat preferensi rendah. Survey
ACNielsen tahun 2005 menunjukkan bahwa secara umun Carrefour
dipersepsikan sebagai toko yang menyediakan aneka kebutuhan dengan
harga paling murah diikuti oleh Alfamart dan Indomaret dan tahun 2006,
Carrefour masih menjadi leader dalam format hypermarket.‖ Carrefour
menawarkan konsep “One-Stop Shopping” yang menawarkan tempat
pilihan dengan produk yang beragam, harga murah, dan juga
memberikan pelayanan terbaik sehingga melebihi harapan pelanggan.
Penerapan E-Business di Carrefour indonesia mulai serius dilakukan pada
bulan Juli tahun 2007. Penerapan E-Business ini dilakukan untuk
mengoptimalkan proses bisnis yang ada di Carrefour terutama dalam hal
manajemen rantai pasokan dan manajemen relasi pelanggan. Rantai
pasokan ini harus diatur untuk memudahkan kerja antara gerai dan
pemasok. Sedangkan manajemen relasi pelanggan bertujuan untuk
mengelola pelanggan Carrefour sehingga tetap setia berbelanja di
Carrefour.
KONSEP JUST IN TIMEKonsep Just In Time (JIT) adalah sistem manajemen manufaktur modern
yang dikembangkan sejak awal tahun 70an, JIT pertama kali
dikembangkan dan disempurnakan di pabrik Toyota Manufacturing oleh
Taiichi Ohno.
Konsep JIT berprinsip hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta
(what) sejumlah yang diperlukan (How much) dan pada saat dibutuhkan
(When) oleh konsumen.
Just In Time (JIT) merupakan keseluruhan filosofi dalam operasi
manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan
suku cadang, sumber daya manusia, dan fasilitas dipakai sebatas
dibutuhkan. Tujuan utamanya adalah untuk mengangkat produktifitas dan
mengurangi pemborosan.
Dalam konsep JIT ini, pemborosan mencakup 7 hal, yaitu:
Over produksi ( OverProduction )
Waktu menunggu ( Waiting )
Transportasi ( Transportation )
Pemrosesan ( Process production )
Tingkat persediaan barang ( Unnecessary Inventory )
Gerak ( Unnecessary Motion )
Cacat produksi ( Defects)
Tujuan strategis JIT adalah :
1. Meningkatkan laba
2. Memperbaiki posisi persaingan perusahaan.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara :
1. Mengeliminasi atau mengurangi persediaan
2. Meningkatkan mutu
3. Mengendalikan aktivitas supaya biaya rendah (sehingga
memungkinkan harga jual rendah dan laba meningkat)
4. Memperbaiki kinerja pengiriman.
JIT pada manufaktur didasarkan pada konsep :
Hanya memproduksi produk sejumlah yang diminta oleh konsumen
(tepat kuantitas)
Memproduksi produk bermutu tinggi
Memproduksi produk berbiaya rendah
Memproduksi produk berdaur waktu yang tepat
Mengirimkan produk pada konsumen tepat waktu
JIT pada pembelian didasarkan pada konsep :
Hanya membeli sejumlah barang yang diperlukan untuk produksi
Membeli barang bermutu tinggi
Membeli barang berharga murah
Pengiriman barang yang dibeli tepat waktu
sedangkan elemen-elemen Just In Time (JIT) adalah
Pengurangan waktu set up
Aliran produksi lancar (uninterrupted)
Produksi tanpa cacat
Produksi tanpa kerusakan mesin
Peningkatan secara kontinyu (Continuous improvement)
Peranan dan komitmen pegawai
Hubungan yang harmonis dengan pemasok
Sistem Kanban/pull system
Kelebihan JIT
seluruh sistem yang ada dalam perusahaan dapat berjalan lebih
efisien
Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk
memperkerjakan para staffnya.
Barang produksi tidak harus selalu di cek, disimpan atau diretur
kembali.
Penghematan yang telah di lakukan dapat digunakan untuk
mendapat profit yang lebih tinggi misalnya, dengan mengadakan
promosi tambahan.
Kelemahan JIT
• satu kelemahan sistem JIT adalah, tingkatan order ditentukan oleh
data permintaan historis. Jika permintaan naik melebihi dari rata-rata
perencanaan historis maka inventori akan habis dan akan mempengaruhi
tingkat pelayanan konsumen.
Pada Carrefour sendiri, penerapannya dilakukan pada pusat distribusinya
atau Distribution Center(DC). Peran JIT sendiri mengubah fungsi dari DC
yang tadinya sebagai gudang penyimpanan menjadi ke fungsi aslinya
yaitu untuk mendistribusikan barang ke gerai-gerai Carrefour. Barang
yang dating ke DC pun tidak dalam jumlah yang besar, melainkan
disesuaikan dengan permintaan dari gerai-gerai sehingga tidak ada
barang yang tertinggal di gudang atau terdegradasi dan membuat proses
distribusinya lebih transparan serta meningkatkan efisiensi.
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA CARREFOURSCM sebenarnya sudah dikembangkan di perusahaannya sejak lama
ketika Carrefour baru memiliki beberapa gerai. dan yang dikembangkan
masih sangat sederhana. Fungsinya hanya untuk membantu proses
penerimaan barang di gerai. (menurut Bayu A. Soedjarwo, Manajer
Logistik Senior Carrefour)
Kemudian Carrefour membeli aplikasi untuk rantai pasok dan yang
mampu menjalankan warehouse management system yaitu InfoLog.
Semua proses dalam rantai pasokannya bias diintergrasikan dan
memudahkan Carrefour dalam bekerja sama dengan para supplier meski
tidak 100% terintegrasi seluruhnya. Untuk saat ini Carrefour masih
berfokus pada efisiensi yang bisa diberikan dengan produk yang
berkualitas dan harga yang kompetitif
Dalam proses rantai pasokan yang dijalankan, Carrefour menerapkan
konsep Just-In Time (JIT) pada pusat disribusi atau distribution center yang
bertujuan untuk mengefisiensikan proses sehingga tidak perlu adanya
stok dalam pusat distribusi. Metode ini memungkinkan prosesnya lebih
transparan dalam distribusi produk karena tidak ada produk yang
terdegradasi (tertinggal) di gudang.
Dalam aplikasi InfoLog yang dijalankan Carrefour terdapat beberapa
proses bisnis yang dijalankan yaitu :
1. Inbound Logistics
2. Perencanaan dan pengadaan persediaan
3. Operasi Gudang
4. Outbound Logistics
5. Pelaporan
Keseluruhannya dimuat dalam 4 modul yang berbeda yang keluarannya
berupa laporan yang diperlukan manajemen dan operator sebagai
pertimbangan untuk pengambilan keputusan teknis dan strategis.
co-writer : fanuel Y K, Wahyu Dwi W
sumber:
http://www.carrefour.co.id/
http://blog.its.ac.id/fastroute
http://www.qfinance.com/dictionary
http://alena19.wordpress.com/2010/04/20/just-in-time/
http://www.slideshare.net/benjaminperraut/carrefour-logistic-management
http://www.strategosinc.com/just_in_time.htm,
http://nevafarrell.blogspot.com/2009/05/supply-chain-management-scm-
di.html
http://smallbusiness.chron.com/pros-cons-jit-inventory-system-3195.html
http://www.slideshare.net/adenthoriq/analisis-perusahaan
http://ms.wikipedia.org/wiki/Carrefour
http://www.japan-101.com/business/just_in_time.htm
http://smallbusiness.chron.com/pros-cons-jit-inventory-system-3195.html
Penerapan SCM pada Perusahaan PT.CARREFOUR INDONESIA
Penerapan SCM pada Perusahaan PT.CARREFOUR INDONESIA.
Topik-topik Lanjutan Sistem Informasi
Oleh :
Nama : Claudio Raymondsu
NIM : 1501171296
Kelas : 06PDM
Binus University
Jakarta
2014
ABSTRAK
Perusahaan saat ini berkembang untuk saling bersaing dalam meningkatkan keuntungan
setinggi-tingginya, memperoleh hasil profit dengan pengelolaan yang benar, menghasilkan
dan menggunakan tenaga kerja yang profesional, informasi yang cepat.Fokus utama selain
untuk mendatangkan pelanggan dengan cara penentuan harga yang dapat bersaing,
demikian pula dengan persediaan stok barang yang harus selalu lengkap. Dalam melakukan
penjualan, segala usaha yang berkaitan dengan produk dan stok barang akan sangat
berpengaruh terhadap konsumen atau customer yang akan kita cakup. Begitu pula dengan
semboyan sebanyak produk yang kita jual akan sangat membantu pula terhadap penjualan
dan daya tarik costumer
Kata Kunci: SCM (Supply Chain Management), Persediaan Stok, Management, PT Carrefour.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemampuan dalam memenuhi permintaan konsumen dan pasar dengan waktu tunggudan
waktu pengiriman yang pendek merupakan tolak ukur untuk menilai tingkat respon
perusahaan terhadap permintaan konsumen. Supply Chain Management memberikan
suatualternatif strategi dalam memenangkan persaingan global dengan berbasis competitive
excellence yaitu fokus konsumen, kualitas, dan agility yang didukung kompetensi perusahaan
seperti keterlibatan konsumen, manajemen persediaan, teknologi, pengembangan produk,
dantanggung jawab terhadap lingkungan.Teknologi informasi menjadi salah satu pendorong
bagi terciptanya integrasi rantai pasokan termasuk juga makin kompleksnya permintaan
konsumen, makin kompetitifnyakompetisi global dan peningkatan keinginan perusahaan
untuk menjadi perusahaan yanginovatif dan mampu menjadi yang pertama dalam
mengenalkan produk baru sesuai kebutuhan pasar. Makalah ini membahas
Supply Chain Management sebagai suatu stratgi alternatif yang digunakan Carrefour
Indonesia dalam memenangkan persaingan pada pasar Indonesia
1.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang akan dibahas pada penulisan paper ini adalah
– Profile perusahaan
– Visi-Misi Carrefour
– SCM Carrefour terdahulu
– Penerapan SCM yang baru
– Contoh Supplier/Pemasok produk
– Manfaat penerapan SCM
– Kelemahan SCM
– Tantangan-tantangan penerapan SCM
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan
– Untuk mengetahui kegunaaan SCM pada zaman global saat ini.
– Untuk mengetahui penerapan SCM pada perusahaan Carrefour Indonesia.
– Untuk mengetahui data dan informasi yang dikelolah secara ontime.
– Menentukan tingkat outsourcing yang tepat
– Mengelola pembelian / pengadaan suatu barang
– Mengelola pemasok
Manfaat
– Mendapatkan keuntungan dari SCM.
– Memberikan pengetahuan SCM kepada orang awam.
– Mengetahui pentingnya peranan SCM bagi perusahaan Carrefour dalam meningkatkan
kebutuhan pelanggan.
1.4 Metodologi Penulisan / Penelitian
Metodologi yang saya gunakan dalam penulisan laporan ini adalah dengan pengumpulan
data-data dan informasi yang diperoleh dalam artikel, buku, dan website online. Sehingga
terbuatlah makalah ini
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian SCM
James A. dan Mona J. Fitzsimmons, yang menyatakan bahwa supply chain management
adalah sebuah sistem pendekatan total untuk mengantarkan produk ke konsumen akhir
dengan menggunakan teknologi informasi untuk mengkoordinasikan semua elemen supply
chain dari mulai pemasok ke pengecer, lalu mencapai tingkat berikutnya yang merupakan
keunggulan kompetitif yang tidak tersedia di sistem logistik tradisional.
Supply Chain Management menurut Chase, Aquilano, Jacobs adalah sistem untuk
menerapkan pendekatan secara total untuk mengelola seluruh aliran informasi, bahan, dan
jasa dari bahan baku melalui pabrik dan gudang ke konsumen akhir.
Menurut Simchi-Levi, David, Philip Kaminsky, dan Edith (2004, p2), Supply chain Management
diartikan sebagai rangkaian pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan pemasok,
produsen, gudang dan toko secara efektif agar persediaan barang dapat diproduksi dan
didistribusi pada jumlah yang tepat, ke lokasi yang tepat, dan pada waktu yang tepat
sehingga biaya keseluruhan sistem dapat diminimalisir selagi berusaha memuaskan
kebutuhan dan layanan.
Menurut Council of Logistic Management (Pujawan 2005, p7), Supply chain Management
adalah koordinasi sistematis dan strategis akan fungsi-fungsi bisnis tradisional dalam dan
lintas perusahaan dalam sebuah rantai persediaan untuk mengembangkan kinerja jangka
panjang perusahaan dan keseluruhan rantai persediaan.
2. 2 Tujuan SCM
Berdasarkan dari definisi-definisi diatas maka tujuan dari SCM antara lain adalah:
1) Supply chain manajemen menyangkut pertimbangan mengenai lokasi yang memiliki
dampak terhadap aktivitas dan biaya dalam rangka memproduksi produk yang diperlukan
pelanggan dari supplier dan pabrik hingga disimpan di gudang dan pendistribusiannya ke
sentral penjualan.
2) Mencapai efisiensi aktivitas dan biaya seluruh sistem, total biaya sistem daritransportasi
hingga distribusi persediaan bahan baku, proses kerja dan barang jadi.
3) Untuk memastikan sebuah produk berada pada tempat dan waktu yang tepat untuk
memenuhi permintaan konsumen tanpa menciptakan stok yang berlebihan atau kekurangan.
4) Untuk memastikan seluruh item barang berada pada tempat dan waktu yang tepat agar
dapat memberikan keuntungan yang terbaik dan service kepada customer.
5) Memaksimalkan nilai organisasi – organisasi industry yang berdampak pada kenaikan profit
dan hubungan baik antar organisasi.
2.3 Komponen dasar SCM
a. Plan (Perencanaan)
Awal kesuksesan SCM adalah pada proses penentuan strategi SCM. Tujuan utama dari proses
perumusan strategi adalah agar tercapainya efisiensi dan efektivitas biaya dan terjaminnya
kualitas produk yang dihasilkan hingga sampai ke konsumen.
b. Source (Sumber Barang)
Perusahaan harus memilih supplier bahan baku yang kredibel untuk mendukung proses
produksi yang akan dilakukan. Oleh sebab itu manejer SCM harus dapat menetapkan harga,
mengelola pengiriman dan pembayaran bahan baku, serta menjaga dan meningkatkan
hubungan bisnis terhadap supplier.
c. Make (Manufacturing)
Komponen ini adalah tahap manufacturing. Manejer SCM melakukan penyusunan jadwal
aktivitas yang dibutuhkan dalam proses produksi, uji coba produk,pengemasan dan persiapan
pengiriman produk. Tahap ini merupkan tahap yang paling penting dalam SCM. Perusahaan
juga harus mampu melakukan pengukuran kualitas,output produksi, dan produktivitas
pekerja.
d. Deliver (Pengiriman)
Perusahaan memenuhi order dari permintaan konsumen, mengelola jarigan gudang
penyimpanan, memilih distributor untuk menyerahkan produk ke konsumen,dan mengatur
sistem pembayaran.
e. Return (Pengembalian)
Perencana SCM harus membuat jaringan yang fleksibel dan responsif untuk produk cacat dari
konsumen dan membentuk layanan aduan konsumen yang memilikimasalah dengan produk
yang dikirimkan.Dengan demikian, hendaknya perusahaan selalu membuat laporan
performansibisnis mereka secara rutin. Sehingga pimpinan perusahaan dapat mengetahui
perubahanperforma bisnis yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan awal dari SCM yang
telahditetapkan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Profile Perusahaan
Aplikasi yang menerapkan CRM diklasifikasikan menjadi dua (Dyche, 2002), yaitu:
Carrefour di Indonesia berdiri pada tahun 1996 dengan membuka gerai pertama di Cempaka
Putih pada bulan Oktober 1998. Pada saat yang sama, Continent, sebagai perusahaanritel
Perancis, membuka gerai pertamanya di Indonesia. Pada tahun 1999, Carrefour danPromodes
(sebagai pemegang saham utama dari Continent) menggabungkan semua kegiatan usaha
ritel di seluruh dunia dengan nama Carrefour. Hal tersebut menjadikan Carrefour sebagai ritel
terbesar kedua di dunia.Sebagai bagian dari perusahaan global, Carrefour berusaha untuk
memberikan standar pelayanan kelas dunia dalam industri ritel Indonesia. Carrefour
Indonesia memperkenalkan konsep hypermarket dan menyediakan alternatif belanja yang
baru di Indonesia kepada pelanggannya. Carrefour menawarkan konsep “One-Stop Shopping”
yang menawarkan tempat pilihan dengan produk yang beragam, harga murah, dan juga
memberikan pelayanan terbaik sehingga melebihi harapan pelanggan.Saat ini, Carrefour
sudah beroperasi di 83 gerai dan tersebar di 28 kabupaten diIndonesia. Sebagai salah satu
ritel terkemuka, Carrefour Indonesia berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi
pelanggan Carrefour di Indonesia. Carrefour sangat peduli terhadap kebutuhan pelanggan
dengan menawarkan lebih dari 40.000 produk, sehingga pelanggan dapat memperoleh
pilihan lengkap kebutuhan sehari-hari yang berkualitas baik dengan harga diskon di dalam
lingkungan belanja yang nyaman. Carrefour Indonesia memilikisekitar 28,000 karyawan, baik
karyawan langsung maupun tidak langsung, seperti SPG,cleaning service, dll. Carrefour
Indonesia telah bermitra dengan sekitar 4,000 pemasok yanghampir 70% adalah UKM (Usaha
Kecil Menengah).Carrefour Indonesia juga telah memberikan kontribusi dan berpartisipasi
aktif dalam pembangunan daerah di sektor pertanian dengan membeli 95% produk dari pasar
domestik,meningkatkan kehidupan petani dengan menjaga hubungan jangka panjang dan
memperluasakses pasar di gerai Carrefour Indonesia, meningkatkan perkembangan kualitas
produk lokaldengan memperkenalkan metode pertanian modern dan lebih aman, misalnya
pengembangansecara aktif penggunaan pupuk alami, dan menerapkan sistem kontrol
pengelolaan air.
3.2 Visi dan Misi Carrefour
Visi PT. Carrefour Indonesia
Menjadi ritel nomor satu di Indonesia
Misi PT. Carrefour Indonesia
•Menciptakan toserba dengan konsep tempat belanja keluarga;
•Memberikan pilihan dan kualitas ke semua orang
•Menciptakan harga yan diinginkan konsumen dan penyediaan lokasi yang dekatd engan
rumah
•Membangun kerja sama yang baik dengan para pemasok yang berkualitas
•Memberikan dukungan yang terbaik bagi karyawan untuk berkembang dan mencapai
potensi maksimal guna memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan.
3.3 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
3.4 Supply Chain Management pertama PT Carrefour.
Carrefour sebenarnya telah menerapkan SCM sejak lama, yaitu ketika Carrefour baru memiliki
beberapa gerai. SCM yang diterapkan masih sangat sederhana. Fungsinya hanya untuk
membantu proses penerimaan barang di gerai, dan masih terfokus pada barang pangan siap
saji. Sebagai contoh makanan siap saji adalah hamburger, hot dog, pizza, kue dan roti, yang
proses pengolahannya dilakukan di setiap gerai Carrefour. Sedangkan pengiriman barang
dilakukan dengan mengirim barang langsung ke gerai Carrefour yang dilakukan oleh para
pemasok.
Berikut adalah kendala yang dihadapi Carrefour sebelum melakukan implementasi SCM yang
baru:
1. Sistem informasi tidak efektif dan efisien.
Tidak efektif: karena pengolahan data menjadi tidak akurat dan sulitnya mengatur dan
mengontrol aktivitas suplai, produksi, dan pengiriman di setiap gerai yang ada.
Tidak efisien: karena kerugian akibat lost of sales, kerugian akibat kerusakan barang,
kerugian akibat besarnya biaya transportasi dsb; serta kerugian waktu akibat sulitnya
mengkoordinasi aktivitas di setiap gerai-nya.
2. Sulitnya dalam mendistribusikan barang ke setiap gerai Carrefour.
Sulitnya proses pendistribusian barang-barang dari pemasok ke gerai-gerai Carrefour yang
jumlahnya tidak sedikit. Biaya transportasi untuk distribusi tinggi danmembutuhkan lebih
banyak tenaga kerja. Dan tidak menutup kemungkinan terjadiketerlambatan dalam memasok
barang, sehingga menyebabkan lost of sales bagisupplier.
3. Adanya kendala komunikasi antar Carrefour dengan pemasok.
Terjadinya miscommunication dengan pemasok, terjadinya lag pada saat pemesanan dan
pengiriman, terjadinya kesalahan data, dsb.
4. Kurangnya loyalitas pemasok terhadap Carrefour.
Pemasok lebih mementingkan pelanggan lainnya. Baik pada saat melayani
permintaan,maupun kualitas produk yang diberikan.
5. Lost of sales.
Kendala terhadap ketersediaan stok barang bagi pelanggannya. Konsumen yang seharusnya
dapat membeli barang-barang yang mereka butuhkan, tetapi karena waktu pemasukan
barang dan kerusakan barang menbuat konsumen harus kehilangan produk yang mereka
inginkan
3.5 Supply Chain Management baru PT Carrefour.
Carrefour kemudian membeli sebuah aplikasi ternama khusus untuk rantai pasokan dan
sekaligus mampu menjalankan Warehouse Management System, yakni InfoLog
(InfologSolutions PVT Ltd.). Dengan InfoLog, semua proses dalam rantai pasokan bisa
diintegrasikan.
Selain itu, sistem ini memudahkan kolaborasi Carrefour dengan para pemasok. Meskipun,
belum semua pemasok terintegrasi. Saat ini Carrefour berfokus pada efisiensi yang bias
diberikan, sehingga bisa dinikmati oleh pelanggan berupa keberadaan produk
berkualitasdengan harga yang kompetitif.
Software infolog ini menangani beberapa proses bisnis dalam supply chain management
Carrefour yaitu meliputi :
a.Inbound Logistics
Inbound logistics merupakan aktivitas penerimaan dan penggudangan barang.
Kegiatan ini meliputi:
– Advanced Shipping Notification (ASN),
– Reservasi Lokasi,,
– Put Away.
b.Perencanaan dan pengadaan persediaan
Carrefour menetapkan tingkat persediaan untuk menjalankan operasional hariannya.
Tetapi karena Carrefour menggunakan sistem cross dock yang bersifat just in time sehingga
persedian yang ada menjadi sangat sedikit dikarenakan fungsi utama gudang untuk
meredistribusi produk. Definisi tingkat persediaan ini terbagi dalam tiga tingkatan yaitu:
-Tingkat persediaan minimum
-Tingkat persediaan maksimum
-Tingkat reorder Carrefour memiliki dua Distribution Center, sehingga terdapat kemungkinan
terjadinya stock transfer
Sistem yang digunakan dalam mengontrol proses distribusi dari para pemasok adalah system
Central Order Pool (COP). Sistem ini berfungsi untuk melakukan proses pesanan secara
otomatis dan terpusat berdasarkan jumlah persediaan produk di gerai.
c. Operasi Gudang
Kegiatan operasi gudang meliputi:
-Mendefinisikan tipe gudang,
-Manajemen ruang berdasarkan kapasitas dan volume,
-Cycle count dan stock adjustment
d.Outbond Logistics Aktivitas outbound logistic smeliputi:
-Penangkapan pesanan pembeli, distribusi, dan penjualan
-Pembuatan daftar angkut berdasarkan aturan angkut dan konfirmasi angkut
-Konfirmasi pemuatan dan pengiriman
-pembuatan invoice dan packs
e. Laporan
Laporan yang dibuat untuk keperluan manajemen dan teknis terdiri atas laporan sebagai
berikut:
– Resep dan pengiriman
– Buku besar dan laporan persediaan
– Daftar angkut dan daftar kemas
– Invoice
-Laporan saran lokasi penyimpanan
-Laporan saran persediaan SKU
-Laporan cycle count
-Laporan Fullfillment
-Lokasi kosong
-Kartu stok
Supply Chain Management yang dibangun Carrefour berdasarkan perhitungan tingkat
optimasi dari pabrik atau pemasok sampai ke rak gerai.
Metode yang dipakai Carrefour untuk SCM ini dengan menerapkan proses just-in-time (JIT) di
pusat distribusi (Distribution Center), yang disebut Cross Dock .
Distribution center adalah pusat penerimaan barang dari seluruh supplier Carrefour. Supplier
tidak lagi harus mengantar barang ke masing-masing gerai, namun cukup mengirimkannya
kedistribution center , yang kemudian akan dikirimkan ke masing-masing gerai yang dimiliki
Carrefour sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
Tujuannya adalah untuk mengefisienkan waktu sehingga tidak memerlukan adanya stok di
pusat distribusi. Jadi ketika pemasok mengirim barang hari ini ke
Distribution Center Carrefour di Lebak Bulus, maka keesokan harinya barang tersebut akan
didistribusikan ke gerai-gerai. Sehingga metode Cross Dock memungkinkan proses yang lebih
transparan dan cepat dalam mendistribusikan produk karena tidak ada produk yang
terdegradasi (tertinggal) digudang.
Supply Chain Management yang dikembangkan Carrefour tidak hanya berdasarkan proses
pergerakan fisik produk, melainkan memperhatikan pula aliran informasi.
Untuk kebutuhan dalam proses aliran order, pihak Carrefour mengembangkan Central Order
Pool (COP), dimana proses pengorderan dilakukan secara otomatis dan terpusat berdasarkan
jumlah stok digerai. Untuk melakukan pemesanan barang dengan seluruh pemasok, Carrefour
menggunakan sistem Electronic Data Interchange (EDI). Pemasok dapat menerima order
melalui Web. Tidak dapat dipungkiri ada beberapa pemasok yang sudah
mengintegrasikannya dengan sistem Enterprise Resourch Planning yang mereka miliki.
Selanjutnya, mereka menyampaikan(submit) order itu ke pabriknya, lalu barang pun dikirim
ke Distribution Center Carrefour.
Kunci utama dari proses order tersentralisasi adalah akurasi data stok di gerai dan
pusatdistribusi Carrefour. Untuk itu pihak Carrefour menerapkan proses cycle count
(penghitungan stok menggunakan sampling setiap hari).Dengan begitu, akurasi data di pusat
distribusi diklaim hampir selalu 100%, walaupun mengelola puluhan ribu jenis produk.
3.6 Contoh Pemasok Carrefour indonesia
– CV Mulyatama
CV Mulyatama adalah pemasok private label untuk tempat CD, tempat tisu di mobil,dan
sebagainya. CV Mulyatama bergabung menjadi pemasok Carrefour sejak Februari2008.
Menurut mereka rantai pasokan baru yang dijalankan Carrefour sangat bagus dan memiliki
keunggulan yaitu sangat efisien dari segi waktu dan tenaga kerja.
– Unilever
Unilever Indonesia, salah satu supplier besar yang menjadi pemasok Carrefour sejak 1998
(ketika peritel asal Prancis ini baru membuka gerainya di Cempaka Putih), jugamerupakan
pemasok pertama yang ikut serta dalam pengiriman terpusat (centralizeddelivery) sejak
pertama kali Carrefour menerapkan sistem rantai pasokan baru.Dengan sistem pengiriman
terpusat ini, Unilever sebagai pemasok tidak perlu lagi mengirim barang langsung ke gerai-
gerai Carrefour, tapi cukup ke gudang Carrefour. Carrefour kemudian akan mengirim barang
Unilever ke gerai bersama-sama dengan barang dari pemasok lain.Sistem pengiriman
terpusat ini merupakan kolaborasi yang baik antara Unilever denganCarrefour. Apabila dilihat
dari rantai pasokan secara keseluruhan, kolaborasi ini menghasilkan
3.7 Manfaat Penerapan SCM di Carrefour
– Hasil data stok yang lebih akurat.Beberapa manfaat keakuratan data yang dapat
dirasakan oleh Carrefour:
– Mengetahui jumlah stok barang yang ada di Distribution Center maupun disetiap gerai;
– Ketersediaan produk di gerai lebih terjamin.
– Mengantisipasi terjadinya keterlambatan pengiriman barang maupun out of stock dari
pemasok
– Memenuhi permintaan pelanggan pada saat yang dibutuhkan
– Terjadinya efisiensi biaya.Mengurangi biaya penyimpanan, biaya transportasi, markdown
cost (penurunan harga produk yang tidak laku dijual dengan harga normal), dan stock out
cost.
– Mengurangi inventori barang.
Mengurangi stok barang yang berlebihan, karena sudah memperkirakan barang mana yang
laku dipasar dan yang tidak, dan berapa banyak jumlah barang yang dipesan.Sehingga tidak
terjadi penumpukan barang di gudang maupun di gerai.
– Menjamin kelancaran arus barang.
– Barang dikirim ke setiap gerai dari Distribution Center tanpa adanya proses penyimpanan
digudang. Dan dikirim sesuai dengan jumlah yang kebutuhkan setiapgerai. Sehingga dapat
mengurangi kemungkinan terjadinyalost of sales
– Menjamin mutu.
Kualitas dan mutu lebih terjamin, karena barang langsung dari pemasok dan didistribusikan
langsung ke gerai-gerai, tanpa adanya pengendapan barang di gudang.
3.8 Kelemahan Penerapan Supply Chain Management yang Baru
– Memerlukan biaya maintenance yang besar;
– Memerlukan tenaga ahli di bidang IT untuk implementasi, maintenance, dan pelatihan
– Kurangnya partisipasi pemasok dalam distribusi.
Tingkat partisipasi pemasok untuk bergabung dengan sistem distribusi masih kurang.Padahal,
service level para pemasok masih di bawah ekspektasi Carrefour. Saat ini,rata-rata pemasok
yang mengantar langsung ke gerai Carrefour memiliki service level50%. Misalnya, kalau pihak
Carrefour memesan 100 unit, mereka hanya mampu memasok 50 unit.
3.9 Tantangan Penerapan Supply Chain Management yang Baru:
– Tantangan pada saat Penerapan SCM
a)Merekrut tenaga ahli dibidang teknik informasi dan manajemen perusahaan
b)Penyesuaian software InfoLog.
c)Membutuhkan biaya awal yang cukup tinggi;
d)Pelatihan manajemen perusahaan mengenai sistem yang baru.
e)Tantangan pada saat Penerapan SCM Terjadi-nya data lag, karena pemesanan suplai ke
pemasok berbasis online, maka tidak menutup kemungkinan adanyadata lag,
penyebabnya dapat karena kerusakan alatkomunikasi sampai koneksi internet.
BAB
PENUTUP
Kesimpulan
Penerapan Sistem Manajemen Rantai ( Supply Chain Management ) dengan memanfaatkan
teknolofi informasi dan koneksi internet dapat mengoptimalkan proses bisnis dari segi
pengeluaran biaya dan mengoptimalkan pendapatan Karena disini UKM tak perlu banyak
mengeluarkan biaya untuk mendistribusikan produk ke setiap tempat atau toko yang
berbeda, dan dengan penerapan SCM ini sangat membantu pegawai carrefour, pemasok
sampai konsumen.
Saran
Saran yang saya berikan :
1. Penggunaan Teknologi Informasi dalam penerapan Supply Chain Management pada
suatu perusahaan sangat diperlukan untuk membantu perusahaan tersebut meningkatkan
proses bisnisnya.
2. Menjalin hubungan yang lebih baik dengan para supplier sehingga jika terjadi masalah.
3. Terus mengembangkan SCM dengan teknologi yang canggih, sehingga tidak akan kalah
dengan pesaing – pesaingnya
DAFTAR PUSTAKA
Managing the Supply Chain Definitive Guide for the Business Professional by Simchi-Levi,
David, Kaminsky, Philip… (Jan 2, 0003)
Managing the Supply Chain : The Definitive Guide for the Business Professional by David
Simchi-Levi, Philip Kaminsky and Edith Simchi-Levi (Dec 29, 2003)
Dyche, Jill. 2012. The SCM Handbook. Addison-Wesley, USA.
O’Brien, James.A. 2005. Introduction To Information System : Essential for The e Business
Enterprise, 11th edition. McGraw Hill, New York.
Service Management: Operations, Strategy, and Information Technology by James A.
Fitzsimmons and Mona J. Fitzsimmons (Mar 2004)
Widjayano, Budianto Yasmana. Tunggal. 2007, Konsep Dasar Supply Chain Management
(SCM)., Jakarta.
Operations and Supply Management by Jacobs / Chase / Aquilano (2009)
Pujawan, I Nyoman. (2005). Supply Chain Management. Edisi Pertama. Guna Widya,
Surabaya.
Lembito, Hoetomo. (2006). Produktivitas & Efisiensi dengan Supply Chain Management. PPM.
Jakarta.
Indrajit, Eko dan Richardus Djokopranoto. (2002). Konsep Manajemen Supply Chain. PT
Grasindo. Jakarta.
Chopra, Sunil dan Peter Meindl. (2004). Supply Chain Management: Strategy, Planning, and
Operations. Second Edition. Prentice Hall Inc., Upper Saddle River, New Jersey.