Scm Pada Carrefour

18
Penerapan Supply Chain Management Pada Carrefour Indonesia (ERP) MARCH 14, 2013 DEDETANGGULLEAVE A COMMENT Supply Chain Management (SCM) atau Manajemen Rantai Pasok (MRP) memainkan peran penting dalam industri ritel di indonesia, seperti pada salah satu perusahaan ritel terbesar dunia yaitu Carrefour. Artikel ini bersifat kajian pustaka tentang penerapan manajemen rantai pasok di Indonesia, tepatnya pada Carrefour Indonesia. Dengan ditunjang dengan beberapa teori yang bersumber dari ahli di bidangnya, diharapkan artikel ini dapat dijadikan sebagai penambah wawasan tentang penerapan SCM/MRP tepatnya di Indonesia. Carrefour adalah perusahaan yang bergerak di bidang dagang yaitu hypermarket yang berasal dari Perancis. Carrefour dibentuk oleh keluarga Fournier and Defforey pada tahun 1957. Awalnya carrefour adalah supermarket kecil kemudian pada tahun 1963 terdapat konsep swalayan baru yaitu hypermarket. Hypermarket yang dibuka pertama kali oleh Carrefour yaitu berada di Sainte-Genevieve-des-Bois, suatu kawasan di kota Paris, dengan menempati lahan seluas 2500 m2 yang memuat 400 buah areal parkir dan 12 jalur kasa pembayaran. Untuk pembukaan di luar perancis Carrefour dibuka pertama kali di Spanyol pada Tahun 1973, kemudian mengikuti Brazil pada tahun 1975, Argentina pada tahun 1982, dan Italia pada tahun 1982. Untuk kawasan Asia pertama kali dilakukan di Taiwan pada tahun 1989, kemudian di Malaysia pada tahun 1994, Cina pada tahun 1995, Singapura pada tahun 1997, Indonesia pada tahun 1998, dan Jepang pada tahun 2000. Gebrakan yang dilakukan oleh Carrefour antara lain, penggabungan seluruh usaha Carrefour di seluruh dunia dengan perusahaan Promodes4. Setelah itu Carrefour mengeluarkan Kartu belanja ‘la carte Pas’ pada tahun 1981, peluncuran program asuransi Carrefour pada tahun 1984, dan peluncuran produk-produk dagang Carrefour pada tahun 1985.

description

SCM pada PT. Carrefour

Transcript of Scm Pada Carrefour

Page 1: Scm Pada Carrefour

Penerapan Supply Chain Management Pada Carrefour Indonesia (ERP)MARCH 14, 2013 DEDETANGGULLEAVE A COMMENT

Supply Chain Management (SCM) atau Manajemen Rantai Pasok (MRP)

memainkan peran penting dalam industri ritel di indonesia, seperti pada

salah satu perusahaan ritel terbesar dunia yaitu Carrefour. Artikel ini

bersifat kajian pustaka tentang penerapan manajemen rantai pasok di

Indonesia, tepatnya pada Carrefour Indonesia. Dengan ditunjang dengan

beberapa teori yang bersumber dari ahli di bidangnya, diharapkan artikel

ini dapat dijadikan sebagai penambah wawasan tentang penerapan

SCM/MRP tepatnya di Indonesia.

Carrefour adalah perusahaan yang bergerak di bidang dagang yaitu

hypermarket yang berasal dari Perancis. Carrefour dibentuk oleh keluarga

Fournier and Defforey pada tahun 1957. Awalnya carrefour  adalah

supermarket kecil kemudian pada tahun 1963 terdapat konsep swalayan

baru yaitu hypermarket. Hypermarket yang dibuka pertama kali oleh

Carrefour yaitu berada di Sainte-Genevieve-des-Bois, suatu kawasan di

kota Paris, dengan menempati lahan seluas 2500 m2 yang memuat  400

buah areal parkir dan 12 jalur kasa pembayaran. Untuk pembukaan di luar

perancis Carrefour dibuka pertama kali di Spanyol pada Tahun 1973,

kemudian mengikuti Brazil pada tahun 1975, Argentina pada tahun 1982,

dan Italia pada tahun 1982. Untuk kawasan Asia pertama kali dilakukan di

Taiwan pada tahun 1989, kemudian di Malaysia pada tahun 1994, Cina

pada tahun 1995, Singapura pada tahun 1997, Indonesia pada tahun

1998, dan Jepang pada tahun 2000. Gebrakan yang dilakukan oleh

Carrefour antara lain, penggabungan seluruh usaha Carrefour di seluruh

dunia dengan perusahaan Promodes4. Setelah itu Carrefour

mengeluarkan Kartu belanja ‘la carte Pas’ pada tahun 1981, peluncuran

program asuransi Carrefour pada tahun 1984, dan peluncuran produk-

produk dagang Carrefour pada tahun 1985. Website Carrefour itu sendiri

baru di luncurkan pada tahun 2000.

Untuk pembukaan nya di Indonesia Carrefour pertama kali di buka di

Jakarta pada bulan Oktober pada tahun 1998, yaitu di kawasan cempaka

Page 2: Scm Pada Carrefour

putih, Puri Indah, Jakarta Barat. saat ini Carefour sudah memiliki 17

hypermarket di Jakarta, yang antara lain berada di kawasan Cempaka

Putih dan Puri Indah, Mega Mal Pluit, ITC Cempaka Mas Mega Grosir, Ratu 

Plaza, Duta Merlin, Lebak Bulus, MT Haryono, Pasar Pestival, ITC

Kuningan, dan satu cabang di kota Bandung. Dari 17 hypermarket itu

Carrefour memperkerjakan sekitar 7500 karyawan. Dalam menjalakan

bisnis hypermarketnya Carrefour mempunyai 3 pilar utam yaitu , harga

yang bersaing,  pilihan yang lengkap, dan  pelayanan yang memuaskan.

Carrefour sukses menarik konsumen Indonesia dengan tagline nya yaitu

“Ada yang Lebih Murah, Kami Ganti Selisihnya”.  Dari strategi itu

Carrefour sukses dengan omset Rp. 1 millar per hari per outlet. Riset

ACNielsen menunjukkan di Jakarta pada dua tahun lalu Carrefour memiliki

Store Equity Index (SEI) tertinggi 2,4. Angka SEI menunjukkan tingkat

preferensi konsumen terhadap toko yang bersangkutan. Index SEI

berkisar 1-10. Angka 1 menunjukkan tingkat preferensi  rendah. Survey

ACNielsen tahun 2005  menunjukkan bahwa secara umun Carrefour 

dipersepsikan sebagai toko yang menyediakan aneka kebutuhan dengan

harga paling murah diikuti oleh Alfamart dan Indomaret dan tahun 2006,

Carrefour masih menjadi leader dalam format hypermarket.‖ Carrefour

menawarkan konsep  “One-Stop Shopping” yang menawarkan tempat

pilihan dengan produk yang beragam, harga murah, dan juga

memberikan pelayanan terbaik sehingga melebihi harapan pelanggan.

Penerapan E-Business di Carrefour indonesia mulai serius dilakukan pada

bulan Juli tahun 2007. Penerapan E-Business ini dilakukan untuk

mengoptimalkan proses bisnis yang  ada di Carrefour terutama dalam hal

manajemen rantai pasokan dan manajemen relasi pelanggan. Rantai

pasokan ini harus diatur untuk memudahkan kerja antara gerai dan

pemasok. Sedangkan manajemen relasi pelanggan bertujuan untuk

mengelola pelanggan Carrefour sehingga tetap setia berbelanja di

Carrefour.

KONSEP JUST IN TIMEKonsep Just In Time (JIT) adalah sistem manajemen manufaktur modern

yang dikembangkan sejak awal tahun 70an, JIT pertama kali

Page 3: Scm Pada Carrefour

dikembangkan dan disempurnakan di pabrik Toyota Manufacturing oleh

Taiichi Ohno.

Konsep JIT berprinsip hanya memproduksi  jenis-jenis barang yang diminta

(what) sejumlah yang diperlukan (How much) dan pada saat dibutuhkan

(When) oleh konsumen.

Just In  Time (JIT) merupakan keseluruhan  filosofi dalam operasi

manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan  baku dan

suku cadang,  sumber daya manusia, dan fasilitas dipakai sebatas 

dibutuhkan. Tujuan utamanya adalah untuk mengangkat produktifitas dan

mengurangi pemborosan.

Dalam konsep JIT ini, pemborosan mencakup 7 hal, yaitu:

Over produksi ( OverProduction )

Waktu menunggu ( Waiting )

Transportasi ( Transportation )

Pemrosesan ( Process production )

Tingkat persediaan barang ( Unnecessary Inventory )

Gerak ( Unnecessary Motion )

Cacat produksi ( Defects)

Tujuan strategis JIT adalah :

1. Meningkatkan laba

2. Memperbaiki posisi persaingan perusahaan.

Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara :

1. Mengeliminasi atau mengurangi persediaan

2. Meningkatkan mutu

3. Mengendalikan aktivitas supaya biaya rendah  (sehingga

memungkinkan harga jual rendah dan laba meningkat)

4. Memperbaiki kinerja pengiriman.

JIT pada manufaktur didasarkan pada konsep :

Page 4: Scm Pada Carrefour

Hanya memproduksi produk sejumlah yang diminta oleh konsumen

(tepat  kuantitas)

Memproduksi produk bermutu tinggi

Memproduksi produk berbiaya rendah

Memproduksi produk berdaur waktu yang tepat

Mengirimkan produk pada konsumen tepat waktu

JIT pada pembelian  didasarkan pada konsep :

Hanya membeli sejumlah barang yang diperlukan untuk produksi

Membeli barang bermutu tinggi

Membeli barang berharga murah

Pengiriman barang yang dibeli tepat waktu

sedangkan elemen-elemen Just In Time (JIT) adalah

Pengurangan waktu set up

Aliran produksi lancar (uninterrupted)

Produksi tanpa cacat

Produksi tanpa kerusakan mesin

Peningkatan secara kontinyu (Continuous improvement)

Peranan dan komitmen pegawai

Hubungan yang harmonis dengan pemasok

Sistem Kanban/pull system

Kelebihan JIT

seluruh sistem yang ada dalam perusahaan dapat berjalan lebih

efisien

Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk

memperkerjakan para staffnya.

Barang produksi tidak harus selalu di cek, disimpan atau diretur

kembali.

Penghematan yang telah di lakukan dapat digunakan untuk

mendapat profit yang lebih tinggi misalnya, dengan mengadakan

promosi tambahan.

Kelemahan JIT

Page 5: Scm Pada Carrefour

•    satu kelemahan sistem JIT adalah, tingkatan order ditentukan oleh

data permintaan historis. Jika permintaan naik melebihi dari rata-rata

perencanaan historis maka inventori akan habis dan akan mempengaruhi

tingkat pelayanan konsumen.

Pada Carrefour sendiri, penerapannya dilakukan pada pusat distribusinya

atau Distribution Center(DC). Peran JIT sendiri mengubah fungsi dari DC

yang tadinya sebagai gudang penyimpanan menjadi ke fungsi aslinya

yaitu untuk mendistribusikan barang ke gerai-gerai Carrefour. Barang

yang dating ke DC pun tidak dalam jumlah yang besar, melainkan

disesuaikan dengan permintaan dari gerai-gerai sehingga tidak ada

barang yang tertinggal di gudang atau terdegradasi dan membuat proses

distribusinya lebih transparan serta meningkatkan efisiensi.

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA CARREFOURSCM sebenarnya sudah dikembangkan di perusahaannya sejak lama

ketika Carrefour baru memiliki beberapa gerai. dan yang dikembangkan

masih sangat sederhana. Fungsinya hanya untuk membantu proses

penerimaan barang di gerai. (menurut Bayu A. Soedjarwo, Manajer

Logistik Senior Carrefour)

Kemudian Carrefour membeli aplikasi untuk rantai pasok dan yang

mampu menjalankan warehouse management system yaitu InfoLog.

Semua proses dalam rantai pasokannya bias diintergrasikan dan

memudahkan Carrefour dalam bekerja sama dengan para supplier meski

tidak 100% terintegrasi seluruhnya. Untuk saat ini Carrefour masih

berfokus pada efisiensi yang bisa diberikan dengan produk yang

berkualitas dan harga yang kompetitif

Dalam proses rantai pasokan yang dijalankan, Carrefour menerapkan

konsep Just-In Time (JIT) pada pusat disribusi atau distribution center yang

bertujuan untuk mengefisiensikan proses sehingga tidak perlu adanya

stok dalam pusat distribusi. Metode ini memungkinkan prosesnya lebih

Page 6: Scm Pada Carrefour

transparan dalam distribusi produk karena tidak ada produk yang

terdegradasi (tertinggal) di gudang.

Dalam aplikasi InfoLog yang dijalankan Carrefour terdapat beberapa

proses bisnis yang dijalankan yaitu :

1. Inbound Logistics

2. Perencanaan dan pengadaan persediaan

3. Operasi Gudang

4. Outbound Logistics

5. Pelaporan

Keseluruhannya dimuat dalam 4 modul yang berbeda yang keluarannya

berupa laporan yang diperlukan manajemen dan operator sebagai

pertimbangan untuk pengambilan keputusan teknis dan strategis.

co-writer : fanuel Y K, Wahyu Dwi W

sumber:

http://www.carrefour.co.id/

http://blog.its.ac.id/fastroute

http://www.qfinance.com/dictionary

http://alena19.wordpress.com/2010/04/20/just-in-time/

http://www.slideshare.net/benjaminperraut/carrefour-logistic-management

http://www.strategosinc.com/just_in_time.htm,

http://nevafarrell.blogspot.com/2009/05/supply-chain-management-scm-

di.html

http://smallbusiness.chron.com/pros-cons-jit-inventory-system-3195.html

http://www.slideshare.net/adenthoriq/analisis-perusahaan

http://ms.wikipedia.org/wiki/Carrefour

http://www.japan-101.com/business/just_in_time.htm

http://smallbusiness.chron.com/pros-cons-jit-inventory-system-3195.html

Penerapan SCM pada Perusahaan PT.CARREFOUR INDONESIA

Penerapan SCM pada Perusahaan PT.CARREFOUR INDONESIA.

Page 7: Scm Pada Carrefour

Topik-topik Lanjutan Sistem Informasi

Oleh  :

Nama        : Claudio Raymondsu

NIM        : 1501171296

Kelas        : 06PDM

Binus University

Jakarta

2014

ABSTRAK

Perusahaan saat ini berkembang untuk saling bersaing dalam meningkatkan keuntungan

setinggi-tingginya, memperoleh hasil profit dengan pengelolaan yang benar, menghasilkan

dan menggunakan tenaga kerja yang profesional, informasi yang cepat.Fokus utama selain

untuk mendatangkan pelanggan dengan cara penentuan harga yang dapat bersaing,

demikian pula dengan persediaan stok barang yang harus selalu lengkap. Dalam melakukan

penjualan, segala usaha yang berkaitan dengan produk dan stok barang akan sangat

berpengaruh terhadap konsumen atau customer yang akan kita cakup. Begitu pula dengan

semboyan sebanyak produk yang kita jual akan sangat membantu pula terhadap penjualan

dan daya tarik costumer

Kata Kunci: SCM (Supply Chain Management), Persediaan Stok, Management, PT Carrefour.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemampuan dalam memenuhi permintaan konsumen dan pasar dengan waktu tunggudan

waktu pengiriman yang pendek merupakan tolak ukur untuk menilai tingkat respon

perusahaan terhadap permintaan konsumen. Supply Chain Management memberikan

suatualternatif strategi dalam memenangkan persaingan global dengan berbasis competitive

excellence yaitu fokus konsumen, kualitas, dan agility yang didukung kompetensi perusahaan

seperti keterlibatan konsumen, manajemen persediaan, teknologi, pengembangan produk,

dantanggung jawab terhadap lingkungan.Teknologi informasi menjadi salah satu pendorong

bagi terciptanya integrasi rantai pasokan termasuk juga makin kompleksnya permintaan

konsumen, makin kompetitifnyakompetisi global dan peningkatan keinginan perusahaan

untuk menjadi perusahaan yanginovatif dan mampu menjadi yang pertama dalam

mengenalkan produk baru sesuai kebutuhan pasar. Makalah ini membahas

Supply Chain Management sebagai suatu stratgi alternatif yang digunakan Carrefour

Indonesia dalam memenangkan persaingan pada pasar Indonesia

Page 8: Scm Pada Carrefour

1.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang akan dibahas pada penulisan paper ini adalah

–    Profile perusahaan

–    Visi-Misi Carrefour

–    SCM Carrefour terdahulu

–    Penerapan SCM yang baru

–    Contoh Supplier/Pemasok produk

–    Manfaat penerapan SCM

–    Kelemahan SCM

–    Tantangan-tantangan penerapan SCM

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan

–    Untuk mengetahui kegunaaan SCM  pada zaman global saat ini.

–    Untuk mengetahui penerapan SCM pada perusahaan Carrefour Indonesia.

–    Untuk mengetahui data dan informasi yang dikelolah secara ontime.

–    Menentukan tingkat outsourcing yang tepat

–    Mengelola pembelian / pengadaan suatu barang

–    Mengelola pemasok

Manfaat

–    Mendapatkan keuntungan dari SCM.

–    Memberikan pengetahuan SCM kepada orang awam.

–    Mengetahui pentingnya peranan SCM bagi perusahaan Carrefour dalam meningkatkan

kebutuhan pelanggan.

1.4 Metodologi Penulisan / Penelitian

Metodologi yang saya gunakan dalam penulisan laporan ini adalah dengan pengumpulan

data-data dan informasi yang diperoleh dalam artikel, buku, dan website online. Sehingga

terbuatlah makalah ini

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian SCM

James A. dan Mona J. Fitzsimmons, yang menyatakan bahwa supply chain management

adalah sebuah sistem pendekatan total untuk mengantarkan produk ke konsumen akhir

dengan menggunakan teknologi informasi untuk mengkoordinasikan semua elemen supply

chain dari mulai pemasok ke pengecer, lalu mencapai tingkat berikutnya yang merupakan

keunggulan kompetitif yang tidak tersedia di sistem logistik tradisional.

Page 9: Scm Pada Carrefour

Supply Chain Management menurut Chase, Aquilano, Jacobs adalah sistem untuk

menerapkan pendekatan secara total untuk mengelola seluruh aliran informasi, bahan, dan

jasa dari bahan baku melalui pabrik dan gudang ke konsumen akhir.

Menurut Simchi-Levi, David, Philip Kaminsky, dan Edith (2004, p2), Supply chain Management

diartikan sebagai rangkaian pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan pemasok,

produsen, gudang dan toko secara efektif agar persediaan barang dapat diproduksi dan

didistribusi pada jumlah yang tepat, ke lokasi yang tepat, dan pada waktu yang tepat

sehingga biaya keseluruhan sistem dapat diminimalisir selagi berusaha memuaskan

kebutuhan dan layanan.

Menurut Council of Logistic Management (Pujawan 2005, p7), Supply chain Management

adalah koordinasi sistematis dan strategis akan fungsi-fungsi bisnis tradisional dalam dan

lintas perusahaan dalam sebuah rantai persediaan untuk mengembangkan kinerja jangka

panjang perusahaan dan keseluruhan rantai persediaan.

2. 2 Tujuan SCM

Berdasarkan dari definisi-definisi diatas maka tujuan dari SCM antara lain adalah:

1) Supply chain manajemen menyangkut pertimbangan mengenai lokasi yang memiliki

dampak terhadap aktivitas dan biaya dalam rangka memproduksi produk yang diperlukan

pelanggan dari supplier dan pabrik hingga disimpan di gudang dan pendistribusiannya ke

sentral penjualan.

2) Mencapai efisiensi aktivitas dan biaya seluruh sistem, total biaya sistem daritransportasi

hingga distribusi persediaan bahan baku, proses kerja dan barang jadi.

3) Untuk memastikan sebuah produk berada pada tempat dan waktu yang tepat untuk

memenuhi permintaan konsumen tanpa menciptakan stok yang berlebihan atau kekurangan.

4) Untuk memastikan seluruh item barang berada pada tempat dan waktu yang tepat agar

dapat memberikan keuntungan yang terbaik dan service kepada customer.

5) Memaksimalkan nilai organisasi – organisasi industry yang berdampak pada kenaikan profit

dan hubungan baik antar organisasi.

2.3 Komponen dasar SCM

a. Plan (Perencanaan)

Awal kesuksesan SCM adalah pada proses penentuan strategi SCM. Tujuan utama dari proses

perumusan strategi adalah agar tercapainya efisiensi dan efektivitas biaya dan terjaminnya

kualitas produk yang dihasilkan hingga sampai ke konsumen.

b. Source (Sumber Barang)

Perusahaan harus memilih supplier bahan baku yang kredibel untuk mendukung proses

produksi yang akan dilakukan. Oleh sebab itu manejer SCM harus dapat menetapkan harga,

mengelola pengiriman dan pembayaran bahan baku, serta menjaga dan meningkatkan

hubungan bisnis terhadap supplier.

c. Make (Manufacturing)

Komponen ini adalah tahap manufacturing. Manejer SCM melakukan penyusunan jadwal

Page 10: Scm Pada Carrefour

aktivitas yang dibutuhkan dalam proses produksi, uji coba produk,pengemasan dan persiapan

pengiriman produk. Tahap ini merupkan tahap yang paling penting dalam SCM. Perusahaan

juga harus mampu melakukan pengukuran kualitas,output produksi, dan produktivitas

pekerja.

d. Deliver (Pengiriman)

Perusahaan memenuhi order dari permintaan konsumen, mengelola jarigan gudang

penyimpanan, memilih distributor untuk menyerahkan produk ke konsumen,dan mengatur

sistem pembayaran.

e. Return (Pengembalian)

Perencana SCM harus membuat jaringan yang fleksibel dan responsif untuk produk cacat dari

konsumen dan membentuk layanan aduan konsumen yang memilikimasalah dengan produk

yang dikirimkan.Dengan demikian, hendaknya perusahaan selalu membuat laporan

performansibisnis mereka secara rutin. Sehingga pimpinan perusahaan dapat mengetahui

perubahanperforma bisnis yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan awal dari SCM yang

telahditetapkan.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profile Perusahaan

Aplikasi yang menerapkan CRM diklasifikasikan menjadi dua (Dyche, 2002), yaitu:

Carrefour di Indonesia berdiri pada tahun 1996 dengan membuka gerai pertama di Cempaka

Putih pada bulan Oktober 1998. Pada saat yang sama, Continent, sebagai perusahaanritel

Perancis, membuka gerai pertamanya di Indonesia. Pada tahun 1999, Carrefour danPromodes

(sebagai pemegang saham utama dari Continent) menggabungkan semua kegiatan usaha

ritel di seluruh dunia dengan nama Carrefour. Hal tersebut menjadikan Carrefour sebagai ritel

terbesar kedua di dunia.Sebagai bagian dari perusahaan global, Carrefour berusaha untuk

memberikan standar  pelayanan kelas dunia dalam industri ritel Indonesia. Carrefour

Indonesia memperkenalkan konsep hypermarket dan menyediakan alternatif belanja yang

baru di Indonesia kepada pelanggannya. Carrefour menawarkan konsep “One-Stop Shopping”

yang menawarkan tempat pilihan dengan produk yang beragam, harga murah, dan juga

memberikan pelayanan terbaik sehingga melebihi harapan pelanggan.Saat ini, Carrefour

sudah beroperasi di 83 gerai dan tersebar di 28 kabupaten diIndonesia. Sebagai salah satu

ritel terkemuka, Carrefour Indonesia berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi

pelanggan Carrefour di Indonesia. Carrefour sangat peduli terhadap kebutuhan pelanggan

dengan menawarkan lebih dari 40.000 produk, sehingga pelanggan dapat memperoleh

pilihan lengkap kebutuhan sehari-hari yang berkualitas baik dengan harga diskon di dalam

lingkungan belanja yang nyaman. Carrefour Indonesia memilikisekitar 28,000 karyawan, baik

karyawan langsung maupun tidak langsung, seperti SPG,cleaning service, dll. Carrefour

Indonesia telah bermitra dengan sekitar 4,000 pemasok yanghampir 70% adalah UKM (Usaha

Kecil Menengah).Carrefour Indonesia juga telah memberikan kontribusi dan berpartisipasi

Page 11: Scm Pada Carrefour

aktif dalam pembangunan daerah di sektor pertanian dengan membeli 95% produk dari pasar

domestik,meningkatkan kehidupan petani dengan menjaga hubungan jangka panjang dan

memperluasakses pasar di gerai Carrefour Indonesia, meningkatkan perkembangan kualitas

produk lokaldengan memperkenalkan metode pertanian modern dan lebih aman, misalnya

pengembangansecara aktif penggunaan pupuk alami, dan menerapkan sistem kontrol

pengelolaan air.

3.2 Visi dan Misi Carrefour

Visi PT. Carrefour Indonesia

Menjadi ritel nomor satu di Indonesia

Misi PT. Carrefour Indonesia

•Menciptakan toserba dengan konsep tempat belanja keluarga;

•Memberikan pilihan dan kualitas ke semua orang

•Menciptakan harga yan diinginkan konsumen dan penyediaan lokasi yang dekatd engan

rumah

•Membangun kerja sama yang baik dengan para pemasok yang berkualitas

•Memberikan dukungan yang terbaik bagi karyawan untuk berkembang dan mencapai

potensi maksimal guna memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan.

3.3 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

3.4 Supply Chain Management pertama PT Carrefour.

Carrefour sebenarnya telah menerapkan SCM sejak lama, yaitu ketika Carrefour baru memiliki

beberapa gerai. SCM yang diterapkan masih sangat sederhana. Fungsinya hanya untuk

membantu proses penerimaan barang di gerai, dan masih terfokus pada barang pangan siap

saji. Sebagai contoh makanan siap saji adalah hamburger, hot dog, pizza, kue dan roti, yang

proses pengolahannya dilakukan di setiap gerai Carrefour. Sedangkan pengiriman barang

dilakukan dengan mengirim barang langsung ke gerai Carrefour yang dilakukan oleh para

pemasok.

Berikut adalah kendala yang dihadapi Carrefour sebelum melakukan implementasi SCM yang

baru:

1.    Sistem informasi tidak efektif dan efisien.

Tidak efektif: karena pengolahan data menjadi tidak akurat dan sulitnya mengatur dan

mengontrol aktivitas suplai, produksi, dan pengiriman di setiap gerai yang ada.

Tidak efisien: karena kerugian akibat lost of sales, kerugian akibat kerusakan barang,

kerugian akibat besarnya biaya transportasi dsb; serta kerugian waktu akibat sulitnya

mengkoordinasi aktivitas di setiap gerai-nya.

2.    Sulitnya dalam mendistribusikan barang ke setiap gerai Carrefour.

Sulitnya proses pendistribusian barang-barang dari pemasok ke gerai-gerai Carrefour yang

jumlahnya tidak sedikit. Biaya transportasi untuk distribusi tinggi danmembutuhkan lebih

banyak tenaga kerja. Dan tidak menutup kemungkinan terjadiketerlambatan dalam memasok

Page 12: Scm Pada Carrefour

barang, sehingga menyebabkan lost of sales bagisupplier.

3.    Adanya kendala komunikasi antar Carrefour dengan pemasok.

Terjadinya miscommunication dengan pemasok, terjadinya lag pada saat pemesanan dan

pengiriman, terjadinya kesalahan data, dsb.

4.     Kurangnya loyalitas pemasok terhadap Carrefour.

Pemasok lebih mementingkan pelanggan lainnya. Baik pada saat melayani

permintaan,maupun kualitas produk yang diberikan.

5.     Lost of sales.

Kendala terhadap ketersediaan stok barang bagi pelanggannya. Konsumen yang seharusnya

dapat membeli barang-barang yang mereka butuhkan, tetapi karena waktu pemasukan

barang dan kerusakan barang menbuat konsumen harus kehilangan produk yang mereka

inginkan

3.5 Supply Chain Management baru PT Carrefour.

Carrefour kemudian membeli sebuah aplikasi ternama khusus untuk rantai pasokan dan

sekaligus mampu menjalankan Warehouse Management System, yakni InfoLog

(InfologSolutions PVT Ltd.). Dengan InfoLog, semua proses dalam rantai pasokan bisa

diintegrasikan.

Selain itu, sistem ini memudahkan kolaborasi Carrefour dengan para pemasok. Meskipun,

belum semua pemasok terintegrasi. Saat ini Carrefour berfokus pada efisiensi yang bias

diberikan, sehingga bisa dinikmati oleh pelanggan berupa keberadaan produk

berkualitasdengan harga yang kompetitif.

Software infolog ini menangani beberapa proses bisnis dalam supply chain management

Carrefour yaitu meliputi :

a.Inbound Logistics

Inbound logistics merupakan aktivitas penerimaan dan penggudangan barang.

Kegiatan ini meliputi:

– Advanced Shipping Notification (ASN),

– Reservasi Lokasi,,

– Put Away.

b.Perencanaan dan pengadaan persediaan

Carrefour menetapkan tingkat persediaan untuk menjalankan operasional hariannya.

Tetapi karena Carrefour menggunakan sistem cross dock yang bersifat  just in time  sehingga

persedian yang ada menjadi sangat sedikit dikarenakan fungsi utama gudang untuk

meredistribusi produk. Definisi tingkat persediaan ini terbagi dalam tiga tingkatan yaitu:

-Tingkat persediaan minimum

-Tingkat persediaan maksimum

-Tingkat reorder  Carrefour memiliki dua Distribution Center, sehingga terdapat kemungkinan

terjadinya stock transfer

Sistem yang digunakan dalam mengontrol proses distribusi dari para pemasok adalah system

Page 13: Scm Pada Carrefour

Central Order Pool (COP). Sistem ini berfungsi untuk melakukan proses pesanan secara

otomatis dan terpusat berdasarkan jumlah persediaan produk di gerai.

c. Operasi Gudang

Kegiatan operasi gudang meliputi:

-Mendefinisikan tipe gudang,

-Manajemen ruang berdasarkan kapasitas dan volume,

-Cycle count  dan stock adjustment

d.Outbond Logistics Aktivitas outbound logistic smeliputi:

-Penangkapan pesanan pembeli, distribusi, dan penjualan

-Pembuatan daftar angkut berdasarkan aturan angkut dan konfirmasi angkut

-Konfirmasi pemuatan dan pengiriman

-pembuatan invoice dan packs

e. Laporan

Laporan yang dibuat untuk keperluan manajemen dan teknis terdiri atas laporan sebagai

berikut:

– Resep dan pengiriman

– Buku besar dan laporan persediaan

– Daftar angkut dan daftar kemas

– Invoice

-Laporan saran lokasi penyimpanan

-Laporan saran persediaan SKU

-Laporan cycle count

-Laporan Fullfillment

-Lokasi kosong

-Kartu stok

Supply Chain Management  yang dibangun Carrefour berdasarkan perhitungan tingkat

optimasi dari pabrik atau pemasok sampai ke rak gerai.

Metode yang dipakai Carrefour untuk SCM ini dengan menerapkan proses just-in-time (JIT) di

pusat distribusi (Distribution Center), yang disebut Cross Dock .

Distribution center adalah pusat penerimaan barang dari seluruh supplier Carrefour. Supplier

tidak lagi harus mengantar barang ke masing-masing gerai, namun cukup mengirimkannya

kedistribution center , yang kemudian akan dikirimkan ke masing-masing gerai yang dimiliki

Carrefour sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.

Tujuannya adalah untuk mengefisienkan waktu sehingga tidak memerlukan adanya stok di

pusat distribusi. Jadi ketika pemasok mengirim barang hari ini ke

Distribution Center  Carrefour di Lebak Bulus, maka keesokan harinya barang tersebut akan

didistribusikan ke gerai-gerai. Sehingga metode Cross Dock memungkinkan proses yang lebih

transparan dan cepat dalam mendistribusikan produk karena tidak ada produk yang

terdegradasi (tertinggal) digudang.

Page 14: Scm Pada Carrefour

Supply Chain Management yang dikembangkan Carrefour tidak hanya berdasarkan proses

pergerakan fisik produk, melainkan memperhatikan pula aliran informasi.

Untuk kebutuhan dalam proses aliran order, pihak Carrefour mengembangkan Central Order

Pool (COP), dimana proses pengorderan dilakukan secara otomatis dan terpusat berdasarkan

jumlah stok digerai. Untuk melakukan pemesanan barang dengan seluruh pemasok, Carrefour

menggunakan sistem Electronic Data Interchange (EDI). Pemasok dapat menerima order

melalui Web. Tidak dapat dipungkiri ada beberapa pemasok yang sudah

mengintegrasikannya dengan sistem Enterprise Resourch Planning yang mereka miliki.

Selanjutnya, mereka menyampaikan(submit) order itu ke pabriknya, lalu barang pun dikirim

ke Distribution Center Carrefour.

Kunci utama dari proses order tersentralisasi adalah akurasi data stok di gerai dan

pusatdistribusi Carrefour. Untuk itu pihak Carrefour menerapkan proses cycle count

(penghitungan stok menggunakan sampling setiap hari).Dengan begitu, akurasi data di pusat

distribusi diklaim hampir selalu 100%, walaupun mengelola puluhan ribu jenis produk.

3.6 Contoh Pemasok Carrefour indonesia

–    CV Mulyatama

CV Mulyatama adalah pemasok  private label untuk tempat CD, tempat tisu di mobil,dan

sebagainya. CV Mulyatama bergabung menjadi pemasok Carrefour sejak Februari2008.

Menurut mereka rantai pasokan baru yang dijalankan Carrefour sangat bagus dan memiliki

keunggulan yaitu sangat efisien dari segi waktu dan tenaga kerja.

–    Unilever

Unilever Indonesia, salah satu supplier besar yang menjadi pemasok Carrefour sejak 1998

(ketika peritel asal Prancis ini baru membuka gerainya di Cempaka Putih), jugamerupakan

pemasok pertama yang ikut serta dalam pengiriman terpusat (centralizeddelivery) sejak

pertama kali Carrefour menerapkan sistem rantai pasokan baru.Dengan sistem pengiriman

terpusat ini, Unilever sebagai pemasok tidak perlu lagi mengirim barang langsung ke gerai-

gerai Carrefour, tapi cukup ke gudang Carrefour. Carrefour kemudian akan mengirim barang

Unilever ke gerai bersama-sama dengan barang dari pemasok lain.Sistem pengiriman

terpusat ini merupakan kolaborasi yang baik antara Unilever denganCarrefour. Apabila dilihat

dari rantai pasokan secara keseluruhan, kolaborasi ini menghasilkan

3.7 Manfaat Penerapan SCM di Carrefour

–    Hasil data stok yang lebih akurat.Beberapa manfaat keakuratan data yang dapat

dirasakan oleh Carrefour:

–    Mengetahui jumlah stok barang yang ada di Distribution Center maupun disetiap gerai;

–    Ketersediaan produk di gerai lebih terjamin.

–    Mengantisipasi terjadinya keterlambatan pengiriman barang maupun out of  stock dari

pemasok

–    Memenuhi permintaan pelanggan pada saat yang dibutuhkan

–    Terjadinya efisiensi biaya.Mengurangi biaya penyimpanan, biaya transportasi, markdown

Page 15: Scm Pada Carrefour

cost (penurunan harga produk yang tidak laku dijual dengan harga normal), dan stock out

cost.

–    Mengurangi inventori barang.

Mengurangi stok barang yang berlebihan, karena sudah memperkirakan barang mana yang

laku dipasar dan yang tidak, dan berapa banyak jumlah barang yang dipesan.Sehingga tidak

terjadi penumpukan barang di gudang maupun di gerai.

–    Menjamin kelancaran arus barang.

–    Barang dikirim ke setiap gerai dari Distribution Center tanpa adanya proses penyimpanan

digudang. Dan dikirim sesuai dengan jumlah yang kebutuhkan setiapgerai. Sehingga dapat

mengurangi kemungkinan terjadinyalost of sales

–    Menjamin mutu.

Kualitas dan mutu lebih terjamin, karena barang langsung dari pemasok dan didistribusikan

langsung ke gerai-gerai, tanpa adanya pengendapan barang di gudang.

3.8 Kelemahan Penerapan Supply Chain Management yang Baru

–    Memerlukan biaya maintenance yang besar;

–    Memerlukan tenaga ahli di bidang IT untuk implementasi, maintenance, dan pelatihan

–    Kurangnya partisipasi pemasok dalam distribusi.

Tingkat partisipasi pemasok untuk bergabung dengan sistem distribusi masih kurang.Padahal,

service level para pemasok masih di bawah ekspektasi Carrefour. Saat ini,rata-rata pemasok

yang mengantar langsung ke gerai Carrefour memiliki service level50%. Misalnya, kalau pihak

Carrefour memesan 100 unit, mereka hanya mampu memasok 50 unit.

3.9 Tantangan Penerapan Supply Chain Management yang Baru:

– Tantangan pada saat Penerapan SCM

a)Merekrut tenaga ahli dibidang teknik informasi dan manajemen perusahaan

b)Penyesuaian software InfoLog.

c)Membutuhkan biaya awal yang cukup tinggi;

d)Pelatihan manajemen perusahaan mengenai sistem yang baru.

e)Tantangan pada saat Penerapan SCM Terjadi-nya data lag, karena pemesanan suplai ke

pemasok berbasis online, maka tidak menutup kemungkinan adanyadata lag,

penyebabnya dapat karena kerusakan alatkomunikasi sampai koneksi internet.

BAB

PENUTUP

Kesimpulan

Penerapan Sistem Manajemen Rantai ( Supply Chain Management ) dengan memanfaatkan

teknolofi informasi dan koneksi internet dapat mengoptimalkan proses bisnis dari segi

pengeluaran biaya dan mengoptimalkan pendapatan Karena disini UKM tak perlu banyak

Page 16: Scm Pada Carrefour

mengeluarkan biaya untuk mendistribusikan produk ke setiap tempat atau toko yang

berbeda, dan dengan penerapan SCM ini sangat membantu pegawai carrefour, pemasok

sampai konsumen.

Saran

Saran yang saya berikan :

1.    Penggunaan Teknologi Informasi dalam penerapan Supply Chain Management pada

suatu perusahaan sangat diperlukan untuk membantu perusahaan tersebut meningkatkan

proses bisnisnya.

2.    Menjalin hubungan yang lebih baik dengan para supplier sehingga jika terjadi masalah.

3.    Terus mengembangkan SCM dengan teknologi yang canggih, sehingga tidak akan kalah

dengan pesaing – pesaingnya

 

DAFTAR PUSTAKA

Managing the Supply Chain Definitive Guide for the Business Professional by Simchi-Levi,

David, Kaminsky, Philip… (Jan 2, 0003)

Managing the Supply Chain : The Definitive Guide for the Business Professional by David

Simchi-Levi, Philip Kaminsky and Edith Simchi-Levi (Dec 29, 2003)

Dyche, Jill. 2012. The SCM  Handbook. Addison-Wesley, USA.

O’Brien, James.A. 2005. Introduction To Information System : Essential for The e Business

Enterprise, 11th  edition. McGraw Hill, New York.

Service Management: Operations, Strategy, and Information Technology by James A.

Fitzsimmons and Mona J. Fitzsimmons (Mar 2004)

Widjayano, Budianto Yasmana. Tunggal. 2007, Konsep Dasar Supply Chain  Management

(SCM)., Jakarta.

Operations and Supply Management by Jacobs / Chase / Aquilano (2009)

Pujawan, I Nyoman. (2005). Supply Chain Management. Edisi Pertama. Guna Widya,

Surabaya.

Lembito, Hoetomo. (2006). Produktivitas & Efisiensi dengan Supply Chain Management. PPM.

Jakarta.

Page 17: Scm Pada Carrefour

Indrajit, Eko dan Richardus Djokopranoto. (2002). Konsep Manajemen Supply Chain. PT

Grasindo. Jakarta.

Chopra, Sunil dan Peter Meindl. (2004). Supply Chain Management: Strategy, Planning, and

Operations. Second Edition. Prentice Hall Inc., Upper Saddle River, New Jersey.