sc

22
1. Pengertian Section caesaria merupakan cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding depan uterus melalui dinding depan perut. Section caecaria juga diartikan sebagai pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus atau insisi transabdominal uterus. (Umi Sholikhah, 2011) Pelahiran sesaria ( juga dikenal dengan istilah seksio sesarea atau seksio C) adalah pelahiran janin melalui insisi yang dibuat pada dinding abdomen dan uterus. (Sharon J. Reeder, 2011) Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Sarwono, 2005). Jadi section casaria adalah suatu cara persalinan buatan janin dengan melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. 2. Etiologi Menurut Sharon J. Reeder, 2011 Indikasi persalinan sesaria yang dibenarkan dapat terjadi secara tunggal atau secara kombinasi, merupakan suatu hal yang sifatnya relative daripada mutlak, dan dapat diklasifikasikan seperti yang

description

tugas

Transcript of sc

1. PengertianSection caesaria merupakan cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding depan uterus melalui dinding depan perut. Section caecaria juga diartikan sebagai pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus atau insisi transabdominal uterus. (Umi Sholikhah, 2011)Pelahiran sesaria ( juga dikenal dengan istilah seksio sesarea atau seksio C) adalah pelahiran janin melalui insisi yang dibuat pada dinding abdomen dan uterus. (Sharon J. Reeder, 2011)Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Sarwono, 2005).Jadi section casaria adalah suatu cara persalinan buatan janin dengan melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram.

2. EtiologiMenurut Sharon J. Reeder, 2011 Indikasi persalinan sesaria yang dibenarkan dapat terjadi secara tunggal atau secara kombinasi, merupakan suatu hal yang sifatnya relative daripada mutlak, dan dapat diklasifikasikan seperti yang ditunjukan dibawah (newnham et al., 1992; Cunningham, et al., 1993) Ibu dan janin :Distosia (kemajuan persalinan yang abnormal) adalah indikasi paling umum kedua (30 %) yang pada umumnya ditunjukan sebagai suatu kegagalan kemajuan dalam persalinan. Hal ini mungkin berhubungan dengan ketidaksesuaian antara ukuran panggul dengan ukuran kepala janin (disproporsi sefalopelvik), kegagalan induksi atau aksi kontraks uterus yang abnormal. IbuPenyakit ibu yang berat, seperti penyakit jantung berat, diabetes mellitus, preeklamsia berate atau eklamsia, kanker servix, atau infeksi berat (yaitu, virus herpes simplex tipe II atau herpes Genetalis dalam fase aktif atau dalam dua minggu lesi aktif). Penyakit tersebut membutuhkan persalinan section caecaria karena beberapa alasan : untuk mempercepat pelahiran dalam suatu kondisi yang kritis: Karena klien dan janjjnnya tidak mampu menoleransi persalinan : tau janin akan terpajan dengan resiko bahaya yang mengangkat saat melalui jalan lahir pembedahan uterus sebelumnya, termasuk moimektomy, peliharan caecaria sebelumnya dengan insisi klasik atau rekonstruksi uterus obstruksi jalan lahir Karena adanya fibroid atau tumor ovarium. Janin :Gawat janin, seperti janin dengan kasus prolaps tali pusat, insufisiensi uteroplasenta berat, malplesentasi, seperti letak melintang, janin dengan presentasi dahi kehamilan ganda dengan bagian terendah janin kembar adalah posisi melintang bokong. Plasenta :Plasenta previa Pemishan plasenta sebelum waktunya (solusio) Sesarea berulang elektifIndikasi paling umum dilakukannya pelahiran sesarea adalah seksio sesarea berulang ( 33%).

Indikasi kotoversial meliputi tidak diketahuinya jaringan parut sebelumnya, presentasi bokong, kehamilan lewat bulan, dan makrosomia janin (dengan perkiraan berat badan janin lebih dari 4500 gram).

3. PATOFISOLOGIAmnion terdapat pada plasenta dan berisi cairan yang didalamnya adalah sifat dari kantung amnion adalah bakteriostatik yaitu untuk mencegah karioamnionistis dan infeksi pada janin. Atau disebut juga sawar mekanik terhadap infeksi. Setelah amnion terinfeksi oleh bakteri dan disebut kolonisasi bakteri maka janin akan berpotensi untuk terinfeksi juga pada 25% klien cukup bulan yang terkena infeksi amnion, persalinan kurang bulan terkena indikasi ketuban pecah dini daripada 10% klien persalinan cukup bulan indikasi ketuban pecah dini akan menjadi tahap karioamnionitis (sepsis, infeksi menyeluruh). Keadaan cerviks yang baik pada kontraksi uterus yang baik, maka persalinan per vagina dianjurkan, tetapi apabila terjadi gagal induksi cerviks atau induksi cerviks tidak baik, maka tindakan sectio caesarea tepat dilakukan secepat mungkin untuk menghindari kecacatan atau terinfeksinya janin lebih parah.4. Pemeriksaan Penunjang Untuk mengetahui panggul sempit dapat dilakukan pemeriksaan, diantaranya:1. Darah rutin (mis Hb)2. Urinalisis : menentukan kadar albumin/glukosa3. Pelvimetri : menentukan CPD4. USG abdomen5. Gula darah sewaktu5. KomplikasiKomplikasi sectio caesarea mencakup periode masa nifas yang normal dan komplikasi setiap prosedur pembedahan utama. Kompikasi sectio caesarea a. PerdarahanPerdarahan primer kemungkinan terjadi akibat kegagalan mencapai hemostasis ditempat insisi rahim atau akibat atonia uteri, yang dapat terjadi setelah pemanjangan masa persalinan.b. Sepsis sesudah pembedahanFrekuensi dan komplikasi ini jauh lebih besar bila sectio caesarea dilakukan selama persalinan atau bila terdapat infeksi dalam rahim. Antibiotik profilaksis selama 24 jam diberikan untuk mengurangi sepsis.c. Cedera pada sekeliling stukturBeberapa organ didalam abdomen seperti usus besar, kandung kemih, pembuluh didalam ligamen yang lebar, dan ureter, terutama cenderung terjadi cedera. Hematuria yang singkat dapat terjadi akibatterlalu antusias dalam menggunakan retraktor didaerah dinding kandung kemih.* Komplikasi Pada anakSeperti halnya dengan ibunya, nasib anak yang dilahirkan dengan sectio caesarea banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan sectio caesaria. Menurut statistik di negara negara dengan pengawasan antenatal dan intra natal yang baik, kematian perinatal pasca sectio caesaria berkisar antara 4 dan 7 %. 6. Penatalaksanaan Medis Penatalaksanaan medis dan perawatan setelah dilakukan sectio caesarea 1. Perdarahan dari vagina harus dipantau dengan cermat2. Fundus uteri harus sering dipalpasi untuk memastikan bahwa uterus tetap berkontraksi dengan kuat3. Analgesia meperidin 75-100 mg atau morfin 10-15 mg diberikan, pemberian narkotik biasanya disertai anti emetik, misalnya prometazin 25 mg4. Eriksa aliran darah uterus palingsedikit 30 ml/jam5. Pemberian cairan intra vaskuler, 3 liter cairan biasanya memadai untuk 24 jam pertama setelah pembedahan6. Ambulasi, satu hari setelahpembedahan klien dapat turun sebertar dari tempat tidur dengan bantuan orang lain7. Perawatan luka, insisi diperiksa setiap hari, jahitan kulit (klip) diangkat pada hari keempat setelah pembedahan8. Pemeriksaan laboratorium, hematokrit diukur pagi hari setelah pembedahan untuk memastikan perdarahan pasca operasi atau mengisyaratkan hipovolemia9. Mencegah infeksi pasca operasi, ampisilin 29 dosis tunggal, sefalosporin, atau penisilin spekrum luas setelahjanin lahir

A. PERAWATAN PRAOPERATIF1.PENGKAJIANMenjalani pelahiran melalui pembedahan sering kali menimbulkan kecemasan untuk klien dan keluarganya, menambah sejumlah faktor yang harus dipahami dan diterima, membuat pemulihan pasca partum lebih sulit, menyebabkan ketegangan tambahan pada perkembangan hubungan ibu dan bayi baru lahir, dan menimbulkan kebutuhan untuk memproses dan mengintegrasikan pengalaman melahirkan yang terganggu tersebut (lihat rencana asuhan keperawatan : wanita yang mengalami kelahiran sesaria).Pengkajian keperawatan pada masa praoperatif meliputi mengevalusi parameter fisik klien dan kesiapan serta pemahaman terhadap prosedur dan mengidentifikasi kemungkinan faktor-faktor resiko yang ada. Jika sesaria merupakan prosedur elektif, verifikasi usia kehamilan merupakan hal yang sangat penting dan perlu dibahas dengan dokter apabila hal ini belum di verifikasi. Informasi di kumpulkan dari catatan prenatal klien (sering kali dikirimkan sebelum tanggal pelahiran), pengkaian fisik (ttv, hasil laboratorium), dan wawancara dengan klien dan orang-orang yang member dukungan pada klien saat masuk.2. Diagnosis Keperawatan Praoperatif Resiko cidera pada ibu dan janin Kecemasan yang berhubungan dengan kelahiran sesaria Kecemasan yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur rutin pra operatif Ketidakberdayaan yang berhubungan dengan kurangnya pilihan dalam pilihan melahirkan Gangguan harga diri yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk melakukan kelahiran pervaginamB. Perawatan Pascapartum Sesaat Setelah PembedahanKlien yang penah mengalami pelahiran per seksio sesarea mengalami dua peristiwa sekaligus, yaitu pembedahan dan pelahiran melalui abdomen. Prosedur perawatan pascaoperatif yang dilakukan sama dengan prosedur pada pembedahan abdomen, tetapi dengan tambahan dimensi perawatan pascapartum.Pengkajian Pengkajian klien setelah pelahiran per sesarea meliputi pemantauan semua system tubuh dengan ketat. Dua area yang sangat penting untuk dikaji adalah jumlah kehilangan darah dan keseimbangan cairan.Kehilangan DarahJika klien berbaring terlentang dalam waktu yang lama, penting untuk memeriksa apakah ada darah yang terkumpul dibawah bokong klien yang dapat menetes turun keperineum yang tidak tertampung oleh pembalut. Insisi pada kulit diperiksa secara teratur untuk memeriksa apakah ada hematoma, perdarahan atau infeksi,. Tanda-tanda vital diperiksa setiap empat jam beberapa hari pertama pascaoperasi, atau sampai stabil,. Sangat penting untuk memantau tanda-tanda terjadinya syok atau infeksi.Keseimbangan CairanKateter retensi sering kali tetap terpasang selama 12 sampai 24 jam. Kateter retensi tersebut harus dipantau dengan ketat untuk melihat apakah urine mengalir tanpa hambatan. Perawat harus mencatat warna, kejernihan, jumlah dan bau urine klien, dan melaporkan kepada dokter jika ada abnormalitas.Diagnosa KeperawatanBerikut ini adalah kemungkinan diagnosa keperawatan selama periode sesaat setelah operasi: Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan pernapasan dangkal sebagai akibat sekunder dari nyeri pada insisi Gangguan Perfusi Jaringan berhubungan dengan kehilangan darah pada saat pembedahan dan ketidakadekuatan kontraksi uterus Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Gangguan Kenyamanan berhubungan dengan nyeri pada insisi dan involusi uterus.Perencanaan dan IntervensiPascapembedahan, obat-obatan analgesic harus diberikan untuk ibu tetap nyman dan istirahat klien. Posisi klien ditempat tidur selama masa awal pascaoperatif mungkin disesuaikan dengan tipe anestesi yang klien dapatkan. Klien sebaiknya dianjurkan untuk mengubah posisi miring ke kiri dan ke kanan setiap satu jam. Napas dalam, batuk, dan terapi dengan spirometer insensif juga sebaiknya juga dianjurkan untuk mrningkatkan ventilasi paru yang adekuat. Kebanyakan klien yang melahirkan melalui pembedahan sesarea diperolehkan untuk melakukan ambulasi ketika sudah benar-benar pulih dari pengaruh anestesi. Ambulasi pada umumnya dianjurkan dilakukan mulai 12 jam sampai 24 jam setelah kelahiran.C. Perawatan Pascapartum Lanjutan PascaoperatifPerawatan tersebut meliputi pengkajian tanda-tanda vital; observasi pengeluaran lokia; pengkajian fundus uterus; perawatan payudara, perineum, dan luka insisi; pengamatan eliminasi dari kandung kemih dan usus; nutrisi; ambulasi; kebersihan; dan penatalaksanaan nyeri.PengkajianPerawatan yang berhubungan dengan pembedahan meliputi pengamatan terhadap luka insisi, pengontrolan nyeri, fungsi pernapasan, dan peningkatan kebutuhan istirahat danpemulihan. Mandi dapat dilakukan pada hari kedua apabila luka insisi ditutup dengan steples.Pengkajian dan intervensi tentang perkembangan keterampilan menjadi ibu dan adaptasi keluarga terhadap kelahiran per seksio sesarea merupakan inti focus yang penting.Diagnosa Keperawatan Pascaoperatif Sesarea Kurang Pengetahuan berhubungsn dengan kelahiran per sesarea Ketidakmampuan Menjadi Orang Tua Gangguan Citra Tubuh Gangguan Harga Diri Duka Cita berhubungan dengan kelahiran per sesarea atau kematian janin Gangguan Proses Keluarga

Rencana Asuhan keperawatanWanita yang mengalami kelahiran sesareaTujuan Keperawatan :1. Ibu dan keluarganya menunjukkan kesiapan terhadap kelahiran sesarea2. Ibu dan keluarganya menunjukkan pemahaman terhadap proses sesarea3. Ikatan antara ibu dan bayinya terjadi dengan normal4. Kenyamanan dan fungsi tubuh ibu terpelihara atau pulihIbu dan keluarganya menunjukkan integrasi kelahiran sesarea sebagai pengalaman kelahiran yang positif dan memuaskan

PengkajianKemungkinan diagnosis keperawatanIntervensi atau Rasionalevaluasi

Persiapan dilakukannya sesarea (tidak direncanakan, elektif)

Kondisi pascaoperatif : kontraksi fundus perdarahan tanda-tanda vitalAsupan dan haluaranInsisiFungsi pernafasanKenyamanan

Ikatan awal dengan bayi : ibu ayah

PengamatanPascapartum; Penyembuhan insisiNyeriCairan dan nutrisiFungsi ususFungsi kandung kemihFungsi pernafasanKurang pengetahuan yang berhubungan dengan alasan dilakukannya sesarea, prosedur, cara relaksasi, pereda nyeri

Ketakuatan yang berhubungan dengan kondisi diri sendiri atau bayi, nyeri, prosedur, hasil akhir, akibat

Resiko cidera pada ibu dan janin

Kemungkinan komplikasi : perdarahan, atoni uterus, hematoma, syok, depresi fungsi pernafasan

Gangguan kenyamanan : nyeri yang berhubungan dengan insisi, after pains, tarikan otot-otot abdomen

Resiko gangguan menjadi orang tua yang berhubungan dengan kurangnya kontak yang lebih awal,pemisah, kondisi ibu dan bayi, komplikasi, nyeri, anastesia, kekecewaan setelah melahirkan, ketidakberdayaan

Resiko komplikasi :Infeksi, hematoma, perdarahan pada insisi, jahitan pada luka terbuka

Gangguan kenyamanan yang berhubungan dengan insisi, afterpains, tarikan otot abdomen,gasResiko kompikasi :Mual dan mutah yang menetap, terapi itravena yang kontinu, kurang nafsu makan, penurunan fungsi gastrointestinalGangguan eliminasi usus : Penururnan fungsi usus yang berhubungan dengan anastesi dan pembedahan (penurunan peristaltic dan aktifitas), gas, konstipasiGangguan eliminasi urine yang berhungan dengan pembedahan, anestesi, pemasangan kateter menetap; resiko retensi urineResiko komplikasi : Penurunan oksigen yang berhubungan dengan keterbatasan ventilasi, pneumonia, emboli pulmonalMasukkan kelahiran sesarea dalam kelas persiapan melahirkan, untuk menyediakan berbagai informasi untuk mencegah kecemasan Berikan informasi dan penjelasan tentang alasan dilakukannya seksio sesarea, persipan, pembedahan, dan proses yang mungkin akan terjadi, untuk meningkatkan pemahaman

Bantu orang tua utuk mengungkapakan perasaan mereka, seperti rasa takut, rasa kecewa, berduka, tidak bertenaga, dan sebagainya, untuk meredakan kecemasan merekaBerikan informasi dan penenangan (sebanyak mungkin tentang kondisi ibu dan bayi) untuk mengurangi rasa cemasLepaskan alat buatan (misalnya, lensa kontak, gigi palsu, dan persiasan ) untuk mencegah cideraPasang kateter menetap untuk mengosongkan kandung kemih untuk mencegah kesukan kandung kemih selama pembedahan berlangsungCukur abdomen dari putting sampai paha untuk menghilangkan rambut didaerah sekitar insisi untuk mencegah infeksiHapus cat kuku untuk melihat perpusi pada bantalan kukuBantu berikan posisi untuk tindakan anastesi : tulang belakang sebaiknya dilengkungan untuk meningkatkan area akses keruang intervertebrataLakukan pemantauan pola denyut jantung jenin secara terus-menerus sampai janin dikeluarkan dari uterus, apabila telah terjadi gawat nafas untuk mempertahankan pemantauan janin yang adekuatPantau kemajuan pasca operatif, laporkan tanda-tanda awal terjadinya masalah, lakukan tindakan darurat jika diperlukan untuk mencegah komplikasi

Berikan analgesic, ubah posisi, sesuaikan tempat tidur, untuk meningkatkan kenyamanan

Berikan kesempatan bagi orang tua untuk melihat, memegang, dan mengeksplorasi bayinya diruang pemulihan (jika memungkinkan); atau berikan laporan tentang kondisi dan karakteristik bayi (jenis kelamin, berat badan, kenormalan, kemajuan) untuk mempererat ikatanDiskusikan perasaan dan reaksi orang tua terhadap kelahiran sesarea; berikan berbagai informasi dan penjelasan

Pantau kondisi insisi, asupan dan haluaran , fungsi usus dan kandung kemih, fungsi pernafasan untuk mengkaji kemungkinan terjadinya infeksiIdentifikasi tanda-tanda awal terjadinya komplikasi : laporkan dan lakukan tindakan untuk mengurang keparahan komplikasi yang terjadi

Berikan analgesic,bantu mengatur posisi, ajarkan cara membebat dan bergerak untuk meminimalkan rasa nyeri untuk mempercepat penyembuhan Orang tua mengenali kemungkinan kelahiran sesarea dan merasa dipersiapkan

Orang tua menyatakan pemahaman, menerima alasan dan proses dilakukannya sesarea, memperlihatkan sikap kooperatif dalam persiapannya

Orang tua mengugkapkan perasaannya dengan bebas dan mulain menerima dan mempersiapkan diri untuk pelahiran sesarea

Orang tua merasa memiliki keyakinan yang masuk akal atau dapat mengatasi resiko

Ibu melaporkan peningkatan kenyamanan, tidur, atau istirahat.Orang tua melakukan kontak dini yang memuaskan atau teah mendapatkan jawaban atas pertanyaan mengenai bayi dan merasa mendapat cukup informasiIbu terjaga dan merasa sangat nyaman; dapat memegang dan berinteraksi dengan bayinya.Orang tua mengungkapkan perasaan dengan bebas, merekatkan bagian yang hilang secara bersamaan, mulai mengintegrasikan pengalaman.Ibu mendapatkan asupan cairan dan makanan, dapat berdefekasi seperti yang diharapkan, berkemih dengn baik setelah kateter dilepas, dan mengisi paru secara adekuatIbu merasa nyaman

Ibu melaporkan peningkatan rasa nyaman, dapat memegang dan merawat pada bayinya, dan berinteraksi dengan pasangannya dengan memuaskan.

Perencanaan pulangPerawatan di rumah sakit setelah kelahiran perseksio sesarea pada umumnya membutuhkan waktu selama 2 sampai 5 hari namun sering kali hanya berlangsung 48 jam- 72 jam. Persiapan pulang meliputi perawatan rutin untuk klien pasca partum dengan tambahan penyuluhan yang khusus tenteng hal-hal yang berhubungan pasca operatif. Ibu dapat diberikan resep analgetik untuk digunakan dirumah dan harus diingatkan tenteng peningkatan kebutuhan mereka untuk beristirahat. Klien sebaiknya diinstruksikan untuk mulai melakukan aktifitas yang terbatas saat nyeri abdomen mulai berkurang. Mengangat beban yang lebih berat dari pada berat bayi baru lahir harus dihindari selama 2-3 minggu. Olahraga tambahan sebaiknya dihindari sampai setelah klien menemui dokternya untuk tindak lanjut.Pemberian informasi tentang komplikasi yang dapat terjadi merupakan hal yang penting. Tanda-tanda komplikasi yang diinformasikan pada klien harus mencakup tanda-tanda infeksi (demam,disuria, nyeri pinggang), hemoragi, trombisis, (nyeri dada atau tungkai hebat, pembengkakan tungkai), dan jahitan luka yang terbuka. Panduan untuk menghubungi dokter atau klinik sebaiknya juga diberikan. Klien harus diinformasikan bahwa koitus dapat dilakukan kembali ketika lokia telah berhenti keluar dan tidak ada ketidaknyamanan yangberlebihan pada abdomen atau perineum. Informasi mengenai kontrasepsi harus diberikan seperti yang diberikan untuk klien pasca partum lainnya. Melakukan kunjungan ulang pada umumnya dijadwalkan 3 minggu seteah pelahiran dan 6 minggu setelahnya. (sumber : Sharon J. Reeder, 2011, hal 476)

Daftar PustakaBaston, Helen. 2011. Midwifery essentials : postnatal. Jakarta; EGCRayburn, William F. 2001. Obstetric an ginekologi. Jakarta ;widya medikaReeder, Sharon J. 2011. Keperawatan maternitas : kesehatan wanita, bayi & keluarga edisi 18. Jakarta ; EGCSholikhah, Umi. 2011. Asuhan keperawatan gangguan kehamilan persalinan dan nifas. Yogyakarta; Nusa medika

TUGAS MATA KULIAHKEPERAWATAN METERNITASKONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN PRE DAN POST OPERATIF SC INDUKSI

OLEH KELOMPOK 10AYU RETNO ASTUTIHENGKY MAHDA AMALINAMUZDALIFAHSAFRUDIN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASINPRODI STUDI D3 KEPERAWATAN REGULERTAHUN AJARAN 2014/2015