Sap

19
SAP Karakteristik SAP Andal Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik: 1. Penyajian Jujur. Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. 2. Dapat Diverifikasi (verifiability) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh. 3. Netralitas Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.

description

penjelasan sap

Transcript of Sap

Page 1: Sap

SAP

Karakteristik SAP

Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan

material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin

relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan

informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi

karakteristik:

1. Penyajian Jujur.

Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang

seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

2. Dapat Diverifikasi (verifiability)

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian

dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan

simpulan yang tidak berbeda jauh.

3. Netralitas

Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak

tertentu.

Dapat Dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat

dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas

pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal.

Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan

akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila

Page 2: Sap

entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas

pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi

yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya

perubahan.

Dapat Dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan

dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para

pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas

kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk

mempelajari informasi yang dimaksud.

Kendala

Materialitas

Walaupun idealnya memuat segala informasi, laporan keuangan pemerintah hanya

diharuskan memuat informasi yang memenuhi kriteria materialitas. Informasi dipandang

material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi

tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan

keuangan.

Pertimbangan Biaya dan Manfaat

Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Oleh karena

itu, laporan keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala informasi yang

manfaatnya lebih kecil dari biaya penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan

manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya itu juga tidak harus dipikul

oleh pengguna informasi yang menikmati manfaat. Manfaat mungkin juga dinikmati oleh

pengguna lain di samping mereka yang menjadi tujuan informasi, misalnya penyediaan

Page 3: Sap

informasi lanjutan kepada kreditor mungkin akan mengurangi biaya yang dipikul oleh suatu

entitas pelaporan.

Keseimbangan Antarkarakteristik Kualitatif

Keseimbangan antarkarakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu keseimbangan

yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapkan dipenuhi oleh laporan

keuangan pemerintah. Kepentingan relatif antarkarakteristik dalam berbagai kasus berbeda,

terutama antara relevansi dan keandalan. Penentuan tingkat kepentingan antara dua

karakteristik kualitatif tersebut merupakan masalah pertimbangan profesional.

Komponen laporan keuangan

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) adalah laporan yang menyajikan informasi

realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang

pembiayaan anggaran, yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam

satu periode. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan

pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang

menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode

pelaporan.

Unsur yang dicakup secara langsung oleh LRA terdiri atas pendapatan-LRA, belanja,

transfer, dan pembiayaan. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum

Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih

dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan

tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

Page 4: Sap

2. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum

Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran

bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

3. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan

dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

4. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh

pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali,

baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang

dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau

memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari

pinjaman dan hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk

pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan

penyertaan modal oleh pemerintah.

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau

penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Neraca adalah laporan yang menyajikan informasi posisi keuangan pemerintah yaitu Aset,

Utang, dan Ekuitas Dana pada tanggal tertentu.

Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing

unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah

sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di

masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta

dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan

untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara

karena alasan sejarah dan budaya.

2. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya

mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

3. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan

kewajiban pemerintah.

Page 5: Sap

Laporan Operasional adalah salah satu unsur laporan keuangan yang menyajikan ikhtisar

sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh

pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode

pelaporan.

Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan Operasional terdiri atas:[1]

Pendapatan-LO

Beban

Transfer

Pos Luar Biasa.

Laporan Arus Kas (LAK) adalah laporan yang menyajikan informasi arus masuk dan

keluar kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi,

investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran.

LAK menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan,

dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir

kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.

Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri atas penerimaan dan pengeluaran kas,

yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum

Negara/Daerah.

2. Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum

Negara/Daerah.

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun

pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Page 6: Sap

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) adalah salah satu unsur laporan keuangan yang

menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos

yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Laporan Arus Kas

(LAK) dalam rangka pengungkapan yang memadai.

CaLK meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam LRA, Laporan

Perubahan SAL, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca, dan

LAK. CaLK juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh

entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di

dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan

untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

CaLK mengungkapkan/menyajikan/menyediakan hal-hal sebagai berikut:

1. Mengungkapkan informasi umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;

2. Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;

3. Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala

dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;

4. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-

kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-

kejadian penting lainnya;

5. Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka

laporan keuangan;

6. Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan (PSAP) yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;

7. Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak

disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;

Asumsi dasar

Page 7: Sap

Kemandirian Entitas

Asumsi kemandirian entitas, berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang

mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak

terjadi kekacauan antarunit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu

indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitasuntuk

menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas

bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neracauntuk

kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan

sumber daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat keputusan entitas, serta terlaksana

atau tidak terlaksananya program yang telah ditetapkan.

Kesinambungan Entitas

Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut

keberadaannya. Dengan demikian, pemerintah diasumsikan tidak bermaksud

melakukanlikuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek.

Asumsi Keterukuran Dalam Satuan Uang (Monetary Measurement)

Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan

dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya

analisis dan pengukuran dalam akuntansi.

Basis Akuntansi

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis akrual,

untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset, kewajiban, dan ekuitas. Dalam hal peraturan

perundang-undangan mewajibkan disajikannya laporan keuangan dengan basis kas, maka

entitas wajib menyajikan laporan demikian.

Basis akrual untuk LO berarti bahwa pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh

pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening Kas Umum

Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban yang

Page 8: Sap

mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum

dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Pendapatan

seperti bantuan pihak luar/asing dalam bentuk jasa disajikan pula pada LO.

Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas, maka LRA disusun

berdasarkan basis kas, berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada

saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan; serta

belanja, transfer, dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari

Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Namun demikian, bilamana anggaran disusun dan

dilaksanakan berdasarkan basis akrual, maka LRA disusun berdasarkan basis akrual.

Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui dan dicatat pada

saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada

keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

Nilai Historis (Historical Cost)

Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari

imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban

dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi

kewajiban di masa yang akan datang dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah.

Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena lebih obyektif dan

dapat diverifikasi. Dalam hal tidak terdapat nilai historis, dapat digunakan nilai wajar aset

atau kewajiban terkait.

Realisasi (Realization)

Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui

anggaran pemerintah suatu periode akuntansi akan digunakan untuk membayarutang dan

belanja dalam periode tersebut. Mengingat LRA masih merupakan laporan yang wajib

disusun, maka pendapatan atau belanja basis kas diakui setelah diotorisasi melalui anggaran

dan telah menambah atau mengurangi kas.

Page 9: Sap

Prinsip layak temu biaya-pendapatan (matching-cost against revenue principle) dalam

akuntansi pemerintah tidak mendapat penekanan sebagaimana dipraktekkan dalam akuntansi

komersial.

Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance Over Form)

Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain yang

seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan

sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya. Apabila

substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda dengan aspek formalitasnya,

maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Periodisitas (Periodicity)

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi menjadi periode-

periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang

dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan. Namun,

periode bulanan, triwulanan, dan semesteran juga dianjurkan.

Konsistensi (Consistency)

Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke periode

oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Hal ini tidak berarti bahwa tidak

boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain. Metode

akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode yang baru diterapkan

mampu memberikan informasi yang lebih baik dibanding metode lama. Pengaruh atas

perubahan penerapan metode ini diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure)

Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.

Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat ditempatkan pada lembar

muka (on the face) laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.

Page 10: Sap

Penyajian Wajar (Fair Presentation)

Laporan keuangan menyajikan dengan wajar Laporan Realisasi Anggaran, Laporan

Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan

Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat diperlukan bagi penyusun laporan

keuangan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian

seperti itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan

pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung

unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga

aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu

rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan, misalnya,

pembentukan cadangan tersembunyi, sengaja menetapkan aset atau pendapatan yang

terlampau rendah, atau sengaja mencatat kewajiban atau belanja yang terlampau tinggi,

sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral dan tidak andal.

Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Dalam Akuntansi Nonpemerintahan

Prinsip Harga Perolehan

Dalam prinsip ini ditekankan bahwa aktiva, hutang, modal, penghasilan, dan biaya

hendaknya dicatat sebesar harga perolehan yang disepakati oleh kedua belah pihak yang

bertransaksi. Penggunaan prinsip ini didasari bahwa harga tersebut ditentukan secara

obyektif, jumlahnya sudah diketahui dan dapat diuji kebenarannya melalui bukti-bukti

transaksi. Pengukuran harga historis adalah melalui jumlah kas atau setara kas (ekuivalen).

Prinsip Realisasi Penghasilan

Prinsip ini pada dasarnya mencakup pengertian, pengukuran dan pengakuan penghasilan.

Penghasilan adalah setiap pertambahan aktiva atau penurunan hutang yang timbul dari

penjualan barang atau jasa selama periode akuntansi tertentu. Pengukuran penghasilan dapat

Page 11: Sap

ditentukan melalui jumlah kas atau ekuivalennya, jumlah aktiva yang diterima, dan jumlah

penurunan hutang. Beberapa metode pengakuan penghasilan adalah:

Pertama pada saat penjualan barang atau jasa. Bila penjualan barang dan jasa sudah

tersedia dan dapat diukur secara pasti, maka metode ini dapat diterapkan. Contohnya

adalah pada lembaga perbankan ketika memberikan kredit, maka saat komitmen

direalisasi seluruh pendapatan nonbunga (provisi, administrasi, biaya perpajakan, dan

lain-lain) dari kredit tersebut langsung dicatat sebagai pendapatan.

Kedua adalah pengakuan penghasilan dapat dilakukan pada saat sebelum melakukan

penjualan. Metode ini dapat digunakan kalau pemasaran barang dan jasa sudah terjamin

misalnya sudah adanya kontrak/perjanjian tertentu dengan pihak lain, kemudian harganya

sudah relatif pasti dan sebagian besar kegiatan untuk memperoleh penghasilan dimaksud

sudah dilaksanakan. Contohnya adalah dalam transaksi call option.

Ketiga adalah pengakuan penghasilan didasarkan pada saat penerimaan kas. Metode ini

dapat dilakukan kalau risiko terjadinya piutang tidak tertagih atau jangka waktunya relatif

lama. Metode ini digunakan bank terutama bila mengakui pendapatan bunga yang berasal

dari kredit bermasalah atau bahkan macet. Untuk kredit macet, pendapatan bunga tidak

akan diakui menjadi rekening nominal (pendapatan bunga) sebelum benar-benar

direalisasi.

Prinsip Mempertemukan Pendapatan dan Biaya

Prinsip ini menghendaki bahwa hasil aktivitas perusahaan selama periode tertentu yang

diuangkan dalam laporan keuangan merupakan hasil dalam periode yang sama. Pendapatan

dan biaya harus sesuatu hal yang terjadi dalam waktu yang sama. Untuk dapat

mempertemukan pendapatan dan biaya dalam periode yang sama maka diperlukan metode

pengakuan pendapatan dan biaya. Pengakuan tersebut bisa menggunakan dasar waktu

(akuntansi berbasis akrual).

Page 12: Sap

Prinsip Obyektif

Prinsip ini memberikan pengertian bahwa laporan keuangan yang dihasilkan haruslah

didasarkan pada data akuntansi yang didukung oleh bukti-bukti transaksi yang obyektif.

Bukti transaksi yang obyektif dapat diperoleh bila transaksi yang dilakukan berdasarkan

kesepakatan antara pihak-pihak yang bertransaksi, serta didukung oleh pengawasan dan

pengendalian internal yang baik.

Prinsip Pengungkapan Penuh

Laporan keuangan hendaknya dapat memberikan semua informasi baik yang bersifat

kualitatif maupun kuantitatif yang dapat mempengaruhi interpretasi dan pengambilan

keputusan para pemakainya (pemangku kepentingan). Untuk mencapai ini maka laporan

keuangan harus disusun secara baik sesuai dengan standar akuntansi yang disepakati umum,

menggunakan istilah-istilah yang tepat, memberikan catatan tambahan, memberikan

lampiran, catatan kaki, dan sebagainya.

Prinsip Konsistensi

Prinsip ini pada dasarnya mengatakan bahwa laporan keuangan tersebut harus mempunyai

daya banding. Daya banding ini untuk perusahaan-perusahaan yang sama dalam periode yang

berbeda atau dalam perusahaan yang berbeda untuk periode yang sama. Daya banding

laporan keuangan akan ditentukan oleh konsistensi penggunaan teori, metode, dasar,

pedoman, dan praktik akuntansi yang sama dengan yang diterapkan sebelumnya. Konsistensi

ini bukanlah harga mati, artinya pada kasus tertentu ada metode yang tidak cocok dengan

kondisi saat ini, maka perusahaan dapat mengganti metode tersebut asalkan perusahaan

menjelaskan tentang perubahan metode tersebut dan pengaruh penggunaan metode tersebut

terhadap angka-angka dalam laporan keuangan.