SAP Tumbuh Kembang Anak Shindy,Sugeng

download SAP Tumbuh Kembang Anak Shindy,Sugeng

of 17

description

SAP

Transcript of SAP Tumbuh Kembang Anak Shindy,Sugeng

PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG

PADA ACARA POSYANDU DESA BANTUR KECAMATAN BANTUR KABUPATEN MALANG

Oleh:

ANDIKA FUSHIGI

115070200131002

DINA MUKMILAH MAHARIKA 115070201131024YEPY HESTI RIANI

115070207131007PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2015

HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Jiwa

di Desa Bantur, Kab. MalangOleh :

Andika Fushigi

115070200131002

Dina Mukmilah Maharika

115070201131024

Yepy Hesti Riani

115070207131007

Telah diperiksa kelengkapannya pada :

Hari: SeninTanggal: 10 Agustus 2015 Perseptor Akademik

Perseptor Klinik

( Ns. Retno Lestari, S.Kep, MN )(Ns. Soebagijono, S.Kep, M.Kes )

NIP. 198009142005022001

NIP. 1968109 1999003 1003PAKET PENYULUHAN DETEKSI DINI PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN BALITAPokok Bahasan: Deteksi Dini Perkembangan dan Pertumbuhan BalitaSasaran

: Ibu-Ibu Posyandu

Tempat

: Posyandu Hari/Tanggal

: Senin, 10 Agustus 2015Waktu

: 30 menit

Penyuluh

: Andika Fushigi, Dina Mukmilah Maharika, Yepy Hesti R

A. Latar BelakangPembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih didalam kandungan. Upaya kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga melahirkan, yang ditujukan untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan selamat ( intact survival ). Upaya yang dilakukan sejak anak masih berada dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya.

Anak-anak adalah generasi penerus penentu masa depan bangsa. Kualitas generasi penerus tergantung kepada kualitas tumbuh kembang terutama pada masa Balita. Penyimpangan tumbuh kembang pada anak harus dapat dideteksi sejak dini, terutama sebelum anak berumur 3 tahun supaya segar dapat diintervensi. Karena jika penangananmya terlambat, akibatnya penyimpangan yang terjadi akan semakin sukar diperbaiki. anak-anak tidak hanya perlu dipantau pertumbuhan fisik seperti berat badan dan tinggi badannya saja. Tetapi juga perkembangan otak dan kecerdasannya, -- yang antara lain dapat dilihat dari perkembangan motorik halus, motorik kasar dan lainnya.Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu 10 % dari seluruh populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi penyimpangan tumbuh kembang.

Pertumbuhan dan perkembangan anak secara fisik, mental, sosial, emosional dipengaruhi oleh gizi, kesehatan dan pendidikan. Hal ini telah banyak dibuktikan dari berbagai penelitian. Salah satu hasil dari penelitian adalah bahwa pada 4 tahun pertama usia anak, perkembangan kognitifnya mencapai 50%, kurun waktu 8 tahun mencapai 80%, dan mencapai 100% saat anak mencapai usia 18 tahun. Setiap orangtua menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang pintar, sehat, berkualitas dan sukses di masa depan. Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut dengan melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan deteksi dini.Deteksi dini tumbuh kembang anak / balita adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan. Oleh karena itu begitu pentingnya deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan pada balita, maka kami tertarik mengadakan penyuluhan deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan pada balita.B. Tujuan instruksional

1. Tujuan umumSetelah mengikuti penyuluhan tentang deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan pada balita selama 30 menit diharapkan peserta mengerti pentingnya deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan pada bayi/ balita.2. Tujuan khususSetelah mendapat penyuluhan tentang deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan pada balita, diharapkan peserta mampu :

1) Menjelaskan pengertian deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan pada balita2) Menjelaskan tujuan deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan pada balita3) Menjelaskan jenis-jenis deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan pada balita4) Menjelaskan kelainan-kelainan pertumbuhan dan perkembangan pada balita

5) Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak.C. Materi Penyuluhan1. Pengertian deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan pada balita2. Tujuan deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan pada balita3. Jenis-jenis deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan pada balita4. Kelainan-kelainan pertumbuhan dan perkembangan pada balita5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak.D. SasaranSasaran penyuluhan adalah pasien, keluarga pasien, dan pengunjung.E. MetodeMetode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawabF. MediaMedia yang digunakan adalah leafletG. Kegiatan PenyuluhanTahapWaktuKegiatan PenyuluhanKegiatan pesertaMetodeMedia

Pembukaan5 menit Membuka dengan salam Memperkenalkan diri Menjelaskan maksud dan tujuan penyuluhan Kontrak waktu

Menggali pengetahuan peserta sebelum dilakukan penyuluhan Mendengarkan

Memperhatikan

Menjawab pertanyaanCeramah-

Penyajian15 menit Menjelaskan tentang:1) pengertian deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan pada balita2) tujuan deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan pada balita3) jenis-jenis deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan pada balita4) kelainan-kelainan pertumbuhan dan perkembangan pada balita5) Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Memberi kesempatan untuk bertanya/diskusi tentang materi penyuluhan Mendengarkan

Memberikan tanggapan dan pertanyaan mengenai hal yang kurang dimengertiCeramah,Tanya jawabLeaflet

Penutup10 menit Menggali pengetahuan peserta setelah dilakukan penyuluhan Menyimpulkan hasil kegiatan penyuluhan Menutup dengan salam Menjawab pertanyaan

Memberikan tanggapan balikCeramah,Tanya jawabLeaflet

H. Evaluasi1. Proses: a. Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 peserta

b. Media yang digunakan adalah leaflet

c. Waktu penyuluhan adalah 30 menit

d. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan

e. Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baikf. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan penyuluhan berlangsung

g. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan

2. Hasil: a. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan mengerti dan memahami tentang pengertian, tujuan, jenis-jenis deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan pada balita, kelainan-kelainan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada balitab. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ada perubahan perilaku kesehatan, yaitu: secara rutin memeriksakan kesehatan anak terutama untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak.I. Materi (lampiran 1)

J. Post Test (Lampiran 2)

K. Daftar Pustaka (lampiran 3)

Lampiran 1

Materi PenyuluhanA. Pengertian1) PertumbuhanBertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel, jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan ukuran fisik seseorang yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya, seperti pertambahan ukuran beratbadan, tinggi badan, dan lingkar kepala. (IDAI, 2002).

Bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (Depkes RI, 2005).2) PerkembanganBertambahnya kemampuan dari struktur / fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirkan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ organ dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002).

Bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialasi dan kemandirian (Depkes RI, 2005).3) Deteksi dini tumbuh kembang anak / balitaKegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah.

B. TujuanMemudahkan untukmembuat rencana tindakan intervensi terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga agar mendapatkanhasil yang lebih baik dibandingkan dengankelainanyangsudah menetap.Bila penyimpangan terlambat diketahui maka intervensinya lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

C. Jenis-jenis Deteksi Dini Deteksi dini penyimpangan pertumbuhanBertujuan untuk mengetahui atau menemukan status gizi kurang atau tidak, gizi buruk, maupun pertambahan lingkar kepala (makrosefali atau mikrosefali).

Deteksi dini penyimpangan perkembanganYaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan anak (keterlambatan) gangguan daya lihat dan daya dengar.

Deteksi dini penyimpangan mental emosionalYaitu untuk melihat adanya masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.

D.Kelainan-kelainan Perkembangan AnakGangguan bicara dan bahasaKemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan berbicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap. Afasia adalah gangguan fungsi bicara pada seseorang akibat kelainan. Orang yang menderita afasia tidak mampu mengerti maupun menggunakan bahasa lisan. Penyakit afasia biasanya berkembang cepat sebagai akibat dari luka padakepalaataustroke, tetapi juga dapat berkembang secara lambat karenatumor otak,infeksi, ataudementia.

Deteksi dini pada gangguan bicara dan bahasa dapat dilakukan :

Dapat dilihatdari saat pertambahan usia kemampuan bicaranya menurun. Bila sebelumnya sering mengoceh kemudian mengocehnya menghilang atau sebelumnya bisa mengucapkan kata mama dan papa kemudian menghilang.

Deteksi dini lain adalah keterlambatan sesuai dengan tahapan usia, yaitu:

4-6 bulan

Tidak menirukan suara yang dikeluarkan orang tuanya

Pada usia 6 bulan belum tertawa atau berceloteh

8-10 bulan

Usia 8 bulan tidak mengeluarkan suara yang menarik perhatian

Usia 10 bulan, belum bereaksi ketika dipanggil namanya

9-10 bln, tidak memperlihatkan emosi seperti tertawa atau menangis

12-15 bulan 12 bulan, belum menunjukkan mimik, belum mampu mengeluarkan suara, dan tidak menunjukkan usaha berkomunikasi bila membutuhkan sesuatu.

15 bulan, belum mampu memahami arti tidak boleh atau daag, tidak memperlihatkan 6 mimik yang berbeda, danbelum dapat mengucapkan 1-3 kata.

18-24 bulan

18 bulan, belum dapat mengucapkan 6-10 kata, tidak menunjukkan ke sesuatu yang menarik perhatian

18-20 bulan, tidak dapat menatap mata orang lain dengan baik

21 bulan, belum dapat mengikuti perintah sederhana

24 bulan, belum mampu merangkai 2 kata menjadi kalimat, tidak memahami fungsi alat rumah tangga seperti sikat gigi dan telepon, belum dapat meniru tingkah laku atau kata-kata orang lain, dan tidak mampu meunjukkan anggota tubuhnya bila ditanya.

30-36 bulan

30 bulan, tidak dapat dipahami oleh anggota keluarga

36 bulan, tidak menggunakan kalimat sederhana, pertanyaan dan tidak dapat dipahami oleh orang lain selain anggota keluarga

3-4 tahun

3 tahun, tidak mengucapkan kalimat, tidak mengerti perintah verbal dan tidak memiliki minat bermain dengan sesamanya

3,5 tahun, tidak dapat menyelesaikan kata seperti ayah diucapkan aya

4 tahun, masih gagap dan tidak dapat dimengerti secara lengkap

Cerebral PalsyMerupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.

Deteksi Dini Tipe Spastik

Umur 3 bulan pertama

Pada masa neonatal (0-14 hari) terdapat gerak yang terbatas, lengan terletak kaku dekat badan. Dalam posisi tengkurap, kedua kaki besilangan, gerak asimetris. Angkat dalam posisi terlentang, bayi seperti semaput, lemas, kepala terkulai. Dalam posisi duduk, leher terkulai. Refleks primitif tidak nampak (0-4 bulan) misal refleks genggam, refleks moro (refleks memeluk saat terkejut), refleks babinski (kaki dan jarinya megar saat disentuh).

Umur 4-8 bulan

Amati kualitas dan simetrisitas gerakan anak. Berikan kubus atau mainan. Perhatikan apakah ada kekakuan ketika anak meraih mainan tesebut atau tidak.

Umur 9 bulan ke atas

Anak disuruh menyusun kubus atau menyusun manik-manik dengan tali, perhatikan ada tremor/ ataksia atau tidak. Bila anak berjalan, perhatikan apakah dengan ujung jari kaki atau kelainan jalan yang lain. Berdirikan anak dengan 1 kaki, ada kelumpuhan kaki atau tidak. Perhatikan apakah ada retardasi mental atau tidak.

Deteksi Dini Tipe Athetoid

Bentuk khas berupa ekstensi (pada siku) dan pronasi (pada pergelangan tangan). Sering disertai kesulitan menghisap dan menelan. Ada ataksia dalam meraih benda. Setelah umur 1 tahun, terdapat kesulitan dalam pandangan vertical.

Deteksi Dini Tipe Rigid

Rigiditas pada semua anggota gerak. Kelainan tipe ini biasanya disertai dengan retardasi mental.

Deteksi Dini Tipe Ataxia

Terdapat tanda-tanda ataksia ketika anak meraih benda pada waktu duduk atau berjalan.

Gangguan autismMerupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku. Deteksi dini dengan kemungkinan adanya gangguan autisme dapat dilihat jika: Tidak ada senyum sosial pada usia >4 bulan. Anak tidak mengoceh (tidak seakan-akan seperti berbicara) sebelum usia 12 bulan. Anak cuek saja, tidak melakukan gerak-tubuh (gesture) yang mempunyai arti (misalnya tidak menunjuk sesuatu, tidak melambai, dsb), sebelum usia 12 bulan. Tidak mengucapkan satu katapun sebelum usia 16 bulan. Tidak bicara spontan dengan kalimat 2 atau lebih kata sebelum usia 2 tahun (24 bulan). Tidak berespons jika dipanggil namanya. Hilangnya kemampuan bicara/bahasa dan keterampilan sosial pada usia berapapun. Terlihat tidak tahu bagaimana bermain dengan mainan Mungkin hanya membariskan/menjajarkan mainan atau benda-benda lain Hanya asyik pada satu mainan atau benda tertentu saja Fisik normal dan mempunyai kemampuan menghapal tinggi Sebagian anak mungkin sering mengepak-ngepakkan tangannya berulang-ulang(hand flapping), ataupun jalan jinjit(toe walking).Deteksi dini atau skrining terhadap autisme dapat dilakukan secara sederhana dengantools(perangkat) yang sederhana misalnya dengan STAT(Screening Tool for Autism in Two-Year-Olds)atau dengan CHAT/M-CHAT(Modified Checklist for Autism in Toddler).

Retardasi MentalMerupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah ( IQ