Tugas Penelitian Sastra Pak Sugeng
-
Upload
hilmensenaquens -
Category
Documents
-
view
35 -
download
1
Transcript of Tugas Penelitian Sastra Pak Sugeng
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya sastra merupakan wujud dari hasil pemikiran manusia. Karya sastra diciptakan
untuk dinikmati dan diapresiasi. Dalam hal ini setiap penulis memiliki cara dalam
mengemukakn gagasan dan gambarannya untuk menghasilkan efek-efek tertentu bagi
pembacanya. Secara menyeluruh kajian stilistik berperan untuk membantu menganalisis dan
memberikan gambaran secara lengkap bagaimana nilai sebuah karya sastra.
Karya sastra sebagai kajian dari stilistik yang menggunakan gaya bahasa sastra sebagai
media untuk menemukan nilai estetisnya. Aminuddin (1997—67) mengemukakan terdapat
jenis karya sastra yaitu puisi dan prosa fiksi. Dalam hal ini perbedaan karakteristik karya
sastra mengakibatkan perbedaan dalam tahapan pemaknaan dan penafsiran ciri dan
penggambarannya. Pengarang memiliki kreativitas masing-masing dan setiap karya yang
dihasilkan memperhatikan kebaharuan dan perkembangan sosial budaya. Misalnya puisi
sebagai objek kajian yang dianalisis. Setiap orang tentunya pada umumnya memiliki
pendapat dan penafsiran terhadap suatu puisi. Perbedaan itu muncul pula pada pemahaman
seseorang, stilistika akan muncul dengan kekhasan bahasa yang digunakan dan akan sangat
berbeda dengan penggunaan bahasa sehari-hari.
Sastra terbagi atas dua jenis yaitu sastra lama dan modern. Sastra ini menjadi objek yang
diamati dalam penelitian sastra, sastra modern dapat meliputi puisi, prosa maupun drama.
Berdasarkan hal tersebut menurut Ratna (2009:19) dari ketiga jenis sastra modern dan sastra
lama, puisilah yang paling sering digunakan dalam penelitian stilistika. Puisi memiliki ciri
khas yaitu kepadatan pemakaian bahasa sehingga paling besar kemungkinannya untuk
menampilkan ciri-ciri stilistika. Dibandingkan dengan prosa yang memiliki ciri khas pada
cerita (plot) sedangkan ciri khas drama pada dialog.
Karya sastra merupakan bentuk cerminan atau gambaran kehidupan masyarakat yang
kreatif dan produktif dalam menghasilkan sebuah karya. Melalui karya sastra pengarang
berusaha mengungkapkan kehidupan masyarakat yang mereka alami atau yang mereka
rasakan.
Karya satra lahir karena adanya keinginan dari pengarang untuk mengungkapkan
eksistensinya sebagai sebagai manusia yang berisis ide, gagasan, dan pesan tertentu yang
diilhami oleh imajinasi dan realitas sosial budaya pengarang serta menggunakan media
bahasa sebagai pemyampingnya. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya
melibatkan kreativitas manusia. Karya sastra lahir dari pengekspresian endapan pengalaman
yang telah ada dalam jiwa pengarang secara mendalam melalui proses imajinasi
Nurgihantoro, 2007:57).
Karya sastra lahir dari latar belakang dan dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan
eksisitensi dirinya. Sebuah karya sastra dipersepsikan sebagai unkapan realitas kehidupan
dan konteks penyajinya disusun secara terstruktur, menarik, serta menggunakan media
bahasa berupa teks yang disusun melalui refleksi pengalaman dan pengetahuan secara
potensial memiliki berbagai macam bentuk representasi kehidupan. Ditinjau dari segi
pembacaan karya sastra merupakan bayang-bayang realitas yang dapat menghadirkan
gambaran dan refleksi berbagai permasalahan dalam kehidupan nyata.
Dibutuhkannya pemahamannya masyarakat terhadap karya sastra yang dihasilkan
pengarang maka penelitian ini menggunakan metode penelitian Sosiologi Sastra. Sosiologi
Sastra adalah pemahamannya terhadap karya sastra dapat mempertimbangkan aspek-aspek
kemasyarakatannya.
Sosiologi Sastra diterapkan dalam penilian ini karena dari Sosiologi Sastra adalah
meningkatkan pemahaman terhadap sastra dalam kaitannya dengan masyarakat, menjelaskan
bahwa rekaan tidak berlawanan dengan kenyataan dalam hal ini karya sastra dikonsumsikan
secara imajinatif, tetapi kerangka imajinatifnya tidak bisa dipahami di luar kerangka
empirisnya dan karya sastra bukan semata-mata merupakan gejala individual tetapi gejala
sosial (Ratna, 2003 :11).
Novel merupakan salah satu ragam prosa. Di dalamnya terdapat peristiwa yang dialami
oleh tokoh-tokohnya secara sistematis serta latar belakang terstruktur.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang dapat diambil dari latar belakang diatas yaitu;
a. Sejarah dari Kesultanan Kadriah
b. Beberapa Silsilah yang pernah menjadi pemimpin Kesultanan Kadriah
c. Ada beberapa sistem pemerintahan pada jaman Kesultanan Kadriah
d. Beberapa Wilayah kekuasan yang pernah diduki pada jaman Kesultanan Kadriah
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diperoleh dari cerita ini yaitu;
a. Mengetahui terjadinya Sejarah yang terjadi pada waktu kepemimpinan kesultanan
kadriah.
b. Menjelaskan beberapa silsilah yang terjadi.
c. Mengetahui jalannya cerita yang terjadi sistem pemerintahan.
d. Mengetahui beberapa wilayah yang pernah dikuasai.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini mencakup beberapa yang terkait
diantaranya sebagai berikut :
a. Bagi Mahasiswa
Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi atau masukan tentang karya sastra
daerah pada Kesultanan kadriah. Sastra daerah ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa calon
guru dalam dunia pendidikan.
b. Bagi Peneliti
Peneliti dapat menjadikan bahan karya ilmiah untuk dipelajari dalam kehidupan sastra
pada masyarakat, dan dapat menjadi bahan acuan untuk pembelajaran sastra.
c. Bagi Masyarakat Umum
Sebagai bahan bacaan yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang peristiwa
yang terjadi pada keraton Pontianak. Dan serta untuk menambahkan peran aktif
masyarakat dalam pendidikan.
1.5 Penjelasan Istilah
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu
obyek, suatu set kondisi, suatu sistempeikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Penelitian komperatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawab
secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis factor-faktor penyebab
terjadinnya atau munculnya suatu fenomena tertentu.
Silsilah menurut KBBI yaitu 1 asal-usul suatu keluarga berupa bagan; susur galur
(keturunan) 2 catatan yg menggambarkan hubungan keluarga ternak sampai beberapa
generasi
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kajian pustaka
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode dan Bentuk Penelitian
3.1.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peniliti yaitu metode deskriptif. Metode
deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia, suatu
obyek, suatu set kondisi, suatu sistempeikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Menurut Whintney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajarai masalah-masalah dalam
masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu,
termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan,
serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu
fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-
fenomena tertentu sehingga merupakan suatu setudi komparatif . adakalanya peneliti
mengadakan klasifikasi, seerta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan
menetapkan suatu setandar atau suatu norma tertentu sehingga banyak ahli
menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei normatif (normative survey).
Dengan metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau factor
dan melihat hubungan antara satu factor dengan factor yang lain. Karenanya, metode
deskriptif juga dinamakan studi status (satus study).
Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau setandar-setandar,
sehingga penelitian deskriptif ini disebut juga survey normative. Dalam metode
deskriptif dapat diteliti masalah normative bersama-sama dengan masalah setatus dan
sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antar fenomena. Studi demikian
dinamakan secara umum sebagai studi atau penelitian deskriptif. Prespektif waktu
yang dijangkau dalam penelitian deskriptif , adalah waktu sekarang, atau sekurang-
kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden.
3.1.2 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian sastra ini
menggunakan bentuk penelitian komperatif.
Penelitian komperatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari
jawab secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis factor-faktor
penyebab terjadinnya atau munculnya suatu fenomena tertentu. Jangakauan waktu
adalah masa sekarang, karena jika jangkauan waktu terjadinya adalah masa lampau,
maka penelitian tersebut termasuk dalam metode sejarah. Dalam studi komperatif ini,
memeng sulit untuk mengetahui factor-faktor penyebab yang dijadikan dasar
pembanding, seperti penelitain komperatif tidak mempunyai control. Hal ini semakin
nyata kesulitannya jika kemungkinan-kemungkinan hubungan antar fenomena banyak
sekali jumlahnya
Studi komperatif banyak sekali dilakukan jika metode eksperimental tidak dapat
diperlukan. Bidang studi mencakup penghiduupan kota dan desa, dengan
membandingkan pengaruh sebab akibat dari mekanan, rekreasi, waktu kerja,
ketenangan kerja, dan sebagainnya. Penelitian komperatif dapat dilakukan untuk
mencari pola tingkahlaku serta prestsi belajar dengan membedakan unsur waktu
masuk sekolah, dan lain-lain.
Metode penelitian komperatif adalah bersifat ex post facto. Artinya, data
dikumpulkan setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung.
Peneliti dapat melihat akibat dari suatu fenomena dan menguji hubungan sebab akibat
dari data-data yang tersedia. Keunggulan metode ini adalah sebagai berikut.
1. Metode komparatif dapat mensubtisusikan metode eksperimental karena beberapa
alasan:
Jika sukar diadakan kontrol terhadap salah satu faktor yang ingin diketahui
atau diselidiki hubungan sebab-akibat.
Apabila teknik untuk mengadakan vaiabel kontrol dapat menhalangi
penampilan fenomena secara normal ataupun tidak memungkinkan adanhya
interaksi secara normal.
Penggunaan laboratoriuum untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik karena
kendala teknik, keungan, maupun etika, dan normal.
2. Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat setatistik yang lebih maju,
membuat penelitian komparatif dapat mengadakn estimasi terhadap parameter-
parameter hubungan kausal secara lebih efektif.
Disamping keunggulan-keunggulan, penelitian komparatif mengandung kelemahan-
kelemahan, antara lain sebagai berikut.
1. Karena penelitian komparatif sefatnya ex post facto, maka penelitain tersebut
tidak mempunyai kontrol terthadap variabel bebas. Peneliti hanya berpegang pada
penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa kesempatan mengatur kondisi
ataupun mengadakan manipulasi terhadap bebrapa variabel. Karena itu, sipenelitia
diharapkan mempunyai cukup banyak alas an dalam mempertahankan hasil
hubungan-hubungan kasual yang ditemukan, dan dapat mengajukan hipotesis-
hipotesis saingan untuk membuat jastifikasi terhadap kesimpulan-kesimpulan
yang ditarik.
2. Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor suatu hubungan kausal yang
diselidiki benar-benar relaevan.
3. Karena faktor-faktor bukan bekerja secara merdeka tetapi saling berkaitan antara
satu dengan lain, maka interaksi antar faktor-faktor tunggal sebagai penyebab atau
akibat terjadinya suatu fenomena sukar diketahui. Bahkan akibat dari faktor
ganda, bisa saja dikarenakan oleh faktor diluar cakupan penelitian yang
bersangkutan.
4. Adakalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi belum
tentu bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab-akibat.
Mungkin saja hubungan variabel tersebut dikarenakan oleh adanya keterkaitan
dengan faktor-faktor lain diluar itu. Dilain pihak, andai kata pun telah
diketemukan bahwa hubungan antara faktor-faktor adalah hubungan sebab-akibat,
tetapi masih sukar untuk dipisahkan faktor mana sebagai penyebab dan faktor
mana yang merupakan akibat
5. Mengkatagorisasikan subjek dalam dikotomi (misalnya, dalam katagori
demokrasi dan otoriter, pandai bodoh, tua-muda, dan sebagainya) untuk tujuan
perbandingan, dapat menjurus kepada pengambilan keputusan dan kesimpulan
yang salah akibat katagori-katagori dikhotomi yang dibuat mempunyai sifat
kabur, bervariasi, samar-samar, mengahendaki valuejudgement, dan tidak kokoh.
Langkah-langkah pokok dalam studi komparatif adalah sebagai berikut,
1. Rumuskan dan definisikan masalah.
2. Jajki dan teliti literature yang ada.
3. Rumuskan kerangka troritis dan hipotesis-hipotesis serta asumsi-asumsi yang
dipakai.
4. Buatlah rancangan penelitian:
Pilih subjek yang digunakan dengan teknik pengumpulan data yang
diinginkan;
Kategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan
masalah-masalah yang ingin dipecahkan, untuk memudahkan analisis sebab-
akibat.
1) Uji hipotesis, buat interpretasi terhadap hubungan dengan teknik statistic
yang tepat.
2) Buat gegeralisasi, kesimpulan, serta implikasi kebijakan.
3) Susun laporan dengan cara penulisan ilmiah.
Dalam penelitian komparatif, sering digunakan teknik korelasi, Dalam penelitian
komparatif, sering digunakan teknik korelasi, yaitu meneliti derajat ketergantungan
dalam hubungan - hubungan antar variabel dengan menggunakan koefisien korelasi.
Namun, perlu dijelaskan bahwa penggunaan koefisien korelasi hanya menyatakan
tinggi rendahnya ketergantungan antar variabel yang diuji, tetapi tidak menyatakan
ada tidaknya hubungan yang terjadi. Ini berbeda dengan penggunaan metode
eksperimental. Pada metode eksperimental, peneliti dapat menguji ada tidaknya efek
tertentu. Dengan demikian, penggunaaan teknik korelasi dalam penelitian komparatif
mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain sebagai berikut.
Menjurus pada keterbiasaan menggunakan teknik korelasi dengan memasang
variabel apa saja tanpa pilih yang menjurus pula interpretasi yang salah.
Tidaknya adanya kontrol terhadap variabel bebas, dan tidak dapat melihat ada
tidaknya hubungan kausal antar variabel. Peneliti tidak dapat mengenai yang
mana variabel bebas dan mana variabel dependen.
3.2 Rancangan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian deskriptif, maka langkah-langkah umum yang sering
diikuti adalah sebagai berikut.
1. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan
masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.
2. Menentuan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian
harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah
3. Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian deskriptif
tersebut akan dilaksanakan. Termasuk didalamnya daerah geografis dimana
penelitian akan dilakukan, batasan-batasan kronologis ukuran tentang dalam
dangkal, serta seberapa utuh daerah penelitian tersebut akan dijangkau.
4. Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu
dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunan
dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang
telah berkembang baik, maka kerangkan analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-
bentuk model matematika.
5. Menulusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah
yang ingin dipecahkan.
6. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang diuji, baik secara emplisit maupun secara
implisit.
7. Melakukan kerja lapangan untuk megumpulkan data, gunakan teknik
pengumpulan data yang cocok untuk penelitian.
8. Membuat tabulasi serta analisis statistic dilakukan terhadap data yang telah
dikumpulkan. Kurangi penggunaan statistic sampai kepad batas-batas yang dapat
dikerjakan dengan unit-unit pengukuran yang sepadan.
9. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial
yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta refrensi khas terhadap
masalah yang ingin dipecahkan.
10. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis
yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan
yang dapat ditarik dari penelitian.
3.3 Sumber Data dan Data
3.3.1 Sumber Data
Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi:
a. Informan atau narasumber, yaitu warga daerah Kraton Kadriah dan warga
Pontianak setempat.
b. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas penelitian sastra daerah di
Kraton Kadriah Pontianak.
c. Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa pustaka Romeo Grafika –
Pemerintah Kota Pontianak, Pemda Kotamadya Pontianak, Pontianak:
Balai Kajian dan Nilai Tradisional Pontianak.
3.3.2 Data
Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang sejarah berdirinya
Kesultanan Kadriah Pontianak yaitu;
Kesultanan Kadriah berdiri pada tanggal 23 Oktober 1771 (14 Rajab 1185
H), yaitu pada masa kekuasaan Van Der Varra (1761-1775), Gubernur Jenderal
VOC ke-29. Pendiri kesultanan ini adalah Syarif Abdurrahman Alkadrie,
merupakan putra Habib Husein Alkadrie, ulama penyebar Islam di Pontianak asal
Arab. Sejak usia muda, Syarif Abdurrahman telah menunjukkan bakat dan
ambisinya yang sangat besar. Ia pernah melakukan petualangan hingga ke Siak
dan Palembang, mengadakan kegiatan perdagangan di Banjarmasin, dan
berperang hingga berhasil menghancurkan kapal Perancis di Pasir (Banjarmasin).
Sejarah awal mula berdirinya kesultanan ini ditandai dengan keinginan Syarif
Alkadrie dan saudara-saudaranya beserta para pengikutnya untuk mencari tempat
tinggal setelah ayahnya meninggal pada tahun 1184 H di Kerajaan Mempawah.
Dengan menggunakan 14 perahu mereka menyusuri Sungai Peniti hingga pada
akhirnya mereka menetap di sebuah tanjung bernama Kelapa Tinggi Segedong.
Namun, Syarif Alkadrie merasa bahwa tempat tersebut tidak tepat untuk didiami,
dan akhirnya mereka melanjutkan perjalanan balik ke hulu sungai melalui Sungai
Kapuas Kecil. Ketika menyusuri sungai tersebut rombongan Syarif Alkadrie
menemukan sebuah pulau kecil bernama Batu Layang.
Mereka kemudian singgah sejenak. Konon mereka pernah diganggu oleh
hantu-hantu di sana yang menyebabkan Syarif Alkadrie meminta anggotanya
untuk mengusirnya. Setelah itu mereka kembali melanjutkan perjalanan
menyusuri Sungai Kapuas.Pada tanggal 23 Oktober1771 (14 Rajab 1184 H),
tepatnya menjelang subuh, mereka akhirnya sampai di persimpangan Sungai
Kapuas dan Sungai Landak. Rombongan Syarif Alkadrie kemudian menebang
pohon-pohon di hutan selama delapan hari guna keperluan membangun rumah,
balai, dan sebagainya. Di tempat itulah Kesultanan Kadriah berdiri beserta Masjid
Djami‘(yang telah berdiri sebelumnya) dan Keraton Pontianak (yang berdiri
setelah berdirinya kesultanan).Pada tanggal 8 bulan Sya‘ban tahun 1192 H, Syarif
Alkadrie akhirnya dinobatkan sebagai Sultan Pontianak (Kesultanan Kadriah)
dengan gelar Syarif Abdurrahman Ibnu Al Habib Alkadrie. Acara penobatan
tersebut juga dihadiri oleh Raja Muda Riau, Raja Mempawah, Landak, Kubu, dan
Matan. Kesultanan ini merupakan kerajaan paling akhir yang ada di Kalimantan
dan sebagai cikal bakal berdirinya Kota Pontianak. Setelah kesultanan Kadriah
berakhir, sistem pemerintahan kesultanan secara otomatis berubah menjadi sistem
pemerintahan Kota Pontianak.
3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Sejalan dengan data yang akan dikumpulkan serta sumber data yang ada
selanjutnya dikemukakan tekhnik pengumpulan data.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data diatas meliputi pengamatan,
wawancara, kajian dokumen.
a. Pengamatan
Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan secara langsung dengan
objek kajian yang akan diteliti.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan setelah mendapatkan hasil pengamatan pada objek
maupun kajian dokumen. Wawancara dilakukan antara peneliti dan
narasumber. Wawancara dengan narasumber dilaksanakan setelah melakukan
pengamatan pertama terhadap objek yang akan diteliti, dimaksudkan untuk
memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan sejarah
sastra yang terjadi pada masa lampau.
c. Kajian Dokumen
Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada, seperti
Pustaka Romeo Grafika – Pemerintah Kota Pontianak, Pemda Kotamadya
Pontianak, Pontianak: Balai Kajian dan Nilai Tradisional Pontianak.
3.4.2 Alat Pengumpul Data
Alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian sebagai
berikut.
a. Laptop
b. Peralatan tulis
c. Tape
d. Handycam
e. Tempat tema dan mahasiswa
3.5 Tempat dan Jadwal Penelitian
3.5.1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang dilkukan peneliti dalam mencari informasi tentang sejarah
Kesultanan Kadriah Pontianak yaitu di Keraton Pontianak.
3.5.2 Jadwal Penelitian
Jadwal yang dilakukan peneliti dalam mencari informasi pada tanggal 18 Oktober
2011.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang telah berhasil
dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistik deskriptif
komparatif) dan teknik analisis kritis. Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan
untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antarsiklus. Peneliti
membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus.teknik
analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan
metode komperatif dalam sebuah penelitian yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan
dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan
siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan dan/atau setelah pengumpulan data.
DAFTAR PUSTAKA
Asmara. U. H. 2002. Aplikasi Statistik Untuk Penelitian. Pontianak: Romeo Grafika.
Ansar Rahman, et.al. 2000. Syarif Abdurrahman Alkadri, perspektif sejarah berdirinya Kota
Pontianak. Pontianak: Romeo Grafika – Pemerintah Kota Pontianak.
Broto Wijoyo. M.D. 1991. Penelitian Dan Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: Gajah Mada Press.
J.U. Lontaan. 1975. Sejarah hukum adat dan adat-istiadat Kalimantan Barat. Pontianak: Pemda Tingkat
I Kalbar.
Jimmy Ibrahim. 1971. Dua ratus tahun Kota Pontianak. Pontianak: Pemda Kotamadya Pontianak.
M.S. Suwardi. 1983. Raja Haji Marhum Teluk Ketapang Malaka. Pekanbaru: Universitas Riau.
Mahayudin Haji Yahya. 1999. “Islam di Pontianak berdasarkan Hikayat Al-Habib Husain Al-Qadri”,
disampaikan dalam Seminar Brunei Malay Sultanate in Nusantara, Brunei Darussalam: The
Sultan Haji Hasanal Bolkiah Foundation.
Mawardi Rivai. 1995. Peristiwa Mandor. Pontianak: Romeo Grafika.
Mohammad Hatta. 1978. Bung Hatta menjawab. Jakarta Gunung Agung.
Muhammad Hidayat. Tanpa tahun. “Istana Kesultanan Kadriah – Pontianak”, dalam Istana-istana di
Kalimantan Barat. Pontianak: Inventarisasi Istana di Kalimantan Barat.
Muhammad Yanis. 1983. Kapal Terbang Sembilan. Pontianak – Jakarta: Yayasan Universitas Panca
Bahti – PT. Inti Daya Press.
Musni Umberan, et.al. 1995. Sejarah kerajaan-kerajaan di Kalimantan Barat. Pontianak: Balai Kajian
dan Nilai Tradisional Pontianak.
Nazir, moh. 2005. Metode penelitian. Ghalia Indonesia dari http://blog.uin-
malang.ac.id/muttaqin/2010/11/28/10/
“Sejarah Kota Pontianak”, diunduh pada tanggal 27 Desember 2009 dari
www.pemkot.pontianak.go.id/sejarah.html
Sudikan.SY.1990. Pemantun Penyusunan Karya Ilmiah. Semarang: Aneka Ilmu.
Syarif Ibrahim Alqadrie. 1979. Kesultanan Pontianak di Kalimatan Barat: Dinasti dan pengaruhnya
di Nusantara. Pontianak: DP3M dan UNTAN.
Syarif Ibrahim Alqadrie. 2005. “Kesultanan Qadariyah Pontianak: Perspektif sejarah dan sosiologi
politik”, disampaikan dalam Seminar Kerajaan Nusantara oleh Kerajaan Pahang – Universiti
Malaya, Malaysia: 8 – 11 Mei 2005. Diunduh pada tanggal 23 Desember 2009 dari http://syarif-
untan.tripod.com/Budaya.htm.
Yayasan Sultan Hamid II Jakarta. 2007. “Sultan Hamid II adalah perancang lambang negara
Republik Indonesia”, diunduh pada tanggal 22 Desember 2009 dari
istanakadriah.blogspot.com.
Zuldafrial. 2004. Penelitian Kualitatif. Pontianak: STKIP-PGRI Pontianak.