Tugas Penelitian Sastra Pak Sugeng

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan wujud dari hasil pemikiran manusia. Karya sastra diciptakan untuk dinikmati dan diapresiasi. Dalam hal ini setiap penulis memiliki cara dalam mengemukakn gagasan dan gambarannya untuk menghasilkan efek-efek tertentu bagi pembacanya. Secara menyeluruh kajian stilistik berperan untuk membantu menganalisis dan memberikan gambaran secara lengkap bagaimana nilai sebuah karya sastra. Karya sastra sebagai kajian dari stilistik yang menggunakan gaya bahasa sastra sebagai media untuk menemukan nilai estetisnya. Aminuddin (1997—67) mengemukakan terdapat jenis karya sastra yaitu puisi dan prosa fiksi. Dalam hal ini perbedaan karakteristik karya sastra mengakibatkan perbedaan dalam tahapan pemaknaan dan penafsiran ciri dan penggambarannya. Pengarang memiliki kreativitas masing-masing dan setiap karya yang dihasilkan memperhatikan kebaharuan dan perkembangan sosial budaya. Misalnya puisi sebagai objek kajian yang dianalisis. Setiap orang tentunya pada umumnya memiliki pendapat dan penafsiran terhadap suatu puisi. Perbedaan itu muncul pula pada pemahaman seseorang, stilistika akan muncul dengan kekhasan bahasa yang digunakan dan akan sangat berbeda dengan penggunaan bahasa sehari-hari.

Transcript of Tugas Penelitian Sastra Pak Sugeng

Page 1: Tugas Penelitian Sastra Pak Sugeng

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra merupakan wujud dari hasil pemikiran manusia. Karya sastra diciptakan

untuk dinikmati dan diapresiasi. Dalam hal ini setiap penulis memiliki cara dalam

mengemukakn gagasan dan gambarannya untuk menghasilkan efek-efek tertentu bagi

pembacanya. Secara menyeluruh kajian stilistik berperan untuk membantu menganalisis dan

memberikan gambaran secara lengkap bagaimana nilai sebuah karya sastra.

Karya sastra sebagai kajian dari stilistik yang menggunakan gaya bahasa sastra sebagai

media untuk menemukan nilai estetisnya. Aminuddin (1997—67) mengemukakan terdapat

jenis karya sastra yaitu puisi dan prosa fiksi. Dalam hal ini perbedaan karakteristik karya

sastra mengakibatkan perbedaan dalam tahapan pemaknaan dan penafsiran ciri dan

penggambarannya. Pengarang memiliki kreativitas masing-masing dan setiap karya yang

dihasilkan memperhatikan kebaharuan dan perkembangan sosial budaya. Misalnya puisi

sebagai objek kajian yang dianalisis. Setiap orang tentunya pada umumnya memiliki

pendapat dan penafsiran terhadap suatu puisi. Perbedaan itu muncul pula pada pemahaman

seseorang, stilistika akan muncul dengan kekhasan bahasa yang digunakan dan akan sangat

berbeda dengan penggunaan bahasa sehari-hari.

Sastra terbagi atas dua jenis yaitu sastra lama dan modern. Sastra ini menjadi objek yang

diamati dalam penelitian sastra, sastra modern dapat meliputi puisi, prosa maupun drama.

Berdasarkan hal tersebut menurut Ratna (2009:19) dari ketiga jenis sastra modern dan sastra

lama, puisilah yang paling sering digunakan dalam penelitian stilistika. Puisi memiliki ciri

khas yaitu kepadatan pemakaian bahasa sehingga paling besar kemungkinannya untuk

menampilkan ciri-ciri stilistika. Dibandingkan dengan prosa yang memiliki ciri khas pada

cerita (plot) sedangkan ciri khas drama pada dialog.

Karya sastra merupakan bentuk cerminan atau gambaran kehidupan masyarakat yang

kreatif dan produktif dalam menghasilkan sebuah karya. Melalui karya sastra pengarang

berusaha mengungkapkan kehidupan masyarakat yang mereka alami atau yang mereka

rasakan.

Page 2: Tugas Penelitian Sastra Pak Sugeng

Karya satra lahir karena adanya keinginan dari pengarang untuk mengungkapkan

eksistensinya sebagai sebagai manusia yang berisis ide, gagasan, dan pesan tertentu yang

diilhami oleh imajinasi dan realitas sosial budaya pengarang serta menggunakan media

bahasa sebagai pemyampingnya. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya

melibatkan kreativitas manusia. Karya sastra lahir dari pengekspresian endapan pengalaman

yang telah ada dalam jiwa pengarang secara mendalam melalui proses imajinasi

Nurgihantoro, 2007:57).

Karya sastra lahir dari latar belakang dan dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan

eksisitensi dirinya. Sebuah karya sastra dipersepsikan sebagai unkapan realitas kehidupan

dan konteks penyajinya disusun secara terstruktur, menarik, serta menggunakan media

bahasa berupa teks yang disusun melalui refleksi pengalaman dan pengetahuan secara

potensial memiliki berbagai macam bentuk representasi kehidupan. Ditinjau dari segi

pembacaan karya sastra merupakan bayang-bayang realitas yang dapat menghadirkan

gambaran dan refleksi berbagai permasalahan dalam kehidupan nyata.

Dibutuhkannya pemahamannya masyarakat terhadap karya sastra yang dihasilkan

pengarang maka penelitian ini menggunakan metode penelitian Sosiologi Sastra. Sosiologi

Sastra adalah pemahamannya terhadap karya sastra dapat mempertimbangkan aspek-aspek

kemasyarakatannya.

Sosiologi Sastra diterapkan dalam penilian ini karena dari Sosiologi Sastra adalah

meningkatkan pemahaman terhadap sastra dalam kaitannya dengan masyarakat, menjelaskan

bahwa rekaan tidak berlawanan dengan kenyataan dalam hal ini karya sastra dikonsumsikan

secara imajinatif, tetapi kerangka imajinatifnya tidak bisa dipahami di luar kerangka

empirisnya dan karya sastra bukan semata-mata merupakan gejala individual tetapi gejala

sosial (Ratna, 2003 :11).

Novel merupakan salah satu ragam prosa. Di dalamnya terdapat peristiwa yang dialami

oleh tokoh-tokohnya secara sistematis serta latar belakang terstruktur.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun beberapa masalah yang dapat diambil dari latar belakang diatas yaitu;

a. Sejarah dari Kesultanan Kadriah

b. Beberapa Silsilah yang pernah menjadi pemimpin Kesultanan Kadriah

Page 3: Tugas Penelitian Sastra Pak Sugeng

c. Ada beberapa sistem pemerintahan pada jaman Kesultanan Kadriah

d. Beberapa Wilayah kekuasan yang pernah diduki pada jaman Kesultanan Kadriah

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diperoleh dari cerita ini yaitu;

a. Mengetahui terjadinya Sejarah yang terjadi pada waktu kepemimpinan kesultanan

kadriah.

b. Menjelaskan beberapa silsilah yang terjadi.

c. Mengetahui jalannya cerita yang terjadi sistem pemerintahan.

d. Mengetahui beberapa wilayah yang pernah dikuasai.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini mencakup beberapa yang terkait

diantaranya sebagai berikut :

a. Bagi Mahasiswa

Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi atau  masukan tentang karya sastra

daerah pada Kesultanan kadriah. Sastra daerah ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa calon

guru dalam dunia pendidikan.

b. Bagi Peneliti

Peneliti dapat menjadikan bahan karya ilmiah untuk dipelajari dalam kehidupan sastra

pada masyarakat, dan dapat menjadi bahan acuan untuk pembelajaran sastra.

c. Bagi Masyarakat Umum

Sebagai bahan bacaan yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang peristiwa

yang terjadi pada keraton Pontianak. Dan serta untuk menambahkan peran aktif

masyarakat dalam pendidikan.

1.5 Penjelasan Istilah

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

obyek, suatu set kondisi, suatu sistempeikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang. Penelitian komperatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawab

Page 4: Tugas Penelitian Sastra Pak Sugeng

secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis factor-faktor penyebab

terjadinnya atau munculnya suatu fenomena tertentu.

Silsilah menurut KBBI yaitu 1 asal-usul suatu keluarga berupa bagan; susur galur

(keturunan) 2 catatan yg menggambarkan hubungan keluarga ternak sampai beberapa

generasi

Page 5: Tugas Penelitian Sastra Pak Sugeng

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kajian pustaka

Page 6: Tugas Penelitian Sastra Pak Sugeng

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Bentuk Penelitian

3.1.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peniliti yaitu metode deskriptif. Metode

deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia, suatu

obyek, suatu set kondisi, suatu sistempeikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada

masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta,

sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Menurut Whintney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan

interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajarai masalah-masalah dalam

masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu,

termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan,

serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu

fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-

fenomena tertentu sehingga merupakan suatu setudi komparatif . adakalanya peneliti

mengadakan klasifikasi, seerta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan

menetapkan suatu setandar atau suatu norma tertentu sehingga banyak ahli

menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei normatif (normative survey).

Dengan metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau factor

dan melihat hubungan antara satu factor dengan factor  yang lain. Karenanya, metode

deskriptif juga dinamakan studi status (satus study).

Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau setandar-setandar,

sehingga penelitian deskriptif ini disebut juga survey normative. Dalam metode

deskriptif dapat diteliti masalah normative bersama-sama dengan masalah setatus dan

sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antar fenomena. Studi demikian

dinamakan secara umum sebagai studi atau  penelitian deskriptif. Prespektif waktu

Page 7: Tugas Penelitian Sastra Pak Sugeng

yang dijangkau dalam penelitian deskriptif , adalah waktu sekarang, atau sekurang-

kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden.

3.1.2 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian sastra ini

menggunakan bentuk penelitian komperatif.

Penelitian komperatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari

jawab secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis factor-faktor

penyebab terjadinnya atau munculnya suatu fenomena tertentu. Jangakauan waktu

adalah masa sekarang, karena jika jangkauan waktu terjadinya adalah masa lampau,

maka penelitian tersebut termasuk dalam metode sejarah. Dalam studi komperatif ini,

memeng sulit untuk mengetahui factor-faktor penyebab yang dijadikan dasar

pembanding, seperti penelitain komperatif  tidak mempunyai control. Hal ini semakin

nyata kesulitannya jika kemungkinan-kemungkinan hubungan antar fenomena banyak

sekali jumlahnya

Studi komperatif banyak sekali dilakukan jika metode eksperimental tidak dapat

diperlukan. Bidang studi mencakup penghiduupan kota dan desa, dengan

membandingkan pengaruh sebab akibat dari mekanan, rekreasi, waktu kerja,

ketenangan kerja, dan sebagainnya. Penelitian komperatif dapat dilakukan untuk

mencari pola tingkahlaku serta prestsi belajar dengan membedakan unsur waktu

masuk sekolah, dan lain-lain.

Metode penelitian komperatif adalah bersifat ex post facto. Artinya, data

dikumpulkan setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung.

Peneliti dapat melihat akibat dari suatu fenomena dan menguji hubungan sebab akibat

dari data-data yang tersedia. Keunggulan metode ini adalah sebagai berikut.

1. Metode komparatif dapat mensubtisusikan metode eksperimental karena beberapa

alasan:

Page 8: Tugas Penelitian Sastra Pak Sugeng

Jika sukar diadakan kontrol terhadap salah satu faktor yang ingin diketahui

atau diselidiki hubungan sebab-akibat.

Apabila teknik untuk mengadakan vaiabel kontrol dapat menhalangi

penampilan fenomena secara normal ataupun tidak memungkinkan adanhya

interaksi secara normal.

Penggunaan laboratoriuum untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik karena

kendala teknik, keungan, maupun etika, dan normal.

2. Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat setatistik yang lebih maju,

membuat penelitian komparatif dapat mengadakn estimasi terhadap parameter-

parameter hubungan kausal secara lebih efektif.

Disamping keunggulan-keunggulan, penelitian komparatif mengandung kelemahan-

kelemahan, antara lain sebagai berikut.

1. Karena penelitian  komparatif sefatnya ex post facto, maka penelitain tersebut

tidak mempunyai kontrol terthadap variabel bebas. Peneliti hanya berpegang pada

penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa kesempatan mengatur kondisi

ataupun mengadakan manipulasi terhadap bebrapa variabel. Karena itu, sipenelitia

diharapkan mempunyai cukup banyak alas an dalam mempertahankan hasil

hubungan-hubungan kasual yang ditemukan, dan dapat mengajukan hipotesis-

hipotesis saingan untuk membuat jastifikasi terhadap kesimpulan-kesimpulan

yang ditarik.

2. Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor suatu hubungan kausal yang

diselidiki benar-benar relaevan.

3. Karena faktor-faktor bukan bekerja secara merdeka tetapi saling berkaitan antara

satu dengan lain, maka interaksi antar faktor-faktor tunggal sebagai penyebab atau

akibat terjadinya suatu fenomena sukar diketahui. Bahkan akibat dari faktor

ganda, bisa saja dikarenakan oleh faktor diluar cakupan penelitian yang

bersangkutan.

4. Adakalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi belum

tentu bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab-akibat.

Page 9: Tugas Penelitian Sastra Pak Sugeng

Mungkin saja hubungan variabel tersebut dikarenakan oleh adanya keterkaitan

dengan faktor-faktor lain diluar itu. Dilain pihak, andai kata pun telah

diketemukan bahwa hubungan antara faktor-faktor adalah hubungan sebab-akibat,

tetapi masih sukar untuk dipisahkan faktor mana sebagai penyebab dan faktor

mana yang merupakan akibat

5. Mengkatagorisasikan subjek dalam dikotomi (misalnya, dalam katagori

demokrasi dan otoriter, pandai bodoh, tua-muda, dan sebagainya) untuk tujuan

perbandingan, dapat menjurus kepada pengambilan keputusan dan kesimpulan

yang salah akibat katagori-katagori dikhotomi yang dibuat mempunyai sifat

kabur, bervariasi, samar-samar, mengahendaki valuejudgement, dan tidak kokoh.

Langkah-langkah pokok dalam studi komparatif adalah sebagai berikut,

1. Rumuskan dan definisikan masalah.

2. Jajki dan teliti literature yang ada.

3. Rumuskan kerangka troritis dan hipotesis-hipotesis serta asumsi-asumsi yang

dipakai.

4. Buatlah rancangan penelitian:

Pilih subjek yang digunakan dengan teknik pengumpulan data yang

diinginkan;

Kategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan

masalah-masalah yang ingin dipecahkan, untuk memudahkan analisis sebab-

akibat.

1) Uji hipotesis, buat interpretasi terhadap hubungan dengan teknik statistic

yang tepat.

2) Buat gegeralisasi, kesimpulan, serta implikasi kebijakan.

3) Susun laporan dengan cara penulisan ilmiah.

Dalam penelitian komparatif, sering digunakan teknik korelasi, Dalam penelitian

komparatif, sering digunakan teknik korelasi, yaitu meneliti derajat ketergantungan

dalam hubungan - hubungan antar variabel dengan menggunakan koefisien korelasi.

Page 10: Tugas Penelitian Sastra Pak Sugeng

Namun, perlu dijelaskan bahwa penggunaan koefisien korelasi hanya menyatakan

tinggi rendahnya ketergantungan antar variabel yang diuji, tetapi tidak menyatakan

ada tidaknya hubungan yang terjadi. Ini berbeda dengan penggunaan metode

eksperimental. Pada metode eksperimental, peneliti dapat menguji ada tidaknya efek

tertentu. Dengan demikian, penggunaaan teknik korelasi dalam penelitian komparatif

mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain sebagai berikut.

Menjurus pada keterbiasaan menggunakan teknik korelasi dengan memasang

variabel apa saja tanpa pilih yang menjurus pula interpretasi yang salah.

Tidaknya adanya kontrol terhadap variabel bebas, dan tidak dapat melihat ada

tidaknya hubungan kausal antar variabel. Peneliti tidak dapat mengenai yang

mana variabel bebas dan mana variabel dependen.

3.2 Rancangan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian deskriptif, maka langkah-langkah umum yang sering

diikuti adalah sebagai berikut.

1. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan

masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.

2. Menentuan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian

harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah

3. Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian deskriptif

tersebut akan dilaksanakan. Termasuk didalamnya daerah geografis dimana

penelitian akan dilakukan, batasan-batasan kronologis ukuran tentang dalam

dangkal, serta seberapa utuh daerah penelitian tersebut akan dijangkau.

4. Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu

dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunan

dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang

telah berkembang baik, maka kerangkan analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-

bentuk model matematika.

5. Menulusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah

yang ingin dipecahkan.

Page 11: Tugas Penelitian Sastra Pak Sugeng

6. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang diuji, baik secara emplisit maupun secara

implisit.

7. Melakukan kerja lapangan untuk megumpulkan data, gunakan teknik

pengumpulan data yang cocok untuk penelitian.

8. Membuat tabulasi serta analisis statistic dilakukan terhadap data yang telah

dikumpulkan. Kurangi penggunaan statistic sampai kepad batas-batas yang dapat

dikerjakan dengan unit-unit pengukuran  yang sepadan.

9. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial

yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta refrensi khas terhadap

masalah yang ingin dipecahkan.

10. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis

yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan

yang dapat ditarik dari penelitian.

3.3 Sumber Data dan Data

3.3.1 Sumber Data

Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi:

a. Informan atau narasumber, yaitu warga daerah Kraton Kadriah dan warga

Pontianak setempat.

b. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas penelitian sastra daerah di

Kraton Kadriah Pontianak.

c. Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa pustaka Romeo Grafika –

Pemerintah Kota Pontianak, Pemda Kotamadya Pontianak, Pontianak:

Balai Kajian dan Nilai Tradisional Pontianak.

3.3.2 Data

Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang sejarah berdirinya

Kesultanan Kadriah Pontianak yaitu;

Kesultanan Kadriah berdiri pada tanggal 23 Oktober 1771 (14 Rajab 1185

H), yaitu pada masa kekuasaan Van Der Varra (1761-1775), Gubernur Jenderal

Page 12: Tugas Penelitian Sastra Pak Sugeng

VOC ke-29. Pendiri kesultanan ini adalah Syarif Abdurrahman Alkadrie,

merupakan putra Habib Husein Alkadrie, ulama penyebar Islam di Pontianak asal

Arab. Sejak usia muda, Syarif Abdurrahman telah menunjukkan bakat dan

ambisinya yang sangat besar. Ia pernah melakukan petualangan hingga ke Siak

dan Palembang, mengadakan kegiatan perdagangan di Banjarmasin, dan

berperang hingga berhasil menghancurkan kapal Perancis di Pasir (Banjarmasin).

Sejarah awal mula berdirinya kesultanan ini ditandai dengan keinginan Syarif

Alkadrie dan saudara-saudaranya beserta para pengikutnya untuk mencari tempat

tinggal setelah ayahnya meninggal pada tahun 1184 H di Kerajaan Mempawah.

Dengan menggunakan 14 perahu mereka menyusuri Sungai Peniti hingga pada

akhirnya mereka menetap di sebuah tanjung bernama Kelapa Tinggi Segedong.

Namun, Syarif Alkadrie merasa bahwa tempat tersebut tidak tepat untuk didiami,

dan akhirnya mereka melanjutkan perjalanan balik ke hulu sungai melalui Sungai

Kapuas Kecil. Ketika menyusuri sungai tersebut rombongan Syarif Alkadrie

menemukan sebuah pulau kecil bernama Batu Layang.

Mereka kemudian singgah sejenak. Konon mereka pernah diganggu oleh

hantu-hantu di sana yang menyebabkan Syarif Alkadrie meminta anggotanya

untuk mengusirnya. Setelah itu mereka kembali melanjutkan perjalanan

menyusuri Sungai Kapuas.Pada tanggal 23 Oktober1771 (14 Rajab 1184 H),

tepatnya menjelang subuh, mereka akhirnya sampai di persimpangan Sungai

Kapuas dan Sungai Landak. Rombongan Syarif Alkadrie kemudian menebang

pohon-pohon di hutan selama delapan hari guna keperluan membangun rumah,

balai, dan sebagainya. Di tempat itulah Kesultanan Kadriah berdiri beserta Masjid

Djami‘(yang telah berdiri sebelumnya) dan Keraton Pontianak (yang berdiri

setelah berdirinya kesultanan).Pada tanggal 8 bulan Sya‘ban tahun 1192 H, Syarif

Alkadrie akhirnya dinobatkan sebagai Sultan Pontianak (Kesultanan Kadriah)

dengan gelar Syarif Abdurrahman Ibnu Al Habib Alkadrie. Acara penobatan

tersebut juga dihadiri oleh Raja Muda Riau, Raja Mempawah, Landak, Kubu, dan

Matan. Kesultanan ini merupakan kerajaan paling akhir yang ada di Kalimantan

dan sebagai cikal bakal berdirinya Kota Pontianak. Setelah kesultanan Kadriah

Page 13: Tugas Penelitian Sastra Pak Sugeng

berakhir, sistem pemerintahan kesultanan secara otomatis berubah menjadi sistem

pemerintahan Kota Pontianak.

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Sejalan dengan data yang akan dikumpulkan serta sumber data yang ada

selanjutnya dikemukakan tekhnik pengumpulan data.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data diatas meliputi pengamatan,

wawancara, kajian dokumen.

a. Pengamatan

Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan secara langsung dengan

objek kajian yang akan diteliti.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan setelah mendapatkan hasil pengamatan pada objek

maupun kajian dokumen. Wawancara dilakukan antara peneliti dan

narasumber. Wawancara dengan narasumber dilaksanakan setelah melakukan

pengamatan pertama terhadap objek yang akan diteliti, dimaksudkan untuk

memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan sejarah

sastra yang terjadi pada masa lampau.

c. Kajian Dokumen

Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada, seperti

Pustaka Romeo Grafika – Pemerintah Kota Pontianak, Pemda Kotamadya

Pontianak, Pontianak: Balai Kajian dan Nilai Tradisional Pontianak.

3.4.2 Alat Pengumpul Data

Alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian sebagai

berikut.

a. Laptop

b. Peralatan tulis

c. Tape

d. Handycam

Page 14: Tugas Penelitian Sastra Pak Sugeng

e. Tempat tema dan mahasiswa

3.5 Tempat dan Jadwal Penelitian

3.5.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang dilkukan peneliti dalam mencari informasi tentang sejarah

Kesultanan Kadriah Pontianak yaitu di Keraton Pontianak.

3.5.2 Jadwal Penelitian

Jadwal yang dilakukan peneliti dalam mencari informasi pada tanggal 18 Oktober

2011.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang telah berhasil

dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistik deskriptif

komparatif) dan teknik analisis kritis. Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan

untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antarsiklus. Peneliti

membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus.teknik

analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan

metode komperatif dalam sebuah penelitian yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan

dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan

siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan dan/atau setelah pengumpulan data.

Page 15: Tugas Penelitian Sastra Pak Sugeng

DAFTAR PUSTAKA

Asmara. U. H. 2002. Aplikasi Statistik Untuk Penelitian. Pontianak: Romeo Grafika.

Ansar Rahman, et.al. 2000. Syarif Abdurrahman Alkadri, perspektif sejarah berdirinya Kota

Pontianak. Pontianak: Romeo Grafika – Pemerintah Kota Pontianak.

Broto Wijoyo. M.D. 1991. Penelitian Dan Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: Gajah Mada Press.

J.U. Lontaan. 1975. Sejarah hukum adat dan adat-istiadat Kalimantan Barat. Pontianak: Pemda Tingkat

I Kalbar.

Jimmy Ibrahim. 1971. Dua ratus tahun Kota Pontianak. Pontianak: Pemda Kotamadya Pontianak.

M.S. Suwardi. 1983. Raja Haji Marhum Teluk Ketapang Malaka. Pekanbaru: Universitas Riau.

Mahayudin Haji Yahya. 1999. “Islam di Pontianak berdasarkan Hikayat Al-Habib Husain Al-Qadri”,

disampaikan dalam Seminar Brunei Malay Sultanate in Nusantara, Brunei Darussalam: The

Sultan Haji Hasanal Bolkiah Foundation.

Mawardi Rivai. 1995. Peristiwa Mandor. Pontianak: Romeo Grafika.

Mohammad Hatta. 1978. Bung Hatta menjawab. Jakarta Gunung Agung.

Muhammad Hidayat. Tanpa tahun. “Istana Kesultanan Kadriah – Pontianak”, dalam Istana-istana di

Kalimantan Barat. Pontianak: Inventarisasi Istana di Kalimantan Barat.

Muhammad Yanis. 1983. Kapal Terbang Sembilan. Pontianak – Jakarta: Yayasan Universitas Panca

Bahti – PT. Inti Daya Press.

Musni Umberan, et.al. 1995. Sejarah kerajaan-kerajaan di Kalimantan Barat. Pontianak: Balai Kajian

dan Nilai Tradisional Pontianak.

Nazir, moh. 2005. Metode penelitian. Ghalia Indonesia dari http://blog.uin-

malang.ac.id/muttaqin/2010/11/28/10/

“Sejarah Kota Pontianak”, diunduh pada tanggal 27 Desember 2009 dari

www.pemkot.pontianak.go.id/sejarah.html

Sudikan.SY.1990. Pemantun Penyusunan Karya Ilmiah. Semarang: Aneka Ilmu.

Page 16: Tugas Penelitian Sastra Pak Sugeng

Syarif Ibrahim Alqadrie. 1979. Kesultanan Pontianak di Kalimatan Barat: Dinasti dan pengaruhnya

di Nusantara. Pontianak: DP3M dan UNTAN.

Syarif Ibrahim Alqadrie. 2005. “Kesultanan Qadariyah Pontianak: Perspektif sejarah dan sosiologi

politik”, disampaikan dalam Seminar Kerajaan Nusantara oleh Kerajaan Pahang – Universiti

Malaya, Malaysia: 8 – 11 Mei 2005. Diunduh pada tanggal 23 Desember 2009 dari http://syarif-

untan.tripod.com/Budaya.htm.

Yayasan Sultan Hamid II Jakarta. 2007. “Sultan Hamid II adalah perancang lambang negara

Republik Indonesia”, diunduh pada tanggal 22 Desember 2009 dari

istanakadriah.blogspot.com.

Zuldafrial. 2004. Penelitian Kualitatif. Pontianak: STKIP-PGRI Pontianak.