GEOTUBE (alam sugeng p)

19
MAKALAH GEOTUBE Oleh: Alam Sugeng Prayitno 15.4110.4954 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Transcript of GEOTUBE (alam sugeng p)

Page 1: GEOTUBE (alam sugeng p)

MAKALAH GEOTUBE

Oleh:

Alam Sugeng Prayitno

15.4110.4954

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS SEMARANG

Page 2: GEOTUBE (alam sugeng p)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Geotube. Makalah

ini penulis buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah Fakultas

Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Semarang.

Selama pembuatan dan penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari berbagai

pihak yang memberikan dukungan dan bantuan bagi penulis. Penulis menyadari

sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran

yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan, guna lebih

menyempurnakan penulisan selanjutnya.

Penulis berharap apa yang telah di sampaikan dalam makalah ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

Page 3: GEOTUBE (alam sugeng p)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan memiliki garis pantai

terpanjang di dunia. Namun beberapa garis pantai di Indonesia mengalami

erosi dan beberapa kolam pelabuhan masih dipengaruhi gelombang laut.

Prasarana untuk mengatasi hal ini adalah prasarana yang mampu meredam

gelombang dan/atau memecahkan ombak.

Langkah penting yang dapat dilakukan dalam mengamankan garis

pantai dan mengamankan pelabuhan adalah membangun bangunan pemecah

gelombang dan/atau penanaman vegetasi di pesisir pantai. Bangunan

pemecah gelombang yang berfungsi untuk meredam energi gelombang.

Bangunan pemecah gelombang dilihat dari bentuk strukturnya terdiri dari

tipe bangunan pemecah gelombang sisi tegak, sisi miring, dan gabungan

antara sisi miring dan sisi tegak.

Salah satu pemecah gelombang yaitu pemecah gelombang sisi miring

dengan menggunakan lapisan geotube pada lapisan inti yang digunakan

melindungi pasir agar tidak mudah tergerus atau terikut dengan aliran air.

Geotube ialah material geotextile yang berbentuk seperti bantal guling

yang memiliki kuat tarik yang tinggi dan sudah dipabrikasi sehingga lapisan

inti dari bangunan pemecah gelombang langsung dimasukkan kedalam

geotube.

Kegunaan geotube pada lapisan inti bangunan pemecah gelombang

sisi miring ini adalah untuk mengatasi penggerusan pasir di lapisan inti.

Selain itu, tetrapod yang merupakan lapis lindung buatan digunakan sebagai

lapisan utama di sisi bangunan pemecah gelombang yang menghadap ke

laut. Sehingga diharapkan dapat mengatasi masalah erosi yang akibatkan

adanya serangan gelombang dan arus.

Page 4: GEOTUBE (alam sugeng p)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang maka rumusan masalah adalah:

1. Apakah Geotube dapat mengatasi masalah erosi pantai?

2. Bagaimana cara mengatasi erosi pantai dengan Geotube?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasar rumusan masalah maka tujuan penelitian adalah:

1. Menganalisis Apakah Geotube dapat mengatasi masalah erosi pantai?

2. Menganalisis Bagaimana cara mengatasi erosi pantai dengan Geotube?

1.4 Manfaat Penelitian

Peulisan ini memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Bagi penulis, menambah pengetahuan mengenai manfaat geotube dalam

mengatasi erosi.

2. Bagi universitas, sebagai perbendaharaan perpustakaan akademik dan

literatur untuk Universitas 17 Agustus 1945. Sebagai bahan kajian

teoritis dan referensi bagi rekan mahasiswa atau pihak-pihak yang

tertarik melakukan penelitian sejenis.

Page 5: GEOTUBE (alam sugeng p)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Erosi

Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan,

dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik

hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi,

atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal

ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca,

yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses

kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.

Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali,

namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas

manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan

pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi /

pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan

(Kartasapoetra , 1991).

Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah

bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan

(degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan

tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan

meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air

permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran

tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan

mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya

sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan

memengaruhi kelancaran jalur pelayaran.

Page 6: GEOTUBE (alam sugeng p)

2.1.2 Gelombang

Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang

tergantung dari gaya pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah angin

yang dibangkitkan oleh tiupan angin di permukaan laut, gelombang pasang

surut dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda langit terutama matahari

dan bulan terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi karena gempa di laut

atau letusan gunung berapi di laut, gelombang yang dibangkitkan oleh

kapal yang bergerak, dan sebagainya.

Pada umumnya bentuk gelombang di alam adalah sangat kompleks

dan sulit digambarkan secara matematis karena ketidak-linierannya, tiga

dimensi dan mempunyai bentuk yang sangat random (suatu deret

gelombang mempunyai tinggi dan periode berbeda). Beberapa teori yang

ada hanya menggambarkan bentuk gelombang yang sederhana dan

merupakan gelombang alam.

2.1.3 Geotube

Geotube merupakan salah satu contoh dari pemanfaatan sifat

fleksibel geotekstil. Selain geotube terdapat pula pemodelan lain yang

hampir menyerupai namun mempunyai fungsi yang agak berbeda, yaitu :

geobag dan geocontainer. Pemakaian istilah geotube, bag dan container

sangat variatif, tetapi pada dasarnya sama yaitu geotekstil yang diisi

dengan bahan alamiah. Beberapa istilah yang mungkin sering ditemukan

seperti sand / concrete sausages, sand sock, sand bag, sand pillow,

Bolsaroca ( sand filled bag ), Bolsacreto ( concrete filled ),

Colchacreto ( mortal filled), dan masih banyak istilah lain yang

digunakan. 

Nama geotube, bag dan container sendiri merupakan nama yang

diambil dari produk Nicolon GeoProduct Division ( 1994 ), yang

kemudian menjadi istilah umum di kalangan teknik. Oleh Liu dan

Silvester ( 1977 ), geotube didefinisikan sebagai lembaran – lembaran

geotekstil yang dilem, dipanaskan maupun dijahit pada sisi – sisinya

sehingga menjadi berbentuk tabung yang kemudian diisi penuh dengan

Page 7: GEOTUBE (alam sugeng p)

campuran ( slurry ). Ukuran tube juga sangat bervariasi dengan panjang

berkisar antara 10 – 150 meter dan diameter rata – rata 1 – 3 meter dalam

kondisi bulat sempurna. Instalasi dapat dilakukan di daerah kering maupun

pada kedalaman air hingga 5 meter. 

2.1.2.1 Kelebihan dari geotube terdapat pada

• bentuknya yang dapat mengikuti bentuk permukaan tanah, 

• kemampuannya menahan partikel tanah namun pada saat yang

bersamaan air dapat terdisipasi, 

• instalasi yang mudah dan cepat bahkan dapat dilakukan di dalam air, 

• berat geotube yang cukup besar sehingga geotube stabil dalam

konstruksi, 

• harga yang relatif ekonomis, tergantung dari lokasi, ketersediaan

material, alat dan tenaga kerja. 

• ramah lingkungan 

• dan tentunya kemudahan untuk memperoleh geotube. 

2.1.2.2 Prinsip Dasar Geotube

Prinsip dasar dari geotube dalam aplikasi penanggulangan erosi

adalah menahan butiran tanah yang terdapat di dalamnya, namun pada saat

yang bersamaan air dapat mengalir keluar tanpa menghanyutkan butiran

tanah. Oleh sebab itu, geotube umumnya diisi dengan tanah yang bersifat

non kohesif seperti pasir atau lumpur. Properti geotekstil yang harus

diperhatikan adalah permeabilitasnya, bukaan pori dan kuat tarik. Untuk

memperoleh ketinggian yang diinginkan, geotube bisa saja diisi lebih dari

satu kali, mengingat kandungan air pada larutan pasir cukup besar.

Ketinggian dapat dicapai pula dengan menumpuk beberapa geotube. 

Pada kasus – kasus tertentu, geotube dapat diisi dengan campuran

semen, terutama pada lokasi yang sulit memperoleh pasir atau lumpur,

atau diperlukan tingkat kekakuan yang lebih tinggi. Sedangkan kekuatan

material geotekstil disesuaikan dengan kebutuhan. Bila geotube

kemungkinan besar mengalami benturan seperti pada dasar pelabuhan,

Page 8: GEOTUBE (alam sugeng p)

kanal kapal, maka dibutuhkan geotekstil yang mempunyai tegangan tarik

yang lebih besar (di atas 50 kN/m). Namun pada aplikasi penanggulangan

erosi, tidak memerlukan tegangan tarik yang terlalu besar karena yang

diutamakan adalah sifat penahan butiran tanah. 

Beberapa alternatif untuk memperkuat geotube dapat dilakukan

seperti pemberian angkur sehingga geotube lebih stabil , pemberian

lapisan tambahan geotekstil bagian dalam geotube (terutama pada bagian

jahitan), atau setelah geotube terisi penuh ditutupi dengan rip – rap /

vegetasi.

2.2 Pembahasan

2.2.1 Geotube Dapat Mengatasi Masalah Erosi Pantai

Berdasar kajian diatas, yang menunjukkan bahwa erosi pantai akan

banya memiliki akibat buruk, sehingga perlu dilakukan upaya

penanggulangan untuk mencegah erosi semakin bertambah buruk. Erosi

sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali (Kartasapoetra ,

1991), yang mana disebabkan oleh geombang air laut yang terus menerus

menghantam ke arah pantai. Prasarana untuk mengatasi hal ini adalah

prasarana yang mampu meredam gelombang dan/atau memecahkan

ombak. Salah satu pemecah gelombang yaitu pemecah gelombang sisi

miring dengan menggunakan lapisan geotube pada lapisan inti yang

digunakan melindungi pasir agar tidak mudah tergerus atau terikut dengan

aliran air. Prinsip dasar dari geotube dalam aplikasi penanggulangan erosi

adalah menahan butiran tanah yang terdapat di dalamnya, namun pada saat

yang bersamaan air dapat mengalir keluar tanpa menghanyutkan butiran

tanah.

Sebagai contoh kasus proyek departemen Irigasi dan drainase di

Malaysia untuk mengatasi masalah kerusakan lebih lanjut area sekitar

pantai yang sudah dibangun perumahan dan dikelilingi bakau di Langkawi

dengan menggunakan TenCate Geotube.

Page 9: GEOTUBE (alam sugeng p)

Efek positif dari Geotube pada proyek ini terbukti dibanding daerah

yang tidak diberi geotube. Berikut gambar proyek Langkawi, Kedah,

Malaysia.

Gambar Proyek

Sumber : Departemen Irigasi dan Drainase Malaysia

Aplikasi geotube sebagai konstruksi alternatif penanggulangan erosi

akibat gelombang pasang bono dalam penelitian Suhendra, Saputra, Dan

Kodrat (2012). Arus Pasang Bono mengakibatkan pendangkalan muara

sungai. Dampaknya adalah perubahan garis pinggir sungai pada Pulau

Muda akibat erosi dan deposisi. Salah satu alternatif konstruksi untuk

menanggulangi permasalahan erosi ini adalah Geotube, yaitu sistem

konstruksi yang memadukan material geosintetik sebagai pembungkus dan

material slurry pasir sebagai material pengisi. Dari hasil analisis serta hasil

pelaksanaan di lapangan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan sistem

Geotube pada proyek ini memberikan hasil yang memuaskan dan dapat

diandalkan sebagai konstruksi alternatif penanggulangan permasalahan

erosi. Berikut gambar penelitian yang dilakukan Suhendra, Saputra, dan

Kodrat (2012).

Gambar Aplikasi Geotube Sebagai Konstruksi Alternatif

Penanggulangan Erosi Akibat Gelombang Pasang Bono

Page 10: GEOTUBE (alam sugeng p)

Sumber: Penelitian Suhendra, Saputra, Dan Kodrat (2012)

Berdasar beberapa studi kasus diatas memperkuat teori bahwa

Geotube efektif digunakan untuk mengatasi masalah erosi pantai dan

sekaligus ramah lingkungan, sehingga dalam makalah ini terbukti bahwa

Geotube dapat mengatasi masalah erosi pantai.

2.2.2 Cara Mengatasi Erosi Pantai Dengan Geotube

Dalam studi kasus yang mendukung penyusunan makalah ini

didapati beberapa cara untuk mengatasi erosi pantai dengan geotube

diantaranya. Proyek di Langkawi Malaysia contohnya sebagai berikut:

1. Melakukan pemasangan geotube sebagai alat untuk melindungi area

pantai termasuk pohon bakau tepat di lepas pada daerah dataran lumpur

lanau marine yang sangat lunak yang terbuka saat surut namun

terendam air saat pasang.

2. Untuk mencegah geotube tenggelam kedalam lumpur yang sangat lunak

pemasangan dialasi lantai kerja berupa rangkaian bambu yang

diletakkan sejajar dan sepanjang geotube.

3. Geotube yang telah diisi penuh dengan pasir lanau diletakkan diatas

rangkaian bambu.

4. Dan untuk mencegah gerusan bagian depan geotube dipasang pelindung

gerusan terbuat dari geotekstil mirafi.

Berikut gambar pemasangan.

Gambar Pemasangan Geotube di Langkawi, Kedah Malaysia

Page 11: GEOTUBE (alam sugeng p)

Sumber : Departemen Irigasi dan Drainase Malaysia

Pada penelitian Suhendra, Saputra, dan Kodrat (2012) cara

pemasangan hampir sama hanya saja diterangkan lebih singkat karena

geotube merupakan solusi yang praktis, berbiaya efektif dan mudah

diaplikasikan. Dijelaskan bahwa Pengisian Geotube menggunakan sebuah

hooper yang pada prinsipnya mengalirkan cairan pengisi dengan tekanan

yang berasal dari pompa dan pengaruh ketinggian (Peurifoy dan

Schexnayder, 2002). Untuk memberikan output air bertekanan tinggi,

digunakan sebuah pompa yang memiliki kapasitas 300 m3/jam. Kemudian

dilakukan penggelaran material Geotube. Pengaplikasian sama dengan

pengaplikasian sebelumnya, berikut gambar pemasangan geotube di pantai

bono.

Gambar Pemasangan Geotube di Pantai Bono

Sumber: Penelitian Suhendra, Saputra, Dan Kodrat (2012)

Beberapa pemaparan di atas sudah dijelaskan mengenai cara

mengatasi erosi dengan geotube yang praktis dan mudah diaplikasikan.

Hanya saja pemilihan material isiian geotube harus disesuaikan keaadaan

lapangan.

Page 12: GEOTUBE (alam sugeng p)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasar pemaparan diatas disimpulkan sebagai berikut:

1. Geotube dapat mengatasi masalah erosi pantai.

2. Cara mengatasi erosi pantai dengan geotube sangat praktis, mudah

diaplikasikan, ekonomis dan sangat efektif.

3.2 Saran

Berdasar analisa yang dilakukan penulis memberi saran bahwa dalam

pengaplikasian isian geotube harus disesuikan keadaan lapangan agar

Geotube bekerja maksimal untuk menangulangi masalah erosi yang

terjadi.

Page 13: GEOTUBE (alam sugeng p)

DAFTAR PUSTAKA

Aswani. 2012. “Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai Di Bulu Tuban”.

Surabaya : ITS.

Departemen Irigasi dan Drainase. “Rehabilitasi Garis Pantai Bakau Menggunakan

Geotube”. Malaysia: PT Tetrasa Geosinindo.

Kartasapoetra. 1991. “Geomorphology”.

http://Generalgeomorphology.blogspot.com. Online. diakses tanggal 20

Desember 2016.

Peurifoy, R. L. dan Schexnayder, C. J. (2002). Construction Planning, Equipment,

and Methods (6th edition). New York: McGraw Hill.

Suhendra, Saputra, dan Kodrat. 2012. “Aplikasi geotube sebagai konstruksi

alternatif penanggulangan erosi akibat gelombang pasang bono”. Jakarta:

Universitas Bina Nusantara.

________.http://r.search.yahoo.com. Online. diakses tanggal 19 Desember 2016.

________.2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Erosi. Online. diakses tanggal 19

Desember 2016.