Sandyakalaning Majapahit menurut Babad...
Transcript of Sandyakalaning Majapahit menurut Babad...
1
SANDYAKALANINGMAJAPAHITMENURUTBABADJAWA
SriMargana
Pengantar
Dalam historiografi kolonial jatuhnya kekuasaan Majapahit dianggap sebagai
akhir sejarah kebudayaan Hindu di Jawa dan dimulainya kebudayaan Islam.
Sejarawan yang secara eksplisit mengatakan hal ini adalah N.J. Krom (1931),
Hindoe-JavaanscheGeschiedenis.Iamenulis:
“For Java, the flight (ofHindu Javanesedignitaries toBali) if it tookplace
fairly in a large scale, undoubtedlymeant an impoverishment in cultural
matters,forafterallitwaspreciselythetraditionalproponentsofJavanese
culturewhoweremostlikelytoflee.Atthemomentwhentheleadershipof
JavaisnolongerinHindu-Javanesehands,butrathertakenovermyIslamic
rulers,Hindu-Javanesehistoryends.”
Sejarawan lain seperti J.G. deCasparis (1963)danC.C. Berg (1955) juga
memberi kesan serupa bahwa para sejarawan kolonial Belanda memiliki
kecenderungan untuk menilai bahwa periode pra-Islam dalam sejarah Jawa
adalah periode keemasan atau kebesaran yang berakhir dengan jaruhnya
Majapahit. Sejarawan sekaligus ahli hukum seperti Muhammad Yamin adalah
pendukung utama gagasan ini. Bahkan para tokoh nasiona seperi Sukarnopun
menggunakan slogan-slogan politik Majapahit menjadi slogan persatuan dan
kesatuan untuk membingkai NKRI. Pandangan-pandangan ini kemudian
mempengaruhibanyakbukupelajaransejarahsesudahkemerdekaandandalam
historiografiIndonesiamempengaruhipenyusunankronologisSejarahNasional
Indonesia.
PengajiantentangsejarahMajapahitsudahsemakinberkembangsaatini
demikianjugapublikasitentanghasil-hasilkajianmutakhiritu.Perdebatanjuga
semakinmeluaskeberbagai isu,darikronologi, sebab-babkejatuhan,sikapnya
terhadapIslamdanjugareputasipolitikdanekspansiwilayahdankekuasaanya.
2
Beberapa tokoh pentingpun juga mulai diperbincangkan, dari para raja yang
memerintah,parapunggawakerajaan,hinggaperempuan-perempuandisekitar
raja dan bangsawan istana lainnya. Maraknya literatur tentang sejarah
Majapahit ini juga berpengaruh besar terhadap perkembangan karya fiksi
maupunsemi-fiksitentangMajapahitmaupun.
Dalam berbagai buku sejarah didapatkan angka tahun jatuhnya
kekuasaan Majapahit yaitu tahun 1400 Saka atau 1478 Masehi, namun
belakangan ini angka tahun ini mulai banyak dipertanyakan keakuratannya.
Pertanyaan-pertanyaanpun berkembang juga ke-arah penyebab utama
kejatuhanMajapahit.
Dari sekian banyak kajian tentang Majapahit itu, pada umumnya tidak
terlalubanyakperkembanganyangberartidarisisisumberpenulisankhususnya
sumber-sumbertertulis.Majapahitmeninggalkanbanyakartefakpentingberupa
materialcultures,yangditemukandikompleksutamaibukotaMajapahitdimana
istana berdiri, tetapi sumber-sumber itu umumnya sumbe-sumber bisu yang
masih perlu dikaji agar dapat menjelaskan banyak unsur tentang sejarah
Majapahit. Sementara itu sumber-sumber yang berupa prasasti hanya sedikit
yang dapat membantu menjelaskan kejatuhan Majapahit. Dari sedikit sumber
tertulis tentang Majapahit, seperti Negara Kertagama juga tidak menjelaskan
tentang jatuhnya kekuasaanMajapahit, apalagi karya itumungkin ditulis pada
masakeemasannya.
Sumber-sumber tentang jatuhnyanya Majapahit masih didasarkan pada
sumber-sumber Jawa yang ditulis lebih dari dua atau tiga abad sesudah
kejatuhannya, seperti Babad Sangkala, Serat Kanda, atau Babad Tanah Jawi,
serta-babad-babad lain turunanataukelanjutandariBabadTanah Jawi seperti
Babad Kraton versi Yogyakarta atau Babad Tanah Jawi versi Surakarta. Dari
sumber-sumber ini pada umumnya dikatakan bahwa orang-orang Islam
memilikiandilpentingdalamkejatuhankekuasaanMajapahit.
3
Arikel singkat ini memberikan rangkuman umum tentang jatuhnya
Majapahit dari beberapa sumber babad itu, khususnya tentang peran orang-
orang Islam yang digambarkan dalam sumber-sumber utama historiografi
tradisionalJawayangberasaldariduaistanaSurakarta,YogyakartadanInstitusi
colonial Belanda, Java Instituut. Artikel ini tidak semata untuk memahami
melihatseberapaakuratdantidakakuratnyatentangkapandansebabkejatuhan
Majapahit, namun juga untuk memahami sejauh mana peristiwa jatuhnya
majapahititudimaknaiparasejarawanataupujanggaJawadariistanaMataram
danpenerusnya,SurakartadanYogyakartasertasejauhmanalembagacolonial
dengan alasannya sendiri menggambarkan jatuhnya Majapahit. Isu ini pernah
dibahas oleh M.C. Ricklefs dalam artikelnya yang terbit di BKI, dan pada
kesempatansayaakanmemperluasnyadanmeneruskanpertanyaansejauhmana
kejatuhan Majapahit seperti digambarkan dalam historiografi Jawa itu
dipengaruhiolehsemangatjamandankepentinganpolitiksejaman.
PerangJawadanBangkitnyaJavanologi.
KepopuleranbabadJawadikalanganparaintelektualBelandaharusdirunutdari
berakhirnyaPerangJawa(1825-1830).DiponegorosangpemimpinPerangJawa
menjadi pertanyaan penting bagi mereka yang ingin memahami idiologi yang
menggerakan perlawanan terhadap kolonialisme Belanda ini. Bagaimana
seorangJawayangdimataorang-orangBelandahidupnyalekatdenganmitologi
dapatmengaplikasikan idiologi jihat Islam seperti yangdihadapai orang-orang
KristendalamPerangSalibdiEropa.Keheranan inipunmendapatkritikandari
seorang penginjil Eropa, Gericke, yang aktif di Jawa pasca Perang Jawa dan
sempat belajar di Pesantren Tegalsari. “bagaimana kalian (para pemimpin
Negara colonial Hindia Belanda) dapat mempertahankan wilayah koloni, jika
tidakdilandasipengetahuanyangbaiktentangmasyarakat jajahannya.Belanda
telaheksisdi Jawasejakabadke17danmulaimengontrolkekuasaanraja-raja
Jawasecaraefektifsejakparuhkeduaabadke18,namunbelummenunjukkan
adanyaminatakademisuntukmemahamimasyarakatjajahannya.
Sebagai perbandingan, Inggris yang hanya lima tahun menguasai Jawa
(1811-1816)telahmenghasilkanbanyakkajianakademisyangditulisolehpara
4
pemimpinnya. Thomas Stamford Raffles menulis dua volume History of Java,
John Crawfurd (Resident Yogyakarta pada saat itu) telah menerbitkan 6 jilid
History of Indonesian Archipelago dan Kolonel MacKenzie, telah menrbitkan
bukumonumental tentang Land Tenure di Jawa. Semuanya kinimenjadi buku
klasik yang masih dijadikan rujukan penting dalam historiografi modern
Indonesia.
Kritik ini direspon oleh Negara dengan mendirikan Instituut voor
JavaanscheTaaldiSurakartayangdipimpinolehC.F.Winter.Parapegawaimuda
colonial yang akan ditempatkan di birokrasi colonial di Jawa harus dilatih
memahamibahasaJawa.Lembagainipadaawalnyaberjalandenganbaiknamun
pada dalam perjalananya mendapatkan resistensi dari para muridnya yang
merasa tidak layakmenjadi murid seorang guru yang half-blood, (C.F.Winter
yang merupakan keturunan Belanda-Jawa). Sehingga akhirnya lembaga ini
dibubarkan, sebagai gantinya lembaga serupa dan lebih luas cakupannya
didirikandiDelftBelanda.
Dalammenjalankan kerjayaWinter sebagai pemimpin instituut banyak
bekerjasamadenganparapujanggalocal,sepertaR.NgabehiRonggowarsitodan
Kertapraja. Keduanya sangat mempuni dalam bahasa kesusastraan, penulisan
sejarah Jawa. Winter sendisi tidak diragukan kemampuannya setelah sekian
lama bergaul dan berguru dengan mereka. Mereka diiabartkan sebagai borne
van nutritive (sumber nutrisi) bagi Winter. Lembaga ini juga yang banyak
berperan melakukan pengumpulan sumber-sumber manuskrip Jawa dan juga
penerjemahannya dalam Bahasa Belanda. Dari lembaga ini pula lahir Babad
Tanah Jawi dalam versi prosa yang kemudian diedit oleh Meinsma, sehingga
dalamduniaakademisBelandadikenaldenganBabadMeinsma.
Menurut Ricklefs yang telah mengaji secara kritis tentang Babad
Meinsma, yang kemudian diterjemahkan dan dilatinkan oleh Olthoff ) terbit
tahun1941) inibersumberdariMajorBabadTanah Jawidari istanaSurakarta
yangditulisselamapemerintahanSusuhunanPakubuwanaIV.Sekarangsalinan
naskah iniberadadiUniversitasLeidenBelanda. Sementara itunaskahaslinya
5
tidak lagi diketahui apakah masih ada di Surakarta. Babad Meinsma menurut
RicklefssangatmembantudalammemahamistrukturBabadTanahJawisecara
keseluruhan dengan pembagian sub-sub bab di dalamnya, namun nilainya
sebagaisumberSejarahrendahdanharusdibacadenganseksama,karenatelah
mengalamipenyuntinganberlapis.Bahkanedisipertamadarinaskahyangakan
diterbitkan batal terbitkan karena pemerintah colonial menginginkan adanya
penghapusanbeberapaepisodepentingyangdianggapterlalumitologis.
Namun di kalangan para sarjana Belanda karya Meinsma ini sangat
popular danmenjadi rujukan penting banyak para penulis sejarah Jawa. Pada
tahun1939,MajorBabadTanahJawiyangdikoleksiolehUniversitasLeidenitu
dicetakmasihdalamhurufJawakedalam31bukuolehbalaiPustaka.Terbitan
baruinimenjadipembandingpentingbagikaryaMeinsma,mengingatkaryaini
yang mendi sumber rujukan dari versi prosa. Karena karya ini masih dalam
bentuk pusisi Jawa (tembangMacapat) dan dalam huruf Jawa tentunyamasih
kalahpopulardengankaryaMeinsma.
GlorifikasiMajapahitolehKaumOrientalisBelanda
Semakin membanjirnya naskah-naskah klasik Jawa sebagai sumber referensi
instituut colonial di Belanda, khususnya selama abad ke-18 yang oleh Pigeaud
disebut sebagai Renasissance Kesusatraan Jawa Klasik (masa Hindu-budha),
makawacana tentangkejayaan JawadimasaHindu-Budhamengemuka.Seiring
denganituupaya-upayamelakukanrekonstruksisitus-situspeninggalansejarah
periode itu semakin gencar dilakukan. Berbagai artefak, prasasti dan segala
sesuatuyangberkaitandenganperiodeinidiburudandikaji.Darikajian-kajian
inilah kemudian mengemuka tentang Majapahit sebagai Kerajaan Hindua
terbesar di Jawa yang kekuasaanyamencapaiwilayah seberang lautan. Artikel
danbukutentangperiodeinibanyakditulisdanditerbitkan.Bahkankarya-karya
romantic semi-sejarahmulaimuncul.Diantaranyayangpalingmenarikadalah
duajilidromanMajapahitkaryaGramberg.Darikatapengantarbukunyadijilid
pertama ini kita dapat memahami apa arah dan tujuan glorifikasi terhadap
Majapahit ini. Dalam kata pengantar itu Gramberg mengritik kebijakan
pemerintahkolonialyang iakatakana“telahmembiarkanIslamberkembangdi
6
Jawa” yang telahmenhancurkan kejayaan dan keunggulan budayamasyarakat
Jawa. Islamdianggapmenjadi biangkeladi atas segala kehancuranmasyarakat
dankebudayaanJawa.Olehkarenanyamenyarankanagarpengetahuantentang
sejarah Jawadanmasa keemasanmereka dapatmenjadi pemahaman generasi
barumasyarakatJawa.
DaripernyataanGramberg ini jelasbahwaglorifikasiMajapahitmenjadi
landasan akademis untuk dapat menyadarkan masyarakat Jawa dari
“kesesatannya” memilih Islam sebagai masa depan” yang tentu saja dianggap
menjadiancamanpentingbagi tatanancolonialyangsedangdiperkuatdi Jawa.
KuatnyaliterasitentangnarasiMajapahitdalamhistoriografidansastracolonial
ini menjadi pengetahuan dan ispirasi penting bagi para penulis Jawa di masa
peralihandariabadke19keabad20,ketikamunculkarya-karyaseperti serat
Sabdo Palon yang berisi ramalan-ramalan tetang kebangkitan lagi kejayaan
Hindu-Budha 600 tahun sesudah kejatuhannya. Munculnya literasi jenis ini
dianggapsebagaipenyokongtradisiglorifikasimajapahitalaorientalisBelanda
dan sebagai counter narasi atas menjamurnya teks-teks Islam. Karya-karya
sastrasejenisyangdianggapsebagaioposisiIslammisalnyaSeratDarmagandul
danGatholoco.
Glorisfikasi Majapahit berlanjut di dalam kurikulam nasional sekolah-
sekolahkolonia.Daribuku-bukupelajaransejarahsekolahEropa,sepertikarya
RuijnMeszjugabukubukulainsepertitulisanColijn.Dandimasakemerdekaan
orang-orang seperti Muhammad Yamin menjadi penerusnya. Sejarawan yang
kritis seperti Slamet Muljanapun tidak dapat melepaskan diri dari tradisi ini
sekalipun ia tidak melihat jatuhnya Majapahit sebagai diskontinuitas sejarah
karena kemudian menyusul munculnya Islam dan kebudayaan Islam yang
dianggapnya lebih sebagai penerus Majapahit dengan pakaian yang berbeda.
Cara pandang Slamet Mulyana ini juga sejalan dengan penulis-penulis
sejamannyasepertiH.JDeGraafdanpigeaudyangmembuatserikajiantentang
kerajaan-kerajaanIslamdiJawapenerusMajapahit.
7
Ada yang Ironis di sini bahwa glorifikasiMajapahit yang diinisiasi oleh
paraorientalisBelandauntukmengendorkanperkembanganIslamatausebagai
oposisi terhadap Islam justru menjadi senjata makan tuan. Karena semangat
penyatuan Nusantara di masa kejayaan Majapahit digunakan oleh para tokoh
nasional dan pergerakan sebagai epitome Negara baru yang merdeka dari
kekuasaancolonial.
IslamdanKejatuhanMajapahitdalamBabadJawa
Di bagian awal artikel ini telah disinggung tentang dua babad penting yang
secaraintensifdijadikanrujukandalampenulisansejarahMajapahit,yaituBabad
Tanah Jawi versi istana Surakarta dan sadurannya dalam bentuk prosa oleh
Meinsma.AdasatusumberBabadJawalainyangmenurutRicklefsyanglebihtua
dari versi Surakarta, yaitu Babad Kraton yang tersimpan di British Museum
(sekarangadadiBritishLibrary)London.Naskahiniditulispadaparuhkedua
abad ke-18, yang pada tahun 1813 jatuh ke tangan Johan Crafwurd residen
Yogyakartadanpadatahun1841dihibahkandiBristihMuseumLondon.Naskah
inidiambilolehtentaraSepoyketikapenyeranganterhadapKratonKesultanan
Yogyakartapadatahun1812.MenurutRicklefsnaskahinilebihreliablesebagai
sumbersejarahdariduanaskahsebelumnyamengingatusianyayanglebihtua.
BahkaniamendukaversiSurakartakemungkinanberasaldariversiYogyakarta
ini.
Sejauhyangberkaitandengan jatuhnyakekuasaanMajapahitdariketiga
sumberutamaBabadyang telahada inimemilikinarassiyangsamadalamhal
latar belakang peristiwa, yaitu tentang munculnya dua tokoh penting Raden
Patah dan Raden Husen yang menjadi pentur utama tentang alas alasan
penyerangan orang-orang Islam terhadap kerajaanMajapahit. Siapa Patah dan
Husen?
DalambabaddiceritakanbahwaRajaBrawijayamemilikibanyakistridan
salahsatunyaadalahPutriCina.Namunkarenakecemburuanparaistriyanglain
terhadapnya Putri Cina diberikan kepada Arya Damar dalam keadaan sudah
mengandung.PutriCinadibawakePalembangolehAryaDamardanmelahirkan
8
seorang putra diberi nama Patah. Dengan Arya Damar, putri Cina juga
melahirkan seorang putra yang dibesi nama Husen. Setelah dewas keduanya
menjudu Jawa dan berguru kepada Sunan Ampel di Surabaya dan memeluk
Islam. Setelah dinyatakan selesai mempelajari Islam mereka ingin melanjtkan
karir. Husenmemutuskan untukmengabdi kepada rajaMajapahit dan ahirnya
ditunjuk sebagai Adipati Terung, namun Patah menolak mengabdi kepada
Brawijaya yang dianggap sebagai raja kafir. Ia memutuskan untuk pergi ke
Bintaradanmerintiskekuasaannya sendiridi sana. Setelahmengetahuibahwa
Patah sebenarnyaadalahputranya,Brawijaya tidakkeberatan jikaanaknya itu
meneruskan karirnya di Bintara namun harus tetap menghadap secara rutin
kepada raja setiap tahunnya. Namun setelah tiga tahun tidak menghadap
BrawijayamengutussaudaratiriPatah,AdipatiTerunguntukmempertanyakan
alas an Patah tidakmenghadap keMajapahit.Mulai dari sinilah terjadi variasi
narasi dalam ketika babad itu yang tentu sajamenimbulkan pemaknaan yang
berbeda.Berbedaannarasiitusbb:
9
10
11
12
13
14
15
16
17