Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5493/7/LAMPIRAN.pdfBeny Margana...
Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5493/7/LAMPIRAN.pdfBeny Margana...
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
LAMPIRAN
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
Daftar Panduan Pertanyaan Narasumber
1. Beny Margana – Front Office Officer Hotel Swift Inn
a. Apa itu Program Whiz Mate?
b. Sejak kapan dilaksanakan?
c. Apa yang membuat Hotel Swift Inn perlu untuk mengimplementasikan
program ini?
d. Apa keunikan program Whiz Mate?
e. Tujuan program Whiz Mate?
f. Dalam implementasinya, bagaimana cara untuk mengetahui pengunjung
yang membuat member hijau, abu-abu, dan putih?
g. Berdasarkan apa mereka digolongkan dalam kelompok tersebut?
h. Interaksi dengan pengunjung bagaimana?
i. Kustomisasi produk, apa bedanya antara pelanggan kelompok member yan
satu dengan yang lainnya?
j. Dampaknya dari program ini bagaimana?
k. Adakah survey kepuasan pengunjung di hotel?
l. Apakah ada hambatan dalam melaksanankan program ini?
m. Bagaimana cara hotel sendiri untuk membangun kedekatan dengan
pengunjung dalam keseharian?
2. Murtofingah (Bu Fifi) – Chief Accounting Hotel Swift Inn
a. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan hotel saat ini khususnya
di Kota Tangerang?
b. Apa alasan Hotel Swift Inn melaksanakan program Whiz Mate?
c. Apa itu program Whiz Mate?
d. Tujuan Program ini apa?
e. Bagaimana cara menyampaikan program ini pada pengunjung?
f. Media komunikasi apa saja yang digunakan?
g. Bagaimana mengetahui profil setiap pengunjung? Apakah ada database
khusus?
h. Bagaimana cara hotel membangun relasi jangka panjang dengan
pengunjung selain dari program Whiz Mate?
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
i. Cara untuk menanggapi feedback dari pengunjung?
j. Cara mengetahui nilai pelanggan itu sendiri bagaimana?
3. Cahaya Fitri Tantriyani – Narasumber ahli
a. Menurut anda, bagaimana perkembangan CRM, khususnya di Indonesia?
b. Apa alasan perusahaan mulai menyadari bahwa CRM itu penting? Adakah
faktor yang memengaruhi?
c. Apa yang biasanya menjadi tujuan perusahaan untuk menerapkan program
CRM?
d. Adakah hubungannya antara CRM dengan Marcomm? Apakah CRM
merupakan perkembangan dari Marcomm?
e. Penjelasan mengenai empat elemen CRM
f. Mengapa model CRM yang banyak dipakai adalah model IDIC?
g. Bagaimana proses model IDIC?
h. Apa saja bentuk kegiatan CRM perusahaan? Apakah loyalitas pelanggan
termasuk?
i. Mengenai banyaknya perusahaan yang menggunakan loyalty program
sebagai bagian dari promosi, bagaimana pendapat anda?
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
Transkrip Wawancara
Ibu Murtofingah – Chief Accountant Hotel Swift Inn Tangerang
Keterangan :
P : Pertanyaan dan J : Jawaban
Dilaksanakan pada 22 Mei 2017 di Hotel Swift Inn Tangerang
P: Oke bu, sebelumnya perkenalkan kembali nama saya Rico Trisnadi dari
Universitas Multimedia Nusantara. Kedatangan saya bermaksud untuk
mendapatkan informasi tentang penelitian saya mengenai program CRM
Hotel Swift Inn. Sebelum itu, saya ingin tahu terlebih dahulu bu mengenai
hotel Swift Inn secara keseluruhan ini mulai dari sejarahnya seperti apa
ya bu?
J: Ohh oke. Kalau hotel Swift Inn sendiri itu kita mulai beroperasi sejak tahun
2015, jadi baru dua tahun. Kita itu adalah salah satu anak hotel dari Intiwhiz,
tapi kita memiliki brand sendiri atau other brand dari Intiwhiz. Kalau yang lain
merk hotelnya itu ikutin nama Whiz, kalau kita beda swift inn. Kita ini
termasuk hotel budget dengan 140 kamar yang semuanya adalah standard
room. Yang 110 kamar adalah jenis kamar hollywood, 30 sisanya adalah kamar
twin.
P: Maksudnya Hollywood dan twin itu bagaimana bu?
J: Kalau hollywood itu yang satu tempat tidur, jadi yang biasa, kalau twin itu yang
dua tempat tidur. Di hotel Swift Inn sendiri, kita ada banyak departemen, yang
terdiri dari front office, itu yang ada di depan, terus ada bagian resepsionis, lalu
ada divisi housekeeping, engineering, accounting, dan sales atau marketing.
Lalu kalau di hotel swift inn sendiri kita sudah lumayan, jadi gini, ini kan
sudah tahun kedua, nah akumulasi pengunjung kita juga sudah bagus, ditambah
dengan program Whiz Mate kita ada di angka occupancy rate 70-80% dan per
tahunnya juga kita lumayan rame karena market kita sendiri itu adalah lebih ke
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
OTE (Online Travel Agent) seperti Traveloka, booking.com, dan lain-lain. Kita
juga kerja sama dengan Online travel agent dari luar negeri juga. Kita juga ada
market grup, seperti grup umroh, tour jadi misalkan ada rombongan tour ke
luar kota, itu biasanya transit dulu di hotel swift inn. Nah untuk program
sendiri seperti Whiz Mate ini, itu juga salah satu market kita, cuma marketnya
lebih condong ke arah FIT.
P: FIT itu apa bu?
J: FIT itu adalah individual traveller.
P: Ohh yang saperti backpacker ya bu?
J: Iya, betul. Jadi, FIT ini tidak melalui online travel agent, jadi mereka langsung
datang dan itu biasanya yang menjadi target kita untuk jadi member whizmate
ini.
P: Nah, menarik soal namanya bu, ini kan beda bu nama hotelnya dari nama
hotel grup Intiwhiz lainnya, itu kenapa bu bisa beda?
J: Itu karena sebenarnya hotel swift inn sendiri adalah milik Intiland, tetapi cuma
operasionalnya saja yang dikelola oleh Intiwhiz. Jadi, hotel swift inn ini sendiri
tidak semuanya full dimiliki oleh Whiz.
P: Ohh oke oke, berarti ini hasil merger juga ya bu?
J: Iya, betul karena kalau hotel yang lain dari Whiz itu betul-betul dimiliki dan
dikelola oleh Intiwhiz jadi namanya ada Whiznya. Nah kalau other brandnya
sendiri dari Intiwhiz itu cuma ada dua, satu kita di sini satu hotel swift inn, dan
satunya lagi Darmo Harapan Surabaya di Surabaya. Nah hotel swift inn ini
sendiri adalah anak hotel atau member hotel dari Intiwhiz yang ke 12. Jadi,
kalau di Intiwhiznya sendiri itu ada macam-macam hotel, jadi ada grand whiz
hotel itu yang bintang empat, lalu whiz prime dan lainnya termasuk swift inn
itu masuk ke hotel bintang tiga.
P: Kalau untuk targetnya sendiri, itu saya pernah baca artikel di internet
katanya hotel-hotel dekat bandara itu target marketnya sendiri adalah
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
orang-orang yang mau transit, jadi sebelum mereka pergi lagi mereka
menginap dulu untuk transit, nah itu berlaku juga tidak bu untuk hotel
swift inn?
J: Iya kita banyak sekali, justru memang itu adalah target market kita, karena kan
konsepnya kita ini adalah hotel transit dan budget hotel seperti itu. Jadi, ya
kebanyakan kita terima tamu yang memang ingin menginap karena mungkin
penerbangannya tertunda next day atau orang yang ingin istirahat dulu sebelum
akan pergi lagi esoknya, seperti itu.
P: Oke, di sini banyak juga ya bu hotel-hotel di sekitar bandara bu?
J: Iya memang, ini di sebelah kita ada hotel Aerofun.
P: Iya, tapi saya lihat tidak seramai di sini ya bu.
J: Hahaha... iya itu mungkin karena kita duluan ada di sini.
P: Oh jadi, Aerofun itu baru ya bu?
J: Iya, baru selesai dibangun hotelnya dan juga baru buka.
P: Nah masuk ke program Whiz Mate sendiri, bisa dijelaskan tidak bu
mengenai program ini secara singkat?
J: Ohh oke saya akan jelasin singkatnya untuk detailnya bisa tanya bu lia atau pak
beny. Kalau singkatnya itu, program Whizmate itu adalah programnya Intiwhiz
di mana bagi para pengunjung yang sudah jadi member, ketika dia check in,
nanti dia dapat kayak rate/nilai yang beda, juga nanti dapat poinnya sendiri dan
ada banyak rewardnya nanti, dan kalau untuk member baru itu atau baru
pertama kali datang itu bisa buat kapan saja dan juga bisa booking via online di
swiftinn.com.
P: Kalau untuk pendaftarannya sendiri ini free bu?
J: Iya, free. Paling yang dibutuhkan hanya email, nomor telepon, itu nanti sudah
bisa jadi member.
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
P: Nah kalau untuk dapat poinnya itu sendiri, itu dihitung dari apanya bu?
J: Dari berapa kali dia menginap.
P: Nah kalau untuk tujuannya sendiri itu program ini untuk apa bu?
J: Yang pasti pertama untuk meningkatkan loyalitas pelanggan kita dengan
adanya program ini dan kedua juga sebagai bentuk program marketing. Karena
kita mencari atau menyasar pada target marketnya kita yang tadi disebut tadi.
Kemudian, dengan kartu member ini kita bisa mengenalkan bahwa ini loh hotel
swift inn pada para pengunjung baru, kemudian bisa nambah market juga, yang
biasanya cuma Free Individual Traveller atau tamu walk in seperti yang saya
bilang tadi bisa bertambah ke market Online travel agent.
P: Kemudian, mungkin ini kan banyak yang belum tau juga tentang
program ini nih bu, nah itu bagaimana bu cara menyampaikannya
kepada para pengunjung?
J: Pertama sih kita, yang kita kasih tau itu biasanya lebih ke tamu yang FIT dulu,
jadi dia datang, kita biasanya tanya sudah booking atau belum dan bookingnya
melalui online travel agent atau bukan. Nah kalau ternyata belum booking itu
biasanya kita tawarkan member Whizmate dengan kelebihan-kelebihan yang
ditawarkan oleh swift inn. Nah kalau misalnya dianya oke, kita langsung buatin
kartunya atau e cardnya dan dia langsung jadi member. Nah yang kedua itu
biasa kita sampaikan melalui online.
P: Kalau online itu biasa lewat apa bu?
J: Bisa di website intiwhiz.com atau media sosial.
P: Kalau media sosialnya ada apa saja bu?
J: Media sosial kita ada twitter, facebook, dan instagram.
P: Itu dikomunikasikan juga ya bu tentang whizmate?
J: Iya dikomunikasikan, tapi biasanya tidak langsung dipromo, biasa kita kasih
foto yang bikin orang cari tau tentang hotel atau tentang loyalty program kita,
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
nanti diarahkan ke website atau biasanya orangnya datang kangsung ke sini
tanya-tanya, jadi lebih efektif.
P: Ohh.. oke, berarti media komunikasinya ini ada yang konvensional dan
juga digital ya bu?
J: Iya betul.
P: Nah kalau untuk tahu tentang profil pengunjung itu biasanya gimana
mba? Kan misalnya kalau di bank itu ada database nasabah lalu kalau
ada yang ulang tahun itu bisa dikasih ucapan selamat dll?
J: Kita juga ada database di sini, biasanya untuk profil pengunjung yang kita
kelompokkin itu adalah yang sering menginap atau yang long stay di hotel,
apalagi jadi member whizmate, itu kita juga biasanya kasih harga yang
berbeda. Juga ada compliment juga dari kita. Itu salah satu cara kita.
P: Kalau untuk cara hotel sendiri bu, dalam membangun hubungan jangkan
panjang dengan pengunjung sendiri bagaimana bu? Di luar dari program
whiz mate ini?
J: Oh iya kita biasanya pertama yang travel agent itu bisa yang umroh atau yang
tour, biasanya kita bikin relasi atau kontrak dengan mereka dengan tujuan
jangka panjang yang saling menguntungkan untuk travel agent dan kita sendiri
sebagai hotel.
P: Untuk menanggapi feedback-feedback dari pengunjung itu bagaimana
bu?
J: Kita biasanya bisa balas complain dari pengunjung itu lewat online, bisa dari
website, atau media sosial, cuma lebih seringnya secara langsung.
P: Saya penasaran dengan yang tour bu, itu biasanya sekali bawa orang
berapa banyak bu?
J: Tergantung sih ya, biasa sih minimal bawa 20 orang.
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
P: Oke deh bu, cukup ya bu atas informasinya, terima kasih banyak atas
waktu dan informasinya.
J: Iya sama-sama, nanti sisanya bisa tanya ke mba lia atau pak beny ya.
Wawancara dengan Beny Margana
Front Office Officer Hotel Swift Inn
Waktu dan tempat wawancara: Hotel Swift Inn tanggal 22 Mei 2017
Keterangan: P adalah pertanyaan dan J adalah jawaban
P: Oke kak, sebelumnya perkenalkan dulu, nama saya Rico Trisnadi dari
Universitas Multimedia Nusantara, di sini saya tertarik untuk meneliti
program loyalitas dari hotel swift inn yaitu whiz mate, nah sebelumnya
saya mau tanya dulu, kak Beny sendiri berposisi sebagai front office
officer ya kak?
J: Iya bener
P: Oke kak, kalau gitu saya akan langsung tanya-tanya tentang program
whiz mate, karena dasar-dasar program sebelumnya sudah dijelaskan
oleh mba fifi. Nah boleh kak tolong dijelaskan dulu mengenai apa itu
program whiz mate?
J: Oke, whiz mate itu adalah suatu bentuk program member atau aplikasi dari
manajemen intiwhiz sendiri yang mana berlaku untuk semua hotel yang di
bawah manajemen intiwhiz dan program ini sendiri itu banyak benefitnya. Jadi,
untuk mempermudah customer apabila ingin melakukan pemesanan berulang
(repeater) itu hanya tinggal registrasi karena customer akan memiliki seperti e-
card, jadi nanti tinggal discan saja untuk registrasinya. Nah, nanti setiap pesan
itu kan e-cardnya discan nah nanti itu akan nambah terus poinnya. Kemudian,
kegunaan whiz mate ini sendiri adalah begini, kan level membernya di whiz
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
mate itu ada tiga, ada green, gray, dan white. Nah, yang green ini biasanya
orang baru booking untuk pertama kali.
P: Oh, hijau berarti untuk yang pertama kali ke sini ya kak?
J: Iya, nah kedua yang gray itu kalau di hotel swift inn sendiri yang sudah lima
kali pesan hotel, nah yang ketiga itu yang white itu adalah member yang sudah
sangat sering check in di hotel kita. Nah kalau sudah gray sama white itu
benefitnya banyak mulai dari diskon loundry, late check outnya gratis, terus
juga gratis f&b di hotel swift inn dan biasanya dapat potongan restoran 30%
makan di resto atau kedai sekitar hotel swift inn. Kalau late check outnya
sendiri itu gratis sampai jam 3 sore. Nah kalau misalnya mas nanti pergi ke
hotel yang dikelola Intiwhiz sendiri seperti swift inn, itu nanti bookingnya ada
keuntungan. Misalnya di website kami masnya pesan hotel kamarnya yang
hollywood, nah tapi masnya mau upgrade kamar ke twin atau ada kustomisasi
itu gratis kalau masnya jadi member level yang white.
P: Oke kak, nah kalau sistem poinnya ini kegunaannya bagaimana kak?
J: Poinnya ya itu tadi, kalau misalkan masnya sudah punya member, itu poinnya
kan meningkat terus kalau sering menginap, nah nanti kalau sudah terkumpul
banyak nanti bisa ditukarkan poinnya. Misalnya, masnya punya poin 100 nih,
nanti bisa pilih bisa ditukar buat late check out, atau diskon restoran, atau juga
bisa ke loundry sebanyak 20% begitu. Jadi kita sistemnya setiap poin itu bisa
ditukarkan dengan potongan harga dari hotel kami.
P: Ini berarti sistemnya kalau kita menginap langsung dapat poin gitu ya
kak?
J: Iya, langsung dapat poin juga dan tergantung hotelnya juga. Kalau kita kan ada
beberapa kelas hotel. Nah kalau hotelnya bintang dua atau tiga seperti swift inn
ini poin yang bisa ditukar itu minimal 50 kalau yang sudah di atasnya kelasnya
itu poinnya mesti 100. Misalnya menginapnya sekali check in langsung dapat
tuh poinnya, kalau misalkan di whiz atau swift inn itu biasa poinnya sekali
pesan dapat lima nah minimal yang diperlukan cuma sampai 50 saja untuk
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
dapat keuntungan dari poin dan itu nanti diakumulasikan dari pertama
menginap.
P: Nah tadi saya sempat tanya bu fifi, bahwa hotel swift inn ini baru berdiri
tahun 2015 ya kak?
J: Iya betul 2015.
P: Berarti program ini sendiri sudah dilaksanakan sejak pertama berdiri
atau bagaimana kak?
J: Nggak, program whiz mate ini baru dilaksanakan di hotel swift inn itu sejak
pertengahan 2016 sekitar bulan agustus atau september kalau tidak salah baru
start dilaksanakan.
P: Kalau tujuannya sendiri untuk apa si kak program whiz mate ini?
J: Sebenarnya yang pertama itu untuk mempermudah ya jadi untuk
mempermmudah customer, kedua untuk memberikan kemudahan untuk tamu
untuk check in jadi tidak perlu ribet, tinggal pakai e-card sudah dapat benefit
banyak dan juga sebagai bentuk program loyalitas juga dari hotel pada
pengunjung.
P: Menurut kakak, apa nih keunikan dari program whiz mate ini sendiri?
J: Keunikannya di sini sih banyak kalau di swift inn sendiri itu simpel. Jadi, kalau
di hotel-hotel lain kan pakai card atau kartu fisik, kalau kita cukup via email
saja nanti ada e-cardnya nah nanti kita punya akun sendiri. Nah nanti kalau
mau pesan itu tinggal ditunjukkan saja e-cardnya lalu tinggal discan saja. Jadi
kita tidak perlu bawa-bawa kartu. Kalau hotel lain kan kartu fisiknya pun
bentuknya begitu-begitu saja, kalau kita ngga, e-cardnya itu bisa kita ganti-
ganti sesuai dengan tema yang kita mau
P: Oh bisa dikustom ya kak?
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
J: Iya, kita juga bisa pasang foto sendiri. Lalu nanti saat check in dengan e-card
tinggal bilang ke resepsionis mau check in, nanti otomatis langsung dapat poin
dan juga history pemesanan kita juga sudah tercatat semua di situ.
P: Oke, ini berarti pengelompokkan ke dalam level member itu berdasarkan
jumlah berapa kali pesan kamar ya kak?
J: Iya betul, jadi sistemnya terus diakumulasi terus, jadi misalnya yang tadi saya
bilang, misal sudah berapa kali menginap, poin sudah sampai 50 itu bisa
langsung ditukarkan tinggal pilih saja mau ditukarkan dengan apa.
P: Kalau detail pengelompokkannya gimana sih kak tiap level ini?
J: Biasanya, kalau hijau itu baru booking. Jadi, hijau ini bener-bener baru pertama
kali datang. Nah kalau udah pernah ada transaksi, minimal satu atau dua kali
itu langsung pindah ke level yang gray atau abu-abu.
P: Ini kalau di brosur itu minimal kalau gray harus menginap 10 kali ya kak
baru bisa dapat 50 poin?
J: Oh nggak, kalau yang 10 kali itu kalau untuk di hotel yang bintang empat
seperti di grand whiz, kalau di swift inn cukup 5 sudah dapat benefit. Jadi ada
tingkatannya lagi dan untuk poinnya juga terpisah dengan jumlah inap ini.
Perbedaan itu karena kita sengaja buat selain untuk membedakan dengan
program Whiz Mate pusat Intiwhiz juga untuk menyesuaikan Segmentasi pasar
kita.
P: Oh, begitu. Berarti kalau yang hotel swift inn minimal udah lima kali
menginap bisa dapat keuntungan yang di level gray ya kak?
J: Iya betul, nah kalau yang putih sendiri itu minimal kalau di hotel bintang
empatnya 20 kali pemesanan, kalau di swift inn itu minimal 10 kali pemesanan
itu bisa dapat keuntungan dari member level white sendiri. Sebetulnya antara
yang gray dan white sendiri benefitnya tidak beda jauh, paling jumlah
diskonnya lebih besar seperti itu.
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
P: Lalu, untuk interaksi dengan member tiap level itu gimana kak? Ada
perbedaan tidak?
J: Perbedaan ada sih. Jadi, kalau misalkan nanti kan kita kasih tau misalkan ke
customer, misalnya “oh iya mbanya levelnya masih hijau nih, kalau misalnya
transaksi lagi, nanti bisa upgrade mba” seperti itu. Nah nanti kalau misalkan
dia udah pesan 10 atau 20 kali kita kasih tau lagi. Kadang juga kan tamu ada
yang suka ngecek membernya gitu ke kita, dan di situ kita bantu, paling begitu
sih.
P: Kalau untuk servisnya sendiri setiap member beda gitu kak?
J: Tidak juga, sama saja sih sebetulnya, paling dari benefitnya aja yang dibedakan,
servis tetap sama.
P: Kalau yang level abu-abu itu dapat apa aja kak?
J: Yang abu-abu itu dia dapat late check out, lalu juga diskon f&b dan spa.
P: Dampaknya sendiri bagaimana kak setelah menjalankan program whiz
mate ini?
J: Program ini sebetulnya lebih enak ya, karena kalau misalkan dari online travel
agent itu kita kan ada potongan komisi berapa persen yang dibayarkan secara
otomaris dari harga kamar yang kita jual di online travel agent tersebut. Tapi,
untuk program ini kalau misalnya kalau kita booking langsung di website atau
langsung di sini dengan kartu member, itu otomatis income langsung ke kita
semua, jadi tidak ada dipotong komisi apa pun dan juga lebih loyal
customernya karena kalau memang pelanggan itu tertarik dengan whiz mate
ini, dia pasti akan gunakan atau buat member dengan banyak benefitnya, dan
juga hotel kita kan udah banyak.
P: Selama hampir setahun dijalankan nih kak, udah banyak kak yang jadi
member?
J: Kita member whiz mate di sini itu udah lebih dari 280 orang dan datanya itu
kita ada online.
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
P: Kalau survey kepuasan sendiri di sini ada tidak sih kak?
J: Ada sih tapi dalam bentuk best comment, dan biasanya dibalas sama
managernya langsung, jadi kalau survey angka begitu belum ada, hanya komen
langsung begitu.
P: Kalau dari sisi promosi sendiri itu gencar tidak kak untuk promosikan
tentang whizwate?
J: Oh iya, pasti karena kalau ada tamu FIT datang pasti kita akan langsung
tawarkan untuk udah pakai member saja lalu kita jelasin benefit apa saja yang
bisa didapat dan dikasih tau biasanya harganya lebih murah juga diabnding
harga tanpa member.
P: Kalau sosial medianya apa aja sih kak?
J: Kita ada twitter di swiftinn.com, pokoknya lengkap ada di brosur semua
P: Oke, selama hampir setahun dijalankan, ada tidak kak hambatan-
hambatan pelaksanaan program ini?
J: Ada saja sih, paling kalau kita lagi ramai, biasanya kita lupa untuk sekedar
mengingatkan mengenai program whiz mate, kecuali kalau lagi sepi gitu enak
kita jelasinnya. Itu sih paling, kalau lagi ramai banget kita agak sulit untuk
promo tentang program ini, kendala waktu aja.
P: Kalau sehari-hari bagaimana nih kak cara dari hotel swift inn untuk
membangun relasi dengan pengunjung?
J: Biasa kita kan ada data repeater dari pengunjung yang pesan begitu, misalkan
bapak ini nih sering menginap, nanti kita biasa langsung tawarkan untuk
upgrade member, dan biasa juga pengunjung sering tanya tentang promo-
promo apa di hotel sekarang ini, biasanya ibu-ibu dan kita ini promonya juga
banyak banget, jadi kebanyakan melayani saja sih dari pertanyaan-pertanyaan
pengunjung
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
P: Untuk target marketnya sendiri itu lebih banyak ke FIT sama grup-grup
umroh gitu ya kak?
J: Iya betul emang lebih banyak ke dua itu.
P: Oke deh kak, itu asaja pertanyaan dari saya, terima kasih ya kak atas
waktunya.
J: Oke sama-sama.
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
Transkrip Wawancara Bapak Septian
Guest Relations Officer Hotel Amaris Mangga Dua Square
Waktu Wawancara: Mangga Dua Square, 07 Agustus 2017
Ket: P : Pertanyaan dan J : Jawaban
P: Baik Selamat pagi Pak Septian. Perkenalkan nama saya Rico Trisnadi
Universitas Multimedia Nusantara, kali ini saya ingin mewawancarai
bapak terkait dengan teori dan konsep serta praktik CRM terutama
dalam industri perhotelan menurut pandangan bapak. Nah pertama saya
ingin bertanya pak, bagaimana sebetulnya perkembangan program CRM
di Indonesia?
J: Kalau untuk di industri perhotelan sendiri, perkembangan penerapan CRM
menjadi sangat pesat, apalagi dengan masuknya era globlisasai yang mana
segala sesuatu menjadi dapat diakses dengan sangat mudah. Jadi, kalau dari sisi
saya secara pribadi perkembangan CRM di Indonesia khususnya di bidang
perhotelan berkembang pesat juga dikarenakan pentingnya kegiatan tersebut
untuk membuat pelanggan hotel menjadi lebih loyal lagi terhadap hotel.
P: Menurut bapak, apa faktor yang memengaruhi perkembangan CRM
pak?
J: Kalau faktor yang memengaruhi satu adalah untuk menawarkan produk kepada
pelanggan, jadi di sini CRM bertindak sebagai produk marketing dan yang
kedua adalah keinginan perusahaan atau hotel untuk memberikan pelayanan
yang terbaik bagi pelanggan atau tamu, contohnya melalui benefit atau
keuntungan yang didapatkan pengunjung dari sebuah program loyalitas sebuah
hotel. Kemudian juga adanya keingininan dari perusahaan untuk membangun
hubungan yang baik dengan pengunjung atau pelanggan.
P: Tujuan dari sebuah program CRM di Hotel itu biasanya apa pak?
J: Kalau penerapannya sendiri pastinya seperti tadi yang saya katakan
sebelumnya yaitu membuat tamu agar semakin lebih loyal lagi terhadap hotel
kita, supaya juga dia akan balik lagi dan lagi.
P: Berarti apakah ada fungsi marketing juga dari sebuah program CRM?
J: Iya tentu. Karena sebuah program CRM, khususnya di perhotelan seperti
program KGVC yang ada di Hotel Amaris ini, tidak cuma berlaku di hotel ini,
tapi juga berlaku di seluruh hotel yang masih satu grup dengan Hotel Santika.
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
P: Kemudian dari segi elemen dalam CRM pak, itu kan ada 4, boleh coba
dijelaskan pak khusunya penerapannya dalam industri perhotelan
J: Kalau dari elemen tersebut saya akan coba jelaskan dari awal. Kalau dari sisi
customer knowledge sendiri itu kan pasti bagaimana perusahaan untuk
mengetahui profil pelanggannya, bisa dengan menggunakan database yang
terhubung ke sistem perusahaan. Kemudian kalau elemen relationships strategy
lebih ke sejauh mana perusahaan membangun hubungan dengan pelanggannya.
Untuk elemen ini sebetulnya tergantung dengan perusahaan, jadi bagaimana
perusahaan menyampaikan produk-produk mereka ataupun dengan bagaimana
perusahaan membuat strategi yang saling menguntungkan bagi pelanggannya
tergantung dari target pasar perusahaan tersebut.
P: Oke pak, nah kalau untuk elemen communication ini sendiri bagaimana
pak? Elemen ini kan sebetulnya untuk berinteraksi dengan pengunjung,
nah menurut bapak agar efektif, komunikasi ini dilakukan seperti apa?
J: Kalau menurut saya, komunikasi ini akan lebih efektif apabila perusahaan
dapat mengombinasikan bentuk komunikasi langsung dan tidak langsung
seperti melalui media sosial. Kenapa? Karena secara alur memang terlihat lebih
baik. Jadi, pertama kita akan berusaha grab dulu pelanggan-pelanggan kita baik
yang sudah sering datang ataupun yang belum pernah, kemudian ketika mereka
sudah tertarik dan datang ke sini, baru di situ kita akan menjelaskan secara
jelas sejelas-jelasnya kepada mereka mengenai sebuah program loyalitas yang
kita miliki.
Jadi, initinya adalah agar kita dapat lebih mengedukasi lagi tamunya terhadap
program yang kita miliki. Dengan kombinasi ini juga diharapkan
komunikasinya menjadi lebih imbang, jadi tidak hanya di online saja kita beri
tahu tentang program-program kita, tapi ketika setelah tamunya datang malah
disia-siakan. Jadi harus seimbang, di online kita bagus, dan secara komunikasi
langsungnya juga kita dapat build up lagi semaksimal mungkin agar tamunya
semakin mengerti dan tertarik.
P: Untuk elemen individual value proposition atau penilaian pelanggan ini
juga sama pentingnya ya pak?
J: Sebenarnya dalam setiap perusahaan elemen ini memang penting untuk dapat
memisahkan siapa saja pelanggan yang bernilai bagi perusahaan ya sehingga
kita dapat membuat pendekatan yang berbeda. Akan tetapi, kalau di Hotel
Amaris ini ya saya ambil contoh, semua pelanggan yang datang kepada kita
kita anggap semua adalah tamu yang sangat penting dan potensial, karena kita
tidak tahu sebelumnya tamu itu track recordnya seperti apa. Bisa saja,
sebenarnya tamu itu sangat potensial, tapi karena servis kita tidak begitu
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
baik,ia jadi tidak menjadi pelanggan yang potensial. Jadi, kalau di sini kita
anggap untuk pertama kali semua tamu adalah tamu yang berharga, harus
diberikan servis yang terbaik. Nah sebetulnya, penilaian pelanggan ini baru
akan terlihat ketika kita melihat ternyata tamu ini sering datang ke Hotel kita,
menginapnya lama, nah itu baru nanti kita akan lebih perhatikan.
P: Nah kalau dari model penerapan CRM kan ada banyak pak, nah tapi
kenapa model yang paling banyak dipakai adalah model IDIC yaitu
identify, differentiate, interact, dan customised?
J: Kalau dari perusahaan pada umumnya memang model IDIC ini lebih banyak
atau sering digunakan dikarenakan implementasinya yang bisa dikatakan lebih
mudah. Selain itu, sebenarnya model IDIC ini adalah bentuk pengembangn
lebih lanjut dari elemen-elemen dalam CRM seperti yang tadi saya jelaskan.
Jadi, misalnya identify itu sebenarnya pengembangan lebih lanjut dari elemen
customer knowledge, lalu diferensiasi juga itu sebenarnya pengembangan lebih
lanjut dari elemen individual value proposition, lalu interaksi adalah
pengembangan dari elemen communication seperti itu. Dan juga model
penerapan ini sendiri khususnya pada tahap diferensiasi dan customised akan
selalu berbeda di setiap perusahaan karena akan tergantung dari segmentasi dan
target parkat sebuah perusahaan itu sendiri. Dari sis kustomisasi misalnya,
sekarang itu kebanyakan telah menggunakan kustomisasi massal agar
memudahkan bagi perusahaan dan lebih efisien dari sisi biaya. Juga dari sisi
identifikasi, terutama pada perhotelan diperlukan sistem database yang
memang mesti baik agar semua data pelanggan dapat terekam dengan baik dan
bisa kita gunakan sebagai bekal untuk melakukan mapping pelanggan.
P: Kemudian, kalau dalam industri perhotelan, apakah bentuk CRM hanya
terdapat pada program loyalitas saja pak? Atau apakah ada jenis
lainnya?
J: Kalau untuk bentuk programnya sendiri rata-rata memang hanya menggunakan
program loyalitas disamping pelayanan, Cuma yang membedakan mungkin
jenis dari program membership itu sendiri. Contohnya seperti di Hotel Amaris
ini, kalau orang itu sudah menjadi member, selain dapat benefit dari hotel
pastinya akan dapat juga benefit lainnya di luar hotel tersebut, jadi misalkan
kalau join di member kgvc, akan bisa dapat potongan di hotel, juga di toko
buku, tempat makan, seperti itu, jadi intinya sih memang kebanyakan hanya
program loyalitas saja, hanya implementasi saja yang membedakan.
P: Oh iya pak, kalau untuk membuat sebuah program CRM, seberapa
penting kegiatan segmenting, targeting, dan postioning pak?
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
J: Kalau segi segmentasi, targeting, dan positioning tentunya menjadi sangat
penting ya apalagi khususnya di industri perhotelan karena kita memiliki
beberapa target pasar yang sudah kita mapping, seperti corporate, FIT, Group
travel agent, travel online, ataupun dari government. Dari beberapa segmen ini,
tidak semuanya bisa kita garap sebagai target membership, mungkin hanya
beberapa segmentasi market saja yang bisa kita garap untuk dapat menjadi
anggota sebuah loyalty program.
P: Berarti kegiatan STP ini penting sekali ya pak dalam membuat program
CRM?
J: Iya penting sekali, jadi dengan adanya STP ini nantinya program CRM yang
dibuat dapat lebih efektif dan efisien, karena kita dapat memilah-milah market
mana yang bisa kita garap sebagai target kita.
P: Oke pak terima kasih atas waktunya ya pak Septian
J: Iya sama-sama.
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
Dokumentasi
Dengan Beny Margana
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
Beny Margana dan Bu Fifi
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
Dengan Bapak Andi Septian
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
Lobby Hotel Swift Inn
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
Promo Whiz Mate Ramadhan
Form Booking Hotel Swift Inn
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
Brosur program KGVC Hotel Amaris
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
Brosur program KGVC Hotel Amaris
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
PROPOSAL PERMOHONAN WAWANCARA
Jajaran Direksi
Hotel Swift Inn Tangerang
Disusun oleh:
Rico Trisnadi
PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA
TANGERANG
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
A. Latar Belakang Penelitian
Salah satu penggerak roda perekonomian yang cukup penting di
Indonesia adalah sektor pariwisata. Berdasarkan laporan dari Indonesia
Investment, “Industri Pariwisata Indonesia” (2016, para. 3) sektor pariwisata
di Indonesia berkontribusi sekitar empat persen dari total perekonomian
Indonesia pada tahun 2016. Dengan keindahan alam Indonesia yang
memukau serta keaslian kearifan lokal masyarakatnya tentu membuat turis-
turis baik dari dalam maupun luar negeri tertarik untuk mengunjungi tempat-
tempat eksotis yang ada di Indonesia untuk kemudian berkontribusi dalam
menggerakan ekonomi di Indonesia.
Usaha pemerintah dalam meningkatkan industri pariwisata di Indonesia
dapat dibilang sangat baik khususnya dengan terobosan program bebas visa
ke 45 negara berdasarkan Peraturan Presiden No. 69/2015 tentang Bebas Visa
Kunjungan. Walaupun kebijakan ini berdampak pada hilangnya pendapatan
negara dari visa, tetapi diyakini dapat mendongkrak jumlah kunjungan
wisatawan asing ke Indonesia. Selain itu melalui Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif, Indonesia juga mempromosikan diri sebagai tujuan wisata
untuk turis-turis asing dengan kampanye "Wonderful Indonesia". Pemerintah
telah banyak berinvestasi dalam kampanye-kampanye promosional sejenis itu
untuk menyebarkan citra positif Indonesia kepada dunia.
Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah tersebut memberikan dampak
yang cukup besar bagi jumlah turis yang datang ke Indonesia. Hal ini dapat
dilihat dari angka kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia yang
dapat dilihat pada tabel dari Indonesia Invesment, “Industri Pariwisata
Indonesia” (2016, para. 4) berikut.
Kunjungan Wisatawan Asing di Indonesia, 2007-2015:
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
Kunjungan Wisatawan Asing di Indonesia, 2013-2016:
Sumber: BPS
Tidak hanya wisatawan asing, masyarakat Indonesia pun dewasa ini
sangat suka melakukan travelling yang menjadi sebuah tren terutama
dikalangan anak muda. Fenomena ini merupakan dampak dari bertambahnya
jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia. Tercatat menurut data
SUSENAS, selama kurun waktu 1999-2009 saja jumlah kelas menengah
meningkat hampir dua kali lipat dari 45 juta menjadi 93 juta penduduk
(Yuswohady, 2012, h. 97). Pertumbuhan ini turut memengaruhi tingkah laku
masyarakat di era digital dan media sosial untuk mengikuti tren yang sedang
digandrungi masyarakat lainnya, yaitu saah satunya kegiatan travelling.
Dengan jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia baik dari
mancanegara maupun turis lokal dalam jumlah besar setiap tahunnya,
membuat industri properti turut terkena dampak dari industri pariwisata yang
menjanjikan ini. Salah satu industri properti yang sangat berhubungan dengan
industri pariwisata ini adalah industri perhotelan. Banyak investor yang tak
segan untuk membangun hotel-hotel di Indonesia sehingga jumlah hotel di
Indonesia pun semakin melonjak. Menurut data dari STR Global, jumlah
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
tingkat hunian atau occupancy rate perhotelan di Indonesia melonjak dari 2,5
% menjadi sebesar 56,3 % di tahun 2016. (Alexander, 2016).
Peningkatan angka yang sangat fantastis dari tingkat hunian hotel
tersebut, menunjukkan bahwa memang industri pariwisata di Indonesia
dipandang sebagai sebuah aset yang sangat menguntungkan bagi para
investor untuk mengembangkan bisnisnya, terutama di bidang perhotelan di
Indonesia. Hal ini tentunya juga akan memberi dampak bagi masyarakat
Indonesia karena dapat memberikan lapangan pekerjaan di Indonesia
sehingga dapat mengurangi angka pengangguran.
Industri pariwisata yang meningkat secara pesat ini juga berdampak pada
wilayah-wilayah yang memiliki titik kedatangan wisatawan asing melalui
bandara internasional. Salah satu wilayah yang terdampak dengan pesatnya
industri pariwisata adalah kota Tangerang. Dengan adanya bandara
internasional Soekarno-Hatta di kota ini, membuat kota Tangerang menjadi
salah satu titik kedatangan wisatawan asing terbesar kedua setelah bandara
internasional Ngurah Rai di Bali dengan total kedatangan turis 2.304.275
orang pada tahun 2015.
Dengan fakta ini, kota Tangerang ikut menjadi sasaran para investor
untuk membangun bisnis properti termasuk perhotelan di kota ini. Alasannya
adalah para wisatawan asing yang tiba di kota Tangerang kebanyakan
menginap terlebih dahulu di hitel terdekat dengan bandara selama beberapa
hari sebelum kemudian melanjutkan perjalanan menuju destinasi wisata yang
mereka inginkan di Indonesia. Terlebih dengan hadirnya Terminal Tiga
Bandara Soekarno-Hatta, akan semakin membuat penumpang yang masuk ke
bandara Soekarno-Hatta kian bertambah. Hal inilah yang dipandang sangat
menguntungkan bagi investor untuk berinvestasi di bidang bisnis properti
khususnya hotel di Tangerang.
Tercatat pada tahun 2014, menurut Badan Pengendalian Lingkungan
Hidup (BPLH) Kota Tangerang, mengatakan terdapat sekitar 1.569 unit hotel
yang terdiri dari beragam kelas di Tangerang (“Wow, Kota Tangerang Punya
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
1.569 Hotel, 2014, para. 3). Pesatnya pertumbuhan hotel ini, tidak hanya
semata-mata dikarenakan Tangerang memiliki bandara internasional
Soekarno-Hatta yang menjadi tempat kedatangan para turis, tetapi juga
karena Tangerang juga memiliki banyak acara dan festival menarik serta
cagar budaya yang banyak mengandung nilai sejarah yang menarik untuk
dikunjungi oleh wisatawan.
Berdasarkan laporan dari Kepala Bidang Pariwisata Kota Tangerang,
jumlah wisatawan yang berkunjung ke Tangerang pada tahun 2016
berjumlah sekitar 536.963 orang dengan rincian 461.502 wisatawan lokal dan
75.461 wisatawan asing. Jumlah ini lebih banyak dari tahun sebelumnya yang
berjumlah 444.000 wisatawan baik dari lokal maupun mancanegara (“Jumlah
Kunjungan Wisatawan di Kota Tangerang Meningkat”, 2017, para. 2).
Dengan banyaknya jumlah hotel di wilayah Tangerang tentunya akan
membuat persaingan antarhotel tersebut sangatlah ketat. Hotel akan dituntut
untuk dapat memberikan kualitas layanan yang terbaik bagi para pengunjung
atau wisatawan yang akan menginap. Pihak hotel juga sadar bahwa produk
yang mereka tawarkan adalah layanan jasa kepada pengunjung sehingga tidak
hanya kualitas saja yang perlu mereka bangun dan tingkatkan, tetapi juga
perlu untuk membangun kedekatan dengan pengunjung sehingga dapat
menimbulkan ikatan yang saling menguntungkan akan kedua pihak.
Salah satu cara untuk membangun ikatan tersebut adalah dengan cara
membangun customer relationships management yang baik dengan
konsumen. Customer Relationship Management sendiri adalah sebuah proses
yang menggabungkan aspek-aspek seperti mengidentifikasi pelanggan,
menciptakan pengetahuan pelanggan, membangun hubungan pelanggan, dan
membentuk persepsi pelanggan dari perusahaan dan produknya (Payne dan
Frow, 2005 dikutip dalam Ed Peelan dan Rob Beltman, 2013, h. 34). Di
dalam industri, biasanya teknik atau model yang digunakan oleh perusahaan
dalam membangun hubungan dengan konsumen adalah dengan model IDIC
(Identification, Differentiate, Interact, dan Customised) (Peppers dan Rogers,
2011, h. 77-78).
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
Pada penelitian ini, penulis meneliti program loyalitas pelanggan yang
dijalankan oleh salah satu hotel yang ada di Tangerang, yaitu Hotel Swift Inn.
Hotel Swift Inn sendiri merupakan salah satu hotel yang dikembangkan oleh
Hotel Intiwhiz Hospitality Management yang memiliki review yang baik dari
situs booking hotel terkenal dengan nilai 8/10 dari situs pegipegi.com dan
7,9/10 dari situs traveloka. Lokasi hotel yang dekat dengan bandara
internasional Soekarno Hatta membuat hotel ini banyak didatangi oleh turis
yang ingin menghabiskan waktu untuk beristirahat beberapa hari setelah
melakukan perjalanan panjang ke Indonesia.
Sadar dengan persaingan yang ketat, Swift Inn Hotel merasa perlu untuk
memiliki kedekatan dengan pengunjung yang menginap untuk dapat
meningkatkan loyalitas pengunjung terhadap Swift Inn Hotel. Salah satu
loyalty program yang dimiliki oleh Swift Inn Hotel adalah program Whiz
Mate. Program ini berupa program membership bagi pengunjung yang
menginap di hotel Swift Inn dengan keuntungan berupa potongan harga untuk
menginap di jaringan hotel Inti Whiz Hospitality Management di seluruh
Indonesia sesuai dengan jumlah poin yang dimiliki. Tidak hanya itu, bagi
pemilik kartu juga akan mendapat banyak keuntungan lainnya dari program
ini yang disediakan oleh hotel Swift Inn.
Peneliti meneliti program Whiz Mate ini karena program ini merupakan
salah satu bentuk nyata dari penerapan konsep customer relationships
management di bidang perhotelan. Selain itu, dengan melihat ketatnya
persaingan industri perhotelan yang ada saat ini, program ini menjadi menarik
untuk diteliti. Selain itu, peneliti juga melakukan penelitian mengenai
program Whiz Mate untuk mengetahui bagaimana hasil dari diterapkannya
program ini di Hotel Swift Inn Tangerang.
Dengan ketertarikan peneliti terhadap program Whiz Mate yang
dijalankan oleh Hotel Swift Inn maka penulis memutuskan untuk mengambil
judul Program Whiz Mate Sebagai Strategi Customer Relationships
Management Hotel Swift Inn Tangerang Dalam Menjaga Loyalitas
Pengunjung.
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka
dapat dirumuskan masalah di dalam penelitian ini adalah bagaimana
penerapan program Whiz Mate sebagai strategi customer relationships
management Hotel Swift Inn dalam menjaga loyalitas pengunjung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas maka tujuan
di dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan
program Whiz Mate sebagai strategi customer relationships management
Hotel Swift Inn dalam menjaga loyalitas pengunjung.
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Akademis
Melalui penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran
mengenai konsep Public Relations yang diimplementasikan ke dalam
program customer relationships management.
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi
bagi lembaga profit untuk membangun strategi komunikasi pada program
customer relationship mangement.
E. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian Program Whiz Mate Sebagai Strategi Customer Relationships
Management Hotel Swift Inn Tangerang Dalam Menjaga Loyalitas
Pengunjung akan dilakukan dengan ketentuan tempat dan waktu sebagai
berikut:
Nama Lembaga : Swift Inn Hotel
Alamat : Jl. Marsekal Suryadarma, Neglasari, Tangerang, 15129
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
Bidang : Direksi Swift Inn Hotel
Waktu : 16 Mei 2017
F. Data Peneliti
Berikut adalah data peneliti secara singkat:
Nama : Rico Trisnadi
NIM : 13140110256
Alamat : Perumahan Taman Danau Indah, Pabuaran Tumpeng, Kota
Tangerang, Banten.
Telepon : 088211705939
Email : [email protected]
Perguruan Tinggi : Universitas Multimedia Nusantara
G. Jenis dan Sifat Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian Kualitatif
yakani penelitian berupa metode-metode untuk mengeksplorasi dan
memahami makna yang oleh sekelompok orang diangggap berasal dari
masalah sosial atau kemanusiaan. Proses pada penelitian ini melibatkan
beberapa kegiatan seperti pengajuan pertanyaan, pengumpulan data spesifik
dari partisipan, menganalisis data secara induktif dengan tujuan untuk
menafsirkan makna data. (Creswell, 2009, h. 4-5).
H. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode studi kasus. Metode studi kasus sendiri menurut
Sunarto (2011, h. 207) adalah metode yang menunjukkan bagaimana sesuatu
terjadi atau bekerja di dalam kehidupan dan memamhami isu yang kompleks.
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
Selanjutnya ia mengatakan bahwa lebih jauh, metode studi kasus merupakan
metode yang memberikan analisi yang mendalam tentang suatu topik dengan
mempergunakan berbagai jenis narasumber.
Lebih jauh Yin (2009 dikutip dalam Sunarto, 2011, h. 209) menjelaskan
bahwa secara spesifik, metode studi kasus digunakan untuk penelitian yang
fokus pada studi untuk menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa, studi
saat anda tidak dapat memanipulasi perilaku yang dikembangkan dalam studi,
studi saat anda ingin memasukkan kondisi kontekstual ke dalam penelitian
karena anda percaya bahwa konteks relevan dengan fenomena yang diteliti,
dan terakhir adalah fokus pada studi yang mana tidak terdapat batas yang
tegas antara fenomena dan konteks.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka penelitian ini dirasa cocok untuk
menggunakan metode studi kasus karena fokus pada penelitian ini memang
untuk menjawab pertanyaan bagaimana strategi kampanye dari Komisi
Pemberantasan Korupsi guna membangun kesadaran publik mengenai
tindakan antikorupsi.
I. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer
Dalam penelitian ini, data primer atau data utama yang digunakan
oleh peneliti ada dua yaitu melalui metode wawancara Data yang
dihasilkan dari hasil wawancara merupakan salah satu data paling penting
dalam penelitian studi kasus. Wawancara mendalam dilakukan untuk
memperoleh data primer terhadap pihak-pihak yang secara langsung
terkait dengan kasus dan dilakukan berdasarkan panduan wawancara dan
feedback dari peneliti (Yin, 2009 dikutip dalam Sunarto, 2011, h. 223).
2. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
berasal dari dokumen berupa surat, memo, agenda, pengumuman, artikel,
dan lain-lain. Data dari dokumen ini penting karena akan sangat membantu
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
peneliti untuk memverifikasi ejaan, nama, gelar, organisasi yang
kemungkinan akan disebut dalam wawancara dan juga melalui dokumen
ini nantinya akan memberi data yang spesifik dan detil, terutama jika
terjadi pertentangan dan sumber lain, serta data dari dokumentasi ini
nantinya dapat ditarik menjadi kesimpulan (Sunarto, 2011, h. 223).
J. Teknik Analisis Data
Data-data dalam studi kasus diperoleh melalui berbagai sumber
kemudian dihubungkan, dipilih, direduksi, dikonfirmasikan untuk
menemukan validitas data. Analisis data dilakukan dengan mengamati,
mengkategorikan, menyusun dan menggabungkan data-data yang telah
dikumpulkan (Sunarto, 2011, h. 225).
K. Teknik Reliabilitas dan Validitas
Dalam penelitian teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas dan
validitas data yang dihasilkan adalah dengan menggunakan prosedur
triangulasi data. Menurut Creswell (2009, h. 286) prosedur triangulasi data
adalah sebuah prosedur yang mentriangulasi atau mencari ketepatan sumber-
sumber data yang berbeda dengan memeriksa bukti-bukti yang berasal dari
sumber-sumber tersebut berupa data di lapangan, ucapan narasumber, dan
teori yang dipakai kemudian menggunakannya untuk membangun justifikasi
tema-tema secara koheren. Tema-tema yang dibangun berdasarkan sejumlah
sumber data atau perspektif dari partisipan akan menambah validitas
penelitian.
L. Materi Topik Wawancara
1. Latar Belakang diluncurkan program loyalitas Whiz Mate.
2. Tujuan dari diluncurkannya program loyalitas Whiz Mate.
3. Mekanisme penerapan program Whiz Mate.
4. Kategori publik yang disasar.
5. Cara menyampaikan informasi mengenai program Whiz Mate kepada
pengunjung.
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
6. Hal apa yang dilakukan Swift Inn Hotel dalam membangun hubungan baik
dengan pengunjung di luar program Whiz Mate.
7. Media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan program Whiz
Mate pada pengunjung
8. Cara Swift Inn Hotel untuk membedakan anggota member Whiz Mate.
9. Apa yang membedakan pengunjung dalam pengelompokkan member di
program Whiz Mate.
10. Kendala yang terjadi dalam pelaksanaan program Whiz Mate.
11. Dampak yang dialami dari program Whiz Mate terhadap Swift Inn Hotel.
M. Penutup
Penulis berharap penelitian ini dapat menambah perkembangan ilmu
Public Relations, khususnya dalam hal customer relationships management.
Secara khusus, semoga penelitian ini juga menambah referensi aplikasi
teoritis mengenai strategi customer relationships management. Oleh karena
itu, penulis pun menjamin kerahasiaan data-data Swift Inn Hotel yang
terpapar selama melakukan kegiatan penelitian. Tak lupa, penulis akan
memberikan satu hasil penelitian skripsi yang telah disyahkan Universitas
Multimedia Nusantara sebagai arsip bagi Swift Inn Hotel. Atas kesempatan
yang telah diberikan, penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya
bagi Swift Inn Hotel.
Peneliti
Tangerang, 12 Mei 2017
Rico Trisnadi
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017
Rico Trisnadi
Official Contact Email : [email protected] Mobile : 081291612248 Current address : Jalan Lebak Wangi No. 26 03/04 15129, Neglasari-Mekarsari, Tangerang
Personal Information Name : Rico Trisnadi Gender : Male Date of birth : December 6, 1995 Weight : 60 kg Height : 183 cm Nationality : Indonesia Hobby : Taekwondo Marital Status : Single
Communication science student majoring in
Public Relations.
Energetic self-starter with strong
communication skills, able to work well
independently or in a team.
Diligent and responsible, able to create and
execute complex projects and programs to
meet organizational needs.
A quick learner, able to absorb new material
with ease.
Fluent in English (oral and written).
Educational Background Multimedia Nusantara University, Tangerang, Indonesia Field of Study : Communication Science 2013 Major : Public Relations Current GPA : 3,81 ( Cumulative until 5th Semester )
Strada St. Thomas Aquino Senior High School, Tangerang, Indonesia (Graduation year: 2013)
Field of Study : Science class
Strada St. Mary II Junior High School, Tangerang, Indonesia (Graduation year: 2010)
Dharma Widya Elementary School (Graduation year: 2007)
Achievements :
Awarded Certificate for “Intermediate Graduated Class”, Grand English Course, Tangerang, 2006 Academic Scholarship from Multimedia Nusantara University in 2th semerster. Awarded Certificate from any various Seminar in College
Organizational Experience Committee of Bike For Hope Event at Serpong on 20th December 2015
Committee of event Harmoni CSR at Multimedia Nusantara University on Mei 2015
Program Whizmate Sebagai..., Rico Trisnadi, FIKOM UMN, 2017