Sains Dalam Al-qur'An

download Sains Dalam Al-qur'An

of 14

Transcript of Sains Dalam Al-qur'An

SAINS DALAM AL-QURAN

MAKALAH Dosen pembimbing : Hj. Moh. Abbas, M.Pd

OLEH : Luun nadhifah (086020194) MUAMALAT

2010

Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat-Nya makalah ini bisa terselesaikan dengan baik meskipun ada beberapa kekurangan didalamnya. Dalam makalah ini pada dasarnya membahas tentang SAINS DALAM ALQURAN yang dimana Sains dalam Al-Quran disini adalah pembuktian bahwa alam semesta ciptaan Allah semata!!. Dalam Al-quran sendiri terkandung berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat kita gali dan kita dalami secara ilmiah agar dapat diambil manfaatnya, beberapa ilmu pengetahuan yang terdapat dalam Al quran adalah yang berhubungan dengan ilmu filsafat, matematika, biologi, ekonomi, strategi dan kepemimpinan serta ilmu geologi. Yang dapat bermanfaat jika kita pelajari dan kita galih hikmah-hikmahnya yang terkandung didalamnya. Dengan makalah ini, penulis harapkan dapat menambah referensi pemikiran kita tentang pengetahuan-pengetahuan dalam al-quran serta semoga bermanfaat khususnya bagi teman-teman mahasiswa dan siapapun yang membaca makalah ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis sangat terbuka menerima kritik dan saran yang membangun. dan mengucap terima kasih telah membaca makalah ini.

Februari 2010

Penulis

Daftar isi ; Kata pengantar. Bab I Pendahuluan I.I Latar belakang masalah I.2 Rumusan masalah I.3 Tujuan makalah Bab II Pembahasan 2.1 Sains dan ILmu pengetahuan dalam Al-Quran terhadap manusia 2.2 Sains islam dengan sains Kristen 2.3 Sains membuktikan kebenaran Al-Quran 2.4 Satu contoh lagi sains dalam Al-Quran 2.5 Hubungan manusia, Al-Quran, Sains Bab III Penutup 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran Daftar pustaka Lampiran

BAB I PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya Al-Quran, memang bukanlah buku ilmu pengetahuan, namun Al-

Quran penuh dengan isyarat tentang ilmu pengetahuan, untuk itu dapat dipahami bahwa hakekat ilmu pengetahuan untuk mencari kebenaran (secara ilmiah). Padahal dalam Al-Quran hakikat ilmu pengetahuan bukan semata-mata untuk mencari kebenaran secara ilmiah saja, melainkan juga untuk mendapatkan petunjuk (hudan), tanda-tanda (ayat), kebijaksanaan (hikmah) dan rahmat (rahmah). Dalam konteks pengembangan ilmu pengetahuan, wahyu memegang peranan penting, manakala manusia biasa tidak lagi mampu mengungkap kebenaran melalui pengamatan maupun penalaran, dikarenakan ada beberapa hal yang memang tidak mungkin indera atau rasio (logika) dapat mengungkapkannya. Oleh karena manusia biasa tidak bisa atau tidak dapat menerima wahyu sebagaimana para Nabi dan Rasul, maka diturunkanlah Al-Quran melalui Rasulullah Muhammad s.a.w, sebagai wahana konsultatif untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Al Qur'an adalah kalam Allah Yang Maha Kuasa, Pencipta segala sesuatu dari ketiadaan. Dialah Tuhan yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Apa yang menjadi kewajiban manusia adalah untuk berpegang teguh pada kitab suci yang Allah turunkan ini, dan menerimanya sebagai satu-satunya petunjuk hidup. Dalam salah satu ayat, Allah menyeru kita: "Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (Al Qur'an, 6:155) Ilmu (sains) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Semua yang telah kita pelajari sejauh ini memperlihatkan kita akan satu kenyataan pasti: Al Qur'an adalah kitab yang di dalamnya berisi berita yang kesemuanya terbukti benar. Fakta-fakta ilmiah serta berita mengenai peristiwa masa depan, yang tak mungkin dapat diketahui di masa itu, dinyatakan dalam ayat-ayatnya. Mustahil informasi ini dapat diketahui dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi masa itu. Ini

merupakan bukti nyata bahwa Al Qur'an bukanlah perkataan manusia. Serta juga didalam Al Qur'an terdapat banyak kecocokan dengan fakta sains. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana perkembangan sains dan ilmu pengetahuan dalam al-quran terhadap manusia? 2. Bagaimana sains islam dengan sains Kristen? 3. Bagaimana sains membuktikan kebenaran Al-Quran? 4. Bagaimana satu contoh sains dalam Al-Quran? 5. Bagaimana hubungan manusia, Al-Quran, dan Sains 1.3 TUJUAN MAKALAH 1. Untuk mengetahui hubungan sains dengan Al-Quran 2. Untuk mengetahui sains islam dan sains kristen 3. Mengetahui hubungan kejadian-kejadian fakta dengan ayat-ayat Al-Quran 4. Mengetahui kebenaran fakta dengan Al-Quran

BAB II PEMBAHASAN

2.1

SAINS DAN ILMU PENGETAHUAN Sains dan ilmu pengetahuan adalah merupakan salah satu isi pokok kandungan

kitab suci al-Quran. Bahkan kata ilmu itu sendiri disebut dalam al-Quran sebanyak 105 kali, tetapi dengan kata jadiannya ia disebut lebih dari 744 kali. Sains merupakan salah satu kebutuhan agama Islam, betapa tidak setiap kali umat Islam ingin melakasanakan ibadah selalu memerlukan penentuan waktu dan tempat yang tepat, umpamanya melaksanakan shalat, menentukan awal bulan Ramadhan, pelaksanaan haji semuanya punya waktu-waktu tertentu dan untuk mentukan waktu yang tepat diperlukan ilmu astronomi. Maka dalam Islam pada abad pertengahan dikenal istilah sains mengenai waktu-waktu tertentu. Banyak lagi ajaran agama yang pelaksanaannya sangat terkait erat dengan sains dan teknelogi, seperti untuk menunaikan ibadah haji, bedakwah menyebarkan agama Islam diperlukan kendraan sebagai alat transportasi. Allah telah meletakkan garis-garis besar sains dan ilmu pengetahuan dalam al-Quran, manusia hanya tinggal menggali, mengembangkan konsep dan teori yang sudah ada, antara lain sebagaimana terdapat dalam Q.S Ar-Rahman: 55/33 yang artinya : Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan Ayat di atas pada masa empat belas abad yang silam telah memberikan isyarat secara ilmiah kepada bangsa Jin dan Manusia, bahwasanya mereka telah di persilakan oleh Allah untuk mejelajah di angkasa luar asalkan saja mereka punya kemampuan dan kekuatan (sulthan); kekuatan yang dimaksud di sini sebagaimana di tafsirkan para ulama adalah ilmu pengetahuan atau sains dan teknelogi, dan hal ini telah terbukti di era medern sekarang ini, dengan di temukannya alat transportasi yang mampu menembus angksa luar bangsa-bangsa yang telah mencapai kemajuan dalam bidang sains dan teknologi telah berulang kali melakukan pendaratan di Bulan, pelanet Mars, Juipeter dan pelanet-pelanet lainnya. Kemajuan yang telah diperoleh oleh bangsa-bangsa yang maju (bangsa barat) dalam bidang ilmu pengetahuan, sains dan teknologi di abad modern ini, sebenarnya merupakan kelanjutan dari tradisi ilmiah yang telah dikembangkan oleh ilmuan-ilmuan muslim pada abad pertengahan atau dengan kata lain ilmuan muslim banyak

memberikan sumbangan kepada ilmuwan barat, hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Badri Yatim dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam kemajuan Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam yang masuk ke Eropa melalui Spanyol dan ini di akui oleh sebagian mereka. Sains dan teknologi baik itu yang ditemukan oleh ilmuan muslim maupun oleh ilmuwan barat pada masa dulu, sekarang dan yang akan datang, itu semua sebagai bukti kebenaran informasi yang terkandung di dalam al-quran, karena jauh sebelum peristiwa penemuan-penemuan itu terjadi Al-Quran telah memberikan isyarat-isyarat tentang hal itu, dan ini termasuk bagian dari kemukjizatan al-Quran, dimana kebenaran yang terkandung didalamnya selalu terbuka untuk dikaji, didiskusikan, diteliti, diuji dan dibuktikan secara ilmiyah oleh sipa pun. 2.2 Sains Islam dengan Sains Kristen Allah SWT. telah menganugrahkan akal kepada manusia, suatu anugrah yang sangat berharga, yang tidak diberikan kepada makhluk lain, sehingga umat manusia mampu berpikir kritis dan logis. Agama Islam datang dengan sifat kemuliaan sekaligus mengaktifkan kerja akal serta menuntunnya kearah pemikiran Islam yang rahmatan lilalamin. Artinya bahwa Islam menempatkan akal sebagai perangkat untuk memperkuat basis pengetahuan tentang keislaman seseorang sehingga ia mampu membedakan mana yang hak dan yang batil, mampu membuat pilihan yang terbaik bagi dirinya, orang lain, masyarakat, lingkungan, agama dan bangsanya. Sains Islam bukanlah suatu yang terlepas secara bebas dari norma dan etika keagamaan, tapi ia tetap dalam kendali agama, ia tumbuh dan berkembang bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya Islam . Karena antara agama dan sains dalam Islam tidak ada pemisahan, bahkan sains Islam bertujuan untuk menghantarkan seseorang kepada pemahaman yang lebih mendalam terhadap rahasi-rahasia yang terkandung dalam ayat-ayat Allah, baik ayat qauliah maupun ayat kauniah melalui pendayagunaan potensi nalar dan akal secara maksimal. Sains Islam tetap merujuk kepada sumber aslinya yakni Al-Quran dan Hadits, tidak hanya berpandu kepada kemampuan akal dan nalar semata, tetapi perpaduan antara dzikir dan fikir, sebab bila hanya akal dan nalar yang menjadi rujukan, maka tidak jarang hasil temuannya bertentangan ajaran agama atau disalah gunakan kepada hal-hal yang menyimpang dari norma-norma dan ajaran agama. Hasil penemuan tersbut bisa-bisa tidak mendatangkan manfaat tepi malah mendatangkan mafsadah, kerusakan, dan bencana di sana sini.

Berbeda halnya dengan sains dan ilmu pengetahuan dalam agama Kristen, dalam agama Kristen sains dan ilmu pengetahuan tidak ada ikatan dengan agama, karena antara Gereja dan ilmuan ada pertentangan yang sangat tajam sebagaimana kita dapati dalam fakta sejarah dihukum matinya seorang ilmuan Galileo Galilei (1564-1050M) hanya disebabkan pendapatnya berbeda dengan Gereja pada ketika itu. Para ilmuan Kristen dalam melakukan riset pengembangan keilmuannya tidak ada panduan wahyu sama sekali, maka tidak jarang atau sering kali hasil penemuan ilmiyah mereka tidak sejalan dengan etika moral keagamaan, menyimpang dari ajaran agama dan hal ini dimaklumi karena akal punya keterbatasan untuk mengungkapkan nilai-nilai kebenaran bila tidak didukung dan dipandu oleh wahyu. Agama, sains dan ilmu pengetahuan dalam agama Kristen berjalan sendiri-sendiri tidak ada keterikatan antara keduanya.

Karekteristik dari sains Islam adalah keterpaduan antara potensi nalar, akal dan wahyu serta dzikir dan fikir, sehingga sains yang dihasilkan ilmuan Muslim betul-betul Islami, bermakna, membawa kesejukan bagi alam semesta, artinya mendatangkan manfaat dan kemaslahatan bagi kepentingan umat manusia sesuai dengan misi Islam rahmatan lilalamin. Sains Islam selalu terikat dengan nilai-nilai dan norma agama dan selalu merujuk kepada Al-Quran dan Sunnah, dan ia membantu menghantarkan para penemunya kepada pemahaman, keyakinan yang lebih sempurna kepada kebenaran informasi yang terkandung dalam ayat-ayat Allah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada Allah, mengakui keagungan, kebesaran, dan kemaha kuasan-Nya.

2.3

Sains membuktikan kebenaran ayat Al-Quran Seorang guru besar/ahli bedah kenamaan Prancis, Prof. Dr. Maurice Bucaille,

masuk Islam secara diam-diam. Sebelumnya ia membaca dalam Al-Quran, bahwa Firaun itu mati karena tenggelam di laut (dengan shock yang berat) dan jasadnya oleh Allah diselamatkan (Yunus:92). Dicarinya mumi Firaun itu; dan setelah ketemu, dilakukannya bedah mayat. Hasilnya membuat ia terheran-heran, karena sel-sel syaraf Firaun menunjukan bahwa kematiannya benar akibat tenggelam di laut dengan shock yang hebat. Menemukan bukti ini, ia yakin kalau Al-Quran itu wahyu Allah. Prof. Dr. Maurice Bucaille mengatakan bahwa semua ayat-ayat Al-Quran masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Ia pun lantas masuk Islam.

Ir. RHA. Syahrul Alim Msc dalam bukunya Menuju Persaksian, menjelaskan tentang beberapa penemuan ilmu pengetahuan yang menakjubkan, yang sebenarnya telah disiratkan dalam Al-Quran: yaitu antara lain: - Keadaan bagian Bumi Bumi yang kita tempati ini, adalah suatu planet yang kurang lebih berbentuk bola raksasa. Bagian luar dari bola bumi yang berupa tanah dan batuan mempunyai kerapatan kira-kira 3 gram/cc. Makin jauh kedalam bumi ternyata makin besar rapatnya dan makin tinggi pula temperaturnya. Pada kira-kira 50 Km dari permukaan bumi maka temperaturnya mencapai kira-kira 1500 oC dan rapatnya kira-kira 3,5 gram/cc. Pada jarak kira-kira 3000 km ke dalam bumi rapatnya akan mencapai nilai 9,7 gram/cc dan suhunya kira-kira 5000 oC. Bagian ini disebut teras bumi. Di pusat bumi rapatnya akan naik lagi sehingga mencapai kira-kira 13 gram/cc dan suhunya ditaksir kira-kira 7000 oC Bagaimana halnya jika pada suatu ketika bumi berkesempatan memuntahkan isinya yang berat dan panasnya itu? Ia akan mengejutkan seluruh umat manusia, dan akan mengakibatkan kehancuran serta kemusnahan semua kehidupan di muka bumi. Dan ini berarti hari akhir bagi semua manusia. Allah memberitahukan peristiwa yang akan terjadi pada hari kiamat itu: Jika bumi diguncangkan dengan sehebat-hebatnya dan bumi mengeluarkan isi-isinya yang berat (Az-Zilzal:1-2) Dan jika bumi diulurkan (dikembangkan) dan bumi memuntahkan isi-isinya, dan menjadi kosonglah ia. (Al-Insyiqoq:3-4) Firman-firman di atas sesuai sekali dengan apa yang telah diketahui oleh manusia sekarang ini tentang isi (bagian dalam) bumi, seperti diterangkan di atas

2.4

Satu contoh lain sains dalam Al-Quran QS An-Naml ( 27:88) ( the dynamic of earth) yang menerangkan bagaimana Allah

menjadikan gunung-gunung dapat berjalan bagaikan awan sehingga membuat bumi tetap kokoh sedangkan manusia tidak mengetahui . Dalam sains modern, gunung merupakan bagian dari kerak bumi yang sangat tebal yang dihasilkan dari berbagai macam proses. Dalam kajian ilmiah ada dua hipotesis utama yang menjelaskan tentang formasi dan pembentukan gunung. Pertama, tektonik secara vertikal, hipotesis ini menyatakan gerakan vertikal lebih banyak terjadi pada kerak bumi. Kedua, tektonik secara horisontal, hipotesis ini menjelaskan bahwa sebagian besar gerakan tanah yang menyebabkan pembentukan gunung bersifat

horisontal dan secara langsung berhubungan dengan lempengan tektonik dan apungan benua (drifting continent). Dalam kajian ilmiah gunung hanyalah sebuah landform yang sangat tinggi yang terbentuk dari lempengan-lempengan tektonik, namun quran dalam menjelaskan tentang gunung memiliki pandangan yang berbeda, Al-Quran mengungkapkan bahwa gunung sebagai stabilisator bumi yang menjaga agar bumi tidak bergerak dan bergeser, sehingga quran menyatakan bahwa gunung sebagai pasak bumi yang menjulang dari atas hingga kebawah (kerak bumi), dan fakta yang diungkapkan oleh Al quran selama kurang lebih 1400 tahun yang lalu baru dapat diungkapkan pada pertengahan abad ke19 oleh seorang ilmuan bernama George Airy (1865), hal tersebut ketika ia menyadari bahwa massa gunung yang berada diatas permukaan laut diganti dengan defisiensi massa dalam bentuk akar utama yang menopang gunung tersebut. 2.5 Hubungan Manusia, AL-Quran dengan Sains Sebagaimana telah kita ketahui bahwa menurut Al-Quran, manusia adalah makhluk yang berpotensi untuk menguasai ilmu pengetahuan. Allah lah yang mengajari manusia semua hal yang sebelumnya tidak diketahuinya: Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S Al-Alaq 96: 5) Kemanusiaan manusia (insatiyyatul-insaniyah) diukur antara lain oleh interaksinya dengan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, berkali-kali dikemukakan dalam Al-Quran yang menghasilkan ilmu (afala yandzuruna, afala taqiluna, dan sebagainya). Manusia diangkat sebagai khalifah-Nya dibedakan dari makhluk yang lain karena ilmu pengetahuan: Dan dia maengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman:Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar.(Q.S AlBaqarah [2]: 31) Dan manusia yang paling ideal dalam pandangan Al-Quran adalah manusia yang mencapai derajat ketinggian iman dan ilmu pengetahuan: Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Mujadilah [58]: 11) Hanya, perlu diingat bahwa tujuan utama dari kepemilikan ilmu pengetahuan tidak semata-mata untuk mencerdaskan akal pikiran, mempunyai kemampuan berdebat dan

berdiskusi, tetapi untuk meningkatkan keimanan dan keyakinan kepada Allah Swt., sebagaimana firmanya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):Ya Tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S Ali Imran 3: 190-191) Ilmu pengetahuan, menurut Al-Quran, dapat diperoleh melalui berbagai macam cara. Diantaranya melalui indra, seperti sama (pendengaran) yang biasanya bersifat verbal, dan bashar (penglihatan) yang biasanya menghasilkan ilmu pengetahuan yang bersifat observasional dan eksperimental. Selain itu, ada beberapa contoh yang dapat dikemukakan, misalnya Allah Swt. mengajari Qabil cara mengubur mayat melalui perantaraan burung gagak. Semangat Al-Quran dalam mendorong umat Islam untuk bekerja sungguh-sunguh pada pencarian ilmu harus terus disosialisikan hal ini karena dunia masa kini, apalagi masa depan, adalah dunia yang dikuasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Siapa yang menguasai keduanya, secara lahiriah akan menguasai dunia. Jika dikatakan ilmu pengetahuan merupakan infrastruktur, keduanya akan menentukan suprastruktur dunia internasional, termasuk kebudayaan, moral, hokum dan juga perilaku keagamaan.

BAB III PENUTUP

3.1

KESIMPULAN Setelah penulis menjelaskan dari semua keterangan di atas, maka sebagai akhir

dari makalah ini penulis akan menyimpulkan bahasan dari makalah sebagai berikut: Dalam Al-Quran terdapat banyak sekali ayat-ayat yang menerangkan tentang berbagai macam ilmu, baik itu ilmu agama maupun ilmu umum, sehingga jika dikatakan bahwa quran berlaku sepanjang zaman maka hal tersebut adalah benar, karena dalam quran terdapat ilmu-ilmu yang sebenarnya telah lama diungkapkan oleh quran, namun baru dapat dijelaskan oleh manusia ratusan tahun kemudian, sehingga kita selaku generasi muda muslim seharusnya mempelajari quran tidak hanya mempelajari tentang tata bahasa semata, namun kita juga harus bisa mengungkap ilmu-ilmu yang ada didalamnya untuk dimanfaatkan dalam kehidupan kita. Sains-sains yang ada di dunia ini tergolong pertama muncul ialah berdasarkan AlQuran, dan penerusannya oleh manusia dengan berbagai penemuan-penemuan hal baru di bumi. Al-Quran ialah peletak dasar dari berbagai pengetahuan sains.

3.2

SARAN 1. Sudah saatnya para manusia menyadari sepenuhnya bahwa betapa pun hebatnya manusia sehingga dapat menguasai alam ini. pada hakikatnya tetap adalah mahluk yang lemah yang penuh denga keterbatasan, untuk itu dengan kemajuan yang diperoleh hendaknya tidak untuk menyombongkan diri serta menjauhi Sang Maha Pencipta Seluruh Alam Semesta. 2. Telah dikemukakan, bahwa Al-Quran bukanlah penghambat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan Al-Quran sebagai nara sumber yang dijadikan landasan berpikir oleh ilmuwan muslim pada masa lalu. Karena itu, hendaknya mendapat perhatian yang serius untuk dikaji kembali bukan hanya ayat-ayat tersurat saja, melainkan juga mempelajari pada ayat yang tersirat berupa fenomena alam dan isinya. Sesungguhnya sebaik-baik penyembahan (ibadah) kepada Allah adalah berupaya menunjukkan manusia

kepada rahasia-rahasia ciptaan-Nya, dan menemukan kebenaran-kebenaran yang ada pada dirinya serta pada alam kosmik yang ada di sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA Al-Quran Tafsir Ibn Katsir, Gema Insani Press, Jakarta 1999. http://afitchan.multiply.com/journal/item/24/AyatAyat_Quran_yang_Berhubungan_dengan_Geologi http://www.keajaibanalquran.com/earth_winds.html Wikipedia bahasa Indonesia, insiklopedia bebas http://ayat-ayatsains.blogspot.com/2008/10/hubungan-al-quran-dengan-sainsbagi_26.html