Sahli, Cyanmeth, Gol Darah

6
PEMBAHASAN : Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein khusus yang ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan CO 2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia. Hemoglobin bisa saja berada dalam keadaan terlarut langsung dalam plasma. Akan tetapi kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen tidak bekerja secara maksimum dan akan mempengaruhi pada faktor lingkungan. Pada kegiatan praktikum kali ini telah dilakukan beberapa uji sampel kepada beberapa mahasiswi yang melakukan praktikum. Pada praktikum kali ini, digunakan 2 metode, metode cyanmethomoglobin dan metode sahli. Interpretasi hasil : Nilai normal kadar haemoglobin metode cyanmethomoglobin : Wanita Pria Anak Bayi baru lahir Dengan metode Sahli kadar Hb terendah ada pada kelompok 6 yaitu 10.02 gr/dl. Sedangkan kadar Hb tertinggi ada pada kelompok 3 yaitu 15.6 gr/dl. Sedangkan kadar Hb kelompok yang lain berada di range antara 10.02 – 15.6 gr/dl yaitu kelompok 1 sebesar 11.8 gr/dl, kelompok 2 sebesar 13 gr/dl, kelompok 4 sebesar 11.4 gr/dl, kelompok 5 sebesar 14.4 gr/dl, kelompok 7 sebesar 11.6 gr/dl, kelompok 8 sebesar 13 gr/dl, kelompok 9 sebesar 14 gr/dl dan kelompom 10 sebesar 10.4 gr/dl. Penetapan kadar Hb Sahli merupakan cara yang tidak teliti. Tetapi cara ini masih dipakai dilaboratorium kecil yang tidak mempunyai peralatan yang lengkap untuk penetapan kadar hemoglobin. Metode sahli merupaan satu cara penetapan hemoglobin secara visual. Darah

description

Metode yang digunakan untuk menghitung Hb

Transcript of Sahli, Cyanmeth, Gol Darah

Page 1: Sahli, Cyanmeth, Gol Darah

PEMBAHASAN :

Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein khusus yang ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia. Hemoglobin bisa saja berada dalam keadaan terlarut langsung dalam plasma. Akan tetapi kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen tidak bekerja secara maksimum dan akan mempengaruhi pada faktor lingkungan. Pada kegiatan praktikum kali ini telah dilakukan beberapa uji sampel kepada beberapa mahasiswi yang melakukan praktikum. Pada praktikum kali ini, digunakan 2 metode, metode cyanmethomoglobin dan metode sahli.

Interpretasi hasil :

Nilai normal kadar haemoglobin metode cyanmethomoglobin :

Wanita

Pria

Anak

Bayi baru lahir

Dengan metode Sahli kadar Hb terendah ada pada kelompok 6 yaitu 10.02 gr/dl. Sedangkan kadar Hb tertinggi ada pada kelompok 3 yaitu 15.6 gr/dl. Sedangkan kadar Hb kelompok yang lain berada di range antara 10.02 – 15.6 gr/dl yaitu kelompok 1 sebesar 11.8 gr/dl, kelompok 2 sebesar 13 gr/dl, kelompok 4 sebesar 11.4 gr/dl, kelompok 5 sebesar 14.4 gr/dl, kelompok 7 sebesar 11.6 gr/dl, kelompok 8 sebesar 13 gr/dl, kelompok 9 sebesar 14 gr/dl dan kelompom 10 sebesar 10.4 gr/dl.

Penetapan kadar Hb Sahli merupakan cara yang tidak teliti. Tetapi cara ini masih dipakai dilaboratorium kecil yang tidak mempunyai peralatan yang lengkap untuk penetapan kadar hemoglobin. Metode sahli merupaan satu cara penetapan hemoglobin secara visual. Darah diencerkan dengan larutan HCL sehingga hemoglobin berubah menjadi hematin asam. Untuk dapat menentuan kadar hemoglobin dilakukan dengan mengencerkan larutan campuran tersebut dengan aquades sampai warnanya sama dengan warna batang gelas standart. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks eritrosit.

Sumber kesalahan yang sering terjadi :

Kemampuan untuk membedaan warna tidak sama, serta sumber cahaya yang kurang baik didalam laboratorium.

Peralatan kurang bersih Kolorimetri visual bukanlah cara yang teliti Tidak dapat distandardkan

Page 2: Sahli, Cyanmeth, Gol Darah

Pemipetan yang kurang akurat. Tidak semua hemoglobin berubah menjadi hematin asam seperti karboksihemoglobin,

methemoglobin, sulfahemoglobin.

Warna gelas standar pucat / kotor dan lain sebagainya

Penyesuaian warna larutan yang diperiksa dalam komparator kurang akurat.

Internasional Committe for Standarization in Hematology (ICSH) merekomendasikan metode sianmethemoglobin, sebab selain mudah dilakukan juga mempunyai standar yang stabil dan hampir semua jenis hemoglobin terukur kecuali sulfahemoglobin. Penetapan kadar Hb metode ini sangatlah dianjurkan, ketelitian pada metode Cyanmethhemoglobin +- 2 %.

Dengan metode cyanmethemoglobin kadar Hb terendah ada pada kelompok 4 yaitu 10.97 gr/dl. Sedangkan kadar Hb tertinggi ada pada kelompok 5 yaitu 17.11 gr/dl. Sedangkan kadar Hb kelompok yang lain berada di range antara 10.97 – 15.6 gr/dl yaitu kelompok 1 sebesar 11.34 gr/dl, kelompok 2 sebesar 14.57 gr/dl, kelompok 3 sebesar 11.48 gr/dl, kelompok 6 sebesar 11.22 gr/dl, kelompok 7 sebesar 12.144 gr/dl, kelompok 8 sebesar 14.42 gr/dl, kelompok 9 sebesar 14.6 gr/dl dan kelompok 10 sebesar 11.37 gr/dl.

Kadar Hb 10.97 gr/dl, 11.34 gr/dl, 11.48 gr/dl, 11.22 gr/dl dan 11.37 gr/dl menunjukkan bahwa mahasiswi mengalami anemia, karena kadar Hb mereka <12 gr/dl yang merupakan batas bawah nilai normal haemoglobin. Sedangkan kadar Hb sebesar 14.57 gr/dl, 12.144 gr/dl, 14.42 gr/dl dan 14.6 gr/dl merupakan nilai normal kadar haemoglobin, sehingga bisa dikatakan bahwa mahasiswi tidak mengalami anemia. Namun pada kelompok 5, kadar Hb justu lebih tinggi dari nilai normal (12-16 gr/dl) yaitu 17.11 gr/dl. Hal ini mungkin disebabkan saat pembacaan absorban karena alat yang digunakan kurang bersih, karena kesalahan praktikan atau karena dehidrasi atau pada penderita penyakit tertentu.

Masalah Klinis akibat penurunan atau peningkatan kadar haemoglobin :

· Penurunan kadar : anemia (defisiensi besi, aplastik, hemolitik, dsb), perdarahan hebat, leukemia,

kanker (usus besar, usus halus, rektums, hati, tulang, dsb), thalasemia, penyakit ginjal, penyakit Hodgkin,

kehamilan, sarkoidosis, kelebihan cairan intra-vena dan pengaruh obat : antibiotik (kloramfenikol

[chloromycetin], penisilin, tetrasiklin), aspirin, antineoplastik, doksapram (dopram), derivat hidantoin,

vitamin A dosis besar, hidralazin (Apresoline), indometasin (Indocin), inhibitor MAO, primakuin,

rifampin, sulfonamid, trimetadion (Tridione).

· Peningkatan kadar : dehidrasi/hemokonsentrasi, polisitemia, daerah dataran tinggi, chronic heart

failure (CHF), luka bakar yang parah. Pengaruh obat : gentamisin, metildopa (Aldomet).

Sumber kesalahan dalam metode ini antara lain :

Terjadinya jendalan darah Leukositosis berat mempengaruhi pengukuran lebih rendah dari seharusnya Tidak tepat memipet pada saat mengambil darah

Page 3: Sahli, Cyanmeth, Gol Darah

Pemipetan pereaksi yang tidak akurat Fotometer yang kurang baik

Berdasarkan tabel di atas dapat di peroleh data bahwa siswa yang memiliki golongan

darah A,B,AB,O,adalah sebagai berikut :

         Golongan darah A ada sebanyak :3 yang mengumpal pada anti A

         Golongan Darah B ada sebanyak: -

         Golongan darah AB ada sebanyak:3 yang menggumpal anti A dan B

         Golongan darah O ada sebanyak : 4 yang menggumpal tidak keduanya

Golongan darah A yaitu pada gelas obyek ditetesi dengan serum anti-A dan serum anti-B pada sisi

A dan B, gelas obyek pada sisi A (yang ditetesi dengan serum anti-A) mengalami aglutinasi. Dengan kata

lain , darah mahasiswi mempunyai aglutinogen A yang bereaksi dengan serum anti-A.

Golongan darah AB yaitu pada gelas obyek saat tetesan darah probandus ditetesi dengan serum

anti-A dan serum anti-B, keduanya mengalami penggumpalan. Penggumpalan itu terjadi karena darah

probandus mempunyai aglutinogen A dan aglutinogen B yang bereaksi dengan antibodi (aglutinin) yang

dikenal dengan anti-A dan anti-B tersebut.

Golongan darah O yaitu pada saat darahnya ditetes dengan serum anti-A dan anti-B, keduanya

tidak mengalami penggumpalan. Tidak terjadinya penggumalan itu dikarenakan pada darah probandus

pertama tidak mempunyai aglutinogen A dan aglutinogen B.

Berdasarkan hal ini, golongan darah penting sekali untuk diperhatikan, terutama dalam

transfusi darah. Golongan darah seseorang harus diperiksa terlebih dahulu sebelum melakukan

transfusi darah baik darah si pemberi (donor) maupun si penerima (resepien) untuk menghindari

terjadinya penggumpalan atau aglutinasi.

Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil bahwa Rh semua mahasiswi + (positif). Status Rh ini menggambarkan adanya partikel protein di dalam sel darah seseorang. Bagi yang ber-Rh negatif berarti ia kekurangan faktor protein dalam sel darah merahnya. Sedangkan yang ber-Rh positif memiliki protein yang cukup. Jenis darah diturunkan oleh kedua orangtua kepada anaknya.

Bila ibu mempunyai Rh negatif dan ayah positif, kehamilan dan janin dalam kandungan bisa dihadang masalah. Kehadiran janin sendiri di tubuh ibu merupakan benda asing, apalagi jika Rh janin tak sama dengan Rh ibu. Secara alamiah tubuh bereaksi dengan merangsang sel darah merah (eristrosit) membentuk daya tahan atau antibodi berupa zat anti Rh untuk melindungi tubuh ibu sekaligus melawan ‘benda asing’ tersebut. Inilah yang menimbulkan ancaman pada janin yang dikandung.

Page 4: Sahli, Cyanmeth, Gol Darah

KESIMPULAN :

1. Dalam pennetuan kadar HB, metode cyanmethemoglobin lebih akurat dibandingkan metode sahli, disebabkan karena metode sahli membutuhkan ketelitian visualisasi dalam mebandingkan warna yang diperoleh, sedangkan metode cyanmethemoglobin keakuratan lebih bagus, sehingga menjadi metode rujukan.

2. Masih banyak mahasiswi yang mengalami anemia karena kadar haemoglobinnya < 12 mg/dl dan ada mahasiswi yang kadar haemoglobinnya meningkat melibihi batas normal (> 16 mg/dl). Kadar haemoglobin terendah yaitu 10.97 gr/dl dan tertinggi adalah 17.11 gr/dl.

3. Kadar hemoglobin yang tinggi disebabkan karena keadaan hemokonsentrasi akibat dari dehidrasi, sedangkan kadar hemoglobin rendah berkaitan dengan berbagai masalah klinis. Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin tidak selamanya meningkat atau menurun secara bersamaan.

4. Penentuan golongan darah didasarkan pada penggumpalan serum anti-A dan serum anti-B terhadap ……………………………

5. Semua mahasiswi memiliki Rh positif memiliki protein cukup.

SUMBER :

http://imamri.wordpress.com/tag/penentuan-kadar-hb-metode-sahli/

http://tentang19kita.blogspot.com/2012/12/penetapan-kadar-hemoglobin-metode-sahli.html

http://ochenbiofisiologi.blogspot.com/2012/01/laporan-hemoglobin.html

  Sadikin, M. & Jusman, S.W. 1998. Penuntun Praktikum Biokimia. Jakarta ; FKUI Jakarta.

Gandasoebrata, R. 2004. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta ; Dian Rakyat

http://anjar-rhesye.blogspot.com/

http://kunbiology.blogspot.com/2013/05/laporan-biodas-golongan-darah-pada.html

Pratiwi, D.A. 2006. Biologi. Jakarta : ErlanggaSloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGChttp://riskawati.wordpress.com/2008/09/22/rhesus-negatif-vs-rhesus-positif/

http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah